You are on page 1of 10

INVENTARISASI FASILITAS JALAN UNTUK

MENINGKATKAN KAPASITAS JALAN SUNGAI RAYA


DALAM KOTA PONTIANAK

Wahyudi1), Komala Erwan2), dan Eti Sulandari2)

Abstract
West Kalimantan Province experienced a rapid development in various fields, especially
in transportation. Road is an infrastructure in the mobility of the population in addition
to having an important role in supporting the continuity of economic activities, social
needs, commerce, culture, defense and so forth. This situation should be accompanied
also with the feasibility of construction and road facilities, where roads are the main
means of infrastructure on land. Good facilities from the road are needed so as not to
impact on the smoothness of its users. Road as one of the infrastructure of land
transportation, has the basic function of providing optimum services on traffic flow such
as, safe and comfortable to the road users. The analysis is done manually in accordance
with the condition of traffic flow in Indonesia. In this case the analysis is done using
Manual Capacity of Indonesia 1997 (MKJI 1997) to take into account the capacity and
inventory of road facilities. Traffic data obtained from field surveys conducted for 4 days
is on Friday, Saturday, Sunday and Monday, date (8,9,10 and 11 on January 2016) for
12 hours presented in the form of vehicle data tables. Based on the results of
performance and capacity analysis on Jalan sungai raya Dalam Pontianak by using
MKJI method 1997 in the capacity of Jalan sungai Raya Dalam in 2016 that is on Friday,
Saturday, Sunday and Monday amounted to 2179.8 smp / hour with the value of DS that
occurred on the Jalan Sungai Raya Dalam at 0.618 with service level category "C". And
for the projection result in year 2021 got value of DS equal to 1,075 with service level
category "F". For this purpose, an analysis is expected to improve the performance of
Jalan sungai Raya Dalam in 2021 by changing the geometric to the effective 5 meter
width of the lane per lane so that the road capacity of 3232,22 pcp / hr with the DS value
is 0.72.

Keywords: Capacity, road Facility Inventory.

pelayanan jasa distribusi untuk


1. PENDAHULUAN masyarakat dalam kota. Kriteria
Jalan Sungai Raya Dalam pada jalan kolektor primer yaitu
adalah jalan perkotaan. Ruas jalan ini jalan tersebut dirancang
menurut fungsinya diklasifikasikan berdasarkan kecepatan rencana
sebagai jalan kolektor primer. Jalan paling rendah 40 (empat puluh)
kolektor primer adalah jalan yang kilometer per jam berdasarkan
melayani dan menghubungkan kota- peraturan pemerintah RI nomor
kota antar pusat kegiatan wilayah dan 34 tahun 2006. Lebar badan jalan
pusat kegiatan lokal. Angkutan minimal 7 meter. Besarnya lalu
utama dengan ciri–ciri perjalanan lintas harian rata-rata pada
jarak jauh kecepatan rata-rata sedang umumnya lebih rendah dari jalan
dan jumlah jalan masuk dibatasi arteri primer. Jalan kolektor
seefisien mungkin, dengan peranan primer mempunyai kapasitas

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN 1
sama atau lebih besar dari volume
lalu lintas rata-rata. Untuk itu perlu
dilakukan studi guna mengetahui
kinerja jalan tersebut apakah telah
sesuai dengan klasifikasi yang telah
disyaratkan.
Didasari dari latar belakang
yang ada, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penulisan tugas akhir
ini :
a. Bagaimana kondisi dan
karakteristik lalu lintas pada
ruas jalan Sungai Raya Dalam?
b. Berapa nilai Derajat Kejenuhan
untuk ruas jalan Sungai Raya
Dalam?
c. Berapa nilai tingkat pelayanan
(LoS) dari ruas jalan tersebut?

Adapun tujuan dari penulisan


skripsi ini adalah:
a. Untuk menganalisis kinerja jalan
akibat pengaruh fasilitas prasarana
jalan.
b. Memberikan alternatif perbaikan
untuk meningkatkan kinerja jalan
c. Faktor fasilitas jalan yang ditinjau
ada 4 yaitu : Kapasitas jalan, lebar
badan jalan, lebar jalur jalan, lebar
bahu jalan.

Pembatasan masalah didalam


penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan data primer berupa
survei lalu lintas, pada waktu teknik
pelaksanaannya yang di tentukan
kemudian.
b. Data lalu lintas untuk analisa
karakteristik lalu lintas jalan Sungai
Raya Dalam berdasarkan survei
yang dilakukan pada jam sibuk
(jum'at, sabtu, minggu dan senin
dimulai pukul 06.30 sampai dengan
pukul 18.30).
c. Cara menganalisis menggunakan
pedoman standar Manual Kapasitas
Jalan Indonesia 1997.
d. Tidak menghitung struktur biaya.
dan memperhitungkan pembebasan
lahan.

2
2. STUDI PUSTAKA a. Kendaraan Ringan (Light
2.1 Tinjauan Umum Vehicle(LV))
Jalan dapat diinterprestasikan b. Kendaraan Berat (Heavy
adanya suatu hubungan antara satu Vehicle(HV))
tempat dengan tempat lainnya yang c. Sepeda Motor (Motor Cycle
biasa ditunjukkan oleh pergerakan (MC))
yang berkaitan antara satu dengan d. Kendaraan tak
lainnya, baik itu berupa barang, bermotor(Unmotorized (UM))
kendaraan maupun manusia. Jika
dihubungkan dengan perkembangan 2.3 Konsep Kapasitas
daerah, berkembangnya suatu daerah Tujuan utama dari analisa
ditentukan tingkat sosial ekonomi kapasitas suatu jalan adalah untuk
daerah tersebut. Sedangkan tingkat memperkirakan jumlah lalu lintas
sosial ekonomi ditentukan oleh maksimum yang mampu dilayani
perkembangan sektor-sektor yang oleh ruas jalan tersebut. Hal ini
membentuknya. Tingkat fungsional seperti yang telah diketahui bahwa
sasaran jaringan jalan akan kapasitas suatu jalan terbatas daya
ditentukan oleh tinggi rendahnya arus tampungnya. Apabila suatu arus lalu
lalu lintas yang melalui jaringan jalan lintas yang dioperasikan mendekati
tersebut. atau menyamai kapasitas yang ada,
Dengan kata lain, lalu lintas maka hal ini akan menimbulkan rasa
akan menterjemahkan tingkat sangat tidak nyaman bagi pengguna.
efisiensi dari suatu jaringan jalan dan Analisa kapasitas sendiri merupakan
fungsi jaringan jalan tersebut. Data suatu rangkaian prosedur yang
lalu lintas diperlukan untuk berbagai dipakai untuk memperkirakan
kebutuhan sesuai maksud dan tujuan kemampuan daya tampung suatu ruas
yang jelas, misalnya untuk jalan terhadap arus lalu lintas dalam
memperbaiki kinerja jalan tersebut suatu batasan kondisi operasional
akibat adanya pertumbuhan yang tertentu. Analisa ini dapat diterapkan
pesat pada jumlah kendaraan tapi pada fasilitas jalan yang sudah ada
tidak diimbangi dengan kemajuan untuk tujuan pengembangan.
sarana dan prasana jalan. Persamaan dasar untuk menentukan
kapasitas menurut MKJI (Manual
Kapasitas Jalan Indonesia) 1997
2.2 Arus Lalu Lintas adalah sebagai berikut:
Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (1997:1-7) menyatakan C = Co × FCw × FCSP × FCSF ×
bahwa, “Arus lalu lintas (Q) adalah FCCS
jumlah kendaraan bermotor yang
melewati suatu titik pada jalur per
satuan waktu, dinyatakan dalam 2.4 Hambatan Samping
kendaraan/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) Banyaknya aktivitas
atau Lalu Lintas Harian Rata-rata samping jalan di Indonesia sering
Tahunan (LHRT)”. Bagian menimbulkan konflik, kadang-kadang
kendaraan-kendaraan yang besar pengaruhnya terhadap arus lalu
diperhhitungkan dalam arus lalu lintas. Hambatan samping yang
lintas adalah: terutama berpengaruh pada kapasitas
dan kinerja jalan perkotaan adalah
sebagai berikut:

3
a. Pejalan kaki, 2.6 Tingkat Pelayanan
b. Angkutan umum dan Tingkat pelayananmenggambarkan
kendaraan yang berhenti, kualitas atau unjukkerja pelayanan
c. Kendaraan lambat, lau lintas. Menunjukkan kondisi
d. Kendaraan yang masuk dan operasional arus lalu lintas dan
keluar dari lahan disamping persepsi pengendara dan terminology
jalan, kecepatan, waktu tempuh,
e. Pedagang kaki lima. kenyamanan dalam berkendara,
kebebasan bergerak, gangguan arus
Untuk frekuensi kejadian lalu lintas lainnya, keamanan dan
hambatansamping dapat dilihat keselamatan. Tingkat pelayanan
pada table berikut : berdasarkan KM 14 Tahun 2006.
Untuk tingkat pelayanan dan
Tabel 1. Penentuan Frekuensi karakteristik operasi terkait pada ruas
Kejadian Hambatan jalan perintis kemerdekaan yang
Samping termasuk jalan arteri primer dapat
dilihat pada table berikut ini :
Tipe Kejadian Faktor
bobot Tabel 2. Tingkat Pelayanan dan
Pejalan kaki 0,5 Karakteristik Operasi Terkait
Pada Jalan Arteri Primer
Kendaraan
Tingkat Karakteristik Operasi
umum/kendaraan 1,0 Pelayanan Terkait
lain berhenti •Kecepatan arus lalu
Kendaraan 0,7 lintas > 100 km/jam
masuk/keluar sisi A • Volume lalu lintas
jalan 0,4 sekitar 20% dari
Kendaraan lambat kapasitas (yaitu 400
smp/jam/2 arah)
• Awal dari kondisi arus
2.5 Derajat Kejenuhan
stabil
Kemacetan berhubungan
• Kecepatan lalu lintas
dengan derajat kejenuhan (DS), dimana
B sekitar ≥ 80 km/jam
derajat kejenuhan dapat didefinisikan
• Volume lalu lintas
sebagai rasio arus terhadap kapasitas,
tidak melebihi 45% dari
digunakan sebagai faktor utama dalam
kapasitas (yaitu 900
penentuan tingkat kinerja simpang
smp/jam/2 arah)
dan segmen jalan. Nilai derajat
• Arus masih stabil
kejenuhan ini menunjukkan apakah
• Kecepatan lalu lintas
segmen jalan tersebut mempunyai
≥ 65 km/jam
masalah kapasitas atau tidak.Derajat
C • Volume lalu lintas
kejenuhan menurut MKJI (Manual
tidak melebihi 70% dari
Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 dapat
kapasitas (yaitu 1400
dicari dengan menggunakan
smp/jam/2 arah)
rumus:elemen dasar umumnya
dipertimbangkan dalam merancang • Mendekati arus tidak
persimpangan sebidang: stabil
• Kecepatan lalu lintas
DS = Q/C D turun sampai 60 km/jam
• Volume lalu lintas
sampai 85% dari

4
kapasitas (yaitu 1700
smp/jam/2 arah)
• Arus pada tingkat
E kapasitas (yaitu
2000smp/jam/2 arah)
• Kecepatan lalu lintas
pada umumnya sekitar
50 km/jam
• Arus tertahan
• Kecepatan lalu lintas
F < 50 km/jam
• Volume dibawah 2000
smp/jam

2.7 Pertumbuhan Lalu lintas


Untuk mengestimasi jumlah 3.1 Bagan Alir
lalulintas di masa yang akan datang
dapatdicari dengan metode bunga
majemuk dengan rumus berikut:

LHRn = (1 + )

3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian dibuat sebagai
rancangan garis besar dengan detailnya
untuk melakukan survey penelitian.
Sehingga dalam melakukan survey,
tidak ada kesalahan pengambilan data,
kekurangan pengambilan data, ataupun
pengambilan data ulang yang akan
menghabiskan waktu dalam pembuatan
tugas akhir.Dalam mencapai parameter-
parameter dari hasil akhir yang
diharapkan, ditentukan terlebih dahulu
rencana pengerjaan secara tertata
sebagai tugas akhir ini adalah:
hipotesa masalah dan penetapan objek
penelitian, pembatasan lokasi dan studi
penelitian, pengumpulan data, serta
analisis data. 3.2 Tujuan Survei
Untuk merencanakan suatu
bentuk pengaturan lalu lintas
diperlukan pengumpulan data-data
survei yang berhubungan dan
berkaitan dengan masalah pengaturan
lalu lintas tersebut, dimana data-data
tersebut akan digunakan untuk dasar

5
penempatan fasilitas jalan. pada tempat dimana suatu
Tujuan survei yang dilakukan dalam peristiwa atau keadaan yang
studi ini adalah untuk mendapatkan data sedang terjadi.
primer yang diperlukan dalam Metode teknik studi
perencanaan berdasarkan fakta-fakta yang dokumenter yaitu cara
tampak dan sebagaimana adanya, sehingga pengumpulan data sekunder
diharapkan akan mendapatkan gambaran yang dilakukan dengan kategori
yang jelas mengenai arus lalu lintas, dan klasifikasi bahan tertulis
kelengkapan fasilitas, kondisi bangunan yang berhubungan dengan
existing di sekiar ruas jalan, hambatan masalah penelitian.
samping, dan ukuran geometrik. (Fathurrahman A, 2012: 30).

3.3 Lokasi Survei 3.5 Survei Kondisi


Lokasi survei pada jalan Sungai Raya Bangunan Existing Yang
Dalam. Khusus untuk survei fasilitas jalan Berada di Sekitar Lokasi
dilaksanakan di jalan Sungai Raya Dalam Survei kondisi bangunan
Kalimantan Barat. Berikut adalah lokasi existing yang berada di sekitar
survei yang dapat dilihat pada gambar Lokasi dilakukan dengan
(Google Maps 2016). mengadakan pengamatan
secara langsung. Adapun tujuan
dari survei ini untuk
mengetahui penggunaan lahan
disekitar daerah jalan Sungai
Raya Dalam Kota Pontianak.

3.6 Alat Pengumpulan Data


Pada lokasi jalan Sungai
Raya dalam, survei arus lalu
lintas, dan lokasi sekitar
dilakukan dengan menggunakan
manual untuk dapat memantau
keadaan di sekitar Jalan Sungai
Raya Dalam.

4. DATA DAN ANALISA


4.1 Analisa Kondisi Lalu Lintas
3.4 Metode Survei dan Pada Tahun 2016
Pengumpulan Data Sekunder 4.2 Analisa Volume Lalu Lintas
Metode survei yang Data volume lalu lintas Jalan
digunakan adalah metode teknik Sungai Raya Dalam didapat dari hasil
observasi di lokasi studi sedangkan survey lalu lintas yang dilakukan
pengumpulan data sekunder selama 4 hari berturut-turut, yaitu
menggunakan metode teknik studi tanggal 16, 17, 18, 19.
dokumenter. Hasil perhitungan LHR dalam
Metode teknik observasi di satuan mobil penumpang (smp) di
lokasi studi yaitu cara pengumpulan Jalan Sungai Raya Dalam adalah
data primer melalui pengamatan dan sebagai berikut:
pencatatan gejala yang tampak pada
objek penelitian, pelaksanaannya
dapat dilakukan secara langsung

7
Tabel 3. LHR (smp) 4.5 Proyeksi Pertumbuhan
Tahun 2016 Jalan Sungai Raya Dalam Penduduk
Kota Pontianak Untuk memproyeksi jumlah
penduduk pada tahun rencana
digunakan (BPS, 2015). Dari tabel
ini dapat diproyeksikan jumlah
penduduk Kecamtan Sungai Raya
tahun rencana yaitu tahun 2016 dan
tahun 2021 dengan menggunakan
rumus bunga majemuk.

Tabel 6. Proyeksi Pertumbuhan


Penduduk Kecamatan Sungai Raya
Tahun 2010 – 2015

4.3 Lalu Lintas Mingguan Rata-rata


Pada penelitian ini,
pengamatan dilakukan selama 12 jam
dari pukul 06.30 – 18.30 WIB per (Sumber : BPS Kubu Raya)
hari (dianggap mencakup 1/93% dari
arus lalu lintas selama 24 jam)
selama 4 hari, dengan faktor koreksi Berikut perhitungan proyeksi
untuk perhitungan yang digunakan pertumbuhan penduduk:
adalah sebesar 100/93. Data: P2015 = 204.926 jiwa

Tabel 4. Perhitungan Lalu Lintas Maka, pada tahun 2016:


Mingguan Rata-rata Tahun n1 = 1 tahun
2016 Jalan Sungai Raya Dalam P2015 = P2014 (1 + 0,006)1
= 204.929 (1 + 0,006)1
= 206.158 jiwa

Pada tahun 2021:

n1 = 6 tahun
4.4 Lalu Lintas Tahunan Rata-rata
P2021 = P2015 (1 + 0,006)6
Data Lalu Lintas Mingguan yang
= 204.929 (1 + 0,006)6
didapat sebelumnya kemudian dikalikan
= 212.417 jiwa
dengan faktor persentase Lalu Lintas
Harian Rata-rata Tahunan /AADT dalam
tahun yang bersangkutan. 4.6 Proyeksi Pertumbuhan
Lalu Lintas
Untuk mendapatkan
Tabel 5. Perhitungan Lalu Lintas
angka pertumbuhan kendaraan
Tahunan Rata-rata Tahun
bermotor digunakan data dari
2016 Jalan Sungai Raya Dalam
Sat. Lantas Polda Kalimantan
Barat seperti yang terlampir
pada tabel berikut ini:

8
Tabel 7. Data Kendaraan Bermotor di Berdasarkan tabel diatas rasio derajat
Kota Pontianak Tahun 2009 – 2013 kejenuhan termasuk pada tingkat
pelayanan C.

4.11 Kecepatan Arus Bebas


(Sumber: Sat. Lantas Polda Kalbar) Tabel 11. Resume Analisis
Berdasarkan PP No. 34 Tahun 2006
Dari angka pertumbuhan diatas,
dapat diproyeksikan jumlah
kendaraan yang diperkirakan
melewati Jalan Sungai Raya Dalam
pada Tahun 2021.

Tabel 8. Proyeksi Lalu Lintas Jalan


Sungai Raya Dalam Tahun 2016

4.7 Volume Jam Perencanaan


Berdasarkan hasil analisa Jalan Sungai
Tabel 9. VJP Untuk Tahun 2016 dan 2021 Raya Dalam tersebut memiliki derajat
Hasil Proyeksi kejenuhan DS 0,618 masih dibawah
syarat derajat kejenuhan untuk Jalan
Kolektor Primer ≤ 0,74.

4.12 Analisa Prediksi Tingkat


Kinerja Ruas Jalan Pada Tahun
2021

Tabel 12. Kinerja Jalan Sungai


4.8 Analisa Kinerja Ruas Jalan Raya Dalam Pada Tahun 2021
Sungai Raya Dalam
4.9 Pada Tahun 2016
4.10 Jalan Sungai Raya Dalam

Tabel 10. Kinerja Ruas Jalan Sungai Raya


Dalam Pada Tahun 2016 Hasil Survey
(Sumber : Hasil Analisis Peneliti)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa


derajat kejenuhan terbesar untuk lima
tahun yang akan datang terdapat pada
(Sumber : Hasil Analisis Peneliti) Jalan Sungai Raya Dalam dengan
derajat kejenuhan sebesar 1,075. Dari

9
tabel diatas rasio derajat kejenuhan tingkat a. Jalan Sungai Raya Dalam
pelayanan F. Pontianak termasuk jalan kota
yang berfungsi sebagai jalan
4.13 Analisa Peningkatan Kinerja kolektor primer dalam sistem
Ruas Jalan Sungai Raya Dalam jaringan jalan primer yang
Berdasarkan hasil analisa Jalan Sungai menghubungkan antar desa,
Raya Dalam tersebut memiliki derajat perumahan, dan jalan strategis
kejenuhan DS 1,075 untuk Jalan Kolektor primer lainnya.
Primer ≤ 0,74, Jalan tersebut di kategorikan b. Untuk tahun 2016 hasil survey
dalam keadaan jenuh melebihi syarat yang menyimpulkan bahwa total jumlah
ada. lalu lintas harian rata-rata pada
Jalan Sungai Raya Dalam sebesar
4.14 Berdasarkan Volume Kendaraan 1489 smp/jam pada pukul 16.30 –
17.30 WIB.
Tabel 13. Perbandingan Volume Kendaraan c. Memiliki kecepatan yang lebih
(smp/jam) Pada Tahun 2016 Hasil Survei rendah dari kecepatan minimal
Dengan Tahun 2021 Hasil Proyeksi yang disyaratkan yaitu 30,20
km/jam. Sedangkan kecepatan
yang disyaratkan adalah 40
km/jam.
d. Volume kendaraan yang rendah
daripada kapasitas jalannya. Hal
4.15 Analisa Peningkatan Kinerja Ruas
ini dapat dilihat dari nilai DS hasil
Jalan Sungai Raya Dalam
perhitungan pada tahun 2016
Tabel 14. Kinerja Jalan Sungai Raya Dalam yaitu, sebesar 0,618.
Pada Tahun 2021 Hasil Proyeksi e. Untuk proyeksi pada tahun 2021
didapat hasil DS yang lebih besar,
yaitu 1,075. Hal ini menunjukan
kinerja ruas jalan Sungai Raya
Dalam mengalami penurunan
yang signifikan bila dibandingkan
dengan tahun 2016.
b. Hasil perhitungan analisis alternatif
4.16 Resume Analisis Berdasarkan yang dilakukan untuk
Peraturan Menteri PU No.19 Tahun 2011 meningkatkan kinerja ruas jalan
Berdasarkan hasil analisa Jalan Sungai Sungai Raya Dalam
Raya Dalam tersebut memiliki derajat
kejenuhan DS 0,72 masih dibawah syarat 5.2 Saran
derajat kejenuhan untuk Jalan Kolektor a. Perlu dilakukan penelitian jika
Primer ≤ 0,74. Jadi, Jalan Sungai Raya Dalam adanya penambahan median pada
Perkiraan Tahun 2021 dengan penambahan jalan Sungai Raya Dalam Kota
lebar jalan tidak melebihan syarat derajat Pontianak.
kejenuhan untuk tipe jalan kolektor primer. b. Jika di lebarkan harus di kaji
Tingkat pelayanan C. kembali kinerja jalan Sungai Raya
Dalam.
5. KESIMPULAN DAN SARAN c. Jika dijadikan jalan 1 arah perlu
5.1 Kesimpulan dilakukan anailis kembali terhadap
Dari hasil pengamatan kondisi ruas Jalan Sungai Raya Dalam Kota
Jalan Sungai Raya Dalam saat ini adalah Pontianak.
sebagai berikut :

10
DAFTAR PUSTAKA Wells, G. R. 1985. Rekayasa
Adriana, Rani, 2014, “Evaluasi Kinerja Lalu Lintas. Diterjemahkan
Ruas Jalan Cihampelas Bandung”, oleh Suwardjoko Warpani.
Digilib ITB, Bandung. Jakarta: Bharatara Karya
Aksara.
Afriningsih, Rini, 2012, “Analisa
Pengaruh Kendaraan Berat
Terhadap Kemacetan Pada Ruas
Jalan Imam Bonjol”.

Almaut, Edo Novaldi. 2016. Analisa


Kapasitas dan Tingkat Kinerja
Ruas Jalan Perintis Kemerdekaan
Pontianak. Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
Pontianak.

Badan Pusat Statistik Kalimantan


Barat, 2015, “Kalimantan Barat
dalam Angka 2014”, Kantor
Statistik Kalimantan Barat,
Pontianak.

Departemen, P. U., dan Bina Karya, P.


T., (Persero). 1997. Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Indonesia: Departemen PU. Dirjen
Bina Marga.

Direktorat Jendral Bina Marga, 1990,


“Panduan Penentuan Klasifikasi
Fungsi Jalan di Wilayah
Perkotaan”, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.

Munawar, A. 2004. Manajemen Lalu


Lintas Perkotaan. Jogjakarta: Beta
Offset.

RI, Undang-Undang. 2009 Undang-


Undang RI No.22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Jakarta.

Warpani, Suwarjoko P, 2002,


“Pengelolaan Lalu Lintas dan
Angkut Jalan”, Penerbit ITB,
Bandung.

11

You might also like