You are on page 1of 12

Analisis Kinerja Ruas Jalan Segitiga Emas Tunjungan

Dinara Furqani1, Anang Fathul Bari Romadhon1, Aurellia Nasywa Safitri1, Ariesta
Bramantyo Syatya Putra1, Mohammad Kaisar Pamungkas1, Ananta Dwika Rahmandy1 , Rafly
Risaldi1
1
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil Perencanaan dan Kebumian Institut
Teknologi Sepuluh Nopember 2023

Abstract
The Surabaya Golden Triangle is a strategic urban area that plays an important role in economic and
social development. Its main focus is on commercial activities, government and community life,
making it a center of economic growth. Road infrastructure is a crucial factor for the smooth running
of activities, population mobility, distribution of goods and connectivity between important points.
Vehicle growth, population, terrain changes, and infrastructure projects can affect road performance.
This research uses the Level of Service (LoS) method to enable effectiveness, safety and loss of road
infrastructure in the Golden Triangle. This analysis is important for identifying solutions and
strategies to overcome the impacts of urbanization and increased mobility. The research results show
that there is significant road performance at different times, especially on Jalan Tunjungan which at
weekends reaches level E-F with very unstable conditions and high traffic density, especially in the
afternoon to evening. This analysis provides a better understanding of traffic conditions in the Golden
Triangle, providing a basis for governments and stakeholders to design appropriate solutions to
improve transport infrastructure. The findings of this research emphasize the importance of long-term
planning and sustainable development of road infrastructure to address the challenges of increasing
urbanization and mobility in the region.
Keyword: Road performance, mobility, road transportation, traffic

Abstrak
Segitiga Emas Surabaya merupakan kawasan perkotaan strategis yang berperan penting dalam
pembangunan ekonomi dan sosial. Fokus utamanya pada kegiatan komersial, pemerintahan dan
kehidupan masyarakat, menjadikannya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur jalan
merupakan faktor krusial bagi kelancaran kegiatan, mobilitas penduduk, distribusi barang dan
konektivitas antar titik-titik penting. Pertumbuhan kendaraan, populasi, perubahan medan, dan proyek
infrastruktur dapat mempengaruhi kinerja jalan. Penelitian ini menggunakan metode Level of Service
(LoS) untuk mengevaluasi efektivitas, keselamatan dan keberlanjutan infrastruktur jalan di Segitiga
Emas. Analisis ini penting untuk mengidentifikasi solusi dan strategi mengatasi dampak urbanisasi
dan peningkatan mobilitas. Hasil penelitian menunjukkan adanya fluktuasi kinerja jalan yang
signifikan pada waktu yang berbeda-beda, khususnya di Jalan Tunjungan yang pada akhir pekan
mencapai level E-F dengan kondisi sangat labil dan kepadatan lalu lintas tinggi terutama pada sore
hingga malam hari. Analisis ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi lalu lintas
di Segitiga Emas, memberikan dasar bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk merancang
solusi yang tepat guna meningkatkan infrastruktur transportasi. Temuan penelitian ini menekankan
pentingnya perencanaan jangka panjang dan pembangunan infrastruktur jalan yang berkelanjutan
untuk mengatasi tantangan peningkatan urbanisasi dan mobilitas di wilayah tersebut.
Kata Kunci: Kinerja ruas jalan, mobilitas, transportasi jalan raya, lalu lintas
3. Jalan mana yang memiliki tarikan terbesar
1. Pendahuluan pada kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya?
1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan Penelitian
Sebagai kawasan perkotaan yang berada di Tujuan dari penyusunan laporan ini yaitu:
surabaya, Segitiga emas mempunyai peranan 1. Menganalisis kondisi kinerja ruas jalan di
strategis dalam pembangunan ekonomi dan sosial di kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya
kota surabaya, Segitiga Emas seringkali menjadi 2. Identifikasi kondisi sistem transportasi di
pusat kegiatan komersial, pemerintahan, dan kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya
kehidupan masyarakat. Wilayah Segitiga Emas yaitu 3. Mengetahui jalan dengan tarikan terbesar
kawasan perkotaan yang membentuk segitiga dengan pada kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya
tiga titik utama, seringkali menjadi titik fokus 1.4 Studi Wilayah Profil
pembangunan perkotaan dan pertumbuhan ekonomi. Daerah studi ruas jalan segitiga emas yang
Aspek krusial untuk menjamin kelancaran dan berada di kota surabaya dipilih untuk tujuan analisis
efisiensi kegiatan di Segitiga Emas adalah terletak penelitian ini. Ruas jalan segitiga emas merupakan
pada infrastruktur ruas jalan. Jaringan ruas jalan yang sesuatu peran penting yang berada di kawasan
baik akan mendukung mobilitas penduduk, distribusi perkotaan surabaya karena sebagai jalan tujuan pusat
barang dan jasa serta mengoptimalkan konektivitas ekonomi dan perkantoran masyarakat surabaya.
antar titik-titik penting segitiga emas. Oleh karena Setiap hari sekitar ribuan kendaraan melewati jalanan
itu, analisis kinerja jalan di Segitiga Emas merupakan ini untuk kegiatan perekonomian ataupun kegiatan
kebutuhan mendesak dan berkelanjutan untuk sosial.
memastikan infrastruktur transportasi mendukung Rute ini selalu padat pada peak a hours yaitu
pertumbuhan dan perkembangan kawasan. pada pagi hari jam berangkat kerja dan sore hari jam
Faktor-faktor seperti peningkatan jumlah pulang kerja, sekitar ribuan kendaraan menggunakan
kendaraan bermotor, pertumbuhan penduduk, jalur ini dalam satu jamnya (Survey lapangan, 2023).
perubahan pola penggunaan lahan dan proyek Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ruas jalan ini
pembangunan infrastruktur lainnya dapat mempunyai merupakan salah satu ruas jalan tersibuk yang berada
dampak yang signifikan terhadap kinerja ruas jalan di wilayah kota surabaya. Tidak hanya masyarakat
yang berada di wilayah segitiga emas. Oleh karena Surabaya yang memakai jalan ini tapi ada masyarakat
itu, diperlukan analisis yang komprehensif seperti dari luar surabaya menggunakan jalan ini untuk
menggunakan metode Level Of Service (LOS) berpergian ke tunjungan ataupun Pusat perbelanjaan
untuk mengevaluasi efektivitas, keselamatan dan seperti Tunjungan Plaza (TP). maka kami
keberlanjutan infrastruktur jalan di Segitiga Emas. meng-analisis ruas jalan ini untuk mengetahui kinerja
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai ruas jalan, sistem transportasi, dan tarikan terbesar
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja jalan, pada ruas jalan segitiga emas ini.
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dapat
mengidentifikasi solusi dan strategi yang tepat untuk
meningkatkan infrastruktur transportasi di Segitiga
Emas. Analisis ini juga dapat memberikan dasar bagi
perencanaan jangka panjang dan pembangunan
infrastruktur jalan yang berkelanjutan, serta
membantu mengatasi tantangan yang mungkin timbul
dalam menghadapi peningkatan urbanisasi dan
mobilitas di wilayah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari penyusunan laporan 1.2 Gambar Peta Deliniasi Wilayah Segitiga Emas
ini yaitu: Kota Surabaya
1. Bagaimana kondisi kinerja ruas jalan di (Sumber: Analisis penulis, 2023)
kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya?
2. Bagaimana kondisi sistem transportasi di
kawasan Segitiga Emas Kota Surabaya?
2. Tinjauan Pustaka tersebut. Itu berarti, antara aksesibilitas dan
mobilitas terdapat hubungan searah, yaitu
2.1 Sistem Transportasi
semakin tinggi akses, akan semakin tinggi pula
Sistem Transportasi adalah suatu bentuk
tingkat mobilitas orang, kendaraan ataupun
keterikatan dan keterkaitan antara penumpang,
barang yang bergerak dari suatu lokasi ke lokasi.
barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi
Aksesibilitas dan mobilitas memiliki keterkaitan,
dalam rangka perpindahan orang atau barang yang
yaitu jika mobilitas berfokus pada aspek
tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami
pergerakan, aksesibilitas berfokus pada
maupun buatan/rekayasa. Menurut Tamin,
kemudahan mencapai tujuan.
transportasi adalah suatu sistem yang terdiri dari
prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang
2.3 Kapasitas Jalan
memungkinkan adanya pergerakan keseluruh
wilayah sehingga terakomodasi mobilitas Menurut HCM (1994), kapasitas jalan adalah
penduduk, dimungkinkan adanya pergerakan penilaian pada orang atau barang masih cukup
barang, dan dimungkinkannya akses ke semua layak dalam kemampuannya memindahkan
wilayah. Transportasi memiliki dua peran utama, sesuatu. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan
yaitu sebagai alat bantu untuk mengarahkan No KM 14 Tahun 2006, Kapasitas jalan adalah
pembangunan di daerah perkotaan dan sebagai kemampuan ruas jalan untuk menampung volume
prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau lalu lintas ideal per satuan waktu, dinyatakan
barang yang timbul akibat adanya kegiatan di dalam kendaraan/jam atau satuan mobil
daerah perkotaan tersebut penumpang (smp)/jam. Kapasitas dapat diartikan
Sistem transportasi menurut Tamin juga sebagai arus lalu lintas maksimum yang
mencakup beberapa komponen penting, seperti dapat lewat pada waktu tertentu dengan kondisi
1. Sistem kegiatan: Mencakup yang ditetapkan.
pengangkutan, penyediaan Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas
infrastruktur, pengelolaan, dan adalah sebagai berikut:
penetapan harga untuk publik dan
transportasi pribadi.
2. Sistem jaringan prasarana
transportasi: Mencakup keterkaitan Dimana:
antara jaringan transportasi, seperti C = Kapasitas (smp/jam)
jalan, kereta, dan laju lintas. C0 = Kapasitas dasar (smp/jam)
3. Sistem pergerakan lalu lintas: FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
Mencakup pergerakan barang dan FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya
manusia melalui jalur yang untuk jalan tak terbagi)
dirancang untuk mencapai tujuan FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping
tertentu. dan bahu jalan/kereb
4. Sistem kelembagaan: Mencakup FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
pengaturan dan pengelolaan
kelembagaan dalam sistem 2.4 Pengukuran Mobilitas (Intensitas
transportasi. Pelayanan)

2.2 Mobilitas LOS (Level of Service) atau tingkat


pelayanan jalan adalah salah satu metode yang
Mobilitas mengacu pada pergerakan orang digunakan untuk menilai kinerja jalan yang
atau barang melintasi ruang, khususnya mengenai menjadi indikator dari kemacetan. Suatu jalan
kemudahan dan efisiensi perjalanan. Menurut dikategorikan mengalami kemacetan apabila hasil
Tamin (2000), mobilitas dapat diartikan sebagai perhitungan LOS menghasilkan nilai mendekati 1.
tingkat kelancaran perjalanan, dan dapat diukur Level of Service (LOS) dapat diketahui dengan
melalui banyaknya perjalanan (pergerakan) dari melakukan perhitungan pembagian antara volume
suatu lokasi ke lokasi lain sebagai akibat lalu lintas dengan kapasitas jalan (V/C).
tingginya tingkat akses antara lokasi-lokasi
Rasio volume per kapasitas (Volume per - HV (Heavy Vehicle), Indeks untuk
Capacity Ratio / VCR) merupakan perbandingan kendaraan roda lebih dari 4 (Truk
antara volume kendaraan yang melintas dengan dan Bus)
kapasitas ruas jalan segmen tertentu. Menurut - LV (Light Vehicle), Indeks untuk
Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 14 kendaraan dengan roda 4 (Mobil)
Tahun 2006 nisbah volume/kapasitas (V/C ratio) - MC (Motor Cycle), Indeks untuk
adalah perbandingan antara volume lalu lintas kendaraan dengan roda 2 (Sepeda
dengan kapasitas jalan. Hasil perbandingan Motor)
tersebut yang digunakan dalam penggolongan
tingkat pelayanan jalan (Level of Service) 3.1.2 Kapasitas

Kapasitas dapat didefinisikan


sebagai arus maksimum yang melalui suatu
titik di jalan yang dapat dipertahankan per
satuan jam pada kondisi tertentu (MKJI
1997).
3.1.3 Tingkat Pelayanan (LOS)

Menurut (Sukirman, 1994) tingkat


pelayanan jalan merupakan kondisi gabungan
yang ditunjukan dari hubungan antar volume
kendaraan dibagi kapasitas (V/C) dan
kecepatan.

3.2 Metode Pengumpulan Data


3.2.1 Data Primer
Data Primer adalah jenis data yang dikumpulkan
secara langsung dari sumber utamanya seperti
melalui wawancara, survei, dan sebagainya. Data
primer biasanya selalu bersifat spesifik karena
3. Metodologi Penelitian
disesuaikan oleh kebutuhan peneliti. Beberapa data
yang kami dapatkan dengan Survey Primer adalah
3.1 Variabel Penelitian
sebagai berikut :
3.1.1 Volume Level Of Service (LOS)
Pada perhitungan LoS dibutuhkan beberapa
Menurut Sukirman (1994), volume data, yakni:
adalah banyaknya kendaraan yang melewati - C= Kapasitas (smp/jam)
suatu titik atau garis tertentu pada suatu - Co= Kapasitas dasar (smp/jam)
penampang melintang jalan dalam satu - FCw= Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
satuan waktu (hari, jam, menit). Sehubungan - FCsp= Faktor penyesuaian pemisah arah
dengan penentuan jumlah dan lebar jalur, - FCSF= Faktor penyesuaian hambatan samping
satuan volume lalu lintas yang umum - FCs= Faktor penyesuaian ukuran kota
dipergunakan adalah lalu lintas harian - Volume kendaraan
rata-rata, volume jam perencanaan dan Data-data tersebut kemudian dihitung untuk
kapasitas. Jenis kendaraan dalam mendapatkan kelas intensitas pelayanan.
perhitungan ini diklasifikasikan menjadi 3
macam yaitu : Kendaraan Keluar Masuk
Proses pengamatan dilakukan pada peak hour yang di
terjadi pada pagi dan sore hari , karena pada jam
tersebut terindikasi terjadi banyak mobilitas di
wilayah segitiga emas, Surabaya. Pengambilan data 4. Data dan Analisis
dilakukan pada hari biasa (weekday) dan pada hari
akhir pekan (weekend) untuk mengetahui mobilitas
4.1 Analisis Tingkat Pelayanan Jalan
yang terjadi di di wilayah Segitiga Emas Surabaya.
Data kendaraan keluar masuk diambil melalui Tingkat pelayanan merupakan suatu
perhitungan penulis dengan survey primer. ukuran yang digunakan untuk mengetahui
kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam melayani
3.2.2 Data Sekunder arus lalu lintas 31 yang melewatinya. Tingkat
Data sekunder merupakan berbagai informasi yang pelayanan jalan ditentukan dalam suatu skala
telah ada sebelumnya dan dikumpulkan oleh peneliti interval yang terdiri dari 6 tingkat. Tingkatan ini
yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan data disebut A, B, C, D, E dan F, dimana A
penelitian. Data sekunder bisa dikumpulkan melalui
merupakan tingkat pelayanan tertinggi. Apabila
berbagai sumber seperti situs ataupun dokumen
volume meningkat maka tingkat pelayanan
pemerintah. Untuk data yang kami dapatkan dari
Survey Sekunder adalah sebagai berikut : menurun, suatu akibat dari arus lalu lintas yang
Kapasitas Jalan lebih buruk dalam kaitannya dengan
Pada perhitungan Kapasitas Jalan dibutuhkan karakteristik pelayanan.
beberapa data, yakni: 4.1.1 Kapasitas Jalan
C = Kapasitas (smp/jam) a. Faktor penyesuaian kapasitas
C0 = Kapasitas dasar (smp/jam) dasar (C0)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan Tabel 1
FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya Kapasitas Dasar (C0)
untuk jalan tak terbagi) Tipe Jalan Kapasitas Dasar Catatan
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan Empat-lajur 1650 Per lajur
bahu jalan/kereb terbagi atau
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota Jalan satu-arah

Empat-lajur 1500 Per lajur


3.3 Metode Analisis Penelitian tak-terbagi
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Level of Service (LoS) dan Dua-lajur 2900 Total dua arah
tak-terbagi
analisis perbandingan masuk dan keluarnya
Sumber: MKJI (1997)
kendaraan setiap jalan. LoS atau tingkat pelayanan
jalan adalah metode yang digunakan untuk mengukur Tabel 2
kinerja jalan dalam melayani kegiatan mobilisasi Kapasitas Dasar (C0)
masyarakat. Apabila nilai LoS suatu ruas jalan Nama Jalan Tipe Jalan Jumlah Total Kapasitas
semakin tinggi maka semakin buruk kualitas LoS Lajur Dasar
yang dimiliki jalan tersebut. LoS dapat diketahui Tunjungan Empat-lajur 3 4950
dengan melakukan perhitungan pembagian antara terbagi atau
volume lalu lintas dengan kapasitas jalan (V/C). Jalan satu-arah
Embong Empat-lajur 4 6600
Kemudian untuk mendukung analisis, Malang terbagi atau
penelitian ini menambahkan analisis lain yakni Jalan satu-arah
perbandingan masuk dan keluarnya kendaraan setiap Blauran Empat-lajur 4 6600
jalan. Dimana analisis ini melakukan perbandingan terbagi atau
volume kendaraan yang masuk dan keluar pada Jalan satu-arah
setiap jalan kawasan segitiga emas dengan tujuan Praban Empat-lajur 4 6600
mengetahui jalan yang memiliki tarikan terbesar. terbagi atau
Jalan satu-arah
3.4 Desain Survey Sumber: Analisis Penulis (2023)
b. Faktor koreksi kapasitas akibat Dua lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
lebar jalan (FCw)
Tabel 3 Empat lajur 4/2 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94
Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan (FCw)
Tipe Jalan Lebar Jalan FCW Sumber: MKJI (1997)
Empat-lajur Per lajur
Tabel 6
terbagi atau Jalan
Faktor penyesuaian kapasitas akibat pembagian
satu-arah
arah (FCSP)
3,00 0,92
Nama Jalan Pemisahan arah SP FCsp
3,25 0,96 (%-%)
3,50 1,00 Tunjungan 50-50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08 Embong 50-50 1,00
Malang
Empat-lajur Per lajur
tak-terbagi Blauran 50-50 1,00
3,00 0,91
3,25 0,95 Praban 50-50 1,00
3,50 1,00
Sumber: Analisis Penulis (2023)
3,75 1,05
4,00 1,09
Dua-lajur Total dua arah d. Faktor koreksi kapasitas akibat
tak-terbagi gangguan samping (FCSF)
5 0,56 Tabel 7
6 0,87 Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping
7 1,00 (FCSF)
8 1,14 Faktor Koreksi Akibat Gangguan
9 1,25 Samping dan Jarak Gangguan
10 1,29 Pada Kereb
11 1,34 Tipe Kelas ≤0,5 1,0 1,5 ≥2,0
Sumber: MKJI (1997) Jalan Gangg
uan
Tabel 4 Sampi
Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan (FCw) ng
Nama Jalan Lebar Jalan FCw
4/2 D VL 0,96 0,98 1,01 1,03
Tunjungan 3,00 0.92
L 0,94 0,97 1,00 1,02
Embong Malang 3,00 0.92

Blauran 3,00 0.92 M 0,92 0,95 0,98 1,00

Praban 3,00 0.92 H 0,88 0,92 0,95 0,98


Sumber: Analisis Penulis (2023)
VH 0,84 0,88 0,92 0,96

4/2 VL 0,96 0,99 1,01 1,03


c. Faktor penyesuaian kapasitas
UD
akibat pembagian arah (FCSP)
Tabel 5 L 0,94 0,97 1,00 1,02
Faktor penyesuaian kapasitas akibat pembagian
arah (FCSP) M 0,92 0,95 0,98 1,00
Pemisahan arah 50 - 50 55-45 60-40 65-35 70-30
SP (%-%)
H 0,87 0,91 0,94 0,98 1,0 - 3,0 1,00

VH 0,80 0,86 0,90 0,95 >3 1,04

2/2 VL 0,94 0,96 0,99 1,01 Sumber: MKJI (1997)


UD
Atau Segitiga Emas Tunjungan merupakan
jalan salah satu kawasan yang terletak di Kota
satu
arah Surabaya, dan berdasarkan data dari Pemerintah
Kota Surabaya, tercatat bahwa jumlah penduduk
L 0,92 0,94 0,97 1,00 kota surabaya tahun 2022 tercatat sebanyak 2.88
M 0,89 0,92 0,95 0,98
juta jiwa yang menandakan bahwa ukuran kota
dari Kota Surabaya adalah berada pada
H 0,82 0,86 0,90 0,95 jangkauan 1,0 - 3,0 juta penduduk dan nilai
FCCS adalah 1,00.
VH 0,73 0,79 0,85 0,91

Sumber: MKJI (1997)


4.1.2 Volume Kendaraan

Volume lalu lintas di segitiga emas tunjungan


Tabel 8
Diperoleh melalui survei primer dengan
Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping
(FCSF) tertinggi pada setiap ruas jalan traffic counting, observasi dilakukan pada
Nama Jalan Kelas Lebar Kereb FCsf Weekday pagi hari hari pukul 06.00-07.00
Gangguan Dan pukul 07.00-08.00 dan pada sore hari
Samping
Pukul 17.00-18.00 dan 18.00-19.00, serta
Tunjungan VH 1 0,79 Dilakukan juga pada weekend pada waktu
yang sama.
Embong VH 1 0,79
Malang
Tabel 10
Blauran M 1 0,92 Volume Lalu Lintas (Weekday)
Nama Jalan
Praban M 1 0,92
Waktu Tunjunga Embong Blauran Praban
Sumber: Analisis Penulis (2023) n Malang
06.00 - 2347 2727.6 2579.8 2746.6
07.00
e. Faktor koreksi kapasitas akibat
07.00 - 3136.6 2835 3186.2 2125.6
ukuran kota (jumlah penduduk)
08.00
(FCCS)
17.00 - 5727.2 3270.4 4084 3657.1
Tabel 9
18.00
Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota (jumlah
penduduk) (FCCS) 18.00 - 3943.2 2666.1 3389.4 2870
Ukuran Kota Faktor 19.00
(juta penduduk) penyesuaian
untuk
ukuran kota
(FCcs ) Tabel 11
<0,1 0,86 Volume Lalu Lintas (Weekend)
Nama Jalan
0,1 - 0,5 0,90
Waktu Tunjungan Embong Blauran Praban
0,5 - 1,0 0,94 Malang
06.00 - 2134.4 1664 1587.8 1344.4
07.00
07.00 - 1945.8 2321.4 1671.4 1381.6 Waktu Blaura Praban Embong Tunjungan
08.00 n
17.00 - 3308.4 1767.2 3267 2970 Malang
18.00
6.00-.7.00 0.46(C) 0.48(C) 0.57(C) 0.57(C)
18.00 - 6218.75 2517.4 2965 3630.8
19.00
7.00-8.00 0.57(C) 0.37(B) 0.59(C) 0.76(D)

17.00-18.00 0.77(D) 0.64(C) 0.79(D) 1.61(F)

18.00-19.00 0.64(c) 0.50(C) 0.64(D) 1.11(F)

Berdasarkan perhitungan, didapatkan kinerja ruas


jalan pada saat weekday di pagi hari terbilang stabil
hanya di jalan tunjungan yang yang mendekati tdak
Gambar 1. Volume Kendaraan Weekday
stabil, hal ini dikarenakan kapasitas jalan masih
cukup untuk menampung volume kendaraan yang
ada, dan masih sedikit nya hambatan samping pada 4
jalan tersebut.

Gambar 2. Volume Kendaraan Weekend

4.1.3 Perhitungan Tingkat Pelayanan Jalan

Setelah kapasitas dan Volume Tiap jalan ditemukan Gambar 3 Peta LOS Jam 6-7 Weekday
makan selanjutnya adalah perhitungan tingkat
pelayanan jalan dari ke 4 jalan tersebut. Dengan
Rumus:

I = V/C
Keterangan:
I = Intensitas Kinerja/Tingkat Pelayanan Jalan
V = Volume Lalu Lintas (smp/jam)
C = Kapasitas Jalan (smp/jam)
jalan tunjungan dikarenakan bersamaan dengan jam
pulang kerja dan aktivitas pinggir jalan yang tinggi.

Waktu Blauran Praban Embong Tunjungan

Malang

6.00-.7.00 0,28(B) 0,23(B) 0,31(B) 0,52(C)

7.00-8.00 0,30(B) 0,23(B) 0,49(C) 0,47(C)

Gambar 4 Peta LOS Jam 7-8 Weekday 17.00-18.00 0,59(C) 0,52(C) 0,42(C) 0,93(E)

18.00-19.00 0,53(C) 0,64(C) 0,60(C) 2,00(F)


Terlihat di peta bahwa saat pagi hari di weekday
keadaan jalan di segitigas emas tunjungan masih
terbilang stabil hanya di jalan tunjungan yang
menunjukkan keadaan tidak stabil saat jam 7-8.

Gambar 7 Peta LOS Jam 6-7 Weekend

Gambar 5 Peta LOS Jam 17-18 Weekday

Gambar 8 Peta LOS Jam 7-8 Weekend

Gambar 6 Peta LOS Jam 18-19 Weekday Berdasarkan pada perhitungan,didapatkan kinerja

Dari peta dapat disimpulkan bahwa saat sore hari di ruas jalan di segitiga emas tunjungan pada saat week

weekday keadaan jalan mulai tidak stabil terlebih di end sangatlah berbeda, saat pagi hari terbilang cukup
sepi dan lenggang dengan level of service berkisar
pada nilai B-C yang berarti keadaan jalan nya cukup hari jalan embong malang memiliki tarikan terbesar
stabil. karena aktivitas pinngir jalan yang tinggi.

Tabel Perbandingan Masuk dan Keluar Kendaraan


weekday

Saat sore hari pun Jalan Embong malang memiliki


Gambar 9 Peta LOS Jam 17-18 Weekend Tarikan terbesar dikarenakan aktivitas pinggir jalan
nya yang tinggi.

Tabel Perbadingan Masuk Keluar Kendaraan


Weekend

Pada saat akhir pekan, di pagi hari aktivitas nya


cukup sedikit dengan ditandai dengan jumalh
kendaraan yang menetap di tiap jalan jumlah nya
sedikit dengan Jalan embong malang dengan jumlah
kendaraan menetap tertinggi

Gambar 10 Peta LOS Jam 18-19 Weekend


tapi ini bertolak belakang dengan keadaan di sore
harinya yang mulai ramai terutama di jalan tunjungan
yang memang menjadi destinasi warga surabaya pada
saat weekend dari sore hari sampai ke malam hari,
dari hasil perhitungan nya kinerja ruas jalan Tetapi pada saat sore ke malam hari, aktivitas mulai
tinggi dikarenakan saat akhir pekan banyak
tunjungan di sore hari di kisaran nilai E sampai F masyarakat yang menjadikan segitiga emas
yang menandakan jalan dalam keadaan sangat tidak tunjungan sebagai destinasinya yang menyebabkan
stabil sampai kemacetan yang berarti kapasitas jalan aktivitas pinggir jalan yang tinggi, dan
mengakibatkan hambatan samping yang tinggi pula,
tidak b isa menampung volume kendaaran yang
dengan jalan Tunjungan dengan yang memiliki
melonjak tinggi dan juga tinggi nya hambatan tarikan tertinggi.
samping yang disebabkan banyak nya kendaraan
5. Kesimpulan dan Rekomendasi
berhenti dan parkir dalam jumlah yang sangat
5.1 Kesimpulan
banyak.
Analisis kinerja ruas jalan Segitiga
Emas Tunjungan di Surabaya sangat penting
4.1.4 Tarikan Jalan
untuk memastikan infrastruktur transportasi
Tarikan jalan yang ada pada weekday di 4 jalan di mendukung pertumbuhan dan perkembangan
segitiga emas tunjugan sangat beragam tapi saat pagi kawasan. Jaringan ruas jalan yang baik akan
mendukung mobilitas penduduk, distribusi 5.2 Rekomendasi
barang dan jasa serta mengoptimalkan
konektivitas antar titik-titik penting Segitiga Rekomendasi yang dapat dilakukan
Emas. Faktor-faktor seperti peningkatan berdasarkan hasil analisis kinerja ruas jalan
jumlah kendaraan bermotor, pertumbuhan Segitiga Emas Tunjungan di Surabaya adalah
penduduk, perubahan pola penggunaan lahan sebagai berikut:
dan proyek pembangunan infrastruktur
lainnya dapat mempengaruhi kinerja ruas 1. Perluasan infrastruktur,
jalan. Oleh karena itu, diperlukan analisis diperlukannya perluasan infrastruktur jalan
yang komprehensif seperti menggunakan atau peningkatan kapasitas jalan untuk
metode Level Of Service (LOS) untuk mengakomodasi volume kendaraan yang
mengevaluasi efektivitas, keselamatan dan tinggi, terutama pada jam-jam sibuk seperti
keberlanjutan infrastruktur jalan di Segitiga peak hours.
Emas.
2. Pengaturan lalu lintas, perlu
Dengan Kinerja ruas jalan pada saat dilakukan pengaturan lalu lintas yang lebih
weekday di pagi hari terbilang stabil, hanya efektif, termasuk penempatan rambu lalu
di jalan tunjungan yang mendekati tidak lintas, penandaan jalan, dan sistem
stabil. Hal ini dikarenakan kapasitas jalan pengaturan lampu lalu lintas untuk
masih cukup untuk menampung volume mengurangi kemacetan.
kendaraan yang ada, dan masih sedikit nya
3. Pengelolaan parkir, Perlu
hambatan samping pada 4 jalan tersebut.
dilakukan pengelolaan parkir yang lebih
Sementara itu di sore ke malam hari masih
efektif untuk mengurangi hambatan samping
cukup stabil dengan embong malang dan
yang disebabkan oleh banyaknya kendaraan
blauran yang memang sudah mendekati tidak
yang berhenti dan parkir di sepanjang ruas
stabil, dan di jalan tunjungan yang sudah
jalan.
terbilang macet.
Diharapkan dengan rekomendasi
Kinerja ruas jalan pada saat weekend
tersebut dapat membantu dalam
di pagi hari masih stabil sementara di sore ke
meningkatkan kinerja ruas jalan Segitiga
malam hari di jalan tunjungan sudah
Emas Tunjungan di Surabaya dan
terbilang macet dikarenakan volume
memastikan infrastruktur transportasi
kendaraan yang melonjak serta banyaknya
mendukung pertumbuhan dan perkembangan
hambatan samping yang disebabkan
kawasan tersebut.
kendaraan yang berhenti dan parkir.
6. Daftar Pustaka
Tarikan jalan pada saat weekday di 4
jalan di segitiga emas tunjungan sangat
Departemen P.U, dan Bina Karya P.T. (Persero).
beragam tapi saat pagi dan saat sore ke
malam hari, jalan embong malang memiliki (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia
tarikan terbesar karena aktivitas pinggir jalan
yang tinggi. (MKJI). Departemen PU Dirjen Bina Marga.

Tarikan jalan pada saat weekend di Koloway, B. S. (2009). Kinerja Ruas Jalan Perkotaan
pagi hari jalan embong malang memiliki
Jalan Prof Dr. Satrio, DKI Jakarta. Jurnal
tarikan terbesar karena aktivitas pinggir
jalannya, sementara sore ke malam hari Perencanaan Wilayah dan Kota, 20(3),
aktivitas di semua ruas jalan mulai tinggi
dikarenakan saat akhir pekan banyak 215-230.
masyarakat yang menjadikan segitiga emas
tunjungan sebagai destinasinya, dengan jalan
tunjungan sebagai tarikan tertinggi.

You might also like