Professional Documents
Culture Documents
Firman Wahyudi
Jurusan Teknik
Sipil Fakultas
Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
ABSTRACT
Kota Bangun-Gusik Road is a national road link between East Kalimantan and Central
Kalimantan, so that it becomes a land transportation infrastructure that includes all parts of the
road, including complementary buildings and equipment intended for traffic, which is above
ground level, below ground level or water.
The 30 km long Bangun-Gusik Kaltim City Road section suffered significant damage, both
minor damage, moderate damage and severe damage to some of these roads. The purpose of this
study was to determine the type and extent of damage to the road surface, and provide measures
to repair road damage based on the level and type of damage that occurred.
The stages of analysis in writing this thesis are by conducting an LHR survey, visual survey
at the research location, determining the type and level of damage and measuring the dimensions
of damage which includes the length, width and damage that occurs, calculating the area of
damage, analyzing the surface damage conditions of the Build City Road - Gusik by calculating
the PCI value and the overall Road Condition value using the Pavement Condition Index (PCI)
method and the Bina Marga (1990) method.
The results of the analysis based on the data obtained from the field survey indicate that
the value of the road conditions or ratting given by Pavement Condition Index (PCI) is 59.91 for
the overall average based on the ratting value of PCI between 56 to 70 in Good and value
conditions given by Bina Marga amounting to 7.91 based on Bina Marga's priority value between
7 to 10, routine maintenance is carried out.
Keywords: City Build - Gusik KALTIM, Method of Pavement Condition Index (PCI) and Method
of Highways (1990)
Page 1
kenyamanan pengguna jalan serta banyak membuang biaya yang ada karna hasil yang
menimbulakan korban akibat dari kerusakan tidak maksimal dan akan cepat rusak.
jalan yang tidak segera di tangani oleh Penelitian ini memiliki tujuan
instansi yang berwenang. yaitu mengetahui jenis-jenis kerusakan
Pada dasarnya perencanaan umur permukaan jalan yang ada pada jalan Kota
perkerasan jalan disesuaikan dengan kondisi Bangun-Gusik Kaltim, mengetahui tingkat
dan kebutuhan lalu lintas yang ada, kerusakan permukaan jalan berdasarkan
umumnya didesain dalam kurun waktu metode Bina Marga (1990) dan metode PCI
antara 10-20 tahun, yang artinya jalan (pavement condition index),
diharapkan tidak akan mengalami kerusakan membandingkan metode dan hasil dari
dalam 5 tahun pertama. Tetapi jika pada kedua metode tersebut dan melakukan
realita yang ada jalan sudah rusak sebelum 5 penanganan pekerjaan perbaikan kerusakan
tahun pertama maka bisa dipastikan jalan jalan berdasarkan metode Bina Marga
akan mengalami masalah besar dikemudian (1995).
hari.
Untuk menjaga agar kondisi jalan 1.2. Rumusan Masalah
tetap pada performa yang layak dalam Rumusan masalah dalam analisa
melayani berbagai moda transportasi perlu perkerasan jalan sebagai berikut :
adanya analisa permukaan jalan untuk 1. Bagaimana perbandingan kinerja
mengetahui jalan tersebut apakah masih kondisi permukaan jalan
dalam kondisi yang baik atau perlu adanya berdasarkan metode Bina Marga
program peningkatan pemeliharaan rutin (1990) dan metode PCI (pavement
atau pemeliharaan berkala. condition index), sekaligus upaya
Bentuk pemeliharaan jalan penanganan masalah pada ruas
tergantung dari hasil penilaian kondisi jalan Kota Bangun – Gusik Kaltim
kerusakan permukaan jalan yang telah STA 00+000 s/d 30+000 ?
ditetapkan secara visual, adapun beberapa
metode yang sering di pakai adalah metode 1.3. Maksud dan Tujuan
Bina Marga (1990) dan metode PCI Adapun maksud dari penelitian ini
(pavement condition index) (1994). adalah sebagai berikut :
Pemeliharaan jalan adalah upaya 1. Mengetahui jenis-jenis kerusakan
untuk meningkatkan kembali kondisi jalan permukaan jalan yang ada pada
yang layak secara fungsional dan layak ruas jalan Kota Bangun – Gusik
secara struktural, maka dalam penanganan Kaltim STA 00+000 s/d 30+000.
jalan harus sesuai dengan jenis kerusakan 2. Mengetahui tingkat kerusakan
yang di alami oleh jalan tersebut. permukaan jalan berdasarkan
Penanganan yang tidak sesuai hanya akan
metode Bina Marga (1990) dan PCI kedalaman tiap jenis kerusakan
(pavement condition index). yang terjadi, dan juga data volume
3. Membandingkan hasil dari kedua lalu lintas harian.
metode tersebut. 4. Metode analisis yang di pakai
4. Melakukan penanganan pekerjaan adalah metode Bina Marga (1990)
perbaikan kerusakan jalan dan PCI (pavement condition
berdasarkan metode Bina Marga index).
(1995). 5. Data lalu lintas di peroleh melalui
survey langsung yang di lakukan
1.4. Batasan Masalah pada bulan Mei 2018.
Mengingat luasnya ruang lingkup 6. Tidak menghitung struktur bawah
permasalahan serta keterbatasan perkerasan dan tidak melakukan uji
pengetahuan penulis, maka pada penelitian lab.
ini dibuat pembatasan masalah sebagai
berikut :
2 DASAR TEORI
1. Survey yang dilakukan hanya di
Jalan adalah suatu tempat atau area
ruas jalan Kota Bangun – Gusik
yang berbentuk jalur yang digunakan
Kaltim STA 00+000 s/d STA
sebagai prasarana transportasi, baik
30+000.
menggunakan kendaraan nlaupun jalan kaki.
2. Jenis kerusakan yang di tinjau
Karena jalan adalah salah satu prasarana
adalah keretakan jalan (cracking),
transportasi, maka harus memenuhi
kerusakan tepi (edge break), alur
persyaratan sesuai dengan fungsinya. Fungsi
(rutting), keriting (corrugations),
transportasi adalah memindahkan barang
lubang lubang (bleeding), jembul
atau orang dari satu tempat ketempat lain,
(shoving), penurunan setempat
dengan cara aman, nyaman,lancar, dan
(deformations), kegemukan aspal
ekonomis.
(bleeding), pelepasan berbutir
Aman berarti barang atau orang
(raveling), tambalan (patching),
yang dipindahkan tidak rusak atau cidera
pengausan (polished aggregate),
karena kecelakaan atau gangguan lainnya,
pembengkakan jalan (swell),
dan nyaman berarti selama proses
tonjolan (bumps and sags),
memindahkan/ perjalanan pemakaijalan
penurunan pada bahu jalan
merasa enak dan bisa menikmati tanpa ada
(lane/shoulder drop off).
gangguan, sedangkan lancar berarti tidak
3. Data-data kerusakan didapat
ada hambatan yang berarti, sehingga barang
melalui survey visual dan
atau orang bisa sampai pada tujuan sesuai
pengukuran di lapangan yaitu
dengan waktu yang direncanakan. selain
berupa data panjang, lebar, luasan,
persyaratan tersebut di atas proses
pemindahan orang / barang harus ekonomis, dalam program pemeliharaan
berarti biaya pemakai jalan rendah. Hal ini rutin.
bisa tercapai apabila jarak diambil jarak Penentuan nilai kondisi jalan
yang terletak dan semua standar yang dilakukan dengan menjumlahkan setiap
digunakan diambil standar minimal dalam angka dan nilai untuk masing-masing
batas aman. keadaan kerusakan. Prosedur analisis data
Metode Bina Marga dengan menggunakan Metode Bina Marga
Metode Bina Marga merupakan adalah sebagai berikut:
metode yang ada di Indonesia yang a) Menetapkan jenis jalan dan kelas
mempunyai hasil akhir yaitu urutan jalan.
prioritas serta bentuk program pemeliharan b) Menghitung LHR untuk setiap
sesuai nilai yang didapat dari urutan ruas jalan dan tetapkan nilai
prioritas, pada metode ini kelas jalan dengan menggunakan
menggabungkan nilai yang didapat dari table berikut ini :
survei visual yaitu jenis kerusakan serta Tabel 2.4 Tabel
survei LHR (lalulintas harian rata-rata) LHR dan Nilai Kelas Jalan
yang selanjutnya didapat nilai kodisii jalan
LHR (smp/hari) Nilai Kelas Jalan
serta nilai kelas LHR. Urutan prioritas
< 20 0
didapatkan dengan rumus sebagai berikut:
20 – 50 1
UP (Urutan Prioritas) = 17 – (Kelas LHR
+ Nilai Kondisi Jalan 50 – 200 2
20000 – 50000 7
Urutan prioritas 0 – 3,
menandakan bahwa jalan harus > 50000 8
(m2)
2. Menetapkan tingkat keparahan
kerusakan perkerasan sesuai 4. Menentukan jumlah
dengan kondisi kerusakan yaitu pengurangan ijin maksimum
low (L), medium (M), dan (H), (m).
dimana L adalah tingkat kerusakan a) Menentukan jumlah
ringan, M adalah tingkat pengurangan ijin
kerusakan sedang, dan H adalah maksimum
tingkat kerusakan tinggi. (m) dengan menggunakan
Tabel 2.7 Contoh Tingkat rumus: m = 1 + (9/98)*(100
kerusakan dan identifikasi – HDV) untuk perkerasan
kerusakan lubang (Pothole) jalan:
dimana: m
= nilaiizin deduct,
HDV = nilai tertinggi
dari deduct
b) Masing-masing deduct value
dikurangkan terhadap m.
Jika jumlah nilai hasil
pengurangan yang lebih kecil
dari m ada maka semua deduct
value dapat digunakan.
3. Menetapkan Deduct value yaitu
5. Menentukan nilai pengurangan
nilai pengurangan untuk tiap
terkoreksi maksimum CDV
jenis kerusakan yang diperoleh
(Corrected Deduct Value).
dari kurva hubungan antara
a) Menentukan jumlah nilai deduct
density dan deduct value.
yang lebih besar dari 2 (q).
Dengan cara sebagai berikut:
b) Menentukan nilai total deduct
value dengan menjumlahkan tiap
nilai deduct.
c) Menentukan CDV dari
perhitungan a) dan b) dengan
menggunakan kurva koreksi
nilaideduct.
d) Nilai deduct terkecil
dikurangkan terhadap 2,0
Gambar 2.14 Grafik Deduct Value kemudian ulangi hingga
for Pothole
memperoleh nilai q = 1.
PCI = 100 – CDV Maks
(3) Dengan PCI (s) dan jumlah atau kerapatan kerusakan pada
= Pavement pekerjaan jalan, sedangkan data skunder
Condition Index untuk yang diperoleh berupa peta lokasi penelitian.
tiap unit
CDV = Corrected Deduct Value Peta Lokasi Penelitian
untuk tiap unit
Peta lokasi penelitian dapat di lihat
Tabel 2.8 Nilai Kondisi Jalan pada Gambar 3.1 adalah peta yang
menggambarkan dimana penyusun
mengambil data sebagai sampel untuk
menyusun tugas akhir ini.
Density =
= 0.83%