You are on page 1of 19

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI


KONDISI FINANCIAL DISTRESS BANK UMUM SYARIAH
MENGGUNAKAN MODEL LOGIT
DI INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi

Oleh :

RENDRA PRATAMA
2012310608

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2016
i
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN UNTUKMEMPREDIKSI KONDISI
FINANCIAL DISTRESSBANK UMUM SYARIAH
MENGGUNAKAN MODEL LOGIT
DI INDONESIA

Rendra Pratama
STIE Perbanas Surabaya
Email :Rendrapratama1@gmail.com

ABSTRACT

This research is to analyze Bank financial ratio to predict financial distress of Islamic Banks
in Indonesia. The variables which used are five financial ratiosCAR (Capital Adequacy
Ratio), ROE (Return On Equity), ROA (Return On Assets, FDR (FinancingTo Deposit Ratio),
and BOPO (operational expense to operational income) The data of this research obtained
by sensus that means all population can used in this research which is 11 Islamic Banks in
2013-2014 and divided in two categories: 6 Islamic Banks with “no problem” and 5 Islamic
Banks “in trouble”. The statistic methods which is used to test on the research hypothesis is
logit regression. Results of the analysis indicate that CAR and ROE variables have positive
and significantly affect the probability of financial distress in Islamic Bank in Indonesia;
ROA variables have negative and significantly affect the probability of Financial distress in
Islamic Bank in Indonesia; FDR variables have positive and not significant effect and the last
variable BOPO variables have negative but not significantly effect the probability of
financial distress in Islamic Banking in Indonesia. The accuracy of prediction financial
distress of Islamic Bank in 2014 reaches to 84.1%, while the remainder explained by other
variables outside the model
Key Words : Financial Distress, Regression Logistic, Bank Financial Ratios

PENDAHULUAN sebagai pelopornya dengan Bank


Dalam beberapa tahun terakhir komersial islam pertama yaitu Bank
masyarakat Indonesia mulai percaya Umum Syariah Malaysia Berhad,
terhadap sistem Perbankan syariah sedangkan perkembangan Bank Umum
dibandingkan Perbankan konvensional. Syariah di Indonesia di mulai pada tahun
Ekonomi syariah dianggap cukup 1992 dengan berdirinya Bank Muamalat
menjanjikan untuk dijadikan alternatif dari Indonesia (BMI). Rivai (2013:495)
sistem perekonomian Indonesia yang Krisis moneter tahun 1998 di
dimana sistem perekonomian di Indonesia Indonesia merupakan krisis ekonomi yang
yang dianut saat ini mulai terlihat memiliki terburuk yang pernah dialami oleh Negara
banyak kelemahan dan masyarakat Indonesia. Sektor yang paling terpukul
Indonesia yang mayoritas beragama adalah sektor Perbankan, dimana industri
Muslim dan merupakan negara Islam Perbankan mempunyai peran penting
terbesar di dunia. Hal ini dibuktikan dalam sistem perekonomian suatu negara.
dengan jumlah nasabah Bank Umum Peran penting tersebut sebagai penunjang
Syariah di Indonesia pada tahun 2011 perekonomian nasional.
hingga 2014 mengalami kenaikan yang Buruknya kinerja atau kondisi Perbankan
cukup signifikan. Rivai (2013:495) bisa jadi akan berdampak pula pada
mengemukakan bahwa perkembangan perekonomian secara keseluruhan. Upaya
Bank Umum Syariah di Asia Tenggara untuk memperkuat sektor Perbankan
dimulai pada tahun 1983 dimana Malaysia nasional dan meningkatkan kinerja

1
Perbankan menjadi salah satu upaya dalam tertinggi Bank konvensional yang berada
memperkuat perekonomian pada angka 3,02%. Hal ini dapat
nasional.Rivai(2013:500) mengemukakan menunjukkan bahwa kinerja manajemen
bahwa Sistem Perbankan syariah telah Perbankan syariah Indonesia belum
membuktikan dirinya sebagai suatu sistem mampu mencapai kinerja yang optimal
yang tangguh melalui krisis ekonomi di sehingga dapat mempengaruhi
Indonesia. Banyak keunggulan yang profitabilitas Bank tersebut. Jika
dimilikinya sehingga dapat bertahan pencapaian rentabilitas seperti ini terus
menghadapi keadaan yang sangat sulit menerus dan bertambah buruknya
bagi dunia Perbankan. Di antara melemahnya mata uang Rupiah terhadap
keunggulannya adalah pertumbuhan Dolar Amerika maka akan berdampak
Perbankan yang terkait dengan pada tingkat kepercayaan masyarakat
pertumbuhan ekonomi riil, sehingga dalam terhadap Bank Umum Syariah. Apabila
kondisi krisis ekonomi pada tahun 1998 kepercayaan masyarakat atau calon
yang dimana Bank konvensional nasabah pada kinerja Bank Umum Syariah
menderita negative spread, dan justru berkurang pada akhirnya penghimpunan
dalam kondisi demikian Bank Umum dana dari masyrakat atau calon deposan
Syariah menunjukkan kondisi sebaliknya. akan menjadi masalah yang besar bagi
Berdasarkan data dana pihak dunia Perbankan syariah. Kemudian NPF
ketiga Bank Umum Syariah mengalami Bank Umum Syariah selama tahun 2014
kenaikan yang signifikan, diantaranya mengalami kenaikan yang cukup
jumlah nasabah tabungan IB di Bank signifikan, pada bulan Januari rasio NPF
Umum Syariah berturut turut mulai tahun sebesar 3,01 % dan pada bulan November
2010 sampai dengan tahun 2014 : rasio NPF sebesar 4,86. Dari grafik
5.790.058 nasabah, 7.869.475 nasabah, tersebut maka dapat menyimpulkan bahwa
10.231.194 nasabah, 12.187.397 nasabah, banyak jumlah kredit bermasalah dan
dan pada tahun 2014 sebesar 14.024.264 kurangnya pengawasan terhadap kredit
nasabah. Kemudian jumlah dana pihak bermasalah ini, apabila rasio NPF ini
ketiga di Bank Umum Syariahpada tahun semakin besar maka perkembangan Bank
2010 sebesar Rp.1.603.778.000 dan pada Umum Syariah bisa menjadi masalah yang
tahun 2014 mengalami kenaikan yang cukup besar karena dapat mempengaruhi
cukup signifikan sebesar Rp. profitabilitas Bank Umum Syariah tersebut
4.028.415.000. Data tersebut membuktikan kemudian Rustam (2013:57)
bahwa Bank Umum Syariah di Indonesia mengemukakan bahwa Negara-negara lain
mendapatkan respon yang positif bagi terdapat beberapa faktor yang
masyarakat Indonesia sehingga dapat menyebabkan tingginya rasio NPF
dikatakan Bank Umum Syariah bisa sehingga menyebabkan kegagalan
bersaing dengan Bank konvensional di sejumlah Bank Umum Syariah contohnya
Indonesia.kemudian berdasarkan data adalah di Negara Turki, Mesir, Afrika
rentabilitas Bank Umum Syariah selama Selatan yang dimana kegagalan sejumlah
bulan Januari-September tahun 2014 Bank Umum Syariah di Negara ini karena
berada dibawah pencapaian rentabilitas manajemen yang buruk, perilaku buruk,
Bank Umum Konvensional. Pencapaian dan misspresentasi, kemudian Rustam
terendah Bank Umum Syariah berada pada (2013:58) mengemukakan bahwa moral
angka 0,08% sedangkan Bank Umum hazard (ancaman moral) biasa terjadi pada
Konvensional mencapai titik terendah pembiayaan bagi hasil karena
pada angka 2,79% sedangkan angka ketidaksempurnaan informasi petugas
tertinggi yang dapat dicapai oleh Bank melihat level usaha nasabah dan
Umum Syariah hanya sebesar 1,16% yang terbatasnya informasi sehingga tingginya
masih kalah jauh dengan pencapaian NPF bisa disebabkan karena beberapa

2
faktor salah satunya adalah kesalahan yang baik akan memberikan sinyal positif
Bank dalam melakukan monitoring atau negatifberdasarkan rasio keuangan
terhadap nasabahnya apabila hal ini kepada para Nasabah untuk menetapkan
dilakukan terus menerus tanpa adanya pengambilan keputusan yang tepat baik
perbaikan dalam tata kelola perusahaan saat ini dan masa depan agar resiko
yang baik dalam industri Perbankan terjadinya kebangkrutan suatu Bank
Syariah maka kegagalan Ban Umum Umum Syariah dapat dihindari.Scott
Syariah di Indonesia akan terjadi seperti di Besley dan Eugene F. Brigham (2012:517)
Negara turki, Mesir, dan Afrika Selatan. mengemukakan bahwa sinyal adalah
Cara untuk meminimalisir sebuah tindakan yang diambil oleh
kebangkrutan Bank terutama Bank Umum manajemen perusahaan yang memberikan
Syariah maka perlu adanya Early Warning petunjuk kepada investor tentang
Systems (EWS). Early Warning Systems bagaimana manajemen memandang
(EWS) merupakanupaya yang dilakukan prospek perusahaan. Menurut Wolk et al
manajemen untuk memprediksi (2001:6) Mengemukakan bahwa teori
permasalahan yang berhubungan dengan sinyal menjelaskan bagaimana sebuah
Bank dan lembaga simpanan lainnya. perusahaan dapat memberikan suatu sinyal
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi kepada pengguna laporan keuangan yang
EWS Bank Umum Syariah di Indonesia menunjukkan apa saja yang sudah
sebelum Bank tersebut mengalami kondisi dilakukan oleh pihak manajemen.
financial distress dan menjadi bangkrut.
Berdasarkan data diatas maka Financial distress
dalam penelitian iniakan menganalisis Sebelum Bank itu mengalami
rasio keuangan di dalam laporan keuangan kebangkrutan maka akan mengalami
Bank yang merupakan informasi yang kondisi financial distress terlebih dahulu.
penting dan akurat untuk menganalisis Financial distress merupakan tahap
financial distress Bank Umum Syariah. penurunan secara berkala kondisi
Rasio keuangan yang akan digunakan oleh keuangan yang dialami oleh suatu
peniliti adalah: rasio CAR (Capital perusahaan, hal ini merupakan awal
Adequacy Ratio), rasio ROA (Return On sebelum terjadinya kebangkrutan atau
Assets), rasio ROE (Return On Equity), likuidasi. Kemudian Platt dan Platt (1991)
rasio NPF (Non Performing Finance), dalam Ismawati (2015) mengemukakan
rasio BOPO (The ratio of Operational kegunaan informasi jika suatu perusahaan
Expenses to Operational Revenue). mengalami Financial distressyaitu :
Adanya informasi tersebut maka 1. Mempercepat tindakan manajemen
akanmembantu banyak pihak untuk untuk mencegah masalah sebelum
mengevaluasi dan memperbaiki kinerja terjadinya kebangkrutan
perusahaan Perbankan tersebut serta akan 2. Pihak manajemen dapat mengambil
mengambil tindakan yang perlu dilakukan tindakan Merger atau Takeover
untuk menghindari atau mengatasi hal agar perusahaan lebih mampu
tersebut. untuk membayar utang dan
mengelola perusahaan dengan baik.
RERANGKA TEORITIS YANG 3. Memberikan tanda peringatan awal
DIPAKAI DAN HIPOTESIS adanya kebangkrutan pada masa
Signalling theory yang akan datang.
Signalling Theory diungkapkan oleh
Stephen A. Ross pada tahun 1977dalam Pengaruh CAR Terhadap Probabilitas
penelitian ini apabila dikaitkan dengan Financial DistressBank
Signalling Theorymaka untuk Rasio keuangan CAR merupakan
menggambarkan bahwa kondisi keuangan indikator untuk menilai kemampuan Bank

3
dalam menutup penurunan aktiva yang secara keseluruhan, rasio ini terbukti
disebabkan kerugian yang diderita Bank, signifikan.
sehingga dapat disimpulkan bahwa besar H2: ROA berpengaruh negatif terhadap
kecilnya CAR ditentukan oleh kemampuan probabilitas financial distress Bank Umum
Bank menghasilkan laba serta Syariah di Indonesia.
pengalokasian dana pada aktiva Bank Pengaruh ROE Terhadap Probabilitas
tersebut. Financial Distress Bank
Rasio keuangan CAR yang Rasio ROE ini digunakan untuk
digunakan untuk memprediksi mengukur kemampuan Bank dalam
kebangkrutan, menurut Kurniasari (2013) memperoleh laba bersih. Kenaikan rasio
mengemukakan bahwa rasio CAR yang ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari
terlalu rendah memungkinkan investasi laba yang diperoleh oleh Bank tersebut,
pada aktiva berisiko tidak dapat ditutup apabila terjadi kenaikan laba bersih maka
dengan modal sendiri Bank, kemudian dapat dikatakan kinerja manajemen Bank
Ismawati (2015) mengemukakan bahwa terbukti efektif sehingga dapat dipercaya
Capital Adequacy Ratio (CAR) oleh nasabah maumpun investor.
berpengaruh tidak signifikan terhadap Ismawati (2015) mengemukakan
probabilitas Financial distressPerbankan bahwa Return On Equity (ROE)
dan mempunyai koefisien positif 0,166 berpengaruh tidak signifikan terhadap
yang artinya semakin tinggi rasio CAR probabilitas Financial distressPerbankan
kemungkinan Bank mengalami kondisi dan mempunyai koefisien negatif -,054
bermasalah akan semakin kecil. yang artinya semakin rendah rasio ROE,
H1: CAR berpengaruh negatif terhadap semakin kecil pula tingkat keuntungan
probabilitas financial distress Bank yang dicapai Bank sehingga kemungkinan
Umum Syariah di Indonesia. Bank mengalami kondisi bermasalah akan
semakin besar. Baskoro (2014)
Pengaruh ROA Terhadap Probabilitas berpendapat bahwa Return on Equity
Financial Distress Bank (ROE) yaitu rasio yang mengukur
Tujuan dari Bank pada umumnya kemampuan perusahaan menghasilkan
yaitu mendapatkan laba, sama halnya laba berdasarkan modal saham tertentu dan
dengan Bank Umum Syariah yang rasio ini terbukti signifikan.
mempunyai tujuan untuk mendapatkan H3: ROE berpengaruh negatif terhadap
profit yang optimal rasio ROA ini probabilitas financial distress Bank
digunakan untuk penilaian terhadap Umum Syariah di Indonesia.
kondisi dan kemampuan rentabilitas Bank
untuk mendukung kegiatan operasionalnya Pengaruh FDR Terhadap Probabilitas
dan permodalan, sehingga dapat Financial Distress Bank
disimpulkan semakin besar ROA maka Rasio FDR ini digunakan
semakin besar tingkat keuntungan yang membandingkan antara jumlah
dicapai dan semakin baiknya penggunaan pembiayaan yang diberikan oleh Bank
asset oleh Bank tersebut. dengan dana pihak ketiga yang diterima
Ismawati (2015) berpendapat oleh Bank sehingga dapat menggambarkan
bahwa Return On Assets (ROA) pada kemampuan Bank tersebut dalam hal
penelitian ini berpengaruh negatif dengan mengukur kemampuan likuiditas Bank.
koefisien -2,345, signifikan terhadap Oleh karena itu Bank harus
probabilitas Financial distressPerbankan; memperhatikan jumlah likuiditas yang
kemudian Baskoro (2014) mengemukakan tepat karena terlalu banyak likuiditas maka
hasil bahwa Return On Asset (ROA) yaitu akan mengurangi tingkat pendapatan dan
rasio yang mengukur kemampuan Bank di apabila terlalu sedikit maka Bank akan
dalam memperoleh laba dan efisiensi berpotensi meminjam dana yang

4
mengakibatkan meningkatkan biaya dana efisien aktiva Bank dalam menghasilkan
dan menurunkan profitabilitas. keuntungan
Kurniasari (2013) mengemukakan Kurniasari (2013) mengemukakan
bahwa tingginya rasio LDR menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio BOPO maka
semakin rendahnya kemampuan likuiditas Bank semakin tidak efisien dalam
Bank yang bersangkutan yang mengendalikan biaya operasional terhadap
mengakibatkan Bank tersebut mengalami pendapatan operasionalnya maka semakin
financial distress; kemudian Ismawati besar pula lemungkinan Bank mengalami
(2014) mengemukakan bahwa Variabel financial distress; kemudian Yulianto dan
Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Sulistyowati (2012) mengemukakan
penelitian ini berpengaruh signifikan bahwa rasio BOPO mempunyai nilai
terhadap probabilitas financial distress dan prediksi yang rendah dalam menentukan
pengaruhnya positif artinya besarnya rasio tingkat kesehatan Bank, kemudian
LDR akan mempengaruhi tingkat Ismawati (2015) mengemukakan bahwa
profitabilitas Bank dalam kesempatan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
mendapatkan bunga dari kredit yang Operasional (BOPO) berpengaruh tidak
diberikan, sehingga semakin besar kredit signifikan terhadap probabilitas Financial
yang disalurkan akan meningkatkan distress menandakan bahwa semakin
pendapatan Bank, namun nilai LDR tinggi rasio BOPO, Bank semakin tidak
yang terlalu tinggi akan mengganggu efisien dalam mengendalikan biaya
likuiditas Bank. operasional terhadap pendapatan
H4: FDR berpengaruh positif terhadap operasionalnya, sehingga semakin besar
probabilitas financial distressBank pula kemungkinan Bank mengalami
Umum Syariah di Indonesia. Financial distress.
H5:BOPO berpengaruh positif terhadap
Pengaruh BOPO Terhadap Probabilitas probabilitas financial distress Bank Umum
Financial Distress Bank Syariah di Indonesia.
Rasio BOPO ini digunakan untuk
membandingkan antara biaya operasional Kerangka Pemikiran
dengan pendapatan operasional yang Berdasarkan landasan teori
digunakan dalam mengukur tingkat diatas dapat digambarkan suatu model
efisiensi kemampuan Bank dalam kerangka pemikiran yang menjelaskan
melakukan kegiatan operasinya. Semakin hubungan antara variabel dependen yaitu
efisiensi Bank dalam melakukan kegiatan prediksi kondisi financial distress pada
operasinya berarti kemampuan Bank Bank Umum Syariah terhadap variabel
dalam menghimpun dana dari masyarakat independen sebagai berikut:
semakin optimal, Hal ini berarti semakin

5
Rasio CAR
(Capital Adequacy Ratio)

Rasio ROA
(Return On Assets)

Rasio ROE
Financial distress
(Return On Equity)

Rasio FDR
(Financing to Deposit

Rasio BOPO
(Rasio Biaya Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional)

Gambar 2.3
KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN Bank Umum Syariah dan data tersebut


berupa rasio-rasio keuangan Bank, yaitu
Jenis,Sumber Data dan Pemilihan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return
Sampel Penelitian OnAset (ROA), Return On Equity (ROE),
Penelitian ini merupakan jenis financing to Debt Ratio (FDR) danRasio
rancangan penelitian dalam bentuk Biaya Operasional Terhadap Pendapatan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini sangat Operasional (BOPO)pada Bank Umum
memerlukan adanya hipotesis dalam Syariah periode 2013-2104.
pengujiannya, dimana itu yang akan Tahap-tahap yang dilakukan dalam
menentukan tahapan dalam proses melakukan teknik analisis data adalah
berikutnya (Suwarno, 2006;258).Penelitian sebagai berikut:
ini menggunakan jenis data sekunder. 1. Mengumpulkan data-data laporan
Penelitian ini metode yang digunakan keuangan triwulanan Perbankan
adalah menggunakan teknik observasi syariah tahun 2013-2014.
dokumen dimana melihat laporan 2. Memilih data-data atau rasio-rasio
keuangan triwulanan yang sudah tercatat keuangan Perbankan yang akan diteliti
atau terpublikasikan di website resmi Bank sesuai dengan kriteria populasi yang
Umum Syariahperiode 2013-2014. telah ditentukan.
Perolehan data Sampel yang digunakan 3. Menginput semua data yang menjadi
adalah sensus, yang berarti keseluruhan variabel dependen dan variabel
populasi digunakan sebagai data penelitian independen yang digunakan dalam
dan dengan teknik ini peneliti penelitian
mengumpukan data tertulis dokumen- 4. Menggunakan uji statistik data.
dokumen, arsip-arsip, dan lain-lain yang
berhubungan dengan objek penelitian
untuk mendapatkan data sekunder.Sumber Identifikasi dan Pengukuran Variabel
data yang diperoleh dari website resmi Variabel dependen (Financial Distress)

6
Rasio ini dapat dihitung
Variabel dependen dalam berdasarkan Nomor 13/ 30 /DPNP tanggal
penelitian ini adalah financial distress 16 Desember 2011)
Bank Umum Syariah dengan melihat
perbedaan antara Bank yang mengalami
kondisi financial distressDalam penelitian =
! " # " $ $ %
100%

ini kriteria Bank Umum Syariah yang


dikategorikan mengalami financial distress
yaitu Bank Umum Syariah yang memiliki Return on Assets
rasio NPF ≥5% yang dimana dasar Rasio ini digunakan untuk
penentuan kriteria financial distress mengukur manajemen Bank dalam
tersebut didasarkan atas Regulasi Bank memperoleh keuntungan (laba sebelum
Indonesia yakni Surat Edaran Bank pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total
Indonesia Nomor 13/24/DPNP/2011 aset Bank yang bersangkutan; jika ROA
menetapkan bahwa maksimal NPF sebesar semakin besar maka semakin besar pula
5% untuk Bank Umum Syariah kemudian tingkat keuntungan yang dicapai Bank
berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia sehingga kemungkinan suatu Bank
Nomor 13/3/PBI/2011 yang dimana Bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil
yang mempunyai nilai NPF sebesar 5% (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Rivai
maka Bank Indonesia menetapkan Bank (2013:481) menyimpulkan bahwa semakin
tersebut dalam pengawasan intensif besar rasio ROA, berarti semakin besar
dikarenakan dinilai memiliki potensi pula tingkat keuntungan yang dicapai dari
kesulitan yang membahayakan semakin baiknya posisi Bank dari segi
kelangsungan usahanya. Bank yang tidak penggunaan aset. Kemudian menurut Rivai
mengalami kondisi financial distress. (2013:480) mengemukakan bahwa nilai
Penentuan nilai 1 bila mengalami financial minimum ROA Bank sebesar 0%.
distress jika rasio NPF ≥ 5% dan 0 bila Besarnya Return on Assets (ROA)
tidak mengalami financial distress atau dapat dihitung berdasarkan (Surat Edaran
rasio NPF < 5%. Bank Indonesia Nomor 13/ 30 /DPNP
Variabel independen (Rasio Keuangan) tanggal 16 Desember 2011) :

Capital Adequacy Ratio (CAR)


= 100%
Rivai (2013:473) mengemukakan −
bahwa CAR sebagai salah satu indikator
kemampuan Bank dalam menutup
penurunan aktiva sebagai akibat kerugian Return on Equity
yang diderita Bank, kemudian besar dan Rivai (2013:481) mengemukakan
kecilnya CAR ditentukan oleh kemampuan bahwa return on equity merupakan
Bank menghasilkan laba serta komposisi indikator yang amat penting bagi para
pengalokasian dana pada aktiva sesuai pemegang saham dan calon investor untuk
dengan tingkat risikonya. Sehingga dapat mengukur kemampuan Bank dalam
disimpulkan bahwa semakin rendahnya memperoleh laba bersih yang dikaitkan
Rasio CAR, kemungkinan Bank dalam dengan pembayaran dividen, kenaikan
kondisi bermasalah akan besar dan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba
mempunyai probabilitas untuk bangkrut bersih dari laba yang bersangkutan yang
kemudian menurut Rivai (2013:473) selanjutnya dikaitkan dengan peluang
ketentuan Bank Indonesia menetapkan kemungkinan pembayaran dividen.
bahwa minimal CAR Bank sebesar 8%. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan laba bersih Bank yang
semakin meningkat, yang berakibat pada

7
meningkatnya harga saham Bank tingkat (2013:482) mengemukakan bahwa nilai
% (persentase) yang dapat dihasilkan. minimum BOPO Bank sebesar 100%
Semakin besar ROE, semakin besar pula Besarnya BOPO dapat dihitung
tingkat keuntungan yang dicapai Bank berdasarkan (Nomor 13/ 30 /DPNP tanggal
sehingga kemungkinan suatu Bank dalam 16 Desember 2011) :
kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia 0 2 0 '
dan Herdiningtyas, 2005). / =
'4 ' 0 '
100%
Besarnya Return on Equity (ROE)
dapat dihitung berdasarkan (Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 13/ 30 /DPNP TEKNIK ANALISIS DATA
tanggal 16 Desember 2011) : Analisis awal dalam penelitian ini sebelum
dilakukan pengujian hipotesis adalah
0ℎ ℎ
"= 100% analisis dekriptif. Analisis deskriptif
− " 0
digunakan untuk mengetahui tentang
gambaran variabel-variabel yang ada
Financing to Deposit Ratio didalam penelitian. Dengan menggunakan
Rustam (2013:147) mengemukakan bahwa analisis deskriptif maka dapat diperoleh
likuiditas semakin tinggi maka dapat informasi yaitu mean atau rata-rata,
diindikasikan ketidakmampuan Bank standar deviasi, maximum atau nilai
dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tertinggi pada data, dan minimum atau
tempo, baik mendanai asset yang telah nilai terendah pada data, varian, sum,
dimiliki maupun mendanai pertumbuhan range, kurtosis, dan skewness
asset Bank tanpa mengeluarkan biaya atau (kemencengan distribusi) (Imam,
mengalami kerugian yang melebihi 2013:19). Selanjutnya analisis regresi
toleransi Bank.Menurut Rivai (2013:484) logistik dimana memiliki tujuan yaitu
mengungkapkan bahwa jika financing to memprediksi besar variabel terikat
deposit ratio (FDR) maksimum sebesar terhadap masing-masing variabel bebas
110% yang sudah diketahui nilainya. Kemudian
Besarnya FDR dapat dapat menguji kelayakan model regresi,
dihitung berdasarkan (Surat Edaran Bank menganalisis daya klasifikasi model
Indonesia Nomor 13/ 30 /DPNP tanggal 16 prediksi serta menguji hipotesis. Model
Desember 2011) : persamaan analisis regresi logistik dalam
penelitian ini sebagai berikut:
ℎ 0 2 ' 2 '3 40 0 '
- = 100%
4 ' 0ℎ 03
&= ' = (0 + (1 + (2
1−
Rasio Beban Operasional terhadap +(3 " + (4- + (5 / +
Pendapatan Operasional (BOPO)
Rivai (2013:482) mengemukakan
bahwa rasio ini adalah perbandingan Dimana:
antara biaya operasional dengan Ln : Lognatural
pendapatan operasional dalam mengukur P : Prediksi financial
tingkat efisiensi dan kemampuan Bank distressBank Umum Syariah
dalam melakukan kegiatan operasinya. (0 : Konstanta
BOPO yang menurun (1,.., (5 : Koefisien regresi
menunjukkan semakin tinggi efisiensi CAR : Capital Adequacy Ratio
operasional yang dicapai Bank. Hal ini ROA : Return On Asset
berarti semakin efisien aktiva Bank dalam ROE : Return On Equity
menghasilkan keuntungan. Ismawati FDR : Financing to deposit ratio
(2015). Kemudian menurut Rivai

8
BOPO : Biaya Operasional terhadap gambaran variabel- variabel yang ada
Pendapatan Operasional didalam penelitian. Hasil analisis
deskriptif dari masing-masing variabel
HASIL PENELITIAN penelitian adalah sebagai berikut :
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif memberikan gambaran
yang digunakan untuk mengetahui tentang

Tabel 1
Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


CAR 44 11.10 70.07 22.0170 14.89844
ROA 44 0.50 5.21 1.6986 0.89121
ROE 44 2.53 70.11 17.8305 16.74982
FDR 44 80.11 257.08 103.8620 29.04976
BOPO 44 59.42 92.29 81.4109 8.10615
Sumber: Data, diolah.

Berdasarkan Tabeldiatas Berdasarkan Tabel1nilai minimum


menunjukkan nilai minimum untuk Return on Assets(ROA) sebesar 0,50%,
variabel independen rasio CAR sebesar dan Bank yang memiliki nilai
11,10%, Bank yang memiliki rasio CAR ROAminimum yaitu BankVictoria syariah
minimum yaitu Bank Syariah Bukopin pada Desember 2013. Nilai ROA yang
pada Desember 2013 sehingga dari data minimum menunjukkan bahwa Bank
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tersebut belum optimal dalam segi
Bank Umum Syariah untuk rasio CAR penggunaan aset dalam mendukung
masih belum ada yang dibawah 8% atau kegiatan operasionalnya sehingga
Bank sehat dan Bank Umum Syariah dapat mempengaruhi dalam
diindikasikan mampu dalam menutup perolehanBerdasarkan data 1 bahwa nilai
penurunan aktiva, CAR minimum dimiliki maksimum Return on Assets(ROA)
oleh Bank Syariah Bukopin kemudian sebesar 5,21% danBank yang memiliki
Nilai maksimum untuk variabel nilai ROA maksimum yaitu MayBank
independen CAR sebesar 70,07 dimiliki Syariahpada Maret 2013. Nilai rata-rata
oleh BankMayBank Syariah pada Maret (mean) untuk variabel independen Return
2013. Kemudian berdasarkan Tabel1 on Assets(ROA)sebesar 1,6986.
bahwa nilai rata-rata (mean) untuk variabel Selanjutnya yang terakhir yaitu nilai
independen CAR sebesar 22,0170 standar deviasi untuk variabel independen
berdasarkan data tersebut maka dapat Return on Assets(ROA) sebesar 0,89121,
diindikasikan bahwa kecukupan nilai ini lebih kecil dari nilai rata-rata
permodalan yang dimiliki oleh Bank untuk (mean) sebesar 1,6986, hal ini berarti data
pengalokasian dana pada aktiva sudah untuk Return on Assets(ROA) cukup baik.
sesuai dengan tingkat risikonya,nilai Berdasarkan Tabel1nilai minimum
standar deviasi untuk variabel independen Return on Equity(ROE) sebesar 2,53%dan
CAR berdasarkan Tabel1 yaknisebesar Bank yang memiliki nilai ROE minimum
14,89844, nilai ini lebih kecil dari nilai yaitu PTBank BCA syariah pada Maret
rata-rata (mean) sebesar 22,0170, hal ini 2013,kemudian berdasarkan data tersebut
berarti data untukCARcukup baik. maka dapat diindikasikan laba bersih yang
diperoleh Bank Umum Syariah Indonesia

9
masih belum ada yang negatif atau selanjutnya yang terakhir adalah nilai
mengalami kerugian. standar deviasi untuk variabel independen
Berdasarkan Tabel1nilai Financing to Debt Ratio(FDR) sebesar
maksimumReturn on Equity(ROE) 29,04976 nilai ini lebih kecil dari nilai
sebesar 70,11% dan Bank yang memiliki rata-rata (mean) sebesar103,8620, hal ini
nilai ROE maksimum yaitu BankMandiri berarti data untuk Financing to Debt
syariahpada Maret 2013 dan nilai Ratio(FDR) cukup baik.
maksimum ROE ini mengindikasikan Berdasarkan Tabel1nilai minimum
bahwa meningkatnya laba bersih Bank Beban Operasional terhadap
tersebut. Berdasarkan data tersebut maka Pendapatan Operasional (BOPO)
dapat disimpulkan tingkat efisien Bank sebesar 59,42%, Bank yang memiliki nilai
dalam menggunakan modal sendiri untuk BOPO minimum yaitu BankPanin syariah
menghasilkan keuntungan atau laba bersih pada maret 2013. BankPanin syariah,
cukup optimal. Selanjutnya yang terakhir kemudian berdasarkan Tabel1 bahwa nilai
adalah nilai standar deviasi untuk variabel maksimum Beban Operasional terhadap
independen Return on Equity(ROE) Pendapatan Operasional (BOPO)
sebesar 16,74982, nilai ini lebih kecil dari sebesar 92,29% , Bank yang memiliki nilai
nilai rata-rata (mean) sebesar 17,8305, hal BOPO maksimum yaitu Bank Syariah
ini berarti data untuk Return on Bukopin pada Desember 2013 tetapi
Equity(ROE)cukup baik. berdasarkan data tersebut selama tahun
Berdasarkan Tabel1 nilai minimum 2013 Bank Umum Syariah di Indonesia
Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar masih belum ada yang diatas 100%
80,11%, Bank yang memiliki nilai FDR dikarenakan berdasarkan Tabel 1 rata-rata
minimum yaitu BankBNI syariah pada BUS 81.41% sebsesar Selanjutnya yang
bulan Maret 2013. Berdasarkan data terakhir adalah nilai standar deviasi untuk
tersebut maka dapat disimpulkan variabel independen Beban Operasional
bahwaFDR Bank Umum Syariah memiliki terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
kemampuan likuiditas atau kemampuan sebesar 8,10615, nilai ini lebih kecil dari
dalam membayar kembali pembiayaan nilai rata-rata (mean) sebesar 81,4109, hal
dana oleh deposan yang baiktetapi masih ini berarti data untuk Beban Operasional
ada Bank Umum Syariah yang belum terhadap Pendapatan Operasional
memperhatikanlikuiditasnya dikarenakan (BOPO)cukup baik.
nilai FDR melebihi 110% nilai maksimum
Financing to Debt Ratio (FDR) sebesar Analisis Regresi Logistik
257,08%., Bank yang memiliki nilai FDR Analisis pengujian ini digunakan untuk
maksimum yaitu BankMayBank Syariah menguji kemampuan rasio keuangan
pada September 2013tetapi masih belum dalam mempengaruhi kondisi Financial
baik dalam hal likuiditas untukBank Distress pada Bank Umum Syariah di
tersebut dikarenakan memiliki rata-rata Indonesia.
FDR di tahun 2013 sebesar 177,87%,

Uji kelayakan model

1. Log likelihood value


Tabel 2
Nilai -2 Log Likelihood

-2 Log Likelihood Nilai


Block 0 60.633

10
Block 1 30.792
Sumber :Data, diolah

Nilai -2 Log Likehood pada Tabel dimana rasio keuangan dapat digunakan
2begining Block 0 adalah sebesar 60.633 untuk mempredikasi kondisi financial
sedangkan nilai -2 Log Likehood pada distress, karena nilai -2 Log Likehood pada
Tabel 4.10 block 1 adalah sebesar 30.792. block 0 mengalami penurunan pada block
Dengan demikian, dari hipotesis dapat 1.
disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu
model yang dihipotesiskan fit dengan data

2. Nagelkerke R2

Tabel 3
Nagelkerke R Square

Cox and Snell R2 Nagelkerke R2


0.492 0.658

Sumber :Data, Diolah

Nagelkerke’s R square multiple regression. Dapat dilihat dari


merupakan modifikasi dari koefisien Cox output SPSS nilai nagelkerke’s R2 sebesar
dan Snell untuk memastikan bahwa 0,658 yang berarti variabel dependen dapat
nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 dijelaskan oleh variabel independen
(satu). Nilai nagelkerke’s R2 dapat sebesar 65,8%.
diinterpretasikan seperti nilai R2 pada

3. Hosmer and Lemeshow’s


goodness of FitTest
Tabel 4
Nilai Hosmer and Lemeshow Test

Chi-Square Signifikansi
6.499 0.591
Sumber :Data, diolah

Selanjutnya, untuk melihat of Fit Teststatistics sama dengan atau


apakah data empiris sesuai dengan model kurang dari 0,05, maka hipotesis nol
maka dapat dilihat dengan menggunakan ditolak yang berarti ada perbedaan
nilai dari Hosmer and Lemeshow’s signifikan antara model dengan nilai
Goodness of Fit Test. Hosmer and observasinya sehingga Goodness fit model
Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji tidak baik karena model tidak dapat
hipotesis nol bahwa data empiris cocok memprediksi nilai observasinya. Jika nilai
atau sesuai dengan model (tidak ada statistics Hosmer and Lemeshow
perbedaan antara model dengan data Goodness of fit lebih besar dari 0,05, maka
sehingga model dapat dikatakan fit). Jika hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness berarti model mampu memprediksi nilai

11
observasinya atau dapat dikatakan model nilainya jauh diatas 0,05. Dengan
dapat diterima karena cocok dengan data demikian dapat disimpulkan bahwa model
observasinya. dapat diterima, serta dapat disimpulkan
Hasil output SPSS dari Tabel 4 bahwa H0 dietrima karena tingkat
menunjukkan bahwa besarnya nilai signifikansi > 0,05 yang artinya rasio
statistics Hosmer and Lemeshow keuangan dapat digunakan dalam
Goodness of fit sebesar 6.499 dengan memprediksi kondisi financial distress.
probabilitas signifikansi 0,591 yang

4. Uji Wald Test


Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Logistik

Variabel Koefisien (B) Wald Sig. Exp (B)


CAR 0.310 9.352 0.002 1.363
ROA -4.693 6.489 0.011 0.009
ROE 0.243 6.892 0.009 1.275
FDR 0.023 0.204 0.651 1.023
BOPO -0.179 3.430 0.064 0.836
Constant 9.497 1.061 0.303 13313.074
Sumber :Data, diolah.

Berdasarkan Tabel 5, variabel 5. Variabel Beban Operasional


bebas yang masuk dalam model adalah terhadap Pendapatan Operasional
sebagai berikut: (BOPO), variabel ini memiliki
1. Variabel Capital Adequacy Ratio nilai signifikansi 0,064 > 0,05.
(CAR), variabel ini memiliki Dengan demikian model penelitian yang
nilai signifikansi 0,002 < 0,05. dapat disimpulkan kedalam persamaan
2. Variabel Return on Assets adalah sebagai berikut :
(ROA), variabel ini memiliki
nilai signifikansi 0,011< 0,05. ' = 9,497 + 0,310 − 4,693
3. Variabel Return on Equity 1−
(ROE), variabel ini memiliki +0,243 " + 0,023- − 0,179 /
nilai signifikansi 0,009< 0,05.
4. Variabel Financing to Debt
Ratio(FDR), variabel ini
memiliki nilai signifikansi
0,651> 0,05.
Tabel 6
Classification Tablea

Prediksi
Presentase
Observasi Non Financial
Financial Distress (%)
Distress
Non Financial Distress 22 2 91,7
Financial Distress 5 15 75.0
Persentase Keseluruhan 84,1

12
Sumber : Lampiran 3 Data Hasil SPSS

Matriks kualifikasi menunjukkan financial distress semakin rendah Namun


kekuatan prediksi dari model regresi untuk Rasio CAR yang sangat tinggi tidak selalu
memprediksi kemungkinan Bank memberikan hasil yang baik bagi
mengalami fnancial distress. Berdasarkan pengelolaan aktiva yang beresiko yang
Tabel 6 dapat diketahui bahwa Bank yang akan berdampak pada tingkat kesehatan
non financial distress terdiri dari 24 data, Bank tersebut dikarenakan
sedangkan dari hasil observasi dapat manajemenBank yang tidak mampu dalam
diketahui hanya ada 22 data yang mengelola aktiva yang berisiko tersebut
merupakan non financial distress. Jadi atau bisa diindikasikan Bank tersebut tidak
ketepatan klasifikasi sebesar cukup melakukan perluasan dalam
91,7%.Kemudian, jumlah Bank yang melakukan investasi pada aktiva yang
mengalami kondisi financial distress berisiko dalam memperoleh pendapatan
terdiri dari 20 data, sedangkan hasil dari bagi Bank tersebut dan rasio CAR ini
observasi hanya terdapat hanya 15 data. dapat digunakan dalam memprediksi
Jadi ketepatan klasifikasi sebesar probabilitas financial distress Hasil
75%.Dengan demikian, secara keseluruhan penelitian ini sejalan dengan penelitian
model ini memiliki ketepatan klasifikasi Kurniasari (2013) bahwa CAR
sebesar 84,1%. Hal ini berarti terdapat 44 berpengaruh postif dan berbeda dengan
data observasi, hanya ada 37 observasi penelitian Ismawati bahwa CAR tidak
yang tepat pengklasifikasiannyaoleh model memiliki pengaruh dalam
regresi logistic. probabilitasfinancial distress (2015) dan
penelitian Baskoro (2014).
PEMBAHASAN
H1. CAR berpengaruh negatif terhadap H2. ROA berpengaruh negatif terhadap
probabilitas financial distress Bank Umum probabilitas financial distress Bank Umum
Syariah di Indonesia.(Ditolak) Syariah di Indonesia.(Diterima)
Hasil dari regresi logistik menunjukkan Hasil dari regresi logistik menunjukkan
bahwa variabel Capital Adequacy Ratio bahwa return on assets memiliki pengaruh
(CAR) memiliki pengaruh yang signifikan yang signifikan dalam memprediksi
dalam memprediksi suatu kondisi financial kondisi financial distressBank dengan
distress dengan nilai sig. 0,002 dan nilai sig. 0,011 dan memiliki koefisien
memiliki koefisien regresi yang positif regresi yang negatif sebesar -4,693 yang
yaitu sebesar 0,310. Hasil penelitian ini artinya semakin kecil ROA maka
tidak sesuai dengan teori yang kemungkinan Bank mengalami
menjelaskan mengenai hubungan antara probabilitas financial distressakan semakin
CAR dengan kondisi financial distress tinggi. Rasio ROA digunakan untuk
karena hasil penlitian menunjukkan hasil mengukur keuntungan yang dicapai Bank
postif sedangkan berdasarkan teori adalah tersebut dalam penggunaan asset. Hasil
negatif. Berdasarkan hasil penelitian maka penelitian ini sejalan dengan penelitian
dapat disimpulkan bahwa semakin kecil penelitian Ismawati (2015) bahwa ROA
nilai CAR atau semakin kecil modal Bank memiliki pengaruh negatif dan signifikan
untuk menanggung aktiva berisiko tidak dan penelitian ini berbeda dengan
berarti memungkinkan terjadinya kondisi penelitian Kurniasari (2013) yang
financial distress yang semakin tinggi menyatakan bahwa ROA memiliki
begitu pula sebaliknya semakin tinggi nilai pengaruh negatif tetapi tidak signifikan.
CAR atau semakin tinggi modal Bank
untuk menanggung aktiva berisiko tidak
berarti memungkinkan terjadinya kondisi

13
H3.ROE berpengaruh negatif terhadap memiliki pengaruh positif tetapi tidak
probabilitas financial distress Bank Umum signifikan dan Ismawati (2015)bahwa
Syariah di Indonesia.(Ditolak) ROE tidak berpengaruh signifikan.
Hasil dari regresi logistik menunjukkan
bahwa return on equity memiliki pengaruh H4.FDRberpengaruh Positifterhadap
yang signifikan dalam memprediksi probabilitas financial distress Bank Umum
kondisi financial distress dengan nilai sig. Syariah di Indonesia.(Ditolak)
0,009, dan memiliki koefisien regresi yang Hasil dari regresi logistik menunjukkan
positif yaitu sebesar 0,243. Hasil penelitian bahwa financing to Deposit Ratio tidak
ini tidak sesuai dengan teori yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menjelaskan mengenai hubungan antara memprediksi kondisi financial distress
ROE dengan kondisi financial distress dengan nilai sig. 0,65 maka dapat
karena hasil penelitian menunjukkan disimpulkan bahwa financing to Deposit
positif sedangkan berdasarkan teori Ratiomemiliki pengaruh yang tidak
negatif. Berdasarkan hasil penelitian ini signifikan dalam memprediksi financial
dapat disimpulkan bahwa semakin rendah distress. Berdasarkan tanda koefisien
nilai ROE tidak berarti bahwa regresi yang positif yaitu sebesar 0,023
kemungkinan terjadinya kondisi financial dan hasil ini sesuai dengan teori yang
distress semakin tinggi. Begitu pula menyatakan bahwa semakin tinggi rasio
sebaiknya semakin tinggi nilai ROE tidak ini maka kemungkinan terjadinya financial
berarti bahwa terjadi kondisinya financial distress juga semakin tinggi disebabkan
distress akan semakin rendah.Hal tersebut rasio ini mengukur perbandingan jumlah
menunjukkan bahwa kenaikan rasio ini pembiayaan yang diberikan oleh pihak
dapat mengukur kemampuan manjemen Bank dengan dana yang diterima oleh
Bank dalam mengelola tingkat pendapatan Bank atau rasio ini dapat menunjukkan
untuk memperoleh laba bersih, bagi Bank kemampuan Bank dalam hal likuiditas
Syariah sumber dana yang paling dominan Bank tersebut dan rasio ini belum dapat
adalah dana investasi seperti investasi memprediksi probabilitas financial distress
jangka panjang dari para pemilik dan Bank Umum Syariah
investasi jangka pendek dari para nasabah Ketidaksesuaian hasil penelitian ini
seperti rekening mudharabah dan rasio yang dimana FDR tidak dapat
ROE ini dapat digunakan dalam memprediksi probabilitas finanicail
memprediksi probabilitas financial distress distress Bank Umum Syariah ini
Bank. kemudian dapat diindikasikan kemungkinan bahwa FDR Bank Umum
bahwa Bank tersebut belum mampu Syariahpada tahun 2013 memiliki
melakukan perluasan dalam kegiatan kemampuan likuiditas atau kemamupuan
operasional dikarenakan modal atau dalam membayar kembali pembiayaan
ekuitas lebih banyak digunakan untuk dana oleh deposan yang cukup baik
menutupi Aktiva Tertimbang Menurut walaupun masih ada Bank Umum Syariah
Risiko seperti pembiayaan yang yang masih belum memperhatikan
bermasalahsehingga akan mempengaruhi likuiditasnya berdasarkan data tersebut
profitabilitas Bank tersebut dikarenakan maka dapat disimpulkan rata-rata FDR
manajemen Bank belum mampu Bank Umum Syariah tahun 2013 memiliki
mengelola modal atau ekuitas untuk kemampuan likuiditas yang cukup bagus
menghasilkan laba bersih. Hasil penelitian dalam memelihara kecukupan likuiditas
ini sejalan dengan penelitian Baskoro Bank sehingga setiap waktu mampu
(2014) bahwa ROE berpengaruh signifikan memenuhi kewajiban Bank kemudian
terhadap probabilitas financial distress dan manajemen Bank masih cukup bagus
berbeda dengan penelitian dari Kurniasari dalam mengatur struktur dana termasuk
(2013) yang menyatakan bahwa ROE kecukupan ketersediaan asset yang siap

14
dikonversikan menjadi kas kemudian bahwa BOPO tidak bisa digunakan untuk
dapat diindikasikan juga bahwa masih memprediksi probabilitas Bank Umum
tingginya kepercayaan nasabah terhadap Syariah.Hasil penelitian ini sejalan dengan
sistem Perbankan syariah hingga saat ini penelitian Ismawati (2015) bahwa BOPO
yang dimana akan mengurangi risiko tidak berpengaruh signifikan terhadap
likuiditas Bank Syariah. Hasil penelitian probabilitas financial distress dan
ini sejalan dengan penelitian Baskoro penelitian ini berbeda dengan penelitian
(2014) yang menyatakan bahwa FDR tidak Kurniasari (2013) yang menyatakan bahwa
berpengaruh signifikan dalam BOPO berpengaruh siginifikan dalam
memprediksi financial distress dan memprediksi financial distress.
berbeda dengan penelitian dari Ismawati
(2015) dan Kurniasari (2013) bahwa LDR SIMPULAN, KETERBATASAN DAN
berpengaruh positif signifikan dalam SARAN
memprediksi financial distress. Berdasarkan pengujian analisis
yang telah dilakukan dalam penelitian ini
H5.BOPO berpengaruh Positif terhadap dan disertai dengan penjelasan serta
probabilitas financial distress Bank Umum pembahasan mengenai analisis dalam
Syariah di Indonesia.(Ditolak) penelitian ini, maka dapat disimpulkan
Hasil dari regresi logistik penelitian ini bahwa penelitian ini bertujuan untuk
menunjukkan bahwa Beban Operasional menguji apakah rasio CAR, ROA, ROE,
terhadap Pendapatan Operasionaltidak FDR, dan BOPOdapat digunakan untuk
memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress
memprediksi kondisi financial distress dalam Bank Umum Syariah di Indonesia
dengan nilai sig. 0,064, dan memiliki periode 2013-2014. Adequacy Ratio,
koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar Return on Assets, Return on Equity
0,179 menandakan bahwa semakin kecil memiliki pegaruh yang signifikan dalam
rasio ini maka menunjukkan tingginya memprediksi kondisi financial
tingkat efisiensi dan kemampuan Bank distress.Variabel Capital Adequacy Ratio
tersebut dalam melakukan kegiatan (CAR) mempunyai pengaruh dengan nilai
operasinya dikarenakan biaya operasional signifikansi 0,002< 0,05, dan bertanda
yang lebih kecil dibandingkan dengan positif, kemudian variabel Return on
pendapatan operasional Bank tersebut dan Assets mempunyai pengaruh dengan nilai
semakin kecil pula kemungkinan Bank signifikansi 0,011 < 0,005, dan bertanda
mengalami financial distress. negatif, dan yang terakhir variabel Return
Ketidaksesuaian hasil penelitian ini on Equity mempunyai pengaruh dengan
yang dimana BOPO tidak dapat nilai signifikansi 0,009 < 0,005,
memprediksi probabilitas finanicail berdasarkan data tersebut maka dapat
distress Bank Umum Syariah ini disimpulkan Bank Umum Syariah tidak
kemungkinan disebabkan karena cukup melakukan perluasan dalam
berdasarkan Tabel1 bahwa rata-rata melakukan investasi pada aktiva yang
(mean) BOPO untuk Bank Umum Syariah berisiko dalam memperoleh pendapatan
di Indonesia pada tahun 2013 mempunyai dan kurang optimalnya manajemen Bank
nilai 81,41% dan berdasarkan data tersebut Umum Syariah dalam penggunaan segi
maka BUS masih memiliki tingkat asset untuk memperoleh pendapatan,
efisiensi yang cukup baik dan masih Sedangkan untuk variabel Financing to
mampu dalam menutup biaya opeasional Deposit Ratio (FDR) dan variabel Beban
dengan pendapatan operasionalnya Operasional terhadap Pendapatan
dikarenakan memiliki nilai BOPO Operasional (BOPO)tidak memiliki
dibawah 100%, kemudian berdasarkan pengaruh yang sgnifikan dalam
hasil penelitian ini juga dapat diketahui memprediksi kondisi financial distress,

15
karena nilai sig. Hitungnya lebih besar dari menambahkan variabel-variabel lain yang
0,05, yaitu 0,651 (FDR) dan 0,064 memiliki pengaruh dalam memprediksi
(BOPO). Ketidaksesuaian hasil penelitian kondisi financial distress, seperti Risiko
ini yang dimana FDR dan BOPO tidak Pasar, Risiko Strategis, Risiko Kepatuhan,
dapat memprediksi probabilitas financiall Risiko Reputasi, Risiko Imbal Hasil, dan
distressdikarenakanberdasarkan Tabel 4.7 Risiko Investasi
bahwa rata-rata FDR Bank Umum Syariah 1. Untuk penelitian selanjutnya dapat
tahun 2013 memiliki kemampuan menggunakan sampel dari seluruh
likuiditas yang cukup bagus dalam populasi yang lebih luas, misalnya
memelihara kecukupan likuiditas Bank menggunakan semua Bank Umum
sehingga setiap waktu mampu memenuhi Syariah (BUS) dan Unit Usaha
kewajiban Bank kemudian manajemen Syariah (UUS)
Bank masih cukup bagus dalam mengatur 2. Untuk penelitian selanjutnya,
struktur dana termasuk kecukupan diharapkan dapat mengganti atau
ketersediaan asset yang siap dikonversikan menambahkan ukuran lain yang
menjadi kas kemudian dapat diindikasikan digunakan untuk menggambarkan
juga bahwa masih tingginya kepercayaan kondisi financial distress suatu Bank
nasabah terhadap sistem Perbankan Umum Syariah.
syariah hingga saat ini yang dimana akan 3. Bagi pihak manajemen, dapat
mengurangi risiko likuiditas Bank Syariah digunakan sebagai dasar untuk
kemudian variabel BOPO diindikasi melakukan evaluasi atau melakukan
bahwa Bank Umum Syariah yang tindakan-tindakan perbaikan maupun
tergolong financial distress maupun non pencegahan jika terjadi indikasi
financial distress di Indonesia masih kondisi financial distress dalam
memiliki tingkat efisiensi yang cukup baik suatu Bank Umum Syariah.
dan masih mampu dalam menutup biaya
opeasional dengan pendapatan DAFTAR RUJUKAN
operasionalnya dikarenakan memiliki nilai Almilia, Luciana S dan Herdiningtyas,
BOPO dibawah 100%. Winny. 2005. Analisis Rasio
Terdapat beberapa keterbatasan CAMEL Terhadap Prediksi
dalam penelitian ini yang diuraikan Kondisi Bermasalah Pada
sebagai berikut : Lembaga Perbankan Periode
1. Variabel independen yang 2000– 2002, Jurnal Akuntansi
digunakan hanya dari segi dan Keuangan, Vol 7, No. 2.
keuangan saja yaitu Hal. 131-147.
limarasio keuangan, yaitu CAR, Azlina, N. 2015. Analisis Rasio Keuangan
ROA, ROE, FDR, dan BOPO, dengan Metode Z-Score
sedangkan masih banyak rasio dan (altman) dan Camel untuk
aspek lain yang mempengaruhi Memprediksi Potensi
financial distress Bank Umum Kebangkrutan pada Perusahaan
Syariah yaitu seperti PDN ( posisi Perbankan yang Listing di
Devisa Netto) dan GWM (Giro BEI. Jurnal Online Mahasiswa
Wajib Minimum) (JOM) Bidang Ilmu
Berdasarkan keterbatasan yang ada, maka Ekonomi, Vol.1. No.2. Hal. 1-
saran untuk peneliti yang melanjutkan 15.
penelitian ini adalahMengingat bahwa Baskoro, Agus. 2014. Analisis Rasio-rasio
variabel-variabel independen dalam Keuangan untuk Memprediksi
penelitian ini belum sepenuhnya mewakili Financial distressBank devisa
variaebel dependen, maka penelitian Periode 2006–2011. Journal of
selanjutnya diharapkan dapat

16
Business and Banking, Vol. 4 Financial Distress Perbankan
No.1, 105-116 Indonesia Periode 2009-2012,
Diaprina, S. R., & Suhartono, S. 2014. Diponegoro Journal Of
Analisis Klasifikasi Kredit Accounting Vol. 2. No 3. Hal 1-
Menggunakan Regresi Logistik 10.
Biner Dan Radial Basis Lailutfah, Ika. 2013 "Menganalisis
Function Network di Bank Kesehatan Perbankan Dengan
‘X’Cabang Kediri. Jurnal Sains Metode Camel Pada Bank
dan Seni ITS, Vol.3No Konvensional Di Bursa Efek
2.Hal.218-223 Indonesia." Jurnal Ilmu & Riset
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Manajemen, Vol. 2. No 5. Hal.
Multivariate Dengan Program 1-18.
IBM SPSS, Semarang: Badan Rivai, Veithzal; Sofyan Basir; Sarwono
Penerbit Universitas Sudarto; Arifiandy Permata
Diponegoro. Veithzal.2013. Commercial
_____________. 2013. Aplikasi Analisis Bank Management:
Multivariate Dengan Program Manajemen Perbankan dari
IBM SPSS 21 Update PLS Teori ke Praktik, edisi 1,
Regresi. Semarang: Universitas cetakan 1. Jakarta: Rajawali
Diponegoro Pers
Hosen, M. N., & Nada, S. 2014. Rustam, Bambang Riyanto, 2013.
Pengukuran Tingkat Kesehatan Manajemen Risiko Perbankan
dan Gejala Financial Syariah di Indonesia. Jakarta:
distressBank Umum Salemba Empat.
Syariah. jurnal economia, Scott, W. R. 2012. Financial accounting
Vol. 9 No. 2. Hal. 215-226. theory. Sixth Edition. Pearson
Ismawati, K., & Istria, P. C. 2015. EducationCanada.
Detektor Financial distress Surat Edaran Bank Indonesia PBI Nomor
Perusahaan Perbankan 13/ 30 /DPNP 16 Desember
Indonesia. Jurnal Ekonomi Tahun 2011
Bisnis dan Surat Edaran Bank Indonesia PBI nomor
Kewirausahaan, Vol. 4. No 1. 13/24/DPNP 25 Oktober tahun
Hal. 6-29. 2011
Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Suwarno, Bambang, Prof. H. MA. Ph.D,
Keuangan Lainnya, Edisi 2006, Cara Menggunakan dan
Revisi, Cetakan 14. Jakarta: Memakai Analisis Jalur (Path
Rajawali Pers Analysis), Bandung, Alfabeta.
Kurniasari, Christiana dan Ghozali, Imam. Wiroso, 2011, Akuntansi Transaksi
2013. Analisis Pengaruh Rasio Syariah, penerbit Ikatan
Camel Dalam Memprediksi Akuntansi Indonesia, Jakarta.

17

You might also like