Professional Documents
Culture Documents
Dinara Furqani1, Anang Fathul Bari Romadhon1, Aurellia Nasywa Safitri1, Ariesta
Bramantyo Syatya Putra1, Mohammad Kaisar Pamungkas1, Ananta Dwika Rahmandy1 , Rafly
Risaldi1
1
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil Perencanaan dan Kebumian Institut
Teknologi Sepuluh Nopember 2023
Abstract
The Surabaya Golden Triangle is a strategic urban area that plays an important role in economic and
social development. Its main focus is on commercial activities, government and community life,
making it a center of economic growth. Road infrastructure is a crucial factor for the smooth running
of activities, population mobility, distribution of goods and connectivity between important points.
Vehicle growth, population, terrain changes, and infrastructure projects can affect road performance.
This research uses the Level of Service (LoS) method to enable effectiveness, safety and loss of road
infrastructure in the Golden Triangle. This analysis is important for identifying solutions and
strategies to overcome the impacts of urbanization and increased mobility. The research results show
that there is significant road performance at different times, especially on Jalan Tunjungan which at
weekends reaches level E-F with very unstable conditions and high traffic density, especially in the
afternoon to evening. This analysis provides a better understanding of traffic conditions in the Golden
Triangle, providing a basis for governments and stakeholders to design appropriate solutions to
improve transport infrastructure. The findings of this research emphasize the importance of long-term
planning and sustainable development of road infrastructure to address the challenges of increasing
urbanization and mobility in the region.
Keyword: Road performance, mobility, road transportation, traffic
Abstrak
Segitiga Emas Surabaya merupakan kawasan perkotaan strategis yang berperan penting dalam
pembangunan ekonomi dan sosial. Fokus utamanya pada kegiatan komersial, pemerintahan dan
kehidupan masyarakat, menjadikannya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur jalan
merupakan faktor krusial bagi kelancaran kegiatan, mobilitas penduduk, distribusi barang dan
konektivitas antar titik-titik penting. Pertumbuhan kendaraan, populasi, perubahan medan, dan proyek
infrastruktur dapat mempengaruhi kinerja jalan. Penelitian ini menggunakan metode Level of Service
(LoS) untuk mengevaluasi efektivitas, keselamatan dan keberlanjutan infrastruktur jalan di Segitiga
Emas. Analisis ini penting untuk mengidentifikasi solusi dan strategi mengatasi dampak urbanisasi
dan peningkatan mobilitas. Hasil penelitian menunjukkan adanya fluktuasi kinerja jalan yang
signifikan pada waktu yang berbeda-beda, khususnya di Jalan Tunjungan yang pada akhir pekan
mencapai level E-F dengan kondisi sangat labil dan kepadatan lalu lintas tinggi terutama pada sore
hingga malam hari. Analisis ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi lalu lintas
di Segitiga Emas, memberikan dasar bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk merancang
solusi yang tepat guna meningkatkan infrastruktur transportasi. Temuan penelitian ini menekankan
pentingnya perencanaan jangka panjang dan pembangunan infrastruktur jalan yang berkelanjutan
untuk mengatasi tantangan peningkatan urbanisasi dan mobilitas di wilayah tersebut.
Kata Kunci: Kinerja ruas jalan, mobilitas, transportasi jalan raya, lalu lintas
3. Jalan mana yang memiliki tarikan terbesar
1. Pendahuluan pada kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya?
1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan Penelitian
Sebagai kawasan perkotaan yang berada di Tujuan dari penyusunan laporan ini yaitu:
surabaya, Segitiga emas mempunyai peranan 1. Menganalisis kondisi kinerja ruas jalan di
strategis dalam pembangunan ekonomi dan sosial di kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya
kota surabaya, Segitiga Emas seringkali menjadi 2. Identifikasi kondisi sistem transportasi di
pusat kegiatan komersial, pemerintahan, dan kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya
kehidupan masyarakat. Wilayah Segitiga Emas yaitu 3. Mengetahui jalan dengan tarikan terbesar
kawasan perkotaan yang membentuk segitiga dengan pada kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya
tiga titik utama, seringkali menjadi titik fokus 1.4 Studi Wilayah Profil
pembangunan perkotaan dan pertumbuhan ekonomi. Daerah studi ruas jalan segitiga emas yang
Aspek krusial untuk menjamin kelancaran dan berada di kota surabaya dipilih untuk tujuan analisis
efisiensi kegiatan di Segitiga Emas adalah terletak penelitian ini. Ruas jalan segitiga emas merupakan
pada infrastruktur ruas jalan. Jaringan ruas jalan yang sesuatu peran penting yang berada di kawasan
baik akan mendukung mobilitas penduduk, distribusi perkotaan surabaya karena sebagai jalan tujuan pusat
barang dan jasa serta mengoptimalkan konektivitas ekonomi dan perkantoran masyarakat surabaya.
antar titik-titik penting segitiga emas. Oleh karena Setiap hari sekitar ribuan kendaraan melewati jalanan
itu, analisis kinerja jalan di Segitiga Emas merupakan ini untuk kegiatan perekonomian ataupun kegiatan
kebutuhan mendesak dan berkelanjutan untuk sosial.
memastikan infrastruktur transportasi mendukung Rute ini selalu padat pada peak a hours yaitu
pertumbuhan dan perkembangan kawasan. pada pagi hari jam berangkat kerja dan sore hari jam
Faktor-faktor seperti peningkatan jumlah pulang kerja, sekitar ribuan kendaraan menggunakan
kendaraan bermotor, pertumbuhan penduduk, jalur ini dalam satu jamnya (Survey lapangan, 2023).
perubahan pola penggunaan lahan dan proyek Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ruas jalan ini
pembangunan infrastruktur lainnya dapat mempunyai merupakan salah satu ruas jalan tersibuk yang berada
dampak yang signifikan terhadap kinerja ruas jalan di wilayah kota surabaya. Tidak hanya masyarakat
yang berada di wilayah segitiga emas. Oleh karena Surabaya yang memakai jalan ini tapi ada masyarakat
itu, diperlukan analisis yang komprehensif seperti dari luar surabaya menggunakan jalan ini untuk
menggunakan metode Level Of Service (LOS) berpergian ke tunjungan ataupun Pusat perbelanjaan
untuk mengevaluasi efektivitas, keselamatan dan seperti Tunjungan Plaza (TP). maka kami
keberlanjutan infrastruktur jalan di Segitiga Emas. meng-analisis ruas jalan ini untuk mengetahui kinerja
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai ruas jalan, sistem transportasi, dan tarikan terbesar
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja jalan, pada ruas jalan segitiga emas ini.
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dapat
mengidentifikasi solusi dan strategi yang tepat untuk
meningkatkan infrastruktur transportasi di Segitiga
Emas. Analisis ini juga dapat memberikan dasar bagi
perencanaan jangka panjang dan pembangunan
infrastruktur jalan yang berkelanjutan, serta
membantu mengatasi tantangan yang mungkin timbul
dalam menghadapi peningkatan urbanisasi dan
mobilitas di wilayah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari penyusunan laporan 1.2 Gambar Peta Deliniasi Wilayah Segitiga Emas
ini yaitu: Kota Surabaya
1. Bagaimana kondisi kinerja ruas jalan di (Sumber: Analisis penulis, 2023)
kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya?
2. Bagaimana kondisi sistem transportasi di
kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya?
2. Tinjauan Pustaka tersebut. Itu berarti, antara aksesibilitas dan
mobilitas terdapat hubungan searah, yaitu
2.1 Sistem Transportasi
semakin tinggi akses, akan semakin tinggi pula
Sistem Transportasi adalah suatu bentuk
tingkat mobilitas orang, kendaraan ataupun
keterikatan dan keterkaitan antara penumpang,
barang yang bergerak dari suatu lokasi ke lokasi.
barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi
Aksesibilitas dan mobilitas memiliki keterkaitan,
dalam rangka perpindahan orang atau barang yang
yaitu jika mobilitas berfokus pada aspek
tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami
pergerakan, aksesibilitas berfokus pada
maupun buatan/rekayasa. Menurut Tamin,
kemudahan mencapai tujuan.
transportasi adalah suatu sistem yang terdiri dari
prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang
2.3 Kapasitas Jalan
memungkinkan adanya pergerakan keseluruh
wilayah sehingga terakomodasi mobilitas Menurut HCM (1994), kapasitas jalan adalah
penduduk, dimungkinkan adanya pergerakan penilaian pada orang atau barang masih cukup
barang, dan dimungkinkannya akses ke semua layak dalam kemampuannya memindahkan
wilayah. Transportasi memiliki dua peran utama, sesuatu. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan
yaitu sebagai alat bantu untuk mengarahkan No KM 14 Tahun 2006, Kapasitas jalan adalah
pembangunan di daerah perkotaan dan sebagai kemampuan ruas jalan untuk menampung volume
prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau lalu lintas ideal per satuan waktu, dinyatakan
barang yang timbul akibat adanya kegiatan di dalam kendaraan/jam atau satuan mobil
daerah perkotaan tersebut penumpang (smp)/jam. Kapasitas dapat diartikan
Sistem transportasi menurut Tamin juga sebagai arus lalu lintas maksimum yang
mencakup beberapa komponen penting, seperti dapat lewat pada waktu tertentu dengan kondisi
1. Sistem kegiatan: Mencakup yang ditetapkan.
pengangkutan, penyediaan Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas
infrastruktur, pengelolaan, dan adalah sebagai berikut:
penetapan harga untuk publik dan
transportasi pribadi.
2. Sistem jaringan prasarana
transportasi: Mencakup keterkaitan Dimana:
antara jaringan transportasi, seperti C = Kapasitas (smp/jam)
jalan, kereta, dan laju lintas. C0 = Kapasitas dasar (smp/jam)
3. Sistem pergerakan lalu lintas: FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
Mencakup pergerakan barang dan FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya
manusia melalui jalur yang untuk jalan tak terbagi)
dirancang untuk mencapai tujuan FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping
tertentu. dan bahu jalan/kereb
4. Sistem kelembagaan: Mencakup FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
pengaturan dan pengelolaan
kelembagaan dalam sistem 2.4 Pengukuran Mobilitas (Intensitas
transportasi. Pelayanan)
Setelah kapasitas dan Volume Tiap jalan ditemukan Gambar 3 Peta LOS Jam 6-7 Weekday
makan selanjutnya adalah perhitungan tingkat
pelayanan jalan dari ke 4 jalan tersebut. Dengan
Rumus:
I = V/C
Keterangan:
I = Intensitas Kinerja/Tingkat Pelayanan Jalan
V = Volume Lalu Lintas (smp/jam)
C = Kapasitas Jalan (smp/jam)
jalan tunjungan dikarenakan bersamaan dengan jam
pulang kerja dan aktivitas pinggir jalan yang tinggi.
Malang
Gambar 4 Peta LOS Jam 7-8 Weekday 17.00-18.00 0,59(C) 0,52(C) 0,42(C) 0,93(E)
Gambar 6 Peta LOS Jam 18-19 Weekday Berdasarkan pada perhitungan,didapatkan kinerja
Dari peta dapat disimpulkan bahwa saat sore hari di ruas jalan di segitiga emas tunjungan pada saat week
weekday keadaan jalan mulai tidak stabil terlebih di end sangatlah berbeda, saat pagi hari terbilang cukup
sepi dan lenggang dengan level of service berkisar
pada nilai B-C yang berarti keadaan jalan nya cukup hari jalan embong malang memiliki tarikan terbesar
stabil. karena aktivitas pinngir jalan yang tinggi.
Tarikan jalan pada saat weekend di Koloway, B. S. (2009). Kinerja Ruas Jalan Perkotaan
pagi hari jalan embong malang memiliki
Jalan Prof Dr. Satrio, DKI Jakarta. Jurnal
tarikan terbesar karena aktivitas pinggir
jalannya, sementara sore ke malam hari Perencanaan Wilayah dan Kota, 20(3),
aktivitas di semua ruas jalan mulai tinggi
dikarenakan saat akhir pekan banyak 215-230.
masyarakat yang menjadikan segitiga emas
tunjungan sebagai destinasinya, dengan jalan
tunjungan sebagai tarikan tertinggi.