Professional Documents
Culture Documents
Kajian Kekuatan Bambu Laminasi Sebagai Bahan Bangunandi Indonesia
Kajian Kekuatan Bambu Laminasi Sebagai Bahan Bangunandi Indonesia
net/publication/320225079
CITATIONS READS
0 175
2 authors, including:
Agung Sumarno
Indonesian Institute of Sciences
6 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Utilization of Low Cost Woods Species and Non-Wood Species for Building Materials View project
All content following this page was uploaded by Agung Sumarno on 05 October 2017.
ABSTRACT
Nowadays a lot of research on laminated bamboo as a alternative raw material for building materials, but there
is not standard calculation for the construction of bamboo as a structural component. The result of calculation
using a standard design specifications for wood construction were then compare with a literature review of
experimental laminated bamboo research. The scope of comparison are tensile strength and compressive
strength. And also, using distributed load to compare bending strength, shear strength, and deformation. The
result is the strength of bamboo laminated from a literature always higher than the result of calculation using a
standard design specifications for wood construction. So, standard design specifications for wood construction
can be used for the calculation of laminated bamboo construction . In addition, Dendrocalamus asper bamboo
which are common in Indonesia is very potential to be developed into a mass-produced laminated bamboo to
replace Guadua agustifolia Kunt bamboo.
ABSTRAK
Saat ini telah banyak penelitian mengenai bambu laminasi sebagai bahan baku alternatif pengganti kayu untuk
bahan bangunan, namun belum ada standar perhitungan untuk konstruksi b ambu sebagai komponen struktur.
Hasil perhitungan menggunakan standar konstruksi kayu tersebut kemudian dibandingkan dengan kajian pustaka
penelitian bambu laminasi secara eksperimental. Ruang lingkup perbandingan meliputi kekuatan tarik dan
kekuatan tekan. Selain itu, menggunakan beban merata dibandingkan pula kekuatan terhadap lentur dan geser
serta lendutan. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa kekuatan bambu pada pustaka yang digunakan
selalu melebihi perhitungan menggunakan standar konstruksi kayu. Hal ini menunjukkan standar konstruksi
kayu boleh digunakan untuk perhitungan konstruksi bambu laminasi. Selain itu, bambu Dendrocalamus asper
yang umum dijumpai di Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi bambu laminasi yang
diproduksi masal menggantikan bambu Guadua agustifolia Kunt.
I. PENDAHULUAN
Kayu merupakan bahan bangunan Untuk mengatasi hal tersebut
yang ramah lingkungan berbasis bambu merupakan bahan baku alternatif
biomaterial, namun dengan meningkatnya yang dapat digunakan sebagai bahan
kebutuhan tempat tinggal akibat bangunan pengganti kayu, karena bambu
meningkatnya populasi penduduk disuatu memiliki beberapa unggulan seperti cepat
daerah ketersediaan kayu sebagai bahan tumbuh, mudah dalam pengerjaan, mudah
bangunan semakin menipis baik secara didapat, ringan serta memiliki sifat mekanis
kuantitas maupun kualitas sedangkan yang baik (Suryana, 2011).
kebutuhan kayu untuk bahan bangunan
semakin meningkat. Hal inilah yang Saat ini telah banyak penelitian
menyebabkan eksplorasi kayu sebagai hasil mengenai bambu laminasi sebagai bahan
hutan melampaui batas sehingga terjadi baku alternatif pengganti kayu untuk bahan
deforestasi (Putri R, 2012). bangunan. Bambu laminasi ini diharapkan
menjadi solusi untuk memperbaiki sifat
mekanika bambu sehingga menjadi
seragam bila dibanding bambu alami. sistem struktur rangka (truss), batang tekan
Selain itu, bambu laminasi memiliki biasanya adalah elemen struktur yang
kelebihan dapat dibentuk dalam berbagai letaknya di tepi, vertikal, elemen struktur
ukuran (Setyo H, 2014). Ide dasar dalam pengaku (bracing) ataupun elemen kolom
pembuatan bambu laminasi adalah adalah (tiang). Berikut ini akan diuraikan langkah
teknologi laminasi yang telah lama analisis batang tekan (SNI 7973, 2013).
diterapkan pada kayu yaitu glulam (glued
laminated timber) (Agus, 2011). Dengan 1. Menentukan panjang efektif kolom
teknologi ini kayu dipilih dan dipersiapkan Le = Ke ×L
secara khusus dan digabung menggunakan (1)
perekat (SNI 7973, 2013). dengan :
𝐿𝑒 = Panjang efektif kolom
Bambu laminasi dibuat dengan cara 𝐾𝑒 = Koefisien panjang tekuk
membuat bambu menjadi bilah bambu yang 𝐿 = Panjang kolom
dipilah berdasarkan ukuran yang sama
untuk mempermudah pengerjaan, kemudian 2. Menentukan rasio kelangsingan 𝐿𝑒 /𝑑
direkatkan dengan sistem kempa dan dengan kontrol 𝐿𝑒 /𝑑 < 50, dengan 𝑑 =
membentuk balok-balok yang ukuran dan sisi terpanjang penampang
dimensinya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan (Putri R, 2012). 3. Menentukan faktor-faktor koreksi antara
lain 𝐶𝑀 ,𝐶𝑡 ,𝐶𝑓, 𝐶𝐼 , 𝐾𝑓 , 𝜙𝑐 ,𝜆
Penelitian bambu laminasi di dengan :
Indonesia telah memberikan informasi 𝐶𝑀 = Faktor layan basah
berupa sifat mekanik bambu laminasi yang 𝐶𝑡 = Faktor temperatur
meliputi modulus elastisitas, modulus 𝐶𝑓 = Faktor ukuran
lentur, kuat tarik, kuat tekan sejajar serat,
𝐶𝐼 = Faktor tusukan
kuat tekan tegak lurus serat, serta kuat
𝐾𝑓 = Faktor konfersi format
geser. Sifat mekanik bambu laminasi sangat
dipengaruhi oleh jumlah ruas yang ada pada 𝜙𝑐 = Faktor ketahanan
satu batang, jumlah dan jenis perekat 𝜆 = Faktor efek waktu
terlabur yang digunakan serta faktor
tekanan kempa yang diberikan (Setyo H, 4. Menghitung kuat tekan F*c
2014). 𝐹𝑐 = 0,8 × 𝐹𝑐
(2)
Konstruksi bambu saat ini menjadi dengan :
salah satu pilihan bagi arsitek dan insinyur 𝐹𝑐 = Kuat tekan sejajar serat dari data
sipil karena bersifat material terbarukan sekunder
(Nurdiah, 2016), Namun sejauh ini belum F*c = 𝐹𝑐 × 𝐶𝑀 × 𝐶𝑡 × 𝐶𝑓 × 𝐶𝐼
ada standar perhitungan untuk konstruksi (3)
bambu sebagai komponen struktur, 5. Menghitung faktor stabilitas kolom
sehingga dalam analisis ini dicoba
menggunakan standar spesifikasi desain 0,822Emin'
FcE = L 2
untuk konstruksi kayu (SNI 7973, 2013). ( e)
d
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji (4)
kekuatan bambu laminasi dengan ukuran
sebenarnya agar dapat dimanfaatkan
1+FcE/ Fc* 1+F cE/ Fc* 2 FcE/ Fc*
sebagai bahan bangunan. Cp = -√[ ] -
2c 2c c
(5)