You are on page 1of 14

Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3
Surabaya

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN


PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN
KURIKULUM ANTI NARKOBA DI SMP NEGERI 3 SURABAYA
Ela Oktavia Puji Rahayu
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
E-mail : elaokta25@gmail.com

Sri Setyowati
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
E-mail : srisetyowati@unesa.ac.id

Abstract: This study aims to describe about 1) Anti Narcotics Curriculum Planning, 2) Organizing the
Anti Narcotics Curriculum; 3) Implementation of the Anti Narcotics Curriculum; and 4) Evaluation of the
Anti Narcotics Curriculum at SMP Negeri 3 Surabaya. This study uses the qualitative method with case
studies. Retrieval of data using interview techniques, observation and study documentation. Data
analysis using data source triangulation, technical triangulation, and member checks. Checking
wetness data uses a credibility test, transferability test, dependability test and confirmation test. The
results of the research related to the Prevention and Eradication of Narcotics Broadcasting and
Circulation (P4GN) Program in the Implementation of Anti-Narcotics Curriculum Management in SMP
Negeri 3 Surabaya found research, 1) Anti-Narcotics Curriculum Planning uses a Balanced Scorecard
strategy and assistance in planning and forming curriculum programs anti-narcotics; 2) Organizing the
Anti-Narcotics Curriculum involves all components in the school and cooperates with related institutions
and establish Anti-Narcotics programs to complement the Anti-Narcotics Task Force, Ambassadors and
Cadres; 3) The implementation of the Anti Narcotics Curriculum, which is the material for Anti-Narcotics
integration which is included in all subjects and the implementation of approved programs such as the
socialization of the dangers of drugs, organized the Drug Narcotics School Competition, and the
implementation of routine student character training activities; 4) Anti Narcotics Curriculum Evaluation
discusses supervision carried out by teachers on changes in student attitudes in daily life in schools
which have been discussing both in the absence of students using drugs. Supervision is also carried
out by related institutions such as the Surabaya National Narcotics Agency, Education Office, Surabaya
City Government and Social Institution.
Keywords: P4GN, management, anti narcotics curriculum
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang 1) Perencanaan Kurikulum Anti
Narkoba, 2) Pengorganisasian Kurikulum Anti Narkoba; 3) Pelaksanaan Kurikulum Anti Narkoba; dan
4) Evaluasi Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan triangulasi sumber data, triangulasi
teknik, dan member check. Pengecekan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, uji
transferabilitas, uji dependabilitas dan uji konfirmabilitas. Hasil penelitian terkait Program Pencegahan
dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam Implementasi
Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya menunjukkan bahwa, 1) Perencanaan
Kurikulum Anti Narkoba menggunakan strategi Balanced Scorecard serta berisi tentang tujuan
perencanaan dan proses pembentukan program-program kurikulum anti narkoba; 2) Pengorganisasian
Kurikulum Anti Narkoba melibatkan seluruh komponen dalam sekolah dan melakukan kerjasama
dengan lembaga terkait serta terbentuk program-program Anti Narkoba meliputi satgas, duta, kader
dan pahlawan Anti Narkoba; 3) Pelaksanaan Kurikulum Anti Narkoba yakni integrasi materi Anti
Narkoba yang dimasukkan ke dalam seluruh mata pelajaran serta pelaksanaan fungsi program-
program yang telah dibentuk seperti sosialisasi bahaya narkoba, mengadakan Lomba Sekolah Resik
Narkoba, dan melaksanakan kegiatan rutin pembentukan karakter siswa; 4) Evaluasi Kurikulum Anti
Narkoba meliputi pengawasan yang dilakukan oleh guru terhadap perubahan sikap siswa dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah yang selama ini dinilai baik dengan tidak adanya siswa pengguna
narkoba. Pengawasan dilakukan pula oleh lembaga terkait seperti BNNK Surabaya, Dinas Pendidikan,
Pemerintah kota Surabaya dan Dinas Sosial.
Kata Kunci : P4GN, manajemen, kurikulum anti narkoba

1
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

PENDAHULUAN darurat narkoba. Berdasarkan data jurnal


Narkotika adalah zat atau obat yang P4GN tahun 2015 edisi 2016, kasus
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, penyalahgunaan narkoba selama 5 tahun
baik sintetis maupun semi sintetis, yang terakhir mulai tahun 2011 sampai dengan
dapat menyebabkan penurunan atau tahun 2015. Tersangka penyalahguna
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, narkoba dari tahun ke tahun mengalami
mengurangi sampai menghilangkan rasa peningkatan jumlah tersangka. Pada tahun
nyeri, dan dapat menimbulkan 2015, jumlah tersangka pada tingkat SD ada
ketergantungan yang dibedakan ke dalam 7.112 orang, SMP ada 12.765 orang, SMA
golongan-golongan (pasal 1 UU Narkotika ada 30.055 orang, sedangkan mahasiswa
N0 35 Tahun 2009). Penyalahguna narkoba ada 1.367 orang.
adalah orang yang menggunakan narkotika Tabel 1.1 Tersangka
tanpa hak atau melawan hukum (Perwali penyalahgunaan Narkoba Berdasarkan
Nomor 65 Tahun 2014). Sedangkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011-2015
penyalahgunaan narkoba merupakan No Tingkat Pendidikan
Jumlah penyalahguna dari tahun ke tahun
2011 2012 2013 2014 2015
penggunaan narkoba yang tanpa izin dan 1 SD 5.092 4.980 7.573 7.147 7.112
2 SMP 10.013 9.768 12.216 12.373 12.765
tidak memiliki hak menggunakan narkoba 3
4
SMA
PT
20.503
1.124
19.730
1.162
23.086
1.137
22.708
1.231
30.055
1.367
(UU Narkotika no 35 Tahun 2009). 5 TIDAK SEKOLAH - - - - 33

Penggunaan narkoba yang dilakukan tanpa Sumber: Jurnal Data P4GN 2015 edisi 2016
izin dari dokter dan dengan dosis tanpa Berdasarkan data di atas, dapat dilihat
ukuran dapat menimbulkan bahaya baik bahwa tingkat penyalahgunaan narkoba
secara fisik maupun mental. Bila masuk ke pada tingkat pendidikan dalam lima tahun
dalam tubuh, zat atau bahan termasuk terakhir mengalami peningkatan. Baik pada
kategori Narkoba atau Napza akan tingkat pendidikan dasar yaitu sekolah
mempengaruhi tubuh terutama susunan dasar, sekolah menengah pertama (SMP)
saraf pusat atau otak sehingga dapat dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
menyebabkan gangguan fisik, psikis, jiwa Penyalahgunaan narkoba bisa terjadi
dan fungsi sosial. Fungsi narkoba secara pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja
medis merupakan senyawa psikotropika dan tentunya dengan berbagai alasan
yang digunakan untuk membius pasien saat pengguna memakai narkoba. Kalangan
hendak dioperasi atau untuk pengobatan pelajar ada berbagai alasan mengapa
penyakit tertentu, dengan takaran dosis pelajar mengapa memakai narkoba dimana
tertentu, sesuai kebutuhan (FGD Badan rasa keingintahuan mereka pada usia
Narkotika Provinsi Sumatera Selatan pada remaja yang sangat tinggi untuk mencoba-
tanggal 30 mei 2013, Palembang). coba barang haram tersebut. Pendapat
Narkoba merupakan kejahatan luar tersebut juga diperkuat berdasarkan data
biasa (extraordinary crime). penyalahgunaan dari Survei Nasional Perkembangan
dan peredaran gelap narkoba menunjukkan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
intensitas yang semakin meningkat dari hari Narkoba pada kelompok pelajar dan
ke hari di hampir semua segmen kehidupan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia Tahun
baik tingkatan pendidikan, usia, status 2011 yang dilakukan Badan Narkotika
sosial, ekonomi, jenis kelamin, dan usia. Nasional bekerjasama dengan pusat
Perkembangan penyalahgunaan narkoba Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia
dan peredaran gelap narkoba sudah dan didapatkan hasil bahwa Teman adalah
menyebar di seluruh provinsi di Indonesia, orang yang paling banyak menawari narkoba
tanpa ada satu daerah/wilayah yang bebas pada pelajar, terutama teman di luar
dari penyalahgunaan narkoba, bahkan lingkungan sekolah. Tempat yang paling
korbannya telah menjangkau ke semua banyak untuk menawarkan narkoba adalah
lapisan masyarakat, sehingga pada awal di rumah teman luar sekolah dan di
tahun 2015 Presiden Joko Widodo lingkungan sekolah/kampus, sekitar 35%
menyatakan Indonesia dalam keadaan

2
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

pelajar/mahasiswa penyalahguna narkoba dengan pendidikan yang diperolehnya.


mengaku bahwa uang saku yang digunakan Ketercapaian fungsi dan tujuan pendidikan
untuk membeli narkoba. Semakin tinggi tidak terlepas dari kurikulum.
tingkat pendidikan, semakin banyak
pelajar/mahasiswa yang menggunakan uang Kurikulum merupakan suatu
saku untuk membeli. Berdasarkan hasil perencanaan yang memuat tentang proses,
survei di atas, dapat diketahui bahwa strategi, bahan dan metode pelaksanaan
penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar pembelajaran. Pendapat tersebut diperkuat
dilakukan pertama kali karena alasan coba- dengan penjelasan Rusman (2009:3) yang
coba. Teman membawa pengaruh yang menerangkan bahwa kurikulum adalah
cukup besar, selain itu kondisi keluarga yang seperangkat rencana mengenai tujuan, isi
membuat anak-anak justru dari teman- dan bahan pelajaran serta cara yang
temannya, dan didapatkan di lingkungan digunakan sebagai pedoman
kampus/sekolah. Uang yang digunakan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk membeli narkoba bersumber dari uang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
saku mereka sendiri. Dalam implementasi kurikulum tidak lepas
Pendidikan merupakan salah satu cara dari adanya pengembangan kurikulum.
paling efektif dalam mengerem laju Terdapat beberapa pertimbangan dilakukan
penyalahgunaan terutama dikalangan para pengembangan kurikulum guna
pelajar yang semakin hari semakin mengoptimalkan pencapaian tujuan
meningkat. Pendidikan merupakan sebuah pendidikan. Salah satu bentuk
proses untuk membentuk manusia Indonesia pengembangan kurikulum formal dengan
seutuhnya. Hal tersebut selaras dengan adanya kurikulum terintegrasi.
tujuan pendidikan yang tertuang dalam Kota Surabaya merupakan ibu kota
Undang-undang No 20 tentang Sistem provinsi jawa timur. Surabaya merupakan
Pendidikan Nasional pasal 3 yang berbunyi kota terbesar kedua setelah Jakarta, yang
Pendidikan nasional berfungsi bisa dikatakan Surabaya merupakan kota
mengembangkan kemampuan dan metropolitan. Perubahan gaya hidup
membentuk watak serta peradaban bangsa masyarakat, aktivitas industri, laju
yang bermartabat dalam rangka penduduk serta pendidikan turut menyertai
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan perkembangan kota Surabaya. kota
untuk berkembangnya potensi peserta didik Surabaya merupakan salah satu kota yang
agar menjadi manusia yang beriman dan menjadi tujuan perantau, sehingga membuat
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, populasi penduduk kota Surabaya menjadi
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kota dengan jumlah penduduk terpadat
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara kedua setelah Jakarta. Jumlah penduduk
yang demokratis serta bertanggung jawab. yang berdomisili di Surabaya memang cukup
Menurut bunyi undang-undang tersebut padat sehingga penduduk yang berstatus
disimpulkan bahwa pendidikan berfungsi pelajar juga banyak.
membentuk peserta didik menjadi pribadi Berdasarkan banyaknya jumlah pelajar
yang bertaqwa, berilmu dan berkarakter. di Surabaya tentunya sektor pendidikan
memiliki perhatian yang cukup tinggi dari
Pengertian pendidikan dalam Kamus pemerintah kota Surabaya guna membentuk
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu generasi muda Surabaya yang berkualitas.
sebuah proses pembelajaran bagi setiap Namun hal tersebut tidak bisa terwujud
individu untuk mencapai pengetahuan dan apabila pelajar di Surabaya khususnya di
pemahaman yang lebih tinggi mengenai bidang pendidikan dasar, SMP dan SMA
objek tertentu dan spesifik. Pengetahuan terkena kasus narkoba terlebih menjadi
yang diperoleh secara formal tersebut penyalahguna dan pelaku peredaran gelap
berakibat pada setiap individu yaitu memiliki narkoba.
pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai

3
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

Berdasarkan Survei Nasional sekaligus menjadi instrumen sinergi


Penyalahgunaan Narkoba di 34 provinsi berbagai lembaga di daerah dalam
Tahun 2017 yang dilakukan oleh Badan melakukan sinkronisasi program dan
Narkotika Nasional (BNN) dengan Pusat kegiatan dalam upaya pencapaian target
Penelitian UI, jumlah penyalahguna narkoba (pasal 4, Perwali Nomor 65 Tahun 2014).
provinsi Jawa Timur terdapat 492.157 orang SKPD yang dimaksud merupakan seluruh
yaitu paling banyak kedua setelah Jawa lembaga dari berbagai sektor di bawah
Barat di urutan yang pertama. Hal tersebut naungan pemerintah kota Surabaya. Salah
yang menjadikan kota Surabaya sebagai satunya adalah Dinas Pendidikan Kota
bagian dari provinsi Jawa Timur dengan Surabaya.
jumlah penduduk yang cukup besar Penanggulangan narkoba tidak
memberikan perhatian penuh terhadap terlepas dari upaya pencegahan dan
Pencegahan dan Pemberantasan pemberantasan. Merujuk pada Undang-
Penyalahgunaan narkoba. Khususnya di undang Narkotika Nomor 35 tahun 2009
kota Surabaya Sesuai data yang tercatat di pada bab X, Pembinaan dan Pengawasan,
Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) pasal 60 ayat 2 tentang mencegah
Surabaya, dalam dua tahun terakhir ini penyalahgunaan Narkotika, poin c yang
terjadi peningkatan pengguna dan korban menyatakan bahwa dibuatnya UU Narkotika
narkoba serta pil dobel L di kalangan pelajar. untuk dapat mencegah generasi muda dan
Pada 2016, tercatat sebanyak 84 pelajar di anak usia sekolah dalam penyalahgunaan
Kota Pahlawan menjadi pengguna narkoba Narkotika, termasuk dengan memasukkan
dan menjalani rehabilitasi. Jumlah tersebut pendidikan yang berkaitan dengan Narkotika
ternyata mengalami peningkatan di 2017, dalam kurikulum sekolah dasar sampai
yakni ada sebanyak 101 pelajar yang lanjutan atas. berdasarkan undang-undang
kecanduan narkoba dan pil dobel L hingga tersebut, secara langsung tertulis bahwa ada
Oktober 2017. Angka itu, rinciannya ada hal-hal yang harus dilakukan untuk
4 pelajar SD, 63 anak duduk di SMP dan 34 mencegah generasi muda dan anak usia
anak pelajar SMA. sekolah dari penyalahgunaan narkoba. Hal
Dalam upaya penanggulangan itu adalah adanya pendidikan yang berkaitan
masalah narkoba maka Pemerintah tentang narkoba yang harus diberikan
mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No kepada siswa baik sekolah dasar maupun
12 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi sekolah lanjutan atas.
Kebijakan dan Strategi Pencegahan dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya
pemberantasan Penyalahgunaan dan menindaklanjuti kebijakan tersebut sesuai
Peredaran Gelap Narkoba sebagai bentuk dengan program yang telah ditentukan di
komitmen bersama komponen masyarakat, dalam peraturan maka disusunlah kurikulum
bangsa dan pihak terkait atas dasar UU No anti narkoba. Dinas pendidikan
35 tahun 2009 tentang narkotika, untuk Menginstruksikan Kepala Sekolah dan guru
menjalankan upaya Pencegahan dan BK se Kota Surabaya menyusun Modul
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Kurikulum anti narkoba, yaitu kurikulum anti
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) narkoba yang terintegrasi dengan mata
Respon atas Inpres No 12 Tahun pelajaran. Surabaya merupakan pilot project
2011, kota Surabaya mengeluarkan sebagai kota pertama yang menerapkan
Peraturan Walikota No 65 tahun 2014 kurikulum anti narkoba. Dimana Launching
tentang Rencana Aksi Pelaksanaan kurikulum Anti Narkoba dilaksanakan di JX
Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang Internasional Expo yang dihadiri oleh Bu
Pencegahan, Pemberantasan Risma Wali Kota Surabaya dan juga Bapak
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Ikhsan selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota
Narkoba Kota Surabaya Tahun 2014-2015. Surabaya. Hal ini yang membuat Kepala
Perwali ini menjadi pedoman bagi SKPD BNN kota Bone-Bone tertarik untuk
untuk menyusun rencana aksi daerah berkunjung ke Surabaya untuk melihat dan

4
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

mengamati menerapkan Kurikulum Anti yang membuat Kepala BNN kota Bone-Bone
Narkoba. Kurikulum yang disusun ditujukan tertarik untuk berkunjung ke Surabaya untuk
untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama melihat dan mengamati menerapkan
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kurikulum Anti Narkoba, dimana SMP Negeri
yang ada di kota Surabaya. menjadi tuan rumah yang menerima
SMP Negeri 3 Surabaya terletak di kedatangan Tim BNN kota Bone-bone.
tengah Kota Surabaya yang dikelilingi Berdasarkan rasional dan kekhasan
kompleks pertokoan dan perkantoran. Selain dari kurikulum maka disini peneliti
itu sekolah tersebut merupakan sekolah melakukan penelitian yang membahas
idaman di Surabaya. Akses jalan yang tentang “Program Pencegahan dan
mudah diakses dari berbagai penjuru Pemberantasan Peredaran Gelap Narkoba
membuat sekolah tersebut memiliki siswa (P4GN) dalam Implementasi Manajemen
dari SD Negeri dan Swasta dari seluruh kota Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3
Surabaya baik yang jaraknya dekat maupun Surabaya”.
jauh, serta strata ekonomi dan latar belakang
keluarga yang beraneka ragam. Dilihat dari METODE
letaknya yang berada di jantung kota Penelitian ini menggunakan
Surabaya tentu SMPN 3 Surabaya memiliki pendekatan kualitatif dengan rancangan
tantangan lebih besar dalam implementasi penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan
Program P4GN dimana wilayah perkotaan studi kasus karena dengan menggunakan
tentunya memiliki pengaruh yang cukup pendekatan studi kasus peneliti dapat
besar terhadap pergaulan siswa-siswinya. melakukan penelitian yang mendalam untuk
SMP Negeri 3 Surabaya sejak tahun mengetahui keunikan serta mengungkapkan
2005 sudah mulai gencar dalam kegiatan di fenomena tentang Program Pencegahan
bidang pencegahan dan pemberantasan dan Pemberantasan Penyalahgunaan
penyalahgunaan narkoba dan tetap Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam
konsisten sampai saat ini. Salah satu implementasi manajemen kurikulum Anti
bentuknya saat ini adalah penerapan Narkoba di SMP Negeri 3
kurikulum anti narkoba yang terintegrasi Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk
dengan mata pelajaran. Proses penerapan memahami fenomena yang mencakup
kurikulum berdasarkan pada modul. Modul perencanaan, pengorganisasian,
kurikulum terdiri dari RPP dan Silabus yang pelaksanaan dan evaluasi kurikulum anti
diterapkan oleh guru-guru SMP Negeri 3 narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya secara
Surabaya. Menurut Pembina Kegiatan Anti menyeluruh dengan mendeskripsikan pada
Narkoba, SMP Negeri Surabaya memiliki konteks khusus dengan memanfaatkan
berbagai program kegiatan di bidang anti metode ilmiah.
narkoba antara lain 1) Duta Anti Narkoba, 2) Penelitian ini dilakukan di SMP
Satgas Anti Narkoba, 3) Kader Anti Narkoba Negeri 3 Surabaya yang terletak di Jl.
yang mana program tersebut ada yang Praban no 3 Kota Surabaya, Jawa Timur.
sebagian masuk ke dalam ekstrakurikuler. Teknik pengumpulan data menggunakan
Sekolah juga sering mengikuti event di Observasi, Wawancara, dan studi
Bidang Pencegahan penyalahgunaan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan
narkoba dan sering mendapatkan juara. teknik wawancara semi terstruktur dimana
SMP Negeri 3 Surabaya merupakan informan dalam penelitian ini antara lain,
Sekolah Menengah Pertama Tingkat Kepala Sekolah, Pembina Sekolah Resik
Nasional yang melaksanakan Kurikulum Anti Narkoba, Waka Kurikulum, Guru BK, Guru
Narkoba. SMP N 3 Surabaya merupakan PAI dan juga Peserta didik.
sekolah pertama kali di Indonesia yang Penelitian ini menggunakan Teknik
melaksanakan Kurikulum Anti Narkoba dan observasi non partisipan yaitu peneliti tidak
menjadi pilot project dari pelaksanaan terlibat secara langsung dalam kegiatan di
kurikulum anti narkoba di Indonesia. Hal ini lokasi penelitian. Dokumen-dokumen juga

5
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

dijadikan sumber dalam penelitian. Teknik oleh pembina sekolah resik narkoba
Analisis data dalam penelitian di SMP Negeri menguatkan pendapat Kaber (1988:13)
3 Surabaya ini meliputi kondensasi data, bahwa fungsi kurikulum salah satunya
penyajian data dan verifikasi data. Uji kurikulum mengandung sejumlah keinginan
keabsahan data dilakukan melalui uji baik masyarakat dari pemerintah maupun
kredibilitas yang meliputi triangulasi sumber dari ahli atau pembina kurikulum.
data, triangulasi teknik dan member chek; uji Perencanaan kurikulum Anti Narkoba
transferabilitas, uji dependabilitas, dan uji di SMP Negeri 3 Surabaya didasari adanya
konfirmabilitas. sosialisasi dari Dinas Pendidikan Kota
Surabaya dan BNNK Surabaya, yang
HASIL DAN PEMBAHASAN kemudian diperkuat dengan SK Dinas
1. Perencanaan Kurikulum Anti Narkoba Pendidikan tentang pembagian tugas
di SMP Negeri 3 Surabaya Pelaksanaan P4GN di sekolah. BNNK
Kurikulum Anti Narkoba SMP Negeri 3 Surabaya memberikan sosialisasi
Surabaya merupakan program-program pembekalan advokasi P4GN. Kemudian
yang dibentuk dan dilaksanakan baik Kepala Sekolah dan Pembina Sekolah Resik
kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler Narkoba mengadakan sosialisasi kepada
guna melaksanakan sekolah bersih narkoba guru, karyawan, siswa dan keluarga besar
dan membentuk generasi bebas narkoba SMP Negeri 3 Surabaya dalam penyusunan
untuk peserta didik di SMP Negeri 3 perencanaan kurikulum dan program Anti
Surabaya. Kurikulum Anti Narkoba di SMP Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya serta
Negeri 3 Surabaya telah sesuai dengan teori menyamakan persepsi dan tujuan yang ingin
Hamid (2012:16) bahwa kurikulum adalah dicapai. Penyusunan dan perencanaan
program yang disediakan oleh lembaga kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3
pendidikan (sekolah) bagi peserta didik dan Surabaya diwujudkan dengan adanya
juga sesuai dengan pendapat Nasution “Papan Komitmen” sebagai bentuk
(2012:5) yang mengatakan bahwa kurikulum komitmen pencapaian tujuan pelaksanaan
bukan hanya meliputi kegiatan yang Sekolah Resik Narkoba. Tujuan kurikulum
direncanakan namun juga semua kegiatan Anti Narkoba juga diselaraskan dengan Visi
yang berada dibawah pengawasan sekolah dan Misi SMP Negeri 3 Surabaya jika
yang biasa disebut kegiatan ko-kurikuler dan dikaitkan dengan pendapat ahli, maka
ekstra kurikuler. komponen tujuan kurikulum Anti Narkoba di
Penerapan Program Anti Narkoba SMP Negeri 3 Surabaya telah sesuai dengan
sudah diterapkan sejak tahun 2005 yang penjelasan Tim Dosen UPI (2012:194)
kemudian Program Anti Narkoba di SMP bahwa dalam skala makro perumusan tujuan
Negeri 3 Surabaya dikuatkan dengan menggambarkan tujuan suatu yang dicita-
adanya Inpres No 12 Tahun 2011 tentang citakan masyarakat dimana generasi bebas
Pelaksanaan Kebijakan P4GN dan Perwali narkoba merupakan cita-cita bersama
Kota Surabaya No 65 tahun 2014 tentang masyarakat Indonesia dan dalam skala
Rencana Aksi dan Strategi Daerah Bidang mikro perumusan tujuan kurikulum
P4GN. Berdasarkan definisi dalam perwali, berhubungan dengan visi misi sekolah.
P4GN merupakan sebuah upaya yang Fungsi perencanaan kurikulum Anti
dilakukan secara terus menerus oleh Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya yaitu
berbagai komponen masyarakat dan sebagai pedoman dalam melaksanakan
pemerintah serta dunia usaha untuk langkah-langkah yang telah ditetapkan guna
menghindarkan masyarakat dari resiko mencapai tujuan dengan dasar hukum yang
penyalahgunaan narkotika. Kurikulum Anti berlaku sesuai dengan pendapat Hamid
Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya yang (2012:51) bahwa perencanaan merupakan
didasarkan atas instruksi pemerintah dan kegiatan yang berkaitan dengan segala
juga inisiasi dari kepala sekolah yang sesuatu yang akan dilaksanakan serta
kemudian dilaksanakan dan dikembangkan

6
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

penetapan tujuan, prosedur atau langkah tersebut membahas tentang evaluasi


yang akan diambil dalam pencapaian tujuan. program yang dilaksanakan seminggu
Background pendidikan kepala terakhir dan program yang akan datang,
sekolah yang telah menempuh beberapa dengan begitu kontinuitas program yang ada
tingkatan dan jurusan yang berbeda di SMP Negeri 3 Surabaya dapat terus
membuat beliau begitu humanis dan visioner berjalan. Apabila dikaitkan dengan teori
dalam memimpin suatu organisasi, sehingga Indrajit (2006) mengenai Balance Scorecard
dalam perencanaan yang diterapkan di SMP maka sesuai dengan salah satu sarana
Negeri 3 Surabaya oleh Kepala Sekolah dalam Balanced Scorecard yang dapat
menggunakan strategi Balanced Scorecard berguna untuk melakukan peninjauan
yang diyakini dengan penggunaan Balanced secara sistemik dan periodik mengenai
Scorecard dalam perencanaan dapat strategi yang dilaksanakan. Kontinuitas
mempercepat pencapaian tujuan akhir. program apabila dikaitkan dengan teori
Pelaksanaan perencanaan yang dilakukan Sukmadinata (2007:21) maka sesuai dengan
kepala sekolah melalui peningkatan prinsip kontinuitas dalam pengembangan
kapabilitas guru yang diawali dengan olah kurikulum.
rasa, olah pikir dan olah raga. Adanya Kurikulum Anti Narkoba di SMP
strategi ini bertujuan untuk menanamkan Negeri 3 Surabaya merupakan kurikulum
tujuan dan komitmen secara mendalam yang dikembangkan sehingga dalam
dengan menyentuh relung hati guru dan staf, perencanaannya, Kurikulum pengembangan
dengan begitu komitmen yang dibangun harus mempertimbangkan beberapa hal
dalam menyamakan persepsi dan tujuan seperti kondisi sosial, ekonomi dan budaya.
sesuai dengan visi dan misi yang Hal itu mengacu pada teori Hamid (2012:55)
disampaikan kepala sekolah tidak hanya yang mengatakan bahwa pertimbangan
kata-kata saja, namun juga timbul komitmen pengembangan kurikulum berkaitan pula
dalam pelaksanaan perencanaan. dengan keadaan ekonomi, sosial dan
Perencanaan kurikulum mengacu pada teori budaya maka perencanaan pengembangan
Indrajit (2006:126) bahwa Balanced Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3
Scorecard dapat digunakan untuk Surabaya sesuai dengan pendapat tersebut
menjelaskan dan mengkomunikasikan visi sehingga dalam perencanaannya Kurikulum
dan strategi. SMP Negeri 3 Surabaya berkaitan dengan
Keterlibatan komponen-komponen wacana Aksi Indonesia Bersih Narkoba
dalam penyusunan perencanaan Kurikulum seperti yang telah dibahas dalam latar
Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya belakang penelitian ini bahwa di Indonesia
memiliki peran yang sangat penting. Adapun masih banyak yang menggunakan narkoba
komponen yang terlibat dalam penyusunan terutama remaja, Kurikulum Anti Narkoba di
Kurikulum Anti Narkoba antara lain Tim SMP Negeri 3 Surabaya bertujuan untuk
Pengembang Kurikulum, Tim MGMP membentuk peserta didik bebas narkoba
Sekolah, dan pembina Ekstrakurikuler, Kaur- serta tercipta generasi penerus bangsa yang
kaur dan komite sekolah. Masuknya program berkualitas, apabila dikaitkan dengan
P4GN di SMP negeri 3 Surabaya sesuai teorinya Rusman (2009:21)
dengan hasil penelitian Rasul (2013:529) bahwa perencanaan kurikulum adalah
bahwa inisiatif tidak hanya dari kepala perencanaan-perencanaan belajar yang
sekolah namun juga dari komponen- dimaksudkan untuk membina siswa ke arah
komponen sekolah. perubahan tingkah laku serta menilai
Perencanaan kurikulum Anti Narkoba bagaimana perubahannya dalam kehidupan
di SMP Negeri 3 Surabaya dilaksanakan sehari-hari.
setiap tahun sekali pada awal tahun 2. Pengorganisasian Kurikulum Anti
pelajaran baru. Selain itu juga terdapat Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya
kegiatan morning report yang dilaksanakan Dalam sistem manajemen kurikulum,
setiap hari jumat dimana dalam pertemuan pengorganisasian merupakan salah satu

7
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

aspek dasar dalam pengembangan dan juga sesuai dengan hasil penelitian dari
kurikulum. Pengorganisasian Kurikulum Anti Redden (2017) yang sama-sama melakukan
Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya integrasi materi khusus ke dalam kurikulum
melibatkan seluruh komponen seperti yang di McWhorter School.
disebutkan dalam pembahasan Selain adanya RPP yang
perencanaan kurikulum sebelumnya. pelaksanaannya nanti di dalam kelas, juga
Berdasarkan hasil temuan penelitian terdapat Satgas, Duta, Kader dan Pahlawan
pasca adanya pembekalan dan advokasi Anti Narkoba yang melakukan Sosialisasi ke
dari BNN, SMP Negeri 3 Surabaya masyarakat. Organisasi kurikulum tersebut
membentuk beberapa program yang telah sesuai apabila dikaitkan dengan teori
merupakan hasil dari RTL (Rencana Tindak Hamalik (2012:10) bahwa kurikulum
Lanjut) sosialisasi tersebut adalah: a) merupakan interpretasi dari semua aktivitas
Integrasi materi Anti Narkoba ke dalam mata dan pengalaman siswa yang terorganisasi di
pelajaran; b) Poster dan gambar Anti bawah arahan SMP Negeri 3 Surabaya.
Narkoba di lingkungan sekolah; c) Pembentukan program-program anti
Pembentukan Satgas, Duta, Pahlawan dan narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya juga
Kader Anti Narkoba ; d) Sosialisasi Bahaya sesuai dengan hasil penelitian Pina (2015)
Narkoba; e) Kunjungan ke tempat Usaha pemerintah dalam melaksanakan
Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba; f) program pencegahan penyalahgunaan
Karya Tulis Ilmiah oleh peserta didik; g) narkoba sudah sesuai dengan Perwali,
Pembentukan Konselor Sebaya dan Tutor diantaranya sosialisasi, kurikulum integrasi
Sebaya. Apabila dikaitkan dengan teori anti narkoba, TOT, pembentukan konselor
Rusman (2009:60) mengenai organisasi sebaya, dan pembentukan kader pemuda
kurikulum, maka pola atau desain kurikulum anti narkoba.
yang memudahkan siswa mempelajari SMP Negeri 3 Surabaya telah
bahan serta mempermudah siswa dalam membentuk KOBRA (Komunitas Berantas
melakukan belajar sehingga tujuan Narkoba) yang beranggotakan Satgas, Duta,
pembelajaran dapat tercapai secara efektif, Pahlawan dan Kader Anti Narkoba dimana
maka pembentukan program-program anti komunitas ini memiliki fungsi untuk
narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya sesuai melakukan sosialisasi kepada peserta didik
dengan teori tersebut dimana dengan lain dan masyarakat tentang bahaya
dibentuknya program tersebut peserta didik narkoba. Apabila dikaitkan dengan teori
dengan mudah mampu memahami secara yang dijelaskan oleh Rusman (2009:67)
mendalam tentang bahaya narkoba. kurikulum inti dalam kurikulum
Organisasi Kurikulum Anti Narkoba di terpadu dalam prosesnya didukung oleh
SMP Negeri 3 Surabaya apabila dikaitkan kemampuan guru dalam mengelola segala
dengan teori Rusman (2009:60) merupakan aktivitas dan kegiatan sehingga substansi
organisasi kurikulum terpadu yang materi yang dipelajari menjadi lebih efektif
dijelaskan bahwa organisasi kurikulum harus dan efisien. sosialisasi yang dilaksanakan
terpadu (Integrated) atau oleh KOBRA dilaksanakan di lingkungan
menyeluruh. Seperti halnya Kurikulum Anti SMP Negeri 3 Surabaya seperti pasar
Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya dimana blauran, BG Junction, Siola, serta pengguna
materi Anti Narkoba dimasukkan ke dalam jalan raya. Kerjasama dalam upaya
setiap mata pelajaran yang telah disusun pelaksanaan P4GN SMP Negeri 3 Surabaya
oleh masing-masing guru mata pelajaran dilakukan dengan berbagai pihak lembaga
bersama tim MGMP Sekolah kemudian pemerintahan yang dikuatkan dengan
terwujud dalam RPP kurikulum Anti Narkoba. adanya Mou dari kedua belah pihak.
Integrasi kurikulum tersebut memiliki Struktur kepengurusan kelas di SMP
kesamaan apabila dikaitkan dengan hasil Negeri 3 Surabaya bisa dikatakan unik, tidak
penelitian Raufflet (2013) dimana integrasi seperti sekolah pada umumnya yaitu dengan
dilakukan berbasis disiplin ilmu pengetahuan menggunakan nama yang berbeda. Bahkan

8
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

SMP Negeri 3 Surabaya menyatakan bahwa dokumen menjadi aktual dalam serangkaian
penamaan struktur pengurus kelas yang aktivitas. Dalam pedoman kurikulum SMP
berbeda ini merupakan satu-satunya di Negeri 3 Surabaya Program Anti Narkoba
Indonesia. Struktur pengurus kelas masuk ke dalam pendidikan kecakapan
menggunakan kata manajer yang memiliki hidup/ pendidikan berbasis kearifan lokal.
arti berbeda dibandingkan dengan ketua Pelaksanaan Kurikulum Anti
kelas, sekretaris dan bendahara. Nama Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya
pengurus kelas di SMP Negeri 3 Surabaya diterapkan dengan salah satu bentuknya
antara lain Material Manager, Responding yaitu mengintegrasikan materi anti narkoba
Manager, Operational Manager, dan ke dalam seluruh mata pelajaran tentunya
Discipline Manager. Program ini diinisiasi dengan menyesuaikan materi yang relevan
oleh kepala sekolah SMP Negeri 3 dengan konten materi anti narkoba di setiap
Surabaya. tujuan dari penggunaan kata mata pelajarannya. Hal ini sesuai dengan
manajer untuk menanamkan mindset hasil penelitian Cooper (2009) mengenai
kepada kepada peserta didik agar mampu integrasi teknologi seluler ke dalam mata
mengelola emosi dan perilakunya dalam pelajaran sesuai dengan kebutuhan saat ini.
kehidupan sehari-hari artinya dapat Penerapan Kurikulum Anti Narkoba
memanajemen dirinya sendiri dengan baik. di SMP Negeri 3 Surabaya tentunya juga
Pembentukan struktur kepengurusan kelas menggunakan RPP dan Silabus Kurikulum
di SMP Negeri 3 Surabaya telah sesuai Anti Narkoba yang telah disusun oleh Tim
dengan teori Rusman (2009:68) bahwa MGMP Sekolah. RPP dan Silabus yang
salah satu bagian dari kurikulum terpadu disusun merupakan pengembangan dari
adalah persisten life yang merupakan Modul Kurikulum Anti Narkoba tingkat
modifikasi dari social function yang SMP/MTs yang telah dibuat oleh pemerintah
menjelaskan tentang situasi yang diangkat kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan dan
senantiasa terhadap masa lalu, masa BNNK Surabaya. Apabila dikaitkan dengan
sekarang dan masa depan. Salah satu pendapat Stanley dan Shore (1957) model
situasi yang berkaitan dengan Kurikulum pelaksanaan Kurikulum Anti Narkoba di SMP
Anti Narkoba adalah situasi mengenai Negeri 3 Surabaya merupakan model lini
perkembangan individu secara moral yaitu staf. model ini dikembangkan dari atas
tentang kebebasan individu serta tanggung kebawah dimana gagasan pengembangan
jawab terhadap diri sendiri dan orang lain, kurikulum datang dari pejabat atau
maka dengan kemampuan manajer diri yang administrator pendidikan seperti Dinas
baik akan mampu mencegah dirinya dari Pendidikan Kota Surabaya yang
sesuatu yang mampu merugikan dirinya menginisiasi pembuatan Modul Kurikulum
sendiri seperti penggunaan narkoba. Anti Narkoba yang kemudian didistribusikan
3. Pelaksanaan Kurikulum Anti Narkoba ke sekolah-sekolah. selain itu, penyusunan
di SMP Negeri 3 Surabaya silabus dan RPP sesuai dengan hasil
Pelaksanaan Kurikulum Anti penelitian Widiastuti (2013) konten silabus
Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya dikembangkan oleh kelompok guru
berdasarkan perencanaan yang telah sekolah/MGMP.
disusun sebelumnya yang terwujud dalam RPP merupakan acuan dalam
buku pedoman kurikulum satuan pendidikan penyelenggaraan proses pembelajaran di
SMP Negeri 3 Surabaya sebagai acuan kelas atau bisa disebut dengan perangkat
dalam pelaksanaan kurikulum khususnya pembelajaran yang wajib dimiliki oleh guru.
Kurikulum Anti Narkoba. Pelaksanaan Guru merupakan kunci implementator
Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 kurikulum. Sebaik apapun RPP yang telah
Surabaya telah sesuai dengan teori dari disusun namun guru tidak mampu menjadi
Saylor (2009) bahwa kurikulum dalam implementator yang baik maka tujuan dari
dimensi kegiatan merupakan upaya dalam pembelajaran tidak akan tercapai. Guru
mewujudkan kurikulum yang masih bersifat harus mampu memahami esensi atas tujuan

9
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

kurikulum serta mampu menerjemahkan perubahan sosial. Guru mampu mendukung


tujuan khusus dalam pembelajaran dalam peserta didik untuk melaksanakan
hal ini materi kurikulum anti narkoba, sosialisasi terhadap warga masyarakat
sehingga guru di SMP negeri 3 Surabaya mengenai bahaya narkoba. Selain mampu
mampu meningkatkan penguasaan materi menggugah masyarakat mengenai bahaya
anti narkoba dalam integrasi materi yang narkoba, perubahan personal pada diri
disampaikan tentunya dilakukan sosialisasi peserta didik juga akan terbentuk seperti
kepada guru-guru SMP Negeri 3 Surabaya sikap percaya diri dan pengembangan
dengan pemateri dari BNN. Pemberian karakter individu. Adanya program Anti
sosialisasi dalam peningkatan penguasaan Narkoba di SMP Negeri Surabaya membuat
guru terhadap materi anti narkoba di SMP siswa memahami lebih dalam mengenai
Negeri 3 Surabaya menguatkan pendapat dampak dari penggunaan narkoba sesuai
Rusman (2009:78) bahwa dalam dengan hasil penelitian Wulandari
implementasi kurikulum perlu dilakukan (2013:121) bahwa Program P4GN di DIY
peningkatan kemampuan guru dalam mampu membuat pelajar mengenal lebih
penguasaan kurikulum sehingga perlu dalam dampak narkoba serta mampu
adanya program peningkatan kemampuan menghindarinya.
yang juga penyegaran seperti lokakarya, Pelaksanaan kurikulum Anti Narkoba
pelatihan maupun sosialisasi. Apabila di SMP Negeri 3 Surabaya telah
dikaitkan dengan hasil penelitian Mandwikini dilaksanakan dengan baik yang didukung
(2016) guru dalam melakukan implementasi oleh komponen keluarga besar SMP Negeri
kurikulum secara efektif masih 3 Surabaya guna mewujudkan generasi
membutuhkan pelatihan dan dukungan indonesia bersih narkoba. Khususnya
dalam aspek-aspek tertentu. mewujudkan visi misi sekolah sebagai
Berdasarkan temuan penelitian di sekolah kebangsaan yang tangguh
SMP Negeri 3 Surabaya, peneliti menghadapi masa depan, berbudi pekerti,
mendokumentasikan serta menganalisis bertatakrama, ramah anak dan bersih
salah satu RPP yaitu RPP mata pelajaran narkoba.
PAI kelas VIII semester 2 yang membahas Kurikulum Anti Narkoba di SMP
mengenai Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan 32 Negeri 3 Surabaya juga dilaksanakan dalam
serta Hadis terkait tentang perilaku kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP
menghindari minuman keras, judi, dan Negeri 3 Surabaya. Ekstrakurikuler terlibat
pertengkaran dimana salah satu indikator dalam upaya pelaksanaan P4GN dengan
pencapaian kompetensi dasar tertulis memadukan kegiatan pengembangan bakat,
peserta didik dapat menolak tawaran minat, serta karakter peserta didik serta
penggunaan narkoba. Dalam penerapannya, pemberian materi tentang bahaya Narkoba.
berdasarkan temuan penelitian di SMP Ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri 3
Negeri 3 Surabaya pada saat proses Surabaya dan memadukan materi
pembelajaran di kelas, guru menguasai ekstrakurikuler dengan materi Anti Narkoba
materi anti narkoba serta mampu antara lain Pramuka, Karawitan, olahraga,
menyampaikan dengan baik, salah satunya PMR, OSIS, PBB, dan Paduan Suara. Tidak
guru PAI. Apabila dikaitkan dengan teori dapat dipungkiri pula bahwasannya materi
Miller (2009) implementasi Kurikulum Anti Anti Narkoba bisa terintegrasi dengan segala
Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya sesuai bentuk baik bidang akademik maupun non
dengan Model TORI (Trusting, Opening, akademik.
Realizing, Interpending) dimana model ini SMP Negeri 3 Surabaya juga
dimaksudkan untuk menggugah masyarakat melaksanakan dalam program Anti Narkoba
untuk melakukan perubahan, dengan kehidupan sehari-hari seperti kegiatan sholat
adanya model ini diharapkan tumbuh minat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah.
pada diri guru untuk melakukan perubahan, Pendekatan peserta didik terhadap tuhannya
dalam hal ini perubahan personal dan mampu menjauhkan peserta didik dari sikap

10
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

dan perilaku yang menyimpang termasuk pemerintah memberikan dukungan penuh


penyalahgunaan Narkoba. Memiliki area terhadap pelaksanaan P4GN terhadap
Zona Anti Narkoba SMP Negeri 3 Surabaya SKPD dan Masyarakat termasuk dalam hal
berfungsi sebagai tempat kegiatan Program evaluasi pelaksanaan P4GN.
Anti Narkoba seperti Satgas, Kader, Duta Pelaksanaan Kurikulum Anti Narkoba
dan Pahlawan Anti Narkoba. Pelaksanaan di SMP Negeri 3 Surabaya juga mendapat
Kurikulum Anti Narkoba mengacu pada apresiasi sebagai Juara 1 pelaksana
pendapat Nasution (2012:5) bahwa kurikulum Anti Narkoba tingkat Nasional.
kurikulum merupakan kegiatan yang berada Berbagai bentuk apresiasi yang juga
dibawah pengawasan lembaga baik formal merupakan pertanggungjawaban kepada
maupun nonformal, yang biasa disebut berbagai pihak dalam evaluasi telah sesuai
dengan kegiatan kokurikuler dan dengan pendapat Hamid (2012:202) bahwa
ekstrakurikuler. salah satu tujuan evaluasi merupakan
4. Evaluasi Kurikulum Anti Narkoba di pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
SMP Negeri 3 Surabaya yang mendukung maupun pihak yang
Dalam suatu sistem manajemen, menjadi konsumen kurikulum yang
evaluasi merupakan salah satu fungsi dikembangkan.
manajemen yang memiliki peran strategis. Evaluasi Kurikulum Anti Narkoba di
Evaluasi Kurikulum Anti Narkoba di SMP SMP Negeri 3 Surabaya melibatkan guru
Negeri 3 Surabaya dilaksanakan setiap dan staf dalam mengawasi sikap dan
tahun sekali dengan melibatkan seluruh perilaku peserta didik dalam kehidupan
komponen yang ada SMP Negeri 3 sehari-hari di sekolah. Jika dikaitkan dengan
Surabaya. Dalam konsteks pengemabngan pendapat Scriven (1998) dalam peranan
kurikulum apabila dikaitkan dengan evaluasi formatif Kurikulum Anti Narkoba di
pendapat Doll (2012) maka evaluasi sebagai SMP Negeri 3 Surabaya sebagai alat untuk
usaha menyeluruh dan terus menerus guna menetapkan apakah program valid dan
mengawasi program pendidikan yang rasional ada 3 fase. Pertama Fase Desain,
dilaksanakan secara periodik setiap tahun sebagai sekolah yang menjadi pilot project
sekali. pertama di indonesia yang melaksanakan
Pelaksanaan kurikulum Anti Narkoba Kurikulum Anti Narkoba dengan
di SMP Negeri 3 Surabaya diapresiasi oleh menggunakan modul yang telah disediakan
pemerintah kota surabaya dan juga lembaga pemerintah tentunya pengawasan dilakukan
terkait yang ikut mengawasi pelaksanaan oleh desainer dari kurikulum anti narkoba
program anti narkoba di SMP Negeri 3 seperti Dinas Pendidikan, BNNK Surabaya,
Surabaya. Apresiasi yang diberikan baik dan Dinas Kesehatan. Kedua, Fase
kepada lembaga SMP Negeri 3 Surabaya Implementasi. Pelaksanaan evaluasi
maupun kepada Kepala Sekolah merupakan Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3
suatu bentuk evaluasi yang mana Surabaya melibatkan keluarga besar SMP
menunjukkan keberhasilan program Negeri 3 Surabaya, terutama Guru karena
kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 yang sering terlibat dengan peserta didik
Surabaya. Dikarenakan program Anti sehingga lebih efektif dalam melakukan
Narkoba mendapatkan dukungan penuh dari pengawasan dalam keseharian di sekolah
pemerintah kota Surabaya , hal tersebut juga mengenai perubahan sikap dan perilaku.
merupakan suatu bentuk Proses yang mempengaruhi keberhasilan ini
pertanggungjawaban SMP Negeri 3 adalah penanaman karakter dan mindset
Surabaya dalam upaya pelaksanaan P4GN peserta didik untuk memiliki kemampuan
di tingkat sekolah. evaluasi P4GN yang manajer diri yang baik serta senantiasa
dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya mendekatkan diri kepada tuhan. Ketiga,
terhadap SMP Negeri 3 Surabaya telah Fase Diseminasi. Morning report yang
sesuai apabila dikaitkan dengan hasil dilaksanakan setiap jumat merupakan salah
penelitian Suprapto (2008) bahwa satu agenda yang membahas segala hal

11
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

yang sudah dan akan dilaksanakan 3) Sosialisasi Bahaya Narkoba, 4)


termasuk kontinuitas Kurikulum Anti Kunjungan ke tempat Rehabilitasi, 5)
Narkoba yang bisa dikatakan baik karena pembentukan konselor dan tutor sebaya.
dari pertama launching tahun 2015 sampai Sekolah juga bekerjasama dengan
sekarang masih terlaksana. beberapa lembaga terkait guna
Berdasarkan kesesuaian hasil mendukung keterlaksanaan kurikulum
temuan peneliti di SMP Negeri 3 Surabaya anti narkoba seperti BNNK, Polsek,
dengan teori yang ada maka dapat ditarik Dinas Kesehatan (Puskesmas),
kesimpulan bahwa evaluasi kurikulum Anti Kecamatan, dan Dinas Sosial.
Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya telah 3. Pelaksanaan kurikulum Anti Narkoba
dilaksanakan dengan baik. Evaluasi dengan mengintegrasikan materi bahaya
kurikulum mampu digunakan suatu refleksi narkoba ke dalam seluruh mata
guna keberlanjutan program serta strategi pelajaran di SMP Negeri 3 Surabaya.
yang digunakan sesuai dengan penjelasan Pengembangan kurikulum dilaksanakan
Scriven (1967) bahwa evaluasi merupakan oleh guru yang diwujudkan ke dalam
acuan yang digunakan sebagai umpan balik RPP oleh Tim MGMP sekolah. Modul
dalam perbaikan strategi yang telah yang digunakan merupakan modul yang
ditetapkan. disusun oleh pemerintah yang kemudian
dikembangkan. Penerapan kurikulum
KESIMPULAN Anti Narkoba juga diterapkan dalam
Berdasarkan temuan penelitian kegiatan ekstrakurikuler.
Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP 4. Evaluasi kurikulum Anti Narkoba di SMP
Negeri 3 Surabaya yang sudah dijelaskan Negeri 3 Surabaya dilaksanakan setiap
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik satu tahun sekali yang melibatkan
kesimpulan sebagai berikut : seluruh Kepala Sekolah, Guru, dan
1. Perencanaan kurikulum Anti Narkoba di komite sekolah. Pelaksanaan evaluasi
SMP Negeri 3 Surabaya melibatkan kurikulum Anti Narkoba bertujuan untuk
beberapa komponen diantaranya tim mengetahui keberhasilan capaian tujuan
pengembang, Kaur, waka-waka, dan perencanaan kurikulum serta sebagai
komite sekolah. Perencanaan kurikulum pertimbangan dalam pengambilan
Anti Narkoba diawali dengan sosialisasi keputusan guna pengembangan dan
dan juga berdasarkan pada dasar hukum kontinuitas program. pelaksanaan
yang ada. Strategi yang dilakukan evaluasi juga dilaksanakan oleh BNN,
menggunakan balanced scorecard. Dinas Pendidikan, Dinas Sosial dan
Sehingga untuk membangun komitmen Dinas Kesehatan (Puskesmas) terhadap
seluruh komponen pelaksana kurikulum sekolah yang kemudian diwujudkan
dilakukan dengan menyentuh relung hati dalam bentuk penghargaan sebagai
yang paling dalam yang kemudian bentuk apresiasi terhadap
dilaksanakan melalui proses keterlaksanaan kurikulum anti narkoba di
peneladanan, pembiasaan sehingga SMP Negeri 3 Surabaya.
menjadi budaya.
2. Pengorganisasian kurikulum Anti SARAN
Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya Pelaksanaan penelitian skripsi
melibatkan seluruh komponen yang ada dengan judul Program Pencegahan dan
di sekolah yang kemudian dibentuk Pemberantasan Penyalahgunaan dan
program-program unggulan dalam Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam
melaksanakan Program P4GN di Implementasi Kurikulum Anti Narkoba di
sekolah. Bentuk program anti narkoba SMP Negeri 3 Surabaya ini, berdasarkan
tersebut diantaranya 1) Integrasi kesimpulan yang sudah dijelaskan
Kurikulum, 2) Pembentukan Satgas, sebelumnya, saran-saran yang dapat
Kader, Pahlawan dan Duta Anti narkoba,

12
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

dikemukakan oleh peneliti adalah sebagai Cooper, John J. 2009. The integration of a
berikut: Lean Manufacturing Competency –
Based Training Course Into University
1. Bagi Sekolah
Curriculum. Journal of Workforce
a. Sekolah hendaknya menyusun Education and Development. Online.
program kegiatan yang lebih inovatif Vol. 4, Issue 1.
serta mampu menjaga kontinuitas
Hamalik, O. 2012. Manajemen
keberlangsungan program anti
Pengembangan Kurikulum. Bandung:
narkoba.
Remaja Rosdakarya
b. Memperkuat kerjasama dengan dinas
terkait dan juga masyarakat sekitar Hamid, Hamdani. 2012. Pengembangan
sekolah agar pelaksanaan kurikulum Kurikulum Pendidikan. Bandung : CV.
anti narkoba dapat terlaksana lebih Pustaka Setia
maksimal.
Inpres No 12 tahun 2011. Pelaksanaan
2. Bagi Guru
Kebijakan dan Strategi Nasional
a. Meningkatkan kompetensi dan
Pencegahan dan Pemberantasan
memaksimalkan kinerja guru dengan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
memberi kesempatan untuk belajar
Narkoba Tahun 2011-2005
lebih tentang anti narkoba dengan
diadakannya pelatihan ataupun Kaber, Achasius. 1988. Pengembangan
workshop anti narkoba mengingat guru Kurikulum. Jakarta : Depdikbud Dirjen
memiliki peran penting dalam Dikti Proyek Pengembangan LPTK
pelaksanaan kurikulum. Mandukwini, Nompumelelo. 2016. Challenge
b. Memberikan motivasi kepada peserta Towards Curriculum Implementation in
didik untuk terus berusaha menjauhi High School in Mount Fletcher District,
narkoba dalam kehidupan sehari-hari Eastern Cape. Jurnal. Online. (
baik di dalam kelas maupun di luar https://core.ac.uk/download/pdf/836372
kelas 31.pdf diunduh pada 26 Mei 2019)
c. Menggunakan berbagai macam
strategi, metode dan pendekatan Nasution, S. 2012. Kurikulum dan
dalam mengembangakn karakter Pengajaran. Jakarta:Bumi Aksara
siswa sehingga mampu membentengi Perwali Nomor 65 Tahun 2014 tentang
diri untuk tidak menggunakan narkoba. Rencana Aksi Pelaksanaan Kebijakan
3. Bagi Siswa dan Strategi Daerah Bidang
a. Kesadaran diri siswa dalam untuk Pencegahan, Pemberantasan
mengenal bahaya narkoba meskipun Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
bukan bagian dari satgas, kader, duta Narkoba Kota Surabaya Tahun 2014-
atau pahlawan anti narkoba guna 2015
mewujudkan generasi berkualitas dan
bersih narkoba. Pina, Nuri dan Oedojo Soedirham. 2015.
b. Selalu bersikap dan berperilaku baik Dukungan Pemerintah dalam Mencegah
sesuai dengan ketentuan baik di Penyalahgunaan Narkoba di Kota
lingkungan sekolah maupun di luar Surabaya. Jurnal Promosi Kesehatan.
sekolah serta lingkungan masyarakat. Vol. 3 (2) : hal. 171-174. Surabaya :
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga.
DAFTAR PUSTAKA
Rasul, Djuharis. 2013. Pencegahan
BNN dan Puslitkes UI. 2009. Survei Penyalahgunaan Narkoba di Kurikulum
Perkembangan Penyalahgunaan dan Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal
Peredaran Gelap Narkoba pada Pendidikan dan Kebudayaan Vol.19 (4).
Kelompok Pelajar Indonesia.

13
Ela Oktavia Puji Rahayu, Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya

Jakarta : Pusat Kurikulum dan Jawa Tengah. (Tesis). Semarang :


Perbukuan, Balitbang Kemendikbud. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro.
Raufflet, Emmanuel. 2013. Integrating
Sustainability in Management Tim Dosen UPI. 2011. Manajemen
Education. Department of Management. Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Vol. 2 hal 439-448.
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009
Redden, Lauren Dkk. 2017. Integration of tentang Narkotika
Contruction Mobile technologies Into
Undang-undang Nomor 20 Tentang
Contruction Managenent Curriculum :
Sistem Pendidikan Nasional
case Studi. Procedia Engineering 196
(2017) 535-442. Widiastuti, Sri. 2013. A Study on The
Implementation of English School Based
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum.
Curriculum in SMA Negeri 5 Denpasar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jurnal. Vol 1.
Sukmadinata, Nana Saodih. 1997.
Wulandari, Tri. 2016. Implementasi
Pengembangan Kurikulum : Teori dan
Kebijakan Pencegahan dan
Praktek. Bandung : Remaja
Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Rosdakarya
Peredaran Gelap (P4GN) Pada
Suprapto, Heri. 2008. Pengembangan Sistem Kalangan Pelajar di Badan Narkotika
Informasi Program Pencegahan dan Nasional Provinsi (BNNP) Daerah
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Istimewa Yogyakarta. skripsi.
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan
Berbasis Web Untuk Mendukung Universitas Negeri Yogyakarta.
Koordinasi di Badan Narkotika Provinsi

14

You might also like