You are on page 1of 21

Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi

Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

Pengaruh Remunerasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai


Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon
Oleh
Riza Yusniawan & Ipik Permana

Abstract

The problem begins with the low performance of employees at the Cirebon Pratama
Tax Service Office. Where the results of preliminary observations are suspected by low
remuneration and employee job satisfaction. Thus this study uses a descriptive approach
with the aim of finding the value of the magnitude of the effect of remuneration and job
satisfaction on employee performance. The research method used is descriptive explanatory.
The results showed partially that the effect of remuneration on employee
performance was 0.463 or 46.3% with the results of the T test found Thitung > Ttabel = 3.221
> 2.27 signifikan and positive, so H0 is accepted. While the results of the value of the effect
of job satisfaction on employee performance was 0.563 or 56.3% with the results of the T
test found Thitung > Ttabel = 4.204 > 2.27 significant and positive, so H0 is accepted. And the
simultaneous influence obtained by the correlation value of 0.391 or 39.1% with the test F
= 11.867 compared to F table = 3.32 (Fhitung > Ftabel) then the hypothesis is acceptable.
While the remaining 60.9% is explained by other variables outside the variables of
remuneration, job satisfaction and employee performance.
Conclusion Remuneration variables that have been given in the form of rewards
received are reasonable, received bonuses are associated or not related to achievement, and
the suitability of the rewards received has a positive influence in encouraging working
harder according to the expected target. So that this can improve employee performance at
the Cirebon Primary Tax Service Office. Likewise, employee job satisfaction variables in
the Pratama Tax Office in Cirebon feel comfortable in working, pleasant work, salary in
accordance with expectations, adequate career opportunities, conducive work environment
and leadership style (human relations).

Keywords: Remuneration, Job Satisfaction, Performance.

A. PENDAHULUAN Kinerja pada dasarnya merupakan


Latar Belakang Penelitian tanggung jawab setiap individu yang
Pengelolaan untuk mencapai kinerja bekerja dalam organisasi. Kinerja
sumber daya manusia tinggi dimaksudkan merupakan cerminan dari kinerja individu
guna meningkatkan organisasi secara dimana apabila setiap individu bekerja
keseluruhan. Kinerja sebenarnya dengan baik, berprestasi, bersemangat dan
merupakan konsep yang sangat kompleks, memberikan kontribusi terbaik mereka
baik definisi maupun pengukurannya yang merupakan jawaban dari berhasil
yang sering menjadi tantangan bagi atau tidaknya tujuan organisasi yang telah
peneliti teori manajemen dan perilaku ditetapkan.
organisasi, karena bersifat Salah satu bentuk perhatian suatu
multidimensional. Sehingga pengukuran instansi terhadap para pegawai yaitu
kinerja hendaknya menginteraksikan dengan menerapkan suatu strategi
dimensi pengukuran yang beragam. pemberian kompensasi dalam bentuk
remunerasi, hal ini dilakukan guna

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 38


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

memacu kinerja dari para pegawainya. Kepuasan kerja merupakan salah satu
Pemberian remunerasi merupakan bentuk perilaku kerja pegawai yang
imbalan yang diberikan kepada pegawai didefinisikan sebagai sesuatu yang
berdasarkan grading atau posisi jabatan menyenangkan atau sisi hasil emosional
dan kinerja yang dihasilkan. Pemberian yang positif atas penilaian pekerjaan atau
remunerasi sangat penting bagi pegawai pengalaman kerja seseorang (Locke,
guna merangsang seseorang untuk dalam Vanderberg dan Lance, 1992).
melakukan pekerjaan melebihi apa yang Kepuasan kerja ditentukan oleh perbedaan
diinginkan oleh organisasi. Disamping itu antara semua yang diharapkan dengan
pemberian remunerasi juga berfungsi semua yang dirasakan dari pekerjaannya
sebagai penghargaan dari pegawai yang atau semua yang diterimanya secara
telah melakukan suatu pekerjaan yang aktual.
telah ditetapkan oleh pimpinan. Namun kenyataannya,
Remunerasi sebagai salah satu permasalahan yang terjadi saat ini ketika
program reformasi birokrasi. Pemberian terbitnya Peraturan Presiden Nomor 37
remunerasi ini mulai diberlakukan pada Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja
tahun 2007. Adanya pemberian Pegawai di Lingkungan Direktorat
remunerasi tersebut bermanfaat bagi Jenderal Pajak disambut dengan gembira,
instansi maupun pegawai, program namun penghasilan pegawai pajak pada
pemberian remunerasi ini sendiri tahun 2016 hingga saat ini dipotong 20%
merupakan cara yang paling sukses dalam dari tunjangan kinerja yang mereka terima
meningkatkan kinerja pegawai karena setiap bulannya. Hal tersebut merupakan
berhubungan langsung antara kinerja dan konsekuensi dari penerapan Perpres No 37
imbalan. Pemberian remunerasi ini Tahun 2015 diatas karena realisasi
diharapkan dapat membentuk kondisi penerimaan hanya mencapai 81% dari
yang membuat pegawai memiliki target penerimaan pajak.
kemauan untuk memberikan upaya lebih Fenomena pertama yang bisa
untuk meraih tujuan organisasi dalam digarisbawahi adalah pada saat
rangka memperoleh kepuasan kebutuhan diimplikasikan pemotongan remunerasi
individual (Robbins,2007:52) tidak menimbulkan kegaduhan dari
Kepuasan kerja berkaitan dengan pegawai pajak atas berkurangnya
pemenuhan kebutuhan, pegawai yang penghasilan mereka secara signifikan.
merasa terpenuhi kebutuhan akan Padahal dalam pekerjaan sehari-hari
mempersepsikan dirinya sebagai pegawai mereka berada dalam tekanan dari wajib
yang memiliki kepuasan atas pajak yang masih belum paham dan sadar
pekerjaannya. Sebaliknya, ketidakpuasan pajak, sementara target penerimaan yang
muncul apabila salah satu atau sebagian terus naik lebih dari 30% dari tahun ke
dari kebutuhannya tidak dapat dipenuhi. tahun. Kontradiktif, wajib pajak berusaha
Kepuasan kerja merupakan salah satu membayar pajak sekecil-kecilnya,
faktor penentu tinggi dan rendahnya sementara pegawai dituntut untuk
kinerja pegawai. (Robbins, 2007:52) mendapatkan penerimaan pajak yang
Kepuasan kerja sebagai bentuk sebesar-besarnya.
reaksi yang dirasakan karyawan banyak Fenomena kedua adalah reformasi
mendapat perhatian dikalangan peneliti. yang sudah dilakukan oleh Ditjen Pajak
Kepuasan kerja sangat penting artinya saat ini mengalami tantangan yang sangat
baik bagi pegawai maupun bagi instansi. berat dalam situasi ekonomi dan politik
Bidang ini sangat menarik perhatian para dalam negeri maupun global saat ini.
akademisi maupun para praktisi. Secara politik global, terpilihnya Trump

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 39


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

sebagai Presiden Amerika berdampak yang dipotong 20%. Namun insentif


pada perkembangan ekonomi secara prestasi kerja tersebut awalnya
global. Para pengusaha dan investor diperuntukkan sebagai insentif atas
melakukan wait and see atas kebijakan capaian prestasi kinerja tertentu bukan
ekonomi Trump dalam satu tahun sebagai pengganti tunjangan kinerja yang
kedepan. Secara politik dalam negeri, dipotong, itu artinya pada tahun 2016
stabilitas politik yang bebas dari isu-isu sebenarnya tidak ada insentif bagi capaian
suku, ras dan agama tentu sangat prestasi kinerja tertentu. Jika hal ini
didambakan oleh pelaku-pelaku ekonomi. berlangsung terus menerus setiap tahun
Perkembangan akhir-akhir ini tidak begitu karena target pajak yang besar dan sulit
menggembirakan, isu-isu sara dan berita- dicapai dan bayang-bayang pemotongan
berita ‘hoax’ sangat marak seiring dengan tunjangan kinerja yang bisa jadi lebih
perkembangan sosial media, yang semua besar dari sebelumnya akan
itu bisa berpengaruh pada perkembangan mempengaruhi kinerja pegawai dalam
ekonomi kedepan. jangka menengah dan panjang.
Dalam kondisi tersebut diatas,
ditetapkan target pajak tahun 2017 sebesar Rumusan Masalah
1.307 triliun atau naik sebesar 30% dari Berdasarkan uraian dalam latar
realisasi penerimaan tanpa tax amnesty belakang penelitian di atas, maka peneliti
pajak tahun sebelumnya sebesar 1.001 merumuskan permasalahan sebagai
triliun. Sementara perkiraan pertumbuhan berikut:
ekonomi tahun 2017 menurut Cresco 1. Bagaimana Pengaruh Remunerasi
Research dalam Indonesian Economic terhadap kinerja pegawai pajak pada
Outlook 2017 sebesar 5,3%. Secara Kantor Pelayanan Pajak Pratama
ekonomi pertumbuhan 5,3% tersebut tentu Cirebon
menjadi kabar baik bagi dunia usaha 2. Bagaimana Pengaruh Kepuasan Kerja
namun dengan pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja pegawai pajak pada
yang sebesar 5,3% tersebut apakah Kantor Pelayanan Pajak Pratama
mampu mendongkrak penerimaan pajak Cirebon
yang targetnya naik 30% dari realisasi 3. Bagaimana Pengaruh Remunerasi
penerimaan pajak tahun sebelumnya. dan Kepuasan Kerja terhadap kinerja
Inilah tantangan berat Direktorat Jenderal pegawai pajak pada Kantor
Pajak untuk merealisasikan target yang Pelayanan Pajak Pratama Cirebon
sudah ditetapkan tersebut.
Dengan kenaikan target yang Tujuan dan Manfaat Penelitian
cukup besar dibanding dengan perkiraan Tujuan Penelitian
pertumbuhan ekonomi yang ada, maka 1. Menemukan dan menganalisis
yang menjadi kekawatiran bagi pegawai besaran pengaruh secara signifikan
pajak adalah bayang-bayang pemotongan antara remunerasi terhadap kinerja
tunjangan kinerja jika target yang pegawai pajak pada Kantor
ditetapkan tersebut tidak tercapai. Pelayanan Pajak Pratama Cirebon.
Memang benar menurut penelitian ini, 2. Mengeksplorasi dampak nyata secara
pada tahun 2016 tunjangan kinerja signifikan pengaruh kepuasan kerja
pegawai yang sudah dipotong 20% tidak terhadap kinerja pegawai pajak pada
menimbulkan goncangan yang berarti, hal Kantor Pelayanan Pajak Pratama
ini karena adanya insentif prestasi kerja Cirebon
atau IPK yang diberikan setiap dua bulan 3. Menerapkan besaran pengaruh secara
sekali sebagai pengganti tunjangan kinerja simultan antara remunerasi dan

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 40


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

kepuasan kerja terhadap kinerja Pengertian yang sama disampaikan


pegawai pajak pada Kantor Bambang Sancoko (2010:9) bahwa
Pelayanan Pajak Pratama Cirebon “kompensasi adalah segala sesuatu yang
diterima para karyawan sebagai balas jasa
Manfaat Penelitian untuk kerja mereka”. Tahar (2012:5)
1. Secara akademisi, hasil penelitian ini menyatakan bahwa:
diharapkan menjadi acuan penelitian Kompensasi penting bagi karyawan
selanjutnya oleh penelitian lain yang sebagai individu karena besarnya
tertarik dalam bidang Ilmu kompensasi mencerminkan ukuran
Administrasi Publik terutama dalam karya mereka diantara karyawan itu
membina sumber daya aparatur yang sendiri, keluarga dan masyarakat.
responsif terhadap pelayanan pajak di Atau dengan kata lain kompensasi
Kota Cirebon. adalah sebuah balas jasa atas
2. Secara praktis, hasil penelitian ini konstribusi yang pegawai berikan
diharapkan dapat menjadi bahan pada sebuah organisasi.
masukan pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Cirebon khususnya Remunerasi mempunyai makna
dan umumnya bagi instansi lain lebih luas dari pada gaji, karena mencakup
sebagi suatu role of model penerapan semua bentuk imbalan, baik yang
remunerasi berbasis kinerja efektif. berbentuk imbalan, baik yang berbentuk
uang maupun barang, diberikan secara
B. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA langsung maupun tidak langsung dan yang
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS bersifat rutin maupun tidak rutin, imbalan
1. Kajian Pustaka langsung terdiri dari gaji/upah, tunjangan
Remunerasi ASN jabatan, tunjangan khusus, bonus yang
Upaya pemerintah untuk reformasi dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan
birokrasi dan upaya untuk menata dan prestasi dan berbagai jenis bantuan terdiri
mensejahterakan para pegawai adalah dari fasilitas kesehatan, dana pensiun, cuti
maksud pemberian remunerasi. maupun santunan musibah.
Remunerasi bisa dikatakan bonus yang Pemberian Remunerasi di
diterima oleh seorang pegawai karena lingkungan Kantor Pelayanan Pajak
beban kerja yang telah di tanggungnya, Pratama Cirebon, sesuai dengan Perpres
maupun kedisiplinannya dalam bekerja. Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
Misalkan seorang pegawai tersebut tidak 2015 mengenai Tunjagan Kinerja di
pernah datang terlambat dalam ke kantor, lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Di
sehingga perhitungan remunerasi bisa mana dalam isinya membahas tunjangan
berbeda-beda tiap pegawai maupun tiap kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat
Instansi. (2) dibayarkan kepada pegawai di
Berkaitan dengan remunerasi atau lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
kompensasi, Werther dan Davis (1996) dengan ketentuan:
dalam Bambang Sancoko (2010) a. Tunjangan kinerja dibayarkan 100%
mengatakan: “Compensation is what (seratus persen) selama satu tahun
employees receive in exchange for their dalam hal realisasi penerimaan pajak
contribution to the organization”. sebesar 95% (Sembilan Puluh Lima
(Kompensasi adalah apa yang diterima Persen) dari target penerimaan pajak.
para pekerja sebagai balasan/ pertukaran b. Tunjangan kinerja dibayarkan 90%
atas kontribusi mereka terhadap (sembilan puluh persen) pada tahun
organisasi). berikutnya selama satu tahun dalam hal

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 41


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

realisasi penerimaan pajak sebesar positif, dan menjadi alat untuk


90% (Sembilan Puluh Persen) sampai mengendalikan pengeluaran.
kurang dari 95% (sembilan puluh lima
persen) dari target penerimaan pajak. Kebijakan Remunerasi
c. Tunjangan kinerja dibayarkan 80% Kementerian Pendayagunaan
(delapan puluh persen) pada tahun Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
berikutnya selama satu tahun dalam hal (Kemenpan dan RB) akan membuat
realisasi penerimaan pajak sebesar program penilaian kinerja untuk setiap
80% (Delapan Puluh Persen) sampai aparatur negara. Hasil penilaian ini akan
kurang dari 90% (sembilan puluh berdampak pada remunerasi. Reformasi
persen) dari target penerimaan pajak. birokrasi mendorong agar adanya
d. Tunjangan kinerja dibayarkan 70% percepatan perubahan perbaikan kinerja
(tujuh puluh persen) pada tahun aparatur pemerintah. Aparatur pemerintah
berikutnya selam satu tahun dalam hal sebagai alat pemerintah yang dituntut agar
realisasi penerimaan pajak sebesar bekerja lebih profesional, bermoral, bersih
70% (Tujuh Puluh Persen) sampai dan beretika dalam mendukung reformasi
kurang dari 80% (Delapan Puluh birokrasi dan menunjang kelancaran tugas
Persen) dari target penerimaan pajak. pemerintah dan pembangunan (Effendi,
Remunerasi mempunyai 2009:186).
pengertian berupa "sesuatu" yang diterima Prinsip dasar kebijakan
pegawai sebagai imbalan dari kontribusi remunerasiadalah adil dan proporsional.
yang telah diberikannya kepada organisasi Artinya kalau kebijakan masa lalu
tempat bekerja. Remunerasi mempunyai menerapkan pola sama rata (generalisir),
makna lebih luas daripada gaji, karena sehingga yang tidak berkompeten juga
mencakup semua bentuk imbalan, baik mendapatkan penghasilan yang sama.
yang berbentuk uang maupun barang, Maka dengan kebijakan Remunerasi,
diberikan secara langsung maupun tidak besar penghasilan (reward) yang diterima
langusng, dan yang bersifat rutin maupun oleh seorang pejabat akan sangat
tidak rutin. ditentukan oleh bobot dan harga jabatan
Imbalan langsung terdiri dari yang disandangnya.
gaji/upah, tunjangan jabatan, tunjangan Merancang program Remunerasi
khusus, bonus yang dikaitkan atau tidak merupakan suatu proses yang kompleks.
dikaitkan dengan prestasi kerja dan Ini bukan hanya melakukan penelitian gaji
kinerja organisasi, intensif sebagai dan menempatkan bilangan pada selembar
penghargaan prestasi, dan berbagai jenis formulir. Di masa lalu, mereka yang
bantuan yang diberikan secara rutin. mengurusi Remunerasi harus memahami
Imbalan tidak langsung terdiri dari proses perencanaan, proyeksi, dan
fasilitas, kesehatan, dana pensiun, gaji pengaturan. Mereka juga harus terbiasa
selama cuti, santunan musibah, dan dengan prosedur statistik Sebagai
sebagainya (Surya, 2008:19). tambahan, mereka harus mampu
Remunerasi pada dasarnya mengumpulkan data dari banyak sumber
merupakan alat untuk mewujudkan visi dan mengatur data menjadi struktur
dan misi organisasi dengan tujuan untuk sehmgga setiap orang dapat memahami
menarik pegawai yang cakap dan dan menggunakannya.
berpengalaman, mempertahankan Struktur tersebut harus memenuhi
pegawai yang berkualitas, memotivasi kebutuhan yang layak dan permintaan
pegawai untuk bekerja dengan efektif, karyawan dan manajer dan juga sesuai
memotivasi terbentuknya perilaku yang dengan fflosofi organisasi dan

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 42


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

kemampuannya untuk membayar. Pada dasarnya kepuasan kerja


Semuanya ini tidak dapat dicapal melalui merupakan hal yang bersifat individual.
metode sembarangan. Ini memerlukan Setiap individu akan memiliki tingkat
pengembangan suatu sistem. kepuasan yang berbeda-beda sesuai
Seperti yang telah dibahas dengan sistem nilai-nilai yang berlaku
sebelumnya, orang memahami nilai uang pada dirinya. Ini disebabkan adanya
dalam kehidupan mereka. Orang-orang perbedaan pada masing-masing individu.
boleh jadi melakukan banyak tindakan Semakin banyak aspek-aspek dalam
manajerial yang tidak keliru, namun pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
ketika berurusan dengan pembayaran individu tersebut, maka semakin tinggi
mereka menjadi sangat cermat. tingkat kepuasan yang dirasakan dan jika
kepuasan kerja karyawan diperhatikan
Kepuasan Kerja maka karyawan akan bekerja sejauh
Kepuasan menunjukkan kemampuannya agar memperoleh apa
kemampuan organisasi dalam memenuhi yang diharapkan dalam bekerja. Apabila
kebutuhan karyawannya. Pengertian perusahaan memperhatikan kepuasan
kepuasan telah dikemukakan oleh kerja karyawan, maka karyawan akan
beberapa ahli diantaranya adalah Robbins semakin giat bekerja sehingga
dan Judge (2008: 99) mendefinisikan produktivitas kerja karyawan akan
kepuasan kerja sebagai suatu perasaan semakin tinggi pula.
positif tentang pekerjaan seseorang yang Mangkunegara (20011: 120)
merupakan hasil dari evaluasi mengatakan bahwa ada dua faktor yang
karakteristik-karakteristiknya. Moorse mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :
dalam Panggabean (2002: 128) a. Faktor Pegawai, yaitu kecerdasan
mengemukakan bahwa: (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis
Pada dasarnya kepuasan kerja kelamin, kondisi fisik, pendidikan,
tergantung kepada apa yang pengalaman kerja, masa kerja,
diinginkan oleh seorang karyawan kepribadian, emosi, cara berpikir,
dari pekerjaannya dan apa yang persepsi, dan sikap kerja.
mereka peroleh. Karyawan yang b. Faktor Pekerjaan, Yaitu jenis
paling merasa tidak puas adalah pekerjaan, struktur organisasi,
mereka yang mempunyai keinginan pangkat (golongan), kedudukan,
paling banyak dan mendapat paling mutu pengawasan, jaminan financial,
sedikit. Sedangkan yang merasa kesempatan promosi jabatan,
paling puas adalah mereka yang interaksi sosial dan hubungan kerja.
menginginkan banyak dan Secara umum diketahui bahwa
mendapatkannya. kepuasan kerja merupakan faktor yang
Menurut Keith David dan John berkontribusi terhadap fisik dan mental
Newstorm (2008: 105) mengatakan kesejahteraan karyawan. Karena itu, ia
“kepuasan kerja adalah seperangkat memiliki pengaruh yang signifikan pada
perasaan pegawai tentang menyenangkan pekerjaan yang berhubungan dengan
atau tidaknya pekerjaan karyawan”. perilaku seperti produktivitas, absensi,
Menurut Handoko (2008: 193) tingkat turnover dan hubungan karyawan
mengatakan bahwa: “Kepuasan kerja (Becker, Mohammad 2011). Definisi yang
adalah keadaan emosional yang paling populer dari kepuasan kerja yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan diberikan oleh Locke (Mohammad 2011)
dengan mana para karyawan memandang adalah keadaan emosi positif yang
pekerjaan mereka”.

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 43


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

dihasilkan dari penilaian pengalaman sebagai pelaku yang terdapat pada


kerja seseorang. lembaga tersebut.
Definisi ini terdiri dari dua hal yaitu Menurut Steers (dalam Suharto &
kognitif (penilaian terhadap pekerjaan Cahyono 2005) faktor-faktor yang
seseorang) yaitu seseorang menyimpulkan mempengaruhi kinerja adalah:
sesuatu berdasarkan hasil dari 1. Kemampuan, kepribadian dan
pengalaman dan informasi yang minat kerja.
didapatkan, dan afektif (keadaan emosi), 2. Kejelasan dan penerimaan atau
afektif dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu kejelasan peran seseorang
suasana emosional dan skema kognitif. pekerja yang merupakan taraf
Suasana emosional keadaan dimana pengertian dan penerimaan
seseorang sangat dipengaruhi oleh seseprang atas tugas yang
suasana hati/perasaan pada saat itu, diberikan kepadanya.
sedangkan skema kognitif menunjukkan 3. Tingkat motivasi pekerja yaitu
sejauh mana individu merasa positif atau daya energi yang mendorong,
negatif tentang pekerjaan mereka. Adapun mengarahkan dan
Indikator kepuasan kerja dalam penelitian mempertahankan perilaku.
ini adalah sebagai berikut: (Robins dalam Menurut Mc.Cormick dan Tiffin
Sopiah, 2008:294) dalam Suharto dan Cahyono, (2007:105)
1) Pekerjaan itu sendiri menjelakan bahwa terdapat dua variabel
2) Gaji atau upah yang mempengaruhi kinerja yaitu:
3) Kesempatan karier 1. Variabel individu, variabel
4) Kondisi kerja inidividu terdiri dari
5) Rekan kerja pengalaman, pendidikan, jenis
kelamin, umur, motivasi,
Kinerja Aparatur keadaan fisik, kepribadian.
Setiap organisasi atau lembaga 2. Variabel situasional, variabel
menjalankan seluruh kegiatan situasional menyangkut dua
operasionalnya untuk mencapai tujuan faktor yaitu: a) Faktor sosial dan
yang telah ditetapkannya. Setiap organisasi, meliputi: kebijakan,
organisasi atau lembaga tersebut terdiri jenis latihan dan pengalaman,
dari elemen para pelaku / pegawai yang sistem upah serta lingkungan
memiliki tugas dan tanggung jawab yang sosial; b) Faktor fisik dan
harus dilaksanakan secara sendiri-sendiri pekerjaan, meliputi: metode
maupun berkelompok dengan tujuan kerja, pengaturan dan kondisi,
untuk mengefisienkan dan perlengkapan kerja, pengaturan
mengoptimalkan pencapaian tujuan yang ruang kerja, kebisingan,
akan dicapai. penyinaran dan temperatur.
Pegawai yang terdapat dalam Pemahaman di atas, bahwa kinerja
lembaga sangat mempengaruhi kinerja dapat dimaknai dari kata job performance
lembaga, hal ini dikarenakan para atau actual performance yang berarti
pegawai tersebut merupakan penggerak prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
utama bagi setiap kegiatan yang ada dan yang dicapai oleh seseorang. Pengertian
sangat berperanaktif dalam upaya kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja
mencapai tujuannya. Dengan kata lain secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
tercapainya tujuan sebuah lembaga hanya oleh seorang pegawai dalam
dimungkinkan karena upaya para pegawai melaksanakan fungsinya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 44


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

kepadanya. Performance atau kinerja menghormati perjanjian kerja dengan


merupakan hasil atau keluaran dari suatu organisasi dimana dia bekerja.
proses (Nurlaila, 2010:71). Menurut d. Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya
pendekatan perilaku dalam manajemen, pikir dan kreatifitas dalam
kinerja adalah kuantitas atau kualitas membentuk ide untuk merencanakan
sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang sesuatu yang berkaitan dengan tujuan
diberikan oleh seseorang yang melakukan organisasi.
pekerjaan (Luthans, dalam Menurut Steers (dalam Suharto &
Prawirosentono, 2008:27). Cahyono 2005) faktor-faktor yang
Pengertian kinerja ini mengaitkan mempengaruhi kinerja adalah:
antara hasil kerja dengan tingkah laku. 1. Kemampuan, kepribadian dan minat
Sebgai tingkah laku, kinerja merupakan kerja.
aktivitas manusia yang diarahkan pada 2. Kejelasan dan penerimaan atau
pelaksanaan tugas organisasi yang kejelasan peran seseorang pekerja
dibebankan kepadanya. yang merupakan taraf pengertian dan
Luthans dalam Prawirosentono, penerimaan seseprang atas tugas yang
2008:27) menjelaskan adanya faktor- diberikan kepadanya.
faktor yang Mempengaruhi Kinerja 3. Tingkat motivasi pekerja yaitu daya
sebagai berikut: energi yang mendorong,
a. Efektifitas dan efisiensi, bila suatu mengarahkan dan mempertahankan
tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, perilaku.
kita boleh mengatakan bahwa Berasarkan uraian keseluruhan
kegiatan tersebut efektif tetapi dalam kinerja, maka variabel terikat
apabila akibat-akibat yang tidak didalam penelitian ini adalah berupa
dicari kegiatan menilai yang penting kinerja. Kinerja (Y) adalah merupakan
dari hasil yang dicapai sehingga suatu hasil yang dicapai oleh pegawai
mengakibatkan kepuasan walaupun tersebut dalam pekerjaannya menurut
efektif dinamakan tidak efesien. kreteria tertentu yang berlaku untuk suatu
Sebaliknya, bila akibat yang dicari- pekerjaan tertentu. Adapun indikator yang
cari tidak penting atau remeh maka digunakan sebagai berikut: (Gomes,
kegiatan tersebut efesien 2008:142)
(Prawirosentono, 1999:27). 1) Kuantitas kerja
b. Otoritas (wewenang), otoritas 2) Kualitas kerja
menurut adalah sifat dari suatu 3) Pengetahuan pekerjaan
komunikasi atau perintah dalam suatu 4) Kreatifitas
organisasi formal yang dimiliki 5) Kerja sama
seorang anggota organisasi kepada 6) Inisiatif
anggota yang lain untuk melakukan
suatu kegiatan kerja sesuai dengan 2. Kerangka Pemikiran
kontribusinya. Perintah tersebut Adanya pemberian remunerasi
mengatakan apa yang boleh berfungsi sebagai bentuk penghargaan
dilakukan dan yang tidak boleh dalam dari pegawai yang telah melakukan suatu
organisasi tersebut. pekerjaan yang telah ditetakan pimpinan.
c. Disiplin adalah taat kepada hukum Sehingga diharapkan pemberian
dan peraturan yang berlaku, sehingga remunerasi dapat membentuk kondisi
disiplin karyawan adalah kegiatan yang membuat pegawai termotivasi untuk
karyawan yang bersangkutan dalam memuaskan kebutuhannya.

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 45


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

Oleh karena itu, pegawai yang 3. H0 : Pyxn ≠ 0 Tida Ada Pengaruh


merasa terpenuhi kebutuhan akan Kepuasan Kerja secara parsial
mempersepsikan dirinya sebagai pegawai terhadap kinerja pegawai pajak pada
yang memiliki kepuasan atas Kantor Pelayanan Pajak Pratama
pekerjaannya. Sebaliknya, ketidak-puasan Cirebon.
muncul apabila salah satu atau bagian dari 4. H1 : Pyxn = 0 Ada Pengaruh
kebutuhannya tidak dapat dipenuhi. Kepuasan Kerja secara parsial
Pemberian remunerasi dan tingkat terhadap kinerja pegawai pajak pada
kepuasan kerja merupakan salah satu Kantor Pelayanan Pajak Pratama
faktor penentu tinggi dan rendahnya Cirebon.
kinerja pegawai. 5. H0 : Pyxn ≠ 0 Tidak Ada
Berdasarkan uraian tersebut disusun Pengaruh Remunerasi dan Kepuasan
kerangka pemikiran sebagai berikut: Kerja terhadap kinerja pegawai pajak
pada Kantor Pelayanan Pajak
 Pratama Cirebon.
6. H1 : Pyxn ≠ 0 Ada Pengaruh
Remunerasi dan Kepuasan Kerja
terhadap kinerja pegawai pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Cirebon.

C. OBJEK DAN METODE


PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu
yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi
sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari
permasalahan yang terjadi.
Adapun pengertian objek penelitian
Gambar 2.1 menurut Sugiyono (2012:13), adalah
Kerangka Pemikiran sebagai berikut: “Objek penelitian adalah
3.Hipotesis sasaran ilmiah untuk mendapatkan data
Berdasarkan cakupan dalam dengan tujuan dan kegunaan tertentu
kerangka pemikiran diatas, maka hipoteis tentang sesuatu hal objektif, valid, dan
yang diajukan adalah: reliable tentang suatu hal (variabel
1. H0: Pyxn = 0 Tidak Ada tertentu)”. Objek penelitian dalam
Pengaruh secara parsial bahwa penelitian ini adalah remunerasi, kepuasan
Remunerasi terhadap kinerja pegawai kerja dan kinerja pegawai pajak Kantor
pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pelayanan Pajak Pratama Cirebon.
Pratama Cirebon.
2. H1: Pyxn ≠ 0 Ada Pengaruh 2. Metode Penelitian yang Digunakan
secara parsial bahwa Remunerasi Menurut Sugiyono (2012:2) pengertian
terhadap kinerja pegawai pajak pada metode penelitian adalah sebagai berikut:
Kantor Pelayanan Pajak Pratama “Metode penelitian pada dasarnya
Cirebon. merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 46


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

kegunaan tertentu”. Metode penelitian probability sampling dengan


yang digunakan dalam penelitian ini sampel pada penelitian ini adalah
adalah metode deskriptif dan verifikatif. 39 responden. Sensus dapat
Metode verifikatif dilakukan untuk diartikan sebagai suatu
menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan atau pengukuran
alat uji statistik, yaitu Analisis Jalur (Path terhadap semua elemen atau
Analysis). bagian di dalam suatu populasi.
Metode pengumpulan data yang
Desain Penelitian digunakan dalam penelitian ini
Desain Penelitian merupakan dengan dua cara, yaitu studi
rancangan penelitian yang digunakan kepustakaan (Library Research)
sebagai pedoman dalam melakukan pengambilan data yang bersifat
proses penelitian. Desain penelitian akan teori yang kemudian digunakan
berguna bagi semua pihak yang terlibat sebagai literatur penunjang guna
dalam proses penelitian, karena langkah mendukung penelitian yang
dalam melakukan penelitian mengacu dilakukan. (Field Research)
kepada desain penelitian yang telah mengambil data secara langsung
dibuat. pada objek penelitian.

Sumber Data dan Teknik D. HASIL PENELITIAN DAN


Pengumpulan Data PEMBAHASAN
1. Sumber data primer dan sekunder; 1. Deskripsi Hasil Penelitian
Data Primer, sumber data primer Penelitian ini menggunakan 2 (dua)
yang langsung memberikan data variabel bebas yaitu: Remunerasi (X1)
kepada pengumpul data. dan Kepuasan Kerja (X2), serta 1 (satu)
Pengumpulan data primer dalam variabel terikat yaitu: kinerja pegawai (Y).
penelitian ini melalui cara Kedua variabel ini dianalisis dengan
menyebarkan kuesioner dan menggunakan analisis statistik untuk
melakukan wawancara secara mengetahui seberapa besar pengaruh
langsung dengan pihak-pihak yang secara simulatn maupun parsial terhadap
berhubungan dengan penelitian yang variabel (Y) yang kemudian hasilnya
dilakukan, dalam hal ini pegawai dapat disimpulkan makna dari pengaruh
pajak. kedua variabel tersebut.
2. Data Sekunder, menggunakan data Dalam penelitian ini yang dijadikan
sekunder karena peneliti sebagai unit analisis adalah para pegawai
mengumpulkan informasi dari data Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota
yang telah diolah pihak KPP, yaitu Cirebon. Mereka diberi pertanyaan-
data pegawai pajak. pertanyaan berupa angket pernyataan
3. Teknik Penentuan Data, untuk yang merupakan penjabaran dari
menunjang hasil penelitian, maka indikator-indikator variabel komunikasi
peneliti melakukan pengelompokan organisasi dan kinerja pegawai. Angket
yang diperlukan ke dalam dua diklasifikasikan menjadi dua bagian
golongan, yaitu sebagai berikut: sesuai dengan jenis variabel yang akan
a. Populasi dalam penelitian ini diteliti.
adalah Kantor Pelayanan Pajak Indikator-indikator dalam setiap
Pratama Cirebon. variabel dituangkan ke dalam pernyataan
b. Sampel yang digunakan dalam angket. Setiap pernyataan memiliki lima
pemilihan data menggunakan non alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 47


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

responden. Alternatif jawaban tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri


diberi skor 1 sampai 5. Karena bentuk Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006
semua jawaban adalah positif, jawaban tentang Pedoman Penetapan Remunerasi
responden Sangat Setuju (SS) diberi skor Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas
5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) dan Pegawai Badan Layanan Umum,
diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi remunerasi di artikan sebagai bentuk
skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) imbalan atau balas jasa kepada pegawai
diberi skor 1. Kemudian, jawaban dari yang berupa gaji, honorarium, tunjangan,
responden dimasukan ke dalam tabel dan insentif, bonus, pesangon dan pensiun.
dilakukan transformasi data. Remunerasi merupakan faktor
Selanjutnya, data hasil transformasi yang mempengaruhi kinerja pegawai.
dimaksud digunakan untuk melakukan uji Dengan kebijakan pemberian remunerasi
validitas dan uji reliabilitas sebagaimana yang tepat dan adil, maka akan
bisa dilihat dalam lampiran. meningkatkan kinerja pegawai dalam
mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan
2. Pembahasan pada permasalahan-permasalahan yang
Pengaruh Remunerasi terhadap timbul di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kinerja pegawai pajak pada Kantor Cirebon, penelitian ini dimaksudkan
Pelayanan Pajak Pratama Cirebon untuk mengetahui apakah remunerasi
Hasil penelitian menunjukkan nilai berpengaruh secara positif dan signifikan
pengaruh remunerasi terhadap kinerja pada kinerja pegawai Kantior Pelayanan
pegawai pajak sebesar 0.194. Nilai Pajak Pratama Cirebon. Adapun H0 dalam
koefisien korelasi antara dua variabel penelitian ini dinyatakan bahwa ada
tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
hubungan positif antara variabel antara variabel remunerasi dengan kinerja
remunerasi dengan variabel kinerja. Hal pegawai KPP Pratama Cirebon, dapat
ini diperkuat dengan penemuan Thitung, diterima kebenarannya.
yaitu sebesar 3,221 artinya, bahwa Hasil penelitian di atas
remunerasi berpengaruh positif terhadap menunjukkan bahwa variabel remunerasi
kinerja pegawai, sehingga semakin tinggi mempunyai pengaruh yang positif
remunerasi yang diberikan maka semakin terhadap kinerja pegawai Kantor
tinggi pula kinerja pegawai tersebut. pelayanan Pajak Pratama Cirebon. Hal ini
Setelah itu, dibandingkan dengan Ttabel dibuktikan kuatnya hubungan antara
untuk menguji kebenaran hipotesis yang variabel remunerasi dengan variabel
diajukan. Distribusi T dicari pada α = 5% kinerja tersebut menunjukkan bahwa
: 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat remunerasi, yang dalam penelitian ini
kebebasan (df) = n-3 atau 40-3=37. Maka Remunerasi yang diberikan layak atau
diperoleh hasil untuk Ttabel yaitu 1.687. wajar (rx1), Remunerasi yang diberikan
Dengan demikian dapat dilihat nilai Thitung adil atau seimbang (rx2), dan Remunerasi
> Ttabel, yaitu 3.221 > 1.687 dan nilai yang diberikan cukup (rx3) ini merupakan
signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 < 0,005, salah satu faktor yang dibutuhkan untuk
sehingga H0 ditolak dan H1 diterma. meningkatkan kinerja pegawai. Terlebih
Pengukuran besar kecilnya lagi hubungan yang ditimbulkan antara
remunerasi dapat dilihat dari komponen kedua variabel tersebut merupakan
remunerasi yang diterapkan dalam hubungan yang positif, dimana jika
instansi tersebut. Adapun komponen variabel remunerasi meningkat, maka
remunerasi yang diterapkan pada Kantor variabel kinerja juga akan meningkat.
Pelayanan Pajak Pratama Cirebon yaitu

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 48


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

Berdasarkan deskripsi jawaban pun menerapkan sistem remunerasi yang


yang diperoleh dari kuesioner, indikator lebih baik, dalam arti lebih transparan,
Remunerasi yang diberikan layak atau lebih kompetitif dan mampu
wajar merupakan indikator dengan meningkatkan kesejahteraan para
pertimbangan tertinggi dalam pegawainya. Hal tersebut dilakukan
meningkatkan kinerja di KPP Pratama seiring dengan pelaksanaan reformasi
Cirebon. Hal ini karena dengan adanya birokrasi di KPP Pratama Cirebon.
remunerasi yang tinggi pegawai merasa Remunerasi yang diberikan harus mampu
dapat meningkatkan motivasi dan meningkatkan motivasi pegawai yang
profesionalitas dalam bekerja sehingga tentunya akan berdampak positif terhadap
produktivitas, kualitas layanan, kinerja pegawai dan lebih lanjut akan
responsibilitas, responsivitas dan berimas baik pula terhadap pencapaian
akuntabilitas pegawai pun bisa meningkat tujuan instansi yaitu mewujudkan clean
dan lebih baik. Sejalan dengan itu, maka and good governance.
kinerja pegawai KPP Pratama Cirebon Menurut pandangan peneliti
dapat meningkat dan berdampak positif adanya pengaruh positip dan siginifikan
pada pencapaian tujuan organisasi. terhadap kinerja pegawai di Kantor
Berdasarkan dari hasil penelitian Pelayanan Pajak Pratama Cirebon bahwa
di atas juga menunjukkan bahwa variabel terbitnya Peraturan Presiden Nomor 37
remunerasi mempunyai pengaruh yang Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja
signifikan terhadap kinerja pegawai Pegawai di Lingkungan Direktorat
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon. Jenderal Pajak disambut dengan gembira,
Hal ini dibuktikan dari hasil temuan PYX1 namun penghasilan pegawai pajak pada
sebesar 0,463 pada pengolahan data tahun 2016 dipotong 20% dari tunjangan
primer melalui uji regresi linier sederhana kinerja yang mereka terima setiap
dengan bantuan program SPSS 18.0 for bulannya. Sebuah konsekuensi dari
windows. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Perpres No 37 Tahun 2015
variabel remunerasi mempunyai pengaruh tersebut diatas karena realisasi
yang signifikan, yaitu sebesar 46,3% penerimaan hanya mencapai 81% dari
terhadap variabel kinerja pegawai. Hasil target penerimaan pajak.
ini menunjukkan bahwa dengan kebijakan Analisis pertama yang bisa
pemberian remunerasi yang tepat, adil dan digarisbawahi dari hasil penelitian ini
diterima oleh pegawai maka akan adalah pada saat diimplikasikan
meningkatkan kinerja pegawai Kantor pemotongan remunerasi tidak
Pelayanan Pajak Pratama Cirebon. menimbulkan kegaduhan dari pegawai
Hasibuan (2002) mengungkapkan bahwa pajak atas berkurangnya penghasilan
tujuan pemberian remunerasi antara lain mereka secara signifikan. Padahal dalam
adalah untuk kepuasan kerja pegawai pekerjaan sehari-hari mereka berada
yang nantinya akan menjaga stabilitas dalam tekanan dari wajib pajak yang
pegawai itu sendiri, sehingga bisa masih belum paham dan sadar pajak,
menekan angka turnover. Selain itu, sementara target penerimaan yang terus
masih menurut Hasibuan, pegawai akan naik lebih dari 30% dari tahun ke tahun.
terhindar dari pengaruh serikat buruh dan Kontradiktif, wajib pajak berusaha
akhirnya hanya berkonsentrasi pada tugas membayar pajak sekecil-kecilnya,
dan pekerjaannya di instansi. sementara pegawai dituntut untuk
Sejalan dengan apa yang mendapatkan penerimaan pajak yang
disampaikan oleh para ahli di atas, maka sebesar-besarnya.
Kantor Pelayan Pajak Pratama Cirebon

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 49


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

Reformasi yang sudah dilakukan pegawai yang sudah dipotong 20% tidak
oleh Ditjen Pajak saat ini mengalami menimbulkan goncangan yang berarti, hal
tantangan yang sangat berat dalam situasi ini karena adanya insentif prestasi kerja
ekonomi dan politik dalam negeri maupun atau IPK yang diberikan setiap dua bulan
global saat ini. Secara politik global, sekali sebagai pengganti tunjangan kinerja
terpilihnya Trump sebagai Presiden yang dipotong 20%. Namun insentif
Amerika berdampak pada perkembangan prestasi kerja tersebut awalnya
ekonomi secara global. Para pengusaha diperuntukkan sebagai insentif atas
dan investor melakukan wait and see atas capaian prestasi kinerja tertentu bukan
kebijakan ekonomi Trump dalam satu sebagai pengganti tunjangan kinerja yang
tahun kedepan. Secara politik dalam dipotong, itu artinya pada tahun 2016
negeri, stabilitas politik yang bebas dari sebenarnya tidak ada insentif bagi capaian
isu-isu suku, ras dan agama tentu sangat prestasi kinerja tertentu. Jika hal ini
didambakan oleh pelaku-pelaku ekonomi. berlangsung terus menerus setiap tahun
Perkembangan akhir-akhir ini tidak begitu karena target pajak yang besar dan sulit
menggembirakan, isu-isu sara dan berita- dicapai dan bayang-bayang pemotongan
berita ‘hoax’ sangat marak seiring dengan tunjangan kinerja yang bisa jadi lebih
perkembangan sosial media, yang semua besar dari sebelumnya akan
itu bisa berpengaruh pada perkembangan mempengaruhi kinerja pegawai dalam
ekonomi kedepan. jangka menengah dan panjang.
Dalam kondisi tersebut diatas, Analisis yang kedua adalah
ditetapkan target pajak tahun 2017 sebesar menjadikan momentum ini sebagai
1.307 triliun atau naik sebesar 30% dari sebuah acuan untuk memperbaiki
realisasi penerimaan tanpa tax amnesty Peraturan Presiden Nomor 37 Tahun 2015
pajak tahun sebelumnya sebesar 1.001 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di
triliun. Sementara perkiraan pertumbuhan Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
ekonomi tahun 2017 menurut Cresco yang menerapkan pemotongan tunjangan
Research dalam Indonesian Economic kinerja sebesar prosentase tertentu jika
Outlook 2017 sebesar 5,3%. Secara penerimaan pajak tidak mencapai target
ekonomi pertumbuhan 5,3% tersebut tentu dalam prosentase tertentu pula.
menjadi kabar baik bagi dunia usaha Sudah selayaknya Peraturan
namun dengan pertumbuhan ekonomi Presiden Nomor 37 tersebut ditinjau ulang
yang sebesar 5,3% tersebut apakah karena ada unsur ketidakadilan yang
mampu mendongkrak penerimaan pajak mendasarkan besaran pemotongan
yang targetnya naik 30% dari realisasi tunjangan kinerja pada pencapaian target
penerimaan pajak tahun sebelumnya. pajak. Pemotongan tunjangan kinerja
Inilah tantangan berat Direktorat Jenderal dinilai lebih adil jika menyertakan
Pajak untuk merealisasikan target yang penilaian pada pertumbuhan penerimaan
sudah ditetapkan tersebut. pajak bukan semata-mata pada
Dengan kenaikan target yang pencapaian target penerimaan pajak.
cukup besar dibanding dengan perkiraan Penerimaan pajak secara keseluruhan per
pertumbuhan ekonomi yang ada, maka 31 Desember 2016 mencapai Rp 1.105
yang menjadi kekawatiran bagi pegawai triliun, atau sebesar 81,54 persen dari
pajak adalah bayang-bayang pemotongan target penerimaan pajak di APBN
tunjangan kinerja jika target yang Perubahan 2016 yang sebesar Rp 1.355
ditetapkan tersebut tidak tercapai. triliun. Penerimaan total itu tumbuh
Memang benar menurut penelitian ini, sekitar 4,13 persen dibandingkan dengan
pada tahun 2016 tunjangan kinerja 2015. Angka pertumbuhan penerimaan

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 50


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

pajak ini sejalan dengan angka pembangunan. Sebaliknya, jika pajak


pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar ditetapkan sebesar 100 persen, maka
5%. Sudah selayaknya pertumbuhan seluruh pendapatan masyarakat akan
penerimaan pajak mendapatkan apresiasi menjadi milik pemerintah. Dapat
apalagi jika pertumbuhan penerimaan dipastikan jika pajak 100 persen tidak
pajak tersebut tidak jauh berbeda dengan akan ada penduduk yang bekerja dan atau
tingkat pertumbuhan ekonomi dalam melakukan aktivitas ekonomi. Atas dasar
sebuah negara. itu besarnya pajak harus berada 0-100
Tingkat pertumbuhan ekonomi persen. Namun pajak yang semakin
sangat berpengaruh pada penerimaan mendekati angka nol atau seratus tidak
pajak dalam sebuah negara. Pajak adalah akan menguntungkan ketiga pilar
peralihan kekayaan dari pihak rakyat sekaligus; pemerintah, dunia usaha dan
kepada kas Negara untuk membiayai masyarakat. Sebab dengan pajak yang
pengeluaran rutin dan surplus digunakan kian mendekati nol atau seratus akan
untuk public saving dan merupakan semakin menurunkan produktivitas
sumber utama untuk membiayai public pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi
investment (Siti Resmi, 2008). Dengan kesempatan kerja (Lafter, 2004).
pajak pemerintah memperoleh pendapatan
dan dapat membiayai kegiatan pemerintah
dan pembangunan.
Untuk memperbesar sumber
pembiayaan Negara pemerintah berupaya
meningkatkan pendapatan dari pajak.
Kenaikan pajak yang dibebankan kepada
Gambar 4.3. Kurva Lafter
para pengusaha akan melemahkan
Adanya pertumbuhan penerimaan
kemampuan perusahaan dalam
pajak dalam prosentase tertentu yang
memperoleh pendapatan. Penurunan
sejalan dengan indeks pertumbuhan
pendapatan dari perusahaan berakibat
ekonomi mengindikasikan bahwa aparat
jumlah perusahaan berkurang, sehingga
pajak telah bekerja secara optimal dan
berdampak pada penerimaan pajak yang
sudah selayaknya mendapatkan apresiasi
berkurang, dan dampak lainnya
atas kinerjanya bukan malah mendapatkan
melemahnya daya beli masyarakat
pemotongan tunjangan kinerjanya.
sehingga menurunkan pertumbuhan
ekonomi. Konkretnya semakin tinggi
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap
pajak akan semakin melemahkan aktivitas
kinerja pegawai pajak pada Kantor
ekonomi yang pada gilirannya semakin
Pelayanan Pajak Pratama Cirebon
menurunkan penerimaan Negara.
Hasil penelitian menunjukkan nilai
Keterkaitan antara kenaikan pajak
pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
dan penerimaan pendapatan itu bisa
pegawai pajak sebesar 0.563. Nilai
divisualisasikan dengan kurve Lafter
koefisien korelasi antara dua variabel
(Artur B Lafter, The Lafter Curve : Past,
tersebut menunjukkan bahwa terdapat
Present and Future, 2004), sebagai
hubungan positif antara variabel
berikut:
remunerasi dengan variabel kinerja. Hal
Kurva itu menggambarkan jika
ini diperkuat dengan penemuan t hitung,
besarnya pajak sebesar nol persen, tidak
yaitu sebesar 4.204, bahwa kepuasan kerja
ada pendapatan pemerintah dari pajak
berpengaruh positif terhadap kinerja
sehingga pemerintah kesulitan dalam
pegawai, sehingga semakin tinggi
membiayai kerugian pemerintah dan
kepuasan kerja yang diberikan maka

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 51


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

semakin tinggi pula kinerja pegawai pimpinan sangat penting artinya dalam
tersebut. Setelah itu, dibandingkan dengan meningkatkan produktivitas kerja.
T tabel untuk menuji kebenaran hipotesis Kepuasan kerja dapat ditingkatkan
yang diajukan. Distribusi t dicari pada α = melalui perhatian dan hubungan yang baik
5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat dari pimpinan kepada bawahan, sehingga
kebebasan (df) = n-2 atau 40-2=38. Maka pegawai akan merasa bahwa dirinya
diperoleh hasil untuk T tabel yaitu 2.27. merupakan bagian yang penting dari
Dengan demikian dapat dilihat nilai organisasi kerja.
Thitung > T tabel, yaitu 4.204 > 2.27 dan Hasil penelitian ini menunjukkan
nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 < hubungan antara kepuasan kerja dan
0,005, sehingga H0 diterima dan H1 kinerja organisasi. Dalam penelitiannya
ditolak. kepuasan kerja merupakan variabel
Hasil analisis bahwa kepuasan kerja independen yang berpengaruh signifikan
yang dialami oleh setiap pegawai di dan positif terhadap sikap manajemen
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon yang tercermin melalui kinerja pegawai.
berbeda-beda. Tetapi ada kondisi yang Hal ini menunjukkan pula bahwa
dapat memberikan kepuasan kerja dalam kepuasan kerja berfungsi sebagai variabel
diri setiap pegawai. Sikap-sikap pegawai moderating diukur melalui kepuasan
terhadap pekerjaannya dapat didasarkan dengan gaji, kepuasan dengan promosi,
atas berbagai karakteristik yang menjadi kepuasan dengan rekan kerja, kepuasan
pertimbangan setiap pekerja (pegawai) dengan penyelia dan kepuasan dengan
seperti gaji/upah, kondisi kerja dan pekerjaan itu sendiri.
kesempatan promosi. Apabila seseorang merasa telah
Sikap seseorang dalam terpenuhinya semua kebutuhan dan
pekerjaannya mencerminkan suatu keinginannya oleh organisasi maka secara
pengalaman yang menyenangkan dan otomatis dengan penuh kesadaran mereka
tidak menyenangkan dalam pekerjaannya akan meningkatkan tingkat kinerja yang
serta harapan-harapannya terhadap masa ada dalam dirinya. Variabel yang positif
depan. Selain itu, dengan memberikan terhadap kepuasan kerja yaitu tipe
kesempatan kepada pegawai untuk pekerjaan itu sendiri, gaji/bayaran,
berpastisipasi lebih besar dalam kesempatan dapat promosi, atasan mereka
penetapan sasaran, mereka mulai merasa dan rekan kerja dapat terpenuhi maka
dirinya lebih menjadi bagian dari kinerja terhadap organisasi akan timbul
organisasi. dengan baik, sehingga kepuasan akan
Hasil penelitian menunjukkan berdampak terhadap kinerja pegawai pada
bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon.
signifikan terhadap komitmen organisasi Penelitian ini menghasilkan bahwa
pada pegawai di Kantor Pelayanan Pajak kepuasan kerja berpengaruh terhadap
(KPP) Pratama Cirebon. Hal ini berarti kinerja pegawai, dapat dilihat dari adanya
semakin pegawai merasakan kepuasan suatu sikap umum terhadap pekerjaan
dalam bekerja, maka akan semakin tinggi seseorang sebagai perbedaan antara
pula kinerja ditunjukkan oleh pegawai. banyaknya ganjaran yang diterima pekerja
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dengan banyaknya ganjaran yang diyakini
yang dilakukan sebelumnya dimana seharusnya diterima. Menjelaskan faktor-
diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat faktor yang menentukan kepuasan kerja
pengaruh signifikan positif antara adalah pekerjaan yang secara mental
Kepuasan Kerja terhadap kinerja pegawai. menantang, gaji atau upah yang pantas,
Hubungan antara bawahan dengan pihak kondisi kerja yang mendukung,

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 52


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. pendorong meningkatnya kinerja pegawai


Jika kepuasan setiap karyawan terhadap yang pada gilirannya akan memberikan
organisasi tinggi, maka akan berpengaruh kontribusi kepada peningkatan kinerja
terhadap kinerja setiap karyawan. organisasi. Kepuasan kerja merupakan
Kepuasan kerja merupakan salah hasil dari berbagai macam sikap yang
satu bentuk perilaku kerja karyawan yang terkait dengan pekerjaan dan faktor-faktor
bermakna untuk menyenangkan atau hasil khusus seperti upah, supervisi, kestabilan
emosional seseorang yang positif atas pekerjaan, ketentraman kerja, kesempatan
penilaian pekerjaan atau juga pengalaman untuk maju, penilaian kerja yang adil,
kerja seseorang karyawan. Kepuasan hubungan sosial di dalam pekerjaan, dan
seseorang itu ditentukan oleh adanya perlakuan atasan.
perbedaan antara semua yang diharapkan Sebagai menurut Maslow
dengan semua yang dirasakan dari menjelaskan dalam sebuah teori hierarki
pekerjaannya. kebutuhan dalam Bab 2 sebelumnya,
Kepuasan kerja sebagai perasaan bahwa seseorang membutuhkan
positif pada suatu pekerjaan, yang penghargaan terhadap apa yang telah
merupakan dampak atau hasil evaluasi dilakukannya. Dalam kaitannya dengan
dari berbagai aspek pekerjaan tersebut. penelitian ini pegawai yang berkerja di
Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon
beberapa, antara lain adalah faktor dari merasa puas dengan besarnya gaji maupun
pekerjaan itu sendiri, promosi, gaji, tunjangan kinerja yang telah diterimanya.
pengawasan dan rekan kerja. Sistem pemberian gaji dan besaran gaji
Kepuasan yang didapat bukan yang diterima pegawai negeri sipil telah
ditentukan dari pemberi kerja, tetapi dari ditetapkan oleh undang undang. Faktor
karyawan sendiri, apakah bagi mereka hal lainnya adalah gaya kepemimpinan serta
ini yang diberikan organisasi sudah dapat struktur organisasi.
memenuhi kepuasan mereka. Pada Kebijakan pimpinan yang berubah-
dasarnya kepuasan kerja merupakan hal ubah serta hal hal yang dipandang tidak
yang bersifat individu setiap individu adil dapat mempengaruhi kepuasan kerja
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda- seseorang. Mutasi pimpinan secara
beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang periodik dalam sebuah organisasi akan
berlaku pada dirinya, yang disebabkan mempengaruhi iklim dalam sebuah
oleh adanya perbedaan pada dirinya dan organisasi, yang bepengaruh pada diri
masing-masing individu. setiap orang yang ada dalam organisasi.
Semakin banyak aspek-aspek dalam Struktur organisasi yang terlalu rumit juga
pekerjaan sesuai dengan keinginan membuat kinerja sebuah organisasi tidak
individu, maka semakin tinggi tingkat efisien dan mempengaruhi kepuasan kerja
kepuasan yang dirasakan dan sebaliknya. seseorang.
Hubungan antara bawahan dengan pihak Mutasi pimpinan yang ada di Kantor
pimpinan sangat penting yang artinya Pelayanan Pajak Pratama adalah hal yang
dalam meningkatkan produktivitas kerja. biasa. Struktur organisasi telah dibuat dan
Kepuasan kerja dapat ditingkatkan ditetapkan dari tingkat pusat hingga
melalui perhatian dan hubungan yang baik daerah. Beberapa hal yang disebut di atas
dari pimpinan kepada bawahan, sehingga memcerminkan bagaimana kepuasan
karyawan akan merasa bahwa dirinya kerja yang dialami oleh seseorang dapat
merupakan bagian yang penting dari mempengaruhi kinerja dalam sebuah
organisasi kerja (Cahyani & Yuniawan, organisasi. Kepuasan kerja merupakan
2010). Kepuasan kerja yaitu faktor perasaan emosional yang dialami oleh

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 53


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

seseorang yang bekerja dalam sebuah variabel independent (remunerasi,


organisasi, dengan berbagai macam faktor kepuasan kerja) terhadap variabel
yang mempengaruhinya. Perasaan dependent (kinerja).
tersebut membuat diri seseorang merasa Hal ini didukung pula dengan nilai
senang dalam bekerja, bersosialisasi koefisien determinasi (R2) dengan nilai
dengan teman dan lingkungan kerja. 0,391 atau 39,1%. Artinya variabel
Sehingga kelangsungan hidup sebuah independent (remunerasi, kepuasan kerja)
organisasi akan meningkat dengan dapat menjelaskan variabel kinerja
ditandai oleh peningkatan kinerja dalam pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama
sebuah organisasi. Cirebon (Y) sebesar 39,1% sedangkan
sisanya sebesar 60,9% dijelaskan oleh
3.Analisis Pengaruh Remunerasi dan variabel lain yang tidak dimasukkan
Kepuasan Kerja terhadap kinerja dalam penelitian ini.
pegawai pajak pada Kantor Pelayanan Secara simultan variabel
Pajak Pratama Cirebon independent (remunerasi dan kepuasan
Hasil penelitian menunjukkan nilai kerja) berpengaruh terhadap variabel
pengaruh remunerasi dan kepuasan kerja dependent kinerja pegawai Kantor
terhadap kinerja pegawai pajak ini Pelayanan Pajak Pratama Cirebon. Hal ini
diperkuat dengan penemuan F hitung, membuktikan bahwa remunerasi dan
yaitu sebesar 11,867 artinya, bahwa kepuasan kerja secara bersama-sama
remunerasi berpengaruh positif terhadap mempengaruhi variabel dependent yaitu
kinerja pegawai, sehingga semakin tinggi kinerja pegawai dengan demikian
remunerasi yang diberikan maka semakin menerima hipotesis dalam penelitian.
tinggi pula kinerja pegawai tersebut. Penilaian atas kinerja pegawai
Setelah itu, dibandingkan dengan F tabel Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon
untuk menguji kebenaran hipotesis yang perlu dilakukan oleh suatu oganisasi. Hal
diajukan. Distribusi F dicari pada α = 5% ini bertujuan untuk memotivasi pegawai
: 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat dalam memperbaiki kinerjanya maupun
kebebasan (df) = n-2 atau 40-2=38. Maka memberi kemudahaan manajemen dalam
diperoleh hasil untuk F tabel yaitu 3.32. menyalurkan reward dari organisasi pada
Dengan demikian dapat dilihat nilai F pegawai. Penilaian kinerja pegawai tentu
hitung > Ftabel, yaitu 11.924 > 3.32 dan saja akan membantu pegawai untuk
nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 < menjalankan tugasnya sesuai dengan
0,005, sehingga H0 diterima dan H1 target yang telah ditetapkan, sehingga
ditolak. apabila pegawai menyimpang dari target
Nilai positif koefisien regresi yang telah ditetapkan maka pegawai akan
masing-masing variabel diteliti, memberi memperbaiki diri sehingga akan dapat
arti jika satu diantara variabel independent mencapai target.
(remunerasi dan kepuasan kerja) ditambah Hasil yang dicapai oleh seseorang
maka akan memberikan sumbangan menurut ukuran yang berlaku untuk
terhadap kinerja pegawai Kantor pekerjaan yang bersangkutan, sebagai
Pelayanan Pajak Pratama Cirebon dengan suatu tingkatan di mana karyawan
asumsi variabel lainnya konstan. Hal ini memenuhi/mencapai persyaratan kerja
dapat pula dilihat dari hasil perhitungan yang ditentukan (Santosa, Azis &
koefisien kolerasi dapat diinterpretasikan Darsono,2015). Jika remunerasi dan
berganda berada pada tingkat hubungan kepuasan kerja dapat ditingkatkan, maka
yang kuat. Artinya ini menunjukkan akan dapat meningkatkan kinerja
adanya hubungan yang kuat antara pegawai. Meningkatnya kinerja pegawai

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 54


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama 3. Variabel remunerasi dan kepuasa


Cirebon dapat dilakukan dengan kerja berpengeruh terhadap kinerja
meningkatkan pengaruh yang harmonis sebesar 0.625 atau 62,5%, sehingga
antara atasan dengan pegawai sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh
akan menciptakan kepuasan kerja dan variabel remunerasi dan kepuasan
remunerasi dalam mendukung kerja terhadap kinerja bersifat
peningkatan kinerja pegawai. signifikan. Nilai R2 menunjukkan
Dengan demikian semakin puas 0.391 atau 39,1% terhadap kinerja
pegawai terhadap pekerjaannya, semakin dapat dijelaskan oleh variabel,
tinggi kepuasan kerja yang dimiliki serta remunerasi dan kepuasan kerja.
semakin baik pendapatnya tentang Sedangkan sisanya sebesar 60,9%
remunerasi di kantor Pelayanan Pajak dijelaskan oleh variabel lain di luar
Pratama Cirebon, maka akan variabel remunerasi, kepuasan kerja
meningkatkan kinerja pegawai. dan kinerja pegawai.

E. KESIMPULAN DAN SARAN Saran-Saran


Kesimpulan Saran yang dapat diajukan oleh
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti adalah:
telah dijabarkan pada bab sebelumnya, 1. Kinerja dipengaruhi oleh banyak
maka dapat ditarik kesimpulan untuk sekali faktor, berdasarkan hasil
penelitian ini adalah: perhitungan uji koefisien determinasi
1. Variabel remunerasi berpengaruh menunjukkan bahwa variabel
terhadap kinerja sebesar 0.463 atau remunerasi dan kepuasan kerja dapat
46,3%, remunerasi yang telah memberikan kontribusi terhadap
diberikan berupa imbalan yang kinerja sebanyak 62.5%. Maka saran
diterima wajar, bonus yang diterima untuk penelitian selanjutnya
dikaitkan atau tidak ikaitkan dengan sebaiknya memasukkan faktor lain
prestasi, dan kesesuaian imbalan yang yang mempangaruhi kinerja antara
diterima memberikan pengaruh lain struktur organisasi,
positif dalam mendorong bekerja kepemimpinan, sistem penghargaan
lebih giat lagi sesuai dengan target sebagai faktor yang berasal dari
yang diharapkan. Sehingga hal organisasi. Serta sikap dan
tersebut dapat meningkatkan kinerja kepribadian sebagai faktor yang
pegawai pada Kantor Pelayanan berasal dari dalam diri seseorang.
Pajak Pratama Cirebon. 2. Variabel remunerasi dalam hal ini
2. Variabel kepuasan kerja berpengaruh perlu mendapatkan perhatian yang
terhadap kinerja sebesar 0.563 atau lebih besar dari pada variabel bebas
56,3%, dengan demikian bahwa yang lainnya, hal yang dapat
pegawai Kantor Pelayanan Pajak dilakukan adalah dengan adanya
Pratama Cirebon merasakan perubahan penerapan aturan dalam
kenyamanan dalam bekerja, mengukur remunerasi, sehingga
pekerjaan menyenangkan, gaji sesuai seragam sesama instansi vertikal.
dengan harapan, kesempatan karir 3. Dalam upaya meningkatkan kepuasan
cukup memadai, lingkungan kerja kerja agar mencapai kinerja yang
kondusif dan gaya kepemimpinan optimal perlu dilakukan dengan cara
(human relation) berpengaruh positif menjaga agar semua hak-hak pegawai
terhadap kinerja pada Kantor diberikan dengan baik dan tepat
Pelayanan Pajak Pratama Cirebon waktu, juga selalu menjaga hubungan

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 55


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

yang baik sesama atasan maupun Ghozali, Imam. 2003. Analisis


bawahan dengan mengadakan Multivariate dengan Program SPSS.
pertemuan non formal agar hubungan BP UNDIP, Semarang.
selalu terjaga dengan baik.
4. Sebaiknya instansi dapat Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen
mempertahankan bahkan lebih Sumber Daya Manusia, Cetakan
meningkatkan kedua variabel yaitu Kesepuluh. PT. Bumi Aksara,
motivasi, dan kepuasan kerja tanpa Jakarta.
harus mengabaikan variabel-variabel
lainnya karena kedua variabel Handoko, Hani T. 2003. Manajemen
tersebut baru mempengaruhi sebesar Sumber Daya Manusia. Gunung
39,1%, sedangkan sisanya 60,9% Agung.. Jakarta.
dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Untuk penelitian lanjutan bagi Ivancevich, J.M. Konopaske, Dahl,
peneliti lain, memungkinkan meneliti Robert dan Matteson, Michael T.
variabel lain yang berpengaruh 2007. Perilaku dan Manajemen
terhadap kinerja pegawai seperti, Organisasi. Erlangga. Jakarta
kepemimpinan, disiplin kerja, Kinicki, Angelo & Robert Kreitner. 2003.
pengawasan, budaya kerja dan lain Perilaku Organisasi. Edisi Pertama.
sebagainya. Diterjemahkan oleh Erly Suandy.
Jakarta: Salemba Empat.

DAFTAR PUSTAKA Lin Grensing Pophal, 2008. Human


Resources Book: Manajemen
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Sumber Daya Manusia Untuk
Publik : Suatu Pengantar. Jakarta: Bisnis. Pranada Media; Jakarta.
Erlangga.
Luthans, Fred. 2006.Perilaku Organisasi,
Byars & Rue. 2007. Human Resorces and Edisi 10. ANDI, Yogyakarta.
Personal Management, Ricard D
Irwin, Inc, Homeword, Illionis, Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2010.
United State of Amerika. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Remaja Karya.
Dharma, Agus. 2004. Manajemen Bandung.
Supervisi, Cetakan Kelima, Edisi
Revisi, Raja Grafindo Persada, Mangkuprawira. S. 2008. Manajemen
Jakarta Sumber Daya Manusia Strategik.
Cetakan Keempat, Jakarta: Galia
Dwiyanto, A. 2011. Mengembalikan Indonesia
Kepercayaan Publik Melalui
Reformasi Birokrasi. Jakarta:PT. Mahmudi, 2007. Manajemen Kinerja
Gramedia Pustaka Utama Sektor Publik. Yogyakarta: UPP
STIM YPKN.
Gomes, Faustino Cardoso. 2008.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Mathew, Andrew. 2008. Are One Way
Edisi ke-4. PenerbitL Andi Offset. Models of Effective Governmen
Yogyakarta. Suitable for Developing Countries.
Journsl of John F Kennedy School

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 56


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

of Government – Harvard Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional,


University, USA. Cetakan Pertama. Andi,
Yogyakarta.
Mulyadi, 2007. Balaced Scorecard: Alat
Manajemen Kontemporer untuk Supranto, J. 2001. Proposal Penelitian
Pelipatgadaan Kinerja Keuangan Contoh. Jakarta : Universitas
Perusahaan: Jakarta: Salemba Indonesia (UNI-PRESS).
Empat.
Tua, Marihot. 2007. Manajemen
Moeherino, 2009. Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia
Berbasis Kompetensi. Cetakan Pengadaan, Pengembangan,
Pertama: Gahlia Indonesia: Jakarta. pengkompensasian, dan
Pengingkatan Produktifitas
Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Pegawai. Jakarta: Grasindo
Sumber Daya Manusia. Edisi Umar, Husein. 2008. Riset Sumber
Kesepuluh. Penerbit Erlangga. Daya Manusia Dalam Organisasi.
Jakarta. Jakarta: Gramedia

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. PT


SPSS. Yogyakarta: MediaKom Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Ranupandojo, Hidjrachman dan Husnan, Sumber Lainnya


Suad. 2010. Manajemen Personalia.
Edisi Tujuh: Yogyakarta: Pustaka Djati, S. P. Dan M. Khusaini. 2003.
Binawan Presindo FE-UGM. Kajian Terhadap Kepuasan
Kompensasi, Komitmen
Rivai, Veitzhal. 2007. Manajemen Organisasi dan Prestasi Kerja.
Sumber Daya Manusia. Edisi Jurnal Manajemen dan
Kesebelas, Jakarta: PT Erlangga. Kewirausahaan Universitas Kristen
Petra Surabaya, No.5(1): 25-41
Robbin, Stephen P. 2007. Prinsip-prinsip
Perilaku Organisasi. Edisi Kelima, Fitria, Risni. Idris, Adam. Dan Kusuma,
Erlangga, Jakarta. Aji Ratna. 2014. Pengaruh
Remunerasi, Motivasi dan
Rangkuti, Freddy. 2003. Manajemen Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Persediaan. PT. Raja Grafindo Pegawai di Kantor Pengadilan
Persada. Tinggi Agama Samarinda. E-journal
Administrative Reform. 2014.
Siregar, Syofyan. 2012. Statistika 2(3):1691-1705. ar.mian.fisip-
Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: ummul.ac.id
PT Raj Grafindo Persada. Martini, Rina. 2011. Remunerasi dan Rasa
Keadilan Masyarakat. E-Journal
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Undip Vol.38(2): 61-66
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Cetakan 17, Alfabeta, Bandung. Sancoko, B. 2010. Pengaruh Remunerasi
terhadap Kualitas Pelayanan Publik.
Jurnal Ilmu Administrasi dan

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 57


Reformasi: Jurnal Ilmiah Administrasi
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2018

Organisasi. Universitas Indonesia.


No, 17(1):43-51

Perpres Nomor 37 Tahun 2015 tentang


Tunjangan Kinerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak.

P-ISSN 1978-2640 / E-ISSN 2623-2545 58

You might also like