You are on page 1of 8

TINGKAT KESIAPAN KOTA SURAKARTA

TERHADAP DIMENSI MOBILITAS CERDAS (SMART MOBILITY)


SEBAGAI BAGIAN DARI KONSEP KOTA CERDAS (SMART CITY)

ALFARIANI PRATIWI
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

SOEDWIWAHJONO
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

ANA HARDIANA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

Abstract. The city has a problem that often arises due to the construction of their own city. To prevent
that, city management needs through a sustainable approach to the concept of planning. Now, the
concept of smart city is developing, where several major cities in Indonesia have started
implementing the concept. Surakarta be a pioneer in the use of technology of transportation
commonly called Intelligent Transport Systems(ITS). Surakarta indicated to apply the concept of
smart city. Together with Indosat, subsidiary of PT. Starone Partner Telecommunications (SMT)
cooperate to apply the concept of smart city in Surakarta for example, e-transportation. E-
transportation similar to the principle of smart mobility in the theory of smart city. Howerver not only
the application of smart mobility technology, but also need to look at the aspects that provide
comfort, security, and sustainability.
This study wanted to see the level of readiness of Surakarta to smart mobility dimension as part of the
smart city concept. The aspects of this research are local accessibility, international accessibility,
multi-modal access, information and communication technology infrastructure supporting urban
mobility, sustainable transport and safety. The analytical method used in this research is the analysis
technique of scoring which assess the readiness of each aspect and the overall readiness. The results
showed that Surakarta belongs to the category ready but conditional on the application of smart
mobility. This means Surakarta need to do several requirements either repair or procurement in some
aspects. Aspects that have been prepared but has some requirements which need to be done are the
aspect of local accessibility, international accessibility, multi-modal access, and information and
communication technology infrastructure supporting urban mobility. Sustainable transport and safety
aspects belong to the category not ready to support the implementation of smart mobility in
Surakarta.

Keywords: smart city, smart mobility, smart transportation

PENDAHULUAN
Kota memiliki permasalahan yang Saat ini tengah berkembang konsep
terus bertambah dalam penataan smart city atau kota cerdas, dimana kota-
ruangnya seiring waktu berjalan. Tidak kota besar di Indonesia sudah mulai
jarang permasalahan yang muncul menerapkan konsep tersebut, namun
diakibatkan oleh pembangunan kotanya masih belum mencapai seutuhnya. Kota-
sendiri. Untuk dapat mencegah hal kota yang disebut smart city adalah kota
tersebut dibutuhkan manajemen kota yang pada awalnya memiliki terobosan
melalui pendekatan konsep baru dalam penyelesaian masalah di
perencanaan yang berkelanjutan. kotanya, dan sukses meningkatkan
performa kotanya (Widyaningsih,2013).
Alfariani dkk, Tingkat Kesiapan...

Nijkamp et al(2009) dalam transportasi. Inovasi yang dilakukan


Widyaningsih (2013) mendefinisikan sekaligus membuat Kota Surakarta
kota cerdas sebagai kota yang mampu menjadi pioner yaitu dalam penggunaan
menggunakan sumber daya teknologi yang biasa disebut Intelligent
manusia(SDM), modal sosial,dan Transport System atau ITS. (anonim
infrastruktur telekomunikasi modern dalam implementasi “move people not
untuk mewujudkan pertumbuhan car” di Kota Solo, 2013). Penerapan
ekonomi berkelanjutan dan kualitas teknologi di bidang transportasinya
kehidupan yang tinggi, dengan sejalan dengan prinsip dimensi
manajemen sumber daya yang bijaksana mobilitas cerdas pada konsep kota
melalui pemerintahan berbasis cerdas, yaitu mengenai sistem
partisipasi masyarakat. Cohen(2011) transportasi kota cerdas yang
menyebutkan bahwa kota cerdas dihubungkan oleh teknologi informasi
diidentifikasikan pada 6 (enam) dimensi dan komunikasi antara moda mobil,
utama yaitu smart government transportasi air, kereta api, dan
(pemerintahan cerdas), smart economy transportasi udara (Nurmandi ,2014,
(ekonomi cerdas), smart society 403).
(kehidupan sosial cerdas), smart Penerapan teknologi di bidang
mobility (mobilitas cerdas), smart transportasi juga menjadi langkah awal
environment (lingkungan cerdas), dan solusi E-Transportation yang sejalan
quality of live (hidup berkualitas). Dari dengan mobilitas cerdas sebagai bagian
enam (6) dimensi tersebut dalam dari konsep kota cerdas yang akan
penerapannya setiap kota dapat diterapkan di Kota Surakarta. Kota
memfokuskan pada salah satu dimensi Surakarta memang menjadi salah satu
saja tergantung dari karakteristik kota percontohan transportasi di Indonesia,
dan urgensi permasalahan kotanya. namun Kota Surakarta dianggap juga
Misalnya, Kota Copenhagen yang ada di masih memiliki permasalahan krusial
Denmark memfokuskan diri untuk transportasi yang perlu dibenahi (Kepala
pengoptimalan bidang lingkungan. Sub Direktorat Lalu Lintas Angkutan Jalan
Karena hal ini, Copenhagen dianggap (LLAJ) Kemenhub,Ahmadi, 2012).
sebagai salah satu kota cerdas di dunia Pada dasarnya konsep smart city
(Anonim, 2014). tidak hanya tentang penerapan teknologi
Kota Surakarta merupakan salah satu untuk mengurai permasalahan perotaan,
kota di Indonesia yang tengah namun juga bagaimana tata kelola di
berkembang dengan permasalahan kota perkotaan yang mampu memberikan
yang juga ikut bertambah. Kota rasa aman, nyaman, dan berkelanjutan
Surakarta sendiri sudah ada indikasi (Prof.Suhono Supangkat, 2015). Oleh
untuk ikut menerapkan konsep smart karenanya, keinginan untuk menerapkan
city. Indosat bersama anak perusahaan e-transportastion yang sejalan dengan
PT. StarOne Mitra Telekomunikasi (SMT) mobilitas cerdas di Kota Surakarta bukan
berkolaborasi untuk mewujudkan hanya melihat dari segi teknologi saja,
konsep smart city di Kota Surakarta. namun juga perlu melihat aspek-aspek
Solusi yang rencananya akan diterapkan lain yang dapat mencerdaskan mobilitas
antara lain E-government, E-tax, E- kota. Penelitian ini ingin mengetahui
transportastion, Smart tourism, tingkat kesiapan Kota Surakarta dalam
Workforce Management, dan Smart menerapkan konsep smart city yang
Street Lightning (Hendra Sumiarsa, dilihat dari salah satu dimensinya, yaitu
Division Head M2M Solution Indosat, dimensi smart mobility (mobilitas
2015). cerdas).
Dalam mendukung program
prioritas (RPJM) untuk periode 2011- METODE PENELITIAN
2015, Kota Surakarta melakukan inovasi Ruang lingkup wilayah penelitian
penerapan teknologi di bidang yaitu Kota Surakarta. Ruang lingkup
transportasi yang sesuai dengan salah pembahasannya yaitu mengenai
satu program prioritas, yaitu layanan
35
Region, Volume 6, No. 2, Juli 2015

mobilitas cerdas yang berfokus pada Dari tingkat kepuasan dengan akses
transportasi umum yang bertrayek. ke transportasi umum hasil kuesionernya
Pendekatan penelitian pada mendapatkan jumlah skor sebesar 990
penelitian ini bersifat deduktif atau biasa untuk tingkat kepuasan terhadap akses
disebut umum-khusus yaitu peneliti ke transportasi umum. Nilai tersebut
menguji pertanyaan penelitian yang berada pada range nilai 833-1167 yang
diturunkan dari teori. Teori terlebih berarti masuk pada kategori siap
dahulu dijelaskan secara eksplisit untuk bersyarat. Sedangkan tingkat kepuasan
kemudian dapat dilanjutkan untuk dengan kualitas angkutan umum yang
menguji pertanyaan penelitian. juga diperoleh dari hasil kuesioner
Teknik analisis data yang digunakan mendapatkan jumlah skor 415. Nilai
pada penelitian ini adalah teknik analisis tersebut berada pada range nilai 333-
skoring. Data-data yang terdapat pada 467, yang berarti masuk pada kategori
penelitian ini merupakan data nominal siap, bersyarat. Menurut Giffinger
yang bersifat kualitatif, yang kemudian (2007), aspek kepuasan terhadap akses
diubah menjadi data kuantitatif dengan dan kualitas transportasi umum penting
cara pemberian skor(skoring). Untuk dalam mendukung kemudahan untuk
mendapatkan temuan dilakukan dengan melakukan perpindahan dari satu tempat
cara membandingkan hasil skoring ke tempat lain dengan mudahnya
dengan teori dan kondisi-kondisi yang mengakses transportasi umum dan
ada di Kota Surakarta. kualitasnya yang memuaskan. Kota
Teknik analisis yang dilakukan Surakarta sendiri masih belum dapat
antara lain: (1) Analisis skoring kesiapan memuaskan dari segi akses maupun
dari parameter tiap variabel; (2) Analisis kualitas dari transportasi umumnya.
Kesiapan Kota terhadap Mobilitas Masyarakat masih merasa akses ke
Cerdas. transportasi umum belum mudah pada
setiap waktu, ada kalanya pada waktu
tertentu transportasi umum sulit diakses.
HASIL DAN PEMBAHASAN Begitu juga untuk kualitas transportasi
Tingkat Kesiapan Aksesibilitas Lokal umum di kota Surakarta, masyarakat
Tingkat kesiapan aksesibilitas lokal pengguna transportasi umum belum
dilihat dari beberapa aspek yaitu, merasakan kepuasan yang tinggi
jaringan transportasi umum, tingkat terhadap kualitas transportasi umum.
kepuasan terhadap akses dan kualitas Kepuasan yang ada saat ini antara lain
transportasi umum. Berdasarkan data dikarenakan kenyamanan sebagian
yang diperoleh presentase jaringan moda yang sudah dilengkapi AC(Air
transportasi umum yang melayanai Kota Conditionair) dan keramahan dari
Surakarta sebesar 84,92%. Nilai tersebut kondekturnya. Namun ketidakpuasan
masuk pada karegori sangat siap, yang dari masyarakat pengguna juga masih
memiliki range nilai presentase jaringan ada, antara lain ketidak- nyamanan dari
transportasi umum yang melayani kota dalam moda yang tidak berAC, penuh
yaitu >66%. Menurut Gifinger (2007), sesak penumpang saat jam puncak
sebuah kota cerdas perlu didukung berangkat/ pulang sekolah maupun
dengan jaringan transportasi umum yang kerja, ketidaktepatan jadwal yang
dapat melayani keseluruhan wilayah membuat lama menunggu, dan masih
kota. Sementara Kota Surakarta sudah ditemukan moda yang sudah tidak layak.
hampir memenuhi pelayanan Jadi, untuk aspek tingkat kepuasan
transportasi umumnya melalui jaringan terhadap akses dan kualitas transportasi
transportasi yang tersedia sebesar umum di Kota Surakarta bisa mendukung
84,92% dari keseluruhan luas wilayah untuk mobilitas cerdas namun perlu
kotanya. Hal tersebut dapat mendukung melakukan beberapa perbaikan dan
Kota Surakarta untuk mempersiapkan peningkatan kualitas (dari segi kondisi
menjadi kota cerdas dari aspek jaringan moda yang layak) serta kuantitas (dari
transportasi umumnya. segi jumlah modanya) dari transportasi
umumnya.
36
Alfariani dkk, Tingkat Kesiapan...

Nilai skoring tingkat kesiapan udara melalui transportasi umum berupa


aksesibilitas lokal berdasarkan jaringan bus yaitu berupa bus BST koridor 1 dan
transportasi umum, kepuasan terhadap Damri. Hal ini berarti pada tingkat
akses dan kualitas transportasi umum kesiapan aksesibilitas internasioanl Kota
adalah tujuh(7) yang berarti termasuk Surakarta masuk pada kategori siap
dalam kategori siap namun memiliki bersyarat. Menururt Bintarto (1989)
syarat antara lain meningkatkan aksesibilitas perlu didukung oleh
intensitas adanya transportasi umum dari banyaknya sistem jaringan yang
segi jumlah moda dan memperbaiki tersedia. Kota Surakarta memiliki
kondisi transportasi umum yang sudah jaringan transportasi yang mendukung
tidak layak yang dapat mengurangi aksesibilitas internasional yaitu berupa
kenyamanan penggunanya. jaringan transportasi umum bus kota
yang melayani hingga bandar udara.
Tingkat Kesiapan Akses Multi Moda Namun, jaringan transportasi yang
Tingkat kesiapan akses multi moda terdapat hanya dari bus kota, belum
dilihat dari adanya moda yang terdapat jaringan kereta api yang
terintegrasi antara darat, rel, dan udara. menuju bandar udara..
Berdasarkan data yang diperoleh, di Nilai skoring tingkat kesiapan
Kota Surakarta terdapat integrasi moda aksesibilitas internasional adalah dua (2)
transportasi umum yaitu antara moda bus yang berarti termasuk dalam kategori
dengan kereta dan pesawat. Hal ini siap namun memiliki syarat untuk dapat
berarti pada tingkat kesiapan akses multi benar-benar mendukung mobilitas
moda, Kota Surakarta masuk pada cerdas. Syaratnya, Kota Surakarta perlu
kategori siap, bersyarat. Menurut melakukan perbaikan pada ketersediaan
Besong (2007), akses multi moda terdiri jaringan tarnsportasi umum yang menuju
dari integrasi antara moda bus dengan ke bandar udara. Jaringan yang saat ini
kereta api, integrasi moda bus dengan telah ada yaitu berupa jaringan
pesawat, dan integrasi moda kereta transportasi bus kota, dalam hal tersebut
dengan pesawat. Di Kota Surakarta perlu diperbaiki dari segi ketersediaan
sendiri hanya terdapat integrasi antara aksesnya dari banyak titik di kota,
moda bus dengan pesawat dan bus karena yang ada saat ini, Kota Surakarta
dengan kereta, belum terdapat integrasi baru memiliki jaringan transportasi bus
antara moda pesawat dengan kereta, yaitu BST koridor 1 yang dapat diakses
berarti moda transportasi umumya dari kota dan Damri yang dapat diakses
belum terintegrasi secara utuh. dari terminal. Kota Surakarta juga perlu
Nilai skoring tingkat kesiapan akses melengkapi jaringan transportasi yang
multi moda adalah dua (2) yang berarti berupa kereta api untuk melayani
termasuk dalam kategori siap namun hingga bandar udara.
memiliki syarat untuk dapat benar-benar
mendukung mobilitas cerdas. Syaratnya, Tingkat Kesiapan Infrastruktur
kota Surakarta perlu mengadakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
integrasi antara moda kereta dengan Pendukung Mobilitas
pesawat, agar semua moda transportasi Tingkat kesiapan infrastruktur
umum yang ada terintegrasi satu sama teknologi informasi dan komunikasi
lain dan memudahkan mobilitas kota pendukung mobilitas terdiri dari dua
yang dapat mendukung penerapan aspek yaitu ketersediaan sistem kartu
mobilitas cerdas. cerdas dan pendapatannya serta
ketersediaan informasi real time.
Tingkat Kesiapan Aksesibilitas Berdasarkan data yang diperoleh dari
Internasional aspek kartu cerdas, di Kota Surakarta
Tingkat kesiapan aksesibilitas telah ada sistem kartu cerdas yang
internasional dilihat dari akses menuju mendukung transportasi umum namun
bandar udara dari dalam Kota Surakarta. belum optimal. Hal tersebut masuk pada
Berdasarkan data yang diperoleh, Kota kategori siap bersyarat. Menurut Cohen
Surakarta memiliki akses menuju bandar (2011), keberadaan sistem kartu cerdas
37
Region, Volume 6, No. 2, Juli 2015

memberikan pelayanan dalam umum yang sudah menggunakan energi


pembayaran untuk sebuah perjalanan bersih. Hal ini berarti pada aspek ini
serta memberikan pendapatan tersendiri Kota Surakarta termasuk pada kategori
yang diperoleh dari kartu cerdas. tidak siap. Menurut Cohen (2011)
Sementara itu, di Kota Surakarta mobilitas hijau terkait keberadaan
meskipun telah tersedia sistem kartu fasilitas bersepeda di kota berupa
cerdas,namun penggunanya sangat penyewaan sepeda. Dalam hal tersebut
sedikit sekali, pendapatannya pun Kota Surakarta belum sesuai dengan
hampir tidak ada yang berasal dari kartu yang dikemukakan oleh Cohen, karena
cerdas, sehingga belum dapat dikatakan di Kota Surakarta terdapat fasilitas
bahwa sistem kartu cerdas yang ada bersepeda yang hanya berupa parkir
telah memberikan pelayanan dalam sepeda yang berada di beberapa titik di
pembayaran untuk transportasi umum. citywalk pada Jl.Slamet Ryadi, bukan
Sedangkan dari aspek ketersediaan fasilitas penyewaan sepeda. Hal itu
informasi real time, Kota Surakarta hanya belum cukup untuk dikatakan siap dalam
memiliki satu jenis informasi real time aspek mobilitas hijau. Giffinger (2007)
yaitu informasi real time mengenai menambahkan bahwa mobilitas hijau
kondisi lalu lintas. Hal tersebut masuk harus didukung dengan penggunaan
pada kategori siap bersyarat. Cohen transportasi yang ramah lingkungan,
(2011) menyebutkan bahwa mobilitas yaitu yang menggunakan energi bersih
cerdas akan didukung oleh informasi seperti kereta listrik. Kota Surakarta
real time mengenai kondisi lalu lintas belum memenuhi persyaratan tersebut,
kota dan informasi real time yang maka Kota Surakarta dalam aspek
tersedia dari transportasi umum. mobilitas hijau terbilang tidak siap.
Sedangkan kondisi yang ada di Kota Sedangkan dari aspek keselamatan
Surakarta belum tersedia informasi real lalu lintas, Kota Surakarta hanya terdapat
time yang tersedia dari transportasi keselamatan untuk pejalan kaki, yang
umum. berarti masuk pada kategori siap
Nilai skoring tingkat kesiapan bersyarat. Dalam UU nomor 22 tahun
infrastruktur teknologi informasi dan 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
komunikasi pendukung mobilitas adalah jalan, keselamatan lalu lintas dapat
empat (4) yang berarti termasuk dalam dipenuhi dengan adanya lajur khusus
kategori siap namun memiliki beberapa untuk transportasi umum dan fasilitas
syarat untuk dapat benar-benar untuk pejalan kaki yang disertai
mendukung mobilitas cerdas. Syarat- kemudahan bagi penyandang cacat.
syarat yang perlu dipenuhi oleh Kota Dalam hal ini Kota Surakarta masih
Surakarta pada aspek ini antara lain belum memiliki lajur khusus untuk
mengoptimalkan fungsi sistem kartu tramsportasi umum.
cerdas yang sudah ada dan Nilai skoring tingkat kesiapan
menyediakan informasi real time dari transportasi berkelanjutan dan aman
transportasi umum,yang berfungsi untuk adalah tiga (3) yang berarti termasuk
memberikan informasi update mengenai dalam kategori tidak siap. Kota Surakarta
keberadaan moda transportasi umum dapat siap untuk mobilitas cerdasnya
yang dapat diakses oleh penggunanya. jika memiliki transportasi yang ramah
lingkungan dan mengadakan lajur
Tingkat Kesiapan Transportasi khusus untuk transportasi umum, serta
Berkelanjutan dan Aman mengadakan fasilitas penyewaan
Tingkat kesiapan transportasi sepeda. Hal tersebut bermanfaat untuk
berkelanjutan dan aman terdiri dari dua mendukung mobilitas
aspek yaitu aspek mobilitas hijau dan hijau&keselamatan lalu lintas di Kota
keselamatan lalu lintas. Berdasarkan Surakarta yang dapat menjadi modal
data yang diperoleh, mobilitas hijau di untuk menerapkan mobilitas cerdas.
Kota Surakarta belum didukung oleh
keberadaan fasilitas sepeda berupa Tingkat Kesiapan Dimensi Mobilitas
penyewaan sepeda dan transportasi Cerdas di Kota Surakarta
38
Alfariani dkk, Tingkat Kesiapan...

Tingkat kesiapan mobilitas cerdas Centre of Regional Science (SRF),


berdasarkan hasil sintesis teori dari Vienna University of Technology.
european model dan Boyd Cohen perlu IBM. 2008. Smarter planet.
melihat lima aspek, antara lain Nijkamp, dkk . 2009. "Smart cities in
aksesibilitas lokal, akses multi moda, Europe". 3rd Central European
aksesibilitas internasional, infrastruktur Conference in Regional Science –
teknologi informasi & komunikasi CERS.
pendukung mobilitas, dan transportasi Nurmandi, Achmad. 2014. Manajemen
berkelanjutan & aman. Kota Surakarta Perkotaan : Kota Cerdas (Smart
setidaknya telah dapat memenuhi empat City). Yogyakarta: Jusuf Kalla
aspek, yaitu aksesibilitas lokal, akses School of Government Universitas
multi moda, aksesibilitas internasional, Muhamadiyah Yogyakarta.
dan teknologi informasi&komunikasinya.
Ke-empat aspek tersebut terpenuhi
dengan memiliki syarat. Sedangkan
untuk aspek yang tidak terpenuhi adalah
aspek transportasi berkelanjutan dan
aman.
Hasil perhitungan skoring dari
tingkat kesiapan dimensi mobilitas
cerdas di Kota Surakarta adalah
sembilan (9). Berdasarkan indikator
tingkat kesiapan, nilai sembilan (9)
berada pada range 8,4 – 11,7 , maka nilai
sembilan (9) termasuk dalam kategori
siap bersyarat dalam penerapan konsep
kota cerdas dari dimensi mobilitas
cerdas.

KESIMPULAN
Berdasarkan karakteristik yang telah
disebutkan mengenai masing-masing
aspek mobilitas cerdas di Kota
Surakarta, analisis skoring tingkat
kesiapan penerapan mobilitas cerdas di
Kota Surakarta masih tergolong dalam
kategori siap bersyarat, yang berarti
pada dasarnya Kota Surakarta sudah bisa
dikatakan siap dalam penerapan
mobilitas cerdas, namun syarat-syarat
perbaikan dan pengadaan di beberapa
aspek mobilitas cerdas yang telah
disebutkan di atas perlu dipenuhi.

DAFTAR PUSTAKA
Alberti, Elisa, 2011. Smart Mobility
Vision Report, Deliverable of the
Project Smart Metropolitan Areas
Realised Through Innovation&
People,European Commision.
Cohen , Boyd. 2011. Basic Smart city
Indicators : Smart city Wheel.
Giffinger, dkk . 2007. "Smart Cities:
Ranking of European medium-
sized cities". Vienna, Austria:
39
Region, Volume 6, No. 2, Juli 2015

LAMPIRAN

Tabel 1 Pembobotan Indikator


Indikator
Variabel Parameter
Sangat siap (3) Siap bersyarat (2) Tidak siap (1)
 Siap bersyarat:  Tidak siap :
Banyaknya  Sangat siap :
Jaringan transportasi Jaringan
jaringan Jaringan transportasi
umum memenuhi transportasi umum
transportasi umum memenuhi
33,3%-66,6% wilayah memenuhi <66,6%
umum >33,3% wilayah kota
kota wilayah kota
Aksesibilitas  Sangat siap :  Tidak siap :
Kepuasan  Siap bersyarat:
lokal Kepuasan dengan Kepuasan dengan
dengan akses ke Kepuasan dengan
akses ke akses ke
transportasi akses ke transportasi
transportasi umum transportasi umum
umum umum sedang
tinggi rendah
 Sangat siap :  Siap bersyarat:  Tidak siap :
Kepuasan
Kepuasan dengan Kepuasan dengan Kepuasan dengan
dengan kualitas
kualitas angkutan kualitas angkutan kualitas angkutan
angkutan umum
umum tinggi umum sedang umum rendah
 Siap bersyarat: Moda
 Sangat siap : Moda yang terintegrasi
Ketersediaan  Tidak siap : Tidak
Akses multi terintegrasi secara hanya bus dengan
moda yang ada moda yang
moda penuh antara bus, kereta dan pesawat
terintegrasi terintegrasi
kereta, dan pesawat atau kereta dengan
bus dan pesawat
 Siap bersyarat:
 Sangat siap : Akses  Tidak siap :
Ketersediaan Akses menuju bandar
menuju bandar Akses menuju
akses udara hanya dapat
Aksesibilitas udara dapat melalui bandar udara tidak
transportasi melalui salah satu
Internasional jaringan transportasi dapat melalui
umum menuju jaringan transportasi
umum kereta api jaringan
bandara umum dari kereta
dan bus kota transportasi umum
atau bus kota
 Sangat siap :
 Siap bersyarat:
Ketersediaan Terdapat sistem
Terdapat sistem kartu  Tidak siap : Tidak
Smart Cards dan kartu cerdas dan
cerdas pada ada sistem kartu
pendapatan dari berjalan optimal
transportasi umum cerdas
Smart Cards pada transportasi
Teknologi namun belum optimal
umum
Informasi dan
 Sangat siap :
Komunikasi
Terdapat informasi  Siap bersyarat:
Pendukung
Ketersediaan real-time mengenai Hanya terdapat salah
Mobilitas  Tidak siap : Tidak
akses ke kondisi lalu lintas satu (informasi real-
ada informasi real-
informasi real- dan informasi real- time kondisi lalu
time yang tersedia
time time yang lintas atau posisi
disediakan transportasi umum)
transportasi umum
Ketersediaan  Siap bersyarat:
 Sangat siap :  Tidak siap : Tidak
fasilitas hanya terdapat salah
terdapatnya fasilitas terdapat fasilitas
bersepeda dan satu (fasilitas
bersepeda dan bersepeda dan
transportasi bersepeda atau
transportasi umum transportasi umum
umum yang transportasi umum
yang sudah yang sudah
sudah yang sudah
menggunakan menggunakan
menggunakan menggunakan energi
energi bersih energi bersih
energi bersih bersih)
Transportasi
Keberadaan  Sangat siap :  Siap bersyarat:  Tidak siap :Tidak
berkelanjutan
lajur khusus Terdapat lajur Hanya terdapat terdapat lajur
dan aman
transportasi khusus untuk salah satu (lajur khusus untuk
umum & prioritas transportasi umum khusus untuk transportasi umum
keselamatan dan program transportasi umum dan prioritas
pejalan kaki di prioritas atau prioritas keselamatan
kota disertai keselamatan pejalan keselamatan pejalan pejalan kaki yang
kemudahan bagi kaki yang disertai kaki yang disertai disertai
penyandang kemudahan bagi kemudahan bagi kemudahan bagi
cacat penyandang cacat penyandang cacat) penyandang cacat

40
Alfariani dkk, Tingkat Kesiapan...

Tabel 2 Tingkat Kesiapan Aksesibilitas Lokal


Indikator
Parameter
Siap (3) Siap besyarat (2) Tidak Siap (1)
Jaringan transportasi umum √
Kepuasan dengan akses ke transportasi √
umum
Kepuasan dengan kualitas transportasi √
umum
Nilai 7

Tabel 3 Tingkat Kesiapan Akses Multi Moda


Indikator
Parameter
Siap (3) Siap besyarat (2) Tidak Siap (1)
Akses multi moda √
Nilai 2

Tabel 4 Tingkat Kesiapan Aksesibilitas Internasional


Indikator
Parameter
Siap (3) Siap besyarat (2) Tidak Siap (1)
Aksesibilitas Internasional √
Nilai 2

Tabel 5 Tingkat Kesiapan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendukung


Mobilitas
Indikator
Parameter
Siap (3) Siap besyarat (2) Tidak Siap (1)
Kartu cerdas √
Informasi real time √
Nilai 4

Tabel 6 Tingkat Kesiapan Transportasi Berkelanjutan dan Aman


Indikator
Parameter
Siap (3) Siap besyarat (2) Tidak Siap (1)
Mobilitas hijau √
Keselamatan lalu lintas √
Nilai 3

Tabel 7 Tingkat Kesiapan Mobilitas Cerdas


Indikator
Variabel
Siap (3) Siap besyarat (2) Tidak Siap (1)
Aksesibilitas local √
Akses multi moda √
Aksesibilitas Internasional √
Infrastruktur teknologi informasi dan √
komunikasi pendukung mobilitas
Transportasi berkelanjutan dan aman √
Nilai 9

41

You might also like