You are on page 1of 7

Farmitalia CG| Management Scabies Of Patients With Children Ages 5 Years

[ LAPORAN KASUS ]

SCABIES MANAGEMENT OF PATIENT CHILDREN 5 YEARS OLD

Charla Gutri F, S. Ked


Medical Student of Lampung University

Scabies was one of the skin disease caused by mites (Sarcoptes scabei) which is now became one of
health problem, because today the disease has spread and become a cosmopolitan disease that attacks all
social levels without exception. To apply the Evidence Based Medicine in patients comprehensively
through identify risk factors, clinical symptoms, and the patient treatment based on problem solving
framework with patient and family center approach. This study used case report method with analysis of
primary data which obtained through alloanamnesis (the patient's mother), and physical examinations,
home visits, family data, and psychosocial and also the environment. The evaluation Based on a holistic
assessment of the initial diagnosis, the process and the end of this studies and evaluated quantitatively and
qualitatively. Child named K, male, 5 years old, infected by scabies. We did the research about all things
that could caused the patient was infected by scabies. The analysis of causes, such as underlying disease
or there were another risk factors that caused the patient became infected, the infection was spread from
one of the family members. Furthermore, the infected patient got the medical treatment and nonmedical
treatment for that disease. We educated the family members about the information of patient's disease and
the importance to improve personal hygiene and environmental hygiene. After that, we obtained positive
results that itch symptoms in family members was reduced. The cause of scabies in this family is the lack
of knowledge of the importance of good personal hygiene and proven with the complaints of itching
symptoms was reduced.

Keywords : Scabies, family medicine


Abstrak

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei saat ini tidak hanya
dianggap sebagai penyakit orang miskin, karena penyakit skabies masa kini telah merebak menjadi
penyakit kosmopolit yang menyerang semua tingkat sosial. Untuk menerapkan sesuai dengan Evidence
Based Medicine pada pasien dengan mengidentifikasi secara komperhensif melalui faktor risiko, gejala
klinis, serta talaksana pasien berdasarkan kerangka penyelesaian masalah melalui pendekatan pasien
centre dan family approach. Metode yang digunakan adalah case report dengan analisis data primer
diperoleh melalui alloanamnesis (ibu pasien), pemeriksaan fisik, kunjungan rumah untuk melengkapi data
keluarga, dan psikososial serta lingkungan. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses dan
akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Anak K, laki-laki, berusia 5 tahun, dengan skabies dilakukan
pencarian faktor penyebab. Dilakukan analisa penyebab, berupa underlying disease atau ada faktor risiko
lain yang menyebabkan penyakit pasien yaitu tertular dari salah satu anggota keluarga. Selanjutnya,
penyakit diberikan tatalaksana nonmedikamentosa dan medikamentosa. Dilakukan edukasi terhadap
anggota keluarga mengenai penyakit pasien dan pentingnya memperbaiki higienitas personal dan
lingkungan. Didapatkan hasil positif yaitu gejala gatal pada anggota keluarga berkurang. Penyebab
skabies pada keluarga ini adalah kurangnya pengetahuan akan pentingnya personal hygiene yang baik
dan terbukti dengan keluhan gatal yang berkurang.

Kata Kunci: Skabies, kedokteran keluarga

Korespondensi : Charla Gutri Farmitalia |Charlagutri@yahoo.com

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 8


Farmitalia CG| Management Scabies Of Patients With Children Ages 5 Years

Pendahuluan
Skabies merupakan infeksi diperkirakan lebih umum terjadi pada
parasit pada kulit yang disebabkan oleh anak-anak dan remaja, meskipun pada
Sarcoptes scabei var hominis. Tungau suatu penelitian menunjukkan
ini berukuran sangat kecil dan hanya prevalensi yang lebih tinggi pada orang
bisa dilihat dengan mikroskop atau dewasa.5 Prevalensi skabies menurut
bersifat mikroskopis.1 penelitian diseluruh dunia dilaporkan
Penyakit skabies sering disebut sekitar 300 juta kasus per tahun.6
kutu badan. Penyakit ini juga mudah Di beberapa negara termasuk
menular dari manusia ke manusia, dari Indonesia penyakit cenderung mulai
hewan ke manusia dan sebaliknya, meningkat, laporan dari dinas
penyakit ini dikenal juga dengan nama kesehatan dan para dokter
lain yang berbeda seperti the itch, atau praktek mengindikasikan bahwa
gudik oleh karena itu peran kulit penyakit skabies telah meningkat di
sebagai pelindung sangat penting beberapa daerah.7
dijaga dari berbagai penyakit yang Menurut Departemen
disebabkan oleh jamur, virus, bakteri Kesehatan RI prevalensi skabies di
dan parasit.2 Indonesia sebesar 4,60-12,95% dan
Saat ini Badan Dunia seperti skabies menduduki urutan ketiga dari
WHO menganggap penyakit skabies 12 penyakit kulit tersering.8 Salah satu
sebagai pengganggu dan perusak faktor pendukung yang mengakibatkan
kesehatan yang tidak hanya dianggap tinggginya prevalensi skabies antara
sebagai penyakit orang miskin, akan lain kelembaban yang tinggi, rendahnya
tetapi dapat menjangkit semua orang sanitasi, kepadatan, malnutrisi,
pada semua umur, ras dan level sosial personal higiene yang buruk,
ekonomi.3 Tingkat pendidikan ternyata pengetahuan, sikap dan perilaku yang
berhubungan dengan tingkat prevalensi kurang mendukung pola hidup sehat.9
skabies, pendidikan yang rendah Penyakit skabies biasanya
cenderung lebih tinggi prelevansi banyak ditemukan pada tempat dengan
skabiesnya secara signifikan sanitasi buruk dan biasanya menyerang
dibandingan dengan orang dengan manusia yang hidup secara
tingkat pendidikan yang lebih tinggi.4 berkelompok, seperti asrama, barak-
Menurut data menyebutkan barak tentara, rumah tahanan,
bahwa penyakit Skabies di pesantren dan panti asuhan.10
seluruh dunia dengan insiden yang Skabies mudah menyebar baik
berfluktuasi akibat pengaruh faktor secara langsung seperti bersentuhan
imun yang belum diketahui dengan penderita, maupun secara tidak
sepenuhnya. langsung melalui baju, seprai, handuk,
Penyakit ini banyak dijumpai bantal, air, atau sisir penderita yang
pada anak dan dewasa, tetapi dapat belum dibersihkan dan masih terdapat
mengenai semua umur. Penyakit ini tungau sarcoptesnya. Skabies
telah ditemukan hampir pada semua menyebabkan rasa gatal pada bagian
negara di seluruh dunia dengan angka kulit seperti disela-sela jari, siku,
prevalensi yang bervariasi, skabies selangkangan. Penyakit kulit skabies

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 9


Farmitalia CG| Management Scabies Of Patients With Children Ages 5 Years

menular dengan cepat pada suatu menghilang, namun selang 1 bulan


komunitas yang tinggal bersama setelah pengobatan keluhan serupa
sehingga dalam pengobatannya harus terulang lagi. Ibu pasien merasa
dilakukan serentak secara menyeluruh kebingungan dengan pengobatan yang
pada semua orang, dan lingkungan dijalani anaknya, karena sudah berobat
pada komunitas yang terserang beberapa kali namun penyakitnya terus
skabies. Pengobatan secara individual kambuh dan berulang.
hanya akan membuat penyakit skabies Pada saat datang kembali ke
mudah tertular kembali.11 puskesmas yang sama dilakukan
Usaha penyehatan lingkungan alloanamnesis dengan ibu pasien, ibu
seperti sanitasi, merupakan faktor mengatakan sering menggunakan
utama yang harus diperhatikan dalam peralatan mandi, baju, handuk
suatu pencegahan penyakit skabies.12 bersamaan dengan kakak pasien,
Pencegahan dan pengobatan mereka tidur ditempat tidur yang sama
yan tepat pada penyakit skabies, akan dan tidak memiliki jendela untuk
menurunkan angka kekambuhan yang sirkulasi udara.
timbul dari penyakit, hal ini dapat Pada pemeriksaan fisik
dihindari jika pasien patuh terhadap didapatkan keadaaan umum pasien
pengobatan dan melukakan pola hidup tampak sakit sedang. Suhu 36,6oC, Nadi
yang bersih dan sehat. Oleh karena itu 86x/menit, Nafas 20x/menit, Berat
dibutuhkan partisipasi dan dukungan Badan 17 kg, Tinggi Badan 108 cm,
keluarga yang optimal dalam Lingkar Kepala 49 cm.
memotivasi, mengingatkan, serta Status dermatologik pasien
memperhatikan pasien dalam didapatkan pada regio inguinalis dan
penatalaksanaan penyakitnya. interdigitalis dextra et sinitra, terdapat
papul multipel berukuran milier warna
Kasus kulit sebagian eritematosa. Juga
Pasien anak An.K berusia 5 terdapat pustul, erosi dan ekskoriasi
tahun datang berobat ke Puskesmas yang ditutupi krusta merah kehitaman.
Karang Anyar diantar oleh ibunya, Tampak bekas garukan.
dengan keluhan gatal-gatal pada sela Pada mata tak tampak
jari dan lipat paha sejak 5 hari yang konjungtiva pucat, sklera anikterik.
lalu, pada malam hari saat tidur Telinga dan hidung dan mulut dalam
keluhan gatal semakin meningkat, hal batas normal. Leher tidak ada
seperti ini sering dirasakan oleh anak pembesaran KGB. Suara paru vesikular
sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya rasa kanan dan kiri. Bunyi jantung pada
gatal terbatas pada sela sela jari pemeriksaan auskultasi reguler.
kemudian rasa gatal menyebar sampai Abdomen dalam batas normal.
ke lipat paha. Keluhan yang sama Ekstremitas superior dan inferior
pertama-tama terjadi pada kakak dalam batas normal, tidak edema dan
pasien yang baru saja pulang dari akral hangat. Status neurologis : Reflek
pondok pesantren 3 bulan yang lalu. fisiologis normal, Reflek patologis (-).
Awalnya pasien telah berobat Diagnosa pada pasien ini adalah
ke Puskesmas Karang Anyar diberikan Skabies.
salep dan obat tablet, keluhan gatal

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 10


Farmitalia CG| Management Scabies Of Patients With Children Ages 5 Years

pemeriksaan laboratorik. Penegakan


diagnosis didasarkan pada gejala klinis
Pembahasan meskipun pada prakteknya sulit
Pada kunjungan pertama ke ditegakkan, karena penyakit kulit lain
puskesmas, diperoleh diagnosa memberikan gambaran klinis yang
penyakit pada pasien adalah skabies. mirip dengan skabies.16
Berdasarkan anamnesis yang Terdapat setidaknya dua dari
menyebutkan bahwa pasien An.K empat tanda kardinal skabies yaitu:
berusia 5 tahun memiliki risiko lebih Pruritus nokturna, yaitu gatal pada
besar terkena skabies, karena angka malam hari yang disebabkan karena
kejadian penyakit tungau pada anak aktivitas tungau ini lebih tinggi pada
lebih tinggi dibanding dewasa. Rentang suhu yang lebih lembab dan panas,
usia 5-8 tahun merupakan usia dengan kedua pada penyakit ini menyerang
risiko tertinggi penyakit, dan penyakit manusia secara berkelompok, sehingga
ini lebih sering ditemukan pada anak dalam sebuah keluarga biasanya
laki- laki dibanding perempuan, yaitu mengenai seluruh anggota keluarga.
2:3 dimana pasien berjenis kelamin Begitu pula dalam sebuah pemukiman
lelaki.13 yang padat penduduknya, skabies
Pada orang dewasa dan anak- dapat menular hampir ke seluruh
anak, situs predileksi yaitu bagian penduduk, ketiga adanya terowongan
interdigital, pergelangan tangan, pada tempat-tempat predileksi yang
lipatan aksila anterior, kulit berwarna putih atau keabu- abuan,
periumbilikal, panggul termasuk berbentuk lurus atau berkelok, rata-
bokong, pergelangan kaki, penis pada rata panjang 1cm, dan pada ujung
laki-laki, dan wilayah periareolar pada terowongan itu ditemukan papul atau
wanita. Daerah tropis yang panas juga vesikel. Apabila kita dapat menemukan
mempengaruhi kecenderungan terowongan yang masih utuh
terjadinya penyakit ini, pruritis lebih kemungkinan besar kita dapat
intens di malam hari. Hal ini sangat menemukan tungau dewasa, larva,
sesuai dengan pasien dimana pasien nimfa maupun scybala dan ini
adalah seorang anak-anak dengan merupakan hal yang paling
predileksi pada bagian interdigitalis dan 17
diagnostik. Akan tetapi, kriteria yang
lipatan paha juga tinggal didaerah keempat ini agak susah ditemukan
tropis yang panas.14 karena hampir sebagian besar
Bentuk erupsi kulit biasanya penderita pada umumnya datang
berupa lesi papular atau vesikular dengan lesi yang sangat variatif dan
eritematosa yang berkaitan dengan tidak spesifik.18
terowongan. Papul disertai pruritus Diagnosis pasti dilakukan
yang lebih umum disebabkan oleh, menggunakan mikroskop untuk
betina dewasa karena sifatnya dapat mengdentifikasi tungau, telur , atau
mencerna dan mengkonsumsi kotoran tungau (scybala) dari kerokan
epidermis. 15 kulit, tungau dapat diambil dari akhir
Penegakan diagnosis skabies terowongan tetapi hal ini
dapat dilakukan dengan melihat gejala membutuhkan keterampilan dalam
klinis dan dilakukan konfirmasi dengan pengerjaanya. Kerokan kulit dari

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 11


Farmitalia CG| Management Scabies Of Patients With Children Ages 5 Years

terowongan atau papula berguna endap (sulfur presipitatum) dengan


dalam diagnosis, kerokan diambil konsentrasi 4-20% tidak efektif
dengan pisau bedah steril kemudian terhadap stadium telur, oleh karena itu
kerokan dan minyak ditempatkan pada penggunaannya tidak boleh kurang dari
kaca slide dan ditutup dengan kaca tiga hari.22
penutup. Meskipun prosedur ini Bensil bensoat juga dapat
sederhana, namun tungau sulit dianjurkan untuk diencerkan apabila
ditemukan biasanya. Dari 900 pasien digunakan oleh penderita skabies pada
skabies rata-rata hanya terdapat 11 anak dan dewasa yang kulitnya sensitif.
tungau per penderita dan pada Crotamiton 10% (Eurax) adalah obat
sebagian besar penderita hanya scabies yang cukup aman bagi anak
terdapat 1-5 tungau per penderita.19 dengan efek samping yang minimal.23
Kondisi tempat pasien tinggal Dalam menatalaksana pasien,
bersama keluarga sangat seorang dokter perlu memperhatikan
mempengaruhi timbulnya penyakit. pasien secara komperhensif, tidak
Tempat yang disukai biasanys padat, hanya tanda dan gejala penyakit, serta
lembab, jarang terkena matahari dalam obat apa yang akan diberikan dengan
rentang waktu lama, sekitar 24- 36 tepat namun juga psikologisnya.
jam.20 Pembinaan keluarga yang dilakukan
Skabies dapat ditularkan melalui pada kasus ini tidak hanya mengenai
kontak langsung maupun kontak tidak penyakit pasien, tetapi juga mengenai
langsung, Penularan melalui kontak masalah-masalah lainnya seperti fungsi
langsung menjelaskan mengapa ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
penyakit ini sering menular ke seluruh keluarga, perilaku kesehatan keluarga,
anggota keluarga. Penularan secara dan lingkungan.24
tidak langsung dapat melalui Pencegahan skabies pada
penggunaan bersama pakaian, handuk, manusia dapat dilakukan dengan cara
maupun tempat tidur.21 menghindari kontak langsung dengan
Dalam segi pengobatan skabies penderita dan mencegah penggunaan
digunakan krim permetrin 5%, Salep barang-barang penderita secara
sulfur presipitatum 6%, dan bersama-sama. Pakaian, handuk dan
antihistamin oral dimana pada obat barang-barang lainnya yang pernah
yang digunakan tersebut dari beberapa digunakan oleh penderita harus
studi telah menunjukkan bahwa diisolasi dan dicuci dengan air panas,
permetrin memiliki tingkat clearance selanjutnya dicuci kering atau dijemur
yang lebih tinggi daripada lindan dan di bawah sinar matahari, himbaun
crotamiton. Faktor pembatas dalam untuk melarang anak untuk berbagi
penggunaan permetrin adalah biaya barang pribadi seperti baju, handuk,
karena paling mahal dari semua topikal selimut yang menjadi agen penularan
scabicides, sehingga Penatalaksanaan skabies melalui kontak dari kulit ke
yang diberikan pertama kali dan yang kulit.25 Menjaga kebersihan tubuh dan
hanya tersedia di puskesmas Karang lingkungan termasuk sanitasi serta pola
Anyar adalah salep 2-4 yang dioleskan hidup yang sehat akan mempercepat
pada seluruh tubuh kecuali bagian kesembuhan dan memutus siklus hidup
wajah, yang mengandung belerang S. scabiei.

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 12


Farmitalia CG| Management Scabies Of Patients With Children Ages 5 Years

Lingkungan, Volume 2, Nomor 1, Juli


2005.
9. Onayemi O., Isezuo S.A. & Njoku C.H.
Simpulan Prevalence of different skin conditions in
Diagnosis skabies pada kasus ini an outpatients’ setting in north-western
sudah sesuai dengan beberapa teori Nigeria. International Journal of
dan telaah kritis dari penelitian terkini. Dermatology 44, 7–11.2005
Penatalaksanaan terhadap pasien An.K 10. Badri,. Media Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Bandung.2008
sudah tepat dapat dilihat dengan http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php
penggunaan obat yang patuh penyakit ?id=jkpkbppk gdl-grey-2008-mohbadri
ini dapat disembuhkan, tentunya diikuti 2623&node=146&start=141
dengan meningkatkan Higiene 11. Yosefw,. Krim Permethin untuk
keluarga. pengobatan scabies.2007 Dibuka pada
website
http://yosefw.wordpress.com/2007/12/3
0/krim-permethrin-5untuk pengobatan-
Daftar Pustaka scabies/
12. Mukoro H.J, Epidemiologi Lingkungan,
Airlangga University Press, Surabaya.2006
1. Chin, James. Manual Pemberantasan 13. National Populations Commission (NPC)
Penyakit Menular. [Nigeria] and ORC Macro.Nigeria
Jakarta:Infomedika.2006 Demographic and Health survey 2003.
2. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Calverton, Maryland:National Populations
Kelamin. Jakarta:Fakultas Kedokteran Commission & ORC Macro; 2004
Universitas Indonesia.2007 14. Wendel K, Rompalo A. Scabies and
3. Raza N,. Qadir S. N . R ., Agna H.. Risk pediculosis pubis: an update of treatment
factor for scabies among male soldier in regimens and general review. Clin Inf Dis
Pakistan:case control study, Eastern 2002;35(suppl 2):S146–5.Johnston, G.
Mediterranean Health Journal 15, 1- Sladden, M. Scabies : Diagnosis And
6.2009 Treatment. British Medical Journal : 331 :
4. Ciftci IK, Karaca S, Dogru O, Cetinkaya Z, & 619-622 .2005
Kulac K. Prevalence of pediculosis and 15. Alberici F, Pagani L, Ratti G, et al.
skabies in preschool nursery children of Ivermectin alone or in combination with
Afyon, Turkey. Korean Journal of benzyl benzoate in the treatment of
Parasitology 44, 95-98.2006 human immunodeficiency virus
5. Heukelbach J, Wilcke T, Winter B & associated.
Feldmeier. Epidemiology and morbidity of 16. WALTON, S.F ., C.H . DEBORAH, B .J.
scabies and pediculosis capitis in CURRIE and D .J . KEMP .a . Scabies : new
resource-poor communities in Brazil. future for a neglected disease .Adv.
British Journal of Dermatology 153: 150– Parasitol . 57 : 309 – 376.2004
156.2005 17. Hengge, R. Ulrich, Bart. J. Currie, Gerold
6. Chowsidow O. Skabies. The new england Jager, Omar Lupi, Robert A. Schwartz.
journal of medicine. 35,1-16.2006 Scabies: a Ubiquitous Neglected Skin
7. Agoes, R.N, Parasitologi Kedokteran Disease. PubMed Med. J. December. 6:
Ditinjau dari Organ Tubuh Yang Diserang, 769-777.2006
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 18. Handoko R.P. Ilmu Penyakit Kulit dan
Jakarta.2005 Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
8. Notobroto, Hari Basuki, Soedjajadi Kedokteran Universitas Indonesia. pp:
Keman, dan Isa Ma’rufi. 2005. Faktor 122- 125.2007
Sanitasi Lingkungan Yang Berperan 19. Walton SF, Currie BJ. Problems in
Terhadap Prevalensi Penyakit Scabies Diagnosing Scabies, A Global Disease in
(Studi Pada Santri di Pondok Pesantren Human and Animal Populations. Clin
Kabupaten Lamongan). Jurnal Kesehatan Microbiol Rev. April. 268-79.2007

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 13


Farmitalia CG| Management Scabies Of Patients With Children Ages 5 Years

20. Hicks MI, Elston DM. Scabies.


Dermatologic Therapy. November
:22/279-292.2009
21. Schultz MW, Gomez M, Hansen RC, et al.
Comparative study of 5% permethrin
cream and 1% lindane lotion for the
treatment of Scabies. Archives of
Dematology ;126:167-70.2009
22. MC CARTHY, J .S ., D .J . KEMP, S .P.
WALTON and B .J . CURRIE . Scabies :
More than just an irritation .
Postgrad.Med. J . 80 : 382 – 387
23. Gan GL, Azwar A, Wonodirekso S. A
primer on family medicine practice.
Singapore: Singapore International
Foundation, 2004.
24. Zayyid M., Saadah M.S., Adil R., Rohela
A.R., & Jamaiah, I. (2010). Prevalence of
skabies and head lice among children in a
welfare home in Pulau Pinang, Malaysia.
Tropical Biomedicine 27, 442–446.2004
25. Kline K., James S. McCarthy, Pearson M,
Loukas A., & Hotez P. Neglected tropical
diseases of oceania: review of their
prevalence, distribution, and
opportunities for control. Plos neglected
tropical diseases, 7, 17-55.2013

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 1 | September 2014 | 14

You might also like