You are on page 1of 10

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Analisis Spektral dan Model ARIMA Untuk Peramalan Jumlah Wisatawan di Dunia Fantasi
Taman Impian Jaya Ancol

Spectral Analysis and ARIMA Models For Forecasting The Number Of Tourist At Dunia Fantasi
Taman Impian Jaya Ancol

Fiftria Husnita1, Sri Wahyuningsih2, Darnah A. Nohe3


1
Mahasiswa Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
2,3
Dosen Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
Email : fiftriahusnita@gmail.com, swahyuningsih@gmail.com, darnah.98@gmail.com

Abstract
Spectral analysis is a method that is used for the analysis of time series in the frequency domain. The basic
concept of spectral analysis is calculate the periodogram and illustrate the power spectrum lines, so the
periodicity pattern can bee seen. Then we determined the type of seasonal or non-seasonal pattern. In time
series analysis, forecasting a future state estimation is done based on the past. Time series approach can use
several methods,one of which is the ARIMA model. The purpose of research is to obtain spectral data pattern
analysis, ARIMA models, and results of forecasting the number of number at Dunia Fantasi Taman Impian Jaya
Ancol from January 2014 to December 2014. Based on the results of spectral analysis showed that the pattern
of spectral analysis from the number of tourists data at Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol in January
2001 to December 2013 is non-seasonal. Appropriate ARIMA model to predict the number of tourists at Dunia
Fantasi Taman Impian Jaya Ancol 2014 is ARIMA (2,1,1),
̂
Wt =-0,2502Wt-1 +1,0014Wt-2 +0,2488Wt-3 +at +0,9907at-1 . Forecasting by using the model,showed that incresing
trend for forecasting the number of tourists at the Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol, period from
January -December 2014.

Keywords: Spectral analysis, ARIMA, number of tourists at the Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol.

Pendahuluan yang dapat digunakan seperti metode analisis


Pariwisata memiliki peranan penting dalam spectral(Aswi dan Sukarna, 2006).
sektor ekonomi di Indonesia. Untuk meningkatkan Analisis spektral merupakan suatu metode
sektor pariwisata, peningkatan keamanan suatu yang digunakan untuk analisis time series pada
negara dan pembangunan infrastruktur saja tidaklah domain frekuensi. Metode ini merupakan analisis
cukup. Hal ini yang mendukung peningkatan sektor statistik inferensial yang berdasarkan pada konsep
pariwisata adalah kemudahan wisatawan dalam frekuensi yang secara visual digambar dengan
memperoleh informasi di negara tersebut. Salah spectrum. Konsep dasar analisis spektral yakni
satu contoh pariwisata di Indonesia yaitu Dunia menghitung peridogram dan menggambarkan garis
Fantasi Taman Impian Jaya Ancol(Ismawati, spectrum kuasanya(Wei, 2006).
2002). Penelitian yang telah dilakukan mengenai
Dunia Fantasi merupakan pusat hiburan metode analisis spektal adalah analisis spektral
outdoor terbesar di Indonesia. Banyaknya musiman dalam permintaan pariwisata. Penelitian
pengunjung yang mengunjungi Dunia Fantasi tersebut menganalisis pola musiman yang
setiap tahunnya membuat pengelola Dunia Fantasi mendasari permintaan pariwisata di New Zealand
berusaha untuk selalu memberikan hiburan yang dimana wisatawan yang datang dari Australia dan
terbaik untuk pengunjungnya, sehingga pengelola Amerika dengan metode analisis spektral(Chan dan
pariwisata membutuhkan peramalan pengunjung Lim, 2011). Penelitian lain tentang aplikasi analisis
yang digunakan untuk memperbaiki dan spektral untuk peramalan angka pengangguran di
meningkatkan pelayanan kepada para pengunjung Autralia(Wilson dan Perry, 2004).
(PT. Pembangunan Jaya Ancol, 1985). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola
Peramalan merupakan alat bantu yang penting data analisis spektral, model ARIMA, dan hasil
dalam perencanaan yang efektif dan peramalan jumlah wisatawan di Dunia Fantasi
efisien.Peranan peramalan sangat dibutuhkan Taman Impian Jaya Ancol.
dalam bidang pariwisata Indonesia karena
merupakan sektor ekonomi penting di Peramalan
Indonesia.Pada peramalan model time series Peramalan merupakan suatu teknik untuk
pendugaan keadaan masa depan dilakukan memperkirakan suatu nilai pada masa yang akan
berdasarkan masa lalu. Pendekatan time series datang dengan memperhatikan data masa lalu
dapat menggunakan beberapa metode, yaitu maupun data saat ini.Metode peramalan dapat
ARIMA. Selain itu juga ada pendekatan alternatif dibagi dalam dua kategori utama, yaitu metode

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 21


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif 𝜔𝑥 : Frekuensi ke x


lebih banyak menuntut analisis yang didasarkan 𝑎𝑥 : Parameter a koefisien Fourier
pada pemikiran intuitif, perkiraan logis dan 𝑏𝑥 : Parameter b koefisien Fourier
informasi atau pengetahuan yang diperoleh n : Jumlah pengamatan
sebelumnya. Peramalan seperti ini biasanya 𝑍𝑡 : Data pengamatan pada waktu ke-t
digunakan untuk masa pendek, atau jika 𝜋 : Rad. 1800
pengambilan keputusan lebih mempercayai t : Waktu
intuisinya daripada matematik. Satu ciri metode ini
adalah faktor yang mempengaruhi ramalan dan cara Stokastik dan Stasioner
penilaiannya sangat bersifat pribadi dan sulit Ciri-ciri dalam pembentukan model analisis
ditirukan orang lain. Berbeda dengan metode deret waktu adalah dengan mengasumsikan bahwa
kuantitatif, pada metode ini dibutuhkan informasi data dalam keadaan stasioner. Deret waktu
masa lalu yang dikuantitatifkan dalam bentuk dikatakan stasioner jika tidak ada perubahan
numerik(Wei, 2006). kecenderungan dalam rata-rata dan perubahan
variansi, dengan kata lain, deret waktu yang
Analisis Deret Waktu stasioner adalah relative tidak terjadi kenaikan
Deret waktu merupakan seraingkaian ataupun penurunan nilai secara tajam pada data
pengamatan terhadap suatu variabel yang diambil (fluktuasi data berada pada sekitar nilai rata-rata
dari waktu ke waktu dan dicatat secara beruntun yang konstan) (Aswi dan Sukarna, 2006).
menurut uraian waktu kejadiannya dengan interval Suatu proses dikatakan tidak stasioner dalam
waktu yang tetap seperti dalam bentuk data harian, rata-rata jika pada data terjadi perubahan rata-rata
mingguan, bulanan, kuartal, dan tahunan. Analisis dari waktu ke waktu. Jika kondisi stasioner dalam
deret waktu adalah salah satu prosedur statistika rata-rata tidak terpenuhi, diperlakukan proses
yang ditetapkan untuk meramalkan struktur pembedaan (differencing). pengembangkan uji akar
probalistik keadaan yang akan terjadi di masa yang unit dengan memasukan unsur AR yang lebih
akan datang dalam pengambilan keputusan (Aswi tinggi dalam modelnya dan menambahkan
dan Sukarna, 2006). kelambanan variabel diferensi di sisi kanan
persamaan yang dikenal dengan uji Augmented
Analisis Spektral Dickey-Fuller (ADF). Dalam prakteknya, uji inilah
Analisis spektral merupakan suatu metode yang lebih sering digunakan untuk mendeteksi
yang digunakan untuk analisis runtun waktu pada kestasioneran suatu data time series (Aswi dan
domain frekuensi. Metode ini merupakan analisis Sukarna, 2006).
statistik inferensial yang berdasarkan konsep Selain stasioner dalam rata-rata, suatu data
frekuensi, secara visual digambarkan dengan time series juga harus stasioner dalam variansi.
spektrum.Konsep dasar analisis spektral yakni apabila kondisi stasioner dalam variansi tidak
menghitung periodogram dan menggambarkan terpenuhi, maka dilakukan transformasi pangkat
garis spektrum kuasanya (Wei, 2006) (Power Transformation) (Aswi dan Sukarna,
2006).
Periodogram
Periodogram merupakan fungsi spectrum Tabel 1 Beberapa nilai λ dengan Transformasinya
kuasa atas frekuensinya. Sedangkan untuk Nilai λ (Lamda) Transformasi
menelaah perioditas data dilakukan terhadap 1
-1,0
frekuensi yang berpasangan dengan titik-titik 𝑍𝑡
1
puncak garis spektrumnya. Persamaan periodogram -0,5
dapat dituliskan sebagai berikut (Wei, 2006): √𝑍𝑡
2 2 0,0 Ln Zt
n(a +b )
I(ωx )= x x (1) 0,5 √𝑍𝑡
2
1 Zt
Secara matematis dapat dituliskan seperti pada
persamaan (1). Dimana 𝑎𝑥 dan𝑏𝑥 merupakan
Fungsi Autokorelasi
koefisien Fourier yang dituliskan sebagai berikut:
1 2πxt n Autokorelasi adalah statistik kunci dalam
[∑nt=1 Zt cos ( )] , x=0 dan x= jika n genap, analisis deret waktu (time series analysis).
n n 2
ax = {2 2πxt n-1
[∑nt=1 Zt cos ( )] , x=1, 2, …, [ ] , Autokorelasi adalah korelasi antar deret
n n 2
N pengamatan suatu deret waktu. Fungsi autokorelasi
2 2πxt n-1 selain digunakan untuk mendeteksi kestasioneran
bx = [∑ Zt sin ( )] , x=1, 2, …, [ ]
n n 2 juga digunakan untuk mendeteksi model dari suatu
t=1
2𝜋𝑥 deret waktu. Fungsi autokorelasi pada lag k {𝜌𝑘 , k
𝜔𝑥 = ,
𝑛 = 1, 2, 3,…}, diperoleh dengan definisi (Soejoeti,
1987):
dimana :
𝐼(𝜔𝑥 ): Periodogram ke x

22 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Cov (Zt, Zt+k ) γk 3. Pengujian Kecukupan Model


ρk = = Uji kecukupan model terdiri dari dua yaitu
√var (Zt )√var (Zt ) γ0
uji white noise dan uji residual berdistribusi
Fungsi Autokorelasi Parsial normal. Uji asumsi normalitas bertujuan untuk
Fungsi autokorelasi parsial (Parcial
mengetahui apakah residual sudah memenuhi
Autocorrelation Function disingkat PACF)
asumsi kenormalan atau belum (Aswi dan
digunakan untuk mengukur tingkat keeratan
Sukarna, 2006).
(association) antara Zt dan Zt-k, apabila pengaruh
dari lag waktu (time lag) 1, 2, 3, .., k-1 dianggap
Pemilihan Model Terbaik
terpisah, maka seret waktu dapat dianalisis lebih
Untuk menentukan model yang terbaik dari
lanjut. Fungsi autokorelasi parsial (fakp) yang
beberapa model yang memenuhi syarat tersebut,
ditulis dengan {𝜙𝑘𝑘 ; k = 1, 2, ...}, yakni himpunan
salah satunya dapat digunakan kriteria MAPE
autokorelasi parsial untuk berbagi lag k
(Mean Absolute Percentage Error). Model terbaik
didefinisikan sebagai( Wei, 2006):
dipilih yang memiliki nilai MAPE terkecil.
|𝑃∗ |
𝜙𝑘𝑘 = |𝑃𝑘 | MAPEmemberikan petunjuk seberapa besar
𝑘
kesalahan peramalan dibndingkan dengan nilai
Model Deret Waktu Stasioner sebenarnya dari series tersebut. MAPE dirumuskan
Model deret waktu diantaranya yakni sebagai sebagai berikut :
(𝑍 −𝑍̇ )
berikut[4] : | 𝑡 𝑡|
𝑍𝑡
1. AR (Autoregressive) secara umum model 𝑀𝐴𝑃𝐸 = ∑𝑛𝑡=1 𝑥 100 % (3)
𝑛
dituliskan Semakin kecil nilai MAPE maka semakin kecil
ϕp (B)Ż t = at nilai kesalahannya dan semakin baik modelnya.
Toleransi persentase nilai kesalahan dalam
2. MA (Moving Average) secara umum model
menentukan ketepatan model adalah 5%. Jika
dituliskan
persentase kesalahannya melebihi nilai toleransi
Ż t =θq (B)at yakni 5%, maka model dikatakan kurang tepat. Dan
3. ARMA (Autoregressive Moving Average) sebaliknya, jika persentase nilai kesalahan lebih
secara umum model dituliskan kecil dari 5%, maka model dikatakan tepat
ϕp (B)Ż t =θq (B)at (Sumodiningrat, 2007).
4. ARIMA (Autoregressive Intregated Moving
Average) secara umum model dituliskan Taman Impian Jaya Ancol
(1-ϕ1 B-…-ϕp Bp )(1-B)d Ż t =(1-θ1 B-… -θq Bq )at (2) Salah satu wahana dalam Taman Impian Jaya
dimana Zt adalah data (observasi), at adalah Ancol yang paling sering dikunjungi adalah dunia
fantasi. Dunia Fantasi yang dibuka untuk umum
residual model ARIMA, ϕp adalah parameter model
pada 29 Agustus 1985, dan popular dengan sebutan
autoregressive ke-p, θq adalah parameter model Dufan, merupakan theme park pertama yang
moving average ke-q (Aswi dan Sukarna, 2006). dikembangkan oleh Ancol. Dufan merupakan pusat
hiburan outdoor terbesar di Indonesia yang
Metode Peramalan memanjakan pengunjung dengan Fantasi Keliling
1. Identifikasi Model Dunia, melalui berbagai content wahana permainan
Sebelum melakukan analisis lanjutan berteknologi tinggi, yang terbagi dalam 8 kawasan,
terhadap data deret waktu, hal yang paling yaitu: Indonesia, Jakarta, Asia, Eropa, Amerika,
penting dilakukan adalah mengidentifikasi Yunani, Hikayat dan Balada Kera. Perseroan juga
karakteristik data. Penetapan karakteristik menjadikan Dufan sebagai salah satu pusat
seperti stasioner, musiman, non-musiman dan edutainment yang ada di Ancol yakni dengan
sebagainya memerlukan suatu pendekatan dibukanya Fisika Dunia Fantasi (Fidufa) dan Pentas
yang sistimatis dan ini akan menolong untuk Prestasi. Dufan telah memiliki sertifikat ISO
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai 9001:2008 sejak 2009 (PT. Pembangunan Jaya
model-model yang akan digunakan (Aswi dan Ancol, 1985).
Sukarna, 2006).
2. Pemeriksan Diagnostik Metodologi Penelitian
Model ARIMA yang baik untuk Data yang digunakan dalam penelitian ini
menggambarkan suatu kejadian adalah model adalah data jumlah wisatawan di Dunia Fantasi
yang salah satunya menunjukan bahwa Taman Impian Jaya Ancol. Variabel yang
penaksiran parameternya signifikan berbeda digunakan penelitian ini adalah 𝑍𝑡 : Jumlah
dengan nol. Secara umum, misalnya 𝜃 adalah Wisatawan di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya
suatu parameter pada model ARIMA Box- Ancol pada waktu ke-t .
Jenkins (Aswi dan Sukarna, 2006).

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 23


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan data jumlah wisatawan di Dunia Setelah didapat nilai koefisien Fourier a, b
Fantasi Taman Impian Jaya Ancol dilakukan maka dapat dilanjutkan dengan menghitung nilai
analisis spektral untuk mengetahui data musiman periodogram, yaitu sebagai berikut :
atau data non musiman. 𝑛 (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 2 )
)
𝐼(𝜔𝑥 =
2
Periodogram Untuk nilai periodogram, dimana x = 1 adalah
Untuk mengetahui data musiman atau tidak, sebagai berikut :
langkah pertama yang dilakukan adalah 156(-978,9152 )+(640,9722 )
menghitung koefisien Fourier, setelah itu )
𝐼(𝜔1 =
dilanjutkan kembali dengan menghitung 2
= 1,06792x1011
periodogam. Titik-titik keperiodikan data tersebut
dan dapat dilihat dalam grafik periodogram. Sedangkan untuk nilai periodogram, dimana x = 2
Berikut ini adalah perhitungan koefisien Fourier adalah sebagai berikut :
156
dimanax=1, 2, ..., , dan n = 1, 2, ..., 156.
2 156(-2.034,932 )+(-4.572,865)2 )
1 2𝜋𝑥𝑡 𝐼(𝜔2 ) =
𝑎𝑥 = [∑𝑛𝑡=1 𝑍𝑡 cos ( )] 2
𝑛 𝑛
= 1,95405x1010
Untuk koefisien Fourier α dimana x =1 adalah
Perhitungan periodogram ini sampai dengan x = 78,
sebagai berikut:
156
perhitungannya sebagai berikut:
1 2πxt 156(-1.222,732 +(1.136,071)2 )
𝑎1 = [∑ 𝑍t cos ( )] 𝐼(𝜔78 ) =
156 156
t=1 2
𝑎1 = -978,915 = 2,17286x108
Setelah nilai periodogram diperoleh, maka
Untuk koefisien Fourier α dimana x =2 adalah dapat dibuat pada grafik periodogam sebagai
sebagai berikut : berikut:
156
1 2πxt
a2 = [∑ 𝑍t cos ( )]
156 156
t=1
= -2.034,93

Perhitungan koefisien Fourier α ini sampai


dengan x = 78, perhitungannya sebagai berikut :
156
1 2πxt
𝑎78 = [∑ 𝑍t cos ( )]
156 156
t=1 Gambar 1. Grafik Periodogram
= -1.222,73
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa tidak
Perhitungan nilai koefisien Fourier b adalah terdapat titik-titik puncak pada periodogram, dan
sebagai berikut : tidak ada kestabilan titik periodogram dalam setiap
n frekuensi, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
2 2πxt
bx = [∑ Zt sin ( )] ada keperiodikan data pada periode tertentu
n n mengenai data jumlah wisatawan di Dunia Fantasi
t=1
Taman Impian Jaya Ancol tahun 2001 sampai
Untuk koefisien Fourier b, dimana x=1 adalah dengan tahun 2013. Dengan kata lain, data
156 mengenai jumlah wisatawan di Dunia Fantasi
2 2πxt
𝑏1 = [∑ Zt sin ( )] Taman Impian Jaya Ancol tahun 2001 sampai
156 156 dengan tahun 2013 merupakan data non musiman
t=1
= 640,972 (non seasonal).
Untuk koefisien Fourier b, dimana x= 2 adalah
156
2 2πxt Identifikasi Model
𝑏2 = [∑ 𝑍t sin ( )] Tahap awal pembentukan model ARIMA
156 156 adalah identifikasi model data runtun waktu. Tahap
t=1
= -4.572,865 awal identifikasi model adalah memeriksa
Perhitungan koefisien Fourier b ini sampai dengan stasioneritas, sehingga terlebih dahulu dilakukan
x= 78, perhitungannya sebagai berikut : kestasioneran data. Untuk melihat kestasioneran
156
2 2πxt data dapat dilihat dari plot dari data asli. Adapun
𝑏78 = [∑ 𝑍t sin ( )] gambar plot untuk 𝑍𝑡 dengan t=1,2, ..., 156 dapat
156 156
t=1 dilihat pada Gambar 2.
= 1.136,071

24 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Time Series Plot of DATA Box-Cox Plot of data transformasi


350000 Lower C L Upper C L
2,60 Lambda
(using 95,0% confidence)
Estimate 0,77
300000
Lower C L -1,52
2,55 Upper C L 3,25

Rounded Value 1,00


250000

StDev
DATA

2,50
200000

150000 Limit
2,45

100000
-5,0 -2,5 0,0 2,5 5,0
1 16 32 48 64 80 96 112 128 144
Lambda
Index

(a)
(b)
Box-Cox Plot of DATA Gambar 3. (a) Plot Box-Cox Transformasi 1 kali
Lower CL Upper CL
90000 Lambda
(using 95,0% confidence)
Data Jumlah Wisatawan di Dunia Fantasi Taman
80000 Estimate 0,04 Impian Jaya Ancol. (b) Plot Transformasi 1 kali
Lower CL -0,33
70000 Upper CL

Rounded Value
0,44

0,00
Data Jumlah Wisatawan di Dunia Fantasi Taman
60000 Impian Jaya Ancol.
StDev

50000

40000
Berdasarkan Gambar 3(a) diperoleh nilai
30000
Rounded Value sebesar 1,00, dengan demikian data
20000 Limit sudah stasioner dalam variansi, sedangkan pada
-5,0 -2,5 0,0
Lambda
2,5 5,0 Gambar 3(b) dapat dilihat bahwa grafik data
transformasi memiliki tren naik dan stabil,
(b) selanjutnya data transformasi dapat diidentifikasi
Gambar 2. (a) Plot Data Jumlah Wisatawan di lebih lanjut yaitu dengan melakukanAugmented
Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol . (b) Plot Dickey-Fuller (ADF), agar dapat melihat
Box-Cox Data Jumlah Wisatawan di Dunia Fantasi kestasioneran data transformasi dalam rata-rata.
Taman Impian Jaya Ancol Dengan menggunakan software Eviews 4, diperoleh
hasil output sebagai berikut :
Berdasarkan Gambar 2(a) dapat dilihat bahwa
data tidak stasioner karena data cenderung naik Tabel 2 Hasil Output Uji ADF
dan data tidak berada di sekitar rata-rata.
Sedangkan, pada Gambar 2(b) terlihat bahwa data
Nilai Statistik Uji ADF Nilai Kritis τ
tidak stasioner dalam variansi, karena nilai rounded Τ P-value Mc Kinnon
value yang tidak sama dengan 1 yakni 0,00. 2,570142 0,1015 2,880463
Dengan demikian data jumlah wisatawan di Dunia
Fantasi Taman Impian Jaya Ancol perlu Pengujian hipotesis untuk uji ADF adalah
ditransformasi terlebih dahulu. Berdasarkan tabel 1 sebagai berikut :
diperoleh rounded value λ= 0,00, maka Hipotesis
transformasi yang sesuai adalah Ln Zt. H0 : γ = 0 atau data transformasitidak stasioner
Setelah dilakukan transformasi, maka dalam rata-rata
dilakukan pengecekan kembali menggunakan Box- H1 : γ ≠ 0 atau data transformasi stasioner
Cox Plot dan Time Series Plot diperoleh hasil dalam rata-rata
sebagai berikut : Taraf Signifikansi
α = 5%
Time Series Plot of data transformasi Statistik Uji
12,8
̂
𝛾
𝜏=| ̂)
| =2,570142 ; P-value = 0,1015
12,6 𝑆𝐸(𝛾
Daerah Penolakan
data transformasi

12,4

12,2
H0 ditolak jika nilai τ lebih besar daripada nilai
kritis absolut τ Mc Kinnon atau H0 ditolak jika P-
12,0
value< α.
11,8
Keputusan
11,6
1 16 32 48 64 80 96 112 128 144
Karena nilai τ = 2,570142 lebih kecil daripada
Index
nilai kritis absolut τ Mc Kinnon = 2,880463, maka
H0 gagal ditolak. Atau karena P-value = 0,1015 >
(a)
α=0,05, maka H0 gagal ditolak.
Kesimpulan
Data transformasi tidak stasioner dalam rata-
rata.
Berdasarkan pengujian ADF diperoleh
kesimpulan bahwa data transformasi tidak

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 25


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

stasioner dalam rata-rata. Selanjutnya dilakukan ARIMA (2,1,3), ARIMA (3,1,0), ARIMA (3,1,1),
differencing data, dimana hasilnya data telah dan ARIMA (3,1,3). Model ARIMA (0,1,1) dapat
stasioner dalam variansi maupun dalam rata-rata, ditulis menjadi :
sehingga dapat dilakukan pendugaan model Model ARIMA (0,1,1) dapat ditulis menjadi :
sementara dengan data transformasi yang sudah 𝑍̂𝑡 = 𝑍𝑡−1 + 𝑎𝑡 − 𝜃1 𝑎𝑡−1 ,
differencing. sedangkan untuk model ARIMA (0,1,3) secara
Pendugaan model awal untuk data transformasi matematis dapat ditulis menjadi :
yang sudah differencing dilakukan dengan 𝑍̂𝑡 = 𝑍𝑡−1 + 𝑎𝑡 − 𝜃1 𝑎𝑡−1 − 𝜃2 𝑎𝑡−2 − 𝜃3 𝑎𝑡−3 ,
menggunakan grafik autokorelasi dan autokorelasi Untuk ARIMA (1,1,3) dapat ditulis matematis
parsial pada Gambar 4. menjadi :
𝑍̂𝑡 = (1 + 𝜙1 )𝑍𝑡−1 − 𝜙1 𝑍𝑡−2 + 𝑎𝑡 − 𝜃1 𝑎𝑡−1 −
Autocorrelation Function for data differencing
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
𝜃2 𝑎𝑡−2 − 𝜃3 𝑎𝑡−3 ,
1,0
0,8
dan untuk model ARIMA (1,1,1) dapat ditulis
0,6
0,4
matematis menjadi :
Autocorrelation

0,2 𝑍̂𝑡 = (1 + 𝜙1 )𝑍𝑡−1 − 𝜙1 𝑍𝑡−2 + 𝑎𝑡 − 𝜃1 𝑎𝑡−1 ,


0,0
-0,2
-0,4
-0,6
Sedangkan untuk model ARIMA (2,1,1) dapat
-0,8
-1,0
ditulis matematis menjadi :
1 5 10 15 20
Lag
25 30 35 𝑍̂𝑡 = (1 + 𝜙1 )𝑍𝑡−1 − (𝜙1 − 𝜙2 )𝑍𝑡−2 − 𝜙2 𝑍𝑡−3 +
𝑎𝑡 − 𝜃1 𝑎𝑡−1 ,
(a) Pengujian signifikansi parameter untuk model
ARIMA (1,1,1) adalah sebagai berikut :
Partial Autocorrelation Function for data differencing
(with 5% significance limits for the partial autocorrelations) Rumusan Hipotesis untuk parameter model AR(1) :
1,0
0,8
H0 : 𝜙1 = 0 (Parameter AR (1) tidak signifikan
0,6 dalam model)
Partial Autocorrelation

0,4
0,2 H1 : 𝜙1 ≠ 0 (Parameter AR (1) signifikan dalam
0,0
-0,2
model)
-0,4 Rumusan Hipotesis untuk parameter model MA(1):
-0,6
-0,8 H0 : 𝜃1 = 0 (Parameter MA (1) tidak
-1,0

1 5 10 15 20 25 30 35
signifikan dalam model)
Lag
H1 :𝜃1 ≠ 0 (Parameter MA (1) signifikan
dalam model)
(b) Taraf Signifikansi :
Gambar 4. (a) Grafik ACF dan (b) Grafik PACF α=5%
untuk Data Transformasi yang sudah Differencing
Berdasarkan Gambar 4(a), dapat dilihat bahwa Statistik Uji :
̂
𝜙 ̂
𝜃
pola pada ACF tidak terdapat tren naik ataupun tren thitung = atau thitung =
𝑆𝐸(𝜙̂) 𝑆𝐸(𝜃̂)
turun senhingga dapat disimpulkan bahwa data
telah stasioner dalam rata-rata. Pada Gambar 4(a) Daerah Penolakan :
dapat dilihat pula bahwa nilai ACF signifikan pada H0 ditolak jika |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 |>𝑡𝛼⁄2 dimana ttabel
lag 1, dan 3 sehingga diperoleh orde untuk moving = 𝑡(α,155) = 1,9840 ataudengan menggunakanP-
2
average (q) adalah 0, 1, dan 3. Sedangkan untuk value, yakni tolak H0 jika nilai P-value <α.
nilai PACF, berdasarkan Gambar 4(b), dapat dilihat
bahwa nilai PACF signifikan pada lag 1, 2, dan 3. Keputusan
Sehingga diperoleh orde autoregressive (p) adalah Karena nilai |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 |parameter AR(1), MA(1)
0, 1, 2, dan 3. Sehinga diperoleh model dugaan
lebih besar daripada ttabel = 1,9840 maka H0ditolak.
awal untuk data differencing adalah ARIMA
Dengan demikian dapat diputuskan bahwa H0
(0,1,1), ARIMA (0,1,3), ARIMA (1,1,1), ARIMA
ditolak.
(1,1,3), ARIMA (1,1,0), ARIMA (2,1,0), ARIMA
(2,1,1), ARIMA (2,1,3), ARIMA (3,1,0), ARIMA
Kesimpulan
(3,1,1), dan ARIMA (3,1,3).
Parameter model ARIMA (1,1,1) signifikan.
Untuk model ARIMA (1,1,1), diperoleh
Penaksiran dan Pengujian Signifikansi
kesimpulan bahwa parameter model signifikan.
Parameter
Untuk model-model yang lain yaitu ARIMA
Berdasarkan hasil identifikasi model, diperoleh
(1,1,0), ARIMA (2,1,1), ARIMA (2,1,3), ARIMA
11 Model yang dapat dijadikan alternatif untuk
(2,1,0), ARIMA (3,1,0), dan ARIMA (0,1,1),
memilih model terbaik yaitu ARIMA (0,1,1),
karena model memiliki parameter-parameter model
ARIMA (0,1,3), ARIMA (1,1,1), ARIMA (1,1,3),
ARIMA (1,1,0), ARIMA (2,1,0), ARIMA (2,1,1),

26 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

yang memiliki |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | yang lebih besar (0,1,1) tidak memenuhi syarat white noise.
daripada ttabel = 1,9840, maka dapat disimpulkan Sedangkan untuk model ARIMA (2,1,1), dan
parameter-parameter signifikan dalam model. ARIMA (2,1,0), dari pengujian diperoleh
Untuk model ARIMA (1,1,3), ARIMA (3,1,3), kesimpulan bahwa tidak adanya korelasi antar
ARIMA (3,1,1), dan ARIMA (0,1,3), karena residual yang satu dengan residual, sehingga dapat
parameter model memiliki |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | yang lebih disimpulkan bahwa residual model ARIMA (2,1,1),
kecil daripada ttabel = 1,9840, sehingga dapat dan ARIMA (2,1,0) memenuhi syarat white noise.
disimpulkan bahwa parameter tidak signifikan Setelah dilakukan pengujian residual white
dengan model. noise, diperoleh kesimpulan bahwa hanya ada dua
Berdasarkan pengujian signifikan parameter model yang memiliki residual yang memenuhi
diperoleh kesimpulan bahwa parameter yang syarat white noise, yaitu model ARIMA (2,1,1),
signifikansi dalam model adalah ARIMA (1,1,1), dan ARIMA (2,1,0). Sehingga pada model ini
ARIMA (2,1,1), ARIMA (2,1,3), ARIMA (2,1,0), dilakukan pengujian kecukupan model
ARIMA (3,1,0), ARIMA (1,1,0), dan ARIMA tahapselanjutnya yaitu pengujian kenormalan
(0,1,1). residual.
2. Pengujian Residual Berdistribusi Normal
Pengujian Kecukupan Model Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian signifikansi H0 : Residual model berdistribusi normal
parameter diperoleh model ARIMA (2,1,1), H1 : Residual model tidak berdistribusi
ARIMA (2,1,3), ARIMA (2,1,0), ARIMA (3,1,0), normal.
dan ARIMA (0,1,1) yang mempunyai parameter Taraf Signifikansi
signifikan. Maka tahapan selanjutnya adalah α=5%
dilakukan pengujian kecukupan model. Pengujian Daerah penolakan
kecukupan model diawali dengan pengujian H0 ditolak jika P-value <α.
residual white noise. Keputusan
Karena nilai P-value untuk model ARIMA
1. Pengujian Residual White Noise (2,1,0) lebih kecil daripada α (0,05), maka H0
Hipotesis ditolak. Sedangkan untuk Model ARIMA (2,1,1)
H0 : Residual memenuhi syarat white noise. nilai P-value lebih besar daripada α (0,05), maka
H1 : Residual tidak memenuhi syarat white H0 gagal ditolak.
noise. Kesimpulan
Taraf Signifikansi Berdasarkan pengujian, dapat disimpulkan
α=5% bahwa residual model ARIMA (2,1,0) tidak
Daerah penolakan : berdistribusi normal. Sedangkan untuk model
H0 ditolak jika P-value <α. ARIMA(2,1,1) berdasarkan pengujian dapat
Keputusan disimpulkan bahwa residual model tersebut
Karena nilai P-value setiap lag untuk model berdistribusi normal.
ARIMA (1,1,1), ARIMA (2,1,3), ARIMA (3,1,0), Berdasarkan pengujian kecukupan model
ARIMA (1,1,0), dan ARIMA (0,1,1) lebih kecil didapatkan model terbaik yang memenuhi kedua
daripada α (0,05), maka H0 ditolak. Sedangkan asumsi yaitu model ARIMA (2,1,1), dengan
untuk Model ARIMA (2,1,1), dan ARIMA (2,1,0) demikian model data jumlah wisatawan di Dunia
nilai P-value pada setiap lag lebih besar daripada α Fantasi Taman Impian Jaya Ancol adalah ARIMA
(0,05), maka H0 gagal ditolak. (2,1,1) sebagai berikut :
Ŵ t =(1+ϕ )Wt-1 -(ϕ -ϕ )Wt-2 -ϕ Wt-3 +at -θ1 at-1 ,
Kesimpulan 1 1 2 2
Berdasarkan hasil pengujian, dapat Nilai koefisien untuk masing-masing
disimpulkan bahwa terdapat korelasi antar residual parameter yang kemudian disubsitusikan ke dalam
pada model ARIMA (2,1,3), ARIMA (3,1,0), model, dan diperoleh model sebagai berikut :
ARIMA (1,1,0), dan ARIMA (0,1,1), sehingga Ŵ t =-0,2502Wt-1 +1,0014Wt-2 +0,2488Wt-3 +at
dapat disimpulkan bahwa residual ARIMA (2,1,3), +0,9907at-1 ,
ARIMA (3,1,0), ARIMA (1,1,0), dan ARIMA

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 27


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

Tabel 3.
Hasil Uji Signifikansi Parameter, Asumsi Residual White Noise, dan Uji Residual Berdistribusi Normal.
Kesimpulan
Model ARIMA
Uji Signifikansi Parameter Uji Asumsi Residual white Noise Uji Residual Berdistribusi Normal
(1,1,1) Parameter Signifikan Tidak WhiteNoise Tidak Berdistribusi Normal
(1,1,0) Parameter Signifikan Tidak White Noise Tidak Berdistribusi Normal
(1,1,3) Ada Parameter Tidak Signifikan Tidak White Noise Tidak Berdistribusi Normal
(2,1,3) Parameter Signifikan Tidak White Noise Tidak Berdistribusi Normal
(0,1,1) Parameter Signifikan Tidak White Noise Tidak Berdistribusi Normal
(0,1,3) Ada Parameter Tidak Signifikan Tidak White Noise Tidak Berdistribusi Normal
(2,1,1) Parameter Signifikan White Noise Berdistribusi Normal
(3,1,3) Ada Parameter Tidak Signifikan Tidak White Noise Tidak Berdistribusi Normal
(3,1,1) Ada Parameter Tidak Signifikan Tidak White Noise Tidak Berdistribusi Normal
(3,1,0) Parameter Signifikan Tidak White Noise Tidak Berdistribusi Normal
(2,1,0) Parameter Signifikan White Noise Tidak Berdistribusi Normal

Pemilihan Model Terbaik


Februari 2014. Pada bulan April 2014 terdapat
Pemilihan model terbaik dengan menggunakan
peningkatan sebanyak orang dari bulan Maret
kriteria MAPE (Mean Absolute Percentage Error),
2014, sedangkan pada bulan Mei 2014 terdapat
dimana MAPE memberikan petunjuk seberapa
penurunan sebanyak 681 orang dari bulan April
besar kesalahan peramalan. Nilai
2014.
MAPE dapat dihitung dengan persamaan (3)
Grafik peramalan jumlah wisatawan di Dunia
sebagai berikut :
Fantasi Taman Impian Jaya Ancol dari tahun 2014
𝑛 dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini :
1 ̂𝑡
𝑊𝑡 − 𝑊
𝑀𝐴𝑃𝐸 = [ (∑ | |)] × 100%
𝑛 𝑊𝑡
𝑡=1
1 350000
= [ 𝑥 4,903348] 𝑥100% 300000
156
250000
= 3,1432% 200000
Nilai MAPE sebesar 3,1432 menunjukkan bahwa

Perama
150000
persentase tingkat kesalahan model ramalan jumlah 100000 Data Rill
50000
wisatawan di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya 0
Jan-01
Jan-02
Jan-03
Jan-04
Jan-05
Jan-06
Jan-07
Jan-08
Jan-09
Jan-10
Jan-11
Jan-12
Jan-13
Jan-14
Ancol adalah sebesar 3,1432%. Karena nilai MAPE
yang diperoleh lebih kecil dari 5%, maka
disimpulkan bahwa model yang diperoleh sudah
tepat.
Gambar 5. Peramalan Jumlah wisatawan di Dunia
Peramalan Fantasi Taman Impian Jaya Ancol Tahun 2014
Karena telah memenuhi dua asumsi yang ada,
maka model ARIMA (2,1,1) dapat digunakan untuk Gambar 5 dapat diketahui adanya tren naik.
peramalan atau forecasting, untuk mengetahui hasil Hal ini dapat dilihat dari adanya grafik kenaikan
peramalan jumlah wisatawan di Dunia Fantasi peramalan jumlah wisatawan. Sehingga dapat
Taman Impian Jaya Ancol bulan Januari 2014 disimpulkan bahwa adanya peningkatan jumlah
sampai dengan Desember 2014. wisatawan di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya
Tabel 4. Data Peramalan Jumlah Wisatawan Ancol untuk periode Januari – Desember 2014.
di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol Tahun
2014 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang
Bulan Peramalan Bulan Peramalan telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
Januari 235.761 Juli 260.361 berikut :
Februari 244.291 Agustus 269.904
Maret 243.664 September 269.134
1. Pola data analisis spektral pada data jumlah
April 252.554 Oktober 279.019
wisatawan di Dunia Fantasi Taman Impian
Mei 251.873 November 278.202 Jaya Ancol pada bulan Januari 2001 sampai
Juni 261.086 Desember 288.442 dengan bulan Desember 2013 adalah data non
musiman (non seasonal).
Pada Tabel 4. menunjukkan bahwa peramalan 2. Model ARIMA untuk meramalkan jumlah
jumlah wisatawan di Dunia Fantasi Taman Impian wisatawan di Dunia Fantasi Taman Impian
Jaya Ancol pada bulan Januari 2014 terdapat Jaya Ancol adalah model ARIMA (2,1,1),
235.761 orang. Pada bulan Februari 2014 terdapat dengan model berikut :
peningkatan sebanyak 8.530 orang dari bulan ̂ t =-0,2502Wt-1 +1,0014Wt-2 +0,2488Wt-3 +at
W
Januari 2014, sedangkan pada bulan Maret 2014 +0,9907at-1 ,
terdapat penurunan sebanyak 627 orang dari bulan

28 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

dimana nilai Wt yang digunakan adalah nilai Wei, W. W. S. 2006. Time Series Analysis,
data asli yang sudah ditransformasi dengan Ln Univariate and Multivariate Methods, Second
(Zt ), selanjutnya didiferensiasi orde satu. Edition. United State of America : Pearson
3. Berdasarkan model ARIMA yang diperoleh, Education, Inc.
dapat diramalkan bahwa adanya tren naik Chan, F, dan C. Lim. 2011. Spectral Analysis of
untuk peramalan jumlah wisatawan di Dunia Seasonality in Tourism Demand. Internasional
Fantasi Taman Impian Jaya Ancol, untuk Journal of Mathematics and Computers in
periode Januari – Desember 2014. Simulation, Vol. 81, 1409-1418.
Wilson, P. J, dan L. J. Perry. 2004. Forecasting
Daftar Pustaka Unemployment Rates Using Spectral Analysis.
Ismawati. 2002. Pengantar Parawisata. Jakarta: Australian Journal of Labour Economic, Vol.
Grasindo. 7, No. 4, 459-480.
PT. Pembangunan Jaya Ancol. 1985. Taman Soejoeti, Zanzawi. 1987. Analisis Runtun Waktu.
Impian Jaya Ancol, diakses pada Jakarta: Penerbit Kanunita Universitas
http://www.ancol.com tanggal 6 Maret 2014. Terbuka.
Aswi dan Sukarna. 2006. Analisis Deret Waktu: Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Ekonometrika
Teori dan Aplikasi. Makassar Andira Pengantar. Yogyakarta : BPFE.
Publisher.

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 29


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2085-7829

30 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman

You might also like