Professional Documents
Culture Documents
Indoor Smoke Exposure and Other Risk Fac fcb1b3d5 PDF
Indoor Smoke Exposure and Other Risk Fac fcb1b3d5 PDF
ABSTRACT
Background: Globally, pneumonia is an infectious disease with high morbidity and mortality
rates. It causes one of five deaths in children under five years old worldwide. Approximately 61
million new cases of pneumonia occur annually. This study aimed to examine risk factors of
pneumonia among children under five in Karanganyar, Central Java.
Subjects and Method: This was an analytic observational study with case control design. The
study was conducted in Karanganyar District, Central Java, from October to November, 2017.
Study subjects were selected by fixed disease sampling consisting of 68 children under five years
old with pneumonia and 136 without pneumonia. The dependent variable was pneumonia. The
independent variables were nutritional status, exclusive breastfeeding, maternal stress, type of
labour, maternal education, maternal job status, family income, quality of house, quality of
environment, and indoor smoke exposure. The data was collected by questionnaire and analyzed by
path analysis.
Results: The risk of pneumonia increased with indoor smoke exposure (b= 2.63; 95% CI= 1.70 to
3.55; p<0.001). The risk of pneumonia decreased with good house environment (b= -0.93; 95%
CI= -1.72 to -0.14; p= 0.020), healthy behavior (b= -1.41; 95% CI= -2.22 to -0.60; p= 0.001), and
good nutritional status (b= -1.83; 95% CI= -2.72 to -0.93; p < 0.001). Good house environment was
positively affected by good quality of house (b= 1.53; 95% CI= 0.94 to 2.13; p<0.001). Indoor
smoke exposure was negatively affected by good quality of house (b= −1.79; 95% CI= -2.40 to -1.19;
p < 0.001). The likelihood of exclusive breastfeding decreased with maternal stress (b= −0.65; 95%
CI= -1.22 to -0.08; p= 0.024) and history of cesarean section (b= −0.59; 95% CI= -1.20 to 0.01; p=
0.053). Good nutritional status was positively affected by exclusive breastfeeding (b= 0.65; 95%
CI= 0.04 to 1.26; p= 0.036). Number of children was negatively affected by high maternal
education (b= -0.71; 95% CI= -1.29 to -0.14; p= 0.015). Family income was positively affected by
maternal working outside the house (b= 0.89; 95% CI= 0.31 to 1.46; p= 0.002). Maternal working
outside the house was positively affected by high maternal education (b= 0.67; 95% CI= 0.98 to
1.24; p= 0.022).
Conclusion: The risk of pneumonia increases with indoor smoke exposure, but decreases with
good house environment, healthy behavior, and good nutritional status.
Correspondence:
Atika Nikmah. Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A,
Surakarta 57126, Central Java. Email: atikanikmah123@gmail.com.
(WHO dan UNICEF, 2013; UNICEF, 2015 terjadi peningkatan penderita se-
2016a). Pneumonia adalah infeksi perna- banyak 881 kasus dan menyebabkan 2
pasan akut yang berakibat buruk terhadap kematian balita (Dinkes Kabupaten Karan-
paru-paru yang disebabkan oleh virus, ganyar, 2015). Tahun 2016 mengalami pen-
bakteri atau jamur. Infeksi ini umumnya ingkatan kembali sebanyak 913 kasus
tersebar dari seseorang yang terpapar di (Dinkes Kabupaten Karanganyar, 2016).
lingkungan tempat tinggal atau melakukan Berdasarkan studi pendahuluan yang
kontak langsung dengan orang-orang yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten
terinfeksi, biasanya melalui tangan atau Karanganyar insidensi kasus pneumonia
menghirup tetesan air di udara (droplet) balita pada bulan Januari hingga Juni 2017
akibat batuk atau bersin (WHO, 2016a; sebanyak 304 balita
Jones et al., 2016). Penyakit pneumonia memiliki faktor
Pneumonia adalah penyakit infeksi risiko utama pada anak-anak di negara ber-
penyebab utama kematian anak-anak di kembang seperti malnutrisi, kurang men-
bawah lima tahun yaitu sekitar 935,000 dapatkan ASI eksklusif, imunisasi campak
anak setiap tahun atau lebih dari 2,500 per tidak lengkap, lahir prematur, imuno-
hari (WHO, 2015). Perkiraan World Health supresi, infeksi HIV, status ekonomi kelu-
Organization kasus baru pneumonia anak- arga rendah, kondisi komorbiditas, akses
anak di bawah lima tahun yaitu 156 juta terhadap pelayanan kesehatan tidak ter-
kasus setiap tahun dengan 20 juta kasus jangkau, kepadatan penduduk, membawa
cukup parah, dimana 61 juta kasus baru anak ke dapur saat memasak, status gizi,
pneumonia balita diantaranya terjadi di serta musim dingin karena infeksi lain
Asia Tenggara (Rudan 2008; Ferdous, mudah menyebar dari orang ke orang
2014). Afrika dan Asia Tenggara merupa- seperti flu sehingga dapat meningkatkan
kan negara dengan kejadian dan keparahan risiko pneumonia. Faktor risiko pemungkin
kasus pneumonia pada anak-anak tertinggi seperti pendidikan ibu, kekurangan vitamin
yang masing-masing menyumbang 30% A serta faktor lingkungan seperti polusi
dan 39% dari beban global kasus pneu- udara dalam ruangan yang disebabkan oleh
monia (Zar et al., 2013). Period prevalence kegiatan memasak dan pemanas dengan
pneumonia balita berdasarkan hasil Riskes- bahan bakar biomassa (seperti kayu atau
das tahun 2007 sebesar 2.13% mengalami kotoran), kepadatan hunian, dan juga akti-
penurunan pada tahun 2013 menjadi 1.8% vitas merokok orang tua. Penyakit seperti
(Kemenkes RI, 2007; 2013). Penderita malaria dan diare merupakan faktor
pneumonia balita di Indonesia tahun 2016 penting yang berkontribusi terhadap keren-
mencapai 503,738 kasus (57.84%) dan tanan terkena pneumonia di negara ber-
menyebabkan kematian karena pneumonia kembang karena terbatasnya akses pela-
sebanyak 10 balita (Kemenkes RI, 2017). yanan kesehatan dalam hal pemeriksaan
Penderita pneumonia balita di Jawa mikrobiologi dan radiologis, gejala klinis
Tengah tahun 2016 sebesar 20,662 kasus yang dirasakan penting untuk mendiag-
(17.49%) (Kemenkes, 2017). Prevalensi nosis pneumonia. Alasan pemahaman
kasus pneumonia balita berdasarkan hasil dasar yang baik terhadap faktor risiko keja-
pengamatan penyakit di puskesmas Kabu- dian pneumonia pada anak penting karena
paten Karanganyar pada tahun 2014 telah strategi pencapaian pencegahan primer
ditemukan sebanyak 726 kasus (Dinkes lebih diutamakan dalam hal mengurangi
Kabupaten Karanganyar, 2014). Tahun angka morbiditas dan mortalitas anak
banyak 36 subjek (52.9%). Sedangkan pada rumah lebih banyak yaitu sebanyak 88
kelompok kontrol pekerjaan didalam subjek (64.7%).
Tabel 1. Distribusi subjek penelitian
Kasus Kontrol
Karakteristik
n % n %
Umur balita
< 24 31 (45.6%) 73 (53.7%)
≥ 24 37 (54.4%) 63 (46.3%)
Jenis kelamin balita
Perempuan 23 (33.8%) 63 (46.3%)
Laki-laki 45 (66.2%) 73 (53.7%)
Pendidikan
Pendidikan rendah 37 (54.4%) 53 (39.0%)
Pendidikan tinggi 31 (45.6%) 83 (61.0%)
Pekerjaan
Bekerja di dalam rumah 32 (47.1%) 88 (64.7%)
Bekerja di luar rumah 36 (52.9%) 48 (35.3%)
abel 2. hasil analisis jalur determinan risiko kejadian pneumonia pada balita
CI 95%
Variabel
Variabel independen b Batas Bawah p
dependen
Bawah atas
Direct effect
Pneumonia Lingkungan rumah (baik) − 0.93 − 1.72 − 0.14 0.020
Perilaku sehat − 1.41 − 2.22 − 0.60 < 0.001
Status gizi (normal) − 1.83 − 2.72 − 0.93 < 0.001
Paparan asap rumah tangga 2.63 1.70 3.55 < 0.001
(tinggi)
Indirect effect
Lingkungan rumah Kualitas rumah (baik) 1.53 0.94 2.13 < 0.001
Paparan asap rumah Kualitas rumah (baik) − 1.79 − 2.40 − 1.19 < 0.001
tangga
Pemberian ASI eksklusif Stres kehamilan (tinggi) − 0.65 − 1.22 − 0.08 0.024
Pemberian ASI eksklusif Jenis persalinan (sesar) − 0.59 − 1.20 0.00 0.053
Status gizi ASI eksklusif 0.65 0.04 1.26 0.036
Pendapatan Pekerjaan (di luar rumah) 0.89 0.31 1.46 < 0.001
Jumlah anak Pendidikan (tinggi) − 0.71 − 1.29 − 0.14 0.015
Pekerjaan Pendidikan (tinggi) 0.67 0.09 1.24 0.022
n observasi ꞊ 204
Log likelihood ꞊ − 991.06
skor logit ASI eksklusif sebesar 0.59 unit dipelihara dengan baik dapat mencegah
lebih rendah daripada jenis persalian penularan penyakit infeksi termasuk ISPA
operasi (b= − 0.59; CI 95%= − 1.20 hingga pada balita. Lingkungan rumah sebagai
0.00; p= 0.053). determinan kesehatan manusia yang
Terdapat hubungan stres kehamilan mencakup sarana air bersih, pengelolaan
dengan penurunan logit pemberian ASI limbah dan rumah sehat. Kualitas fisik
eksklusif. Stres kehamilan tinggi memiliki (infrastruktur dan perangkat utilitas) serta
skor logit ASI eksklusif sebesar − 0.65 unit lingkungan perlu diketahui karena me-
lebih rendah daripada stres kehamilan miliki peranan penting pada suatu per-
rendah (b= − 0.65; CI 95%= − 1.22 hingga mukiman rumah, karena suatu wilayah
– 0.08; p= 0.024). yang memiliki kualitas fisik dan lingkungan
Terdapat hubungan ASI eksklusif yang baik akan berpengaruh terhadap ber-
dengan peningkatan logit status gizi. Pem- bagai macam aspek yang lain dalam
berian ASI eksklusif memiliki skor logit wilayah tersebut (Widjayanti, 2007).
status gizi sebesar 0.65 unit lebih tinggi Kondisi lingkungan yang baik dapat
daripada tidak memberikan ASI eksklusif berpengaruh positif terhadap terwujudnya
(b= 0.65; CI 95%= 0.04 hingga 1.26; p= status kesehatan yang baik, sebaliknya
0.036) lingkungan yang buruk dapat memicu
Terdapat hubungan pekerjaan dengan terjadinya berbagai penyakit terutama
peningkatan logit pendapatan. pekerjaan di penyakit infeksi (Fitriyani, 2008). Kondisi
luar rumah memiliki skor logit pendapatan lingkungan rumah buruk pada kelompok
sebesar 0.89 unit lebih tinggi daripada kasus sebesar (49.4%). Peneliti menemu-
pekerjaan di dalam rumah (b= 0.89; CI kan bahwa masih tingginya kejadian pneu-
95%= 0.31 hingga 1.46; p < 0.001). monia disebabkan oleh bentuk kondisi
Terdapat hubungan pendidikan rumah ditemukan masih semi permanen,
dengan penurunan logit jumlah anak, pen- letak kandang ternak berada di halaman
didikan tinggi memiliki skor logit jumlah depan rumah sehingga menimbulkan bau
anak sebesar 0.71 unit lebih rendah dari- kotoran ternak dan menjadikan udara
pada pendidikan rendah (b= − 0.71; CI tercemar, sebagian kecil lingkungan rumah
95%= − 1.29 hingga – 0.14; p= 0.015). tidak tersedia tempat pembuangan sampah
Terdapat hubungan pendidikan sehingga muncul perilaku membuang
dengan peningkatan logit pekerjaan, pen- sampah ke sungai yang berada di dekat
didikan tinggi memiliki skor logit pekerjaan lingkungan rumah.
sebesar 0.67 unit lebih tinggi daripada 2. Hubungan perilaku sehat dengan
pendidikan rendah (b= 0.67; CI 95%= 0.09 kejadian pneumonia
hingga 1.24; p= 0.022). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
1. Hubungan kondisi lingkungan perilaku mencuci tangan menggunakan
rumah dengan kejadian pneu- sabun dengan air menurunkan kejadian
monia pneumonia pada balita. Hasil penelitian ini
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejalan dengan penelitian Luby (2005) yang
lingkungan rumah yang baik menurunkan mengatakan bahwa ibu yang memiliki anak
kejadian pneumonia pada balita. Hasil umur kurang dari 5 tahun yang mendapat
penelitian ini sejalan dengan penelitian promosi penggunaan sabun dan mencuci
Wahyuningsih dan Yulianti (2015) yang tangan memakai sabun dengan air di
menyatakan bahwa lingkungan rumah yang tingkat rumah tangga memiliki 50%
kejadian pneumonia lebih rendah diban- dengan ketahanan tubuh atau imunitas
dingkan ibu dari anak yang tidak men- yang rendah. Kondisi gizi kurang dapat
dapatkan promosi dan kebiasaan perilaku menurunkan sistem kekebalan tubuh dan
tidak mencuci tangan memakai sabun melemahkan otot-otot pernafasan sehingga
dengan air (CI 95%꞊ − 65% hingga – 34%). balita dengan gizi kurang akan mudah
Mencuci tangan menggunakan sabun dapat terserang ISPA dibandingkan dengan gizi
mencegah kematian anak yang disebabkan normal (Ceria, 2016).
oleh 2 penyakit pembunuh terbesar yaitu Status gizi kurang merupakan faktor
pneumonia dan diare. Perilaku mencuci utama melemahnya daya tahan tubuh di
tangan menggunakan sabun dengan air seluruh dunia yang berhubungan kuat
dapat menghilangkan kotoran dan patogen antara malnutrisi, infeksi dan kematian
di tangan, secara fisik hal ini dapat bayi. Kondisi gizi kurang menyebabkan
mengurangi penularan patogen (Kamm et anak menjadi kurus, lemah dan rentan
al., 2014). Penelitian yang dilakukan oleh terhadap berbagai penyakit infeksi yang
Ghimire (2012) mengatakan bahwa disebabkan oleh integritas epitel dan
kebersihan tangan dan pernafasan sangat peradangan (Wicaksono, 2015). Akibat dari
penting dalam meminimalkan penyebaran kurangnya asupan makanan atau protein
sebagian besar organisme penyebab ISPA biasanya dikaitkan dengan kekurangan
dan pneumonia. Perilaku mencuci tangan vitamin dan mineral tertentu. Masalah ini
menggunakan sabun dengan air dapat sering menyebabkan penyakit menular
mengurangi kejadian ISPA dan pneumonia seperti diare dan pneumonia anak balita.
sebesar 50%. Strategi pencegahan pneu- Anak-anak dengan gizi kurang memiliki
monia dapat dilakukan pada saat batuk respon imun yang lemah, akibatnya
atau bersin ke siku atau lengan agar penyakit infeksi anak lebih parah diban-
meminimalkan rentang penerbangan dingkan anak dengan status gizi normal
droplet yang dikeluarkan. Kebersihan (Ramezani, 2015).
tangan dapat dijaga dengan sering mencuci Hasil penelitian yang dilakukan oleh
tangan menggunakan sabun dengan air. peneliti menemukan bahwa status gizi
3. Hubungan status gizi dengan kurang pada kelompok kasus sebanyak
kejadian pneumonia (55.6%) dimana berat badan anak tidak
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kunjung meningkat sejak didiagnosis
status gizi yang normal menurunkan pneumonia oleh dokter. Selain itu juga
kejadian pneumonia pada balita. Hasil faktor nafsu makan anak yang kurang dan
penelitian ini sejalan dengan penelitian aktivitas fisik seperti bermain tinggi
Efni (2016) yang mengatakan bahwa status menyebabkan status gizi anak rendah.
gizi merupakan faktor risiko kejadian 4. Hubungan paparan asap rumah
pneumonia (OR꞊ 9.1; CI 95%꞊ 0.86 hingga tangga dengan kejadian pneu-
56.89). Malnutrisi adalah faktor risiko yang monia
paling penting untuk terjadinya kasus Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pneumonia pada balita yang disebabkan paparan asap rumah tangga yang tinggi
oleh asupan yang kurang memadai. Mal- meningkatkan kejadian pneumonia pada
nutrisi akan menghambat pembentukan balita. Penelitian ini sejalan dengan pene-
antibodi yang spesifik dan juga akan meng- litian Kumar (2013) yang mengatakan
ganggu pertahanan paru. Bakteri atau virus bahwa peluang episode pneumonia jauh
mudah masuk dalam tubuh individu lebih tinggi pada anak-anak dari rumah
tinggal harus memenuhi persyaratan fisik kemajuan dalam menyusui sehingga dapat
dan biologis agar aman bagi penghuninya. digarisbawahi pentingnya dukungan sosial
Anggiani juga menyatakan bahwa faktor ditingkat keluarga dan masyarakat (Li,
risiko kejadian pneumonia pada balita 2008). Stres kronis dikaitkan dengan kadar
dapat dipengaruhi oleh kondisi rumah yang kortisol serum yang dapat mempengaruhi
tidak sehat mempunyai peluang 1.7 lebih respon imun serta pergeseran produksi
besar untuk terjadinya pneumonia. molekul protein sitokin yang berakibat
Jenis bahan bakar yang digunakan kerentanan terhadap infeksi dan menyusui.
untuk memasak berkaitan dengan polutan Sitokin berasal dari epitel mammae,
atau zat yang dapat mengakibatkan pence- limfosit, dan magrofag dalam susu dimana
maran udara di dalam rumah khususnya di sistem kekebalan limfosit
sekitar dapur. Polusi udara dalam ruangan bertanggungjawab terhadap stressor dan
yang tinggi dari bahan bakar yang tidak mekanisme yang mempengaruhi produksi
memenuhi syarat seperti kayu bakar, arang sitokin pada susu yang dapat dipengaruhi
dan minyak tanah dapat menyebabkan oleh stres (Thibeau, 2016).
iritasi saluran pernafasan dan mempen- Menyusui meningkatkan kemampuan
garuhi pertahanan tubuh spesifik dan non kognitif dan mengurangi risiko penyakit
spesifik pada saluran pernafasan balita infeksi pada anak namun efektifitas pem-
terhadap patogen penyakit (Syani, 2015). berian bergantung secara signifikan pada
6. Pengaruh stres kehamilan ter- keadaan gizi ibu. Seiring meningkatnya
hadap kejadian pneumonia balita kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menyusui diperlukan peningkatan kon-
stres kehamilan yang tinggi menurunkan sumsi makanan. Kekurangan nutrisi makro
pemberian ASI eksklusif yang berpengaruh dan mikro pada wanita menyusui dapat
pada meningkatnya kejadian pneumonia. menyebabkan penurunan kandungan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian mikronutrien dan kalori ASI (Fledder-
yang dilakukan oleh Dozier (2012) yang johann, 2016). Kesimpulan hal tersebut
mengatakan bahwa terdapat hubungan yaitu asupan makanan ibu harus sesuai
antara stres dengan durasi menyusui kebutuhan selama kehamilan hingga proses
eksklusif. Dampak ini terlihat pada lama persalinan, hal ini akan mendorong kelen-
durasi menyusui yang tidak pasti padahal jar susu memproduksi kolostrum untuk
kegiatan menyusui sangat bermanfaat bagi menghasilkan air susu.
kesehatan batita. Kondisi status sosial 7. Hubungan jenis persalinan ter-
ekonomi keluarga rendah mengakibatkan hadap kejadian pneumonia balita
stres kehamilan yang berakibat pada peng- Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
hentian pemberian ASI dan mengganggu jenis persalinan operasi (section cesarean)
pencapaian tujuan menyusui dengan menurunkan pemberian ASI eksklusif yang
masing-masing nilai (OR꞊ 1.82; CI 95%꞊ berpengaruh pada meningkatnya kejadian
1.15 hingga 2.88) (OR꞊ 2.80; CI 95%꞊ 1.46 pneumonia. Penelitian ini sejalan dengan
hingga 5.37) penelitian yang dilakukan oleh Regan
Peningkatan dukungan suami dan (2013) yang mengatakan bahwa wanita me-
keluarga seperi dukungan emosi, instru- lahirkan normal 47% lebih mungkin untuk
mental, dan dukungan informasi untuk menyusui dibandingkan dengan wanita
meningkatkan durasi menyusui. Dukungan yang melahirkan secara sesar (OR꞊1.47; CI
tersebut merupakan alasan penting untuk 95%꞊ 1.35 hingga 1.60).
Dampak persalinan sesar yaitu proses Menyusui bisa ditambah hingga usia 2
laktasi yang tertunda sehingga banyak bayi tahun atau lebih. Penyapihan dini bisa
yang lahir melalui persalinan sesar tidak membuat anak lebih rentan terhadap ber-
mendapat dukungan dini dalam mendapat- bagai macam penyakit seperti masalah per-
kan ASI yang bermanfaat sebagai stimu- nafasan yang merupakan penyakit penye-
lator untuk kesehatan usus secara fisiologis. bab sebagian besar rawat inap anak-anak
Akibat kolonisasi non fisiologis dan usia dibawah 5 tahun (Breigeiron, 2015).
dukungan makanan awal yang hilang oleh Menyusui diakui sebagai intervensi kese-
laktasi yang tertunda mungkin berakibat hatan yang paling hemat biaya untuk
pada efek jangka panjang. Persalinan sesar mengurangi kematian pada masa bayi dan
juga dikaitkan dengan penyakit infeksi mengurangi kejadian pneumonia pada
seperti asma pada ibu dan alergi rhinitis anak terutama di negara berkembang
(Neu, 2011). Menyusui memberikan termasuk Indonesia dengan kematian anak
manfaat kepada kesehatan anak dimana yang paling menonjol (Nguyen, 2017).
peluang gangguan pernafasan anak men- 9. Hubungan pendidikan terhadap
jadi rendah. Bayi yang lahir dengan cara kejadian pneumonia balita
persalinan sesar cenderung tidak kontak Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
langsung dengan kulit. Kontak kulit ke kulit pendidikan tinggi ibu meningkatkan peker-
merupakan faktor untuk inisiasi menyusu jaan ibu dan menurunkan jumlah anak
dini dan memperpanjang durasi pemberian dalam keluarga yang berakibat pada me-
ASI. (Hobbs, 2016). nurunnya kejadian pneumonia balita.
8. Hubungan ASI eksklusif terhadap Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kejadian pneumonia balita yang dilakukan oleh Pradhan (2016) yang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengatakan bahwa ada hubungan yang
ASI eksklusif meningkatkan status gizi yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan
berpengaruh pada menurunnya kejadian persepsi mengenai pneumonia dimana
pneumonia. Penelitian yang dilakukan oleh 32.6% ibu tamat SMP dan 41.3% ibu me-
Sugihartono dan Nurjazuli (2012) mengata- miliki pengetahuan cukup tentang pneu-
kan bahwa ada hubungan antara pemberi- monia.
an ASI dengan cairan lainnya pada usia Tingkat pendidikan orang tua meru-
anak kurang dari 6 bulan beresiko 8.95 kali pakan gambaran seberapa tinggi pengeta-
untuk menderita pneumonia. Praktik pem- hun yang dimiliki orang tua. Seperti halnya
berian ASI eksklusif memiliki peran dalam kemapuan dan keterampilan yang dimiliki
menentukan status gizi bayi, pemberian orang tua tentu sesuai dengan tingkat
makan yang tidak tepat selama masa pendidikan yang diikutinya (Kurniasari,
kanak-kanak menyebabkan malnutrisi yang 2017). Pendidikan diyakini sangat berpen-
berkontribusi pada morbiditas dan morta- garuh terhadap kecakapan, tingkah laku
litas anak, gangguan perkembangan kogni- dan sikap seseorang dan hal ini semestinya
tif, serta kondisi kesehatan yang buruk terkait dengan tingkat pendapatan sese-
dikemudian hari (Kumar dan Singh, 2015). orang. Artinya secara rata-rata makin tinggi
Status gizi dan menyusui sangat erat tingkat pendidikan seseorang maka makin
kaitannya. ASI eksklusif sampai 6 bulan memungkinkan orang tersebut mempero-
memiliki efek perlindungan terhadap status leh pendapatan yang lebih tinggi (Tarigan,
gizi anak-anak dan ASI diindikasikan 2006).
merupakan makanan lengkap serta bergizi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bagai jenis pekerjaan yang dilakukan oleh
kelompok kasus dengan pendidikan tinggi ibu memiliki perbedaan dalam pendapatan
sebesar (27.2%) yaitu tingkat pendidikan yang diperoleh. Pendapatan yang rendah
SMA ke atas dan jumlah anak lebih yang pada umumnya berkaitan erat dengan
dimiliki kelompok kasus sebesar (54.1%). berbagai masalah kesehatan yang dihadapi,
Rendahnya tingkat pendidikan tinggi ibu hal ini disebabkan karena ketidakmampuan
yang berakibat pada pendapatan yang dan ketidaktahuan dalam mengatasi ber-
diperoleh tidak menentu karena didasarkan bagai masalah tersebut terutama dalam
pada jenis pekerjaan sebagian besar adalah kesehatan (Christi, 2015).
petani dan buruh yang mengadalkan mus-
im panen. Rendahnya tingkat pendidikan DAFTAR PUSTAKA
subjek penelitian berakibat pada banyak- Abuka T (2017). Prevalence of pneumonia
nya anak yang dimiliki yaitu lebih dari 2. and factors associated among children
Banyak anak dalam keluarga menimbulkan 2-59 months old in Wondo Genet
masalah kesehatan seperti kondisi rumah district, Sidama zone, SNNPR, Ethio-
sesak memudahkan penularan penyakit pia. Curr Pediatr Res, 21 (1): 19-25
infeksi, tertundanya anak mendapatkan Anggiani DR, Suhartono, Dewanti NAY
perawatan karena faktor pendapatan kelu- (2016). Hubungan Kondisi Lingkung-
arga rendah dan menimbulkan stres ibu an dalam Rumah dengan Kejadian
dalam merawat anak. Pneumonia pada Balita di Wilayah
10. Hubungan pekerjaan terhadap Kerja Puskesmas Pati I Kabupaten
kejadian pneumonia balita Pati. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (3): 776-78. ISSN: 2356-3346
pekerjaan di luar rumah meningkatkan Boccolini CS, Carvalho ML, de Oliveira
pendapatan keluarga dan meningkatkan MIC, de dan Boccolini P, de MM.
status gizi balita yang berakibat menurun- (2011). Breastfeeding can prevent
nya kejadian pneumonia balita. Hasil hospitalization for pneumonia among
penelitian ini sejalan dengan penelitian children under 1 year old, Journal de
Kosai (2015) yang mengatakan bahwa Pediatria, 87(5): 399–404. doi: 10.22-
terdapat hubungan antara pendapatan 23/JPED.2136.
keluarga dengan kejadian pneumonia (HR꞊ Breigeiron MK, Miranda MND, Souza
1.11; CI 95%꞊ 1.02 hingga 1.20). AOWD, Gerhardt LM, Valente MT
Hubungan antara status sosial (2015). Association between nutri-
ekonomi dan kematian paling terasa ketika tional status, exclusive breastfeeding
pendapatan sebagai indikator status sosial and length of hospital stay of children,
ekonomi di keluarga. Perbedaan ini dapat 36: 47–54. doi: 10.1590/1983-1447.2-
dijelaskan melalui adanya perbedaaan 015.esp.57459.
dukungan sosial, komorbiditas yang sudah British Lung Foundation (2015). What is
ada sebelumnya dan karakteristik penyakit Pneumonia?. Diakses dari http://-
infeksi yang diderita (Koch, 2013). Hasil www.healthline.com/health/pneumo
penelitian ini didapatkan bahwa pekerjaan nia? pada tanggal 24 April 2017.
ibu di luar rumah pada kelompok kasus Caggiano S, Ullmann N, de Vitis E, Trivelli
sebesar (42.9%) dimana ibu yang bekerja di M, Mariani C, Podagrosi M, Ursitti F,
luar rumah lebih besar dibandingkan ibu Bertolaso C, et al. (2017). Factors that
yang bekerja di dalam rumah. Dari ber- negatively affect the prognosis of