You are on page 1of 13

ANALISIS KINERJA PADA BUNDARAN ADIBAHASA MENJADI SIMPANG

BERSINYAL

Hendriansyah1, La Ode Muh. Magribi2, Siti Nurjanah Ahmad3


1
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari 93232,
Indonesia
2
Dosen dan Peneliti, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari 93232
Indonesia
hendriansyah.endhi1103@gmail.com

ABSTRACT
Adibahasa Roundabout is one of the important roundabouts that serves traffic access from various
directions, namely traffic flow originating from Jl. Ahmad Yani, Jl. Boulevard Kendari, Jl. Brigjen Katamso,
and Jl. Haluoleo Airport. The Adibahasa Roundabout connects residential, educational and shopping centers.
This study aims to determine the traffic performance at the Adibahasa roundabout in current and future
conditions and provide an alternative handling of traffic engineering management to the existing problems. The
primary data is obtained from the survey results while the secondary data is obtained from the data of the local
Statistics Agency. The work analysis method used is using the 1997 Indonesian Road Capacity Manual method.

The results showed that the largest traffic volume occurred on Friday afternoon at 17.00-18.00 WITA
which is 4002 pcu / hour with the degree of saturation for the arm (AB) DS = 1.06, (BC) DS = 0.35, (CD) DS =
0.18, and (DA) DS = 0.46. The average roundabout traffic delay (DTR) = 14.90 sec / junior high and the
average delay (DR) = 18.90 sec / junior high. Opportunity for the minimum queue of 48.5% and a maximum of
94.0%. Based on the results of the analysis in 2020 with DS = 1.06 which has exceeded the requirements of
MKJI 1997 DS <0.75, the geometry improvement at the Adibahasa Roundabout was immediately carried out by
widening the AB link by 21 meters. With the results of the prediction analysis 5 years after widening, in 2025 a
DS = 0.73 is obtained, still meeting the MKJI DS requirements <0.73.

Keywords: Roundabout, performance, capacity, traffic volume, traffic delay

ABSTRAK

Bundaran Adibahasa merupakan salah satu bundaran penting yang melayani akses lalulintas dari
berbagai arah, yaitu arus lalulintas yang berasal dari Jl. Ahmad Yani, Jl. Boulevard Kendari, Jl. Brigjen
Katamso, dan Jl. Bandara Haluoleo. Bundaran Adibahasa menjadi penghubung kawasan permukiman,
pendidikan dan pusat perbelanjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja lalulintas pada bundaran
Adibahasa pada kondisi sekarang dan yang akan datang serta memberikan alternative penanganan manajemen
rekayasa lalu lintas terhadap permasalahan yang ada. Untuk data primer diperoleh dari hasil survey sedangkan
data sekunder diperoleh dari data Badan Pusat Statistik setempat. Metode analisis kerja yang digunakan yaitu
dengan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.

Hasil penelitian menunjukan bahwa volume lalulintas terbesar terjadi pada Hari Jumat sore jam 17.00-
18.00 WITA yaitu 4002 smp/jam dengan nilai derajat kejenuhan untuk lengan (AB) DS=1,06, (BC) DS=0,35,
(CD) DS=0,18, dan (DA) DS=0,46. Tundaan lalulintas bundaran rata-rata (DT R)=14,90 det/smp dan tundaan
rata-rata (DR)=18,90 det/smp. Peluang antrian bundaran minimal 48,5% dan maksimal 94,0%. Berdasarkan
hasil analisa pada tahun 2020 dengan DS= 1,06 sudah melampaui syarat dari MKJI 1997 DS<0,75, maka
dilakukan segera perbaikan geometri pada Bundaran Adibahasa yaitu dengan melakukan pelebaran pada jalinan
AB sebesar 21 meter. Dengan hasil analisis prediksi 5 tahun setelah dilakukan pelebaran maka pada tahun 2025
didapatkan DS=0,73, masih memenuhi syarat MKJI DS<0,73.

Kata kunci: Bundaran, kinerja, kapasitas, volume lalulintas, tundaan lalulintas


PENDAHULUAN tahun kedepan dan menjadikan arus lalu lintas lebih
teratur serta juga memperlancar peningkatan
kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat. Oleh
1. Latar Belakang
karena itu, penulis bermaksud melakukan sebuah
Transportasi sangat berperan penting dalam
penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja
proses kehidupan manusia. Transportasi merupakan
Bundaran Adibahasa Menjadi Simpang Bersinyal”.
sarana yang disediakan kepada masyarakat dalam
menunjang kehidupan sehari-hari, khususnya
dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan dari penelitian pada Bundaran
Transportasi digunakan dalam kebutuhan Adibahasa ini adalah
perpindahan manusia atau barang dari satu tempat
1) Dapat mengetahui kinerja lalulintas pada
ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah
bundaran Adibahasa dilihat dari sisi derajat
kendaraan yang digerakkan oleh manusia, hewan
kejenuhan, tundaan dan peluang antrian pada
maupun mesin. Transportasi digunakan untuk
kondisi sekarang
memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas
2) Dapat mengevaluasi masalah yang ada pada
sehari-hari.
bundaran Adibahasa.
Pembangunan disuatu lokasi, baik 3) Dapat memprediksi jumlah kendaraan atau
pembangunan gedung perkantoran, gedung tinggal, LHR (Lalu Lintas Harian Rata-Rata) terhadap
maupun gedung sekolah pasti akan menimbulkan 5 tahun kedepan setelah melakukan perbaikan
dampak serta pengaruh terhadap arus lalu lintas pada kondisi bundaran
yang ada di sekitarnya. Pembangunan yang pesat 4) Dapat memberikan suatu rekomendasi strategi
membuat aspek transportasi menjadi penting. untuk peningkatan kelancaran lalu lintas di
Dengan bermacam tingkat mobilitas, penduduk bundaran Adibahasa.
lebih memilih kendaraan pribadi dibandingkan Manfaat dari penelitian ini adalah
transportasi umum. Dengan semakin padatnya 1) Dapat dijadikan bahan referensi kinerja
jumlah penduduk dan tingginya mobilitas bundaran Adibahasa pada masa sekarang dan
penduduk, kebijakan pemerintah lebih mengarah yang akan datang.
untuk pengadaan jalan bagi kendaraan pribadi yang 2) Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
semakin mendominasi. Efek yang ditimbulkan penanganan permasalahan transportasi oleh
adalah kemacetan, ketergantungan terhadap pemerintah untuk menanggulangi kemacetan
kendaraan pribadi dan emisi kendaraan yang tinggi. di kota Kendari.
Banyaknya pembangunan yang terjadi di
Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Kota TINJAUAN PUSTAKA
Kendari, maka perlu adanya tindakan peninjauan
ulang terhadap sarana dan prasarana transportasi
sebagai mobilisasi masyarakat Kendari. Peninjauan
2.1 Bundaran
tersebut akan dilakukan di bundaran Adibahasa Bundaran (roundabout) dapat dianggap
yang merupakan penghubung dari daerah sebagai kasus istimewa dari kanalisasi yang pulau
permukiman Perumahan Baruga, area Lepo-Lepo, di tengahnya dapat bertindak sebagai pengontrol
area kawasan Bandara Haluoleo, pusat pembagi dan pengarah bagi sistem lalulintas
perbelanjaan kawasan Baruga, area RS. berputar satu arah. Pada cara ini gerakan
Bahteramas, RS. Aliyah, area kawasan Polda penyilangan hilang dan digantikan dengan gerakan
Sultra, serta Sekolah SMAN 5 Kendari. Padahal menyiap berpindah-pindah jalur. Dengan sebuah
keberadaan serta peran bundaran Adibahasa sangat pulau lalulintas dengan berdiameter 15 meter
penting bagi pengguna lalu lintas masyarakat gerakan menyilang yang bukan tegak lurus akan
sekitar yang menggunakan akses bundaran tersebut. dilakukan pada kecepatan relatif tinggi. Bundaran
Karena pada sekitar bundraan tersebut, terdapat dengan diameter lebih besar dari 20 meter, gerakan
banyaknya lokasi strategis yang mengakibatkan menyiap biasanya terbentuk pada jalur masuk
mobilisasi masyarakat yang kian berkembang. (Oglesby Clarkson, 1993 : 364).
Berdasarkan permasalahan tersebut, Berbagai macam pola pergerakan
berkemungkinan terjadi peningkatan volume lalu tersebut akan saling berpotongan sehingga
lintas kendaraan pada bundaran tersebut dalam menimbulkan titik-titik konflik pada suatu
waktu yang cukup singkat. Maka tidak dapat persimpangan. Sebagai contoh, pada
dibayangkan akan terjadinya kepadatan arus lalu persimpangan dengan empat lengan pendekat
lintas yang sering terjadi pada sekitaran bundaran mempunyai 32 titik konflik, yaitu 16 titik
Adibahasa. Sehingga kondisi eksisting bundaran crossing, 8 titik merging, 8 titik diverging
Adibahasa perlu dilakukan evaluasi sesuai
pedoman kinerja untuk bundaran. Hasil dari
evaluasi yang dilakukan dapat menjadi solusi
terbaik untuk menghindari kemacetan beberapa
keterangan tentang lebar masuk, lebar masuk rata-
rata, lebar jalinan dan panjang jalinan.

Gambar 1 Titik Konflik Pada Persimpangan


Empat Lengan Pendekat Dan Bundaran
Lalulintas

2.2 Definisi Tipe Bundaran


Adapun tipe-tipe bundaran menurut
Departemen Pekerjaan Umum, (1997),
ditunjukan pada tabel 1 memperlihatkan definisi Gambar 2 Geometrik bundaran
tipe bundaran. (Sumber : Departemen PU, 1997)
Tabel 1 Definisi tipe bundaran
Tipe Jari-jari Jumlah Lebar Panjang Lebar 2.4 Kondisi lalu lintas
bundaran bundara lajur lajur jalinan jalinan Kondisi lalu lintas yang dianalisa,
n masuk masuk Lw Ww perhitungan dilakukan atas dasar periode 15 menit
(m) W1 (m) (m) dan dinyatakan ke dalam smp/jam dengan
(m) mengalikan arus dalam kend/jam dengan nilai
R10-11 10 1 3.5 23 7 ekivalensi mobil penumpang. Adapun nilai
ekivalensi mobil penumpang dapat dilihat pada
R10-14 10 2 7 27 9 tabel 2 berikut ini
Tabel 2. Nilai ekivalensi mobil penumpang
R14-20 14 2 7 31 9 Jenis kendaraan Emp

R20-22 20 2 7 43 9 Kendaraan Berat/Heavy Vehicle (HV) 1.3

(Sumber : Departemen PU, 1997) Kendaraan Ringan/Light Vehicle (LV) 1.0

2.3 Kondisi Geometrik Bundaran Sepeda Motor/Motorcycle (MC) 0.5


Dalam pedoman Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) 1997 menjelaskan bahwa sketsa (Sumber : Departemen PU, 1997)
geometrik sebaiknya memberikan ringkasan yang
baik dari bagian jalinan dengan informasi tentang 2.5 Ukuran Kinerja Bundaran
lebar pendekat, lebar jalinan, panjang jalinan Ukuran kinerja umum dalam analisis
dan lebar masuk rata-rata. Untuk orientasi sketsa operasional pada bundaran yang dapat diperkirakan
juga sebaiknya memuat simbul penunjuk arah. berdasarkan aturan Manual Kapasitas Jalan
kondisi geometrik bundaran yang perlu Indonesia (MKJI) 1997 adalah
diperhitungkan dalam analisis adalah :
a) Wx = Lebar masuk atau lebar jalur lalu li 2.5.1 Kapasitas Dasar (Co)
ntas dari pendekat (diukur pada bagian Rumus umum untuk menghitung kapasitas dasar
tersempit) yang digunakan oleh lalu lintas adalah :
yang bergerak. X menyatakan nama 1,3 1,5 0.5
Co = 135xWw x (1+We/Ww) x (1-Pw/3) x
pendekat. -1,8
b) We = Lebar masuk rata-rata atau lebar rata- (1+Ww/Lw)
rata pendekat ke bagian jalinan.
c) Ww = Lebar jalinan atau lebar efektif bagian Keterangan :
jalinan (pada bagian yang tersempit).
d) Lw = Panjang jalinan atau panjang jalinan Ww = Lebar jalinan
efektif untuk bagian jalinan.
We = Lebar masuk
Pada Gambar 2 akan dijelaskan
mengenai geometrik bundaran disertai dengan Lw = Panjang jalinan
Pw = Weaving = Arus menjalin (Qw)/ Arus total dan derajat kejenuhan Tundaan Geometrik sebagai
(Qt) akibat dari perlambatan dan percepatan lalu
lintas, dihitung dengan rumus :

DT = (1-DS) x 4+DS x 4
2.5.2 Kapasitas Nyata (C)
Rumus untuk menghitung Kapasitas Nyata adalah : 2. Tundaan Lalu Lintas Bundaran (DTR)
C= C0 x FCS x FRSU (smp/jam) Didefinisikan sebagai tundaan rata-rata per
Keterangan : kendaraan yang masuk ke dalam bundaran.
Dapat dirumuskan :
C = Kapasitas Nyata (Smp/jam) ∑(Qi x DTi)
DTr + DG ; i
C0 = Kapasitas Dasar (Smp/jam) Q masuk

FCS = Faktor Penyesuaian Ukuran Kota Dimana :

DTR = Tundaan lalu lintas bundaran (det/smp)


FRSU = Faktor Penyesuaian Lingkungan Jalan,
Hambatan samping dan rasio Qi = Total kendaraan memasuki jalinan (smp/jam)
kendaraan tak bermotor
Qmaasuk=Total kendaraan memasuki
2.5.3 Derajat Kejenuhan (DS) persimpangan (smp/jam)
Derajat kejenuhan bundaran didefinisikan
sebagai derajat kejenuhan bagian jalinan yang Dti = Tundaan lalu lintas pada bagian jalinan
tertinggi atau arus total dibagi dengan kapasitas (det/smp).
bundaran.
Dapat dirumuskan : 3. Tundaan Bundaran (DR)
Definisikan sebagai tundaan lalu lintas rata-
DS = Qsmp/C rata per kendaraan yang masuk ke dalam
bundaran ditambah dengan tundaan geometrik.
Dimana : Dapat dirumuskan:
DR = DTR + DG
Q = Arus total (smp/jam)
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam)
DTR = Tundaan lalu lintas bundaran (det/smp)

DG = Tundaan geometrik pada bagian jalinan


2.5.4 Tundaan
(det/smp)
Tundaan pada bagian jalinan dapat terjadi
karena dua sebab : 2.5.5 Peluang Antrian
1. Tundaan lalu lintas (DT) Peluang antrian dhitung dari hubungan
Tundaan lalu lintas akibat interaksi lalu lintas empiris antara peluang antrian dan derajat
dengan gerakan yang lain dalam persimpangan kejenuhan seperti terlihat pada Gambar 5,
dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus :
Tundaan lalu lintas sebagai akibat dari
Ba 2
interaksi lalu lintas dengan gerakan yang lain tas Atas (%P) = 26,65 DS-55,55 DS + 108,57
dalam jalinan. 3
DS
Untuk DS ≤ 0,6
Batas Bawah (%P )= 9,41 x DS + 29,967 x
DT = 2+2,68982 X DS – (1-DS) x 2 4,619
DS
Untuk DS > 0,6 2.6 Analisis Prediksi (Forecasting)
Proyeksi dihitung dengan menggunakan
DT = (1/(0,59186 – 0,52525 x DS) – (1-DS) x
rumus geometri yaitu dengan persamaan berikut :
2))
Pt = Po x (1 + r)t
Tundaan lalu lintas bagian jalinan (DT) adalah
tundaan rata-rata lalu lintas per kendaraan yang r = (Pt/Po)1/t - 1
masuk ke bagian jalinan. Tundaaan lalu lintas
Keterangan :
ditentukan dari hubungan antara tundaan lalu lintas
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
Po = jumlah penduduk pada tahun awal Data sekunder adalah data yang
r = angka pertumbuhan penduduk didapatkan dari instansi-instansi terkait, dalam
t = jangka waktu dalam tahun hal ini penelitian berupa data jumlah penduduk
yang didapat dari Biro Pusat Statistik Kota
Kendari.

3.3. Penetuan waktu penelitian


METODOLOGI PENELITIAN Pengambilan data dilakukan pada kawasan
bundaran selama 3 hari yakni hari senin (mewakili
3.1 Lokasi Penelitian hari kerja), hari jumat (mewakili hari khusus), dan
Lokasi bundaran yang akan diteliti hari sabtu (mewakili hari senggang). Waktu
mencakup Jl. DI Panjaitan, Jl. Boulevard Kendari, penelitian dilakukan selama 12 jam yaitu pukul
Jl. Brigjen Katamso, dan Jl. Kapten Piere Tendean. 06.00 – 18.00 WITA.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lokasi Pengumpulan Data


Lokasi pengumpulan data bertempat di
bundaran Adibahasa dengan empat lengan jalan
yaitu Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jalan Boulevard
Kendari, Jalan Brigjen Katamso, dan Jalan Poros
Bandara Haluoleo, terletak di Kota Kendari
Provinsi Suawesi Tenggara. Survey lalu lintas
bertujuan untuk mendapatkan data volume lalu
lintas dan komposisi lalu lintas. Dalam penelitian
ini, pengambilan data dilakukan dengan survei
lapangan secara langsung untuk mendapatkan data
volume arus lalu lintas yang melewati bundaran
Adibahasa.
Gambar 3 Lokasi Bundaran Adibahasa
(Sumber : Google maps) 4.2 Volume Jam Puncak
Volume jam puncak adalah volume lalu
3.2 Pengumpulan Data lintas yang digunakan sebagai dasar perencanaan,
Pengumpulan data dalam penelitian ini selanjutnya akan diambil nilai volume arus lalu
dilakukan dengan cara pengamatan langsung untuk lintas tertinggi untuk menentukan VJP dari setiap
memperoleh data primer pada lokasi penelitian ruas jalan. Untuk menentukan volume jam puncak
dengan melibatkan sejumlah orang untuk adalah dilakukan penjumlahan perjam semua jenis
membantu mengamati dan mencatat data-data yang kendaraan bermotor (MC+LV+HV) yang telah
diperlukan. Adapun cara pengambilan data sebagai dikonversikan dalam smp/jam sesuai dengan waktu
berikut: pelaksanaan survei. Kemudian dapat diambil nilai
a) Peralatan Survey volume tertinggi yang akan dijadikan dasar
Peralatan yang digunakan adalah : perhitungan kapasitas jalan.
1) Alat Tulis
2) Alat pengukuran panjang (meteran)
3) Jam tangan, digunakan untuk mengetahui
awal dan akhir waktu pengamatan
b) Metode inventaris data
1. Data Primer
Data primer adalah yang didapatkan
dengan cara observasi atau pengamatan
langsung di lokasi penelitian yaitu melipututi :
1) Data Geometri Bundaran
2) Data volume lalulintas

2. Data Sekunder
LEBAR
LEBAR MASUK MASUK LEBAR PANJANG
BAGIAN JALINAN RATA- JALINAN We/Ww JALINAN
Pendekat Pendekat RATA (Ww) (Lw)
1 2 (We)

10,20 25,00 0,40 15,2


Jl. D.I Panjaitan (A) 10,00 10,40
Jl. Boulevard Kendari
11,35 12,80 0,88 82,00
11,20 11,50
Jl. Brigjen Katamso
32,95 43,00 0,77 58,00
7,20 58,70
10,25 12,00 0,85 45,10
8,00 12,50
(Sumber :Analisa Data Lalulintas Bundaran
Adibahasa Tahun 2020)
4.4 Pola Pergerakan Arus Llalu Lintas pada
Bundaran
Gambar 4 Volume Jam Puncak selama 3
hari (Senin, Jumat, Sabtu) Tabel 4 Perhitungan Arus Lalu Lintas Bagian
Jalinan Bundaran
Kemudian 4.3 Data Geometrik Komposisi kendaraan ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Sepeda Motor (MC)
Faktor smp
dapat di simpulkan Total Kendaraan Berotor AB
Berdasarkan emp=1,0 emp=1,3 emp=0,5 (MV) Arus Total Arus Menjalin Arus Total
bahwa volume jam pengukuran Pendekat/Gerakan
Kend/jam smp/jam Kend/jam smp/jam Kend/jam smp/jam Kend/jam smp/jam (Qt) (Qw) (Qt)
puncak (VJP) yang geometrik Bundaran {1} {2} {3} {4} {5} {6} {7} {8} {9} {10} {11}
digunakan untuk Adibahasa yang LT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
analisis adalah dilakukan di ST 290 290 14 18 538 269 842 577 577 577 577
volume jam puncak A RT 460 460 8 10 631 316 1099 786 786 786 786
dapatkan dimensi UT 0 0 6 8 16 8 22 16 16 16 16
terbesar yaitu pada dari masing-masing Total 750 750 28 36 1185 593 1963 1379
hari Jumat jam 17.00 elemen bundaran LT 81 81 14 18 212 106 307 205 205
– 18.00 WITA sebagaimana di ST 140 140 21 27 178 89 339 256 256
dengan total tunjukan pada B RT 33 33 8 10 15 8 56 51 51
kendaraan sebesar gambar 4 dan tabel 4 UT 1 1 2 3 13 7 16 10 10 10 10
Total 255 255 45 59 418 209 718 523
4002 smp/jam. berikut ini : LT 130 130 5 7 99 50 234 186
ST 286 286 6 8 527 264 819 557
C RT 29 29 8 10 82 41 119 80 80 80
UT 2 2 0 0 1 1 3 3 3 3
Total 447 447 19 25 709 355 1175 826
LT 525 525 24 31 639 320 1188 876
ST 143 143 8 10 360 180 511 333 333 333
D RT 35 35 2 3 36 18 73 56 56 56
UT 2 2 2 3 10 5 14 10 10 10
Total 705 705 36 47 1045 523 1786 1274
Total 5642 4002 1871 1803 1969
Rasio Menjalin 0,964 0

Sumber : Analisis Data, 2020

Tabel 5 Perilaku Lalu lintas bagian Jalinan pada


Tahun 2020
Arus
Kendaraan Peluang A
Arus bagian Derajat Tundaan
bermotor Kapasitas DT QP%
jalinan Q Kejenuhan Lalu lintas
total (C) TOTAL
(smp/jam) DS (DT)
Batas
smp/jam
Bawah
1379 1871 1771 1,06 26,97 50440,45 48,5
1969 5674 0,35 1,63 3204,75 3,5
1955 10942 0,18 0,84 1637,76 1,7
Gambar 5 Geometrik Bundaran 1274 1991 4290 0,46 2,18 4334,38 5,2
Adibahasa Peluang A
terbe
Tabel 3 Kondisi Eksisting Geometrik Bundaran 4002         59617,34 48,5 % -
Adibahasa Tahun 2020 Tundaan lalu lintas bundaran rata-rata (DTr) det/smp 14,90
Tundaan bundaran rata-rata Dr (DTr + 4) det/smp 18,90
(Sumber : Analisis Data, 2020) yang dapat 15,2 meter
dilakukan menjadi
Dari hasil yaitu 23,00 meter,
analisis parameter dengan cara dan pada
geometrik bagian memperbes lengan B
jalinan, serta ar lebar jalan
kapasitas bagian masuk pada Boulevard
4.5.1 Pelebaran
jalinan maka lengan A Kendari
didapatkan hasil
Jalur Jalan DI sebelumnya
perilaku lalu lintas masuk Panjaitan dengan
bagian jalinan pada Bundaran sebelumnya lebar jalur
kondisi eksisting untuk dengan masuk
tahun 2020. tahun 2020 lebar jalur (pendekat 2)
Berdasarkan nilai DS Berdas masuk 11,50 meter
terbesar yang terjadi arkan (pendekat 2) menjadi
pada bagian jalinan gambar 4 10,40 meter 21,00 meter
AB dengan nilai kondisi di ubah dengan
DS= 1,06 telah geometrik menjadi panjang
melewati persyaratan bundaran 21.00 meter, jalinan
MKJI 1997 dapat dilihat dengan sebelumnya
DS>0,75, maka perlu pada panjang 82,00 meter
adanya dilakukan panjang jalinan yang menjadi
penanganan jalinan AB sebelumnya 90,00 meter.
perbaikan geometrik (Jalan DI
pada bundaran Panjaitan
Adibahasa untuk dan Jalan
meningkatkan Boulevard
kinerja pada Kendari)
bundaran. sebesar
Lw= 15,2
meter,
kondisi
tersebut
tidak
4.5 Evaluasi memenuhi
Kinerja syarat pada
Bundaran MKJI 1997
Adibahasa dengan
Dari hasil minimal
analisa data panjang
persimpangan empat jalinan (Lw)
lengan Jalan DI sebesar 21
Panjaitan, Jalan meter.
Boulevard Kendari, Maka
Jalan Brigjen dengan
Katamso, dan Jalan kondisi
Kapten Pierre tersebut Gambar 6 Kondisi Bundaran Adibahasa setelah
Tendean (Bundaran mengakibat lebar masuk di perbesar
Adibahasa). Kondisi kan
eksisting geometrik kemacetan Tabel 6 Parameter Bundaran Adibahasa setelah
Bundaran Adibahasa atau antrian dilakukan Pelebaran Jalur masuk Bundaran Tahun
ini tidak sesuai tundaan 2020
dengan pedoman pada Lebar Masuk
BAGIAN Lebar Masuk Leba
Manual Kapasitas kendaraan NO
JALINAN
Rata-Rata
(
Jalan Indonesia 1997 saat Pendekat 1 Pendekat 2 (We)
1 Jl. D.I Panjaitan (A) 10,00 21,00 15,50 2
dan Pedoman memasuki Jl. Boulevard
Konstruksi dan bundaran. 16,10 1
2 Kendari (B) 11,20 21,00
Bangunan untuk Penanganan Jl. Brigjen Katamso
32,95 4
Persimpangan geometrik 3 (C) 7,20 58,70
Jl. Kapten Piere
Sebidang. bundaran 4 tendean (D) 8,00 12,50
10,50 1
(Sumber: Analisis Data, 2020)

Tabel 7 Perilaku Lalu lintas bagian Jalinan pada


Tahun 2020
Arus
Kendaraan Arus bagian
Bagian Kapasitas
bermotor total jalinan Q
Jalinan (C)
(smp/jam)
smp/jam
AB 1379 1871 3349
BC 523 1969 7591
CD 826 1955 10942
DA 1274 1991 4625

JUMLAH
(∑) 4002    
Tundaan lalu lintas bundaran rata-rata (DTr) det/smp
Tundaan bundaran rata-rata Dr (DTr + 4) det/smp
(Sumber: Analisis Data, 2020)

4.5.2 Permasalahan Hal ini sangat


bentuk berbahaya bila
geometrik pada kendaraan lain
bundaran berpaspasan dengan
Adibahasa yang pengendara dari
tidak sesuai Jalan DI Panjaitan Gambar 8 Kondisi Eksisting pada bundaran
pada Pedoman maupun dari arah Adibahasa
Perencanaan Jalan Boulevard Sumber : Digital Kamera Drone
Bundaran Kendari.
Pada bundaran Berdasarkan Ditinjau pada meningkatkan
Adibahasa pedoman bundaran bentuk geometrik kualitas kinerja pada
menghubungkan 4 tidak dibenarkan jika bundaran Adibahasa bundaran. Oleh
jalan yaitu Jalan DI sumbu jalan pada dapat dilihat bahwa karena itu penulis
Panjaitan, Jalan salah satu pendekat kondisi tersebut tidak memberikan
Boulevard Kendari, bergeser ke arah kiri sesuai dengan syarat rekomendasi
Jalan Brigjen dari titik pusat yang telah ditentukan penanganan pada
Katamso, dan Jalan bundaran. pada pedoman masalah yang terjadi
Kapten Piere perencanaan pada Bundaran
Tendean. Pada jalan bundaran untuk Adibahasa, berupa
dari arah DI persimpangan pemberian Traffic
Panjaitan menuju ke sebidang. Dalam Light pada seluruh
Jalan Brigjen bentuk penanganan akses masuk
Katamso cenderung masalah tersebut bundaran sehingga
lurus, serta pada akan membutuhkan mengurangi arus
jalan dari arah biaya yang besar yang bertabrakan,
Boulevard Kendari untuk meperbaiki dapat dilihat pada
menuju Jalan Kapten kondisi setiap gambar rekomendasi
Piere Tendean Gambar 7 Titik lengan jalan agar sebagai berikut.
cenderung lurus Pusat Bundaran tercapainya tujuan
juga, dapat dilihat Sumber : Pedoman
pada gambar 4.10 . konstruksi dan
Pada kondisi tersebut Bangunan Untuk
mengakibatkan perencanaan
kendaraan cenderung Bundaran
tidak mengurangi
kecepatan saat
memasuki bundaran.
b. Prediksi Kinerja Bundaran Tahun 2022
Tabel 9 Perilaku Lalu lintas bagian Jalinan
pada Tahun 2022
Arus
Kendaraan Tundaan Peluang Antri
Arus bagian Derajat
bermotor Kapasitas Lalu DT %
jalinan Q Kejenuhan
total (C) lintas TOTAL
(smp/jam) DS
(DT) Batas
smp/jam
Bawah
1531 2076 3349 0,62 3,00 6222,33 9,1
580 2186 7591 0,29 1,35 2951,41 2,8
917 2170 10942 0,20 0,93 2017,88 1,9
1414 2210 4587 0,48 2,26 4995,67 5,6
Peluang An
terbesar
4442         16187,30 9,1% - 21,
Tundaan lalu lintas bundaran rata-rata (DTr) det/smp 3,64
Tundaan bundaran rata-rata Dr (DTr + 4) det/smp 7,64
(Sumber: Analisis Data, 2020)
c. Prediksi Kinerja Bundaran Tahun 2023
Tabel 10 Perilaku Lalu lintas bagian Jalinan
Gambar 9 Kondisi Eksisting Bundaran pada Tahun 2023
Adibahasa Setelah di berikan penanganan Arus
Kendaraan Arus bagian Derajat
pemasangan Traffic Light Bagian
bermotor total jalinan Q
Kapasitas
Kejenuhan L
Jalinan (C)
(smp/jam) DS
smp/jam
4.5.2 Hasil Prediksi dilakukan
AB 1613 2188 3349 0,65
(Forecasting) penanganan
BC 611 2304 7591 0,30
5 Tahun perbaikan geometri
CD 967 2287 10942 0,21
(2021-2025) dengan cara
DA 1491 2330 4625 0,50
Berdasarkan pelebaran jalur
hasil analisis awal masuk pada JUMLAH
(∑) 4682      
pada kondisi bundaran sebesar 21
Tundaan lalu lintas bundaran rata-rata (DTr) det/smp
eksisting saat ini meter. Setelah
Tundaan bundaran rata-rata Dr (DTr + 4) det/smp
pada Bundaran dilakukan penangan
(Sumber: Analisis Data, 2020)
Adibahasa untuk masalah tersebut,
d. Prediksi Kinerja Bundaran Tahun 2024
nilai (DS) pada maka dilakukan
Tabel 11 Perilaku Lalu lintas bagian Jalinan
lengan AB (Jl. DI prediksi 5 tahun
pada Tahun 2024
Panjaitan – Jl. (2021-2025) untuk Arus
Boulevard Kendari) mengetahui kinerja Kendaraan Arus bagian
Bagian Kapasitas Derajat
memiliki derajat pada bundaran bermotor total jalinan Q L
Jalinan (C) Kejenuhan DS
(smp/jam)
kejenuhan sebesar Adibahasa setelah smp/jam
(DS) = 1,60, dimana dilakukan pelebaran AB 1696 2301 3349 0,69
telah melewati syarat jalur masuk pada BC 643 2422 7591 0,32
berdasarkan MKJI bundaran. CD 1016 2404 10942 0,22
DS ≤ 0,75. Untuk itu DA 1567 2449 4625 0,53

JUMLAH
a. Prediksi Kinerja Bundaran Tahun 2021 (∑) 4922      
Tabel 8 Perilaku Lalu lintas bagian Jalinan Tundaan lalu lintas bundaran rata-rata (DTr) det/smp
pada Tahun 2021 Tundaan bundaran rata-rata Dr (DTr + 4) det/smp
Arus
Kendaraan (Sumber: Analisis Data, 2020)
Arus bagian Derajat Tundaan
bermotor Kapasitas DT
ian Jalinan jalinan Q Kejenuhan Lalu lintas
total (C) TOTAL
(smp/jam) DS (DT) e. Prediksi Kinerja Bundaran Tahun 2025
smp/jam Tabel 12 Perilaku Lalu lintas bagian Jalinan
AB 1448 1964 3349 0,59 2,70 5296,63 pada Tahun 2025
BC 549 2068 7591 0,27 1,28 2640,96 Arus
CD 868 2053 10942 0,19 0,88 1805,63 Kendaraan Arus bagian
Bagian Kapasitas Derajat
DA 1338 2091 4625 0,45 2,12 4432,58 bermotor total jalinan Q L
Jalinan (C) Kejenuhan DS
(smp/jam)
smp/jam
MLAH (∑) 4202         14175,80 AB 1793 2432 3349 0,73
Tundaan lalu lintas bundaran rata-rata (DTr) det/smp 3,37 BC 679 2560 7591 0,34
Tundaan bundaran rata-rata Dr (DTr + 4) det/smp 7,37
CD 1074 2541 10942 0,23
(Sumber: Analisis Data, 2020) DA 1657 2589 4625 0,56
mengoptimalkan antrian (QP
JUMLAH
(∑) 5202     kinerja dari %) batas
Tundaan lalu lintas bundaran rata-rata (DTr) det/smp jalinan bundaran bawah 7,3%
Tundaan bundaran rata-rata Dr (DTr + 4) det/smp Adibahasa maka dan batas atas
(Sumber: Analisis Data, 2020) diperlukan 16,5%.
rekomendasi b. Melakukan
penanganan rekomendasi
Berdasarkan (DS) pada masalah dalam penanganan
hasil prediksi untuk jalinan hal ini masalah yaitu
5 tahun kedepan AB=1,06, manajemen pada kondisi
(tahun 2021-2025) BC=0,35, rekayasa jalan dari
yang telah di uraikan CD=0,18, lalulintas. arah Ahmad
pada tabel 8 sampai DA=0,46. Adapun evaluasi Yani menuju
12 kita dapat melihat Pada jalinan dari masalah ke Jalan
perubahan DS masih AB telah yang terjadi pada Brigjen
memenuhi syarat melapaui bundaran Katamso
yang telah ditentukan persyaratan Adibahasa cenderung
MKJI DS<0,75. Manual yaitu : lurus, serta
Nilai DS tertinggi Kapasitas a. Memperbesar pada jalan
terjadi pada jalinan Jalan lajur masuk dari arah
AB yaitu pada tahun Indonesia pada Boulevard
2021 dengan (MKJI). bundaran Kendari
DS=0,59, tahun 2022 Dimana untuk Jalan menuju Jalan
dengan DS=0,62, persyaratan DI Panjaitan Bandara
tahun 2023 dengan MKJI 1997 (A), Jalan Haluoleo
DS=0,65, tahun 2024 DS ≤0,75. Boulevard cenderung
dengan DS=0,69, b) Tundaan rata- Kendari (B) lurus juga,
dan tahun 2025 rata bundaran sebesar 21 maka akan
dengan DS=0,73, (DR) sebesar meter dengan mengakibatka
maka dengan 18,90 tujuan untuk n kendaraan
penanganan det/smp. mengurangi cenderung
pelebaran jalur c) Peluang dampak tidak
masuk bundaran antrian (QP kemacetan mengurangi
pada proyeksi 5 %) untuk pada jalinan kecepatan
tahun masih jalinan AB AB. Untuk saat
memenuhi syarat batas bawah perbaikan memasuki
serta dapat 48,5% dan peleberan bundaran. Hal
mempertahankan batas atas jalur masuk ini sangat
kinerja pada 90,0%, pada tahun berbahaya
bundaran Adibahasa. jalinan BC 2020 bila
batas bawah didapatkan kendaraan
PENUTUP 3,5% dan hasil DS pada berpaspasan
5.1 Kesimpulan batas atas jalinan dengan
1. Dari hasil analisa 7,1%, jalinan AB=0,56, pengendara
bagian jalinan CD batas BC=0,26, dari arah lain.
Adibahasa pada bawah 1,7% CD=0,18, Sehingga
kondisi eksisting, dan batas atas DA=0,42, bentuk
diperoleh kinerja 3,6%, jalinan DTtotal yang penangananny
bundraan pada DA batas terjadi sebesar a ada 2
kondisi jam bawah 5,1% 12602,79 konsep
puncak yaitu hari dan batas atas det/jam, yaitu :
Jumat Sore jam 11,3%. tundaan rata- 1) dengan
17.00-18.00 rata (DTr) merubah
WITA dengan 2. Dari hasil evaluasi sebesar 3,15 kondisi
jumlah kendaraan yang dilakukan det/smp, geometrik
4002 smp/jam, pada bundaran tundaan bundaran
dengan nilai : Adibahasa bundaran untuk seluruh
terdapat beberapa rata-rata (DR) simpang jalan
a) Derajat masalah, 7,15 det/smp agar sesuai
kejenuhan sehingga untuk dan peluang dengan
pedoman Jalan DI Traffic Light disiplinnya
perencanan Panjaitan dan merupakan pengemudi
bundaran Jalan Boulevard alternatif terakhir sebagai pengguna
2) memberikan Kendari, dengan dari pilihan jalan.
Traffic Light cara ini sesuai penanganan.
pada seluruh pada analisis data Jenis penanganan DAFTAR
akses masuk untuk pelebaran ini dilakukan PUSTAKA
bundaran jalur masuk pada apabila pelebaran
sehingga bundaran tahun jalan atau Agustina, Resti.
mengurangi 2020 didapatkan penambahan lajur 2019. “Kajian
arus yang nilai DS tertinggi sudah tidak Alternatif
bertabrakan. pada jalinan AB memungkinkan, Manajemen
sebesar DS=0,56, terutama karena Lalu Lintas
3. Untuk hasil serta dilakukan keterbatasan Akibat
analisis prediksi analisis proyeksi lahan serta Perubahan
(forecasting) 5 tahun (2021- kondisi lalu lintas Tata Guna
kinerja bundaran 2025) pada tahun yang padat. Lahan Di
5 tahun (2021- 2025 di dapatkan Kawasan
2025) dengan hasil DS=0,73 5.2 Saran Cepat
melakukan masih memenuhi Berdasarkan Tumbuh
perubahan lebar syarat pada MKJI kesimpulan yang (Studi Kasus :
jalur masuk pada DS<0,75 dan didapat dari hasil Koridor Jalan
bundaran, yaitu juga dilakukan penelitian di atas, Hi Pangeran
nilai DS tertinggi pemasangan penyusun Suhaimi-
terjadi pada untuk rambu dan memberikan saran Terusan
jalinan AB yaitu marka pada 4 sebagai berikut: Ryacudu,
pada tahun 2021 simpang yang 1. Diharapkan untuk Perbatasan
dengan DS=0,59, ada dibundaran perencanaan Kota Bandar
tahun 2022 dengan tujuan bundaran Lampung-
dengan DS=0,62, untuk seharusnya Kabupaten
tahun 2023 meningkatkan dilengkapi Lampung
dengan DS=0,65, kinerja pada pemasangan Selatan)”.
tahun 2024 bundaran serta marka, rambu Tesis
dengan DS=0,69, keselamatan dan fasilitas Program
dan tahun 2025 pejalan kaki pejalan kaki Pascasarjana
dengan DS=0,73, sesuai pedoman sebelum masuk Magister
perencanaan bundaran dan Teknik Sipil,
4. Berdasarkan bundaran. Tetapi juga pemasangan Universitas
perbandingan setelah tahun tanda prioritas Lampung,
untuk berikutnya bila jalan bagi Bandar
penanganan kondisi kinerja kendaraan depan, Lampung.
masalah pada pada bundaran tanda larangan
kondisi Bundaran Adiabahasa telah berhenti pada Anwar, Rosehan.
Adibahasa antara didapatkan daerah sekitar 2012. Analisis
upaya melakukan melewati nilai pendekat, dan Bundaran
perubahan lebar DS<0,75 maka tanda jalur Pada Simpang
jalur masuk pada penulis pejalan kaki. Empat Jalan
bundaran dan memberikan 2. Perlu adanya A. Yani KM
memberikan saran penanganan peningkatan 36 Di
pemasangan yaitu kedisiplinan bagi Banjarbaru.
Traffic Light, pemasangan pengemudi Jurnal Info
yang lebih Traffic Light sebagai pengguna Teknik.
memungkinkan pada akses masuk jalan dengan Volume. 13,
sebagai bundaran melihat Nomor 1.
alternative adalah sehingga banyaknya
perbaikan dengan mengurangi arus permasalahan Basuki, Rachmad.
perbesar lebar yang bertabrakan, serta pelanggaran Fiany Dara
jalur masuk pada dikarenakan pada bundaran Novelita.
bundaran sebesar alternatif yang disebabkan Endah Tri
21 meter pada pemasangan kurang Listiari. 2016.
Kajian Kota dan Jilid 2. H.Yasin Beji-
Bundaran Direktorat Erlangga. Jalan
Mulyosari Jenderal Jakarta Warnasari-
Menjadi Perhubungan Jalan Semang
Simpang Darat . 1999. Menteri Raya,
Bersinyal. Rekayasa Perhubungan Cilegon).
Jurnal Lalu lintas RI. 2006. Jurnal
Aplikasi terbitan Peraturan Fondasi.
Teknik Sipil. pertama kali. Menteri Volume. 4,
Volume. 14, Jakarta : Perhubungan Nomor. 1
Nomor 1. BSLLAK Nomor KM
ISSN 1907- 14 Tahun Priyatmoko, Tegar
75X Direktorat Jenderal 2006 Tentang Nova. S.
Bina Marga Manajemen Nurlaily
Departemen RI. 1997. Dan Rekayasa Kadarini.
Pemukiman Manual Lalu Lintas Sumiyattinah.
Dan Kapasitas Di Jalan, 2018. Analisis
Prasarana Jalan Jakarta. Evaluasi
Wilayah. Indonesia. Kinerja
2004. Jakarta Morlok, Edward K. Bundaran
Perencanaan Pengantar Tugu Jam Di
Bundaran Hermawan, Bobby Teknik Dan Kota Sintang.
Untuk Agung. 2016. Perencanaan Jurnal
Persimpangan Manajemen Transportasi. Mahasiswa
Sebidang, Pd. Dan Rekayasa Erlangga: Teknik Sipil.
T-20-2004-B, Lalu Lintas Jakarta. 1991 Volume. 5,
Departemen Kawasan Nomor 3
Permukiman CBD Kota Nuhun, Ridwan
Dan Bekasi. Jurnal Syah. 2013. Setiawan. Rudy.
Prasarana Pembangunan Analisis 2009.
Wilayah Wilayah dan Kapasitas Simulasi
Kota. Bundaran Manajemen
Dharmawan, Weka Volume. 12, ( Studi Kasus Lalulintas
Indra. Devi Nomor 1. Bundaran Untuk
Oktarina. Mandonga Mengurangi
Hanif Kartika, Sulung Kota Kemacetan Di
Syahroni.201 Wahyu. Kendari). Jalan
6.Analisa Syafaruddin Jurnal Jemursari
Kinerja AS. Stabilita. Dan Raya
Bundaran Sumiyattinah. Volume. 1, Kendangsari.
Menggunakan 2016. Analisa Nomor 3.
Metode dan Evaluasi Syarif, Farhan. 2015.
Manual Kinerja Peraturan Konstruksi
Kapasitas Bundaran Pemerintah Nomor Jalan Raya II
Jalan SMP Negeri 1 34. Tahun 2006. Kajian Ruas
Indonesia Pontianak. Tentang Jalan Dan Simpang
(Mkji) (Sudi Jurnal Jalan.
Kasus : Mahasiswa Pradana, Fakhruriza Makalah.
Bundaran Teknik Sipil Muhammad. Dalam: Lalu
Radin Inten Universitas Andi Lintas
Bandar Tanjung Pura. Maddeppunge Konstruksi
Lampung). Volume. 1, ng, Siva Jalan, 5 Mei.
Jurnal Teknik Nomor 1. Fauziah. Politeknik
Sipil. Volume 2015. Negeri
12, Nomor 2 Khisty, Jotin dan B. Perencanaan Jakarta.
Kent Lall. Bundaran Jakarta.
Direktorat Bina 2003. Dasar – Pada Simpang
Sistem Lalu dasar (Studikasus Tamin, Z.O. 2000.
Lintas Rekayasa Jalan Jenderal Perencanaan dan
Angkutan Transportasi Sudirman-
Jalankyai
Pemodelan. ITB. sistem
Bandung. jaringan
transportasi.
Tamin, Z.O., Russ Jurnal
Bona Frazila. Perencanaan
1997. wilayah dan
Penerapan kota. Volume
Konsep 8, nomor. 3.
Interaksi Tata ISSN : 0853-
Guna Lahan 9847
Sistem
Transportasi https://sultra.bps.go.i
dalam d
perencanaan

You might also like