You are on page 1of 8

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Pada PT Elsiscom Prima Karya, Kantor Perwakilan Surabaya)

Ridwan Isya Luthfi


Heru Susilo
Muhammad Faisal Riza
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: ridwanisyaluthfi@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to identify and explain about the condition of motivation and employee performance and
how motivational variables simultaneously and partially influencing the employee performance, also the
dominant variable that influencing employee performance at PT Elsiscom Prima Karya, Surabaya branch.
This study uses an explanation (explanatory research) methods. To Analyze the data, descriptive statistical
analysis and inferential statistical analysis is used in this research which processed using SPSS version 15
for Windows. The results of inferential statistical analysis for simultaneous testing showed that the variable
Needs for Existence, Needs for Social Relationship and Needs for Growth significantly affects the variable
of Employee Performance which is known from the value of the F test 24.154 and the value of significance
0.000 (P<0.05). Also Needs for Existence with probability of 0.006 (P<0.05), Needs for Social Relationship
with probability of 0.002 (P<0.05) and Needs for Growth with probability of 0.012 (P<0,05) which shows
that there is partially significant of influence on Employee performance. From the three variables, it is
known that the variable Need for Existence has the highest beta value of 0.501 which means the variable
Needs for Existence is dominant variable influencing the employee performance.

Keywords: Motivation, Employee performance

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan keadaan motivasi dan kinerja
karyawan serta bagaimana pengaruh dari variabel motivasi secara simultan dan parisal terhadap kinerja
karyawan, serta variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan di PT Elsiscom Prima
Karya, KP Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penjelasan (explanatory research). Analisis data
yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif serta analisis statistik inferensial yang diolah
menggunakan program SPSS versi 15 for Windows. Hasil analisis statistik inferensial untuk pengujian
secara simultan menunjukkan bahwa variabel Kebutuhan Eksistensi, Kebutuhan Hubungan Sosial dan
Kebutuhan Pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan yang diketahui dari
nilai uji F dengan nilai Fhitung 24,154 dan dengan tingkat signifikansi 0,000 (P<0,05). Selain itu diketahui
untuk Kebutuhan Eksistensi dengan probabilitas 0,006 (P<0,05), Kebutuhan Hubungan Sosial dengan
probabilitas 0,002 (P<0,05) dan Kebutuhan Pertumbuhan dengan probabilitas 0,012 (P<0,05) yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Kinerja Karyawan. Dari
ketiga variabel, diketahui bahwa variabel Kebutuhan Eksistensi mempunyai nilai beta tertinggi 0,501
sehingga variabel Kebutuhan Eksistensi merupakan variabel yang dominan mempengaruhi kinerja
karyawan.

Kata kunci: Motivasi, Kinerja karyawan

PENDAHULUAN dengan perkembangan informasi dan teknologi


Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang membuat persaingan antar perusahaan
terjadi diantara perusahaan-perusahaan baik dalam menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut
lingkup lokal, regional maupun global. Ditambah untuk meningkatkan kualitasnya agar tetap unggul

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
didalam persaingan. Keunggulan tersebut dapat (TGI), dan PT TOA Galindra Electronics.
tercapai dengan adanya faktor-faktor pendukung Berdasarkan kajian ini diharapkan PT. Elsiscom
seperti modal, bahan baku, mesin, serta sumber Prima Karya, KP Surabaya dapat memperhatikan,
daya manusia yang berkualitas. mengevaluasi dan merumuskan strategi dalam
Sumber daya manusia merupakan salah satu pemberian motivasi yang tepat sehingga dapat
faktor yang harus ada dan relatif lebih penting meningkatkan kinerja karyawan yang kelak dapat
dibandingkan faktor-faktor lainnya, karena hampir berdampak baik bagi perusahaan.
seluruh kegiatan operasional didalam perusahaan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
serta dalam upaya mencapai tujuan dari mengetahui dan menjelaskan keadaan motivasi
perusahaan diperlukan karyawan yang berkualitas dan kinerja karyawan di PT. Elsiscom Prima
Dalam upaya untuk mencapai tujuan, Karya, serta untuk mengetahui dan menjelaskan
perusahaan harus dapat meningkatkan motivasi pengaruh yang signifikan antara kebutuhan
kerja karyawan. Pemberian motivasi pada eksistensi (X1), kebutuhan hubungan sosial (X2),
karyawan dapat memberikan dampak pada kebutuhan pertumbuhan (X3) baik secara simultan
pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan yang maupun parsial terhadap kinerja karyawan (Y).
memiliki motivasi kerja tinggi maka hasil Juga untuk mengetahui dan menjelaskan variabel
kerjanya akan optimal sehingga perusahaan dapat yang memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja
mencapai apa yang ditargetkan. Pada dasarnya hal karyawan pada PT. Elsiscom Prima Karya.
yang mendorong timbulnya motivasi dalam diri
karyawan adalah adanya kebutuhan-kebutuhan KAJIAN PUSTAKA
yang harus dipenuhi. Tiap karyawan memiliki Motivasi
prioritas kebutuhan yang berbeda-beda. Karyawan Hasibuan (2003: 143) berpendapat Motivasi
yang termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya adalah pemberian daya penggerak yang
akan bekerja lebih giat yang berdampak pada menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
kinerja yang dihasilkan menjadi lebih optimal. mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan
Salah satu bentuk usaha untuk mendorong terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
peningkatan penjualan produk dari perusahaan mencapai kepuasan. Sedangkan Robbins dalam
adalah dengan meningkatkan kinerja karyawan Wibowo (2007:378) menyatakan motivasi sebagai
dengan cara pemberdayaan tenaga kerja yang proses yang menyebabkan intensitas (intensity),
baik, dengan demikian akan diperoleh karyawan arah (direction), dan usaha terus-menerus
yang berkualitas dan memiliki kinerja yang baik. (persistence) individu menuju pencapaian tujuan.
Pekerjaan yang dilakukan dengan baik, sesuai Motivasi merupakan ukuran berapa lama
dengan kemampuan dan jenis pekerjaan yang seseorang dapat menjaga usaha mereka. Individu
diberikan tentunya akan meningkatkan kualitas yang termotivasi akan menjalankan tugas cukup
pelayanan sehingga dapat mendorong peningkatan lama untuk mencapai tujuan mereka.
penjualan produk. Tujuan dari pemberian motivasi menurut
PT. Elsiscom Prima Karya merupakan Hasibuan (2003:146) adalah:
perusahaan pemasok produk elektronik terkemuka 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja
di Indonesia yang masih dapat bertahan dan karyawan.
berkembang selama 29 tahun sejak diberidikan di 2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
tahun 1985, sementara untuk wilayah distribusi 3. Mempertahankan kestabilan karyawan
Kantor Perwakilan Surabaya mencakup seluruh perusahaan.
provinsi Jawa Timur. Produk yang dipasok seperti 4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
sistem audio-video profesional, peralatan 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
telekomunikasi, komputer, peralatan peripheral 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang
komputer pribadi, sistem keamanan dan baik.
komponen elektronik. Dengan adanya kebutuhan 7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan
akan produk yang telah dikenal luas, serta banyak partisipasi karyawan.
dipergunakan maka PT. Elsiscom Prima Karya 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
harus mampu menyediakan produk dan jasa serta 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan
memenuhi kebutuhan dari konsumen Perusahaan terhadap tugas-tugasnya.
ini sepenuhnya di miliki oleh Galva, untuk 10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat
mendistribusikan dan menjual produk yang dibuat dan bahan baku
oleh TOA Jepang, yaitu PT TOA Galva Industri

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Teori Motivasi yang digunakan di dalam 2. Faktor Motivasi (Motivation)
penelitian ini adalah Teori ERG (Exsistence, Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang
Relatedness, Growth) Yang di kemukakan oleh pegawai dalam menghadapi situasi kerja.
Clayton Alderfer. Menurut Mangkunegara Motivasi merupakan kondisi yang
(2009:98) Teori ini mengelompokkan kebutuhan menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk
manusia dalam 3 kelompok yaitu: mencapai tujuan organisasi.
1. Existence Needs (Kebutuhan Eksistensi)
Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari Dharma (2003:355) mengutarakan bahwa
eksistensi pegawai, seperti makan, minum, dalam mengukur kinerja dari seorang karyawan,
bernafas, gaji, keamanan kondisi kerja. mempertimbangkan hal-hal berikut:
Kebutuhan ini jika dihubungkan dengan teori 1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan
Hirearki Maslow dianggap sebagai kebutuhan atau dicapai.
fisiologis dan kebutuhan keamanan. 2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan
2. Relatedness Needs (Kebutuhan Hubungan (baik tidaknya).
Sosial) 3. Ketepatan Waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan waktu yang direncanakan.
interpersonal, yaitu kepuasan dalam Motivasi dapat dipastikan mempengaruhi
berinteraksi dalam lingkungan kerja. kinerja, walaupun bukan satu-satunya faktor yang
Kebutuhan ini jika dihubungkan dengan teori membentuk kinerja. Menurut Gomes (2003:177)
Hirearki Maslow dianggap sebagai kebutuhan Kinerja atau performansi adalah fungsi dari
sosial. motivasi kerja dan kemampuan, atau P = f (m x a),
3. Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan) dimana P = Performance (Kinerja), M =
Kebutuhan untuk mengembangkan diri dan Motivation (Motivasi), dan A= Ability
meningkatkan pribadi, hal ini berhubungan (Kemampuan). Dari fungsi yang di sampaikan
dengan kemampuan dan kecakapan pegawai. oleh Gomes dapat diketahui bahwa kinerja
Kebutuhan ini jika dihubungkan dengan teori seorang karyawan merupakan hasil dari motivasi
Hirearki Maslow dianggap sebagai kebutuhan dan kemampuan dari karyawan.
pengakuan dan kebutuhan aktualisasi diri.
Hipotesis
Kinerja H1. Kebutuhan eksistensi (X1), kebutuhan
Kinerja menurut Mangkunegara (2009:67) hubungan sosial (X2), dan kebutuhan
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas pertumbuhan (X3) berpengaruh signifikan
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam secara simultan terhadap kinerja karyawan
melaksanan tugasnya sesuai dengan tanggung (Y).
jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja bukan H2. Kebutuhan eksistensi (X1), kebutuhan
hanya menyangkut produktivitas dan hasil kerja hubungan sosial (X2), dan kebutuhan
karyawan saat ini namun juga terdapat unsur pertumbuhan (X3) berpengaruh signifikan
pencacatan hasil kerja karyawan dari waktu ke secara parsial terhadap kinerja karyawan
waktu sehingga diketahui sejauh mana hasil kerja (Y).
karyawan dan perbaikan yang harus dilakukan
agar di masa mendatang menjadi lebih baik. METODE
Kinerja dari karyawan dapat dipengaruhi oleh Jenis penelitian yang digunakan dalam
beberapa faktor. Dijelaskan menurut penelitian ini adalah penelitian penjelasan
Mangkunegara (2009:67) faktor yang (explanatory research). Penelitian explanatory
mempengaruhi pencapaian kinerja adalah: merupakan penelitian yang bertujuan untuk
1. Faktor Kemampuan (ability) menjelaskan hubungan kausal antara variabel-
Secara psikologis, kemampuan (ability) variabel penelitian dan menguji hipotesis yang
pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) telah dirumuskan sebelumnya, sehingga dapat
dan kemampuan nyata (knowledge +skill). mengetahui berapa besar kontribusi variabel-
Artinya pegawai yang memiliki IQ diatas rata- variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta
rata dengan pendidikan yang memadai untuk besarnya arah hubungan yang terjadi
jabatannya dan terampil dalam mengerjakan (Singarimbun, 2006:5). Sementara pendekatan
pekerjaan sehari-hari maka ia akan lebih penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
mudah mencapai kinerja yang diharapkan. adalah kuantitatif yaitu penelitian yang bertitik

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tolak dari peristiwa-peristiwa yang dapat diukur responden penelitian berkisar antara 24 sampai
secara kuantitatif atau dinyatakan dengan angka- dengan ≥ 60 tahun dengan mayoritas responden
angka (Subyantoro dan Suwarto, 2007:78). berumur 24 sampai dengan 27 tahun yaitu
Populasi dari penelitian ini adalah karyawan sebanyak 18 orang (31%) hal ini dikarenakan
PT. Elsiscom Prima Karya sebanyak 58 orang. perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang
Sedangkan teknik pengambilan menggunakan dianggap memiliki kemauan dalam bekerja,
teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono kompeten dan dianggap memiliki ide segar untuk
(2012:85) Sampling Jenuh adalah adalah teknik mengembangkan perusahaan. Kemudian pada
penentuan sampel bila semua anggota populasi distribusi berdasarkan lama kerja, Mayoritas dari
digunakan sebagai sampel. responden telah bekerja di perusahaan selama 1-3
Data yang sudah didapat kemudian diolah dan tahun sebanyak 21 orang (36,2%) hal ini
dianalisis dengan bantuan program SPSS versi 15 dikarenakan terdapat banyak perekrutan karyawan
for Windows. Analisis yang digunakan dalam baru yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti
penelitian ini adalah: pengunduran diri dan pensiun oleh beberapa
1. Analisis Statistik deskriptif karyawan lama. Hasil penelitian juga
Analisis yang dipakai untuk mendeskripsikan menunjukkan bahwa pendidikan terakhir dari
kondisi, karakteristik responden dan distribusi mayoritas responden adalah S1 sebanyak 24 orang
item masing-masing variabel data yang (41,4%) hal ini dikarenakan perusahaan
dikumpulkan, diedit dan ditabulasi dalam tabel, membutuhkan karyawan dengan tingkat
kemudian pembahasan data dalam angka pendidikan yang memadai, lulusan S1 dianggap
prosentase. kompeten oleh perusahaan khususnya dalam
2. Analisis Statistik Inferensial bidang operasional dan stratejik perusahaan.
Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh
antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam Analisis regresi linier berganda digunakan
penelitian ini adalah regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap variabel kinerja Karyawan.
dua atau lebih variabel bebas secara bersama- Dalam menguji dan mengolah data digunakan
sama terhadap variabel terikat yang Program SPSS versi 15 for Windows. Pengujian
ditunjukkan oleh koefisien regresi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
3. Uji Hipotesis tingkat signifikan 5% ( α = 0,05 ). Hasil dari
a. Uji F analisis regresi linier berganda ditunjukkan pada
Uji Statistik F digunakan untuk menguji tabel 1 berikut:
persamaan regresi secara keseluruhan yaitu
apakah semua variabel bebas mempunyai Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Regresi Linear
pengaruh secara simultan terhadap variabel Berganda
terikat. Variabel Koefisien Standard P-
b. Uji t Terikat Bebas (β) ized β thitung Value
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh (Constant) 7.087 3.779 1.875
antara sebuah variabel bebas secara parsial Y (X1) 0,501 0,477 2,839 0,006
Kebutuhan
terhadap variabel terikat. Analisis ini juga Eksistensi
berguna untuk mengetahui variabel bebas (X2) 0,304 0,343 3,313 0,002
manakah yang paling berpengaruh atau Kebutuhan
dominan diantara variabel lain. Hubungan
Sosial
HASIL DAN PEMBAHASAN (X3) 0,327 0,433 2,616 0,012
Kebutuhan
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 38 Pertumbuhan
orang responden berjenis kelamin Laki-laki dan
n : 58
20 orang responden berjenis kelamin Perempuan, R : 0,757
jumlah karyawan laki-laki lebih banyak : 0,573
dikarenakan tenaga fisik pria lebih dibutuhkan Adj. R square : 0,549
pada bagian yang berhubungan langsung dengan F : 24,154
lapangan seperti bagian gudang, marketing Sig. F : 0000
distribusi, proyek, dan teknisi. Umur dari Sumber: Data primer diolah, 2014

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
diajukan bahwa ada pengaruh faktor Kebutuhan
Diketahui dari Tabel 1 sig. F sebesar 0,000 Eksistensi (X1), Kebutuhan Hubungan Sosial
kemudian dibandingkan dengan α sebesar 0,05. (X2), Kebutuhan Pertumbuhan (X3), terhadap
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa Kinerja Karyawan diterima yang artinya bahwa
sig. F ≤ α yaitu 0,000 ≤ 0,05, maka hasil regresi faktor Kebutuhan Eksistensi (X1), Kebutuhan
linier berganda adalah signifikan. Tabel 1 juga Hubungan Sosial (X2), Kebutuhan Pertumbuhan
menunjukkan nilai koefisien determinasi yang (X3), secara bersama-sama berpengaruh
disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,549 signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
atau 54,9%, artinya pengaruh faktor Kebutuhan
eksistensi (X1), Hubungan Sosial (X2), Uji Hipotesis
Pertumbuhan (X3), yang digunakan dalam regresi Uji F
ini secara bersama-sama memberikan kontribusi Pengujian Hipotesis F digunakan untuk
terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 54,9% , mengetahui apakah hasil dari analisis regresi
sedangkan sisanya sebesar 45,1% merupakan berpengaruh secara simultan atau tidak.
kontribusi dari faktor yang lain yang tidak dibahas Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa nilai sig F
dalam penelitian ini, seperti variabel kemampuan. (0,000) < α = 0,05 maka model analisis regresi
Diketahui dari tabel 1 bahwa koefisien korelasi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1
berganda (R) sebesar 0,757 artinya bahwa diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara variabel bebas yaitu kebutuhan terdapat pengaruh simultan yang signifikan dari
eksistensi (X1), kebutuhan hubungan sosial (X2), variabel kebutuhan eksistensi (X1), kebutuhan
kebutuhan pertumbuhan (X3) terhadap variabel hubungan sosial (X2), dan kebutuhan
terikat yaitu kinerja karyawan (Y) kuat. pertumbuhan (X3) terhadap variabel kinerja
Berdasarkan hasil analisis regresi linier karyawan (Y).
berganda pada tabel 1 dapat dibuat persamaan
regresi sebagai berikut: Uji t
Y = 7,087 + 0,501 X1 + 0,304 X2 + 0,327 X3 Hasil dari uji t adalah sebagai berikut:
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda 1. Pada variabel kebutuhan eksistensi (X1) sig t ≤ α
tersebut dapat dijelaskan bahwa: (0,006 ≤ 0,05), sehingga H0 ditolak yang berarti
1. Koefisien regresi variabel kebutuhan eksistensi terdapat pengaruh parsial yang signifikan dari
(X1) sebesar 0,501 yang berarti bahwa setiap variabel kebutuhan eksistensi (X1) terhadap
variabel kinerja karyawan (Y).
kenaikan satu satuan kebutuhan eksistensi (X1)
2. Pada variabel kebutuhan hubungan sosial (X2) sig
maka kinerja karyawan (Y) akan meningkat
t ≤ α (0,002 ≤ 0,05), sehingga H0 ditolak yang
sebesar 0,501 satuan dengan menganggap berarti terdapat pengaruh parsial yang signifikan
variabel bebas yang lain konstan. dari variabel kebutuhan hubungan sosial (X2)
2. Koefisien regresi variabel kebutuhan hubungan terhadap variabel kinerja karyawan (Y).
sosial (X2) sebesar 0,304 yang berarti bahwa 3. Pada variabel kebutuhan pertumbuhan (X3) sig t
setiap kenaikan satu satuan kebutuhan ≤ α (0,012 ≤ 0,05), sehingga H0 ditolak yang
hubungan sosial (X2) maka kinerja karyawan berarti terdapat pengaruh parsial yang signifikan
(Y) akan meningkat sebesar 0,304 satuan dari variabel kebutuhan pertumbuhan (X3)
dengan menganggap variabel bebas yang lain terhadap variabel kinerja karyawan (Y).
konstan. 4. variabel kebutuhan eksistensi (X1) mempunyai
3. Koefisien regresi variabel kebutuhan nilai beta tertinggi yaitu 0,501 dibandingkan
pertumbuhan (X3) sebesar 0,327 yang berarti dengan variabel kebutuhan hubungan sosial
bahwa setiap kenaikan satu satuan kebutuhan (X2) sebesar 0,304, dan kebutuhan
pertumbuhan (X3) maka kinerja karyawan (Y) pertumbuhan (X3) sebesar 0,327. Hal ini berarti
akan meningkat sebesar 0,327 satuan dengan variabel kebutuhan eksistensi (X1) merupakan
menganggap variabel bebas yang lain konstan. variabel yang dominan mempengaruhi kinerja
Dari hasil analisis regresi (Tabel 1) dapat karyawan (Y).
diketahui bahwa faktor Kebutuhan Eksistensi
(X1), Kebutuhan Hubungan Sosial (X2), Pembahasan
Kebutuhan Pertumbuhan (X3), secara bersama- Hasil Analisis Statistik Deskriptif
sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Distribusi frekuensi mayoritas jawaban untuk
Karyawan dengan nilai sebesar 24,154 variabel kebutuhan eksistensi (X1) memiliki nilai
sehingga keputusan terhadap Hipotesis (1) yang rata-rata variabel sebesar 4,19 dengan interval 3,4

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
– 4,2 yang berarti pemenuhan kebutuhan koordinasi pekerjaan dengan rekan kerja (X2.5)
eksistensi di PT. Elsiscom Prima Karya berada di terdapat 5 orang responden (8,6%) menjawab
posisi positif atau baik. Namun diketahui pada tidak setuju, berarti koordinasi pekerjaan dengan
beberapa item terdapat beberapa responden yang sesama rekan kerja belum terjalin dengan baik.
masih kurang sependapat dengan pemberian Pada item koordinasi pekerjaan antar departemen
motivasi, khususnya dalam kebutuhan eksistensi. (X2.6) terdapat 1 orang responden (1,7%) yang
Seperti pada item gaji yang diterima (X1.1) menjawab tidak setuju, hal ini menunjukkan
terdapat 6 orang responden (10,3%) menjawab bahwa terdapat karyawan yang merasa bahwa
tidak setuju yang berarti masih terdapat karyawan koordinasi pekerjaan antar departemen atau
yang merasa bahwa gaji yang diterimanya belum bagian tidak terlaksana dengan baik.
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian Distribusi frekuensi mayoritas jawaban untuk
pada item bonus tambahan (X1.2) terdapat 2 orang variabel kebutuhan pertumbuhan (X3) memiliki
responden (3,4%) yang menjawab tidak setuju nilai rata-rata variabel sebesar 3,96 dengan
yang berarti terdapat karyawan yang memiliki interval 3,4 – 4,2 yang berarti pemenuhan
anggapan bahwa perusahaan belum memberikan kebutuhan pertumbuhan di PT. Elsiscom Prima
bonus tambahan atas pekerjaan yang Karya berada di posisi positif atau baik. Namun
dilakukannya. Pada item fasilitas pendukung kerja pada beberapa item masih terdapat kelemahan
(X1.3) terdapat 1 orang responden (1,7%) seperti pada item kesempatan mengembangkan
menjawab sangat tidak setuju yang berarti potensi (X3.1) terdapat 5 orang responden (8,6%)
terdapat karyawan yang memiliki persepsi jika menjawab tidak setuju, yang berarti masih
fasilitas yang diberikan oleh perusahaan tidak terdapat beberapa karyawan yang merasa bahwa
mendukung pekerjaannya. Kemudian pada item perusahaan belum memberikan kesempatan dalam
kemanan ditempat kerja (X1.6) terdapat 2 orang mengembangkan kemampuan atau potensi. Pada
responden (3,4%) yang menjawab tidak setuju, item dukungan dalam mengembangkan
berarti masih terdapat karyawan yang merasa kemampuan (X3.2) terdapat 1 orang responden
tidak aman di tempat kerja. (1,7%) yang menjawab tidak setuju yang berarti
Distribusi frekuensi mayoritas jawaban untuk terdapat karyawan yang merasa perusahaan
variabel kebutuhan hubungan sosial (X2) memiliki kurang mendukung dalam mengembangkan
nilai rata-rata variabel sebesar 3,81 dengan kemampuan karyawan. Item wewenang atas
interval 3,4 – 4,2 yang berarti pemenuhan pekerjaan (X3.5) terdapat 3 orang responden
kebutuhan hubungan sosial di PT. Elsiscom Prima (5,2%) yang menjawab tidak setuju, yang berarti
Karya berada di posisi positif atau baik. Namun terdapat karyawan yang berpendapat bahwa
pada beberapa item masih terdapat kelemahan perusahaan masih belum memberikan wewenang
seperti pada item komunikasi dengan atasan (X2.1) dan tanggung jawab atas pekerjaan yang
terdapat 5 orang responden (8,6%) menjawab dilakukan. Pada item penyelesaian pekerjaan
tidak setuju, yang berarti masih terdapat beberapa secara mandiri (X3.6) terdapat 1 orang responden
karyawan yang merasa bahwa komunikasi dengan (1,7%) menjawab sangat tidak setuju, yang
atasan belum terjalin dengan baik. Pada item menunujukkan bahwa terdapat karyawan yang
komunikasi dengan rekan kerja (X2.2) terdapat 1 belum dapat menyelesaikan pekerjaan nya tanpa
orang responden (1,7%) yang menjawab sangat bantuan orang lain atau secara mandiri. Kemudian
tidak setuju yang berarti terdapat karyawan yang pada item peluang untuk promosi (X3.7) terdapat 1
merasa di perusahaan komunikasi dengan rekan orang responden (1,7%) menjawab tidak setuju,
kerja tidak terjalin dengan baik. Item berarti terdapat karyawan yang merasa bahwa
penyampaian petunjuk kerja (X2.3) terdapat 1 perusahaan tidak memberikan peluang untuk
orang responden (1,7%) yang menjawab sangat mendapatkan promosi bila berprestasi.
tidak setuju, yang berarti terdapat karyawan yang Distribusi frekuensi mayoritas jawaban untuk
berpendapat bahwa atasan kurang atau tidak jelas variabel kinerja karyawan (Y) memiliki nilai rata-
dalam menyampaikan petunjuk kerja. Pada item rata variabel sebesar 3,97 dengan interval 3,4 –
koordinasi pekerjaan dengan atasan (X2.4) terdapat 4,2 yang berarti kondisi kinerja karyawan di PT.
1 orang responden (1,7%) menjawab sangat tidak Elsiscom Prima Karya berada di posisi positif atau
setuju, yang menunujukkan bahwa terdapat baik. Namun pada beberapa item masih terdapat
karyawan yang merasa bahwa atasan tidak dapat kelemahan seperti pada item penetapan standar
memberikan atau menyampaikan koordinasi jumlah pekerjaan (Y.1) terdapat 5 orang responden
pekerjaan secara baik. Kemudian pada item (8,6%) menjawab tidak setuju, yang berarti masih

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
terdapat beberapa karyawan yang merasa bahwa Variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian
perusahaan belum menetapkan standar jumlah ini yaitu variabel kemampuan. Selanjutnya, untuk
pekerjaan yang harus diselesaikan. Pada item mengetahui pengaruh signifikan antara variabel
jumlah hasil kerja sesuai dengan standar (Y.2) Kebutuhan Eksistensi (X1), Kebutuhan Hubungan
terdapat 1 orang responden (1,7%) yang Sosial (X2), dan Kebutuhan Pertumbuhan (X3)
menjawab tidak setuju yang berarti terdapat secara simultan terhadap Kinerja Karyawan (Y)
karyawan yang jumlah hasil kerjanya masih dapat ditunjukkan dengan nilai sig F. Hasil
dibawah standar perusahaan. Item tingkat penelitian menunjukan nilai F hitung sebesar
kesalahan dalam bekerja (Y5) terdapat 3 orang 24,154 dan tingkat signifikansi 0,000 (P<0,05)
responden (5,2%) yang menjawab tidak setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
yang berarti terdapat karyawan yang masih sering pengaruh yang signifikan.
melakukan kesalahan ketika bekerja. Pada item Secara parsial Pada variabel kebutuhan
koreksi atas kualitas hasil kerja (Y6) terdapat 1 eksistensi (X1) nilai sig t ≤ α (0,006 ≤ 0,05), yang
orang responden (1,7%) menjawab sangat tidak berarti terdapat pengaruh parsial yang signifikan
setuju, yang menunujukkan bahwa terdapat dari variabel kebutuhan eksistensi (X1) terhadap
karyawan yang berpendapat bahwa perusahaan variabel kinerja karyawan (Y). Selanjutnya Pada
tidak melakukan perbaikan atas koreksi atas variabel kebutuhan hubungan sosial (X2) sig t ≤ α
kualitas hasil kerja karyawan. Kemudian pada (0,002 ≤ 0,05), yang berarti terdapat pengaruh
item penetapan standar waktu pekerjaan (Y.7) parsial yang signifikan dari variabel kebutuhan
terdapat 1 orang responden (1,7%) yang hubungan sosial (X2) terhadap variabel kinerja
menjawab tidak setuju, berarti terdapat karyawan karyawan (Y). Pada variabel kebutuhan
pertumbuhan (X3) sig t ≤ α (0,012 ≤ 0,05), yang
yang merasa bahwa perusahaan belum
berarti terdapat pengaruh parsial yang signifikan
menetapakan standar waktu yang harus
dari variabel kebutuhan pertumbuhan (X3) terhadap
diselesaikan oleh karyawan. variabel kinerja karyawan (Y).
Walaupun posisi item dari masing-masing Untuk mengetahui Variabel Motivasi (X) yang
variabel motivasi beserta variabel kinerja paling berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
karyawan berada di posisi yang positif atau baik, (Y) dapat dilihat pada nilai tertinggi koefisien (B)
perusahaan harus tetap menjaga bahkan dari hasil pengujian Kebutuhan Eksistensi (X1),
meningkatkan kondisi motivasi dan kinerja Kebutuhan Hubungan Sosial (X2), dan Kebutuhan
karyawan menjadi sangat baik. Hal ini dapat Pertumbuhan (X3), terhadap Kinerja Karyawan
dicapai dengan berbagai cara, seperti: (Y). Pada tabel 17 diketahui bahwa variabel
1. Melalui Training, terkadang karyawan merasa Kebutuhan Eksistensi (X1) mempunyai nilai beta
jenuh akan rutinitas yang dijalani sehari-hari tertinggi yaitu 0,501 dibanding dengan variabel
yang dapat menyebabkan turunnya motivasi, yang lain. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
maka dari itu perlu diadakan training atau bahwa teori motivasi ERG (Existence,
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan Relatedness, and Growth) yang dikemukakan oleh
kerja karyawan atau sekedar training untuk Clayton Alderfer memiliki pengaruh yang
membangun kembali motivasi karyawan. signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan
2. Pemberian Reward bagi karyawan yang faktor yang paling berpengaruh adalah kebutuhan
berprestasi, reward yang diberikan dapat eksistensi. Hasil dari Observasi pun menunjukkan
berupa bonus atau insentif sebagai bentuk bahwa kinerja para karyawan muncul akibat dari
apresiasi dari perusahaan terhadap prestasi dari adanya motivasi yang diberikan oleh perusahaan,
karyawan sehingga karyawan menjadi lebih khususnya dengan adanya bonus, gaji, jaminan-
termotivasi untuk bekerja lebih giat lagi. jaminan, serta keamanan, karyawan merasa
menjadi lebih aman, nyaman dan terdorong untuk
Hasil Analisis Statistik Inferensial bekerja lebih giat sehingga pekerjaan dapat
Berdasarkan hasil penelitian, dijelaskan terselesaikan dengan baik.
bahwa Kebutuhan Eksistensi (X1), Kebutuhan
Hubungan Sosial (X2), dan Kebutuhan KESIMPULAN DAN SARAN
Pertumbuhan (X3) secara bersama-sama Kesimpulan
memberikan kontribusi terhadap Kinerja Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan
Karyawan (Y) sebesar 54,9% sedangkan sisanya rumusan masalah mengenai Pengaruh Motivasi
sebesar 45,1% merupakan kontribusi dari faktor Terhadap Kinerja Karyawan yang telah dilakukan
yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
di PT Elsiscom Prima Karya, Kantor Perwakilan mempengaruhi kinerja karyawan diharapkan
Surabaya, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan
bahwa: bagi peneliti selanjutnya untuk
1. Hasil Penelitian yang dilakukan di PT Elsiscom mengembangkan penelitian ini. dengan
Prima Karya, Kantor Perwakilan Surabaya mempertimbangkan variabel lain seperti
melalui analisis deskriptif menunjukkan bahwa kemampuan yang tidak dibahas dalam
rata-rata dari responden menilai Motivasi yang penelitian ini.
terdiri dari Kebutuhan Eksistensi, Kebutuhan
Hubungan Sosial, Kebutuhan Pertumbuhan DAFTAR PUSTAKA
serta Kinerja Karyawan sudah tergolong baik. Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi:
2. Variabel Kebutuhan Eksistensi, Kebutuhan Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor.
Hubungan Sosial dan Kebutuhan Pertumbuhan Edisi Revisi. Cetakan kelima. Jakarta: Raja
memiliki pengaruh yang signifikan secara Grafindo Persada.
simultan terhadap kinerja karyawan di PT Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen
Elsiscom Prima Karya, Kantor Perwakilan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.
Surabaya.
3. Variabel Kebutuhan Eksistensi, Kebutuhan Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Sumber
Hubungan Sosial dan Kebutuhan Pertumbuhan Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
memiliki pengaruh yang signifikan secara Bumi Aksara.
parsial terhadap kinerja karyawan di PT Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen
Elsiscom Prima Karya, Kantor Perwakilan Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Surabaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
4. Diantara Variabel Kebutuhan Eksistensi,
Kebutuhan Hubungan Sosial dan Kebutuhan Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Edisi ketiga.
Pertumbuhan, Variabel Kebutuhan Eksistensi Jakarta: Rajawali Press.
memiliki pengaruh yang dominan terhadap Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2006.
kinerja karyawan PT Elsiscom Prima Karya, Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi.
Kantor Perwakilan Surabaya. Cetakan Kedelapan Belas. Jakarta: LP3ES.

Saran Subyantoro, Arief & FX. Suwarto. 2007. Metode


Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, & Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta:
maka peneliti dapat memberikan beberapa saran, Andi.
sebagai berikut: Sugiyono. 2012. Metode Kuantitatif, Kualitatif,
1. Variabel Kebutuhan Eksistensi merupakan dan R & D. Bandung: CV Alfabeta.
variabel yang mempunyai pengaruh dominan.
Menanggapi kondisi ini pihak PT Elsiscom
Prima Karya sebaiknya tetap mempertahankan
kondisi ini yang mencangkup pemberian gaji
yang sesuai kebutuhan, tunjangan atau bonus
bagi karyawan serta keamanan diri para
karyawan.
2. Variabel Kebutuhan Hubungan Sosial dan
Kebutuhan Pertumbuhan merupakan Variabel
yang memiliki pengaruh kurang dominan,
diharapkan PT. Elsiscom Prima Karya dapat
mengevaluasi serta memperhatikan aspek-
aspek dari kebutuhan hubungan sosial dan
kebutuhan pertumbuhan karena kedua variabel
tersebut juga merupakan faktor yang dapat
menimbulkan dan meningkatkan motivasi,
semakin termotivasi karyawan maka kinerja
dari karyawan akan meningkat.
3. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini
merupakan hal yang sangat penting dalam

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like