Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Urban road network typically consists of many intersections which commonly lead to traffic problems. In
relatively low traffic, a simple priority intersection will be sufficient and lead no traffic problem without
necessarily implement traffic lights, roundabout or others. In an urban area where traffic demands are
high, intersections need to be treated with an accurate traffic engineering approach. There are many
different approaches to reduce the traffic problem in intersection including traffic light, roundabout, or
interchange. Cimahpar Raya street and Indobaso intersections are urban areas in Bogor city with the
high demand for transportation and often having a congestion problem in peak hour. The Office of Public
Works and Spatial Planning (PUPR) of Bogor city plans to develop and change the Indobaso intersection
to be a roundabout, while also increasing the lane width of the approaching roads. This study was
conducted to assess the performance changes of the Indobaso intersection improvement by developing a
traffic model of the intersection. The planned roundabout and lane width improvement significantly
reduce the traffic delays by 90,07%, reduce travel time by 51,76%, improve average speed by 83,77%,
and reduce the traffic density by 88,54% compared to the current condition of the intersection which
lacks required lane road width and maneuver area.
1
JSIL | Tri Sudibyo dkk. : Analisis Kinerja Rencana Bundaran Dengan
Jl R. Hanafiah
Wilayah Studi
Jl Cimahpar
Jl Cimahpar
Kota Bogor
Jl Babakan Indobaso
2
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN |
Vol. 04 No.03, Desember 2019
B
A Jl Babakan Indo Baso, akses jalan lingkungan (pemukiman)
D
Jl. Raya Cimahpar sebagai jalan mayor
3
JSIL | Tri Sudibyo dkk. : Analisis Kinerja Rencana Bundaran Dengan
nilai FMI = 16.6P 4 – 3.3P 3 + 25.3P 2 – yang kemudian diberikan kode pendekat
M M M
8.6PMI +1.95 untuk PMI = 0.1-0.3; FMI = masing-masing B, A, D dan C sebagaimana
1.11
P
2
– 1.11P +1.1 untuk P = 0.3- Gambar 2.
MI MI MI
0.5, dan FMI = - MI
2
+ 0.555P + 0.69 Survey-survey geometrik jalan
0.555P untuk PMI = dilakukan pada badan simpang dan setiap
0.5-0.9.
Nilai kapasitas merupakan lengan pendekatnya. Survey lalu lintas
parameter utama yang berperan dalam dilakukan dalam klasifikasi kendaraan
memberikan nilai akhir tingkat pelayanan, ringan, kendaraan berat, motor dan
dimana rasio dari total volume kendaraan kendaraan tidak bermotor pada setiap
yang melintas (Qtot) di simpang tersebut lengan simpang. Survey sampling waktu
dengan kapasitas akan memberikan nilai tempuh dan rataan kecepatan dilakukan
derajat kejenuhan DS (Degree of pada setiap jenis kendaraan. Seluruh
Saturation), atau DS = Qtot / C (Dirjen survey dilakukan pada hari kerja dan hari
BM 1997). libur dimana puncak arus dan kemacetan
Parameter kinerja lalu lintas lain terjadi pada hari kerja. Hasil survey lalu
yang dapat diperoleh adalah tundaan lalu lintas jam puncak tersaji dalam Tabel 1
lintas DTLL, tundaan geometrik DG, dan dan Tabel 2.
total tundaan simpang D yang merupakan Hasil survey geometrik dituangkan
penjumlahan dari DTLL dan DG. Turunan dalam gambar model jaringan jalan
berikutnya adalah peluang antrian (QP%) sebagaimana tersaji dalam Gambar 3.
yang merupakan peluang terjadinya Model lalu lintas dibangun berdasarkan
antrian kendaraan akibat tundaan pada survey lalu lintas, dengan terlebih dahulu
simpang. dibangun model kondisi eksisting.
Untuk dapat diterapkan bundaran Validasi model dilakukan dengan data
dalam menangani simpang, dilakukan panjang antrian dan rataan kecepatan.
analisis kinerja bagian jalinan lalu lintas Model lalu lintas yang telah tervalidasi
yang meliputi C adalah kapasitas, DS menjadi dasar dalam pembangunan model
adalah derajat kejenuhan, V = kecepatan rencana bundaran. Rencana bundaran
kendaraan dan TT adalah waktu tempuh mengacu pada dokumen rencana
kendaraan. 𝑊𝐸
pembangunan
C = 135 x 𝑊𝑤1.3 x (1 + 1.5 x 𝐹 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
) 𝐶𝑆
𝑊𝑤 Ruang Kota Bogor tahun 2018. Model
0.5 −1.8 jaringan jalan baru dengan implementasi
x𝑤(1
𝑃 − x 𝑤(1
𝑊 + x 𝐹𝑅𝑆𝑈 (2) bundaran tersaji dalam Gambar 4. Rencana
) ) bundaran memiliki dimensi radius pulau
3 𝐿𝑤
𝐷𝑆 = 𝑄𝑠𝑚𝑝⁄𝐶 (3) lalu lintas di tengah sebesar 5 meter, lebar
𝑉 = 𝑉𝑂 lajur 6 meter, radius putar lalu lintas di
𝑥 0.5 𝑥 (1 + (1 − 𝐷𝑆)0.5 (4) tengah jalur 8 meter. Peningkatan ruas
𝑇𝑇 = 𝐿𝑤 𝑥 3.6/𝑉 (5) Babakan Indobaso dan Jalan R. Hanafiah,
5
JSIL | Tri Sudibyo dkk. : Analisis Kinerja Rencana Bundaran Dengan
6
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN |
Vol. 04 No.03, Desember 2019
7
JSIL | Tri Sudibyo dkk. : Analisis Kinerja Rencana Bundaran Dengan
Kecepata
Arah
Jam Jenis n
Lalu-
Survai Kendaraan (Km/Jam
lintas
)
LV 14.69
16.00-
HV 13.09
A-B 18.00
(a) Di kondisi eksisting tundaan terjadi MC 24.40
di pendekat Timur Jalan Cimahpar Rataan 17.39
LV 14.51
16.00-
HV -
A-C 18.00
MC 19.47
Rataan 16.99
LV 17.46
16.00-
HV -
A-D 18.00
MC 17.11
Rataan 17.29
LV 11.38
(b) Implementasi bundaran mengurangi 16.00-
HV -
tundaan secara signifikan B-C 18.00
MC 18.27
Gambar 7 Perbedaan Besaran Tundaan Rataan 14.83
LV 11.23
Ruas jalan pada kondisi eksisting 16.00-
HV -
B-D 18.00
yang sempit dengan bentuk geometrik MC 20.26
simpang yang tidak ideal mengakibatkan Rataan 15.75
kendaraan menurukan kecepatan agar
LV 8.05
dapat bermanuver dan menghindari tabrak 16.00-
HV -
dari kendaraan arah berlawanan. Kondisi C-D 18.00
MC 18.13
ini memberikan nilai tundaan tertinggi
terjadi di jalan Cimahpar disebabkan oleh Rataan 13.09
tingginya arus yang melewati ruas jalan
utama ini. Rataan tundaan tercatat 117,46 Kecepatan tempuh
detik/km.
Perbaikan simpang menjadi Pada kondisi eksisting, jam puncak
bundaran meningkatkan kelancaran lalu lintas memberikan kecepatan terendah
berlalu lintas dimana potensi tundaan jauh di ruas jalan Cimahpar baik pada pedekat
menurun menjadi 11,66 detik/km. timur maupun barat.
8
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN |
Vol. 04 No.03, Desember 2019
9
JSIL | Tri Sudibyo dkk. : Analisis Kinerja Rencana Bundaran Dengan
10
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN |
Vol. 04 No.03, Desember 2019
11