You are on page 1of 20

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321

Universitas Syiah Kuala ISSN e-2502-5295


pp. 199 - 218

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PEMILIHAN MODA MENUJU TEMPAT KERJA
MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY
PROCESS

Rahmad Saputra1,2, Renni Anggraini3, M. Isya 4


1)
Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
2)
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh
3,4)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email renni.anggraini@unsyiah.ac.id 2, m_isya@unsyiah.ac.id 3

Abstract: Transportation system serves to enhance the mobility of population and support
economic growth in the region. The important role of transportation in providing the access
for communities, it is necessary to study the transportation needs based on various criteria
attached as well as alternative modes as the most appropriate by distance and easiness in
reaching the destination. Although Jantho is the Capital of Aceh Besar District, which about
58 km from Banda Aceh, the workers of Jantho are preferred to live in Banda Aceh including
employee of regional government. The objective of this study is to determine the perception of
respondents, which is Jantho government employee, in transportation mode selection and
factors influence respondent’s priorities in transportation mode selection. Questionnaire
survey methods is used in this study and data will be processed and analyzed using the
Analytic Hierarchy Process Methods (AHP) so it can determine the selected factors of each
mode. The results showed that the factors influenced in mode selection to work are safety,
comfort and travel time. For global mode selection, respondents would chose private car as a
mode for work trips and followed by bus. Although the cost takes last ranks on the respondents
priority, but the tendency to choose public transport as a means for work trip is high. Bus
becomes superior in terms of safety and cost, also safety is essential for traveling in high-
speed traffic in addition to other advantages in terms of cost.
Keywords : Transportation System, Mode Choice,Perception, Questionnaire, Analytic
Hierarchy Process

Abstrak: Sistem transportasi berfungsi untuk meningkatkan mobilitas penduduk serta


mendukung pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Pentingnya peranan transportasi dalam
menyediakan akses bagi masyarakat, maka perlu dikaji kebutuhan transportasi jika ditinjau
berdasarkan berbagai kriteria yang menyertainya serta alternatif moda apakah yang paling
tepat berdasarkan jarak dan kemudahan untuk mencapai tujuan. Kota Jantho merupakan pusat
pemerintahan Kabupaten Aceh Besar yang berjarak sekitar 58 KM dari Kota Banda Aceh.
Walaupun merupakan ibu kota kabupaten, tetapi para pekerja di Kota Jantho lebih memilih
untuk berdomisili di Kota Banda Aceh tanpa terkecuali para Pegawai Negeri Sipil Daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi responden, yaitu Pegawai Negeri
Sipil kota Jantho dalam pemilihan moda menuju tempat kerja dan untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi prioritas responden dalam hal pemilihan moda. Penelitian
ini menggunakan metode survei kuesioner, data akan diolah dan dianalisis dengan
menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk mencari faktor terpilih dari
masing-masing moda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
pemilihan moda menuju tempat kerja adalah keamanan, kenyamanan dan waktu tempuh.
Untuk pemilihan moda global, responden memilih mobil sebagai moda favorit untuk
perjalanan kerja diikuti oleh bus kantor. Walaupun biaya menempati urutan terakhir dari
prioritas responden, tetapi kecenderungan untuk memilih angkutan kantor sebagai sarana untuk
perjalanan kerja termasuk tinggi. Bus kantor unggul dalam hal keamanan dan biaya, keamanan
menjadi hal penting untuk perjalanan dengan lalu lintas berkecepatan tinggi disamping

Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017


- 199
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

keunggulan lain dalam hal biaya.

Kata kunci : Sistem Transportasi, Pemilihan moda, Persepsi, Kuesioner, Analytic Hierarchy
Process

Transportasi merupakan sarana yang sangat memilih untuk berdomisili di Kota Banda
penting dalam mendukung pembangunan dan Aceh dan sekitarnya yang berjarak sekitar 58
kegiatan perekonomian masyarakat serta KM dari Kota Jantho, akibatnya Kota Jantho
perkembangan suatu wilayah. Sistem mengalami perkembangan wilayah yang
transportasi berfungsi untuk meningkatkan lambat. Menurut data dari BKPP Kabupaten
mobilitas penduduk dan sumber daya lainnya Aceh Besartahun 2014, jumlah pegawai negeri
yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi sipil yang bekerja di Kota Jantho mencapai
dan pembangunan antar wilayah. Pemilihan 7.352 orang.
moda terjadi sebagai akibat adanya kebutuhan Kendaraan umum memiliki tingkat
akan pergerakan, dan pergerakan terjadi pelayanan yang lebih rendah jika dibanding-
karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. kan dengan kendaraan pribadi walaupun
Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan tingkat okupansinya lebih tinggi, sehingga
yang biasanya harus di lakukan setiap hari, seseorang mempunyai kecenderungan meng-
misalnya pemenuhan kebutuhan akan gunakan kendaraan pribadi untuk melakukan
pekerjaan, dimana tidak semua kebutuhan perjalanan terutama perjalanan yang
tersebut tersedia disekitar tempat tinggal tetapi membutuhkan ketepatan waktu, seperti
biasanya tersebar secara heterogen sesuai perjalanan menuju tempat kerja. Pertumbuhan
dengan tata guna lahannya, jenis moda kendaraan pribadi yang tinggi sementara
transportasi yang digunakan juga sangat sarana dan prasarana transportasi yang tersedia
beragam seperti kendaraan pribadi atau umum. tidak sanggup mengimbanginya akan
Kota Jantho merupakan ibu kota dan mengakibatkan aksessibilitas dan mobilitas
pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Besar menjadi terganggu, berdasarkan hal tersebut,
yang dimekarkan pada tahun 1976 maka perlu dianalisis lebih jauh mengenai
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 35 pemilihan moda untuk perjalanan kerja.
tahun 1976. Namun permasalahan yang
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
kemudian muncul adalah lokasinya yang
Perencanaan Transportasi Empat Tahap
terletak sekitar 10 KM dari jalan nasional
Menurut Warpani (1990) perencanaan
Banda Aceh - Medan. Jauhnya akses bagi
transportasi adalah suatu proses yang
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
tujuannya mengembangkan sistem yang
barang dan jasa sehari-hari membuat
memungkinkan manusia dan barang
kehidupan sosial ekonomi terhambat, hal ini
bergerak/berpindah tempat dengan aman dan
juga yang membuat kebanyakan pegawai
murah. Konsep perencanaan transportasi yang
negeri sipil yang bekerja di Kota Jantho lebih
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
200 -
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

paling populer adalah “Model Perencanaan Tamin (2000) menjabarkan lima kategori
Transportasi Empat Tahap” yang merupakan tujuan pergerakan berbasis tempat tinggal,
gabungan dari beberapa submodel yang yaitu :
masing-masing harus dilakukan secara 1. Pergerakan ke tempat kerja
terpisah dan berurutan (Tamin, 1997), yaitu : 2. Pergerakan ke sekolah atau universitas
1. Aksessibilitas, merupakan konsep yang (pergerakan dengan tujuan pendidikan)
menggabungkan sistem pengaturan tata 3. Pergerakan ke tempat belanja
guna lahan dengan sistem jaringan 4. Pergerakan untuk kepentingan sosial
transportasi yang menghubungkannya. 5. Pergerakan untuk tujuan rekreasi
2. Bangkitan dan tarikan pergerakan, adalah Tujuan pergerakan bekerja dan
tahapan permodelan yang memperkirakan pendidikan, disebut tujuan pergerakan utama
jumlah pergerakan yang berasal dan yang yang merupakan keharusan untuk dilakukan
tertarik kesuatu tata guna lahan atau zona. oleh setiap orang setiap hari, sedangkan tujuan
3. Sebaran pergerakan, adalah hasil dari dua pergerakan lain sifatnya hanya pilihan dan
hal yang terjadi bersamaan yaitu lokasi dan tidak rutin dilakukan. Pergerakan berbasis
identitas tata guna lahan yang akan bukan rumah hanya sekitar (15-20)% dari total
menghasilkan arus lalu lintas daninteraksi pergerakan yang terjadi.
akan menghasilkan pergerakan manusia
Pemilihan Moda
dan barang.
Menurut Tamin (2000) dalam pemilihan
4. Pemilihan moda, jika terjadi interaksi
moda transportasi mungkin terdapat sedikit
antara dua tata guna lahan maka seseorang
pilihan atau tidak ada pilihan sama sekali.
akan memutuskan interaksi tersebut
Orang yang mempunyai satu pilihan moda
dilakukan, yaitu salah satunya adalah
disebut Captive terhadap moda tersebut. Jika
pemilihan angkutan (moda).
terdapat lebih dari satu moda maka moda yang
5. Pemilihan rute, juga tergantung moda
dipilih biasanya memiliki rute terpendek,
transportasi. Pemilihan moda dan
tercepat dan termurah, atau kombinasi dari
pemilihan rute dilakukan bersama dan
ketiganya. Menurut Khisty C.J (1998),
tergantung alternatif terpendek, tercepat
Keputusan dalam pemilihan moda didasarkan
dan termurah.
pada pertimbangan beberapa faktor seperti
Klasifikasi Perjalanan waktu, jarak, efesiensi, biaya, keamanan dan
Perjalanan adalah pergerakan satu arah kenyamanan.
dari zona asal ke zona tujuan. Berhenti secara Sikap perorangan terhadap angkutan
kebetulan tidak dianggap sebagai tujuan umum dapat diukur dan dibuat peringkat
pergerakan meskipun terpaksa melakukan berdasarkan urutan kesukaan. Atribut
perubahan rute. perjalanan yang paling bernilai adalah sampai
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
- 201
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

tujuan tepat pada waktunya, tempat duduk d. Pendapatan, semakin tinggi pendapatan
mudah didapat, tidak perlu berganti moda, akan semakin besar peluang meng-
pelayanan teratur, ada perlindungan terhadap gunakan kendaraan pribadi;
cuaca selama menunggu dan waktu berhenti e. Faktor lain, misalnya keharusan meng-
untuk menunggu lebih pendek (Hobbs, 1995). gunakan mobil ketempat bekerja dan

Warpani (1990) menyatakan bahwa keperluan mengantar anak sekolah.

pemilihan moda angkutan didaerah perkotaan 2. Ciri pergerakan, pemilihan moda juga akan

bukan merupakan proses acak, melainkan sangat dipengaruhi oleh :

dipengaruhi oleh faktor kecepatan, jarak a. Tujuan pergerakan, pada negara

perjalanan, kenyamanan, kesenangan, biaya, berkembang orang masih

keandalan, ketersediaan moda, ukuran kota, menggunakan mobil pribadi ketempat

usia, dan status sosial ekonomi pelaku kerja meskipun lebih mahal, karena

perjalanan. Pilihan penggunaan moda ketepatan waktu, kenyamanan, dan

transportasi jika berdasarkan jarak tempuh hal lain yang tidak dipenuhi oleh

dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. angkutan umum;


b. Waktu terjadinya pergerakan, kalau
kita ingin bergerak pada tengah
malam, kita pasti membutuhkan
kedaraan pribadi, karena pada saat itu
angkutan umum tidak/jarang
beroperasi;
c. Jarak perjalanan, semakin jauh
Gambar 1. Pilihan moda bedasarkan jarak perjalanan, kita semakin cenderung
tempuh
Sumber : Warpani (1990) memilih angkutan umum

Ortuzar dan Willumsem (1994), dibandingkan dengan angkutan

menyatakan beberapa faktor yang mem- pribadi.

pengaruhi pemilihan moda diklasifikasikan 3. Ciri fasilitas moda transportasi,

dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu : dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori :

1. Ciri Pengguna Jalan : a. Faktor Kuantitatif seperti :

a. Ketersediaan dan/atau kepemilikan • Waktu perjalanan, (waktu dalam

moda; moda, waktu tunggu dan waktu


b. Kepemilikan Surat Izin Mengemudi berjalan);
(SIM); • Biaya transportasi (tarif, biaya
c. Struktur rumah tangga, (pasangan bahan bakar, dan lain-lain);
muda, keluarga dengan anak, pensiunan, • Ketersediaan ruang dan parkir.
bujangan dan lain-lain); b. Faktor Kualitatif seperti :
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
202 -
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

• Kenyamanan dan kesenangan; Menurut klasifikasinya angkutan dibedakan


• Ketersediaan dan keteraturan; menjadi dua yaitu :
• Keamanan 1. Angkutan Umum,
Menurut UUD Nomor 14 tahun 1992
Model pemilihan moda dan kaitannya tentang lalulintas angkutan jalan, pasal 25
dengan model lain dan 26, adalah angkutan yang peng-
Menurut Tamin (2008), analisis gunaannya dipungut bayaran. Konsep
pemilihan moda dapat dilakukan pada tahap angkutan publik muncul sebab tidak semua
yang berbeda-beda dalam proses perencanaan warga masyarakat memiliki angkutan
dan permodelan transportasi. Pendekatan pribadi, sehingga negara berkewajiban
model pemilihan moda sangat bervariasi, menyediakan angkutan bagi masyarakat
tergantung pada tujuan perencanaan secara keseluruhan. (Hobbs, 1995)
transportasi. Pendekatan yang paling sering 2. Angkutan Pribadi
digunakan adalah pendekatan yang Angkutan pribadi dalam operasinya dapat
mempertimbangkan proses pemilihan moda dengan bebas menentukan lintasannya
yang terjadi sebelum pemilihan rute dilakukan. sendiri, sepanjang tidak melanggar pera-
Dalam hal ini, setiap moda dianggap bersaing turan lalu-lintas (Warpani, 1990). Ang-
dalam merebut pangsa penumpang sehingga kutan pribadi akan tetap menjadi pilihan
atribut penentu dari jenis pergerakan menjadi disebabkan oleh beberapa faktor utama
faktor utama dalam mempengaruhi pemilihan yang dapat diberikan kepada pengen-
moda, seperti yang terlihat pada Gambar 2 daranya yaitu keamanan, kenyamanan,
berikut. privacy, fleksibilitas dan prestise.
Menurut Munawar (2005), permasalahan
yang sering kali terjadi pada daerah perkotaan
adalah kurang berfungsinya angkutan umum
secara optimal. Salah satu cara yang paling
efektif untuk mereduksi kemacetan dikota-
kota besar adalah dengan optimalisasi
Gambar 2. Urutan permodelan dalam “four step
angkutan umum. Namun hampir diseluruh
methods”
Sumber : Black (1981) dalam Tamin (2008) kota besar di Indonesia, angkutan publiknya
tidak berfungsi dengan baik dan cenderung
Sistem Angkutan menjadi opsi terakhir masyarakat sebagai
Angkutan adalah sarana untuk membantu sarana transportasi.
menjangkau berbagai tempat yang Permasalahan ini disebabkan oleh
dikehendaki, dapat juga untuk mengirim berbagai hal seperti ketidaknyamanan,
barang dari tempat asal ke tempat tujuannya. ketidakamanan, jadwal yang tidak teratur,
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
- 203
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

kesemrawutan, berhenti disembarang tempat, (AHP) didasarkan pada langkah-langkah


tidak terintegrasi dengan angkutan lain, hingga berikut :
ketidakandalan dari sisi waktu. Perkembangan 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan
tataguna lahan yang kurang didukung oleh solusi yang diinginkan.
pengembangan trayek angkutan umum, serta 2. Membuat struktur hirarki yang diawali
kemudahan kendaraan pribadi yang dapat dengan tujuan, dilanjutkan dengan kriteria-
melayani dari pintu ke pintu (door to door kriteria dan alternatif-alternatif pilihan.
service) menyebabkan angkutan umum 3. Membentuk matriks perbandingan
kurang menarik. Efesiensi angkutan umum berpasangan yang menggambarkan
juga kurang, sehingga tarif cenderung naik kontribusi relatif atau pengaruh setiap
yang tidak diimbangi dengan kenaikan elemen terhadap masing-masing tujuan
pelayanan. atau kriteria yang setingkat diatasnya.
Perbandingan dilakukan berdasarkan
Metode Analytic Hierarchy Process
pilihan atau judgement dari pembuat
(AHP)
keputusan dengan menilai tingkat-tingkat
Metoda Analytic Hierarchy Process
kepentingan suatu elemen dibandingkan
(AHP) dikembangkan oleh Prof. Thomas
elemen lainnya.
Lorie Saaty dari Wharton Business School
4. Menormalkan data yaitu dengan membagi
diawal tahun 1970, yang digunakan untuk
nilai dari setiap elemen di dalam matriks
mencari rangking atau urutan prioritas dari
yang berpasangan dengan nilai total dari
berbagai alternatif dalam pemecahan suatu
setiap kolom.
permasalahan. Penyelesaian masalah
5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji
berdasarkan AHP mengandalkan intuisi
konsistensinya, jika tidak konsisten maka
sebagai input utamanya, namun intuisi harus
pengambilan data (preferensi) perlu
datang dari pengambilan keputusan yang
diulangi.
cukup informasi dan memahami masalah
6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk
keputusan yang dihadapi. AHP umumnya
seluruh tingkat hirarki.
digunakan dengan tujuan untuk menyusun
prioritas yang bersifat kompleks atau multi 7. Menghitung eigen vector dari setiap

kriteria. Dengan tuntutan yang semakin tinggi matriks perbandingan berpasangan. Nilai

keterkaitan dengan transparasi dan partisipasi, eigen vector merupakan bobot setiap

Analytic Hierrchy Process (AHP) akan sangat elemen. Langkah ini untuk mensintesis
cocok digunakan untuk penyusunan prioritas pilihan dalam penentuan prioritas elemen-
kebijakan publik yang menuntut transparansi elemen pada tingkat hirarki terendah
dan partisipasi. sampai pencapaian tujuan.
Secara umum pengambilan keputusan 8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak
dengan metode Analytic Hierrchy Process memenuhi dengan CR < 0, 10; maka
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
204 -
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

penilaian harus diulang kembali. Comparison. Perbandingan berpasangan


Rasio Konsistensi (CR) merupakan batas dimulai dari tingkat hirarki paling tinggi,
ketidak konsistenan (inconsistency) yang dimana suatu kriteria digunakan sebagai dasar
ditetapkan Saaty. Angka pembanding pada pembuatan perbandingan. Bentuk matriks
perbandingan berpasangan adalah skala 1 perbandingan berpasangan dapat dilihat pada
sampai 9. Prioritas alternatif terbaik dari total Tabel 1.
rangking yang diperoleh merupakan rangking Perbandingan dilakukan pada
yang dicari dalam Analytic Hierarchy Process kepentingan relatif dua elemen pada suatu
(AHP) ini. tingkat tertentu dalam kaitannya dengan
tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan
Penyusunan Prioritas
inti dari AHP karena akan berpengaruh
Menentukan susunan prioritas elemen
terhadap urutan prioritas dari elemen-
dengan menyusun perbandingan berpasangan
elemennya. Hasil n dari penilaian ini lebih
yaitu membandingkan dalam bentuk
mudah disajikan dalam bentuk matriks
berpasangan seluruh elemen untuk setiap sub
pairwise comparisons yaitu matriks
hirarki. Perbandingan tersebut ditransformasi-
perbandingan berpasangan. Skala yang
kan dalam bentuk matriks. Contoh, terdapat n
digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkan
objek yang dinotasikan dengan (A1, A2, ...., An)
tingkat yang paling rendah (equal importance)
yang akan dinilai berdasarkan pada nilai
sampai dengan skala 9 yang menunjukkan
tingkat kepentingan antara lain Ai dan Aj
tingkatan paling tinggi (extreme impotance),
dipresentasikan dalam matriks Pairwise
yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 Matriks perbandingan berpasangan


A1 A2 ... An
A1 a11 a12 ... a1n
A2 a21 a22 ... a2n
... ... ... ... ...
An An1 An2 ann

Sumber : Suryadi & Ramdhani (2002)

Tabel 2. Skala penilaian perbandingan berpasangan


Intensitas
Definisi Verbal Penjelasan
kepentingan
1 Sama pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama
Penilaian sedikit memihak pada salah satu elemen
3 Sedikit lebih penting
dibandingkan pasangannya
Penilaian sangat memihak pada salah satu elemen
5 Lebih penting
dibandingkan pasangannya
Salah satu elemen sangat berpengaruh dan dominasinya
7 Sangat Penting
tampak secara nyata
Bukti bahwa salah satu elemen lebih penting dari pasangann-
9 Mutlak lebih penting
ya sangat jelas
Nilai tengah dari Nilai yang diberikan jika terdapat keraguan diantara dua
2,4,6,8
penilaian di atas penilaiannya
Jika perbandingan antara elemen i terhadap j menghasilkan salah satu nilai di atas maka
Resiprokal
perbandingan antara elemen j terhadap i akan menghasilkan nilai kebalikan
Sumber : Saaty, (1993)
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
- 205
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Formulasi matematis Metode AHP mengidentifikasi faktor-faktor yang


Secara rinci, prosedur perhitungan dapat mempengaruhi pemilihan moda ke kampus.
diuraikan dalam langkah-langkah berikut: Hermansyah (2007) melakukan
1. Perbandingan antar kriteria yang dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
untuk seluruh hirarki akan menghasilkan penyediaan angkutan umum dari Banda Aceh
beberapa matriks perbandingan ke Jantho dan menganalisa jenis angkutan
berpasangan. Setiap matriks akan umum yang paling efesien dalam upaya
mempunyai : pengembangan wilayah/kota yang ditinjau dari
a. Satu kriteria yang menjadi acuan. kriteria jaringan transportasi, perumahan,
b. Nilai bobot untuk kriteria tersebut. perkantoran dan perdagangan/niaga.
c. Nilai indeks konsistensi (CI). Putra (2013) melakukan penelitian yang
d. Nilai indeks random (RI). bertujuan untuk mengetahui persepsi
2. Untuk setiap matriks perbandingan, mahasiswa, dosen dan karyawan dalam hal
kalikan nilai CI dengan bobot kriteria pemilihan moda untuk perjalanan menuju
acuan. Jumlahkan semua hasil perkalian kampus serta untuk mengetahui prioritas
tersebut, maka akan didapatkan indeks alternatif pemilihan moda berdasarkan
konsistensi hirarki (CI). pertimbangan yang dipilih dan membuat
3. Untuk setiap matriks perbandingan, permodelan pemilihan moda.
kalikan nilai RI dengan bobot acuan.
METODE PENELITIAN
Jumlahkan semua hasil perkalian tersebut,
Lokasi Penelitian
maka akan didapatkan indeks random
Penelitian ini dilakukan pada Kantor
hirarki (RI).
Bupati (Sekretariat Daerah) Kabupaten Aceh
4. Nilai CR didapatkan dengan membagi CI
Besar di kota Jantho.
dengan RI. Suatu hirarki disebut konsisten
bila nilai CR tidak lebih dari 10%. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data
Studi Penelitian Terdahulu
primer dan data sekunder. Data primer yang
Berikut adalah contoh studi terdahulu
dimaksud adalah data yang diperoleh dari
yang membahas tentang pemilihan moda
responden dengan kuesioner. Sedangkan data
dengan menggunakan metode AHP, yaitu
sekunder adalah data yang berfungsi sebagai
sebagai berikut :
pelengkap data primer seperti; jumlah pegawai,
Teknomo, dkk (1999) melakukan
jabatan/golongan, domisili pegawai dan data
penelitian untuk mencari solusi alternatif yang
lainnya.
dapat mengalihkan penggunaan kendaraan
pribadi untuk membantu mengurangi Menentukan Variabel Penelitian
kebutuhan lahan parkir di kampus serta Variabel yang dianggap mempengaruhi
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
206 -
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

responden dalam pemilihan moda transportasi Pengambilan Sampel


untuk tujuan kerja secara umum adalah : Pengambilan sampel pada penelitian ini
1. Biaya Perjalanan,adalah besarnya biaya menggunakan metode stratified random
yang harus ditanggung/dikeluarkan sampling. Sampel yang ditarik dengan
pegawai untuk perjalanan pulang pergi. memisahkan elemen-elemen populasi dalam
2. Waktu Perjalanan,adalah waktutempuh kelompok yang tidak overlapping yang
yang dirasakan pegawaiuntuk sekali disebut strata, dan kemudian memilih sebuah
perjalanan. sampel secara random yaitu pemilihan sampel
3. Aksessibilitas, adalah tingkat kemudahan secara acak dan objektif, sehingga setiap
untuk mencapai lokasi kerja. anggota dari populasi tersebut harus memiliki
4. Kepemilikan Moda, adalah sejumlah moda probabilitas yang sama untuk mewakili
yang dimiliki oleh pegawai. golongannya.
5. Keamanan dankenyamanan, adalah faktor Pada penelitian ini, penulis mengambil
yang bersifat kualitatif dan variatif yang jumlah sampel sebanyak 39 sampel. Sampel
dirasakan berbeda antara responden. tersebut akan dibagi pada tiap-tiap besarnya
Metode yang dipakai adalah Analytic strata (allocation proportional to size of strata).
Hierarchy Process (AHP) yang dimulai Cara ini dipakai jika per strata menunjukkan
dengan membuat struktur hierarki dari perbedaan yang besar, jadi besarnya sampel
permasalahan yang ingin diteliti. Susunan akan dibagi dengan alokasi yang berimbang
dalam struktur hirarki dapat dibedakan dengan besarnya strata. Perincian jumlah
menjadi bentuk level, yaitu level 1 adalah sampel disajikan dalam Tabel 3 berikut :
tujuan, level 2 adalah faktor/kriteria, dan level Tabel 3 Jumlah sampel yang diambil dari tiap
3 adalah alternatif. Garis-garis yang populasi
fi ni
No Responden Ni ni
(Ni/N) (39xfi)
menghubungkan antar level merupakan
1 Golongan IV 27 0,2231 8,7025 9
hubungan yang perlu diukur dengan 2 Golongan III 52 0,4298 16,7603 17
perbandingan berpasangan dengan arah ke 3 Golongan II 42 0,3471 13,5372 13
N 121 1,0000 39
level yang lebih tinggi. Struktur hirarki pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3 Sebanyak 9 sampel yang disebarkan
berikut. untuk pegawai golongan IV, 17 sampel untuk
pegawai golongan III, dan 13 sampel untuk
pegawai golongan II. Pengambilan sampel
memakan waktu kurang lebih 1 bulan.
Sebelum kuesioner diedarkan, telah dilakukan
survei pendahuluan (pilot survei) dengan
menyebarkan 5 sampel untuk menguji apakah
Gambar 3. Struktur hirarki penelitian
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
- 207
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

kuesioner sudah dapat dipahami oleh pengambilan data harus diulangi.


responden atau ada yang perlu diubah dan 6. Mengulangi langkah 3,4 dan 5 untuk
disesuaikan. semua tingkat hierarki.
Menurut Saaty, pada penerapan metode 7. Menghitung vektor eigen dari setiap
AHP yang diutamakan adalah kualitas data matriks perbandingan berpasangan, nilai
dari responden, dan tidak tergantung pada vektor eigen merupakan bobot dari setiap
kuantitasnya. Untuk jumlah responden dalam elemen.
metode AHP tidak memiliki perumusan 8. Memeriksa konsistensi hirarki, jika tidak
tertentu, namun hanya ada batas minimum konsisten penilaian data judgement harus
yaitu dua orang responden (Saaty, 1993). diperbaiki.

Pengolahan Data Analisa Data


Untuk menyelesaikan masalah yang Tahap analisa data merupakan bagian
dihadapi dengan menggunakan metode AHP evaluasi yang akan membahas mengenai hasil-
perlu dilakukan langkah-langkah sebagai hasil yang diperoleh, serta segala macam
berikut : hambatan dan keterbatasan yang akan dialami
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan selama melakukan penelitian dan meliputi hal-
solusi yang diinginkan. hal sebagai berikut:
2. Membuat struktur hierarki yang diawali 1. Analisis proses penentuan kriteria dan
dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan penyusunan hierarki faktor-faktor yang
kriteria dan alternatif. mempengaruhi pemilihan moda.
3. Membuat matriks perbandingan 2. Analisis penentuan alternatif bobot
berpasangan yang menggambarkan masing-masing moda.
kontribusi relatif atau pengaruh setiap
HASIL DAN PEMBAHASAN
elemen terhadap setiap tujuan dan kriteria
Karakteristik Responden
yang setingkat diatasnya. Perbandingan
dilakukan dengan menilai tingkat Pangkat dan golongan
kepentingan suatu elemen dengan elemen Dari hasil penyebaran kuesioner, didapat
lainnya. jumlah responden sebanyak 39 orang yang
4. Melakukan perbandingan berpasangan dibagi ke dalam tiga golongan ruang/pangkat.
sehingga diperoleh judgement seluruhnya Distribusi 39 responden berdasarkan pangkat
sebanyak n x [(n-1) / 2] buah, dengan n dan golongan ruang dapat dilihat pada Gambar
adalah banyaknya elemen yang 4.
dibandingkan.
5. Menghitung nilai eigen dan menguji
konsistensinya, jika tidak konsisten
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
208 -
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

33% 23%
Golongan IV

Golongan III
44%
Golongan II

Gambar 4. Distribusi responden berdasarkan


pangkat dan golongan Gambar 6. Distribusi responden berdasarkan
pemilihan moda
Jenis kelamin
Pemilihan moda dan jenis kelamin
Dari hasil penyebaran kuesioner dengan
Karena moda transportasi yang dipakai
jumlah responden sebanyak 39 orang,
oleh responden bervariasi, maka jika melihat
responden pria sebanyak 27 orang (69%) dan
moda apa yang dipakai berdasarkan gendernya
responden wanita sebanyak 12 orang (31%).
dapat dilihat pada gambar 7 berikut.
Distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada Gambar 5 berikut :

Gambar 5. Distribusi responden berdasarkan Gambar 7. Distribusi responden berdasarkan


jenis kelamin pemilihan moda dan jenis kelamin

Pemilihan moda Dari gambar dapat dilihat bahwa untuk


Sebanyak 39 orang responden yang pemakaian mobil dinas dan angkutan pribadi
dipilih, moda yang dipakai bervariasi. Karena tidak ada responden wanita. Sedangkan untuk
jaraknya yang jauh dari tempat tinggal, pemakaian mobil pribadi dan bus kantor
responden biasanya berganti-ganti moda untuk didominasi oleh wanita yaitu sebanyak empat
perjalanan menuju tempat kerja. Distribusi orang berbanding tiga orang dengan
responden berdasarkan moda yang dipakai responden pria. Untuk moda yang lain masih
dapat dilihat pada Gambar 6 . didominasi oleh responden pria.
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
- 209
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Kriteria Pilihan Responden Kriteria pilihan pegawai golongan III


Dari hasil pengolahan data individu,nilai Untuk pegawai golongan III didapat
pilihan responden tersebut kemudian akan bahwa faktor aman dianggap paling
dikumpulkan ke dalam suatu tabel. Untuk mempengaruhi pemilihan moda menuju
mencari nilai rata-rata dari keseluruhan nilai tempat kerja dengan nilai 28,71%. Faktor
pilihan responden digunakan perhitungan nyaman, waktu dan akses hanya berbeda tipis
geometrik rata-rata. Nilai-nilai tersebut di urutan selanjutnya dengan nilai 22,10%,
kemudian akan dipisahkan menjadi nilai 20,28% dan 18,35%. Sehingga faktor biaya
pilihan pegawai tiap golongan. Hasil dari tabel dianggap kurang mempengaruhi untuk
perhitungan geometrik akan dimasukkan perjalanan menuju tempat kerja dengan nilai
kedalam matriks perbandingan berpasangan 10,56%.
yang baru sehingga didapat nilai priority
Kriteria pilihan pegawai golongan II
vector untuk setiap subpopulasi. Grafik kriteria
Faktor nyaman (31,00%) merupakan
pilihan pegawai tiap golongan dapat dilihat
faktor pilihan pegawai golongan II menuju
pada Gambar 8.
tempat kerja diikuti faktor aman sebesar
25,92%. Hal ini tidak terlepas dari mayoritas
pegawai yang memakai bus dinas untuk
perjalanan kerja dimana para pegawai tersebut
merasa kendaraan dinas tersebut mewakili dua
faktor terpenting dalam sebuah perjalanan.

Kriteria global pilihan responden


Setelah dilakukan matriks perbandingan
Gambar 8. Kriteria pilihan pegawai golongan IV, berpasangan, didapat priority vector untuk
III, dan II
masing-masing subpopulasi. Grafik kriteria

Kriteria pilihan pegawai golongan IV pilihan responden dapat dilihat pada Gambar 9.

Untuk pegawai golongan IV didapat


bahwa faktor waktu (31,83%) adalah pilihan
pertama diikuti aman (23,01%) danakses
(18,62%). Dari pilihan tersebut dapat
disimpulkan bahwa faktor yang dianggap
paling mempengaruhi adalah waktu yang
cepat dan akses yang mudah menuju tempat
kerja dengan tidak melupakan faktor
keamanan, karena rute yang dilalui adalah
jalan nasional. Gambar 9. Kriteria pilihan responden
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
210 -
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Nilai priority vector untuk kriteria pilihan Faktor aman pilihan pegawai golongan
responden didapat bahwa faktor yang IV
dianggap paling mempengaruhi dalam Nilai priority vector untuk pegawai
pemilihan moda menuju tempat kerja adalah golongan IV didapat bahwa moda transportasi
aman sebesar 26,93%. Keamanan menjadi hal yang paling aman menuju tempat kerja adalah
yang paling penting selain kenyamanan mobil (41,62%) diikuti oleh bus kantor
(22,55%). Karena lokasi yang jauh yang bisa (39,71%). Angkutan umum berupa mini bus
memakan waktu sampai satu jam perjalanan, dan sepeda motor menjadi pilihan terakhir
responden beranggapan bahwa faktor nyaman dengan nilai 11,95% dan 6,72%.
menjadi penting, karena tujuan perjalanan
Faktor aman pilihan pegawai golongan
adalah untuk bekerja sehingga apabila
III
kelelahan dalam perjalanan maka akan
Nilai priority vector untuk pegawai
mempengaruhi kinerja di kantor. Faktor waktu
golongan III juga didapat bahwa mobil dan
juga menjadi hal yang penting yaitu sebesar
bus kantor merupakan moda paling aman
21,58%, jadi responden juga berharap
menuju tempat kerja, tetapi persentasi bus
perjalanan yang dilakukan menuju lokasi kerja
kantor lebih besar dengan nilai 40,33%
dapat tepat waktu.
berbanding dengan mobil pribadi sebesar
Pemilihan Moda Untuk Kriteria Aman 33,64%.
Grafik pemilihan moda kriteria aman
Faktor aman pilihan pegawai golongan
pilihan responden dapat dilihat pada Gambar
II
10 berikut.
Untuk pegawai golongan II juga didapat
bahwa moda yang dianggap paling aman
menuju tempat kerja adalah bus kantor dengan
nilai 37,18% unggul sedikit dari mobil pribadi
sebesar 33,62%. Bus kantor termasuk aman
menurut para responden dengan menempati
urutan dua teratas. Hal ini membuka peluang
bagi bus kantor untuk menjadi pilihan menuju
tempat kerja jika standar pelayanan yang lain
bisa ditingkatkan.

Pemilihan Moda Untuk Kriteria


Nyaman
Grafik pemilihan moda kriteria nyaman
Gambar 10. Kriteria aman pilihan responden
pilihan responden disajikan pada Gambar 11.
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
- 211
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

bahwa moda yang dianggap paling nyaman


menuju tempat kerja adalah bus kantor
(40,15%) lebih unggul daripada mobil pribadi
dengan 37,78%. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya pegawai golongan II yang memilih
bus kantor sebagai moda menuju tempat kerja
selain moda pribadi mereka.

Gambar 11. Kriteria nyaman pilihan responden


Pemilihan Moda Untuk Kriteria Akses
Faktor nyaman pilihan pegawai Grafik pemilihan moda kriteria akses
golongan IV pilihan responden dapat dilihat pada Gambar
Untuk pegawai golongan IV didapat 12 berikut :
bahwa moda yang dirasa paling nyaman
menuju tempat kerja adalah mobil (52,32%)
diikuti oleh bus kantor (30,31%). Sepeda
motor tidak populer sebagai moda yang
nyaman dinaiki disebabkan oleh jarak
perjalanan yang jauh, dan angkutan umum
juga tidak nyaman karena angkutan tersebut
juga dipakai oleh pedagang untuk mem-
bawakan barang dagangan untuk dijual di kota Gambar 12. Kriteria akses pilihan responden
Jantho.
Faktor akses pilihan pegawai golongan
IV
Faktor nyaman pilihan pegawai
Nilai priority vector untuk pegawai
golongan III
golongan IV didapat bahwa moda transportasi
Untuk pegawai golongan III didapat
dengan akses yang mudah menuju kampus
bahwa mobil merupakan moda yang paling
adalah kendaraan pribadi yaitu mobil dengan
nyaman menuju tempat kerja dengan
nilai 44,80% diikuti oleh sepeda motor dengan
persentasi paling tinggi yaitu sebesar 50,69%
36,25%. Kemudahan untuk mencapai suatu
jauh meninggalkan tiga moda yang lain.
tujuan dengan menggunakan moda pribadi
Pilihan selanjutnya jatuh ke bus kantor dengan
memang sampai saat ini lebih unggul untuk
22,69% diikuti oleh mini bus dengan 14,31%
perjalanan jarak dekat dan sedang atau untuk
dan sepeda motor dengan 12,30%.
perjalanan antar kota yang berdekatan. Hal ini
Faktor nyaman pilihan pegawai disebabkan dengan kendaraan pribadi kita
golongan II dapat mengatur waktu sendiri dan tidak perlu
Untuk pegawai golongan II didapat adanya waktu menunggu.
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
212 -
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Faktor akses pilihan pegawai golongan Faktor biaya pilihan pegawai golongan
III IV
Nilai priority vector untuk pegawai Untuk pegawai golongan IV didapat
golongan III didapat bahwa moda transportasi bahwa moda transportasi dengan biaya yang
yang dianggap aksesnya paling mudah menuju murah untuk perjalanan menuju tempat kerja
tempat kerja adalah sepeda motor dengan adalah bus kantor sebesar 54,25%. Persentasi
40,60%. Pilihan selanjutnya adalah mobil pemilihan bus kantor jauh melebihi perolehan
pribadi dengan 35,41%. Angkutan umum dan tiga pilihan moda yang lain.
angkutan kantor merupakan dua moda yang
Faktor biaya pilihan pegawai golongan
dirasa aksessibilitasnya susah untuk perjalanan
III
menuju tempat kerja.
Untuk pegawai golongan III didapat
Faktor akses pilihan pegawai golongan bahwa moda yang dianggap paling murah
II untuk perjalanan menuju tempat kerja adalah
Nilai priority vector untuk pegawai bus kantor dengan nilai 45,54%. Sepeda motor
golongan II didapat bahwa moda transportasi menempati urutan kedua dengan 30,07%.
yang dianggap aksesnya paling mudah menuju Sementara itu angkutan umum dan mobil
tempat kerja adalah mobil pribadi (42,01%) pribadi menjadi pilihan terakhir dengan nilai
dan sepeda motor (35,85%). Angkutan pribadi 14,22% dan 10,17%.
menjadi pilihan responden karena
Faktor biaya pilihan pegawai golongan
aksessibilitasnya yang gampang diatur sendiri.
II
Pemilihan Moda Untuk Kriteria Biaya Untuk pegawai golongan II didapat
Grafik pemilihan moda kriteria biaya bahwa moda yang dianggap mempunyai biaya
pilihan responden dapat dilihat pada Gambar paling murah dalam perjalanan menuju tempat
13. kerja adalah bus kantor dengan nilai 54%.
Prioritas pemilihan bus kantor sebagai moda
paling murah untuk perjalanan menuju tempat
kerja sangat besar jauh meninggalkan
pemilihan moda lain.

Pemilihan Moda Untuk Kriteria Waktu

Grafik pemilihan moda kriteria waktu


pilihan responden disajikan pada Gambar 14.

Gambar 13. Kriteria biaya pilihan responden


Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
- 213
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

mempunyai waktu tempuh cepat menuju


tempat kerja adalah mobil pribadi (41,43%)
diikuti oleh sepeda motor (36,78%). Dari hasil
jawaban responden dapat disimpulkan bahwa
moda yang mempunyai waktu tempuh yang
cepat adalah angkutan pribadi yaitu mobil dan
sepeda motor, sedangkan angkutan umum dan
angkutan kantor selalu mendapat sedikit
Gambar 14. Kriteria waktu pilihan responden penilaian dari responden.

Faktor waktu pilihan pegawai golongan Pemilihan Moda Global


IV Pemilihan moda pilihan setiap
Nilai priority vector untuk pegawai subpopulasi dapat juga disebut pemilihan
golongan IV didapat bahwa moda transportasi moda global, yaitu memilih moda berdasarkan
dengan waktu tempuh yang paling cepat gabungan kriteria dan alternatif yang dipilih
menuju tempat kerja adalah mobil dengan oleh para responden menurut populasi masing-
43,93% diikuti oleh sepeda motor dengan masing. Perhitungan dilakukan dengan
35,77%. Hal ini senada dengan pemilihan perkalian matriks 1x5 yaitu kriteria, dengan
berdasarkan akses, dimana jika waktu untuk matriks 5x4 yaitu alternatif, sehingga didapat
berhenti kita kurangi maka jarak yang matriks 1x4.
ditempuh akan lebih cepat sampai.
Pemilihan moda pilihan pegawai
Faktor waktu pilihan pegawai golongan golongan IV
III Setelah menggabungkan semua kriteria
Untuk pegawai golongan III didapat dan alternatif pilihan Pegawai Negeri Sipil
bahwa moda yang mempunyai waktu tempuh Golongan IV, maka hasil prioritas global dapat
yang cepat menuju tempat kerja adalah sepeda dilihat pada Tabel 4.
motor dan mobil pribadi dengan perbedaan
Dari hasil perkalian matriks didapatkan
yang tipis yaitu 35,74% dan 33,32%. Bus
bahwa moda yang menjadi pilihan pegawai
kantor lebih unggul dari angkutan umum
golongan IV adalah mobil dengan 39,94%,
dengan nilai 20,32% berbanding 10,62%. Hal
diikuti oleh bus kantor dengan 25,74%. Pilihan
ini diakibatkan oleh waktu berhenti bus kantor
selanjutnya adalah sepeda motor (23,42%) dan
yang lebih sedikit dari angkutan umum.
angkutan umum (10,90%). Mobil menempati
Faktor waktu pilihan pegawai golongan peringkat teratas karena unggul di faktor aman,
II nyaman, akses dan waktu, sedangkan bus
Untuk pegawai golongan II moda yang kantor hanya unggul dalam hal biaya.

Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017


214 -
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Pemilihan moda pilihan pegawai golongan II


golongan III Setelah menggabungkan semua kriteria
Setelah menggabungkan semua kriteria dan alternatif pilihan Pegawai Negeri Sipil
dan alternatif pilihan Pegawai Negeri Sipil Golongan II, maka hasil prioritas global dapat
Golongan III, maka hasil prioritas global dapat dilihat pada Tabel 6.
dilihat pada Tabel 5. Dari hasil perkalian matriks pegawai
Dari hasil perkalian matriks didapatkan golongan II, mobil pribadi masih menduduki
bahwa moda yang menjadi pilihan pegawai peringkat pertama dengan 33,44% diikuti oleh
golongan III adalah mobil (35,19%), diikuti bus kantor, sepeda motor dan angkutan umum.
oleh bus kantor (27,51%). Pilihan selanjutnya Tetapi prioritas pemilihan sudah berubah
adalah sepeda motor (23,10%) dan angkutan dengan mobil hanya unggul dalam hal akses
umum (14,19%). Untuk faktor aman dan biaya, dan waktu, sedangkan dalam hal keamanan,
responden lebih memilih bus kantor sebagai kenyamanan dan biaya bus kantor lebih
pilihan utama, sedangkan mobil pribadi unggul.
unggul dalam hal kenyamanan. Sepeda motor
Pemilihan moda pilihan responden
mencuri perhatian dengan unggul dalam hal
Setelah menggabungkan semua kriteria
akses dan waktu dengan nilai hanya sedikit
dan alternatif pilihan responden, maka hasil
dibawah bus kantor.
prioritas global untuk responden dapat dilihat
Pemilihan moda pilihan pegawai pada Tabel 7.
Tabel 4. Prioritas lokal dan global PNS Golongan IV
Kriteria/ Alt Aman Nyaman Akses Biaya Waktu Prio
Rank
Bobot (%) 23,01 13,38 18,62 13,16 31,83 Global (%)
Mobil 41,62 52,32 44,80 7,88 43,93 39,94 1
Sepeda Motor 6,72 7,82 36,25 20,49 35,77 23,42 3
Bus Kantor 39,71 30,31 9,44 54,25 11,48 25,74 2
Mini Bus 11,95 9,56 9,51 17,38 8,82 10,90 4

Tabel 6. Prioritas lokal dan global PNS Golongan II


Kriteria/ Alt Aman Nyaman Akses Biaya Waktu Prio
Rank
Bobot (%) 25,92 31,00 12,34 14,08 16,65 Global (%)
Mobil 33,62 37,78 42,01 6,60 41,43 33,44 1
Sepeda Motor 11,07 11,70 35,85 20,68 36,78 19,96 3
Bus Kantor 37,18 40,15 9,56 54,00 14,08 33,21 2
Mini Bus 18,13 10,38 12,58 18,71 7,71 13,39 4

Tabel 5. Prioritas lokal dan global PNS Golongan III


Kriteria/ Alt Aman Nyaman Akses Biaya Waktu Prio
Rank
Bobot (%) 28,71 22,10 18,35 10,56 20,28 Global (%)
Mobil 33,64 50,69 35,41 10,17 33,32 35,19 1
Sepeda Motor 8,74 12,30 40,60 30,07 35,74 23,10 3
Bus Kantor 40,33 22,69 10,84 45,54 20,32 27,51 2
Mini Bus 17,29 14,31 13,14 14,22 10,62 14,19 4

Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017


- 215
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Tabel 7. Prioritas lokal dan global pilihan responden


Kriteria/ Alt Aman Nyaman Akses Biaya Waktu Prio
Rank
Bobot (%) 26,93 22,55 16,51 12,43 21,58 Global (%)
Mobil 35,51 47,35 39,75 8,39 38,50 36,16 1
Sepeda Motor 8,95 10,92 38,09 24,50 36,40 22,06 3
Bus Kantor 39,39 29,83 10,08 50,72 15,86 28,72 2
Mini Bus 16,15 11,89 12,08 16,39 9,24 13,06 4

Dari hasil perkalian matriks global semua moda yang lain, sedangkan angkutan
pilihan semua responden didapatkan bahwa umum terlihat tidak sanggup untuk bersaing
moda yang menjadi pilihan menuju tempat dengan kendaraan pribadi dan angkutan kantor
kerja adalah mobil sebesar 36,16% unggul dalam hal perjalanan menuju tempat kerja.
jauh daripada moda yang lain. Sedangkan bus Jika mengesampingkan jarak yang ditempuh,
kantor hanya bersaing sedikit dengan sepeda karena yang ditinjau dalam penelitian ini
motor yakni sebesar 28,72 dan 22,06%. adalah Pegawai Negeri Sipil kota Jantho yang
Angkutan umum menempati urutan terakhir memang berdomisili di kota Banda Aceh,
dengan 13,06%. maka untuk faktor atau kriteria yang lain hal-
hal yang mempengaruhi pemilihan moda
Analisa Data
menuju tempat kerja dapat dilihat pada Tabel 8
Jika kita menggabungkan pemilihan
berikut :
moda oleh responden berdasarkan faktor atau
Tabel 8. Faktor Penilaian Responden
kriteria yang menyertai moda tersebut, maka Mobil Sepeda Mini
Kriteria Bus Kantor
Pribadi Motor Bus
hasilnya dapat dilihat pada Gambar 15 berikut : Akses mudah mudah mudah sulit
Gratis, jika
menaiki bus
kantor dinas
Rp.
Rp. 30rb Rp. 15rb tempat beker-
15rb
Biaya – 50rb – 20rb ja dan Rp 5rb
per
per hari per hari jika menaiki
hari
bus kantor
dinas yang
lain
± 45 ± 45 ± 1,5
Waktu ± 1 jam
menit menit jam

Jika melihat tabel di atas dapat diketahui


Gambar 15. Distribusi pemilihan moda
berdasarkan kriteria pilihan mengapa bus kantor unggul sangat jauh dalam
responden
hal biaya daripada moda yang lain. Waktu
Pada gambar dapat kita lihat bahwa yang diberikan adalah waktu rata-rata yang
moda mobil pribadi unggul dalam hal didapat untuk perjalanan dihitung dari
kenyamanan, sedangkan sepeda motor terlihat Simpang Lambaro sampai dengan kota Jantho.
unggul dalam hal akses dan waktu. Untuk Untuk faktor keamanan dan kenyamanan tidak
faktor biaya terlihat bus kantor unggul atas dimasukkan karena faktor tersebut bukanlah
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
216 -
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

faktor yang dapat dinilai. (36,4%).


7. Pilihan pertama responden untuk
KESIMPULAN DAN SARAN
pemilihan moda global adalah mobil
Kesimpulan
pribadi dengan persentasi 36,16%, mobil
Berdasarkan hasil penelitian dan
unggul di faktor kenyamanan,
pembahasan, maka dapat disimpulkan
aksessibilitas dan waktu tempuh. Bus
beberapa hal yaitu :
kantor menempati urutan kedua dengan
1. Faktor utama yang mempengaruhi
persentasi 28,72% unggul pada
pemilihan moda menuju tempat kerja
keamanan dan biaya. Urutan ketiga
adalah keamanan (26,93%), kenyamanan
ditempati sepeda motor (22,06%) diikuti
(22,55%) dan waktu (21,58%).
dengan angkutan umum (13,06%).
2. Dari segi keamanan, moda paling aman
pilihan responden adalah bus kantor Saran
(39,39%). Mobil pribadi menduduki Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu
urutan kedua dengan nilai 35,51%. adanya saran dalam penelitian ini sehingga
Sepeda motor dan angkutan umum apabila dilakukan studi sejenis, hasil yang
menjadi moda yang tidak populer dengan didapatkan akan lebih baik, yaitu :
persentasi sebesar 8,95% dan 16,15%. 1. Kendaraan dinas seperti bus kantor
3. Dari segi kenyamanan, moda yang paling sebaiknya dilakukan perbaikan dengan
nyaman pilihan responden adalah mobil penambahan fasilitas kenyamanan,
dengan nilai 47,35% diikuti dengan bus disiplin waktu dan penambahan kapasitas.
kantor sebesar 29,83%. Sepeda motor 2. Perlu adanya titik poin dimana kendaraan
dan angkutan umum tetap menjadi dinas ini menunggu, seperti halte khusus
prioritas terakhir. yang disediakan oleh pemkab setempat
4. Dari segi akses, moda pilihan responden dan juga menyediakan tempat parkir
tetap mobil dengan persentasi 39,75%. khusus untuk pegawai sehingga mereka
Posisi kedua ditempati sepeda motor dapat memarkirkan kendaraan dengan
dengan persentasi 38,09%. aman dan melanjutkan perjalanan
5. Dari segi biaya, bus kantor menempati menuju kantor dengan bus dinas.
urutan pertama dengan selisih yang besar 3. Untuk keperluan akademisi dan
terhadap moda lainnya dengan nilai penelitian, sehubungan dengan akan
50,72% atau setengah dari total dimulainya Pembangunan Jalan Tol Aceh
persentasi. Trans-Sumatera, trase Pembangunan
6. Dari segi waktu, moda pilihan responden Jalan Tol Aceh akan melewati ruas jalan
adalah mobil sebesar 38,5% dan Seulimum – Jantho, maka penelitian bisa
berselisih tipis dengan sepeda motor dikembangkan menjadi permodelan
Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017
- 217
Transportasi dan Pemodelan
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

transportasi dengan menganalisa


pemilihan rute.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hobbs, F.D 1995, Perencanaan dan Teknik
Lalulintas, Suprapto dan Waldjono,
Gajah Mada University Press.
Munawar, A 2005, Dasar-dasar Teknik
Transportasi, Beta Offset, Jogjakarta.
Papacostas C.S 1993, Transportation
Enginering and Planning, Prentice
Hall International Inc, USA.
Saaty, T.L1993, Pengambilan Keputusan
Bagi Para Pemimpin, Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta.
Tamin O.Z 2008, Perencanaan,
Permodelan dan Rekayasa
Transportasi, Institut Teknologi
Bandung (ITB), Bandung.
Tamin O. Z 2000, Perencanaan dan
Permodelan Transportasi, Edisi II,
institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Warpani, S 1990, Merencanakan Sistim
Perangkutan, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.

Volume 1 Special Issue, Nomor 1, September 2017


218 -
Transportasi dan Pemodelan

You might also like