You are on page 1of 12

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

PENANGGULANGAN BENCANA
(Suatu Studi Di Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Minahasa Tenggara)

Oleh
Christo Imanuel Londok

ABSTRACT: This research questioned the two main problems, namely: the extent to
which successful implementation of disaster management policies, and Is successful
implementation of disaster management policies in Southeast Minahasa district also
determined or influenced by factors of communication, resources, implementing
dispositions or attitudes and bureaucratic structures. Thereby, this study aims to: (1) to
describe the successful implementation of disaster management in Southeast Minahasa
district, (2) to determine whether the successful implementation of disaster management
policies in Southeast Minahasa district also determined or influenced by factors of
communication, resources, disposition or implementing attitude and bureaucratic
structures.
This research uses a quantitative approach to the application of descriptive and
explanatory methods. The data and information collected through questionnaires
distributed technique to 60 respondents, and is equipped with observation and
documentation techniques, and then analyzed by applying a multiple linear regression
analysis techniques.
Based on the analysis of data, it is known that: (1). The success rate of
implementation of disaster management in Southeast Minahasa district are in the category
of "moderate/midle" or quite successful. This fact shows that the implementation of
policies combating disaster in this area is not optimal . It is constrained by inadequate
availability of resources, particularly the amount and quality of human resources involved
in disaster management policy itself. (2). Together or simultaneous communication
factors, resources, dispositions or attitudes and bureaucratic structures implementing
disaster management policies significantly influence the success implemntasi disaster, but
partial, there are two factors that low influence, namely: communication factors and
bureaucratic structures, where the influence of both these factors were not significant.
Thereby, it can be concluded that the factor of communication and bureaucratic
structures should get priority attention for future improvements to optimize performance /
success of the implementation of disaster management policies, particularly in Southeast
Minahasa regency.

Key words : policy implementation, disaster prevention

PENDAHULUAN sangat besar terhadap manusia dan asset


A. Latar Belakang Penelitian penghidupannya. Hal ini memberikan
Sejarah mencatat banyaknya pembelajaran untuk merubah pola pikir
jumlah kejadian bencana alam di dunia masyarakat dunia akan arti pentingnya
menimbulkan dampak kerugian yang menanggulangi bencana sebelum
bencana itu terjadi atau yang saat ini sangat penting. Pemerintah daerah yang
disebut dengan pengurangan risiko belum mengenal betul mengenai sistem
bencana (PRB). Berbagai upaya yang penanggulangan bencana sangat
dilakukan untuk penanggulangan mengharapkan pendampingan dari
bencana terus berlangsung dan berubah BNPB. Namun tidak menutup
menuju arah yang lebih baik lagi dari kemungkinan, pemerintah daerah lain di
waktu ke waktu. sekitarnya dapat juga memberikan
Penanggulangan bencana dukungan, baik itu pemikiran, personel,
semakin mendapat perhatian yang sangat maupun logistik dan peralatan.
serius dari pemerintah daerah di Sementara itu dukungan dari pusat,
Indonesia. Ini terbukti dengan khususnya BNPB, merupakan wujud
dibentuknya Badan Penanggulangan konkret komitmen dalam
Bencana Daerah (BPBD) di 33 provinsi penanggulangan bencana di Indonesia
serta 497 BPBD di tingkat serta pencapaian visi “Menuju
kabupaten/kota. Hal ini sesuai dengan Ketangguhan Bangsa dalam Menghadapi
apa yang diamanatkan dalam Undang- Bencana”.
undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Kondisi Provinsi Sulawesi Utara
Penanggulangan Bencana, dimana pada termasuk wilayah rawan bencana baik
Pasal 18 Undang-Undang tersebut secara geografis, geologis, hidrologis dan
menyebutkan bahwa pemerintah daerah demografis, adanya pertemuan beberapa
wajib untuk membentuk BPBD di lempeng tektonik bumi, dikelilingi
wilayahnya. Namun harus diakui bahwa beberapa gunung berapi, daerah
dengan dibentuknya BPBD, tidak serta kepulauan, degradasi lingkungan yang
merta menjadikan penanggulangan tinggi dan penduduk yang berlatar
bencana dinilai handal. Peningkatan belakang dari banyak suku dan etnis.
kapasitas baik pengetahuan dan Hampir sebagian besar potensi ancaman
keterampilan terkait kebencanaan masih bencana berada di wilayah Sulawesi
harus terus dilakukan. Utara dan sekitarnya seperti tsunami,
Disadari bahwa kecenderungan banjir, tanah longsor/gerakan tanah,
kejadian bencana di Indonesia setiap gunung api, gelombang pasang air laut,
tahun terus meningkat. Pencegahan dan kebakaran, konflik sosial dan teror.
kesiapsiagaan di tingkat lokal/daerah Kabupaten Minahasa Tenggara
yang dekat dengan potensi bencana sebagai bagian dari wilayah provinsi
Sulawesi Utara dan merupakan lokasi dipulihkan, baik fisik maupun non-fisik.
penelitian ini, sejak tahun 2009 telah Dengan demikian, penelitian ini
membentuk Badan Penanggulangan dilakukan untuk mengetahui
Bencana Daerah berdasarkan Peraturan keberhasilan implementasi kebijakan
Daerah (PERDA) Nomor 27 Tahun 2009 penanggulangan bencana, khususnya di
Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Minahasa Tentangga.
Kabupaten Minahasa Tenggara,
METODE PENELITIAN
kemudian diubah dengan PERDA Nomor A. Disain Penelitian
4 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Mengacu pada tujuan penelitian
Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2007 yakni untuk mengetahui keberhasilan
Tentang Susunan Organisasi dan Tata implementasi kebijakan penanggulangan
Kerja Lembaga Teknis Daerah bencana, faktor-faktor penentu
Kabupaten Minahasa Temggara. Hal ini (komunikasi, sumberdaya, disposisi atau
dilengkapi dengan beberapa kebijakan sikap pelaksana dan struktur birokrasi)
operasional yang mencerminkan bahwa terhadap keberhasilan implementasi
Badan Penanggulangan Bencana kebijakan penanggulangan bencana dan
memiliki komitmen yang kuat terhadap besarnya kontribusi faktor-faktor tersebut
berbagai peristiwa bencana alam yang terhadap keberhasilan implementasi
merugikan masyarakat, baik jiwa kebijakan penanggulangan bencana di
maupun harta benda. Kabupaten Minahasa Tenggara, maka
Berbagai program penelitian ini menggunakan disain
penanggulangan bencana telah kuantitatif dengan penerapan metode
diimplementasikan oleh pemerintah penelitian deskripsif dan eksplanasi.
daerah yang dikoordinasikan oleh BPBD,
B. Variabel Penelitian dan Rumusan
baik pada tahap mitigasi bencana, tahap Operasional
tanggap darurat, tahap rehabilitasi dan Penelitian ini melibatkan dua
tahap rekonstruksi serta rehabilitasi. variabel pokok, yaitu 1). Keberhasilan
Namun demikian masih ada Implementasikan kebijakan
keluhan dari masyarakat sebagai korban penanggulangan bencana sebagai
bencana, terutama implementasi variabel terikat atau variabel tergantung
rehabilitasi dan rekonstruksi yang belum (dependent variable) yang diberi simbol
maksimal dilakukan. Masih menyisahkan Y; 2). Faktor-faktor yang diduga turut
berbagai permasalahan yang belum menentukan keberhasilan implementasi
kebijakan penanggulangan bencana, yang mengancam dan mengganggu
seperti : faktor komunikasi, sumberdaya, kehidupan dan penghidupan
disposisi dan struktur birokrasi sebagai masyarakat yang disebabkan, baik
variabel bebas (independent variable) oleh faktor alam dan/atau faktor
yang diberi simbol X. non alam maupun faktor manusia
Untuk dapat melakukan sehingga mengakibatkan timbulnya
pengukuran kedua variabel, maka korban jiwa manusia, kerusakan
terlebih dahulu perlu didefiniskan secara lingkungan, kerugian harta benda,
konseptual variabel-variabel tersebut dan dampak psikologis. Sedangkan
sebagaimana dikemukakan oleh penyelenggaraan penanggulangan
Singarimbun dan Effendi (1989:34) bencana adalah serangkaian upaya
bahwa konsep adalah abstraksi mengenai yang meliputi penetapan kebijakan
suatu fenomena yang dirumuskan atas pembangunan yang berisiko
dasar generalisasi dari sejumlah timbulnya bencana, kegiatan
karakteristik kejadian, keadaan, pencegahan bencana, tanggap
kelompok atau individu tertentu. darurat, rehabilitasi dan
Dalam penelitian ini perlu rekonstruksi.
didefinisikan secara konseptual maupun 2. Faktor penentu keberhasilan
operasional beberapa konsep/variabel implementasi kebijakan
yang digunakan berkaitan dengan fokus penanggulagan bencana adalah
penelitian tentang implementasi faktor-faktor yang turut
kebijakan penanggualangan bencana di mempengaruhi tingkat
Kabupaten Minahasa Tenggara, sebagai keberhasilan atau kinerja
berikut : penanggulangan bencana dalam
1. Keberhasilan atau kinerja proses implementasinya. Menurut
implementasi kebijakan Edward III (1984 : 9) keberhasilan
penanggulangan bencana implementasi kebijakan
didefinisikan sebagai suatu tingkat ditentukan oleh empat faktor,
prestasi atau hasil yang dicapai yaitu :
oleh pemerintah daerah dan a. Komunikasi; dimaksudkan kebijakan
stakeholders lainnya dalam penanggulangan bencana yang harus
mengantisipasi dan menanggulangi diimplementasikan disalurkan
peristiwa atau rangkaian peristiwa melalui orang-orang yang tepat dan
komunikasi tersebut harus kebijakan atau yang biasa kita sebut
dinyatakan dengan jelas, tepat dan sebagai motivasi.
konsisten. Kejelasan komunikasi d. Struktur birokrasi (organisasi
menghendaki agar kebijakan pelaksana kebijakan) dimaksudkan
penanggulangan bencana yang adalah Implementasi melibatkan
ditransformasikan kepada banyak pihak, sehingga koordinasi
implementor, target group dan kerjasama dari masing-masing
(kelompok sasaran) dan pihak lain pihak menjadi lebih penting. Dalam
yang berkepentingan terhadap hubungan ini, setiap pihak yang
kebijakan tersebut dapat diterima terkait dalam implementasi
dengan jelas, sehingga di antara kebijakan perlu mengembangkan
mereka mengetahui apa yang suatu standard operation procedure
menjadi maksud, tujuan dan sasaran (SOP) yang disepakati bersama.
serta substansi dari kebijakan C. Populasi dan Sampel
penanggulanagan bencana yang Populasi dalam penelitian ini
dibuat. adalah semua karakteristik yang
b. Resources atau sumberdaya, berhubungan dengan implementasi
dimaksudkan bahwa kejelasan, kebijakan penanggulanagan bencana di
konsistensi dan akurasi komunikasi Kabupaten Minahasa Tenggara dan
tidak akan mempengaruhi faktor-faktor penentunya.
implementasi kebijakan, jika sumber Adapun besar sampel ditetapkan
daya implementasi kebijakan secara purposive, baik dari unsur
tersebut tidak hanya mencakup pelaksana kebijakan (implementor)
sumber daya manusia, tetapi juga maupun dari unsur masyarakat, baik
sumber daya material, financial dan sebagai anggota LSM, maupun sebagai
kewenangan. Tanpa sumber daya korban bencana. Dari unsur pelaksana
yang memadai, maka implementasi kebijakan ditetapkan sebanyak 30 orang
kebijakan tidak akan berjalan efektif. yang tersebar di empat instansi, masing-
c. Disposisi atau sikap, dimaksudkan masing BPBD, Dinas PU, Dinas Tenaga
adalah bahwa pelaksanaan kebijakan Kerja, Transmisgrasi dan Sosial serta
ditentukan oleh keinginan atau tekad Dinas Kesehatan, kemudian dari unsur
para pelaksana dalam menerapkan masyarakat sebanyak 30 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data dengan mengikuti langkah-langkah
berikut ini :
Mengingat penelitian ini bersifat
a. Menghitung nilai koefisien korelasi
deskriptif dan eksplanatoris survey
dengan mengoperasikan rumus r-
dengan pendekatan kuantitatif, maka
pearson yang dimodifikasi oleh
instrumen utama yang digunakan adalah
Sudjana (1983) :
kuesioner atau daftar pertanyaan (angket)
n XY - (X) (Y)
dan dibantu dengan interview-guide R=
{n X2 - (X)2} {n Y2 - (Y)2}
(pedoman wawancara). Instrumen-
b. Melakukan uji signifikansi (uji
instrumen tersebut digunakan untuk
hipotesis) dengan cara
menjaring data primer, sementara data
mengkonsultasikan nilai rhitung
sekunder diperoleh melalui penelitian
dengan nilai rtabel pada taraf uji 1 %
dokumentasi. Semua data dikumpulkan
dengan derajad kebebasan (dk) = n.
dengan metode survei dan observasi
3. Apabila hasil uji ternyata
langsung.
signifikan, menurut Sugiyono
E. Teknik Analisis Data (2009) perlu dilanjutkan dengan

Teknik analisis data yang analisis regresi linear sederhana

digunakan dalam penelitian ini, yaitu guna mengetahui bentuk pola

analisis statistik sederhana, seperti hubungan fungsional antara kedua

analisis tabel frekuensi (persentase), variabel, dengan menyelesaikan

analisis korelasi dan regresi linear persamaan resgresi linear

sederhana. Teknik-teknik analaisis yang sederhana Ŷ = a + bX (Sudjana,

digunakan dapat diuraikan sebagai 1983), menempuh prosedur analisis

berikut : sebagai berikut:

1. Untuk mengidetifikasi/ a. Menghitug koefisien konstanta a

mendeskripsikan keadaan variabel- dan koefisien arah regresi b melalui

variabel penelitian, maka penyelesaian rumus :

digunakan teknik analisis Tabel (Y)( X2) - (X)(XY)


a =
nX2 - (X)2
Frekuensi atau analisis persentase.
n XY - (X)(Y)
2. Untuk menguji keeratan hubungan b =
nX2 - (X)2
(derajat korelasi) digunakan teknik
b. Menguji keberartian koefisien
analisis korelasi product momemnt,
regresi (uji independent) dan uji
linearitas regresi dengan
menggunakan analisis of variance sebanyak 28 responden atau  46,7%.
(ANOVA). Artinya bahwa variabel
4. Untuk mengetahui besarnya Keberhasilan/Kinerja Penanggulangan
kontribusi atau daya Bencana menurut responden bervariasi
penentu/pengaruh beberapa faktor antara rendah ke sedang atau menengah.
(X) terhadap keberhasilan/kinerja Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata
implementasi kebijakan skor variabel Keberhasilan/Kinerja
penanggulangan bencana (Y) Penanggulangan Bencana di Kabupaten
digunakan perhitungan determinasi Minahasa Tenggara dapat dikatakan
dengan cara mengkwadratkan nilai cukup berhasil, sebagaimana dapat
koefisien korelasi, yaitu (r)2. dilihat skor rata-rata capaian
5. Semua analisis dibantu dengan Keberhasilan/Kinerja Penanggulangan
perangkat computer melalui Bencana sebesar 21,35 atau 71,2 %.
program SPSS for windows versi 2. Faktor Penentu Keberhasilan
20. Implementasi Kebijakan
Penanggulangan Bencana
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Komunikasi
A. Hasil Penelitian
Data menunjukkan bahwa variabel
1. Keberhasilan/Kinerja
Komunikasi, baik antara pembuat
Implementasi Kebijakan
Penanggulangan Bencana kebijakan dengan implementor, antar

Mengacu pada indikator variabel implementor maupun antara

, selanjutnya disusun daftar pertanyaan implementor kebijakan dengan

penelitian atau kuesioner sebanyak 6 kelompok sasaran yang dalam hal ini

butir pertanyaan kemudian adalah masyarakat penerima dampak

didistribusikan kepada 60 responden. bencana, khususnya di Kabupaten

Setiap butir pertanyaan/pernyataan Mitra, menurut responden berada

disediakan 5 (lima) opsi/pilihan jawaban pada kategori “sedang” atau “cukup

untuk dipilih responden. efektif”.

Data menunjukkan bahwa b. Sumberdaya

sebaran skor variabel Distribusi jawaban responden

Keberhasilan/Kinerja Penanggulangan menunjukkan bahwa sebaran skor

Bencana (X1) berada pada kelas interval variabel sumber daya untuk

antara 17 – 20 dengan frekuensi implementasi (X2) berada pada kelas


interval 19 – 23 dengan jumlah
frekuensi sebanyak 37 responden atau penanggulangan bencana di
sekitar 61,7% dari 60 responden yang Kabupaten Minahasa tenggara berada
diwawancarai. Realitas hasil analisis pada kategori “sedang” atau cukup
ini mengindikasikan bahwa rata-rata fleksibel.
skor variabel sumber daya untuk
B. Pengujian Hipotesis
implementasi masih berada pada hasil analisis regresi linear
kategori “sedang” atau dapat berganda dari variabel-variabel yang
dikatakan “cukup”. diteliti, variabel independen yang terdiri
c. Disposisi atau Sikap Pelaksana dari : variabel komunikasi (X1), variabel
Distribusi jawaban responden sumber daya (X2), variabel disposisi (X3)
mengindikasikan bahwa sebaran skor dan variabel struktur birokrasi (X4); serta
variabel Disposisi atau sikap variabel keberhasilan implementasi (Y)
pelaksana berada pada kelas interval sebagai dependen variable.
16 - 20 dengan jumlah frekuensi Berdasarkan hasil analisis regresi
sebanyak 26 responden atau 43,3%. berganda ditemukan bahwa, lewat
Realitas hasil penelitian ini analisis ragam satu arah (ANOVA)
mengindikasikan bahwa rata-rata skor mengindikasikan bahwa regresi secara
variabel disposisi atau sikap pelaksana statistik sangat signifikan dengan nilai F
kebijakan penanggulangan bencana di = 4,269 untuk derajat kebebasan k = 4
Kabupaten Minahasa tenggara masih dan n-k-1 = 60 – 4 – 1 = 55, dan nilai P
berada pada kategori “rendah”
(P-value) = 0,000 lebih kecil dari α =
cenderung “sedang”. 0,05.
d. Struktur Birokrasi Pelaksana Persamaan garis regresi linear
Distribusi jawaban responden berganda untuk metode kuadrat terkecil
menunjukkan bahwa sebaran skor (least squares method) yang didapat
variabel struktur birokrasi pelaksana ialah :
kebijakan penanggulangan bencana Ŷ = 3,425 + 0,182X1 + 0,403X2 +
berada pada kelas interval 21 - 25 0,338X3 – 0.036X4
dengan jumlah frekuensi sebanyak 36 Penjelasan terhadap persamaan di
responden atau 60%. Realitas hasil atas dapat dikemukakan sebagai berikut :
penelitian ini mengindikasikan bahwa a. Ŷ = Keberhasilan implementasi yang
rata-rata skor variabel struktur diduga; X1 = Komunikasi; X2 =
organisasi pelaksana kebijakan
Sumber daya; X3 = Disposisi/Sikap; implementasi sebesar 0,338 atau
dan X4 = Struktur birokrasi. 33,8%.
b. Nilai α konstanta sebesar 3,425 di f. Koefisien regresi b4 sebesar -0,036
mana nilai itu mempunyai arti memberi makna bahwa setiap
bahwa jika variabel Komunikasi penambahan +1 satuan per unit
(X1), variabel Sumber daya (X2), untuk Struktur birokrasi, akan
variabel Disposisi atau sikap (X3), menurunkan tingkat Keberhasilan
dan variabel Struktur Birokrasi (X4) implementasi sebesar 0,036 atau
tidak ada atau pada posisi 0 (nol), 3.6%.
maka Keberhasilan implementasi Berdasarkan hasil analisis data,
penanggulangan bencana (Y) di di ditemukan bahwa nilai signifikansi F
Kabupaten Minahasa Tenggara sebesar 0,000 (< 0,05), maka hipotesis
sebesar 3.425. yang menyatakan bahwa seluruh variabel
c. Koefisien regresi b1 sebesar 0,182 independen baik Komunikasi, Sumber
bermakna bahwa setiap penambahan daya, variabel Disposisi atau sikap
atau peningkatan sebesar +1 dari maupun variabel Struktur birokrasi,
faktor Komunikasi, akan secara bersama-sama atau simultan
meningkatkan Keberhasilan berpengaruh signifikan terhadap
implementasi penanggulangan Keberhasilan implementasi
bencana sebesar 0,182 satuan per penanggulangan bencana, khususnya di
unit atau sebesar 18,2%. Kabupaten Minahasa tenggara, dapat
d. Koefisien regresi b2 sebesar 0,403 diterima secara meyakinkan.
menyatakan bahwa setiap
C. Pembahasan
penambahan +1 satuan per unit
Berdasarkan hasil analisis regresi
Sumber daya, akan meningkatkan
berganda, dan uji F, ditemukan bahwa
Keberhasilan implementasi sebesar
seluruh variabel independen yaitu
0,403 satuan perunit atau sebesar
komunikasi, sumberdaya, disposisi dan
40,3%.
struktur birokrasi secara bersama-sama
e. Koefisien regresi b3 sebesar 0,338
atau simultan mempunyai pengaruh
memberi makna bahwa setiap
langsung terhadap variabel dependen
penambahan +1 satuan per unit
(keberhasilan impelemntasi
Disposisi atau sikap, akan
penanggulangan bencana, khususnya di
meningkatkan Keberhasilan
Kabupaten Minahasa Tenggara. secara bersama-sama ditentukan oleh
Hubungan antara keempat variabel faktor-faktor komunikasi, sumber daya,
tersebut secara bersama-sama terhadap disposisi atau sikap dan struktur birokrasi
keberhasilan implementasi sebesar 71,3 %, sedangkan sisanya
penanggulangan bencana dalam sebesar 28.7 % dipengaruhi oleh faktor
penelitian ini menunjukkan hasil yang lain yang tidak diteliti dalam penelitian
positif dan signifikan dengan nilai ini.
2
koefisien determinasi (r ) sebesar 0,713 Hasil uji statistik ditemukan
atau 71,3%. bahwa variabel-variabel komunikasi,
Hasil ini menunjukkan bahwa sumber daya, disposisi atau sikap dan
hipotesis yang menyatakan bahwa struktur birokrasi berpengaruh secara
variabel-variabel komunikasi, sumber simultan terhadap keberhasilan
daya, disposisi atau sikap dan struktur implementasi penanggulangan bencana
birokrasi berpengaruh secara simultan di Kabupaten Minahasa Tenggara.
terhadap keberhasilan implementasi Hasil penelitian ini membenarkan
penanggulangan bencana di Kabupaten teori yang dikemukakan oleh George C.
Minahasa Tenggara dapat diterima Edward III (1984), di mana implementasi
dengan sangat meyakinkan dan teruji kebijakan dapat dimulai dari kondisi
keberalakuannya secara empiris. Ini abstrak dari sebuah pertanyaan tentang
terlihat dari hasil uji F untuk apakah syarat agar implementasi
keberhasilan impelementasi kebijakan dapat berhasil, menurutnya ada
penanggulangan bencana yang empat variabel dalam kebijakan publik
memberikan hasil F-tes sebesar 0,000 yaitu Komunikasi (Communications),
atau < 0,05. Hal ini mengindikasikan ada Sumber Daya (resources), sikap
pengaruh yang signifikan dari variabel (dispositions atau attitudes) dan struktur
komunikasi, sumber daya, disposisi atau birokrasi (bureucratic structure).
sikap dan struktur birokrasi secara Keempat faktor tersebut, menurutnya
simultan terhadap keberhasilan harus dilaksanakan secara simultan
implementasi penanggulangan bencana karena antara satu dengan yang lainnya
di Kabupaten Minahasa Tenggara. memiliki hubungan yang sangat erat.
Besarnya derajat determinai
menunjukkan bahwa keberhasilan
implementasi penanggulangan bencana,
KESIMPULAN DAN SARAN mana pengaruh kedua faktor ini
A. Kesimpulan tidak signifikan.
Mengacu pada hasil analisis data
B. Saran
dan pembahasan penelitian tentang Berdasarkan hasil temuan dalam
Implementasi Kebijakan Penanggulangan penelitian tentang implementasi
Bencana di Kabupaten Minahasa kebijakan penanggulangan bencana
Tenggara, dapat disimpulkan beberapa Kabupaten Minahasa Tenggara,
hal sebagai berikut : disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Tingkat keberhasilan implementasi 1. Untuk mengoptimalkan keberhasilan
penanggulangan bencana di implementasi kebijakan
Kabupaten Minahasa Tenggara penanggulangan bencana, maka
berada pada kategori “sedang” atau pemerintah Kabupaten Minahasa
cukup berhasil. Fakta ini Tenggara perlu melakukan
menunjukkan bahwa implementasi penambahan pegawai, terutama
kebijakan penaggulangan bencana di tenaga professional, khususnya
daerah ini belum optimal. Hal ini dibidang mitigasi dan
terkendala oleh belum memadainya penanggulangan bencana pasca
ketersediaan sumber daya, terutama tanggap darurat.
jumlah dan mutu sumber daya 2. Untuk maksud yang sama,
manusia pelaksana kebijakan disarankan agar BPBD perlu
penanggulangan bencana itu sendiri.
memperkuat dan mengefektifkan
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dua arah serta
secara bersama-sama atau simultan koordinasi dengan instansi/dinas
faktor-faktor komunikasi, sumber terkait dan stakeholders lainnya,
daya, disposisi atau sikap dan seperti LSM, swasta dan pemerintah
struktur birokrasi pelaksana Kecamatan serta pemerintah desa,
kebijakan penanggulangan bencana terutama desa-desa yang berada
berpengaruh signifikan terhadap dalam zona rawan bencana.
keberhasilan implemntasi Disarankan juga agar BPBD lebih
penanggulangan bencana, namun memaksimalkan lagi bidang-bidang
secara partial, ada dua faktor yang dalam struktur organisasi yang
rendah pengaruhnya yaitu : faktor masih kosong, dan diisi dengan
komunikasi dan struktur birokrasi, di tenaga-tenaga yang ahli dibidangnya
atau dapat juga saling berkoordinasi Grindle, Merilee S., 1980., Politics and
dengan dinas terkait dalam proses Policy Implementation in the
Third World., New Jersey:
perekrutan pegawai dalam bidang-
Pronceton University Press
bidang tersebut. Hoogerwerf, A, 1985, Ilmu
Pemerintahan (alih bahasa oleh
DAFTAR PUSTAKA
R.L.L. Tobing), PT.Erlangga,
Anonimous, 2007, Undang-undang No. Jakarta.
24 tahun 2007 Tentang Islamy, Irfan. 1994, Prinsip-
Penanggulangan Bencana. prinsipperumusan Kebijakan
Abdul Wahab, S, 2001, Analisis Negara, Jakarta: Bumi Aksara,
Kebijaksanaan : Dari Formulasi Jones, Ch. O., 1996, Pengantar
Ke Implementasi Kebijaksanaan Kebijakan Publik (Public Policy),
Negara, Edisi Kedua, Bumi RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Aksara, Jakarta. Ndraha,Taliziduhu. 1999. Pengantar
Anderson, J.E., 1979, Cases in Public Teori Pengembangan Sumber
Policy Making, New York Daya Manusia. Bandung:
Preager Publishers. Rosdakarya.
Bardach, Eugene, 1977, The ---------, 2005. Kybernologi Beberapa
Implementation Game : Konstruksi Utama. Jakarta : Sirao
Massacchussetts, The Mit Press. Credentia Center
Cheema and Rondinelli. 1983. Pressman J. L. dan A. Wildavsky., 1984.,
Decentralization and Implementation., Berkeley:
Development (Policy University of California Press
Implementation In Develiping Quade, E.S, 1984, Analysis for Public
Countries). Sagr Publication Decisions, Second Edition,New
Dye, Th. R., 1992, Understanding Public York: Elsevier Science
Policy (Seventh Edition), Prentice Publishing Co,Inc.
Hall, Englewood Cliffs, New Ripley, Randall B. dan Grace A. Franklin
Jersey 07632. 1986. Policy Implementation
Edward, G. C. III., 1984, Implementing and Bureaucracy. Chichago:
Public Policy. Washington DC : The Dorsey Press
Congressional Quarterly Press. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian
Effendi, Sofian., 2001, Implementasi dan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Evaluasi Kebijakan Publik, MAP- Alfabeta, Bandung.
UGM, Yogyakarta. Van Meter, Donals, and C. E. Van Horn,
Goggin, Malcom L, and O.M. Bowman, 1975, The Policy Implementation
James P. Lester and Lawrence Process : A Conceptual
J.O. Toole, 1990, Framework” in Administration
Implementation Theory and and Society, Beverly Hill, Sage
Practice: Toward and Third Publication.
Generation,Scoot, Foresman and
Company, Illinois.

You might also like