You are on page 1of 24

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ANAK, PERSONAL HYGIENE DAN

KEBIASAAN MAKAN PADA ANAK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI


MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH (MIM) SENU MARGA
KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2016

Oleh:

Yazika Rimbawati (Dosen Tetap Prodi DIII Keperawtan UKB)

Abstract

Dental caries disease is an infection destructive to structures teeth causing cavities. The
department of health in 2013 increased prevalence of dental caries in the population of
indonesia 43,4 % in 2007 be 53,2 % in 2013. This report aims to review the Knowledge
Children, Personal Hygiene, and Habits Feeding on a scene Dental Caries abused in
Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga OKU District in East 2016. The kind of
research it uses analytic survey by approach cross sectional .Statistical tests use the chi-
square using the total number of 60 respondents. The analysis is done in two stages namely
Univariat analysis and Bivariat, obtained the result that the proportion of dental caries
among respondents knowledgeable only is the 32 (53,3%), respondents knowledge able less
goodly about 28 the (46,7%). The proportion of dental caries on personal hygiene rubbing
teeth about 29 the (48,3%), respondents were not rubbing the teeth that is about 31 the
(51,7%). And the proportion of Dental Caries among respondents with the good eating a
total of 29 the (48,3%), respondents has the habit of eating less well as many as 31 the
(51,7%). Data the chi-square α=0,05 that there is a matter of knowledge a scene dental
caries value 0,033 p .There is a matter of personal hygiene in the dental caries value 0,018 p.
And there is a matter of our eating habits in the dental caries value 0,005 p. Advice of
research expected childrens can maintain cleanliness himself especially hygiene the mouth
with rubbing teeth at least 2x a day, and maintain a habit of eating.

Keywords : Knowledge Children, Personal Hygiene and Our Eating Habits, Dental
Caries
Reference : 19 (2007-2016)

431
PENDAHULUAN

Karies atau gigi berlubang adalah permasalahan yang sering dijumpai di rongga mulut.

Sesuai data global WHO menunjukkan 60-80% anak-anak di negara industri memiliki gigi

berlubang (WHO, 2000). Ditinjau dari kelompok umur menurut WHO penderita karies aktif

terjadi peningkatan prevalensi dari tahun 2007 ke tahun 2013, dengan peningkatan terbesar

pada usia 12 tahun sebanyak 13,7% dan usia 65 tahun lebih sebanyak 14,3% (WHO, 2013).

Anak usia sekolah rentan terhadap karies gigi dikarenakan mereka kurang bisa

memelihara dan merawat dengan baik kesehatan dan kebersihan mulut dan gigi mereka.

Selain itu pola makan dengan jajanan di lingkungan sekolah yang tak seimbang juga dapat

memicu terjadinya penyakit ini (Akbar, 2012).

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi sehingga

menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani penyakit ini dapat menyebabkan nyeri,

penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian (Muttaqin dkk,

2014: 36).

Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia prevalensi karies gigi

sebesar 60-80% dari jumlah penduduk Indonesia (SKRT, 2014). Berdasarkan survey

kesehatan gigi yang dilakukan oleh direktoral pada daerah kota anak umur 8 tahun

mempunyai prevalensi karies 45,2% rata-rata 0,84, anak umur 12 tahun sebesar 76,62% rata-

rata 2,21 sedangkan anak umur 14 tahun mempunyai prevalensi kariesnya sebesar 73,2%

dengn rata-rata 2,69 (SKRT, 2014). Menurut Riskesdas Sumatera Selatan tahun 2014,

prevalensi penduduk bermasalah gigi dan mulut adalah 16,8% dan yang menerima perawatan

dari tenaga medis gigi adalah 27,6% (Riskesdas SumSel, 2014). Prevalensi penduduk

provinsi Sumatera Selatan dengan masalah gigi-mulut sebesar 18,6% dan yang menerima

432
perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi sebanyak 27,6%. Prevalensi karies

sebesar 19,2% dan yang menerima perawatan sebesar 29,4% (Dinkes SumSel, 2015).

Prevalensi penduduk provinsi Sumatera Selatan khususnya wilayah Kabupaten OKU

Timur yang mengalami masalah gigi-mulut yaitu 7,6% dan prevalensi yang menerima

perawatan/pengobatan gigi dari tenaga kesehatan gigi di wilayah Kabupaten OKU Timur

sebesar 36,7% (Riskesdas, 2014).

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga merupakan salah satu

sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Belitang III, Kabupaten OKU Timur.

Sekolah ini berada di daerah pedesaan yang sebagian besar masyarakat di daerah tersebut

masih kurang memperhatikan tentang budaya hidup sehat. Hal tersebut yang membawa

dampak pada anak-anak mereka yang dalam hal ini adalah siswa di Madrasah Ibtidaiyah

Muhammadiyah Senu Marga.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Madarasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga

Kabupaten OKU Timur Tahun 2016 pada bulan Juni-Juli 2016. Populasi dalam penelitian ini

yaitu semua pasien yang berkunjung dan berobat di Puskesmas Suak Tapeh Kabupaten

Banyuasin Tahun selama bulan April-Agustus Tahun 2015 berjumlah 250 orang. Sampel

penelitian diambil 20-25 % berjumlah 55 responden.

Pengumpulan data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh

secara langsung saat penelitian berlangsung melalui wawancara dengan responden,

menggunakan alat berupa kuesioner dan data sekunder yaitu data yang didapat catatan dari

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur serta

didapatkan dari buku literatur.

433
Pengolahan data

Setelah data terkumpul maka dilakukan Editing data, coding, Entri dan dilanjutkan

dengan Cleaning data.

Analisis Univariat

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel, dari

variabel independen (Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan Kebiasaan Makan) dan

variabel dependen (karies gigi).

Analisis Bivariat

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu : variabel

independen (Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan Kebiasaan Makan) dengan variabel

dependen (karies gigi) dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi-Square (X²) dengan

batas kemaknaan ɑ 0,05.

HASIL

Tabel 1.
Proporsi Karies Gigi Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan Kebiasaan Makan

Variabel Jumlah Persentase(%)


Karies Gigi
Ya 33 55
Tidak 27 45
Pengetahuan
Baik 32 53,3
Kurang Baik 28 46,7
Personal Hygiene
Ya 29 48,3
Tidak 31 51,7
Kebiasaan Makan
Baik 29 48,3
Kurang Baik 31 51,7
Jumlah 60 100

434
Berdasarkan Tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menderita karies

gigi yaitu sebanyak 33 responden (55%) lebih banyak dari responden yang tidak mederita

karies gigi yaitu sebanyak 27 responden (45%) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

(MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

Terdapat bahwa jumlah responden yang berpengetahuan yang baik yaitu sebanyak 32

responden (53,3%) lebih banyak dari responden yang frekuensi pengetahuannya kurang baik

yaitu 28 responden (46,7%) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga

Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

Terdapat 29 responden (52,7%) yang mempunyai riwayat penyakit gout kategori

obesitas dan responden yang tidakmempunyai riwayat penyakit gout kategori obesitas

berjumlah 26 responden (47,3%).

Dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki kebiasaan menggosok gigi

sesudah makan dan sebelum tidur sebanyak 29 responden (48,3%) lebih sedikit dari yang

tidak menggosok gigi sesudah makan dan sebelum tidur yaitu sebanyak 31 responden

(51,7%) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur

Tahun 2016.

Dapat diketahui bahwa jumlah resonden yang memiliki pola kebiasaan makan yang

baik sebanyak 29 resonden (48,3%) lebih sedikit dari pola kebiasaan makan yang kurang baik

yaitu sebanyak 31 responden (51,7%) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu

Marga Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.


Tabel 2
Hubungan Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan Kebiasaan Makan dengan
Karies Gigi

Kejadian Karies Gigi Jumlah


Ya Tidak OR
p.value
Variabel N % 95%
n % n %
CI
Pengetahuan
Baik 13 40,6 19 59,4 32 100 0,033 1,3
Kurang Baik 20 71,4 8 28,6 28 100
Personal Hygiene
Ya 21 72,4 8 27,6 29 100 0,018 4,1
Tidak 12 38,7 19 61,3 31 100
Kebiasaan Makan 1,0
Baik 10 34,5 19 65,5 29 100 0,005
Kurang Baik 23 74,2 8 25,8 31 100
Total 33 27 60
Dari tabel 2 di atas terlihat bahwa proporsi kejadian Karies Gigi pada responden

berpengetahuan baik sebanyak 13 orang (40,6%), lebih sedikit bila dibandingkan dengan

responden yang berpengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 20 orang (71,4%). Berdasarkan

hasil uji Chi-square dengan batas kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p value sebesar = 0,033

lebih kecil dari α = 0,05. Yang berarti ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan

Anak dengan kejadian Karies Gigi, sehingga hipotesisi yang menyatakan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Anak dengan kejadian Karies Gigi terbukti

secara statistik. Hasil analisa nilai OR Pengetahuan Anak adalah 0,274, artinya pengetahuan

anak yang baik berpeluang 1 kali terkena Karies Gigi dibandingkan dengan anak yang

berpengetahuan kurang baik.

Dari tabel 2 di atas, terlihat bahwa proporsi kejadian Karies Gigi pada responden

dengan Personal Hygiene menggosok gigi sebanyak 21 orang (72,4%) lebih banyak bila

dibandingkan dengan yang tidak menggosok gigi yaitu sebanyak 12 orang (38,7%).

Berdasarkan uji Chi-square dengan batas kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p value sebesar

= 0,018 lebih kecil dari α = 0,05. Yang berarti ada hubungan yang bermakna antara Personal

Hygiene dengan kejadian Karies Gigi, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara Personal Hygiene dengan kejadian Karies Gigi terbukti secara statistik.

Hasil analisa nilai OR Personal Hygiene adalah 4,156, artinya responden yang melakukan

Personal Hygiene berpeluang 4 kali terkena Karies Gigi, dibandingkan yang tidak terkena

Karies Gigi.

Dari tabel 2 di atas, terlihat bahwa proporsi kejadian Karies Gigi pada responden

dengan frekuensi Kebiasaan Makan baik sebanyak 10 orang (34,5%) lebih sedikit bila

dibandingkan dengan frekuensi Kebiasaan Makan yang kurang baik yaitu sebanyak 23 orang

(74,2%). Berdasarkan uji Chi-square dengan batas kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p

value sebesar = 0,005 lebih kecil dari 0,05. Yang berarti ada hubungan yang bermakna antara

Kebiasaan Makan dengan kejadian Karies Gigi, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa

ada hubungan antara Kebiasaan Makan dengan Kejadian Karies Gigi terbukti secara statistik.

Hasil analisa nilai OR Kebiasaan Makan adalah 1,0 , artinya Kebiasaan Makan anak yang

baik berpeluang 1 kali terkena Karies Gigi, dibandingkan yang tidak terkena Karies Gigi

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa univariat dan bivariat maka dapat dianalisis mengenai

variabel independen (Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan Kebiasaan Makan) dan

variabel dependen (Kejadian Karies Gigi).

Proporsi kejadian Karies Gigi pada responden berpengetahuan baik sebanyak 32 orang

(53,3%), lebih banyak bila dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang baik

yaitu sebanyak 28 orang (46,7%). Berdasarkan uji chi-Square dengan batas kemknaan α =

0,05 diperoleh nilai p value sebesar = 0,033 lebih kecil dari α = 0,05. yang berarti ada

hubungan yang bemakna antara Pengetahuan Anak dengan kejadian Karies Gigi, sehingga

hipotesisi yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Pengetahuan Anak dengan kejadian

Karies Gigi terbukti secara statistik. Hasil analisa nilai OR Pengetahuan Anak adalah 0,274,

artinya pengetahuan anak yang baik berpeluang 1 kali terkena Karies Gigi dibandingkan
dengan anak yang berpengetahuan kurang baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Sigit (2013) di SDN Plempukan Kembaran Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen tentang

Tingkat Pengetahuan tentang Perawatan Gigi Siswa Kelas IV dan V yang menyatakan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Anak dengan kejadian Karies Gigi yaitu

dengan p value = 0,013. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah hasil

penginderaan terhadap objek tertentu (Notoadmodjo, 2012: 1). Faktor pengetahuan

mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Tetapi tidak

selalu pengetahuan menyebabkan perubahan perilaku, namun hubungan positif antara

pengetahuan dan perilaku telah banyak diperlihatkan (Notoadmodjo, 2012). Pengetahuan

responden terhadap Karies Gigi dapat diperoleh dari pengalamannya sendiri ataupun juga

dari orang lain. dengan adanya pengetahuan yang baik diharapkan anak dapat melakukan

upaya-upaya pencegahan terjadinya Karies Gigi (Notoadmodjo, 2012). Pengetahuan dibagi

menjadi 6 tingkatan yaitu: Tahu (Know), Memahami (Coprehension), Aplikasi (Aplication),

Analisis (Analysis), Sintesis (Syntesis) dan Evaluasi (Evaluation). Indikator-indikator yang

dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ata kesadaran terhadap kesehatan

dapat dikelompokkan menjadi: Pengetahuan tentang sakit dan penyakit, Pengetahuan tentang

cara memelihara kesehatan dan cara hidup sehat, Penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya yang

ditimbulkannya, Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. Pengetahuan yang tinggi

menjadikan orang mengetahui tentang Karies Gigi dan cara-cara mencegahnya agar tidak

terjadi ataupun terulang kembali terkena Karies Gigi (Soegeng, 2008). Berdasarkan hasil

penelitian dan teori di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara Pengetahuan Anak dengan Kejadian Karies Gigi di Madrasah Ibtidaiyah

Muhammadiyah (MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

Proporsi kejadian Karies Gigi pada Personal Hygiene menggosok gigi sebanyak 29

orang (48,3%), lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang tidak menggosok gigi yaitu
sebanyak 31 orang (51,7%). Berdasarkan uji chi-Square dengan batas kemaknaan α = 0,05

diperoleh nilai p value sebesar = 0,018, lebih kecil dari α = 0,05. Yang berarti ada hubungan

yang bermakna antara Personal Hygiene dengan kejadian Karies Gigi, sehingga hipotesis

yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Personal Hygiene dengan kejadian Karies Gigi

terbukti secara statistik. Hasil analisa nilai OR Personal Hygiene adalah 4,156, artinya

responden yang melakukan Personal Hygiene berpeluang 4 kali terkena Karies Gigi,

dibandingkan yang tidak terkena Karies Gigi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Sudarmanto (2012) di SDN Banyuasin III tentang Hubungan antara Karies Gigi dan Cara

Menyikat Gigi dengan Kesehatan Gigi pada Anak SD Kelas IV dan V yang menyatakan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara cara menyikat gigi yang baik dengan kesehatan

gigi yaitu dengan p value = 0,003. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2010).

Sedangkan Personal Hygiene pada gigi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

Menggosok gigi minimal 2x sehari, Membersihkan gigi dengan menggunakan tusuk gigi,

Membersihkan gigi dengan benang sutera, dan Memeriksakan gigi ke Dokter gigi minimal 6

bulan sekali. Dengan dilkukannya upaya-upaya kesehatan gigi tersebut, maka akan

menghindarkan kita dari penyebab Karies Gigi (Dewanti, 2012: 19). Berdasarkan hasil

penelitian dan teori di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara Personal Hygiene dengan Kejadian Karies Gigi di Madrasah Ibtidaiyah

Muhammadiyah (MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

Proporsi kejadian Karies Gigi ada responden yang memiliki Kebiasaan Makan Baik

sebanyak 29 orang (48,3%), lebih sedikit bila dibandingkan dengan responden yang memiliki

Kebiasaan Makan kurang baik yaitu sebanyak 31 orang (51,7%). Berdasarkan uji chi-Square

dengan batas kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p value sebesar = 0,005, lebih kecil dari α =

0,05. Yang berarti ada hubungan yang bermakna antara Kebiasaan Makan dengan kejadian
Karies Gigi, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Kebiasaan

Makan dengan kejadian Karies Gigi terbukti secara statistik. Hasil analisa nilai OR

Kebiasaan Makan adalah 0,183, artinya Kebiasaan Makan anak yang baik berpeluang 1 kali

terkena Karies Gigi, dibandingkan yang tidak terkena Karies Gigi. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Dian Anggraeni (2007) di TK ABA 52 Semarang tentang Hubungan

Antara Tingkat Konsumsi Karbohidrat dan Frekuensi Makan Makanan Kariogenik dengan

Kejadian enyakit Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah dengan p value = 0,019. Kebiasaan

Makan pada anak yang harus dihindari adalah sebagai berikut: Makanan manis, Makanan

lengket dan Minuman bersoda (Sigit, 2013). Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas,

maka peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Kebiasaan Makan

dengan Kejadian Karies Gigi di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga

Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan

Kebiasaan Makan secara simultan dengan Kejadian Karies Gigi di Madrasah Ibtidaiyah

Muhammadiyah (MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur Tahun 2016

Saran

Kepada Peneliti Yang Akan Datang

Hasil penelitian ini dapat diperluas menjadi penelitian analitik dengan pengambilan

sampel penelitian yang lebih besar dan lebih luas serta untuk peneliti yang akan datang

diharapkan dapat melibatkan seluruh faktor yang berhubungan dengan kejadian karies pada

anak.
DAFTAR PUSTAKA
Alimah Sari, Siti. 2014. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Timbulnya Karies
Gigi pada Anak Usia Sekolah Kelas 4-6 di SDN Ciputat 6 Tangerang Selatan Provinsi
Banten Tahun 2013. Universitas Islam Negeri: Skripsi UIN Jakarta

Artikel Kesehatan. 2015. Penyebab Karies Gigi. (online). Tersedia pada


http:www.spesialis.info/?penyebab-karies-gigi-(kavitasi),940. Diakses tanggal 05 April
2016

Anggraeni, Dian. 2007. Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Karbohidrat dan Frekuensi
Makan-makanan Kariogenik dengan Kejadian Penyakit Karies Gigi pada Anak Pra
Sekolah di TK ABA 52 Semarang. Universitas Negeri Semarang: Skripsi UNNES

Departemen Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan RI. (online). Tersedia pada
http://ragamskripsi.net16.net/tag/data-karies-gigi-menurut-depkes-ri-tahun-2014.
Diakses tanggal 15 Maret 2016

Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2012. Laporan Bulanan Februari 2012 Dinas Kesehatan
Kota Palembang. (online). Tersedia pada http://www.dinkes.palembang.go.id. Diakses
tanggal 15 Maret 2016

Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2013. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2013.
(online). Tersedia pada http://dinkes.palembang.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2016

Irma, Indah. 2013. Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Yogyakarta: Nuha Medika

Melvi. 2013. Artikel Kesehatan Wanita Pencegahan dan Pengobatan Karies pada Gigi Anak.
Jakarta: Artikel Kesehatan

Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Pearce, Evelyn. 2013. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Umum

Pratiwi. 2007. Biologi Jilid 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Prayitno, Sigit. 2013. Tingkat Pengetahuan tentang Perawatan Gigi Siswa Kelas IV dan V

SD Negeri Plempukan Kembaran Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen. Universitas

Negeri Yogyakarta: Skripsi UNY

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sumatera Selatan. 2007. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sumatera Selatan. (online). Tersedia pada
http://jurnal.poltekkespalembang.ac.id. Diakses tanggal 15 Maret 2016

Santoso, Soegeng. 2008. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, Yuliani Nurani. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks
Sudarmanto. 2012. Hubungan Antara Karies Gigi Dan Cara Menyikat Gigi Yang Baik
Dengan Kesehatan Gigi Pada Anak SD Kelas IV dan V Di SDN 23 Banyuasin III
Tahun 2012. Universitas Kader Bangsa Palembang: Skripsi UKB Palembang

Survey Kesehatan Rumah Tangga. 2014. Laporan Kesehatan Rumah Tangga RI. (online).
Tersedia pada http://ragamskripsi.net16.net/tag/data-karies-gigi-menurut-depkes-ri-
tahun-2014. Diakses tanggal 15 Maret 2016

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Woard Health Organisation (WHO). 2013. Karies Gigi Menurut WHO. (online). Tersedia
pada http://www.unilever.co.id/news/press-releases/2013/sesuai-data-global.html.
Diakses tanggal 15 Maret 2016
Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dengan Perilaku Perawatan Gigi
Pada Anak Usia Sekolah di SD 104 Sako Palembang Tahun 2018.

Oleh:

Niken Puspita Asih (Dosen Tetap Prodi DIII Keperawtan UKB)

Abstract

.
Caries in school-age children increases every year. One of the factors that affects the dental
caries are knowledge and awareness of the importance dental health care. The aims of this
study are to determine the relationship between the levels of dental health knowledge with the
behavior of doing dental care. This study used descriptive correlative design. Sample of this
study are 142 school age children in SDN Sako Palembang. Stratified random sampling is
used as the sampling techniques. The results of this study showed that there is a significant
relationship between level of dental health knowledge with dental care behavior of school-age
children in SDN Sako Palembang (p value: 0.013). The study recommends to health care
institutions, educational institutions, and parents to enhance the information content related
to dental health and dental care at school-age children to prevent the occurrence of dental
caries.

Key words: caries, dental health, knowledge, school-age

Reference: 19 (2007-2016)
PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia perlu diperhatikan. Di Indonesia,

penyakit gigi dan mulut berada pada sepuluh besar penyakit terbanyak yang tersebar di

berbagai wilayah (Mikail, B., & Candra, A, 2011). Data Dinas Kesehatan Bogor tahun 2009

menunjukkan 231.227 (21.78%) dari total 1.061.440 penduduk Kota Bogor menderita

penyakit gigi dan mulut (Ron, 2011). Dari tahun ke tahun terjadi kenaikan angka prevalensi

kejadian karies pada penduduk Indonesia pada tahun 1995 sebesar 63 % menjadi 90 % pada

tahun 2011 (Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi, 2011). Untuk itu masalah

karies di Indonesia memerlukan penanganan yang serius dari berbagai pihak. Karies

merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang.

Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit gigi berlubang antara lain karena struktur

gigi, mikroorganisme mulut, lingkungan substrat (makanan), dan lamanya waktu makanan

menempel di dalam mulut (Schuurs, 1992). Faktor lain adalah usia, jenis kelamin, tingkat

ekonomi, tingkat pendidikan lingkungan, kesadaran dan perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan gigi (Suwelo, 1997).

Karies gigi dapat dialami oleh semua kelompok usia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2001 disebutkan bahwa prevalensi karies gigi aktif pada umur 10 tahun ke atas
sebesar 52% dan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur hingga mencapai
63% pada golongan umur 45-54 tahun, sementara itu pada kelompok umur anak usia sekolah
dasar, sebesar 66,8% - 69,9% (Depkes RI, 2004). Rahardjo (2007 dalam Kawuryan
2008) juga membuktikan dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 bahwa terdapat
76,2 % anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami
gigi berlubang (Kawuryan, 2008). Sedangkan di Jawa Barat penyakit gigi berlubang pada
anak usia sekolah mencapai 85 % (Lukihardianti, 2011). Dari data di atas, disimpulkan
bahwa karies gigi pada anak usia 12 tahun membutuhkan penanganan yang serius dari
berbagai pihak.
Pemerintah bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) telah
berupaya menangani masalah kesehatan gigi melalui program pemeriksaan gigi gratis enam
bulan sekali. Pemerintah juga telah membuat program kegiatan Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS) di setiap sekolah (Hutabarat, 2009). Harapannya dengan adanya program-
program tersebut masalah kesehatan gigi dapat teratasi.
Karies gigi pada anak apabila dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan masalah
kesehatan lain. Akibat dari karies gigi pada anak antara lain akan menimbulkan masalah
nyeri, kelainan jantung, infeksi ginjal, infeksi lambung, dan kematian (Minata, 2011).

Pengumpulan data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh

secara langsung saat penelitian berlangsung melalui wawancara dengan responden,

menggunakan alat berupa kuesioner dan data sekunder yaitu data yang didapat catatan dari

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur serta

didapatkan dari buku literatur.

Pengolahan data

Setelah data terkumpul maka dilakukan Editing data, coding, Entri dan dilanjutkan

dengan Cleaning data.

Analisis Univariat

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel, dari

variabel independen (Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan Kebiasaan Makan) dan

variabel dependen (karies gigi).

Analisis Bivariat

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu : variabel

independen (Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan Kebiasaan Makan) dengan variabel

dependen (karies gigi) dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi-Square (X²) dengan

batas kemaknaan ɑ 0,05.


HASIL

Tabel 1.
Proporsi Karies Gigi Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan Kebiasaan Makan

Variabel Jumlah Persentase(%)


Karies Gigi
Ya 33 55
Tidak 27 45
Pengetahuan
Baik 32 53,3
Kurang Baik 28 46,7
Personal Hygiene
Ya 29 48,3
Tidak 31 51,7
Kebiasaan Makan
Baik 29 48,3
Kurang Baik 31 51,7
Jumlah 60 100

Berdasarkan Tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menderita karies

gigi yaitu sebanyak 33 responden (55%) lebih banyak dari responden yang tidak mederita

karies gigi yaitu sebanyak 27 responden (45%) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

(MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

Terdapat bahwa jumlah responden yang berpengetahuan yang baik yaitu sebanyak 32

responden (53,3%) lebih banyak dari responden yang frekuensi pengetahuannya kurang baik

yaitu 28 responden (46,7%) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga

Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

Terdapat 29 responden (52,7%) yang mempunyai riwayat penyakit gout kategori

obesitas dan responden yang tidakmempunyai riwayat penyakit gout kategori obesitas

berjumlah 26 responden (47,3%).


Dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki kebiasaan menggosok gigi

sesudah makan dan sebelum tidur sebanyak 29 responden (48,3%) lebih sedikit dari yang

tidak menggosok gigi sesudah makan dan sebelum tidur yaitu sebanyak 31 responden

(51,7%) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur

Tahun 2016.

Dapat diketahui bahwa jumlah resonden yang memiliki pola kebiasaan makan yang

baik sebanyak 29 resonden (48,3%) lebih sedikit dari pola kebiasaan makan yang kurang baik

yaitu sebanyak 31 responden (51,7%) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu

Marga Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

Tabel 2
Hubungan Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan Kebiasaan Makan dengan
Karies Gigi

Kejadian Karies Gigi Jumlah


Ya Tidak OR
p.value
Variabel N % 95%
n % n %
CI
Pengetahuan
Baik 13 40,6 19 59,4 32 100 0,033 1,3
Kurang Baik 20 71,4 8 28,6 28 100
Personal Hygiene
Ya 21 72,4 8 27,6 29 100 0,018 4,1
Tidak 12 38,7 19 61,3 31 100
Kebiasaan Makan 1,0
Baik 10 34,5 19 65,5 29 100 0,005
Kurang Baik 23 74,2 8 25,8 31 100
Total 33 27 60
Dari tabel 2 di atas terlihat bahwa proporsi kejadian Karies Gigi pada responden

berpengetahuan baik sebanyak 13 orang (40,6%), lebih sedikit bila dibandingkan dengan
responden yang berpengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 20 orang (71,4%). Berdasarkan

hasil uji Chi-square dengan batas kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p value sebesar = 0,033

lebih kecil dari α = 0,05. Yang berarti ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan

Anak dengan kejadian Karies Gigi, sehingga hipotesisi yang menyatakan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Anak dengan kejadian Karies Gigi terbukti

secara statistik. Hasil analisa nilai OR Pengetahuan Anak adalah 0,274, artinya pengetahuan

anak yang baik berpeluang 1 kali terkena Karies Gigi dibandingkan dengan anak yang

berpengetahuan kurang baik.

Dari tabel 2 di atas, terlihat bahwa proporsi kejadian Karies Gigi pada responden

dengan Personal Hygiene menggosok gigi sebanyak 21 orang (72,4%) lebih banyak bila

dibandingkan dengan yang tidak menggosok gigi yaitu sebanyak 12 orang (38,7%).

Berdasarkan uji Chi-square dengan batas kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p value sebesar

= 0,018 lebih kecil dari α = 0,05. Yang berarti ada hubungan yang bermakna antara Personal

Hygiene dengan kejadian Karies Gigi, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada

hubungan antara Personal Hygiene dengan kejadian Karies Gigi terbukti secara statistik.

Hasil analisa nilai OR Personal Hygiene adalah 4,156, artinya responden yang melakukan

Personal Hygiene berpeluang 4 kali terkena Karies Gigi, dibandingkan yang tidak terkena

Karies Gigi.

Dari tabel 2 di atas, terlihat bahwa proporsi kejadian Karies Gigi pada responden

dengan frekuensi Kebiasaan Makan baik sebanyak 10 orang (34,5%) lebih sedikit bila

dibandingkan dengan frekuensi Kebiasaan Makan yang kurang baik yaitu sebanyak 23 orang

(74,2%). Berdasarkan uji Chi-square dengan batas kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p

value sebesar = 0,005 lebih kecil dari 0,05. Yang berarti ada hubungan yang bermakna antara

Kebiasaan Makan dengan kejadian Karies Gigi, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa

ada hubungan antara Kebiasaan Makan dengan Kejadian Karies Gigi terbukti secara statistik.
Hasil analisa nilai OR Kebiasaan Makan adalah 1,0 , artinya Kebiasaan Makan anak yang

baik berpeluang 1 kali terkena Karies Gigi, dibandingkan yang tidak terkena Karies Gigi

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa univariat dan bivariat maka dapat dianalisis mengenai

variabel independen (Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan Kebiasaan Makan) dan

variabel dependen (Kejadian Karies Gigi).

Proporsi kejadian Karies Gigi pada responden berpengetahuan baik sebanyak 32 orang

(53,3%), lebih banyak bila dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang baik

yaitu sebanyak 28 orang (46,7%). Berdasarkan uji chi-Square dengan batas kemknaan α =

0,05 diperoleh nilai p value sebesar = 0,033 lebih kecil dari α = 0,05. yang berarti ada

hubungan yang bemakna antara Pengetahuan Anak dengan kejadian Karies Gigi, sehingga

hipotesisi yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Pengetahuan Anak dengan kejadian

Karies Gigi terbukti secara statistik. Hasil analisa nilai OR Pengetahuan Anak adalah 0,274,

artinya pengetahuan anak yang baik berpeluang 1 kali terkena Karies Gigi dibandingkan

dengan anak yang berpengetahuan kurang baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Sigit (2013) di SDN Plempukan Kembaran Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen tentang

Tingkat Pengetahuan tentang Perawatan Gigi Siswa Kelas IV dan V yang menyatakan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Anak dengan kejadian Karies Gigi yaitu

dengan p value = 0,013. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah hasil

penginderaan terhadap objek tertentu (Notoadmodjo, 2012: 1). Faktor pengetahuan

mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Tetapi tidak

selalu pengetahuan menyebabkan perubahan perilaku, namun hubungan positif antara

pengetahuan dan perilaku telah banyak diperlihatkan (Notoadmodjo, 2012). Pengetahuan

responden terhadap Karies Gigi dapat diperoleh dari pengalamannya sendiri ataupun juga

dari orang lain. dengan adanya pengetahuan yang baik diharapkan anak dapat melakukan
upaya-upaya pencegahan terjadinya Karies Gigi (Notoadmodjo, 2012). Pengetahuan dibagi

menjadi 6 tingkatan yaitu: Tahu (Know), Memahami (Coprehension), Aplikasi (Aplication),

Analisis (Analysis), Sintesis (Syntesis) dan Evaluasi (Evaluation). Indikator-indikator yang

dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ata kesadaran terhadap kesehatan

dapat dikelompokkan menjadi: Pengetahuan tentang sakit dan penyakit, Pengetahuan tentang

cara memelihara kesehatan dan cara hidup sehat, Penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya yang

ditimbulkannya, Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. Pengetahuan yang tinggi

menjadikan orang mengetahui tentang Karies Gigi dan cara-cara mencegahnya agar tidak

terjadi ataupun terulang kembali terkena Karies Gigi (Soegeng, 2008). Berdasarkan hasil

penelitian dan teori di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara Pengetahuan Anak dengan Kejadian Karies Gigi di Madrasah Ibtidaiyah

Muhammadiyah (MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

Proporsi kejadian Karies Gigi pada Personal Hygiene menggosok gigi sebanyak 29

orang (48,3%), lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang tidak menggosok gigi yaitu

sebanyak 31 orang (51,7%). Berdasarkan uji chi-Square dengan batas kemaknaan α = 0,05

diperoleh nilai p value sebesar = 0,018, lebih kecil dari α = 0,05. Yang berarti ada hubungan

yang bermakna antara Personal Hygiene dengan kejadian Karies Gigi, sehingga hipotesis

yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Personal Hygiene dengan kejadian Karies Gigi

terbukti secara statistik. Hasil analisa nilai OR Personal Hygiene adalah 4,156, artinya

responden yang melakukan Personal Hygiene berpeluang 4 kali terkena Karies Gigi,

dibandingkan yang tidak terkena Karies Gigi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Sudarmanto (2012) di SDN Banyuasin III tentang Hubungan antara Karies Gigi dan Cara

Menyikat Gigi dengan Kesehatan Gigi pada Anak SD Kelas IV dan V yang menyatakan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara cara menyikat gigi yang baik dengan kesehatan

gigi yaitu dengan p value = 0,003. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2010).

Sedangkan Personal Hygiene pada gigi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

Menggosok gigi minimal 2x sehari, Membersihkan gigi dengan menggunakan tusuk gigi,

Membersihkan gigi dengan benang sutera, dan Memeriksakan gigi ke Dokter gigi minimal 6

bulan sekali. Dengan dilkukannya upaya-upaya kesehatan gigi tersebut, maka akan

menghindarkan kita dari penyebab Karies Gigi (Dewanti, 2012: 19). Berdasarkan hasil

penelitian dan teori di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara Personal Hygiene dengan Kejadian Karies Gigi di Madrasah Ibtidaiyah

Muhammadiyah (MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

Proporsi kejadian Karies Gigi ada responden yang memiliki Kebiasaan Makan Baik

sebanyak 29 orang (48,3%), lebih sedikit bila dibandingkan dengan responden yang memiliki

Kebiasaan Makan kurang baik yaitu sebanyak 31 orang (51,7%). Berdasarkan uji chi-Square

dengan batas kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p value sebesar = 0,005, lebih kecil dari α =

0,05. Yang berarti ada hubungan yang bermakna antara Kebiasaan Makan dengan kejadian

Karies Gigi, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Kebiasaan

Makan dengan kejadian Karies Gigi terbukti secara statistik. Hasil analisa nilai OR

Kebiasaan Makan adalah 0,183, artinya Kebiasaan Makan anak yang baik berpeluang 1 kali

terkena Karies Gigi, dibandingkan yang tidak terkena Karies Gigi. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Dian Anggraeni (2007) di TK ABA 52 Semarang tentang Hubungan

Antara Tingkat Konsumsi Karbohidrat dan Frekuensi Makan Makanan Kariogenik dengan

Kejadian enyakit Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah dengan p value = 0,019. Kebiasaan

Makan pada anak yang harus dihindari adalah sebagai berikut: Makanan manis, Makanan

lengket dan Minuman bersoda (Sigit, 2013). Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas,

maka peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Kebiasaan Makan
dengan Kejadian Karies Gigi di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Senu Marga

Kabupaten OKU Timur Tahun 2016.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Anak, Personal Hygiene dan

Kebiasaan Makan secara simultan dengan Kejadian Karies Gigi di Madrasah Ibtidaiyah

Muhammadiyah (MIM) Senu Marga Kabupaten OKU Timur Tahun 2016

Saran

Kepada Peneliti Yang Akan Datang

Hasil penelitian ini dapat diperluas menjadi penelitian analitik dengan pengambilan

sampel penelitian yang lebih besar dan lebih luas serta untuk peneliti yang akan datang

diharapkan dapat melibatkan seluruh faktor yang berhubungan dengan kejadian karies pada

anak.

DAFTAR PUSTAKA
Alimah Sari, Siti. 2014. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Timbulnya Karies
Gigi pada Anak Usia Sekolah Kelas 4-6 di SDN Ciputat 6 Tangerang Selatan Provinsi
Banten Tahun 2013. Universitas Islam Negeri: Skripsi UIN Jakarta

Artikel Kesehatan. 2015. Penyebab Karies Gigi. (online). Tersedia pada


http:www.spesialis.info/?penyebab-karies-gigi-(kavitasi),940. Diakses tanggal 05 April
2016

Anggraeni, Dian. 2007. Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Karbohidrat dan Frekuensi
Makan-makanan Kariogenik dengan Kejadian Penyakit Karies Gigi pada Anak Pra
Sekolah di TK ABA 52 Semarang. Universitas Negeri Semarang: Skripsi UNNES

Departemen Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan RI. (online). Tersedia pada
http://ragamskripsi.net16.net/tag/data-karies-gigi-menurut-depkes-ri-tahun-2014.
Diakses tanggal 15 Maret 2016
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2012. Laporan Bulanan Februari 2012 Dinas Kesehatan
Kota Palembang. (online). Tersedia pada http://www.dinkes.palembang.go.id. Diakses
tanggal 15 Maret 2016

Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2013. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2013.
(online). Tersedia pada http://dinkes.palembang.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2016

Irma, Indah. 2013. Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Yogyakarta: Nuha Medika

Melvi. 2013. Artikel Kesehatan Wanita Pencegahan dan Pengobatan Karies pada Gigi Anak.
Jakarta: Artikel Kesehatan

Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Pearce, Evelyn. 2013. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Umum

Pratiwi. 2007. Biologi Jilid 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Prayitno, Sigit. 2013. Tingkat Pengetahuan tentang Perawatan Gigi Siswa Kelas IV dan V

SD Negeri Plempukan Kembaran Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen. Universitas

Negeri Yogyakarta: Skripsi UNY

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sumatera Selatan. 2007. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sumatera Selatan. (online). Tersedia pada
http://jurnal.poltekkespalembang.ac.id. Diakses tanggal 15 Maret 2016

Santoso, Soegeng. 2008. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, Yuliani Nurani. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks

Sudarmanto. 2012. Hubungan Antara Karies Gigi Dan Cara Menyikat Gigi Yang Baik
Dengan Kesehatan Gigi Pada Anak SD Kelas IV dan V Di SDN 23 Banyuasin III
Tahun 2012. Universitas Kader Bangsa Palembang: Skripsi UKB Palembang

Survey Kesehatan Rumah Tangga. 2014. Laporan Kesehatan Rumah Tangga RI. (online).
Tersedia pada http://ragamskripsi.net16.net/tag/data-karies-gigi-menurut-depkes-ri-
tahun-2014. Diakses tanggal 15 Maret 2016

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Woard Health Organisation (WHO). 2013. Karies Gigi Menurut WHO. (online). Tersedia
pada http://www.unilever.co.id/news/press-releases/2013/sesuai-data-global.html.
Diakses tanggal 15 Maret 2016

You might also like