You are on page 1of 12

ANALISIS DAMPAK LALAULINTAS ON-OFF RAMP JATIKARYA TERHADAP

JALAN TRANSYOGI , CIBUBUR

Darmadi , AR Indra Tjahjani


Mahasiswa, Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Tama Jagakarsa
Dosen, Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Tama Jagakarsa
e-mail: * darmadi1860@gmail.com

Abstract

The Cimanggis - Cibitung toll road is part of the development of the Jakarta city ring toll road
in accordance with the Government of the Republic of Indonesia program in overcoming traffic
congestion in Jabotebek. Cimanggis - Cibitung Toll Road is the second Jakarta toll ring road from
Cibitung - Cimanggis - Ciputat - Balaraja. In this segment, Cimanggis - Cibubur has an exit from
the Jatikarya toll road, which meets the National Transyogi road in the city of Jatikarya. This
Jatikarya Exit toll road will affect traffic behavior on the National Transyogi road, both congestion
and vehicle speed. The study of the effect of Jatikarya toll exit is aimed at evaluating the speed,
density, traffic volume, V / C ratio parameters that occur both before and after the Jatikarya toll exit
operates. The research method used is quantitative method by collecting road geometric data,
geometric intersections and traffic data at present 2019 through direct surveys at the study site and
related data on the Cimanggis - Cibitung toll road. From the research results, the average velocity
value on Transyogi road is 23 km / hr and V / C ratio is = 0.9 during peak hours in existing conditions
in 2019. Whereas after the toll road operates, the average speed value on Transyogi road is 32 km
/ hour and V / C constellation = 0.8 with the condition "do nothing". In "do something" conditions,
namely with traffic management carried out mainly on intersections associated with Transyogi
roads, namely intersection Kranggan, exit Jatikarya toll road, Ciangsana intersection and tourist
city Exit Tol and obtained an average speed of 35 km / h and V / C ratio = 0.7. At 2029 , with "do
something" conditions, namely with traffic management carried out mainly on intersections
associated with Transyogi roads, namely four-way intersection of Kranggan, exit Jatikarya toll
road, Ciangsana intersection and Kota Wisata exit Tol and obtained an average speed of 35 km / h
and V/C ratio = 0.97..

Keywords: Congestion, Transyogi road, , Cimanggis-Cibitung toll road, speed

1
1. PENDAHULUAN 1.2. Maksud dan Tujuan
1.1. Latar Belakang Maksud dari pelaksanaan studi Analisis
Kawansan Jabodetabek mengalami Dampak Lalu Lintas Tol Cimanggis –
pertumbuhan yang sangat pesat sehingga Cibitung ini adalah untuk dapat
dukungan transportasi mengalami kewalahan, mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh
sehingga perlu pengembangan jaringan jalan pembangunan Tol Cimanggis – Cibitung pada
baru diantaranya adalah kebijakan exit Jatikarya terhadap lalu lintas jalan
pembangunan jalan tol JORR (Jakarta Outer Transyogi dan di sekitarnya.
Ring Road) guna memecah distribusi Tujuan studi ini adalah sebagai berikut:
perjalanan dan akan mengurangi beban a. Memprediksi dampak yang
lalulintas di jalan-jalan utama di Jabodetabek ditimbulkan dari pembangunan jalan Tol
yang salah satunya adalah jalan Transyogi, Cimanggis – Cibitung pada exit Jatikarya
Cibubur. Pertumbuhan kawasan Cibubur ini terhadap jalan Transyogi;
mengalami peningkatan yang drastis sehingga b. Menentukan bentuk
perlu diberikan akses yang lebih memadai peningkatan/perbaikan yang diperlukan untuk
dengan salah satunya adalah memberi jalan mengakomodasikan perubahan yang terjadi
akses masuk-keluar ke jalan tol Cimanggis- akibat adanya tol Tol Cimanggis – Cibitung
Cibitung melalui pintu on-of ramp Jatikarya. terhadap jalan Transyogi;
Jalan Transyogi merupakan jalan utama c. Menyelaraskan keputusan-keputusan
yang digunakan oleh lalulintas yang berasal mengenai tata guna lahan dengan kondisi lalu
dari wilayah kota Depok, kabupaten Bogor, lintas, jumlah dan lokasi akses, serta alternatif
Kota Bekasi dan kabupaten Bekasi. Jalan peningkatan/ perbaikan yang diperlukan;
Transyogi dan jaringan yang terhubung
dengannya telah mengalami peningkatan 1.3. Lokasi Kajian
kepadatan lalu lintas yang cukup signifikan Secara umum pembangunan Tol
setiap tahunnya, fakta ini didasarkan pada Cimanggis – Cibitung memberikan dampak
indikator tingkat kepadata V/C rasio di ruas kepada wilayah Jakarta, Kota Depok, Kota
jalan transyogi dan sekitarnya yang telah Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten
mencapai angka 0,8 pada waktu jam sibuk. Bekasi. Sedangkan exit tol Jatikarya
Dengan peningkatan perjalanan yang merupakan salah satu pintu masuk-keluar jalan
dihasilkan dari Kabupaten Bekasi dan tol Cimanggis-Cibitung yang akan
peningkatan kepadatan pemukiman di Depok mempengaruhi lalulintas di jalan Transyogi.
dan Bogor berpotensi besar menambah Jalan Transyogi berlokasi di Cibubur, kota
bangkitan dan tarikan perjalanan dari dan Bekasi provinsi Jawa Barat, seperti terlihat
menuju wilayah tersebut dan perlu disikapi pada Gambar 1.
dengan perencanaan pebangunan jalan tol
Cimanggis - Cibitung. Pembukaan akses
masuk dan keluar ke jalan Transyogi ini
tentunya akan mempengaruhi kinerja
lalulintas pada jalan tersebut. Oleh sebab itu
sangat perlu dilakukannya Analisis Dampak
Lalu Lintas Tol Cimanggis – Cibitung
terhadapa kinerja jalan Transyogi, Cububur,
Jawa Barat.
Gambar 1. Lokasi Kajian exit tol Jatikarya

2
2. TINJAUAN PUSTAKA Derajat Kejenuhan merupakan
2.1. Pengertian Andalalin perbandingan arus total lalu lintas yang
Analisis dampak lalu lintas (andalalin) melewati suatu ruas jalan dengan kapasitas
adalah suatu hasil kajian yang menilai tentang jalan ruas jalan tersebut. Derajat Kejenuhan
efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas ruas jalan dinyatakan dengan rumus berikut:
yang dibangkitkan oleh suatu pembangunan
pusat kegiatan dan/atau pengembangan DS = Q/C
kawasan baru pada suatu ruas jalan terhadap DS =
…………………………………,,. Q/C (1)
jaringan transportasi di sekitarnya. Studi Dimana :
Andalalin adalah studi yang meliputi kajian DS = Derajat kejenuhan
terhadap jaringan jalan di bagian dalam Q = Arus total lalu lintas (smp/jam)
kawasan sampai dengan jalan di sekitar C = Kapasitas jalan (smp/jam)
kawasan pusat kegiatan dan atau Nilai arus lalu lintas (Q) dihitung
pengembangan kawasan baru yang berdasarkan hasil survei pencacahan lalu lintas
terpengaruh dan merupakan akses jalan dari di ruas jalan, dimana masing-masing tipe
dan menuju kawasan tersebut (UU No. 22 kendaraan dikalikan dengan nilai ekivalen
tahun 2009). mobil penumpang (emp). Besaran emp untuk
Pengembangan pusat kegiatan akan berbagai tipe kendaraan, sebagai fungsi tipe
mempengaruhi sistem aktivitas suatu jalan, tipe alinyemen dan arus lalu lintas dapat
kawasan. Sistem aktivitas di dalam kota terdiri dilihat di Tabel 1.
dari berbagai aktivitas seperti: industri, Tabel 1. Emp untuk jalan 2/2 UD (2-jalur 2-
perumahan, perhotelan, perdagangan, jasa, arah tak terbagi)
dan sebagainya. Aktivitas tersebut berlokasi
pada sebidang lahan dan saling berinteraksi
satu sama lain membentuk tata guna lahan.
Interaksi tersebut mengakibatkan timbulnya
pergerakan manusia antar tata guna lahan
(Tamin, 2000).
Sumber: MKJI, 1997
2.2. Kinerja Jalan sebelum adanya exit Tol b) Kecepatan Ruas Jalan
Jatikarya Nilai kapasitas jalan (C) untuk Jalan
Analisis kinerja lalu lintas yang dilakukan Perkotaan, dihitung berdasarkan rumus
terdiri dari analisis kinerja ruas jalan dan berikut:
persimpangan. Untuk melakukan
pengukuran kinerja ruas jalan dan C = COx FCW x FCSP x FCSF x FCcs
persimpangan, maka diperlukan standar baku ……………………………….… (2)
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
menilai kinerja lalu lintas. Dalam kajian ini Dimana :
standar baku yang dapat digunakan adalah C =Kapasitas sesungguhnya (smp/jam)
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) CO =Kapasitas dasar (smp/jam)
yang di terbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina FCW =Faktor penyesuaian lebar jalur lalu
Marga tahun 1997. Standar ini dibuat sesuai lintas
dengan kondisi lalu lintas di Indonesia. Rumus FCSP =Faktor penyesuaian akibat pemisahan
dasar untuk menghitung kinerja ruas jalan dan arah
persimpangan adalah sebagai berikut: FCSF =Faktor penyesuaian akibat hambatan
1) Kinerja Ruas Jalan samping
a) Derajat Kejenuhan

3
FCcs = Faktor penyesuaian akibat ukuran
kota
Besaran nilai CO, FCW, FCSP, dan FCSF
ditentukan berdasarkan Tabel 2 sampai
dengan Tabel 6.
Tabel 2. Kapasitas dasar (CO)

Sumber: MKJI, 1997 Sumber: MKJI, 1997


Tabel 3. Faktor Penyesuaian akibat lebar jalur
lalu lintas (FCW) Tabel 6. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota
(FCcs)

Sumber: MKJI, 1997


c) Kecepatan Arus Bebas
Untuk mengetahui kinerja kecepatan suatu
ruas jalan maka perlu dilakukan perhitungan
Sumber: MKJI, 1997 kecepatan arus bebas pada jalan tersebut.
Tabel 4. Faktor penyesuaian akibat pemisah Kecepatan arus bebas (FV) suatu ruas jalan
arah (FCSP) dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Pemisaha
n arah 50 60 70
55- 65- FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS
SP %-% - - -
4 3 ………………………. (3)
5 4 3
5 5
0 0 0
Dimana :
F Dua 0,
FV = Kecepatan
C laju 1,0 0,9 0,9 0,9 8
8 arus bebas kendaraan ringan pada kondisi
S r 0 7 4 1
P 2/2 lapangan (km/jam)
Emp 1,0 0,9 0,9 0, FVO= Kecepatan arus bebas dasar kendaraan
at 0 8 5 9 ringan (km/jam)
laju 5 5 4 FVW= Faktor penyesuaian untuk lebar efektif
r jalur lalu lintas (km/jam)
4/2 FFVSF= Faktor penyesuaian untuk kondisi
Sumber: MKJI, 1997 hambatan samping,
FFVCS= Faktor penyesuaian untuk ukuran kota
Tabel 5. Faktor Penyesuaian akibat hambatan Besaran nilai FVO, FVW, FFVSF dan FFVCS
samping (FCSF) ditentukan berdasarkan Tabel 7 sampai
dengan Tabel 10.

4
Tabel 7. Kecepatan arus bebas dasar (FVO) Tabel 10. Penyesuaian kecepatan arus bebas
akibat side friction median (FVSF)

Sumber: MKJI, 1997

Sumber: MKJI, 1997 Tabel 11. Penyesuaian kecepatan arus bebas


akibat lebar jalur lalu lintas (FVCS)
Tabel 8. Penyesuaian kecepatan arus bebas
akibat lebar jalur lalu lintas (FVW)

Sumber: MKJI, 1997

d) Kapasitas Simpang tak bersinyal


Rumus dasar yang digunakan dalam
menghitung kapasitas kaki persimpangan
tanpa lampu lalu lintas adalah sebagai
berikut :

Sumber: MKJI, 1997


C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
....................................... (4)
Tabel 9. Penyesuaian kecepatan arus bebas
akibat side friction bahu (FVSF)
Dimana :
C = Kapasitas kaki persimpangan (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FW = Faktor penyesuaian lebar rata-rata
pendekat
FM = Faktor penyesuaian median pada jalan
mayor/utama
FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
FRSU = Faktor penyesuaian prosentasi
kendaraan tak bermotor
FLT = Faktor penyesuaian prosentase lalu
lintas belok kiri
Sumber: MKJI, 1997 FRT = Faktor penyesuaian prosentase lalu
lintas belok kanan
FMI = Faktor penyesuaian arus jalan minor.

5
e) Kapasitas Simpang bersinyal Sumber: PM. No.96 Tahun 2015 tentang
Kapasitas simpang bersinyal adalah arus Pedoman Manajemen dan Rekayasa Lalu
simpang maksimum yang dipertahankan untuk Lintas,
melewati suatu pendekat. Rumus matematis
sebagai berikut: Tabel 13. Karakteristik tingkat pelayanan
simpang tidak bersinyal
C = S x g/c ..................................... (5)

Dimana :
C = kapasitas (smp/jam)
S = Arus jenuh (smp/jam)
g = waktu hijau (detik)
c = waktu siklus ditentukan (detik)
Sumber: PM. No.96 Tahun 2015 tentang
Arus jenuh dapat dihitung menggunakan
Pedoman Manajemen dan Rekayasa Lalu
rumus:
Lintas,
S=SOxFCSxFSFxFGxFPxFRTxFLT ............ (6)
3. METODE PENELITIAN
Dimana : Pelaksanaan teknis kajian analisa dampak
S = Arus jenuh (smp/jam) lalu lintas ini, secara umum dapat dilihat pada
SO = Arus jenuh dasar (smp/jam) Gambar 2..
FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
FSF = Faktor penyesuaian
hambatan samping
FG = Faktor penyesuaian kelandaian MULAI

FP = Faktor penyesuaian parkir Survai Pendahuluan


FRT = Faktor penyesuaian belok kanan
1. Studi Jurnal Terkait
FLT = Faktor penyesuaian belok kiri 2. Studi Pustaka

We = Lebar efektif pendekat


PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
- Data Jaringan Jalan
- Data Tata Guna Lahan
- Data Sistim Transportasi
2.3. Kinerja Ruas Jalan
Kinerja ruas jalan dan simpang PENGUMPULAN DATA PRIMER
DAN PENGOLAHAN DATA SURVAI
tidak bersinyal dinilai dengan
menggunakan skala tingkat - Survai Inventarisasi Jalan - Survai volume Lalulintas

pelayanan seperti terlihat pada - Survai Inventarisasi Simpang - Survai Kecepatan Kendaraan

Tabel 2.17 dan Tabel 2.20.


PEMODELAN LALULINTAS
Tabel 12. Karakteristik tingkat - Penggambaran jaringan Jalan
- Matrik O-D

pelayanan ruas jalan (arteri primer) Tidak

Verifikasi Model

Ya

UNJUK KERJA LALULINTAS UNJUK KERJA LALULINTAS


TANPA PENGEMBANGAN DENGAN PENGEMBANGAN
(DO NOTHING) (DO SOMETHING)

PERBANDINGAN UNJUK KERJA

1. SIMPULAN
2. SARAN/REKOMENDASI

SELESAI

Gambar 2. Diagram alir metode penelitian


6
lintas dengan kapasitas ruas jalan. Arus lalu
4. ANALISIS DAMPAK lintas dikatakan jenuh (DS mendekati 1)
LALULINTAS apabila sudah mendekati kapasitasnya. Data
4.1. Identifikasi jalan yang terdampak kapasitas diperoleh melalui perhitungan
Jaringan jalan yang terpengaruh oleh dengan menggunakan faktor koreksi ,
kegiatan perjalanan kendaraan yang akan sedangkan data volume lalu lintas diperoleh
masuk/keluar pintu tol Jatikarya meliputi melalui survei pencacahan lalu lintas
ruas-ruas jalan dan persimpangan- terklasifikasi pada masing – masing ruas jalan.
persimpangan di sekitar kawasan studi seperti Dari hasil survei kemudian diambil data
Gambar 3. volume terbesar yang akan digunakan dalam
perhitungan derajat jenuh ruas jalan (DS).l

Tabel 15. Hasil perhitungan Kapasitas

Gambar 3 . Jalan terdampak exit tol


Jatikarya
Sumber : Hasil Analisis Penulis
Berdasarkan hasil analisa untuk cakupan
wilayah kajian analisis dampak lalu lintas Tol Tabel 16. Hasil perhitungan V/C rasio
Cimanggis – Cibitung Seksi I (Elevated Trans kondisi hari kerja dan jam puncak
Yogi) terdapat 9 ruas jalan, 3 simpang, dan 3 No Nama Ruas Jalan Arah Lalu Lintas
Kapasitas
C
Volume (Q)
(smp/jam)
V/C Ratio

(smp/jam) Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

lokasi putar balik yang dianggap terkena 1 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 1)
Arah Jakarta
Arah Cileungsi
Arah Jakarta
4530
4530
4530
4235
3364
4201
4082
3538
4192
4411
4368
4312
0.93
0.74
0.93
0.90
0.78
0.93
0.97
0.96
0.95
2 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 2)

dampak akibat adanya beroperasinya Tol 3 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 3)
Arah Cileungsi
Arah Jakarta
Arah Cileungsi
4530
4736
4736
3473
4231
3274
3473
3904
3382
4427
4473
4273
0.77
0.89
0.69
0.77
0.82
0.71
0.98
0.94
0.90
Arah Jakarta 4736 4210 3892 4372 0.89 0.82 0.92

Cimanggis – Cibitung. 4
5
Jl. Raya Trans Yogi (segmen 4)
Jl. Raya Kranggan
Arah Cileungsi 4736
2473
3183
2232
3482
1872
4219
2398
0.67
0.90
0.74
0.76
0.89
0.97
6 Jl. Raya Kalimanggis 2473 2101 1762 2273 0.85 0.71 0.92
7 Jl. Raya Gunung Putri (segmen 1) 2473 2102 1673 2203 0.85 0.68 0.89
8 Jl. Raya Gunung Putri (segmen 2) 1385 1092 935 1193 0.79 0.68 0.86
Arah Masuk 3329 1584 1763 2023 0.48 0.53 0.61
9 Jl. Raya Kota Wisata
Arah Keluar 3329 1982 1873 2094 0.60 0.56 0.63

4.2. Kondisi Geometrik Jalan


Kondisi geometrik dapat dirangkum
Tabel 17. Hasil perhitungan V/C rasio
dalam tabel invetarisasi untuk perhitungan
kondisi hari libur dan jam puncak
kapasitas jalan seperti Tabel 14 Kapasitas Volume (Q)
V/C Ratio
No Nama Ruas Jalan Arah Lalu Lintas C (smp/jam)
(smp/jam) Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Arah Jakarta 4530 3684 3551 3837 0.81 0.78 0.85
1 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 1)
Arah Cileungsi 4530 2927 3304 3800 0.65 0.73 0.84

Tabel 14. Kondisi Geometrik jalan 2 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 2)
Arah Jakarta
Arah Cileungsi
Arah Jakarta
4530
4530
4736
3655
3022
3681
3647
3293
3396
3751
3851
3892
0.81
0.67
0.78
0.81
0.73
0.72
0.83
0.85
0.82
3 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 3)
Arah Cileungsi 4736 2848 3201 3718 0.60 0.68 0.78
terdampak 4 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 4)
Arah Jakarta
Arah Cileungsi
4736
4736
3663
2769
3386
3104
3804
3671
0.77
0.58
0.71
0.66
0.80
0.78
5 Jl. Raya Kranggan 2473 1942 1629 2086 0.79 0.66 0.84
Lebar Jalan Lebar Lebar 6 Jl. Raya Kalimanggis 2473 1828 1533 1978 0.74 0.62 0.80
Nama Ruas Tipe Efektif Split Hambatan Trotoar Bahu M
No 7 Jl. Raya Gunung Putri (segmen 1) 2473 1829 1456 1917 0.74 0.59 0.77
Jalan Jalan Arah Samping 8 Jl. Raya Gunung Putri (segmen 2) 1385 950 813 1038 0.69 0.59 0.75
(m) (m) (m)
Arah Masuk 3329 1378 1534 1760 0.41 0.46 0.53
Jl. Raya Trans 10,5 m per 9 Jl. Raya Kota Wisata
1 6/2 D 50-50 Tinggi 1 - Arah Keluar 3329 1724 1630 1822 0.52 0.49 0.55
Yogi arahnya
Jl. Raya
2 2/2 UD 7m 50-50 Tinggi - -
Kranggan
Jl. Raya
3 2/2 UD 7m 50-50 Tinggi - -
Kalimanggis
4
Jl. Raya Gunung
2/2 UD 7m 50-50 Tinggi - -
Dari tabel diatas dapat diketahui mengenai
Putri (segmen 1)
5
Jl. Raya Gunung
Putri (segmen 2)
2/2 UD 5m 50-50 Tinggi - - kinerja ruas jalan pada kondisi saat ini
Jl. Raya Kota 7 m per
6 4/2 D 50-50 Rendah - 1.5
Wisata arahnya
(eksisting) tahun 2018 khususnya pada ruas
Sumber : Hasil survai penulis jalan yang terkena dampak karena adanya exit
Jatikarya Tol Cimanggis – Cibitung
4.3. Analisis Kinerja Jalan Transyogi Berdasarkan hasil analisa di atas kinerja ruas
sebelum adanya tol. jalan yang terkena dampak rencana
Derajat kejenuhan (Degree of Satuation, pembangunan Tol Cimanggis – Cibitung
DS) yaitu perbadingan antara volume lalu
7
kondisi saat ini sudah mendekati titik jenuh Yogi arah Jakarta adalah 33.6 km/jam,
(0,85), khususnyya pada hari kerja dan pada sedangkan untuk yang ke arah Cileungsi
peak hour sore. Hal tersebut ditandai mempunyai kecepatan rata – rata yaitu 31,0
banyaknya jalan yang mempunyai V/C ratio km/jam. Kendaraan ringan meliputi mobil
0.85. Dengan kondisi kinerja ruas jalan seperti pribadi, angkot, dan pick up, sedangkan
itu maka karakteristik lalu lintas akan tertahan kendaraan berat meliputi bus sedang dan
dan terjadi antrian kendaraan yang panjang besar, truk sedang dan besar, dan truk
dengan kecepatan kurang dari 30 km/jam dan tempel/gandengan.
kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume
rendah serta terjadi kemacetan untuk durasi 4.4. Pemodelan Lalulintas
yang cukup lama. Tujuan pemodelan adalah untuk melihat
sistim pembebanan lalulintas pada jaringan
transportasi. Analisis pembebanan lalu lintas
memerlukan sebuah kodefikasi jaringan lalu
lintas beserta zona lalu lintas yang
bersdasarkan kondisi jaringan jalan yang ada
seperti gmabar 5. Untuk zona dibagi menjadi
7 zona yaitu zona 500-1,500-2,500-3,500-
Gambar 4. Grafik Fluktuasi Volume Lalu 4,500-5,500-6 dan 500-7.
Lintas Jalan Raya Trans Yogi

Salah satu indikator kinerja lalu lintas


yang penting lainnya dalam rekayasa lalu
lintas adalah kecepatan. Dalam
pelaksanaannya, survai kecepatan dilakukan
dengan metode spot speed atau survai
perhitungan kecepataan kendaraan sesaat.
Berikut adalah hasil survai kecepatan dengan Gambar 5 kodefikasi jaringan jalan existing
metode Spot Speed pada area studi.
Dengan adanya jalan tol Cimanggis-
Tabel 18. Kecepatan Rata – rata Jalan Raya Cibitung apabila sudah beroperasi maka akan
Trans Yogi (segmen 2) Arah Jakarta ada penambahan zona lalu lintas. Dikarenakan
terdapat 2 akses keluar masuk tol yaitu exit
Jatikarya dan exit Kota Wisata, maka
dilakukan penambahan zona lalu lintas di
masing – masing akses keluar masuk yaitu
Sumber : Hasil Analisis, yang pertama zona 8 dan zona 9

Tabel 19. Kecepatan Rata – rata Jalan Raya


Trans Yogi Arah Cileungsi

Sumber : Hasil Analisis Gambar 6 kodefikasi jaringan jalan existing


Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ditambah exit tol Jatikarya dan exit Kota
kecepatan rata-rata pada Jalan Raya Trans Wisata
8
Dari hasil pemodelan dengan data existing ZONA BANGKITAN ZONA BANGKITAN
(trip/hari) (trip/hari)
dan belum adanya jalan tol diperoleh matrik
asal tujuan seperti tabel 20 500-1 3700 5 3330

500-2 893 6 868


Tabel 20. Estimasi Matrik O-D existing 500-3 7
1019 484
O\D 1 2 3 4 5 6 7 Pi

1 0 321 101 995 1437 154 258 326


500-4 2213

2 251 0 10 97 87 89 253 788

3 453 87 0 87 128 110 34 899 Tabel 22 Prediksi tarikan perjalanan


4 576 120 45 0 1062 65 85 195
ZONA TARIKAN (trip/hari) ZONA TARIKAN (trip/hari)
5 1674 398 174 342 0 167 184 293

6 234 126 127 178 44 0 57 766 500-1 3819 5 3169

7 183 151 15 26 39 13 0 427 500-2 1363 6 677


Aj 3371 1203 472 1725 2797 598 872 110
500-3 535 7 988

500-4 1954
Dengan menggunakan software
CONTRAM 8.0 dan juga telah dilakukan Dengan menggunakan pemodelan dengan
kalibrasi model maka diperoleh hasil CONTRAM 8.0 diperoleh hasil untuk waktu
pembebanan perjalanan untuk waktu perjalanan yang berada didalam jaringan
perjalanan yang berada didalam jaringan adalah 1.942,4 smp-jam. Untuk panjang
adalah 1.163,2 smp-jam dan panjang perjalanan dalam jaringan adalah sebesar
perjalanan dalam jaringan adalah sebesar 48306,6smp-km. Sedangkan untuk kecepatan
37.710,8 smp-km. Sedangkan untuk kecepatan rata-rata kendaraan yang berada dalam
rata-rata kendaraan adalah sebesar 28,8 jaringan adalah sebesar 22,3 km/jam.Total
km/jam.Total antrian kendaraan yang berada antrian kendaraan yang berada pada simpang-
pada simpang-simpang utama adalah 75,4 simpang utama didalam jaringan adalah
smp dan konsumsi bahan bakar yang sebanyak 732,5 smp. Dan konsumsi bahan
dihabiskan dalam jaringan sebanyak 3.244,8 bakar yang dihabiskan dalam jaringan adalah
liter. sebanyak 4980,4 liter.

4.5. Analisis Kinerja Jalan Transyogi di Tabel 23 Kinerja ruas jalan existing pada
tahun rencana 2023 sebelum tol beroperasi tahun rencana 2025
(existing)
Untuk melihat kondisi pembebanan
lalulintas di tahun rencana ( 5 tahun yang akan
datang), digunakan asumsi prediksi bangkitan
dan tarikan perjalanan berdasarkan
pertumbuhan jumlah penduduk mengingat
kawasan zona merupakan kawasan
perumahan. Hasil prediksi bangkitan
perjalanan dapat dilihat pada tabel 21 dan hasil
perkiraan tarikan disajikan dalam tabel 22

Tabel 21. Prediksi bangkitan perjalanan

9
4.6. Kondisi jalan existing setelah berdampak pada berkurangnya kepadatan lalu
beroperasinya jalan tol lintas yang saat ini sering terjadi di sepanjang
ruas jalan Trans Yogie yang merupakan akses
Untuk melihat kondisi pembebanan jalan utama pelaku perjalanan menuju Jakarta,
setelah jalan tol beroperasi maka ditambahkan Bekasi, maupun Bogor.
zona baru yaitu zona 500-8 dan zona 500-9. Kinerja lalulintas setelah beroperasi jalan
Dengan tambahan zona ini diperoleh matrik tol (diperkirakan tahun 2020) berdasarkan
O-D yang baru seperti tabel 23. hasil pemodelan pembebanan jaringan alan
dapat dilihat pada tabel 25
Tabel 24. Matrik O-D setelah tol operasi
Tabel 25. Kinerja ruas jalan Transyogi dan
sekitarnya

Hasil prediksi distribusi perjalanan


menunjukkan bahwa terjadi perubahan pola
distribusi perjalanan pada tahun 2020 tanpa
adanya jalan tol dibandingkan dengan tahun
2020 pada saat jalan tol beroperasi. Jumlah
perjalanan tertinggi tahun 2020 tanpa adanya
jalan tol terjadi dari pada zona asal 5 menuju
zona tujuan 1 yaitu sebesar 1850
perjalanan/hari, namun pada saat jalan tol .
beroperasi jumlah perjalanan tertinggi tahun 4.6. Kondisi jalan existing setelah
2020 terjadi pada zona asal 1 menuju zona beroperasinya jalan tol di tahun rencana
tujuan 8 yaitu sebesar 1075 perjalanan/hari. 2025
Perubahan pola ini dapat terjadi dikarenakan
pada saat rencana jalan tol belum beroperasi, Tahapan ini dilakukan sebagai dasar
pelaku perjalanan yang berasal dari wilayah penyusunan skenario penanganan manajemen
cileungsi (zona 5) akan melalui akses pintu tol dan rekayasa lalu lintas yang bertujuan
cibubur (zona 1) yang saat ini sudah ada guna meminimalkan dampak lalu lintas yang
melakukan perjalanan sehari-hari menuju berpotensi terjadi di masa yang akan datang.
Jakarta maupun sebaliknya. Namun pada saat Sebelum dilakukan pembebanan maka
jalan tol telah beroperasi, dimana terdapat 2 dihitung dulu prediksi bangkitan dan tarikan di
titik akses keluar masuk (zona 8 dan zona 9) tahun 2025
maka perjalanan yang berasal dari cileungsi
(zona 5) akan langsung masuk menuju akses Tabel 26. Prediksi bangkitan perjalan
keluar masuk tol terdekat yaitu zona 9 guna tahun 2025
menuju Jakarta begitupun pelaku perjalanan ZONA BANGKITAN (trip/hari) ZONA BANGKITAN (trip/hari)

yang berasal dari zona 1 akan lebih memilih 1 4089 6 941

untuk masuk ke akses keluar masuk tol 2 985 7 586

terdekat yang berada di zona 8. Berdasarkan 3 1126 8 1475

4 2486 9 2616
data prediksi tersebut dapat dikatakan bahwa,
5 3702
rencana pengoperasian jalan tol nantinya akan
10
Dengan Pembangunan (Do
Tanpa Pembangunan 2025 Dengan Pembangunan (Do Nothing)

Tabel 27. Prediksi tarikan perjalan tahun Something)

Kecepatan

Kecepatan

Kecepatan
Kapasitas

Kapasitas

Kapasitas
Arah Lalu

V/CRatio

V/CRatio

V/CRatio
Volume

Volume

Volume
No Nama Ruas Jalan
Lintas

LOS

LOS

LOS
2025 Arah Jakarta 4530 4605 1.02 15.8 F 4530 4095 0.90 13.6 E 4530 4095 0.90 16.4 E
1 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 1)
Arah Cileungsi 4530 4533 1.00 16.7 F 4530 4022 0.89 14.3 E 4530 4022 0.89 17.2 E

ZONA TARIKAN (trip/hari) ZONA TARIKAN (trip/hari) 2 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 2)
Arah Jakarta 4530 4501 0.99 16.6 E 4530 3990 0.88 14.3 E 4530 3990 0.88 17.2 E
Arah Cileungsi 4530 4509 1.00 16.3 E 4530 3998 0.88 15.3 E 4530 3998 0.88 18.4 E
Arah Jakarta 4736 4621 0.98 17.1 E 4736 3922 0.83 14.7 D 4736 3922 0.83 17.7 D
3 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 3)
1 3273 6 1024 Arah Cileungsi
Arah Jakarta
4736
4736
4366
4492
0.92
0.95
18.0
16.9
E
E
4736
4736
3667
3793
0.77
0.80
18.8
14.5
D
D
4736
4736
3667
3793
0.77
0.80
22.7
17.5
D
D
4 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 4)
Arah Cileungsi 4736 4295 0.91 18.5 E 4736 3596 0.76 19.8 D 4736 3596 0.76 23.9 D
5 Jl. Raya Kranggan 2473 2499 1.01 14.6 F 2473 2499 1.01 14.6 F 2473 2499 1.01 17.1 F
2 1545 7 1115 6 Jl. Raya Kalimanggis 2473 2363 0.96 18.0 E 2473 2363 0.96 18.0 E 2473 2363 0.96 21.1 E
Jl. Raya Gunung Putri (segmen
7 2473 2204 0.89 20.2 E 2473 2204 0.89 20.2 E 2473 2204 0.89 23.7 E
1)

3 920 8 2512 8
Jl. Raya Gunung Putri (segmen
2)
1385 1218 0.88 20.8 E 1385 1218 0.88 20.8 E 1385 1218 0.88 24.4 E

Arah Masuk 3329 2200 0.66 46.2 C 3329 2200 0.66 46.2 C 3329 2200 0.66 54.2 C
9 Jl. Raya Kota Wisata
Arah Keluar 3329 2149 0.65 47.5 C 3329 2149 0.65 47.5 C 3329 2149 0.65 55.7 C
4 2096 9 2567

5 2954
Do-something adalah tindakan yang
dibutuhkan untk meningkatkan kinerja
Dari hasil pembebanan perjalanan melalui lalulintas agar lebih baik. Sedangkan do-
perangkat lunak CONTRAM 8.02 , something yang dilakukan sepeti terihat di
selanjutnya dilakukan perhitungan kinerja ruas gambar 6.
jalan yang disajikan dalam tabel 28.

Tabel 28. Kinerja ruas jalan tahun 2025

Gambar 6. Do Something pada tahun 2025

5. KESIMPULAN DAN SARAN


4.7. Perbadingan kinerja ruas jalan pada 5.1. Kesimpulan
berbagai kondisi pada tahun rencana 2025.
Tabel 28 dan 29 berikut memberikan a. Pada kondisi eksisting tanpa pembangunan
gambaran kinerja ruas jalan pada tahun jalan tol pada tahun 2018, kinerja jalan
rencana 2025 baik dengan do-nothing maupun Transyogi mempunyai V/C rasio rata-rata 0,8
dengan do-something. , yaitu kondisi berjalan lambat dengan
kecepatan 20 km/jam. Sedangkan pada tahun
Tabel 28. Perbandingan kinerja ruas jalan rencana 2025 diperoleh hasil V/C rasio sebesar
pada jam puncak pagi hari
Tanpa Pembangunan 2025 Dengan Pembangunan (Do Nothing)
Dengan Pembangunan (Do
Something)
0.92 – 1.0.
Kecepatan

Kecepatan

Kecepatan

Arah Lalu
Kapasitas

Kapasitas

Kapasitas
V/C Ratio

V/C Ratio

V/C Ratio
Volum e

Volum e

Volum e

No Nama Ruas Jalan


Lintas
LO S

LO S

LO S

b. Pada kondisi jalan tol beroperasi tahun 2020


1 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 1)
Arah Jakarta
Arah Cileungsi
4530
4530
4376
3567
0.97
0.79
15.3
22.8
E
D
4530
4530
3865
3057
0.85
0.67
17.3
26.6
E
C
4530
4530
3865
3057
0.85
0.67
20.8
32.0
E
C
maka kinerja jalan Transyogi mempunya V/C
Arah Jakarta 4530 4318 0.95 16.6 E 4530 3807 0.84 18.8 E 4530 3807 0.84 22.7 E
2 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 2)

3 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 3)


Arah Cileungsi
Arah Jakarta
Arah Cileungsi
4530
4736
4736
3560
4300
3396
0.79
0.91
0.72
23.3
18.2
25.5
D
E
C
4530
4736
4736
3049
3601
2697
0.67
0.76
0.57
27.2
21.7
32.1
C
D
C
4530
4736
4736
3049
3601
2697
0.67
0.76
0.57
32.8
26.2
38.6
C
D
C
sebesar 0.57 – 0.8 dengan kecepatan rata-rata
Arah Jakarta 4736 4398 0.93 17.3 E 4736 3699 0.78 20.6 D 4736 3699 0.78 24.8 D
4 Jl. Raya Trans Yogi (segmen 4)

5
6
Jl. Raya Kranggan
Jl. Raya Kalimanggis
Arah Cileungsi 4736
2473
2473
3350
2305
2208
0.71
0.93
0.89
26.2
17.1
18.7
C
E
E
4736
2473
2473
2651
2305
2208
0.56
0.93
0.89
33.1
17.1
18.7
C
E
E
4736
2473
2473
2651
2305
2208
0.56
0.93
0.89
39.8
20.0
22.0
C
E
E
25 km/jam . Sedangkan pada tahun rencana
2473 2104 0.85 19.5 E 2473 2104 0.85 22.9 E
2025 tanpa melakukan perbaikan kapasitas
7 Jl. Raya Gunung Putri (segmen 1) 2473 2104 0.85 19.5 E

8 Jl. Raya Gunung Putri (segmen 2) 1385 1059 0.76 23.3 D 1385 1059 0.76 23.3 D 1385 1059 0.76 27.4 D
Arah Masuk 3329 1602 0.48 44.6 C 3329 1602 0.48 44.6 C 3329 1602 0.48 52.2 C
9 Jl. Raya Kota Wisata
Arah Keluar 3329 2047 0.61 43.1 C 3329 2047 0.61 43.1 C 3329 2047 0.61 50.6 C
jalan Transyogi diperoleh kinerja ruas jalan
V/C rasio 0.7 -0,84 dengan kecepatan rata-rata
Tabel 29. Perbandingan kinerja ruas jalan
pada jam puncak sore hari 23 km/jam.

c. Pada kondisi jalan tol beroperasi tetapi


dengan melakukan tindakan perbaikan
geometrik dan pengaturan lalulintas pada tahun
rencana 2025 diperoleh kinerja ruas jala

11
Transyogi V/C rasio 0.6 – 0.78 dengan 9. Supriharyono, 2000 “Inti Sari Materi
kecepatan rata-rata adalah 26 km/jam Kuliah Metodologi Penelitian”, Program
Pascasarjana Magister Teknik Sipil Undip.
5.2. Saran 10. Syahidin, 2005, “Analisis Dampak Lalu –
Lintas Akibat Pengoperasian Mal
a. Segera lakukan perbaikan geometrik dan Jogjatronik Yogyakarta”, Tesis Magister,
yang harus dilakukan pada tahap awal di tahun Teknik Transportasi, Program Studi Sistem
2020 adalah perbaikan geometrik simpang, dan Teknik Transportasi, UGM,
Yogyakarta.
optimatilasi APILL , Optimalisasi lokasi U-
11. Tamin, O.Z, 2008, ”Perencanaan
turn. dan Pemodelan Transportasi”,
ITB, Bandung.
b. Perbaikan pada tahun rencana 2025 ,
pelebaran jalan , penutupan beberpa U-turn,
Penutupan simpang -4, penambahan overpass.

c. Pemanfaatan jalan ring-road yang belum


tuntas penyelesaianya yaitu dari Cikeas –
Letda nasir – Leuwinanggung- Cimanggis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2017, “Analisis Dampak Lalu
Lintas”, Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat.
2. Anonim, 1996, ”Perencanaan
Transportasi”, Lembaga Pengabdian
Kepada Masyarakat, ITB Bekerja sama
dengan KBK Rekayasa Transportasi, ITB,
Bandung.
3. Anonim, 1997, “Manual Kapasitas Jalan
Indonesia ( MKJI )”, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
4. Murwono, D, 2003, “Perencanaan
Lingkungan Transportasi”, Bahan Kuliah,
Magister Sistem dan Teknik Transportasi,
UGM, Yogyakarta.
5. Putranto, Leksmono Suryo (2016) Buku
Rekayasa Lalu Lintas Edisi-3. PT. Indeks,
Jakarta. ISBN 978-979-062-511-2
6. Salter, R.J, 1989, “Highway Traffic
Analysis and Design”, Second Edition,
Mac Millan Education, Ltd, London.
7. Standly, 2004, ”Analisis Dampak Lalu
Lintas Pada Pusat Perbelanjaan Yang Telah
Beroperasi”, Tesis Magister, Teknik
Transportasi, Program Studi Sistem dan
Teknik Transportasi, UGM, Yogyakarta.
8. Sugiono, 2002, “Statistik Untuk
Penelitian”, Penerbit CV. Alfabeta,
Bandung.
12

You might also like