You are on page 1of 7

Indonesian Journal for Health Sciences

Vol. 3, No. 2, September 2019, Hal. 57-63


ISSN 2549-2721 (Print), ISSN 2549-2748 (Online) 57

PENGARUH MOBILISASI PROGRESIF LEVEL 1


TERHADAP TEKANAN DARAH DAN SATURASI
OKSIGEN PASIEN DENGAN PENURUNAN
KESADARAN
Suyanti1, Miranti Florencia Iswari2, Marwan Riki Ginanjar3
1,2,3 Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Muhammadiyah Palembang

ABSTRAK
Kata Kunci: Abstract: Background: The value of oxygen saturation of a patient having decreased
consciousness, especially to those suffering stroke and head injury, will affect their
Mobilisasi Progresif blood pressure to be unstable. Objective: The study aimed to find out the effect of
level I progressive mobilization on blood pressure and oxygen saturation in patients
Level I,
with decreased consciousness in the ICU room of Muhammadiyah Hospital of
Sistole, Palembang. Methods: The design of this study used a pre-experiment with one group
Diastole, pretest posttest without control group design. The population were patients who
Saturasi Oksigen, decreased awareness with unstable blood pressure and oxygen saturation
Pasien Penurunan hospitalized in ICU room with a sample of 16 respondents. The sampling technique
Kesadaran, used consecutive sampling conducted from April 9 to May 2, 2019. The data were
analyzed using Wilcoxon test. Results: There were effects of level I progressive
mobilization on systolic blood pressure (p value < 0,001), on diastolic blood
pressure (p value < 0,001), and on oxygen saturation (p value < 0,001). Conclusion:
The level I progressive mobilization can improve blood pressure and oxygen
saturation of the patients with decreased awareness. Consequently, it can be nursing
intervention to improve blood pressure and oxygen saturation of the patients with
decreased awareness easily and safely.
Abstrak: Latar Belakang: Nilai saturasi oksigen pasien yang mengalami penurunan
kesadaran terutama pada stroke dan cidera kepala akan mempengaruhi tekanan darah
menjadi tidak stabil. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh mobilisasi progresif level
1 terhadap tekanan darah dan saturasi oksigen pasien dengan penurunan kesadaran di
ruang ICU Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Metode: Desain penelitian ini
adalah Pra-eksperimen dengan rancangan one group pretest posttest without control
group design. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang mengalami
penurunan kesadaran dengan tekanan darah dan saturasi oksigen tidak stabil di ruang
ICU dengan jumlah sampel 16 responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling yang dilaksanakan pada tanggal 09 April 2019
sampai 02 Mei 2019. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil: Terdapat pengaruh mobilisasi progresif level I terhadap tekanan darah sistole
(p value < 0,001); Terdapat pengaruh mobilisasi progresif level I terhadap tekanan
darah diastole (p value < 0,001); Terdapat pengaruh mobilisasi progresif level I
terhadap saturasi oksigen (p value < 0,001). Kesimpulan: Mobilisasi progresif level
I dapat meningkatkan tekanan darah dan saturasi oksigen pasien dengan penurunan
kesadaran. Sehingga mobilisasi progresif level I dapat dijadikan salah satu intervensi
keperawatan untuk meningkatkan tekanan darah dan saturasi oksigen pasien dengan
penurunan kesadaran yang mudah dan aman.
Copyright © 2019. Indonesian Journal for Health Sciences,
http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/, All rightsreserved
Penulis Korespondensi: Cara Mengutip:
Suyanti Suyanti, dkk. Pengaruh Mobilisasi Progresif
Program Studi Ilmu Keperawatan, Level 1 Terhadap Tekanan Darah dan Saturasi
STIKes Muhammadiyah Palembang Oksigen Pasien Dengan Penurunan
Email: suyantipsik61@gmail.com Kesadaran. J. Heal. Sci., vol. 3, no. 2, pp. 57-
63, 2019.

journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.2, September 2019, Hal. 57-63

PENDAHULUAN
Nilai saturasi oksigen pasien yang menunjukkan aliran balik darah dari
mengalami penurunan kesadaran bagian inferior menuju ke atrium kanan
terutama pada stroke dan cidera kepala cukup baik karena resistensi pembuluh
akan mempengaruhi tekanan darah darah dan tekanan atrium kanan tidak
menjadi tidak stabil. Pasien kritis akan terlalu tinggi, sehingga volume darah
mempengaruhi kesadaran pasien yang yang masuk (venous return) ke atrium
mengakibatkan penurun-an kemampuan kanan cukup baik dan tekanan pengisian
secara aktif yang dapat menggangu ventrikel kanan (preload) meningkat,
sirkulasi darah dan kerja jantung. Ketika yang dapat mengarah pada peningkatan
hal itu tidak teratasi pasien akan stroke volume dan cardiac output.
mengalami kegagalan fungsi organ Perubahan posisi lateral atau miring
multiple yang meliputi Dissaminated mempengaruhi aliran balik darah yang
Intrvascular Coagulation (DIC), menuju ke jantung dan berdampak pada
Systemic Inflam-matory Response nilai tekanan darah pada monitor
Symdrome (SIRS) SEPSIS, Multipel hemodinamik (Setiyawan, 2016;
Organ Dysfunction Syndeome MODS. Zakiyyah,2014; Yusuf, 2017).
Sehingga dalam hal ini, pemantauan Berdasarkan penelitian dari
hemodinamik merupakan hal yang Vollman (2013) di Amerika menyata-
paling penting dari pasien yang dirawat kan bahwa pada tiga hari pertama
di ruang ICU. (Rihiantoro, 2008; bedrest, volume plasma akan berkurang
Zakiyyah, 2014). 8%-10%. Penurunan volume plasma
Nilai tekanan darah dan saturasi akan mengakibatkan beban kerja jantung
oksigen merupakan masalah yang harus meningkat, peningkatan masa istirahat
ditangani pada pasien yang mengalami dari denyut jantung, dan mengalami
penurunan kesadaran. Karena pemantau- penurunan volume curah jantung.
an status hemodinamik merupakan suatu Perubahan tekanan darah pada pasien
teknik pengkajian pada pasien kritis dalam kondisi penurunan kesadaraan
untuk mengetahui kondisi perkembangan maupun dalam kondisi sadar sangat
pasien serta untuk antisipasi kondisi dipengaruhi oleh adanya stimulus.
pasien yang memburuk (Burchell, 2011). Stimulus bisa berasal dari dalam diri
Menurut WHO tahun 2014 pasien yang sebagai tanda dan gejala perubahan
terpasang ventilator sebanyak 13-14 juta fisiologis tubuh akibat dari penyakit
setiap tahunnya. Berdasarkan data di yang dideritanya. Stimulus juga bisa
Amerika Serikat setiap tahunnya berasal dari luar yang bersifat fisik
mencapai 5 juta pasien kritis di intensive maupun sosial (Rihiantoro, 2008;
care unit dan 42% terpasang ventilasi Rahmanti, 2016).
mekanik. Terdapat 1285 pasien yang Berdasarkan latar belakang diatas
terpasang ventilator di 16 Intensive Care peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
Unit (ICU) Rumah Sakit Asia termasuk mobilisasi progresif level I terhadap
Indonesia. tekanan darah dan saturasi oksigen
Posisi mempunyai efek terhadap pasien dengan penurunan kesadaran di
perubahan tekanan darah dan tekanan ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit
vena sentral. Pada posisi head of bed Muhammadiyah Palembang.

58
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.2, September 2019, Hal. 57-63

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis seluruh responden (hasil dapat dilihat
penelitian kuantitatif dengan desain pada gambar.1, gambar. 2 dan gambar
penelitian Pra-Eksperimen dengan 3). Sedangkan pada analisis bivariat
rancangan one group pretest posttest didapatkan Hasil uji Wilcoxon Signed
without control group design. Subjek Rank Test antara data pre-test dan post-
penelitian adalah pasien yang mengalami test tekanan darah dengan nilai α = 5%
penurunan kesadaran dengan tekanan didapatkan p value < 0,001 (systole), <
darah dan saturasi oksigen yang tidak 0,001 (diastole) dan < 0,001 (saturasi
stabil di ruang ICU Rumah Sakit oksigen) yang artinya Ho di tolak
Muhammadiyah Palembang. Pengambil- dengan asumsi bahwa ada beda tekanan
an sampel pada penelitian ini sebanyak darah systole, diastole dan saturasi
16 responden dilakukan secara conse- oksigen sebelum dan sesudah intervensi
cutive sampling dengan kriteria inklusi: mobilisasi progresif level 1 (Tabel 1, 2,
pasien yang dirawat di ICU dengan 3).
penurunan tingkat kesadaran yang sebelum intervensi
tekanan sistolik berkisar 90-180 dan
sesudah intervensi
saturasi oksigen berkisar >90%, usia >18
tahun, pasien yang terpasang monitor.
Instrumen penelitian ini menggun- TEKANAN DARAH
akan lembar observasi untuk mencatat SISTOLE
data nilai tekanan darah dan saturasi
oksigen sebelum dan setelah dilakukan
intervensi. Penelitian ini dilaksanakan di
ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Gambar.1 Hasil observasi pengukuran
Muhammadiyah Palembang. Waktu tekanan darah sistole sebelum dan
penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 sesudah dilakukan mobilisasi progresif
April 2019 sampai dengan 2 Mei 2019. level 1
Hasil penelitian dianalisis menggunakan
uji Wilcoxon. sebelum intervensi
sesudah intervensi
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan karakteristik
responden sebagian besar berjenis TEKANAN DARAH
kelamin perempuan yaitu sejumlah 10
responden (62,5 %) dengan rata-rata usia DIASTOLE
responden 65,50, usia minimun
responden 54 tahun dan usia maksimum
76 tahun.
Pada hasil analisis univariat Gambar.2 Hasil observasi pengukuran
didapatkan sebagian besar mengalami tekanan darah diastole sebelum dan
peningkatan tekanan darah sistole, sesudah dilakukan mobilisasi progresif
diastole maupun saturasi oksigen pada level 1

59
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.2, September 2019, Hal. 57-63

sebelum intervensi
oksigen sebelum dan sesudah intervensi
mobilisasi progresif level 1.
sesudah intervensi
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Lestari (2016) tentang
pengaruh mobilisasi progresif terhadap
SATURASI status hemodinamik pada pasien kritis
di ICU RSUD Karanganyar. Pada
OKSIGEN penelitian ini terdapat pengaruh
mobilisasi progresif terhadap status
Gambar.3 Hasil observasi pengukuran hemodinamik. Hal ini didapatkan dari
saturasi oksigen sebelum dan sesudah hasil data penelitian dengan nilai p
dilakukan mobilisasi progresif level 1 value < 0,001 (p value < 0,05).
Tekanan darah sistole merupakan
Tabel 1. tekanan darah yang terukur pada saat
Pengaruh Mobilisasi Progresif Level ventrikel kiri jantung berkontraksi.
1 Terhadap Tekanan Darah Sistole Darah mengalir dari jantung ke
pembuluh darah arteri sehingga
Waktu Mean Median Min Max SD P-value pembuluh darah teregang maksimal
Pre 106,88 110,00 90 130 12,500 <0,001 karena tekanan maksimum yang
Post 1128,13 130,00 110 140 8,342 diberikan oleh darah. (Ardiansyah,
2012). Tekanan darah diastole
merupakan tekanan darah yang terjadi
Tabel 2.
saat jantung berelaksasi. Pada saat
Pengaruh Mobilisasi Progresif Level
diastole, tidak ada darah yang mengalir
1 Terhadap Tekanan Darah Diastole
dari jantung ke pembuluh darah
sehingga pembuluh darah dapat kembali
Waktu Mean Median Min Max SD p-value
Pre 71,88 70,00 60 80 7,500 <0,001 ke ukuran normalnya, sementara darah
didorong ke bagian arteri lebih distal
Post 1 85,0 85,00 80 90 5,164
(Ardiansyah, 2012). Saturasi oksigen
adalah rasio antara jumlah oksigen
Tabel 3. aktual yang terikat oleh hemoglobin
Pengaruh Mobilisasi Progresif Level terhadap kemampuan total Hb darah
1 Terhadap Saturasi Oksigen mengikat O2. Saturasi oksigen (SaO2)
merupakan persentase hemoglobin (Hb)
Waktu Mean Median Min Max SD p-value yang mengalami saturasi oleh oksigen
Pre 96,88 97,00 96 98 0,806 <0,001 yang mencerminkan tekanan oksigen
Post 198,56 99,00 98 99 0,512 arteri darah (PaO2) yang digunakan
untuk mengevaluasi status pernafasan
(Zakiyyah, 2014; Lestari, 2016).
PEMBAHASAN Akibat dari imobilisasi terhadap
Hasil uji Wilcoxon Signed Rank sistem kardiovaskuler adalah hipotensi
Test antara data pre test dan post test ortostatik dan pembentukan thrombus.
tekanan darah dengan nilai α = 5% Hal ini terjadi karena sistem syaraf
didapatkan p value < 0,001 (sistole), < otonom tidak dapat menjaga ke-
0,001 (diastole) dan < 0,001 (saturasi seimbangan suplai darah ke tubuh pada
oksigen) yang artinya Ho di tolak saat posisi berbaring terlalu lama.
dengan asumsi bahwa ada beda tekanan Thrombus atau massa padat darah
darah sistole, diastole dan saturasi terbentuk dijantung atau pembuluh

60
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.2, September 2019, Hal. 57-63

darah biasanya disebabkan oleh tiga paru-paru (ventilasi), kecepatan difusi,


faktor yakni gangguan aliran balik vena kapasitas haemoglobin dalam membawa
menuju jantung, hiperkoagulabilitas oksigen. Mobilisasi progresif level I
darah dan cedera pada dinding akan mempengaruhi saturasi oksigen
pembuluh darah (Mubarak, 2015). yang akan meningkatkan frekuensi dan
Akibat dari imobilisasi terhadap kedalaman pernafasan, meningkat-kan
sistem pernapasan adalah menurunnya ventilasi alveolar, menurunkan kerja
gerak pernapasan, penumpukan sekret pernafasan dan meningkatkan pe-
dan atelektasis. Penurunan gerak ngembangan diafragma.
pernapasan ini dapat disebabkan oleh Mobilisasi progresif dapat
pembatasan gerak, hilangnya koordinasi mempengaruhi tekanan darah hal ini
otot atau karena jarangnya otot tersebut dikarenakan setelah diberikan mobil-
digunakan. Penumpukan sekret pada isasi progresif level 1 pada posisi head
saluran pernapasan normalnya dapat of bed menunjukkan aliran balik darah
dikeluarkan pada perubahan posisi atau dari bagian inferior menuju ke atrium
postur tubuh, serta dengan batuk, pada kanan cukup baik karena resistensi
kondisi imobilisasi sekret berkumpul pembuluh darah dan tekanan atrium
pada jalan napas akibat gravitasi kanan tidak terlalu tinggi, sehingga
sehingga mengganggu proses per- volume darah yang masuk (venous
tukaran oksigen dan karbondioksida di return) ke atrium kanan cukup baik dan
alveoli, selain itu upaya batuk untuk tekanan pengisian ventrikel kanan
mengeluarkan sekret juga terhambat (preload) meningkat, yang dapat
karena melemahnya tonus otot-otot mengarah pada peningkatan volume
pernapasan. Atelektasis adalah kolaps- jantung dan cardiac output ( volume
nya alveoli akibat tersumbat pada darah yang dipompakan ventrikel kiri
bronkus atau bronkiolus (Mubarak, ke aorta setiap menit) , saat diberikan
2015). ROM pasif pada ekstremitas atas dan
Menurut Jevon (2009) faktor- ekstremitas bawah maka pembuluh
faktor yang mempengaruhi tekanan darah menjadi elastis dan terjadi fase
darah yaitu Cardiac output, Preload, dilatasi pada pembuluh darah maka
Resistensi perifer. Perubahan tekanan aliran darah menuju kejantung menjadi
darah dapat disebabkan karena lancar yang menyebabkan kerja jantung
metabolisme jantung yang dipengaruhi meningkat sehingga kemampuan
oleh beban miokard, ketegangan jantung dalam memompa darah
miokard dan kontraktilitas miokard, meningkat kemudian terjadi peningkat-
semua faktor tersebut akan berubah an tekanan darah. Perubahan posisi
setelah diberikan terapi mobilisasi lateral atau miring mempengaruhi aliran
progresif level I, aliran koroner akan balik darah yang menuju ke jantung
meningkat seiring dengan meningkat- sehingga terjadi peningkatan volume
nya kebutuhan miokard untuk nutrisi jantung oleh karena itu kemampuan
dan oksigenasi, gerakan ROM meng- jantung dalam memompa darah
hasilkan metabolisme yang rendah meningkat.
sehingga akan mempengaruhi tekanan Mobilisasi progresif dapat
darah (Rifai, 2015; Kozier, 2009; mempengaruhi saturasi oksigen hal ini
Zakiyyah, 2014). dikarenakan setelah diberikan mobil-
Menurut Zakiyyah (2014) Faktor isasi progresif level 1 pada posisi Head
yang mempengaruhi saturasi oksigen of Bed, gravitasi akan menarik
yaitu jumlah oksigen yang masuk ke diafragma kebawah sehingga terjadi

61
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.2, September 2019, Hal. 57-63

ekspansi paru (menyebarnya oksigen 3. Jevon, P., & Ewens. B. (2009).


dalam paru-paru) yang lebih baik Pemantauan Pasien Kritis (Edisi
sehingga oksigen yang diikat oleh 2). Jakarta: Erlangga.
hemoglobin meningkat maka terjadi 4. Kozier. (2009). Buku Ajar Praktik
peningkatan nilai saturasi oksigen, pada Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC.
saat diberikan ROM pasif pada 5. Lestari, Aprilia Endang.,Wahyu
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah Rima Agustin & Gatot Suparmanto.
maka kebutuhan oksigen dalam sel (2016). Pengaruh Mobilisasi
meningkat, sebagai respon normal dari Progresif Terhadap Status
jantungakan meningkatkan kerja Hemodinamik Pada Pasien Kritis
jantung sehingga hemoglobin yang di ICU RSUD Karanganyar.
mengikat oksigen juga maningkat untuk 6. Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis
memenuhi kebutuhan oksigen dalam sel Indrawati & Joko Susanto. (2015).
oleh karena itu nilai saaturasi oksigen Buku Ajar Ilmu Keperawatan
juga meningkat. Kemudian saat pasien Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
diberikan posisi miring kanan dan 7. Rahmanti, Ainnur & Dyah Kartika
miring kiri maka akan terjadi pe- Putri. (2016). Mobilisasi Progresif
ningkatan ventilasi paru dan pertukaran Terhadap Perubahan Tekanan
gas akan lebih optimal dan mem- Darah Pasien Di Intensive Care
perbaiki nilai saturasi oksigen. Unit. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, Volume 12, No 1.
KESIMPULAN DAN SARAN 8. Rifai, Akhmad. (2015). Perubahan
Berdasarkan hasil penelitian yang Status Respirasi Setelah Dilakukan
telah dilakukan dapat disimpulkan Mobilisasi Dini Pasien Infark
bahwa ada pengaruh mobilisasi pro- Miokard. Volume 4, No 2, hlm 82-
gresif level 1 terhadap tekanan darah 196.
systole, tekanan darah diastole dan 9. Rihiantoro, Tori., Elly Nurachmah
saturasi oksigen dengan nilai p value < & Tutik Sri Hariyati. (2008).
0,001 (tekanan darah systole) p value < Pengaruh terapi music terhadap
0,001 (tekanan darah diatole) dan p status hemodinamika pada pasien
value < 0,001 (saturasi oksigen). koma di ruang ICU sebuah Rumah
Perlu dipertimbangkan untuk Sakit di lampung. Jurnal
pelayanan kesehatan terutama rumah Keperawatan, Volume 12, No 2.
sakit Sakit Muhammadiyah Palembang 10. Setiyawan. (2016). Mean Arterial
khususnya di ruang Intensive Care Unit Non Invasive Blood Pressure
dapat memberikan intervensi mobilisasi (MAPNIBP) pada Lateral Position
progresif level 1 pada pasien yang Dalam Perawatan Intensif: Studi
mengalami tekanan darah dan saturasi Literature. Universty Research
oksigen yang tidak stabil Colloquium.
11. Vollman, KM. (2013).
DAFTAR PUSTAKA Understanding Critically Ill
1. Ardiansyah, Muhammad. (2012). Patients Hemodynamic Response
Medical Bedah Untuk Maahasiswa. To Mobilization: Using The
Yogyakarta: DIVA press Avidence To Make It Safe And
2. Burchell, L. & Powers, A. (2011). Feasible critical Care Nursing
Focus on central venouspressure in Quarterly, Vol.36 No.1, PP.17-27.
acute caresetting. Journal of
nursing.39-43.

62
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.2, September 2019, Hal. 57-63

12. Widjaya, Anton Cahaya. (2001). 14. Zakiyyah, Syifa. (2014). Pengaruh
Dasar-Dasar Terapi & Rehabilitasi mobilisasi progresif level 1
Fisik. Jakarta: Hipokrates. terhadap resiko decubitus dan
13. Yusuf, Ah, Hanik Endang Nihayati, perubahan saturasi oksigen pada
Miranti Florencia Iswari, Fanni pasien kritis terpasang ventilator di
Okviansanti. (2017). KEBUTUHAN ruang ICU RSUD Dr. Moewardi
SPIRITUAL: Konsep Dan Aplikasi Surakata.
Dalam Asuhan Keperawatan.
Jakarta: Mitra wacana Media.

63

You might also like