You are on page 1of 6

Kajian Teknologi Kesehatan atas Perbedaan Efek

Analgesia dari Elektroakupunktur Dengan Frekuensi


Rendah, Kombinasi, dan Tinggi, Pada Nyeri Punggung Bawah

Syarif Sudirman1 dan Hargiyanto2

ABSTRACT
Low back pain (LBP) was an important public health problem which ranked second after upper respiratory infection
in adults. WHO has recommended acupuncture for pain treatment. However, there was a lack of study that show the
optimal frequency of electroacupuncture for pain treatment. This study aimed to determine the optimal frequency of
electroacupuncture for the treatment of low back pain. This study was a double blind randomized controlled trial. A sample
of 40 subjects was selected at random of all (60) patients visiting the acupuncture clinic at Puskesmas Sragen Kota from
September to Desember 2007. The subjects consist of 10 control subjects (paracetamol), 10 electroacupuncture subjects
with low frequency (2Hz), 10 subjects with combined frequency (20/50Hz), and 10 subjects with high frequency (100Hz).
The electroacupuncture was administered for 7 times. Pain was measured twice, before and after the treatment, using
of McGill Pain Questionnaire. The data was analyzed with F test (ANOVA) and Post Hoc Test, which was run on SPSS
v.15 program. Results of the study showed statistically significant different in the reduction of pain before and after the
electroacupuncture treatment (F = 6.60; p = 0.001). There was a statistically significant different in pain reduction between
control and low frequency (score difference -10.4; p = 0.032), control and combined frequency (score difference -12.1;
p = 0.015), and control and high frequency as well (score difference -16.1; p = 0.004). Difference in the pain reduction was
statistically non-significant between low and combined frequencies (score difference -1.7; p = 0.999), between combined
and high frequencies (score difference -4.0; p = 0.928), between low and high frequencies as well (score difference -5.7;
p = 0.726). This study concluded that the lowest frequency of electroacupuncture was the most optimal for pain reduction.
Therefore, this study recommended the use of low frequency of 2Hz for treating low back pain by electroacupuncture.

Key words: low back pain, electroacupuncture, analgetic effect

ABSTRAK
Nyeri punggung bawah merupakan masalah kesehatan yang menduduki peringkat kedua setelah infeksi saluran nafas
pada orang dewasa. WHO telah merekomendasikan penggunaan akupunktur untuk terapi nyeri. Tetapi belum banyak bukti
penelitian yang menunjukkan frekuensi yang paling optimal untuk mengobati nyeri. Penelitian ini bertujuan mengetahui
frekuensi yang paling optimal dari elektroakupunktur untuk mengobati nyeri punggung bawah. Penelitian ini merupakan
eksperimen acak dengan pembutaan ganda. Sebanyak 40 subjek penelitian dipilih dengan teknik acak dari 60 pasien
yang datang pada klinik akupunktur puskesmas Sragen Kota sejak September hingga Desember 2007. Subjek penelitian
dibagi ke dalam 10 subjek kontrol (parasetamol), 10 subjek elektroakupunktur frekuensi rendah (2Hz), 10 subjek frekuensi
kombinasi (20/50Hz), dan 10 subjek frekuensi tinggi (100Hz). Elektroakupunktur diberikan sebanyak 7 kali. Pengukuran nyeri
menggunakan McGill Pain Questionnaire. Nyeri diukur dua kali, sebelum dan sesudah perlakuan. Data dianalisis dengan uji
F (ANOVA) dan Post Hoc Test, dengan menggunakan program SPSS v.15. Hasil penelitian menghasilkan perbedaan yang
secara statistik signifikan penurunan nyeri sebelum dan sesudah perlakuan elektroakupunktur pada berbagai kelompok
penelitian (F = 6,60; p = 0,001). Terdapat perbedaan penurunan nyeri yang secara statistik signifikan antara kontrol dan
frekuensi rendah (beda skor -10.4; p = 0,032), kontrol dan kombinasi (beda skor -12.1; p = 0,015), maupun kontrol dan
frekuensi tinggi (beda skor -16.1; p = 0.004). Perbedaan penurunan nyeri secara statistik tidak signifikan antara frekuensi
rendah dan frekuensi kombinasi (beda skor nyeri -1.7; p = 0.999), antara frekuensi kombinasi dan frekuensi tinggi (beda skor
-4.0; p = 0.928). serta antara frekuensi rendah dan frekuensi tinggi (beda skor -5.7; p = 0.726). Penelitian ini menyimpulkan

1 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta


Alamat korespondensi: s_sudirman@yahoo.com
2 Pusat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Sragen Kota

203
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 2 April 2011: 203–208

frekuensi elektroakupunktur yang paling optimal untuk menurunkan nyeri adalah frekuensi rendah. Karena itu penelitian ini
merekomendasikan penggunaan frekuensi elektroakupunktur sebesar 2Hz untuk mengobati nyeri punggung bawah.

Kata kunci: nyeri punggung bawah, elektroakupunktur, efek analgesia

PENDAHULUAN Banyak klasifikasi nyeri punggung ditemukan


dalam literatur, tetapi belum ada yang benar-
Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan
benar memuaskan, masing-masing mempunyai
masalah kesehatan yang penting. Kejadian NPB
kelebihan dan kekurangan. Ada klasifikasi yang
menduduki peringkat kedua setelah infeksi saluran
berdasarkan sebab (nyeri punggung primer, sekunder,
nafas. Angka kejadian NPB di Amerika Serikat
dan psikosomatik), ada yang berdasarkan sumber
mencapai sekitar 5% dari orang dewasa. Bahkan
rasa nyeri (viserogenik, neurogenik, vaskulogenik,
dalam satu penelitian dikatakan bahwa, kurang lebih
spondilogenik dan psikogenik). Sangat beragamnya
60–80% individu setidaknya pernah mengalami nyeri
klasifikasi nyeri punggung bawah ini antara lain
punggung dalam hidupnya. Puncak usia penderita
karena banyaknya penyakit/kelainan yang dapat
nyeri punggung bawah adalah pada usia 45–60 tahun.
menyebabkan nyeri punggung bawah. Penyebab
Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah
nyeri punggung bawah sangat bervariasi, dari yang
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pada 40%
ringan (misalnya sikap tubuh yang salah) sampai
penderita, dan gangguan tidur pada 20% penderita.
yang berat dan yang serius (misalnya keganasan).
Sebagian besar (75%) penderita akan mencari
Mengingat tingginya kekerapan nyeri punggung
pertolongan medis, dan 25% di antaranya perlu dirawat
bawah dan penyakit atau kelainan yang dapat
inap untuk evaluasi lebih lanjut (Meliala, 2005). NPB
menyebabkannya, diperlukan suatu pendekatan
mengambil porsi sepertiga biaya kompensasi bagi
yang holistik dalam menangani kasus nyeri punggung
pekerja dan menghabiskan biaya sekurang-kurangnya
bawah, menggunakan waktu, tenaga dan biaya yang
25 juta Dollar AS per tahun untuk pengobatannya
digunakan sehemat mungkin (Zuljasri, 2000).
(Webb et al., 2004).
Akupunktur merupakan salah satu bagian Ilmu
Penelitian yang dilakukan Kelompok Studi Nyeri
Kedokteran Tradisional Cina yang tertua di dunia.
PERDOSSI pada 14 rumah sakit pendidikan di
Dalam 2 dekade terakhir, popularitas akupunktur
Indonesia, pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah
meningkat secara dramatis di Amerika. Pada 1995
penderita nyeri sebanyak 4.456 orang (25% dari total
diperkirakan 10.000 akupunkturis bersertifikat praktek
kunjungan), di mana 1.598 orang (35,86%) adalah
di AS. Jumlah itu diperkirakan naik dua kali lipat pada
penderita NPB.
tahun 2000, dan diperkirakan sepertiga akupunkturis
Permasalahan nyeri merupakan problema yang
bersertifikat di Amerika adalah dokter (Farshad,
menyangkut seluruh umat manusia. Akupunktur sejak
2002).
ribuan tahun lalu telah menunjukkan keberhasilannya
Menurut penelitian Kalaukalani et al., terdapat
untuk mengurangi bahkan membebaskan manusia
7 penelitian akupunktur dalam mengobati nyeri
dari penderitaan nyeri. Sejak tahun 1985 World
punggung bawah memperlihatkan jumlah titik yang
Health Organization (WHO) merekomendasikan
digunakan antara 5–14 titik, dan jumlah jarum 7–26
akupunktur sebagai satu indikasi untuk pengobatan
dan kesamaan titik yang digunakan hanya ada 4 titik
nyeri (Saputra, 2002). Dengen diterbitkannya
14%, besarnya heterogenitas menimbulkan tantangan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1186 tahun
untuk penelitian lebih lanjut.
1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur di Sarana
Melihat betapa pentingnya kejadian NPB ini untuk
Pelayanan Kesehatan, maka perlu ditunjukkan
ditanggulangi maka perlu dicari metode pengobatan
manfaat akupunktur unruk terapi mengurangi nyeri,
yang efektif dan efisien baik menggunakan metode
baik nyeri akut maupun kronis.
kedokteran barat (convensional medicine) maupun
Tahun 2006 data Puskesmas Sragen Kota
kedokteran alternatif (alternative medicine). Dan
menunjukkan dari 53.564 orang yang di diagnosis
diperlukan untuk memadukan antara kedokteran
dan kunjungan baru nyeri punggung bawah ada 325
Barat dan kedokteran Timur menjadi pengobatan
orang.

204
Kajian Teknologi Kesehatan atas Perbedaan Efek Analgesia (Syarif Sudirman dan Hargiyanto)

Komplementer. Akupunktur sebagai salah satu dengan spesifikasi ada pengatur waktu dalam
metode pengobatan kedokteran komplementer skala menit, pengatur intensitas, pengatur
memiliki beberapa cara pengobatan NPB. Ditinjau gelombang dan frekuensi 2–100 Hz.
dari penggunaan alat stimulator listrik, ada tiga jenis b. Kapas dan alkohol 70%
frekuensi: frekuensi rendah, frekuensi kombinasi c. Jarum akupuntur merek Huanqiu ukuran G 32,
(rendah dan tinggi bergantian), dan frekuensi tinggi. 2,5 cm, jenis hao zhen
Selama ini, belum banyak bukti penelitian yang 3. Persiapan subjek:
membandingkan efek analgesia yang paling optimal a. Penetapan kelompok perlakuan dan kontrol
yang dihasilkan oleh pemakaian elektroakupunktur, sesuai daftar acak (random), dari 60 pasien di
apakah dengan frekuensi rendah, frekuensi kombinasi pilih 40 pasien sebagai subjek penelitian dan di
atau frekuensi tinggi untuk pengobatan NPB. bagi 4 kelompok masing-masing 10 subjek.
b. Pasien mengisi informed consent dan
METODE persetujuan penelitian
c. Pengisian status penelitian
Rancangan penelitian adalah Double Blind d. Posisi pasien berbaring tengkurap dengan
Randomized Controlled Trial. santai, sebelumnya diukur tanda vitalnya.
e. Kemudian dilakukan tindakan antiseptik pada
Populasi Dan Sampel tempat yang akan dilakukan akupunktur.
Penderita di Klinik Akupunktur Puskesmas 4. Perawat di Klinik Akupunktur dan dokter
Sragen Kota umur 30–60 tahun dengani diagnosis fungsional (bukan peneliti) di puskesmas yang
nyeri punggung bawah selama bulan September– diberi tanggung jawab pengisian evaluasi nyeri
Desember 2007. dengan McGill Pain Questionnaire.
1. Kriteria Inklusi
a. Penderita laki-laki/perempuan usia 30–60 tahun Cara Perlakuan
dengan diagnosis nyeri punggung bawah. a. Subjek dilakukan penusukan titk akupunktur yang
b. Bersedia mengikuti penelitian sampai telah ditentukan.
selesai yaitu 3 kali seminggu sebanyak 7 kali b. Jek dijepitkan pada jarum akupunktur.
kunjungan. c. Elektrostimulator dinyalakan, pengatur waktu 30
c. Tidak memperoleh pengobatan/perlakuan menit, intensitas pada posisi 4, dan pada posisi
lainnya di luar program penelitian. saklar di milli needle, frekuensi rendah pada posisi
2. Kriteria Eksklusi 2 Hz, kombinasi pada posisi 20 Hz/50 Hz, dan
a. Kelainan sistemik. pada frekuensi tinggi pada posisi 100 Hz.
b. Infeksi di lokasi penusukan jarum. d. Komunikasi dengan subjek harus tetap dijaga
c. Kelainan anatomis yang terlihat di foto radiologi sampai selesai.
meliputi tumor, trauma, HNP. Titik-Titik yang Dipilih
d. P e n d e r i t a m e n o l a k d i j a d i k a n s u b j e k Shenshu (UB 23), Xialiao (UB 34), Weizhong (UB
peneliotian. 40), Huantiao (GB. 30), Chengshan (UB 57), Kunlun
3. Kriteria Gugur/Drop Out (UB 60).
a. Bila tidak dapat menyelesaikan satu seri
Analisa Data
pengobatan sebanyak 7 kali kunjungan
Data sampel yang berskala kategorikal
berturut-turut.
didefinisikan dalam frekuensi dan persen. Kemudian
b. Bila selama seri pengobatan memperoleh
dilakukan analisis memakai program komputer
pengobatan di luar akupunktur
Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)
Cara Kerja versi 15 dengan hasil seperti terpapar dalam tabel
1. Tenaga: Dokter praktisi akupunktur dengan masa berikut ini.
kerja lebih dari satu tahun. Perbedaan efek analgesia antara ketiga modalitas
2. Alat dan bahan: terapi diuji secara statistik dengan ANOVA dan Post
a. 1 unit elektro stimulator merek 6805 – AII Hoc Test.

205
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 2 April 2011: 203–208

HASIL
Tabel 1. Rata-rata penurunan skor nyeri antara
kelompok control dan kelompok perlakuan

Nilai
Status perlakuan N Mean SD F
p
Kontrol 10   0,50   2,07 6,60 0,001
Frekuensi rendah 10 10,90   9,19
Frekuensi kombinasi 10 12,60   9,38
Frekuensi tinggi 10 16,60 10,42

Hasil uji Anova menunjukkan perbedaan


yang secara statistik signifikan penurunan nyeri
antara kelompok kontrol yang hanya mendapatkan
paracetamol dengan kelompok perlakuan yang
Gambar 1. B e s a r n y a r a t a - r a t a p e n u r u n a n s k o r
mendapatkan stimulasi dari elektroakupunktur
nyeri sebelum dan sesudah pemberian
frekuensi rendah, frekuensi kombinasi dan frekuensi
ektroakupunktur, menurut berbagai frekuensi
tinggi (F = 6,60; p = 0,001). (F = 6,60; p = 0,001)
Tabel 2 menunjukkan hasil uji statistik memakai uji
Post Hoc Test didapatkan perbedaan yang signifikan akupunktur baik yang mendapatkan stimulasi dari
di antara kelompok yang mendapatkan perlakuan elektroakupunktur frekuensi rendah, frekuensi
akupunktur baik yang mendapatkan rangsangan kombinasi dan frekuensi tinggi jika dibandingkan
elektroakupunktur frekuensi rendah (beda skor nyeri dengan kelompok kontrol yang hanya mendapatkan
-10,4; p = 0,032), frekuensi kombinasi (beda skor nyeri paracetamol (F = 6,60; p = 0,001). Namun masing-
-12,1; p = 0,015) dan frekuensi tinggi (beda skor nyeri masing kelompok perlakuan secara uji statistik
-16,1; p = 0,004) jika dibandingkan dengan kelompok menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan
kontrol yang diberikan paracetamol. Kemudian untuk dari efek analgesia diantara kelompok pemberian
kekuatan analgesianya ternyata pasangan kelompok elektroakupunktur frekuensi rendah, frekuensi
frekuensi rendah dan frekuensi kombinasi didapat kombinasi dan frekuensi tinggi pada nyeri punggung
(beda skor -1,7; p = 0,999), frekuensi rendah dengan bawah.
frekuensi tinggi didapat (beda skor -5,7; p = 0,726),
serta frekuensi kombinasi dengan frekuensi tinggi
PEMBAHASAN
didapat (beda skor -4,0; p = 0,928). Berarti semua
pasangan kelompok perlakuan secara statistik Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran
mempunyai perbedaan yang tidak signifikan antara responden menurut jenis kelamin (p = 0,812),
kekuatan efek analgesia sebelum dan sesudah pengelompokan umur (p = 0,673) dan macam
pemberian elektroakupunktur. pekerjaan (p = 0,991) antara kasus dan kontrol memiliki
Dari Gambar 1 terlihat ada perbedaan bermakna perbedaan tidak signifikan. Jadi jenis kelamin, umur,
diantara kelompok yang mendapatkan perlakuan dan pekerjaan tidak mempunyai pengaruh terhadap

Tabel 2. Perbedaan skor nyeri menurut frekuensi elektroakupunktur


Status perlakuan Frekuensi Elektroakupunktur Beda skor nyeri Nilai p *)
Kontrol Frekuensi rendah -10,4 0,032
Frekuensi kombinasi -12,1 0,015
Frekuensi tinggi -16,1 0,004
Frekuensi rendah Frekuensi kombinasi   -1,7 0,999
Frekuensi tinggi   -5,7 0,726
Frekuensi kombinasi Frekuensi tinggi   -4,0 0,928
*) Hasil Post Hoc Test Dunnett T3

206
Kajian Teknologi Kesehatan atas Perbedaan Efek Analgesia (Syarif Sudirman dan Hargiyanto)

efek analgesia akupunktur pada nyeri punggung frekuensi rendah dan frekuensi tinggi secara statistik
bawah. tidak signifikan (beda skor -5.7; p = 0,726). Tetapi
Perbedaan berkurangnya nyeri antara kelompok dari hasil penelitian di dapat bahwa frekuensi
kontrol yang hanya menggunakan obat (paracetamol) elektroakupunktur yang optimal untuk menurunkan
dengan kelompok perlakuan (akupunktur dengan nyeri adalah frekuensi rendah (Tabel 2). Dari teori
frekuensi rendah, kombinasi serta tinggi) terbukti bahwa frekuensi rendah (2 Hz/4 Hz) mengeluarkan
signifikan. Hal ini membuktikan akupunktur merupakan neurotransmitter jenis β-endorphin dan met-
satu teknologi terapi nyeri yang lebih baik daripada enkephalin sedangkan frekuensi tinggi mengeluarkan
menggunakan paracetamol. Menurut pemahaman neurotransmitter jenis dynorphin.
Kedokteran Timur atau Ilmu Akupunktur regio Hasil penelitian ini mendukung Teori Black (1994)
punggung bawah dilalui oleh banyak meridian yang bahwa, informasi dalam otak sangat berhasil bila
berasal dari ekstremitas inferior dan ditempati oleh dilakukan electrochemical coding, karena: karakteristik
beberapa organ, terutama ginjal sehingga nyeri sinaps otak manusia membutuhkan perubahan
punggung bawah diartikan dengan kelainan energi kuantitatif neurotransmitter. Dan dikatakan bahwa
organ ginjal. Dan adanya hubungan yang bersifat frekuensi rendah (2 Hz) sangat bermanfaat untuk
khusus antara organ ginjal dan organ kandung sekresi neurotransmitter otak.
kemih, maka penggunaan titik akupunktur daerah Hasil ini sesuai dengan penelitian Qu dan Zhou
punggung bawah dengan meridian kandung kemih (2006) di Heilongjiang University of Chinese Medicine-
(UB.23, UB.34, UB.40, UB.57, dan UB.60) cukup China menemukan dari penelitian 300 tenaga kerja
beralasan. Dan penggunaan titik Huantio (GB.30) di dalam sistem saraf pusat (CNS) melalui darah
yang merupakan titik kandung empedu karena titik perifer pemberian elektroakupunktur frekuensi
ini merupakan titik pertemuan meridian kandung 2 Hz menghasilkan 7 kali peningkatan enkephalin
kemih dan kandung empedu. Salah satu meridian dan pemberian elektroakupunktur frekuensi 100 Hz
myofascial yang melalui bagian belakang tubuh menghasilkan 2 kali lipat peningkatan dynorphin.
dan bagian punggung bawah yaitu superficial back Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
line, yang mempunyai fungsi postural dan gerakan dari Ghoname et al. (1999) dari University of Texas
untuk mempertahankan stabilitas. Oleh karena itu Southwesthern Medical Center at Dallas, Texas,
pada penderita nyeri punggung bawah akan terjadi bahwa dari penelitian elektroakupunktur frekuensi
gangguan stabilitas dan postur tubuh karena kelainan rendah (4Hz), frekuensi kombinasi (15/30) Hz dan
pada Superficial Back Line yang berhimpitan dengan frekuensi tinggi(100 Hz) yang paling efektif adalah
meridian akupunktur tradisional. frekuensi kombinasi (15/30Hz).
Hasil penelitian dari 40 subjek penelitian dengan Kontroversi dari hasil penelitian perbedaan
diberikan elektroakupunktur sebanyak 7 kali dengan frekuensi elektroakupunktur untuk pengobatan nyeri
pengukuran nyeri memakai McGill Pain Questionnaire punggung bawah masih terjadi. Sebagai contoh,
dan diukur dua kali sebelum dan sesudah pemberian Walsh et al. (1999) melaporkan bahwa suatu
perlakuan. Setelah dianalisis dengan Uji F (ANOVA) frekuensi rendah 4Hz rangsangan mempunyai suatu
ditemukan perbedaan yang secara statistik signifikan pengaruh Hypoalgesic yang lebih besar dibanding
penurunan nyeri sebelum dan sesudah pemberian frekuensi tinggi. Johnson et al., melaporkan bahwa
elektroakupunktur pada berbagai kelompok penelitian menggunakan rangsangan frekuensi tinggi (20–80Hz)
(F = 6,60; p = 0,001) (Tabel 5). menghasilkan efek yang lebih besar dari rangsangan
Perbedaan efek analgesia elektroakupunktur frekuensi rendah (10 Hz).
dari hasil penelitian dianalisis dengan Post Hoc
Keterbatasan Penelitian
Test ditemukan perbedaan penurunan nyeri antara
frekuensi rendah dan frekuensi kombinasi secara 1. Penelitian ini menggunakan desain Double Blinded
statistik tidak signifikan (beda skor nyeri -1.7; Randomized Controlled Trial maka keberhasilan
p = 0,999). Perbedaan penurunan nyeri antara pengobatan dan penelitian ini dipengaruhi oleh:
frekuensi kombinasi dan frekuensi tinggi secara pemilihan titik yang tepat, penusukan jarum tepat
statistik tidak signifikan (beda skor -4,0; p = 0,928). (lokasi, kedalaman dan arah jarum), Frekuensi
Demikian pula perbedaan penurunan nyeri antara penjaruman (manual atau listrik), lamanya

207
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 2 April 2011: 203–208

penjaruman dan juga dipengaruhi oleh penentuan Gellman H, 2002. Acupuncture Treatment for Musculosceletal
rasa subjektif nyeri dengan MPQ. Pain: Taylor & Francis Publ. Office USA.
2. Penelitian ini mendapatkan hasil perbedaan efek Gerwin RD, 2005. A Review of Myofascial Pain and
Fibromyalgia Factors that Promote their Persistence,
analgesia yang tidak signifikan antara pemberian
Acupuncture in Medicine, 2005: 23(3): 121–134.
elektroakupunktur frekuensi rendah, kombinasi
Ghonam, William F, Paul F, Hesyam E, 1999. The effect
dan tinggi. Dengan demikian perlu penelitian lebih of Stimulus Frequency on the Analgesic Response
lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar to Percutaneouse Electrical Nerve Stimulation in
dan juga perlu menggunakan frekuensi (rendah, Patients with Chronic Low Back Pain. http://www
kombinasi dan tinggi) yang lain. anesthesia analgesia. Org./cgi/content (Full Text) in
Pebruari, 2008.
Han JS, 1987. The Neurochemical Basis of Pain Relief by
SIMPULAN
Acupuncture. A Collection Paper 1973–1987. Beijing
1. Akupunktur dapat digunakan untuk terapi alternatif University: 10–20
mengurangi nyeri. Han JS, 1997. Recent Advance in the Mechanisms of
2. Analgesia yang diperoleh dari akupunktur untuk Acupuncture Analgesia. Abstract. Beijing – China.
Academic Conference of the 10th Anniversary of
nyeri punggung bawah yang paling optimal
WFAS: 9–10.
menggunakan frekuensi rendah.
Hou LD, 2000. Muscle Iinjuries and Pain Involving Back
3. Analgesia yang diperoleh dari akupunktur untuk and Limbs. Clinical and experimental studies on
nyeri punggung bawah yang cukup optimal acupuncture treatment of muscle injuries: TCM Press
menggunakan frekuensikombinasi. CA 91744, USA.
4. Analgesia yang diperoleh dari akupunktur untuk Low R, 2001. Acupuncture. Techniques for Successful
nyeri punggung bawah yang kurang optimal Point Selection. Butterworth – Heineman, Jordal Hill,
menggunakan frekuensi tinggi. Oxford OX28 DP.
Meliala L, Pinzon R, 2005. Breakthrough in Management
of Acute Pain, dalam Mahama J, Runtuwene Th,
SARAN Siwi-K R.C dkk, Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah
1. M e r e k o m e n d a s i k a n a k u p u n k t u r u n t u k Nasional I Kelompok Studi Nyeri Perdossi, Manado:
142–153.
dimanfaatkan di Sarana Pelayanan Kesehatan
Meliala L, Suryamiharja A, 2007. Penuntun Penatalaksanaan
baik milik Pemerintah maupun Swasta Nyeri Neuropatik edisi ke-2, Pokdi Nyeri Perdossi.
melaksanakan isi Peraturan Menteri Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
RI No. 1186 tahun 1996. Akupunktur 1186/MENKES/PER/XI/1996 tentang Pemanfaatan
2. M e r e k o m e n d a s i k a n a k u p u n k t u r s e b a g a i Akupunktur di Sarans Pelayanan Kesehatan
bagian dari teknik penanggulangan nyeri yang Samanta A, Beardsdly J, 2005. Evidence Based Case Report
aman karena tanpa menggunakan obat (non Low Back Pain, Which is the Best Way Forwad?
farmakologik), adalah merupakan bagian dari http://www.Rand.Org/pubs/monograp, report) in
keterapian fisik. Januari, 2008.
_____, 2002. Acupuncture Technique Treating Trigger Point.
3. Merekomendasikan penggunaan frekuensi
Konas Indonesian Pain Society 25–27 April.
elektrostimulator sebesar 2Hz untuk mengobati _____, 2002. Akupunktur Dalam Pendekatan Ilmu
nyeri punggung bawah. Kedokteran. Airlangga University Press Surabaya,
4. Perlu kajian penelitian lebih lanjut dengan jumlah 2002.
kunjungan subjek lebih lama dan penggunaan ____, 2004. Akupuntur pada Fibromialgia, Meridian
frekuensi elektrostimulator kombinasi yang lain. (Indonesian Journal of Acupuncture), volume XI,
(1): 2–5.
Tsuji, 2001. Low Back Pain Epidemiology, http://www.
DAFTAR PUSTAKA Wikimatione. Info/ Back Pain/ Back and Leg Pain in
Chen Qu, Zhou L, 2006. Pain Management, http://www. Pain Desember, 2007.
managementrounde.org.in Januari, 2008. White A, and Filshie J, 1998. Medical Acupuncture.
Cho ZH, Wong Ekm Fallon, 2001. Neuro Acupuncture A Western scientific approach: Churchill Livingstone –
Scientific Evidence of Acupuncture Reveale: Harcourt Barce Co. Ltd, 1998.
Q-puncture Inc LA, CA 90010.

208

You might also like