You are on page 1of 45

PROSES PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

DI KSPPS (KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN


SYARIAH) BMT BUS CABANG KRADENAN

Kerja Praktek

Disusun Oleh:

Septian Haris Ginanjar

A.3.4.17.00.10

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI NIAGA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS SULTAN FATAH

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktek kerja lapangan (PKL) dengan tepat waktu.

Laporan pkl ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan


akademik dalam menyelesaikan studi pendidikan ekonomi , Jurusan
Administrasi Niaga, Fakultas Ekonomi dan ilmu Sosial, Universitas Sultan Fatah
Demak.

Laporan ini terwujud atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Suemi, Msi selaku Rektor Unisfat

2. Teguh Edhy Wibowo, SE, MM selaku dekan fakultas Ekonomi dan


Ilmu Sosial.

3. Dyah Kusumawati, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing

4. Orang tua yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

5. Teman-teman pendidikan yang yang senantiasa memberikan saran


dalam penyusunan PKL ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


laporan ini oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak demi perbaikan dan kesempurnaan laporan praktik kerja lapangan. Penulis
juga mengharapkan semoga ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
diwaktu yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3

1.3 Tujuan Laporan Kerja Lapangan........................................................................3

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan.......................................................................3

1.5 Metode Penelitian...............................................................................................3

1.6 Sistematika Penulisan........................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................7

LANDASAN TEORI........................................................................................................7

2.1 Lembaga Keuangan............................................................................................7

2.2 Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)............................................................................11

2.3. Pembiayaan Bermasalah.......................................................................................14

BAB III............................................................................................................................18

ANALISIS DESKRIPTIF...............................................................................................18

3.1 Data Umum............................................................................................................18

3.2 Data Khusus...........................................................................................................32

BAB IV............................................................................................................................38

KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................38

iii
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................38

4.2 Saran...........................................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................39

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Kasmir (2010), Lembaga Keuangan adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, menghimpun dana dan menyalurkan dana
maupun kedua-duanya. Artinya kegiatan yang dijalankan oleh lembaga
keuangan, kegiatannya dapat hanya menghimpun dana saja tau hanya
menyalurkan dana tau bahkan dapat kedua-duanya menghimpun dana dan
menyalurkan dana. Menurut sistem keuangan yang ada dalam operasional
lembaga keuangan terbagi menjadi dua bentuk yaitu lembaga keuangan
konvensional dan lembaga keuangan syariah.

Lembaga keuangan syariah sangat berbeda dengan lembaga keuangan


konvensional baik dari tujuan, mekanisme, kekuasaan, ruang lingkup maupun
tanggung jawabnya. Lembaga keuangan syariah merupakan lembaga keuangan
yang bukan hanya berorientasi pada bisnis namun juga sosial. Lembaga ini
terlahir karena kesadaran umat dan ditakdirkan untuk menolong kelompok
mayoritas yakni pengusaha kecil atau mikro, salah satunya yaitu, Baitul Maal wa
Tamwil (BMT).

BMT merupakan penggabungan dari kata Baitul Maal dan Baitul


Tamwil. Baitul Maal berarti lembaga yang bergarak di bidang sosial yang
tujuannya untuk menggalang Zakat, Infaq, Shadaqah dan dan sosial lainnya.
Baitul Tamwil sendiri adalah lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang
penggalangan dana dari masyarakat yang dapat berupa simpanan dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk pembiayaan dengan sistem jual beli,
bagi hasil maupun jasa.

1
Penyaluran dana pada BMT berupa pembiayaan yang sesuai dengan
prinsip syariah dan disesuaikan juga dengan kebutuhan mitra. Pemberian
pembiayaan kepada masyarakat dapat membantu mendorong peningkatan
ekonomi dan kesejahteraan sosial, maka harus dikelola dengan baik oleh
lembaga keuangan tersebut. Namun, sebaliknya jika pengelolaan pembiayaan
tidak baik akan menimbulkan pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah
merupakan salah satu resiko yang akan timbul karena pihak peminjam tidak
dapat membayar atau melunasi pembiayaannya. Semakin besar pembiayaan
bermasalah maka semakin besar pula dampak yang diakibatkannya seperti
buruknya tingkat likuiditas BMT tersebut. hal tersebut jyga pula dapat
berpengaruh pada tingkat kepercayaan mitra yang menitipkan danannya di
BMT.

Oleh karena itu, perlu menyusun langkah-langkah tepat untuk


penanganan terhadap pembiayaan bermasalah sebagai langkah perbaikan neraca
keuangan. Hal ini diperlukan sebagai sebagai upaya mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Berdasarkan laporan tahunan, tingkat rasio Non Performing Financial (NPF)


BMT BUS tahun 2016 sebesar 0,81 persen mengalami kenaikan pada tahun
2017 sebesar 0,24 persen menjadi 1,05 persen. Meskipun kenaikan Non
Performing Financialnya tergolong keategori sehat, akan tetapi perlu persiapan
sendini mungkin guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian
hari.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengambil


judul tugas prakteknya yaitu “Proses Penanganan Pembiayaan Bermasalah Di
Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah BMT BUS CABANG
KRADENAN”.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan bermasalah di Koperasi
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah BMT BUS Cabang Kradenan?

2. Cara penanganan pembiayaan bermasalah di Koperasi Simpan Pinjam dan


Pembiayaan Syariah BMT BUS Cabang Kradenan?

1.3 Tujuan Laporan Kerja Lapangan


Tujuan yang akan dicapai dalam magang ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan
bermasalah di Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah BMT BUS
Cabang Kradenan,

2. Untuk mengetahui cara penanganan pembiayaan bermasalah di Koperasi


Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah BMT BUS Cabang Kradenan.

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


1. Bagi mahasiswa

Sebagai bahan perbandingan mahasiswa, peneliti atau mereka yang konsen


terhadap ide atau pemikiran tentang pengelolaan pembiayaan yang bermasalah.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan


bermasalah dan cara penanganan pembiayaan bermasalah Di Koperasi Simpan
Pinjam Dan Pembiayaan Syariah BMT BUS Cabang Kradenan.

1.5 Metode Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian

3
(geografis, lembaga masyarakat dan lain-lain). Pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagai mana adanya.
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang
bertujuan untuk membuat gambaran atau memberikan informasi secara
sistematis dan akurat berdasarkan fakta yang ada. Metode ini menyajikan secara
langsung hakikat antara peneliti dan informan. Metode ini lebih peka dan lebih
dapat menyesuaikan diri dengan setting penelitian, dan mampu melakukan
penajaman terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

1.5.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di KSPPS BMT BUS
cabang Kradenan yang beralamat di Jl. Raya Kradenan no.34 K, Kabupaten
Grobogan Jawa Tengah
1.5.2 Sumber Data
Ada beberapa jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu:
1.5.2.1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber asli (langsung dari
informan) yang memiliki informasi atau data tersebut. Data ini diperoleh melalui
wawancara dan didukung dengan observasi.
1.5.2.2 Data Sekunder
Merupakan data yang diambil dari sumber kedua (bukan orang pertama
yang memiliki informasi atau data tersebut. Selain sumber primer dalam
penelitian ini data sekunder diperoleh melalui arsip, laporan, buku-buku,
dokumentasi, data statistik, serta dari pengamatan obyek yang dilakukan
peneliti.
1.5.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menjaga akurasi
penelitian dan hasilnya pada penelitian ini adalah metode observasi atau
pengamatan, wawancara, dan dokumentasi.

4
1.5.4 Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun temuan penelitian
secara sistematis dari hasil wawancara, dokumentasi dan data-data di
lapangan.hasil dari temuan penelitian tersebut dapat ditafsirkan lebih dalam
untuk menemukan makna sehingga dapat ditarik kesimpulan sehingga dari hasil
penelitian tersebut dapat dipahami.

1.6 Sistematika Penulisan


Laporan Magang ini disusun dalam empat bab, dengan pokok bahasan
sebagai berikut:
BAB I :Pendahuluan

Pada bab ini berisikan dasar pemikiran magang, tujuan magang, target
magang, bidang magang, lokasi magang, jadwal magang, dan sisitematika
penulisan laporan magang.

BAB II :Landasan Teori

Bab ini merupakan bab yang didalamnya menggunraikan berbagai teori


yang berkaitan dengn Lembaga Keuangan, Baitul Maal wat Tamwil (BMT), dan
pembiayaan.

BAB III :Analisis Deskriptif

Dalam bab ini membahasa tentang gambaran umum tempat magang


yaitu di Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah BMT BUS. Serta
data khusu yang didapat pasa saat selama magang sesuai judul Laporan Magang
ini yaitu Proses Penanganan Pembiayaan Bermasalah pada KSPPS BMT BUS.

BAB IV :Kesimpulan Dan Saran

Bab ini merupakan bagian penutup dari penyusunan Laporan Magang.


Dimana berisis tentang kesimpulan yang diambil dari data-data yang didapat
dari Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah BMT BUS, serta saran

5
yang dikemukakan demi membaiknya penanganan pembiayaan bermasalah yang
ada disana

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Lembaga Keuangan


2.1.1 Pengertian Lembaga Keuangan
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
792 Tahun 1990 tentang Lembaga Keuangan:

“Lembaga Keuangan adalah semua badan usaha yang kegiatannya di bidang


keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat
terutama guna membiayai investasi perusahaan”.

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang pokok-pokok


Perbankan :

“Lembaga Keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan- kegiatan di


bidang keuangan menark uang dari masyarakat dan menyalurka uang tersebut
kembali ke masyarakat”.

2.1.2 Pengertian Lembaga Keuangan Syariah


Menurut Mardani (2015) Lembaga keuangan syariah adalah suatu
perusahan atau badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah yaitu prinsip yang
menghilangkan unsur-unsur yang dilarang oleh Islam, kemudia digantikan
dengan menggunakan akad-akad yang sesuai ajaran Islam terdahulu.
2.1.3 Jenis Lembaga Keuangan Syariah
1. Lembaga Keuangan Bank
Lembaga yang memberikan pelayanan jasa dibidang keuangan yang
paling lengkap. Kegiatan usahanya bukan hanya menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk
kredit atau pembiayaan, selain kedua usaha tersebut lembaga keuangan bank
juga memberikan jasa-jasa keuangan lainnya seperti transfer, kliring,

7
pembayaran tagihan listrik, dan lain sebagainya. Operasional lembaga keuangan
bank diawasi oleh Bank sentral di Indonesia yaitu Bank Indonesia.
Lembaga keuangan bank terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Bank Umum Syariah,
b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

2. Lembaga Keuangan Non Bank


Badan usaha yang menjalankan usahanya di bidang keuangan secara
langsung maupun tidak langsung, menghimpun dana dengan mengeluarkan surat
berharga dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk investasi untuk
membiayai investasi perusahaan. Lembaga keuangan nonbank terbagi menjadi
beberapa jenis, pembagiannya tersebut dilihat dari fungsinya.
Lembaga keuangan non bank syariah terdiri dari 8 lembaga, berikut adalah
lembaga-lembaga tersebut :
a. Lembaga Asuransi Syariah
b. Lembaga Pasar Modal Syariah
c. Lembaga Pegadaian Syariah
d. Lembaga Dana Pensiun Syariah
e. Lembaga Usaha Syariah
f. Lembaga Zakat
g. Lembaga Wakaf
h. Baitu Maal wa Tamwil

2.1.4 Prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syariah


Prinsip oeprasional lembaga keuangan syariah yang berlandaskan oleh
nilai-nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan ke universalan (rahmatan
lil’alamin). Sedangkan, prinsip utama yang dianut oleh lembaga keuangan
syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah (Soemitra, 2017:36):

8
1. Bebas “MaGHRiB” (Maysir, Gharar, Haram, Riba, Batil)

a. Maysir (Spekulasi), menurut bahasa artinya judi dan secara umum maysir
adalah mengundi nasib pada setiap kegiatannya bersifat untung-untungan.
Maysir yaitu transaksi yang digantungkan kepada seuatu keadaan yang tidak
pasti dan bersifat untung-untungan. Dalam praktiknya Maysir sudah sangat
mengakar dalam tradisi masyrakat dan sulit dihilangkan. Secara ekonomi,
perjuadian itu dilarang karena hanya banyak kemudharatannya saja daripada
manfaatnya. Perjudian berarti investasi yang tidak produktif bagi perekonomuan
karena perjudian tidak berkaitan lagsung dengan sektor riil dan tidak
memberikan dampak bagi peningkatan barang maupun jasa.

b. Gharar, secara bahasa diartikan menipu, memperdaya, dan ketidakpastian.


Gharar adalah transaksi yang objek yang diperjualbelikan tidak jelas, tidak
dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak diserahkan pada saat
transaksi, kecuali diatur lain dalam syariah. Secara ekonomi, melarang adanya
gharar karena hanya akan menguntungkan salah satu pihak dan salah satu pihak
lainnya dirugikan karena ketidakjelasan yang ditransaksikan.

c. Haram, secara bahasa berarti larangan. Larangan yang dimaksud itu yaitu
sesuatu atau tindakan yang dilarang oleh Allah dan bisa juga karena adanya
pertimbangan akal. Dalam aktivitas ekonomi setiap orang diharapkan untuk
menghindari semua hal-hal yang termasuk haram, baik haram dari zatnya
maupun haram dari selain zatnya.

d. Riba, secara bahasa berarti tambahan dan tumbuh. Riba adalah penambahan
pendapatan secara tidak sah (batil) dalam suatu transaksi seperti transaksi
pinjam-meminjam yang mensyaratkan pihak peminjam mengembelikan dananya
dengan melebihi dari pokoknya karena berjalannya waktu. Dalam ekonomi, riba
dilarang karena membuat arus investasi menjadi tidak lancar dan akan membuat
tingkat suku bunga menjadi terhambatnya arus investasi ke sektor produktif.

9
e. Batil, menurut bahasa artinya batal atau tidak sah. Dalam Al- qur’an surat Al-
Baqarah ayat 188, Allah menegaskan bahwa manusia dilarang untuk mengambil
harta dengan cara yang batil. Dalam aktivitas ekonomi, tidak diperbolehkan
bertransaksi dengan jalan yang batil seperti mengurangi timbangan, mencampur
barang rusak dengan barang yang baik, menipu, ataupun memaksa. Menurut
ekonomi, batil dilarang untuk mengurangi moral yang kurang baik dala
berekonomi.

2. Menjalankan Bisnis Dan Aktivitas Perdagangan Yang Berbasis Pada


Perolehan Keuntungan Yang Sah Menurut Syariah
Semua transaksi dalam Islam harus didasarkan pada akad yang diakui
oleh syariah. Akad adalah perjanjian tertulis yang memuat ijab dan qabul antara
pihak bank dengan pihak lainnya yang berisi hak dan kewajiban masing-masing
pihak sesuai prinsip syariah.
Dalam islam untuk menjalankan bisnis agar memperoleh keuntungan sah
harus dengan menggunakan akad. Maka akad sangatlah penting dalam
menjalankan bisnis. Secara umum ada dua jenis akad, yaitu akad tabarru’ dan
akad tjarah. Akad tabarru’ adalah perjanjian yang tidak mencari keuntungan
seperti infaq dan wakaf. Sedangkan, akad tijarah adalah perjanjian yang mencari
keuntungan. Akad tijarah dapat berupa sebagai berikut:

a. Akad yang mengacu konsep jual beli : akad murbahah, salam dan istishna.
b. Akad yang mengacu konsep bagi hasil : akad mudharabah dan musyarakah.
c. Akad yang mengacu konsep sewa : akad ijarah dan ijarah muntahiyah
bittamlik.
Akad-akad di atas adalah akad-akad yang bertujuan untuk menghendaki
keuntungan, diikuti oleh adanya ‘iwadh berupa risiko, kerja dan usaha serta
tanggung jaab. Apabila tidak ada ‘iwadh maka transaksi tersebut termasuk
dalam kategori riba.

10
Berdasarkan uraian di atas dapat memberikan jalan untuk para akademisi
maupun praktisi untuk membentuk instrumen keuangan yang sesuai prinsip
syariah. Hal tersebutlah yang akan memberikan peluang untuk melakukan
penawaran dan perbaikan terhadap instrumen keuangan yang ada saat ini.

2. Menyalurkan Zakat, Infaq dan Shadaqah


Lembaga keuangan syariah mempunyai dua peran sekaligus yaitu
sebagai badan usah dan sebagai badan sosial. Badan usaha lembaga keuangan
mempunyai fungsi sebagai manajer, investasi, investor, dan jasa pelayanan.
Lembaga keuangan sebagai badan sosial memiliki fungsi sebagai pengelola dana
sosial untuk penghimpun dan penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah.

2.2 Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)


2.2.1 Pengertian BMT
Menurut Huda (2016) Baitul Maal wa Tamwil (BMT) adalah suatu lemabag
yang terdiri dari dua istilah, yakni baitu maal dan baitul tamwil. Baitul Maal lebih
mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana bersifat non profit,
seperti zakat, infaq dan shadaqah. Lain halnya dengan baitul tamwil ini lebih mengarah
ke usaha pengumpulan dan dana komersial. Dari sisi permintaan, distribusi zakat pada
golongan kurang mampu akan membuat mereka memiliki daya beli. Dari sisi
penawaran, zakat memberikan bagi penumpukan harta diam dengan mengenakan
potongan sehingga mendorong harta untuk diusahakan dan dialirkan untuk investasi
sektor riil.
2.2.2 Fungsi BMT
Baitul Maal wat Tamwil (BMT), memiliki beberapa fungsi sebagai berikut
(Huda, 2010:363):
1. Pengimpun dan penyaluran dana, dengan menyimpan uang du BMT, uang tersebut
dapat ditingkatkan utulitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana
berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana).

11
2. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang
mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga atau
perorangan.

3. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi


pendapatan bagi para pegawainnya.

4. Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai risiko


keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut

5. Sebagai satu lembaga keuangan mikro Islam yang daat memberikan pembiayaan
bagi usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan kelebihan tidak meminta
jaminan yang memberatkan bagi UMKMK tersebut.

2.2.3 Prinsip Dasar BMT


BMT didirikan dengan berasaskan pada masyarakat yang salaam yang berati penuh
keselamatan, kedaiman, dan kesejahteraan. Maka prinsip dasar BMT, anatar lain (Huda,
2010:365):
1. Ahsan (mutu hasil kerja terbaik), thayyiban (terindah), ahsanu’amala (memuaskan
semua pihak), dan sesuai dengan nilai-nilai salaam.
2. Barokah,artinya berdaya guna, berhasil guna, adanya penguatan jarngan, transparan
(keterbukaan), dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada masyarakat.

3. Spirit communication (penguatan nilai ruhiyah).

4. Demokrasi, Partisipasif, dan inklusif.

5. Keadilan sosial dan kesetaraan gender, non-diskriminatif.

6. Ramah lingkungan.

7. Peka dan bijak terhadap pengetahuan dan budaya lokal, serta keanekaragaman
budaya.

12
8. Keberlanjutan, memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan kemampuan diri
dan lembaga masyarakat lokal.

2.2.4 Prooduk-Produk BMT


Dalam menjalankan usaha, BMT menggunakan berbagai akad yang hampir
sama dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pada sistem operasionalnya
BMT, pemilik dana menanamkan uangnya du BMT tidak dengan motif mendapat
bunga, namun untuk mendapatkan keuntungan bagi hasil. Produk- produk yang
ditawarkan oleh BMT sebagai berikut (Gemala, 2018:151):
1. Penghimpunan Dana
Dalam produk ini, bentuk simpanannya dapat terikat jangka waktu dan syarat-
syarat tertentu dalam penyertaan dan penarikannya. Akad yang biasanya digunakan
adalah akad wadiah dan akad mudharabah.
a. Simpanan Wadiah adalah titipan dana yang dapat dilakukan setiap waktu dan
ditarik dengan mengeluarkan semacam surat berharga pemindahan buku/
transfer dan perintah membayar lainnya seperti giro wadiah.
b. Simpanan mudharabah adalah simpanan dimana pihak pemilik yang melakukan
penyetoran dan/atau penarikan dilakukan sesuai perjanjian yang telah disepakati
diawal. Simpanan ini memperoleh laba dari BMT menurut prinsip bagi hasil
seperti deposito mudharabah dan tabungan mudharabah.
2. Produk Penyaluran Dana
Dalam rangka membangundan meningkatkan perekonomian umat, BMT juga
melakukan penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau
pembiayaan. Akad yang sering digunakan adalah akad syirkah dan akad jual beli. Jenis-
jenis pembiayaan yang digunakan antara lain:
a. Pembiayaan Bai’bitsaman ajil
Suatu perjanjian pembiayan yang disepakati antara BMT dengan anggota.
Pembiayaan ini berupa pembelian barang modal, dimana anggota akan mengangsur
pembayaran sesuai harga barang dan mark up yang telah disepakati.
b. Pembiayaan Murabahah

13
Pembiayaan jenis ini hampir sama dengan prinsip pembiayaan bai’bitsaman ajil.
Perbedaannya adalah pada proses pembayarannya yang dilakukan pada saat jatuh
tempo.
c. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan akad mudharabah ini adalah perjanjian pembiayaan antara BMT
sebagai penyedia modal kerja dan anggota sebagai pengelola modal untuk
pengembangan suatu usaha.
d. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan yang dimana BMT sebagai pemilik modal dalam suatu usaha yang
dimiliki oleh anggota. Rsiko dan keuntungan yang akan terjadi ditanggung bersama
sesuai modal yang disertakan dalam usaha tersebut.
e. Pembiayaan Al-Qordhul Hasan
Pembiayaan ini lebih ditekankan pada sifat menolong, karena pembiayaan ini
hanya diberikan pada anggota yang memang atau pengusaha yang ingin membangkitkan
kembali usahanya dari kepailitan.

2.3. Pembiayaan Bermasalah


2.3.1 Pengertian Pembiayaan
Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan:
“Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan anatar bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

Menurut Muhammad (2005) Pembiayaan atau financing adalah pemberian dana


kepada pihak yang membutuhkan dukungan investasi yang telah direncanakan baik
yang digunakan secara pribadi maupun dengan orang lain/ lembaga.
2.3.2 Pengertian Pembiayaan Bermasalah

14
Menurut Antonio mendefinisikan pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan
yang terjadi kemacetan antara pihak nasabah yang tidak mampu membayar
angsuran maupun pokonya kepada pihak pemberi pembiayaan.

2.3.3 Kategori Pembiayaan Bermasalah


Secara umum, kategori pembiayaan bermasalah sama dengan kaetogri
kredit bermasalah. Menurut Perturan Bank Indonesia No. 7/2/2005 tentang
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum terbagi menjadi lima kategori, yaitu
lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Berikut
adalah penjelasan tentang kelima kategori pembiayaan bermasalah:
Tabel 2.1 Kategori Pembiayaan Bermasalah
Kategori Golongan Lama Tunggakan Keterangan
Angsuran
Lancar I 0 Pembiayaan yang
tidak terdapat
tunggakan dalam
pembayaran
angsuran maupun
pokoknya yang
belum jatuh tempo
atau tepat waktu
Dalam perhatian II 1-90 Hari Pembiayaan yang
khusus terdapat tunggakan
dalam pembayaran
angsuran
pokoknya maupun
margin, namun
belum melebihi 90
hari.
Kurang lancar III 91-180 Hari Pembiayaan yang

15
pembayaran
angsuran pokok
maupun margin
terjadi tunggakan
lebih dari 90 hari,
namun belum
melampaui 180
hari.
Diragukan IV 180-270 Hari Pembiayaan yang
tunggakan
pembayaran
angsuran pokok
maupun marginnya
yang lebih dari 180
hari dan kurang
dari 270 hari
Tunggakan
Macet V Lebih dari 270 Pembiayaan yang
termasuk
pembiayaan tidak
lancar atau macet
dimana dalam
pembayarannya
yang lebih dari 270
hari, tunggakan
pembayaran dari
pembayaran
margin maupun
angsuran pokok.

16
Sumber : Hermansyah, SH,. M, Hum: 2014.

17
BAB III
ANALISIS DESKRIPTIF

3.1 Data Umum


3.1.1 Profil Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah KSPSS
BMT BUS
Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syari’ah BMT “BINA
UMMAT SEJAHTERA” berkedudukan di Jl. Untung Suropati No. 16
Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah. Berdiri
pada tanggal 10 November 1996, berdasarkan Anggaran Dasar yang
disahkan oleh Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah dengan
Surat Keputusan Nomor : 13801/BH/KWK.11/III/1998 tanggal 31 Maret
1998 dengan :
 Nama koperasi adalah Koperasi Serba Usaha Bina Ummat Sejahtera
(KSU BUS)
 Mempunyai wilayah kerja meliputi seluruh wilayah Kabupaten
Rembang
Dalam perjalanannya, Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan
Syariah BMT Bina Ummat Sejahtera telah mengalami beberapa
Perubahan Anggaran Dasar, yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor :
03/BH/PAD/KDK.11/VII/2002 tanggal 1 Juli 2002 mengesahkan Akta
Perubahan Anggaran Dasar tentang :
 Perubahan dari Koperasi Serba Usaha menjadi Koperasi Simpan
Pinjam Syariah Bina Ummat Sejahtera (KSPS BUS)
 Perubahan wilayah kerja menjadi meliputi seluruh wilayah Propinsi
Jawa Tengah
2. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor
04/PAD/KDK.11/IV/2006 tanggal 4 April 2006 yang mengesahkan Akta

18
Perubahan Anggaran Dasar Nomor 120 tanggal 30 Januari 2006 oleh
Notaris Liembang Priyadi Daljono, SH. yang berkedudukan di Blora
tentang :
 Perubahan dari Koperasi Simpan Pinjam menjadi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Bina Ummat Sejahtera (KJKS BUS)
3. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 188/PAD/M.KUKM.2/III/2014
tanggal 26 Maret 2014 yang mengesahkan Akta Perubahan Anggaran
Dasar Nomor 55 tanggal 26 Pebruari 2014 oleh Notaris H. Muchamad Al
Hilal, SH., M.Kn. yang berkedudukan di Rembang tentang :
 Perubahan dari Koperasi Jasa Keuangan Syariah menjadi Koperasi
Simpan Pinjam Syariah Baitul Maal wat Tamwil Bina Ummat
Sejahtera (KSPS BMT BUS)
 Perubahan wilayah kerja menjadi meliputi seluruh wilayah Nasional
Indonesia yang merupakan gabungan dari KJKS BMT Bina
Ummat Sejahtera Jawa Tengah, KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera
Yogyakarta dan KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Jakarta.
4. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 216/PAD/M.KUKM.2/XII/2015
tanggal 15 Desember 2015 yang mengesahkan Akta Perubahan Anggaran
Dasar Nomor 53 tanggal 21 Oktober 2015 oleh Notaris H. Muchamad Al
Hilal, SH., M.Kn. yang berkedudukan di Rembang tentang :
 Perubahan dari Koperasi Simpan Pinjam Syariah menjadi Koperasi
Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah Baitul Maal wat Tamwil
Bina Ummat Sejahtera (KSPPS BMT BUS)
Sesuai dengan pasal 4 Anggaran Dasar, bahwa Koperasi bertujuan
meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan ummat pada
umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan
perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan. Untuk mencapai

19
tujuan tersebut, maka KSPPS BMT “BINA UMMAT SEJAHTERA”
Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang menyelenggarakan kegiatan usaha
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta mengadakan kerjasama
antar koperasi juga badan usaha lainnya. Untuk kepuasan Anggota KSPPS
BMT Bina Ummat Sejahtera telah meningkatkan mutu pelayanan dengan
standar Internasional, ini dibuktikan dengan telah menerima sertifikat ISO
9001:2000 pada tanggal 16 Februari 2007 dengan nomor ID07/0857,
setelah itu ada uji ulang tiap tahun dan masa berlaku sertfikat ISO adalah 3
tahun sehingga KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera telah istiqomah
mempertahankan mutu pelayanan kepada Anggota berstandar internasional
tersebut dengan mendapatkan sertifikat sebagai berikut :
 ISO 9001:2000 masa berlaku 16 Februari 2007 s.d. 15 Februari 2010
 ISO 9001:2008 masa berlaku 16 Februari 2010 s.d. 15 Februari 2013
 ISO 9001:2008 masa berlaku 16 Februari 2013 s.d. 15 Februari 2016

KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera memiliki 118 kantor Cabang, yaitu :
1.
KANTOR  CABANG
Jl. Untung Suropati No. 16 Lasem Kec. Lasem-Rembang Telp. 0295 –
1 UTAMA REMBANG
532376
I (LASEM)
CABANG PASAR Jl. Kios Terminal No. 4  Gedongmulyo  03/01  Kec. Lasem-Rembang
2
LASEM Telp. 0295 – 5391341
CABANG LASEM
3 Jl Sunan Bonang Km 01, Soditan 002/001 Kec. Lasem- Rembang
KOTA
Jl. Raya Pamotan, Pancur 11/11 Kecamatan Pancur-Rembang  Telp.
4 CABANG PANCUR
0295-531832
Jl. Raya Pati Rembang No. 19, Tambakagung 03/01 Kec. Kaliori-
5 CABANG KALIORI
Rembang  Telp. 0295 – 4746448
Jl. Raya Sumber Rembang No. 10, Sumber 02/01 Kec. Sumber-
6 CABANG SUMBER
Rembang
KANTOR CABANG
7 UTAMA REMBANG Jl. Pandangan – Sedan No. 3, Plawangan 03/01 Kec. Kragan- Rembang
II (PANDANGAN)
8 CABANG KRAGAN Jl.Raya Kragan No. 14, Karangharjo 01/01 Kec. Kragan-Rembang

20
9 CABANG SARANG Jl. Raya Sarang No. 27, Bajingjowo 02/01 Kec. Sarang-Rembang
10 CABANG SEDAN Jl. Raya Sedan Km 1, Sedan 01/01 Kec. Sedan-Rembang
11 CABANG SLUKE Jl. Raya Sluke, Sluke 03/01 Kec. Sluke-Rembang  Telp. 0295 – 4552769
KANTOR CABANG
12 UTAMA BLORA Jl. Mutiara no 14, Karangboyo Kec. Cepu–Blora Telp. 0296-424395
(CEPU)
CABANG BLORA
13 Jl. Nusantara No. 12 B Jetis-Blora Telp. 0296 – 531977
KOTA
CABANG
14 Kios Pasar No. 6 -7 Kel. Wulung, Randublatung Telp. 0296-810197
RANDUBLATUNG
Jl. Raya Ngawen Km12, Sukolilo Kec. Ngawen-Blora Telp. 0296-
15 CABANG NGAWEN
361491
CABANG Jl. Raya Purwodadi – Blora KM 23, Kunduran 08/01 Kec. Kunduran-
16
KUNDURAN Blora
KANTOR CABANG
17 UTAMA PATI Jl. Kudus – Purwodadi Km 6, Kalirejo Kec.Undaan-Kudus
(UNDAAN)
CABANG KUDUSRuko Lt. 1B No. 27 Pasar Kliwon, Nganguk Kec. Kudus-Kudus Telp.
18
KOTA 0291 – 4101177
19 CABANG DAWE Jl. Gang Pasar, Cendodo 07/02 Kec.Dawe-Kudus Telp. 0291-420011
20 CABANG JEKULO
Komplek Pasar Jekulo Baru Blok X 02, Jekulo Kec. Jekulo-Kudus
Jl. Raya Kudus Jepara KM 5, Mijen Kec. Kaliwungu-Kudus Telp 0291 –
21 CABANG MIJEN
2911546
Jl. Kolonel Sunandar, Komplek Pasar Puri no.3 Puri Kec. Pati-Pati Telp.
22 CABANG PATI
0295-383088
Komplek Pasar Baru Blok Eks II No.17, Growong Kec. Juwana-Pati 
23 CABANG JUANA
Telp. 0295-471741
24 CABANG TAYU Jl. Ahmad Yani No. 4 Tayu, Pati
CABANG Jl. Raya Sukolilo No. 56, Sukolilo 5/6 Kec. Sukolilo-Pati Telp. 0295-
25
SUKOLILO 4101236
26 CABANG KELET Jl. Raya Kelet, Kelet 15/12 Kec. Keling-Jepara  Telp. 0291-578192
KANTOR CABANG Jl. Terminal Lama, Kel. Jobokuto 05/02 Kec. Jepara-Jepara Telp. 0291 -
27
UTAMA JEPARA 4299785
CABANG Jl. Raguklampitan Sub Terminal Pecangaan Kec. Pecangaan-Jepara Telp.
28
PECANGAAN 0291 – 754691
CABANG Jl. Jepara – Kudus Km. 16, Margoyoso 04/03 Kec. Kalinyamatan-Jepara 
29
KALINYAMATAN Telp. 0291 – 755139
CABANG Jl. Cemara Komplek Pasar Welahan, Welahan 05/04 Kec. Welahan-
30
WELAHAN Jepara Telp. 0291 – 4256195
Jln. Jepara – Kudus Ruko Pelemkerep No. 6 Kec. Mayong-Jepara Telp.
31 CABANG MAYONG
0291 – 4256492

21
CABANG Jl. Bawu- Batealit Km 06 Tahunan, Mindahan 02/02 Kec. Batealit-
32
BATEALIT Jepara  Telp. 0291-4298083
KANTOR CABANG
Jl. Dr. Sutomo No. 13, Kalongan 01/01 Kec. Purwodadi-Grobogan Telp.
33 UTAMA
0292 – 4219559
PURWODADI
Jl. Raya Purwodadi – Solo Km 11,Desa Depok Selatan 5/2 Kec. Toroh-
34 CABANG TOROH
Grobogan
CABANG Jl. Raya Purwodadi – Blora Km 10, Tawangharjo 02/02 Kec.
35
TAWANGHARJO Tawangharjo-Grobogan  Telp. 0292-7620025/7631310
CABANG Jl. Danyang – Kuwu Km 12, Nambuhan no 10 Kec. Nambuhan-
36
NAMBUHAN Grobogan Telp. 0292-5140001
37 CABANG JAMBON Dusun Mangsulan 4/6 Kec. Pulokulon-Grobogan
38 CABANG TUKO Krajan Lor 5/1 Tuko Kec. Pulokulon-Grobogan Telp. 0292 – 7621053
CABANG Jl. Raya Kradenan 34, Kradenan 08/02 Kec. Kradenan-Grobogan  Telp.
39
KRADENAN 0292 – 761402
Jl. Sulursari-Kuwu, Bungas Sulursari 08/04 Kec. Gabus-Grobogan Telp.
40 CABANG GABUS
0292-5160390
Jl. Purwodadi – Solo Km. 17 , Muneng 01/01 Ledokdawan Kec. Geyer-
41 CABANG GEYER
Grobogan Telp 0292-5500197
Jl. Godong-Karangrayung Kerep, Anggaswangi 04/02 Kec. Godong-
42 CABANG WOLO
Grobogan  Telp. 0292-4280069
CABANG Jl. Jeketro-Truko, Jeketro 01/01 Kec. Gubug-Grobogan  Telp. 0292-
43
GINGGANG 5135564
Jl. Ahmad Yani No. 107, Gubug 04/01, Kec. Gubug-Grobogan Telp.
44 CABANG GUBUG
0292 – 533538
KANTOR CABANG
Jl Raya Solo-Sukoharjo no.33 A, Telukan 01/18 Kec. Grogol-Sukoharjo
45 UTAMA SOLO
Telp. 0271-6727343
RAYA
Jl. Pemuda Barat no.85, Dk Tegalharjo 03/05 Sukoharjo Kec. Sukoharjo-
46 CABANG CARIKAN
Sukoharjo Telp. 0271-1590345
CABANG Jl. H. Muslich Dk.Blimbing 02/06 Wonorejo Kec Polokarto-Sukoharjo
47
POLOKARTO Telp. 0271-611699
CABANG Dk. Karangasem 01.03 Kateguhan Kec. Tawangsari-Sukoharjo  Telp.
48
TAWANGSARI 0272-881350/0271-5992229
CABANG Jl. Kepodang VI, Sukorejo 1/9 Giritirto Kec. Wonogiri-Wonogiri Telp.
49
WONOGIRI 0273-321758
Jl. Sambi – Mangu Dukuh Semono RT 09 RW 03 Desa Tempursari Kec
50 CABANG SAMBI
Sambi-Boyolali
CABANG Jl. Solo – Purwodadi Km. 12, Tuban 1/8 Kec. Gondangrejo-Karanganyar
51
GONDANGREJO Telp. 0271-6812416
CABANG Jl. Raya Karangjati-Batangan Km 1,3 los Pasar Saren no. 3&4 Saren 10 
52
KALIJAMBE Kec. Kalijambe-Sragen

22
CABANG
53 Jl. Raya Sragen - Solo Km 10, Krikilan 24 Kec. Masaran-Sragen Telp 0271-8200047
MASARAN
KANTOR CABANG
Jl. Wolter Monginsidi No. 88, Banjardowo 03/02 Kec. Genuk-Kota Semarang Telp.
54 UTAMA 024 – 6584134
SEMARANG
CABANG Jl. Bangunharjo no.58, Bangunharjo 8/2 Kec. Semarang Tengah-Kota Semarang Telp.
55
SEMARANG KOTA 024 – 86570823
CABANG Jl. Rasamala Raya no. 378, Srondol Wetan 07/06 Kec. Banyumanik-Kota Semarang
56
BANYUMANIK Telp 024-7464731
CABANG Jl. Raya Karangjati no.18, Karangjati 05/08 Kec. Bergas-Kabupaten Semarang  Telp.
57
KARANGJATI 0298-5200037
CABANG Jl Kalinyamat Ruko Pasar Raya I Blok D No 13, Kutowinangun Kidul Kec. Tingkir-
58
SALATIGA Salatiga  Telp. 0298-6031398
Jl. Raya Demak-Kudus, Ruko Bintoro No.07, Bintoro 03/06  Kec. Demak-Demak Telp.
59 CABANG DEMAK 0291-681701
CABANG Komplek Pasar Buyaran no.16 Blok C,Karangsari Kec. Karangtengah-Demak Telp.
60
BUYARAN 0291-690116
Jl. Raya Semarang-Demak Km.10, Komplek Ruko Pasar Sayung Kec. Sayung-Demak
61 CABANG SAYUNG Telp. 024 – 6590924
CABANG
62 Komplek Pasar Baru Mranggen No. 22, Kec. Mranggen-Demak Telp. 024 – 76411809
MRANGGEN
CABANG Jl. Raya Semarang- Purwodadi,  Brambang 02/02 Kec. Karangawen-Demak 
63
KARANGAWEN Telp.0247-6412729
Jl Raya Dempet-Mintreng, Botosengon 01/02 Kec. Dempet-Demak Telp. 0291-
64 CABANG DEMPET 6905010
65 CABANG KENDAL Kios Terminal Blok A No. 7-8, Pegulon Kec. Kendal-Kendal Telp. 0294-3687048
CABANG
66 Jl. Soekarno - Hatta, Karangtengah Kec.Kaliwungu-Kendal  Telp. 0294-3688823
KALIWUNGU
Komplek Ruko Terminal Limpung Blok E No. 89, Limpung Kec. Limpung-Batang
67 CABANG LIMPUNG Telp. 0285-4468083
CABANG Jl. Sulawesi no. 9 Rt 09 Rw 01 Kelurahan Pasar Lama Kec. Banjarmasin Tengah, Kota
68
BANJARMASIN Banjarmasin, Kalimantan Selatan
KANTOR CABANG
69 UTAMA Jl. Kradenan Raya No. 62, Maguwoharjo Kec. Depok-Sleman  Telp. 0274– 4332351
YOGYAKARTA
CABANG
70 Jl. Prambanan-Piyungan, Bokoharjo Kec. Prambanan-Sleman Telp. 0274-2850389
PRAMBANAN
71 CABANG GODEAN Jl. Godean Km 10, Sidoagung 04/08 Kec. Godean-Sleman Telp.0274-6499820
CABANG
72 Ds. Gejahan 02/03 Kec. Ponjong-Gunugkidul Telp. 0274-3950089
GUNUNGKIDUL
CABANG Jl. Pemuda, Ruko Plasa Baru Blok B1 No. 16  Gunungpring Kec. Muntilan-Magelang
73
MUNTILAN Telp. 0293-586721
74 KANTOR CABANG JL Kapten Sudibyo No 234, Debong Lor 3/2 Kec. Tegal Barat-Kota Tegal Telp. 0283-

23
UTAMA TEGAL 325234
Jl. Letjend Suprapto, Ruko Slawi Blok E No 7, Pakembaran Kec. Slawi- Kab. Tegal
75 CABANG SLAWI Telp. 0283-491778
CABANG Jl. Jend Sudirman, Perum Griya Pesona Ruko A4,  Ketanggungan Kec. Ketanggungan-
76
KETANGGUNGAN Brebes Telp. 0283 – 881382
CABANG
77 Jl. Tirto No. 22, Larangan Kec. Larangan-Brebes Telp. 0283 – 6183834
LARANGAN
78 CABANG BUMIAYU Jl. Diponegoro no.134, Bumiayu 03/02 Kec. Bumiayu-Brebes Telp. 0289 – 432887
CABANG
79 Jl. Raya Bulakamba, Bulusari Kec. Bulakamba-Brebes Telp. 0283 – 6180090
BULAKAMBA
80 CABANG LOSARI Jl. Jendral Sudirman No. 9, Losari Lor 09/01 Kec. Losari-BrebesTelp 0231-831532
81 CABANG
Komplek Pasar Burung Ruko No. 5 Pasar Ajibarang-Banyumas Telp. 0281-571916
AJIBARANG
CABANG Jl. Jend. Sudirman, Ruko Perhutani Blok A no. 2, Mulyoharjo Kec. Pemalang-
82
PEMALANG Pemalang  Telp. 0284 – 323117
83 CABANG COMAL Jl. Gatot Subroto Ruko No. 13, Purwoharjo Kec. Comal-Pemalang Telp. 0285-577931
CABANG Jl. Raya Pasar Baru Ruko No 17, Karangmalang Kec. Indramayu-Indramayu Telp.
84
INDRAMAYU 0234-5746260
KANTOR CABANG Jl. M. Yamin No. 22, Gedongombo Kec. Semanding-Tuban Tuban Telp. 0356 –
85
UTAMA TUBAN 325444
CABANG MERAK
86 Jl Raya Merakurak – Tuban, Sambonggede 03/07 Kec. Merakurak-Tuban
URAK
CABANG
87 Jl. Raya Montong – Tuban, Montong Sekar Kec. Montong-Tuban
MONTONG
88 CABANG KEREK Jl. Raya Kerek – Montong, Margomulyo Kec. Kerek-Tuban
CABANG
89 Jl. Raya Kenanti, Kenanti04/04 Kec. Tambakboyo- Tuban Telp. 0356 – 412576
TAMBAKBOYO
90 CABANG BULU Jl. Dusun Kauman,  Bulujowo 01/01 Kec. Bancar-Tuban, Telp. 0356 – 413050
CABANG
91 Jl. Raya Jtirogo-Bojonegoro, Sugihan Kec. Jatirogo-Tuban
JATIROGO
CABANG
92 Jl. Raya Bangilan-Senori, Dk Pulut Bangilan 01/02 Kec. Bangilan-tuban
BANGILAN
CABANG
93 Jl. Jatirogo – Bojonegoro No. 8 Mulyorejo, Singgahan, Tuban
SINGGAHAN
Jl. Raya Rengel, Dk Rahayu Lereng Kuning 01/01 Rengel Kec. Rengel-Tuban  Telp.
94 CABANG RENGEL 0356 – 811257
CABANG
95 Jl. Plumpang – Rengel, Ngrayung 05/01 Kec. Plumpang-Tuban
PLUMPANG
CABANG
96 Jl. MH Thamrin No.06, Klangon Kec. Bojonegoro-Bojonegoro
BOJONEGORO
97 KANTOR CABANG Jl. Sunan Giri no.20, Sukorejo 02/01 Kec. Lamongan-Lamongan Telp. 0322-3101311

24
UTAMA
LAMONGAN
98 CABANG BABAT Pasar Baru Babat Blok S/N/9, Banaran Kec. Babat-Lamongan
99 CABANG PACIRAN Jl. Raya Deandles, Kandangsemangkon 01/03 Kec. Paciran-Lamongan
100 CABANG BUNGAH Jl. Raya Bungah, Ruko Regency no.02 Bungah Kec. Bungah-Gresik
101 CABANG CUKIR Jl. Raya Kediri-Jombang, Kayangan Kec. Diwek-Jombang
CABANG
102 Jl. Sumobito No. 16, Gambiran Kec. Mojoagung-Jombang Telp 0231-491122
MOJOAGUNG
103 CABANG PLOSO Jl. Raya Ploso no.149, Rejoagung Kec. Ploso-Jombang
CABANG
104 Jl. Wijaya Kusuma Ruko no.6, Banjaragung Kec. Puri-Kab. Mojokerto
MOJOKERTO
CABANG
105 Jl. Dr. Soetomo, Ruko Palm Asri, Warujayeng Kec. Tanjunganom-Nganjuk
NGANJUK
106 CABANG PARE Jl. Puncakjaya no.24, Pare 02/01 Kec. Pare-Kab. Kediri
KANTOR CABANG
Jl. Raya Pondok Gede No. 1 Rt 06/01 Lubang Buaya, Cipayung-JakartaTimur 13810
107 UTAMA DKI Telp. 021 – 87781710
(PONDOKGEDE)
CABANG Jl. Lapan No. 25 Rt 09/ Rw 03 Kelurahan Pekayon Kec Pasar Rebo-Jakarta Timur Telp.
108
HUSNAYAIN 021-21387523
Kp Caringin Lapang Rt 3 Rw 5 Desa Nyangkowek Kec Cicurug -Sukabumi Telp 0266-
109 CABANG CICURUG 733244/6726245
CABANG TANJUNG Jl. Wijaya Kusuma no.37 D Rawa BadakUtama 01/06 Koja-Jakarta Utara Telp. 021 –
110
PRIOK 29467897
KANTOR CABANG
Jl. Husein Hamzah no.41 A-B, Sungai Jawi Dalam Kec. Pontianak Barat-Pontianak,
111 UTAMA Kalimantan Barat Telp. 0561-772634
PONTIANAK
CABANG SUNGAI Jl. Jurusan Mempawah No. 06, Sungai Pinyuh Kec. Sungai Pinyuh-Mempawah,
112
PINYUH Kalimantan Barat
CABANG
113 Desa Sambora 04/02 Kec. Toho-Mempawah, Kalimantan Barat
SAMBORA
CABANG
114 Jl. Teratai No. A2, Terusan Kec. Mempawah Hilir-Mempawah, Kalimantan Barat
MEMPAWAH
CABANG Jl. Pasar lintang Anjongan, Anjongan Melancar 04/01 Kec. Anjongan-Menpawah,
115
ANJUNGAN Kalimantan Barat
116 CABANG MANDOR Jl. Raya Ngabang No. 8, Mandor 03/01 Kec. Mandor-Landak, Kalimantan Barat
CABANG RASAU Jl. KH. Abdurrahman Wahid, Kuala Dua Kec. Sungai Raya-Kubu Raya, Kalimantan
117
JAYA Barat
118 CABANG SINTANG Jl. Yc. Oevang Oeray, Baning Kota 14/03 Kec. Sintang-Sintang, Kalimantan Barat

3.1.2 Visi dan Misi

25
1) Visi
MENJADI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH YANG UNGGUL
DAN TERDEPAN DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN DAN
KESEJAHTERAAN UMMAT

2) Misi
1. Memperkuat struktur modal dari para pendiri, anggota, pengelola dan
segenap potensi ummat, sehingga menjadi lembaga keuangan syari’ah
bukan bank yang sehat dan tangguh.
2. Meningkatkan kualitas Tata Kelola lembaga dengan dukungan SDM yang
kompeten dan berintegritas berdasarkan prinsip syariah dengan teknologi
terkini
3. Mewujudkan kondisi terbaik bagi lembaga dan pengelola sebagai media
peningkatan kualitas amal soleh dan prestasi
4. Memperkuat pelatihan dan pendampingan guna mengembangkan usaha
anggota, sehingga menjadi ummat yang mandiri.
5. Mengutamakan mobilisasi pendanaan atas dasar ta’awun dari aghniya,
untuk disalurkan ke pembiayaan ekonomi mikro dan kecil serta
mewujudkan akuntabilitas manajemen zakat, infaq, shodaqoh dan Wakaf
( ZISWA ), sehingga terbebas dari dominasi ekonomi ribawi
6. Menjalin kemitraan yang sinergi dengan lembaga syari’ah lain, sehingga
mampu membangun tatanan ekonomi yang penuh kesetaraan dan keadilan.
7. Mewujudkan lembaga yang mampu membebaskan, memberdayakan dan
membangun keadilan ekonomi ummat, untuk menghantarkan ummat Islam
sebagai Khoera Ummat.

3.1.3 Struktur Organisasi BMT BUS Cabang Kradenan

Gambar 3.1 struktur organisasi BMT BUS Kradenan

26
SEPTIAN HARIS GNANJAR

MANAGER

DINA SOFIYANTI LUTHFI NUR SEPTIAN ADI


SALSABILA NUGROHO
ACCOUNT
OFFICER (AO) FUNDING
KASIR
OFFICER (FO)

Sumber data BMT BUS Kradenan 2019

3.1.4 Produk dan Layanan BMT BUS

 PRODUK SIMPANAN

1. SI RELA ( Simpanan Sukarela Lancar )


Produk Simpanan Suka Rela Lancar yang dikelola berdasarkan prinsip
mudharabah. Simpanan Suka Rela Lancar, diperuntukkan bagi anggota dan

27
calon anggota dengan cara penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan
sewaktu-waktu.
Keunggulan :
• Nisbah bagi hasil 30% : 70%
• Mendapatkan kesempatan memenangkan hadiah Qur’ah Si Rela
• Mendapatkan souvenir pada saat pembukaan rekening baru (minimal Rp.
2.000.000)
2. SI SUKA ( Simpanan Sukarela Berjangka )
Produk Simpanan Sukarela Berjangka yang dikelola berdasarkan
prinsip mudharabah. Sebagai program investasi dalam jangka panjang. Simpana
Sukarela Berjangka, diperuntukkan bagi anggota dan calon anggota dengan cara
penyetoran dan pengambilan sesuai dengan tanggal valuta.
Keunggulan :
• Simpanan Si Suka dapat dijadikan sebagai agunan
• Dikelola secara produktif dengan nisbah yang kompetitif :
Jangka Waktu Nisbah
Si Suka 1 Bulan 35% : 65%
Si Suka 3 Bulan 40% : 60%
Si Suka 6 Bulan 45% : 55%
Si Suka 12 Bulan 50% : 50%
3. SI SIDIK ( Simpanan Siswa Pendidikan )
Produk ssimpanan untuk perencanaan biaya pendidikan siswa sekolah
mulai dari umur 0 tahun sampai perguruan tinggi yang dikelola dengan prinsip
mudharabah. Penyetoran tiap bulan dan pengambilannya sesuai kesepakatan
perjanjian kontrak.
Jenis produk simpanan Si Sidik ada dua :
o Si Sidik
(Pilihan setoran per bulan Rp. 100.000,- s/d Rp. 500.000,-)
o Si Sidik PLUS
(Pilihan setoran di awal Rp.5.000.000,- s/d Rp. 25.000.000,-)

28
o Si Sidik Asuransi
Keunggulan :
• Setiap peserta Si Sidik berhak mendapatkan hadiah peralatan sekolah pada
setiap kenaikan kelas yang jenisnya ditentukan pihak BMT.
• Setiap peserta Si Sidik dapat menarik simpanan Si Sidik setiap tamat
jenjang pendidikan yang telah ditentukan oleh pihak BMT.
• Setiap kenaikan kelas pihak BMT akan memberikan beasiswa kepada
peserta Si Sidik yang berprestasi di kelas (rangkin 1 s/d 3 di kelas masing-
masing, dibuktikan dengan fotokopi raport yang dilegalisir).

4. SI HAJI & UMROH


Produk simpanan bagi anggota yang berencana untuk menunaikan ibadah haji &
umroh yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah, dengan pola
pembayaran cicilan dan pelunasannya sewaktu akan berangkat haji,
besaran dana disesuaikan dengan fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar.

Keunggulan :
• Setoran ringan, setoran awal Rp.500.000,- setoran selanjutnya disesuaikan
dengan rencana tahun keberangkatan.
• Penarikan simpanan dapat dilakukan jika jangka waktu perjanjian sudah
berakhir atau sudah memenuhi jumlah minimal untuk mendapatkan nomor
porsi haji yaitu senilai Rp.25.000.000,- (sesuai ketentuan saat ini dan bisa
berubah sewaktu-waktu).

5. SI HAFIT ( Simpanan Hari Raya Idul Fitri )


Produk simpanan bagi anggota dalam upaya untuk mempersiapkan hari
Raya Idul Fitri dan Mudik Lebaran, yang dikelola berdasarkan prinsip
mudharabah.
Keunggulan :
• Bisa dijadikan sebagai agunan pembiayaan.

29
• Pembagian simpanan Si Hafit berupa paket lebaran dan atau tiket
mudik lebaran.
6. SI MAPAN ( Simpanan Masa Depan )
Produk simpanan untuk mempersiapkan hari tua, yang dikelola
berdasarkan prinsip mudharabah.
Keunggulan :
• Setoran Si Mapan per bulan Rp.25.000,- s/d Rp.500.000,- masa
kepesertaan ( jangka waktu ) minimal 5 s/d 30 tahun.
7. SIMPANAN SEKOLAH
Produk simpanan yang khusus dibuat untuk menampung simpanan
siswa didik dan simpanan yang ditunjukkan untuk perencanaan jenjang
pendidikan serta simpanan dana sekolah, yang dikelola berdasarkan prinsip
mudharabah.
Fasilitas :
• Penyediaan buku tabungan bagi tiap siswa.
• Petugas datang langsung ke sekolah untuk pengambilan setoran
simpanan.
Keunggulan :
• Bebas biaya pembukuan rekening.
• Penyimpan dapat melakukan penyetoran dan penarikan setiap saat.
• Pemberian souvenir atau sponsorship untuk acara - acara khusus yang
diadakan sekolah.

 PRODUK PEMBIAYAAN
Syarat-syarat umum:
- Fotocopy KTP Suami/Istri
- Fotocopy Kartu Keluarga
- Buku Nikah

30
1. MUDHARABAH
Adalah kerjasama antara pemilik modal dan pengelola untuk suatu
usaha tertentu dengan kesepakatan Nisbah. Akad yang digunakan adalah
Mudharabah, yaitu kerjasama antara BMT BUS dengan anggota. Dimana pihak
BMT BUS menyediakan modal dan anggota sebagai pengelola dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah bagi hasil yang telah disepakati.
Manfaat :
• Dapat digunakan untuk pembiayaan modal kerja usaha
• Sistem bagi hasil sesuai kesepakatan
Ketentuan :
• Diperuntukkan bagi perorangan dan badan usaha
• Jangka waktu pembayaan maksimal 3 tahun

2. MURABAHAH
Adalah jual – beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati.
Akad yang digunakan adalah Murabahah, yaitu akad jual – beli antara BMT
BUS dan anggota. BMT BUS akan melakukan pembelian atau pemesanan
barang sesuai permintaan anggota kemudian menjualnya kepada nasabah
sebesar harga beli ditambah keuntungan BMT BUS yang disepakati.

Manfaat :
• Dapat digunakan untuk memenuhi usaha modal kerja, investasi atau
konsumtif ( misalnya, kendaraan bermotor, rumah, dll ).
• Angsuran tetap selama masa perjanjian.
Fasilitas :
• Dapat digunakan untuk pembiayaan konsumtif, seperti pembelian rumah
dan kendaraan.

31
• Dapat digunakan untuk pembiayaan produktif, seperti pembelian mesin
produksi.
• Pengambilan diangsur sesuai kesepakatan.
Ketentuan :
• Perorangan dan badan usaha.
• Harga jual kepada anggota adalah harga beli + margin.
• Jangka waktu pembiayaan maksimal 3 tahun.

3.2 Data Khusus


3.2.1 Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah di Koperasi
Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah BMT BUS
Jenis pembiayaan yang sering terjadi pembiayaan bermasalah di KSPPS
BMT BUS adalah pembiayaan akad murabahah. Akad Murbahah adalah akad jual
beli yang di dalamnya tertera harga jual ditambah hmargin yang telah disepakati
oleh kedua pihak yaitu BMT dan mitra. Alasan pembiayaan akad murabahah
sebagai jenis akad yang sering terindikasi pembiayan bermasalah karena akad
murabahah sangat mudah dalam penerapannya dan pengunaannya, sehingga akad
ini menjadi sangat diminati oleh mitra.
Dari hasil wawancara dengan salah satu karyawan bagian administrasi
pembiayaan di BMT BUS, terdapat dua faktor yang menyebabkan timbulnya
pembiayaan bermasalah terutama pada pembiayaan akad murabahah, faktor
tersebut yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal merupakan faktor yang diakibatkan atau disebabkan
dari kesalahan pihak BMT itu sendiri. Beberapa hal yang menjadi faktor internal
tersebut, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Faktor Internal

No Faktor
1. Kurang pemantauan dari pihak BMT
2. Kurangnya analisis dalam pemberian pembiayaan
3. Jangka waktu dalam pemberian pembiayaan
4. Jumlah pembiayaan yang diberikan
5. Kurang analisis terhadap32
jaminan
Sumber: Data diolah, 2019
Penjelasan tabel 3.1 :
1. Kurangnya pemantauan dari pihak BMT.
Yaitu BMT setelah memberikan pembiayaan kepada mitra kurang memantau
kondisi usaha maupun kondisi keuangan mitra yang diberikan pembiayaan.
2. Kurangnya analisis dalam pemberian pembiayaan.
Dalam pemberian pembiayaan pihak BMT kurang menganalisi kondisi
keuangan dan kondisi usaha mitra tersebut.
3. Jangka waktu dalam pemberian pembiayaan.
Dalam pemberian pembiayaan BMT kurang memperhatikan jangka waktu
yang diberikan kepada mitra.
4. Jumlah pembiayaan yang diberikan.
Penyebab pembiayaan bermasalah dapat timbul akibat jumlah pembiayaan
yang diberikan BMT kepada mitra tidak sesuai dengan kondisi mitra.
5. Kurang analisis terhadap jaminan.
Yaitu BMT dalam memberikan pembiayaan kurang teliti dalam
menganalisis jaminan apakah sesuai dengan jumlah yang diajukan atau
tidak. Kurangnya analisis ini dapat menyebabkan pembiayaan menjadi
bermasalah dikemudian hari.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar BMT atau yang
terjadi akibat kesalahan dari pihak mitra yang akan mengajukan
pembiayaan di BMT maupun hal-hal lainnya yang dapat mengganggu
pembiayaan, seperti:
Tabel 3.2 Faktor Eksternal

33
No Faktor
1 Terjadi bencana alam
2 Kondisi perekonomian
3 Karakter mitra yang tidak amanah
4 Usaha yang dijalankan relatif baru
5 Kemampuan produksi
6 Kurang mampunya menanggulangi masalah yang terjadi di dalam
usahanya
7 Kebijakan pemerintah

Sumber: Data diolah,2019

1. Terjadi bencana alam


Penyebab pembiayaan bermasalah yang tidak bisa dihindari karena terjadi
secara tiba-tiba dan akan membuat usaha yang dijalankan mitra tidak
dapat berjalan seperti sebelumnya.
2. Kondisi perekonomian
Kondisi perekonomian negara maupun suatu kota sangat mempengaruhi
mitra dalam pembayaran pembiayaan yang diberikan oleh BMT.

34
3. Karakter mitra yang tidak amanah
Salah satu penyebab pembiayaan bermasalah adalah karakter mitra yang
tidak amanah. Seperti pembayaran pertama dan kedua lancar namun
pembayaran selanjutnya banyak beralasan untuk tidak membayar
pembiayaan.
4. Usaha yang dijalankan relatif baru
Usaha mitra reatif baru menyebabkan kurang lancarnya pembayaran
pembiayaan yang nantinya dapat menimbulkan pembiayaan bermasalah.
5. Kemampuan produksi
Penyebab pembiayaan bermasalah salah satunya usaha yang dijalankan
oleh mitra kurang mampu dalam produksi sehingga menimbulkan
ketidakmampuan mitra dalam pembayaran pembiayaan.
6. Kurang mampunya menangulangi masalah yang terjadi di dalam
usahanya.
Timbulnya pembiayaan bermasalah karena mitra tidak dapat
menangulangi masalah atau kurangnya pembuatan mitigasi risiko untuk
usahanya, seperti keuangan, produksi, bahan baku maupun bahan
pendukung usahanya.
7. Kebijakan pemerintah
Penyebab pembiayaan bermasalah ini terjadi akibat adanya kebijakan
pemerintah yang merugikan keberlangsungan usaha mitra.

3.2.2 Proses Penanganan Pembiayaan Bermasalah Dikoperasi Simpan


Pinjam Dan Pembiayaan Syariah BMT BUS Cabang Kradenan
Menurut hasil wawancara dengan salah satu karyawan di BMT BUS, jika
terdapat keterlambatan pembayaran anguran oleh mitra, maka hal pertama yang
dilakukan oleh BMT BUS adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Ketentuan Penanganan Pembiayaan Bermasalah
Keterlambatan Penangung
Jenis Surat
No Angsuran Jawab

35
1 2 x Angsuran Surat Penagihan Marketing
2 3 x Angsuran Surat Peringatan Marketing
1
3 4 x Angsuran Surat Peringatan Marketing
2
4 5 x Angsuran Surat Peringatan Marketing
3
5 6 x Angsuran Somasi Remedial
Sumber: BMT BUS, 2019

Penjelasan dari tabel 3.3 adalah sebagai berikut:


1) Jika mitra terlambat atau tidak membayar angsuran selama 2 (dua)
kali angsuran, maka pihak BMT akan memberikan surat penagihan untuk
mitra melalui marketing penanggun jawab.
2) Keterlambatan atau tidak membayar angsuran selama 3 (tiga) kali
mitra akan mendapat surat peringatan pertama dari BMT untuk
memberikan peringatan kepada mitra untuk melakukan pembayaran
angsuran yang sudah jatuh tempo namun belum dibayar oleh mitra
terebut. Surat peringatan 1 (pertama) tersebut diberikan oleh pihak BMT
melalui marketing penangung jawab mitra tersebut.
3) Setelah mendapat surat peringatan 1 (pertama), mita tetap tidak juga
membayar angsuran atau tidak membayar angsuran sebanyak 4 (empat)
kali angsuran makan mitra akan mendapat surat peringatan 2 (kedua).
Surat peringatan 2 (kedua) ini diberikan juga oleh marketing penangung
jawa mitra.
4) Jika mitra tidak membayar juga angsurannya selam 5 (lima) kali,
maka akan mendapat surat peringatan 3 (ketiga) atau surat peringatan
terakhir dari pihak BMT untuk mitra yang menunggak pembayarannya.
5) Surat peringatan 3 (ketiga) atau tidak membayar angsuran selama
lebih adari 6 (enam) kali angsuran, maka pihak BMT melalui petugas
remedial akan melakukan somasi kepada mitra yang bersangkutan.
Somasi bertujuan untuk mengetahui apakah mita akan membayar

36
angsuran yang belum dibayar atau melelang jaminan mitra untuk
menutupi angsuran yang belum terbayar dan/atau tunggakan angsuran.
Dari penjelasan tabel di atas, dapat diketahui ketentuan penyelesaian
pembiayaan bermasalah di BMT BUS. Namun, selain ketentuan di atas
BMT BUS juga melakukan penyelesaian atau penanganan pembiayaan
bermasalah dengan bentuk:
1. Rescheduling (Penjadwalan Kembali)
Penjadwalan kembali dilakukan dengan cara mengubah jangka
waktu atau perpanjangan pembayaran pembiayaan, jadwal pembayaran
(penanggalan kembali tenggang waktu), dan jumlah angsuran. Dengan
penjadwalan kembali ini pihak BMT dapat mengetahui kemampuan
kondisi mitra, sehingga pihak BMT dapat mencocokan kemampuan mitra
dengan jadwal yang telah di ubah dengan jadwal baru.
Seorang mitra yang ingin melakukan penjadwalan kembali dapat
melakukan dengan cara datang ke BMT BUS menemui customer service
untuk membuat permohonan perpanjangan jangka waktu. Setelah
permohonan perpanjangan waktu di terima oleh customer service
diberikan kepada bagian pembiayaan untuk melakukan rapat komite
pembiayaan, jika disetujui pihak BMT akan melakukan akad kembali.
2. Reconditioning (Persyaratan Kembali)
Persyaratan kembali dapat mengubah sebagian persyaratan yang
disepakati sebelumnya untuk menjadi leboh ringan. Dalam hal ini
persyaratan yang dapat berubah, meliputi:
a. Penundaan pembayaran margin, artinya pembayaran margin setelah
mitra berkesanggupan untuk membayar tunggakan margin tersebut.
b. Penurunan margin, yaitu angsuran pokok tetap dibayar oleh mitra,
namun dengan margin yang diturunkan sedikit dari kesepakatan awal.

37
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya mengenai proses
penanganan pembiayaan bermasalah di KSPPS BMT BUS, maka yang
dapat disimpulkan oleh penulis adalah:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya pembiayaan bermasalah
terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
2. Faktor internal, muncul karena kesalahan yang ada di dalam BMT
BUS sedangkan, faktor eksternal muncul diakibatkan dari luar BMT BUS
salah satunya bencana alam.
3. Dalam penanganan pembiayaan bermasalah, BMT BUS memiliki
ketentuan tersendiri yang akan dilakukan jika ada pembiayaan bermasalah
yang muncul.
4. Ketentuan pembiayaan bermasalah yang lain di BMT BUS adalah
Rescheduling dan Reconditioning.

4.2 Saran
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mengemukakan
beberapa saran yang bermanfaat bagi BMT BUS, sebagai berikut:
1. Dalam pemberian pembiayaan pihak BMT harus memperhatikan
proses pemberian pembiayaan yang ada sehingga dapat
mengurangi risiko yang kemungkinan akan terjadi di masa yang akan
datang.

38
2. Ketika pengadministrasian pembiayaan, pihak BMT harus
memperhatikan kemampuan mitra dalam mengangsur. Dapat dilihat dari
laporan keuangan dan slip gaji.

DAFTAR PUSTAKA

AIbrahim. 2017. Analisis Solutif Penyelesaian Pembiayaan


Bermasalah di Bank Syariah, diperoleh pada 15 maret 2019 di:
https://media.neliti.com/ media/publication/91301-analisis-
solutif-penyelesaian-pembiayaan-pdf.

BMT BUS. 2019. Tentang BMT BUS, diperoleh 01


Maret 2019 di: www.bmt.umy

Dewi, Gemala. 2018. Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta:


Prenada Media.
Hermansyah. 2014. Hukum Perbankan Nasional: Edisi Kedua.
Jakarta: Kencana.
Huda, Nurul dan Heykal, Moehamad. 2010. Lembaga Keuangan
Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis. Edisi Pertama. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Idwal, B. 2014. Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan


Syariah, diperoleh pada 1 maret 2019
di: http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/mizani/article/download
/43/43

Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia.


Jakarta: Prenada Media.

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP ANKYKPN.

39
PE Syariah. 2016. Penyelesaian Pembiayaan Murabahah
Bermasalah Di Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), diperoleh
pada 1 Maret 2019 di: https://
media.neliti.com/media/publications/128329-ID-
penyelesaian- pembiayaan –murabahah-bermas.pdf

Ridwan, Muhammad. 2005. Manajemen Baitul Nl Tmwil (BMT). Cetakan ke-


2. Yogyakarta: UII Press.

Soemitra, Andri. 2017. Bank & Lembaga Keuangan Syariah.


Jakarta: Prenada Media.

Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990
Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

40
41

You might also like