Professional Documents
Culture Documents
2019 1 3985 1 10 20151215 PDF
2019 1 3985 1 10 20151215 PDF
ABSTRACT
Remineralization is a natural repair process for caries lesions. It is now well-accepted that the primary
modes of action of fluoride are enhancement of remineralization, inhibition of demineralization, and inhibition of
plaque bacteria, with remineralization being the most important. This study to aimed to understanding the role of
remineralization methods to alter mineral balance on management of non-invasive dental caries. Calcium and
phosphate delivery can be enhanced to improve remineralization, especially in persons with reduced salivary
function. There is a great need for improved and novel remineralization methods to alter the caries balance for the
better, especially in individuals with a high cariogenic bacterial challenge. There was also influence of fluoride and
carbonate on the remineralization process. Dentinal tubules were occluded by apatite crystallites is a feature also
shared by transparent dentin beneath caries lesions and age-induced transparent dentin. It is based on unstabilized
amorphous calcium phosphate (ACP), where a calcium salt and a phosphate salt are delivered intra-orally or
delivered in a product with a low water activity. As the salts mix with saliva, they dissolve, releasing calcium and
phosphate ions. The mixing of calcium ions with phosphate ions to produce an ion activity product for amorphous
calcium phosphate that exceeds its solubility product results in the immediate precipitation of ACP or, in the
presence of fluoride ions, amorphous calcium fluoride phosphate (ACFP). In the intra-oral en vironment, these phases
(ACP and ACFP) are potentially very unstable and may rapidly transform into a more thermodynamically stable,
crystalline phase (e.g., hydroxyapatite and fluorhydroxyapatite). However, before phase transformation, calcium
and phosphate ions should be transiently bioavailable to promote enamel subsurface lesion remineralization.
25
Stomatogantic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 1 2013: 25-30
asam yang lemah. Sehingga terjadi Berbagai macam konsep tentang mekanisme
pergantian, yakni hidroksil dan floride kerja fluor yang berkaitan dengan
menggantikan karbonat dan magnesium pengaruhnya pada gigi sebelum dan
yang telah larut, menjadikan email lebih sesudah gigi erupsi. Pemberian fluor yang
matang dengan resistensi terhadap asam teratur baik secara sistemik maupun lokal
yang lebih besar. Tingkat kematangan atau merupakan hal yang penting diperhatikan
resistensi asam dapat ditingkatkan dengan dalam mengurangi terjadinya karies oleh
kehadiran flouride. Pada saat pH menurun, karena dapat meningkatkan remineralisasi.
ion asam bereaksi dengan fosfat pada saliva Namun demikian, jumlah kandungan fluor
dan plak (atau kalkulus), sampai pH kritis dalam air minum dan makanan harus
disosiasi HA tercapai pada 5,5. Penurunan pH diperhitungkan pada waktu memperkirakan
lebih anjut menghasilkan interaksi progresif kebutuhan tambahan fluor, karena
antara ion asam dengan fosfat pada HA pemasukan fluor yang berlebihan dapat
menghasilkan kelarutan permukaan kristal menyebabkan fluorosis.
parsial atau penuh. Flouride yang tersimpan Selain mempunyai efek bufer, saliva
dilepaskan pada proses ini dan bereaksi juga berguna untuk membersihkan sisa-sisa
dengan Ca2+ dan HPO42- membentuk FA makanan di dalam mulut. Aliran saliva pada
(Flouro Apatit). Jika pH turun sampai dibawah anak-anak meningkat sampai anak tersebut
4,5 yang merupakan pH kritis untuk kelarutan berusia 10 tahun, namun setelah dewasa
FA, maka FA akan larut. Jika ion asam hanya terjadi peningkatan sedikit. Pada
dinetralkan dan Ca2+ dan HPO42 dapat individu yang berkurang fungsi salivanya,
ditahan, maka remineralisasi dapat terjadi. 7 maka aktivitas karies akan meningkat secara
signifikan. Pengaruh pola makan dalam
Konsep “Caries Balance” proses karies biasanya lebih bersifat lokal
daripada sistemik, terutama dalam hal
Adanya hubungan sebab akibat frekuensi mengonsumsi makanan. Setiap kali
terjadinya karies sering diidentifikasi sebagai seseorang mengonsumsi makanan dan
faktor risiko karies. Beberapa faktor yang minuman yang mengandung karbohidrat,
dianggap sebagai faktor risiko adalah maka beberapa bakteri penyebab karies di
pengalaman karies, penggunaan fluor, oral rongga mulut akan mulai memproduksi asam
higiene, jumlah bakteri, saliva dan pola sehingga terjadi demineralisasi yang
makan. Insiden karies dapat dikurangi berlangsung selama 20-30 menit setelah
dengan melakukan penyingkiran plak secara makan. Di antara periode makan, saliva akan
mekanis dari permukaan gigi, namun banyak bekerja menetraliser asam dan membantu
pasien tidak melakukannya secara efektif. proses remineralisasi. Namun, apabila
Peningkatan oral higiene dapat dilakukan makanan dan minuman berkarbonat terlalu
dengan menggunakan alat pembersih sering dikonsumsi, maka enamel gigi tidak
interdental yang dikombinasi dengan akan mempunyai kesempatan untuk
pemeriksaan gigi secara teratur. melakukan remineralisasi dengan sempurna
sehingga terjadi karies. 8,9
Gambar 1. Remineralisasi terjadi tanpa adanya sukrosa, akan memperbaiki struktur enamel dengan
hydroxy apatite and fluorapatite 7
26
Peran Agen Remineralisasi pada Lesi Karies Dini…. (Yani C R)
Gambar 2. Berdasarkan teori caries balance theory, karies tidak terjadi karena faktor tunggal, namun
akibat interaksi kompleks antara faktor patologi dan faktor protektif. 10
27
Stomatogantic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 1 2013: 25-30
Kemampuan xylitol dan sorbitol dalam namun merupakan interaksi faktor patologik-
remineralisasi karies dini dikatakan hampir faktor protektif. Karies dapat terjadi karena
sebanding. 15 ketidakseimbangan salah satu faktor. Sebagai
contoh individu yang sehat dapat mengidap
Ozone xerostomia karena mengkonsumsi obat-
Ozone merupakan senyawa kimia obatan tertentu. Selain itu peran genetik juga
yang terdiri dari 3 atom oksigen (O3, triatomic penting dalam ketahanan tubuh seseorang
oxygen). Ozone therapy terbukti efektif pada atau susceptibility terhadap dental caries.20
aplikasi dental, termasuk pada Karies gigi dapat menimbulkan masalah
prosthodontics, endodontics, periodontics, kesehatan yang lebih serius pada anak-anak
surgical procedures, dan preventive dentistry. maupun dewasa. Fluoride sangat diperlukan
Banyak digunakan pada sterilisasi kavitas, root untuk seseorang yang mempunyai tingkat
canals, periodontal pockets, and herpetic keparahan karies tinggi, tentunya dengan
lesions. Ozone therapy juga menstimulasi dosis yang tepat dan efektif penggunaannya.
remineralisasi karies dini dengan periode Kalsium dan fosfat dapat meningkatkan
perawatan 6 sampai 8 minggu. 16 remineralisasi khususnya bagi individu dengan
penurunan fungsi saliva maupun individu
Hydroxyapatite dengan tingakat karies tinggi (high cariogenic
Carbonate hydroxyapatite bacterial challenge). Penggunaan permen
nanocrystals, memiliki ukuran, morfologi, karet dapat merangsang sekresi saliva yang
komposisi kimia dan crystallinity yang rendah dan potensial sebagai agen anti
sebanding dengan dentin, sehingga karies. Penambahan bahan remineralisasi
disebutkan dapat meremineralisasi enamel. dapat dilakukan pada permen karet misalnya
Konsentrasi 10% nanohydroxyapatite optimal fluoride dan CPP-ACP, yang dapat
untuk remineralizsasi karies enamel dini.. dimodifikasi dengan penambahan xylitol atau
Hydroxyapatite digunakan dalam pastagigi sorbitol. CPP-ACP efektif diaplikasikan pda
dan pit-and-fissure sealants. Hydroxyapapite lingkunfan rongga mulut yang asam.21
crystals secara efektif berpenetrasi ke dalam Mekanisme kerja CPP-ACP erada
tubulus dentin dan mengobturasi, sehingga didalam enamel subsurface lesion. CPP-ACP
dapat menutup tubulus yang terbuka. 17 and CPP-ACFP mempunyai radius
hidrodinamik 1.53 ± 0.04 nm and 2.12 ± 0.26
Glass Ionomers nm. Melalui ukuran dan electroneutrality
Glass ionomer melepaskan fluor dari nanocomplexes, bahan tersebut dapat
bahan restorasi disekitar 1 mm daerah margin. menembus porositas enamel dan berdifusi ke
Glass ionomer juga berinteraksi dengan dalam lesi subsurface. Hal ini dapat dideteksi
bakteri untuk kemudian menghambat dengan confocal laser microscopy and
pembentukan asam.. Resin-modified glass fluorescently labeled anti-CPP antibodies.
ionomers dilaporkan lebih resisten terhadap Sekali masuk dalam lesi, CPP-ACP akan
degradasi permukaan dibandingkan melepas ikatan ion kalsium-fosfat, yang
conventional glass ionomer. 18 kemudian akan didepositkan kedalam crystal
voids. Pelepasan ion Ca-P secara
Pit-and-Fissure Sealants termodinamik. CPP berikatan dengan kristal
Pit-and-fissure sealants merupakan apatite dalam enamel subsurface lesion,
material yang sering digunakan dalam sehingga berperan penting dalam regulasi
preventive dentistry, karena mempunyai pertumbuhan kristal anisotropic dan juga
mechanical barrier melawan bakteri yang menghambat demineralisasi kristal apatite.22
berkembang didaerah pits dan fissures. Bahan Dewasa ini nanotechniques, nanoscopic
sealants bisa berbahan dasar resin maupun tools, dan x-ray scanning tomography (XTM)
glass ionomer. Namun bahan resin tidak telah digunakan untuk membuat profil 3–
melepas fluoride, sehingga bahan GI lebih dimensi struktur dentin normal maupun karies
efektif terhadap pencegahan karies. (l µm x l µm x l µm cube). Demikian juga,
Penambahan agen remineralisasi seperti synthetic carbonate-hydroxyapatite
fluorides dan CCP-ACP dapat meningkatkan biomimetic (CHA) nanocrystals mulai banyak
remineralisasi. Fluoride yang lepas melalui diteliti dalam proses in vitro untuk mendeteksi
hydrolysis difusi external dand internal. ACP- perubahan pada permukaan enamel.
yangterkandung dalam sealant mempunyai Penatalaksanaan demineralisasi enamel
kapasitas remineralisasi yang lebih besar dengan CHA nanocrystals selama 10 menit
dalam meremineralisasi permukaan lesi karies. menunjukkan adanya remineralisasi enamel
19 yang konsisten, yaitu dengan terbentuknya
carbonate-hydroxyapatite coating. Lapisan
DISKUSI ini terjadi karena ikatan kimia dari synthetic
CHA nanocrystals pada permukaan prisma
Berdasarkan teori “caries balance”, hidroksiapatit enamel.23
karies tidak dihasilkan oleh faktor tunggal,
28
Peran Agen Remineralisasi pada Lesi Karies Dini…. (Yani C R)
29
Stomatogantic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 1 2013: 25-30
30