You are on page 1of 10

PEMBUATAN BIO-OIL DARI TANDAN KOSONG SAWIT DAN PELEPAH SAWIT

DENGAN TEKNOLOGI PIROLISIS MENGGUNAKAN KATALIS Ni/NZA

Anwar Sumianto1, Syaiful Bahri2, Khairat3


Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis
Jurusan Teknik Kimia S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293
sumiantoanwar@gmail.com

Abstract

Estimated consumption of petroleum will increase until 2015 reached 610 million barrel,
while supply production of petroleum decrease untill 280 million barrel at 2025 years..
Therefore, there was estimated that oil stock will run out about 24 years away.
Consesquently, it was necesarry alternative fuels to replace petroleum oil, one of them was
by converting biomass into bio-oil with pyrolysis technology and catalyst. The purposes of
this research was to determined physical and chemical characteristic of bio-oil that produced
from oil palm empty fruit bunches and palm fronds, determined the effect of impregnation Ni
metal to the resulting yield, and then determined the effect of the amount of catalyst to bio-oil
yield. Pyrolisis processes carried out 50 gram oil palm empty fruit bunches or palm fronds (-
100 + 200 mesh), Ni/NZA with ratio of metal (0%,1 %, 2% and 3% by weight percetage) and
ratio of weight catalyst (3%, 5 % and 7 % by weight percetage) and 500 ml silinap at 320 0C,
stirred 300 rpm with nitrogen gas flow. The highest yield obtained on theratio weight of
catalyst used 7% and 3% ratio of Ni metal were amounted at 67,9% for oil palm empty fruit
bunches and 56,2% for palm fronds. Characteristic of the production of bio-oil were 1,014
gr/ml density, 9,096 cSt viscosity, the acid number was 43,10 mg NaOH/gr sample and flash
point at 510C for empty fruit brunches, were 0,991 gr/ml density, 7,370 cSt viscosity, the acid
number was 23,929 mg NaOH/gr sample and flash point at 540C for palm fronds. From the
GC-MS analysist, the dominant compound from bio-oil were 2,4,4-trimethyl-2-pentene, 5,5-
dimethyl 2-hexene, 3-(3.3-dimethylbutyl)-cyclohexanone and 1-ethyl-1-methyl cyclohexane.

Keywords : bio-oil, catalyst Ni/NZA, palm frond, palm empty fruit bunches, and pyrolysis

I. Pendahuluan
Kebutuhan minyak bumi akan Salah satu sumber energi alternatif
mengalami peningkatan hingga pada tahun yang dapat diperbaharui adalah bio-oil.
2025 mencapai angka 610 juta barrel, Bahan baku untuk membuat bio-oil adalah
sementara produksi minyak bumi realistis biomassa.Indonesia mempunyai biomassa
yang dapat dicapai semakin menurun yang berlimpah, kira–kira 250 milyar
hingga pada tahun 2025 mencapai angka ton/tahun yang dihasilkan dari biomassa
280 juta barrel. Maka dari itu, diperkira- hutan dan limbah pertanian [Detrina et al.,
kan cadangan minyak bumi yang ada 2006].Bio-oil merupakan cairan
hanya akan bertahan sekitar 24 tahun lagi teroksigenasi yang memiliki kerapatan
[Hasrul dan Unik, 2011]. Oleh karna itu tinggi digunakan sebagai pengganti bahan
diperlukan adanya bahan bakar altenatif bakar. Bio-oil dapat terbakar dalam mesin
pengganti bahan bakar fosil. diesel, turbin atau boiler, walaupun masih
membutuhkan uji ketahanan jangka

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2Oktober 2016 1


panjang,dan dapat juga digunakan untuk telah diselidiki bahwa logam mulia
produksi zat-zat kimia tertentu [Abdullah mempunyai aktivitas yang tinggi dan
dan Gerhauser, 2008]. stabil. Namun karena logam mulia
Dalam satu hari pengolahan bisa harganya mahal dan ketersediaannya
dihasilkan ratusan ton Tandan Kosong terbatas, maka penggunaan Nikel (Ni)
Sawit, jumlah tandan kosong mencapai 30- sebagai logam pengemban merupakan
35% dari berat tandan buah segarTandan pilihan yang bagus karena Ni banyak
kosong sawit merupakan limbah organik tersedia dan harganya murah jika
yang berpotensi untuk dijadikan bioenergi dibandingkan dengan logam mulia.
pengganti bahan bakar karnakandungan Disamping itu menurut Sunarno [2013]
selulosa dalam Tandan Kosong Sawit bahwa katalis Ni/NZA memiliki efektivitas
mencapai 54-60%,sedangkan kandungan katalis yang paling baik jika dibandingkan
Hemiselulosa mencapai 22 - 27% dengan katalis Mo/NZA dan NiMo/NZA.
[Hambali, et al. 2007].Sedangkan limbah Pada penelitian ini akan dilakukan
pelepah sawit mencapai 10,14 juta ton pirolisis tandan kosong dan pelepah sawit
per tahun yang sangat potensial untuk menjadi bio-oil menggunakan katalis
digunakan sebagai bahan baku utama Ni/NZA. Kadar logam yang diembankan
selulosa [Padil, 2010]. yaitu 0, 1, 2 dan 3% terhadapa NZA,
Proses yang digunakan dalam sedangkan berat katalis Ni/NZA terhadap
memproduksi bio-oil adalah pyrolysis. biomassa 3%, 5% dan 7%. Pemilihan
Pyrolysis merupakan proses dimana zeolit sebagai katalis dikarenakan struktur
partikel-partikel bahan organik atau zeolit yang memiliki pori yang besar,
biomassa diberikan pemanasan secara stabilitas termal tinggi, luas permukaan
cepat pada suhu antara 450-600oC tanpa lebih luas, dan aktivitas katalitik yang
adanya kandungan oksigen dalam proses. baik. Didukung lagi logam Ni yang
Dari proses tersebut diperoleh uap organik, diketahui mempunyai aktivitas
gas dan arang. Uap organik hidrorengkah yang baik. Kombinasi antara
dikondensasikan menjadi bio-oil dengan logam Ni dengan zeolit dapat
hasil mencapai 68% berat dari umpan yang meningkatkan luas permukaan dan
dimasukkan [Goyal et al., 2006]. stabilitas termal yang tinggi [Darmawan
Untuk mempercepat terjadinya dkk, 2003]. Dengan tujuan yang ingin
reaksi pada proses pyrolysis, maka dicapai yaitu, uji kinerja katalis Ni/NZA
diperlukan adanya katalis. Sebagai terhadap yield bio-oil yang dihasilkan
pengemban dipilih zeolit alam yang melalui proses pyrolysis tandan kosong
keberadaannya di Indonesia cukup dan pelepah sawit menjadi bio-oil serta
melimpah. Namun, pemanfaatan zeolit mengkarakterisasi sifat fisika dan kimia
alam tersebut di bidang industri belum bio-oil yang dihasilkan.
optimal, sehingga perlu dilakukan upaya-
upaya untuk meningkatkan nilai ekonomi II. Metode Penelitian
dari bahan tersebut [Rosdiana, 2006]. 2.1 Bahan yang Digunakan
Salah satu potensi dari zeolit alam ialah Bahan yang diperlukan adalah
sebagai katalis [Trisunaryanti et al., 2005]. batang ketapang, zeolit alam, HCl 6 N,
Salah satu situs aktif katalitik adalah situs NH4Cl 1 N, AgNO3, aquades,
asam dari katalis yang terukur dari Ni(NO3)2.6H2O (nikel nitrat), gas N2, O2,
karakter keasaman katalis. Keasaman dan H2, NaOH 0,1 N, asam oksalat 0,1 N,
zeolit dapat ditingkatkan dengan cara indikator PP dan thermo-oil berupa silinap
pengembanan logam-logam transisi. 280 M.
Menurut Anugra [2010] pengembanan 2.2 Alat yang digunakan
logam pada zeolit paling bagus Sedangkan alat yang digunakan
menggunakan logam dari gol. VIII yang dalam penelitian ini adalah lumpang

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2Oktober 2016 2


porselein, crusher, pengayak -100+200 kembali dalam 1000 ml larutan NH4Cl 1 N
mesh, reaktor alas datar, satu set motor pada temperatur 90oC sambil diaduk pada
pengaduk, oven, heating mantel, reaktor alas datar bervoulume 2000 ml
timbangan analitik, kertas saring, tabung selama 3 jam perhari yang dilakukan
dan regulator gas (N2, O2 dan H2), reaktor sampai satu minggu. Sampel tersebut
pirolisis, kondensor, thermocouple kemudian disaring dan dicuci setelah itu
thermometer (Barnant), piknometer, dikeringkan dalam oven selama 24 jam
viskometer Ostwald, gelas piala, buret, pada suhu 1100C. Pada tahap ini didapat
erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur, labu sampel yang dinamai dengan sampel NZA.
ukur, cleveland flash point tester, dan Tahap berikutnya dilakukan
seperangkat alat Kromatografi Gas- impregnasi logam Ni sebesar 0%; 1%;
Spektrometer Massa (GC–MS). 1,5% dan 2% dari berat NZA. Proses
2.3 Variabel Penelitian dimulai dengan melarutkan sampel NZA
Pada penelitian ini biomassa yang ke dalam 100 ml Ni(NO3)2.6H2O dan
digunakan sebanyak 50 gram, ukuran direfluks pada suhu 90oC selama 6 jam
ayakan biomassa dan zeolit -100+200 sambil diaduk pada reaktor alas datar
mesh, temperatur pirolisis 320oC, waktu ukuran 1000 ml. Setelah waktu tercapai,
pirolisis 120 menit, kecepatan pengadukan kemudian larutan di uapkan pada suhu
300 rpm, silinap 280 M sebanyak 500 ml. 110oC untuk menghilangkan air. Pada
Rasio berat logam Ni terhadap katalis tahap ini didapat katalis Ni/NZA sesuai
NZA adalah 0%; 1%; 2% dan 3% dengan rasio berat logam.
sedangkan rasio berat katalis Ni/NZA Selanjutnya, katalis Ni/NZA
terhadap biomassa 3%, 5% dan 7%. diaktivasi dengan melakukan proses-
2.4 Prosedur Penelitian proses kalsinasi, oksidasi, dan reduksi.
2.4.1 Pembuatan Katalis Ni/NZA Proses ini diawali dengan memasukkan
Tahap pertama zeolit alam digerus sampel katalis ke dalam tube sebanyak 40
dalam lumpang porselein untuk gram. Sebelumnya ke dalam tube telah
memperkecil ukuran partikel. Kemudian diisi dengan porcelain bed sebagai heat
diayak dengan ukuran -100+200 mesh carrier dan penyeimbang unggun katalis,
dengan ketentuan zeolit alam yang diambil diantara porcelain bed dengan unggun
merupakan zeolit alam yang lolos pada katalis diselipkan glass woll. Tube
pengayak 100 mesh dan tertahan pada ditempatkan dalam tube furnace secara
ayakan 200 mesh. vertikal, dikalsinasi pada suhu 500oC
Selanjutnya dilakukan proses selama 6 jam sambil dialirkan gas nitrogen
dealuminasi zeolit alam dengan perlakuan sebesar  400 ml/menit, hal ini didasarkan
HCl 6 N dan NH4Cl 1 N. Setyawan dan pada penelitian yang dilakukan oleh Bahri
Handoko [2002] dalam Bahri et al [2010] et al (2010), bahwa kristalinitas dan
menyebutkan bahwa proses dealuminasi pembentukan fasa aktif tertinggi pada
optimal terjadi pada konsentrasi HCl 6 N. katalis Ni/NZA didapatkan pada waktu
Bahri et al [2010]. Zeolit alam sebanyak kalsinasi 6 jam. Selanjutnya, katalis
200 gram direfluks dalam larutan HCl 6 N dioksidasi pada suhu 400oC menggunakan
sebanyak 1000 ml selama 30 menit pada gas oksigen sebesar  400 ml/menit
suhu 50oC sambil diaduk dengan motor selama 2 jam dan reduksi pada suhu 400oC
pengaduk pada reaktor alas datar menggunakan gas hidrogen sebesar  400
bervolume 2000 ml, kemudian disaring ml/menit selama 2 jam.
dan dicuci berulang kali sampai tidak ada 2.4.2 Persiapan Biomassa Tandan
ion Cl- yang terdeteksi oleh larutan Kosong Sawit dan Pelepah Sawit
AgNO3, setelah itu cake dikeringkan pada Pada tahap ini, biomassa berupa
suhu 110oC selama 3 jam dalam oven. tandan kosong dan pelepah sawit dipotong
Sampel tersebut kemudian direndam kecil-kecil lalu dijemur sampai kering di

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2Oktober 2016 3


bawah terik matahari, kemudian Gambar 3.1 Pengaruh Rasio Berat Katalis
dihaluskan menggunakan crusher untuk Ni/NZA Terhadap Yield Bio-oil Pelepah
selanjutnya dikeringkan kembali di bawah Sawit.
terik matahari. Biomassa tersebut Pada gambar 3.1 dilihat bahwa rasio
kemudian diayak untuk memperoleh berat katalis Ni/NZA mempengaruhi yield
ukuran yang lolos ayakan -100+200 mesh. bio-oil yang diperoleh dari pirolisis
2.4.3 Sintesis Bio-oil pelepah sawit. Untuk yield bio-oil
Biomassa (tandan kosong sawit atau optimum terletak pada kadar logam Ni 3%
pelepah sawit) yang telah dihaluskan untuk rasio berat katalis Ni/NZA 3%
sebanyak 50 gram beserta 500 ml silinap (51,2%), 5% (53,2%) dan 7%(56,2%).
dan katalis Ni/NZA dengan rasio (3%, 5%
dan 7% berat) dimasukkan kedalam 80
reaktor pirolisis. Rasio logam Ni yang
diembankan pada katalis NZA adalah 0%; 60 67,9
64,4 0%

Yield (%)
60,8
1%; 2% dan 3%. Pirolisis dilakukan pada
40 1%
suhu 330oC tanpa kehadiran oksigen
dengan mengalirkan gas nitrogen dengan 20 2%
laju alir 80 ml/menit. Diaduk dengan 3%
pengaduk listrik pada kecepatan 0
pengadukan 300 rpm selama 2 jam. 3 5 7
% Berat Katalis
Kemudian terbentuk gas, gas yang
terbentuk ini akan di kondensasi
menggunakan kondensor sehingga Gambar 3.2 Pengaruh Rasio Berat Katalis
dihasilkan bio-oil, selanjutnya produk bio- Ni/NZA Terhadap Yield Bio-oil Tandan
oil tersebut ditampung dalam gelas ukur. Kosong Sawit

Pada gambar 3.2 dilihat bahwa rasio


2.4.4 Karakterisasi Bio-oil
Hasil bio-oil optimum yang didapat berat katalis Ni/NZA mempengaruhi yield
kemudian dikarakterisasi berdasarkan sifat bio-oil yang diperoleh dari pirolisis tandan
fisiknya (densitas, viskositas, angka kosong sawit. Untuk yield bio-oil optimum
keasaman dan titik nyala) dan dianalisa terletak pada kadar logam Ni 3% untuk
secara kualitatif dengan menggunakan rasio berat katalis Ni/NZA 3% (60,8%),
kromatografi gas-spektroskopi massa (GC- 5% (64,4%) dan 7%(67,9%).
MS). Semakin banyak jumlah katalis yang
digunakan maka semakin besar jumlah
permukaan aktifnya, tempat
III. Hasil dan Pembahasan
berlangsungnya reaksi pirolisis. Sehingga
3.1 Pengaruh Rasio berat katalis
produk yang dihasilkan juga semakin
Ni/NZA dan Biomassa Terhadap Yield
besar. Penggunaan katalis juga dapat
Bio-oil
menurunkan energi aktivasi pada proses
pirolisis, sehingga dengan energi aktivasi
60 yang semakin rendah akan menyebabkan
50 56,2 nilai konstanta laju reaksi semakin besar.
51,2 53,2 0%
40
Yield (%)

Persamaan Arrhenius menyatakan bahwa


30 1% energi aktivasi reaksi berbanding terbalik
20 2% terhadap nilai konstanta laju reaksi, dan
10 nilai konstanta laju reaksi berbanding lurus
0 3%
dengan kecepatan suatu reaksi (Reklaitis,
3 5 7 1993). Semakin besar kecepatan reaksi
% Berat Katalis
yang terjadi akan menyebabkan

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2Oktober 2016 4


pembentukkan produk yang semakin besar Rasio berat Katalis Ni/NZA 7% Terhadap
pula. Biomassa Pelepah Sawit.
3.1 Pengaruh Rasio Kadar Logam Dari Gambar 3.4 terlihat bahwa yield
Nikel (Ni) pada Katalis Ni/NZA bio-oil pada penggunaan katalis Ni/NZA
Terhadap Yield Bio-oil yang dihasilkan. dengan rasio kadar logam 0%; 1%; 2% dan
3% dengan rasio berat katalis Ni/NZA 7%
80 terhadap Tandan Kosong Sawit berturut-
turut adalah 62,0%; 64,6%; 66,7% dan
60 67,9%. Yield bio-oil pada penggunaan
0%
Yield (%)

rasio berat katalis Ni/NZA dengan rasio


40 1% kadar logam 0%; 1%; 2% dan 3%
20 2% menunjukkan kenaikan yang signifikan
yaitu sebesar 65,36%. Secara keseluruhan
0 3%
perolehan yield bio-oil sampai pada menit
100
110
120
0

90
10
20
30
40
50
60
70
80

ke 20 dari penggunaan rasio kadar logam


Waktu (menit) relatif sama, namun pada menit ke 80
Gambar 3.3Pengaruh rasio Kadar Logam penggunaan katalis Ni/NZA dengan rasio
Nikel (Ni) Terhadap Yield Bio-oil pada kadar logam 3% mengalami peningkatan
Rasio berat Katalis Ni/NZA 7% Terhadap yang signifikan.
Biomassa Tandan Kosong Sawit. Berdasarkan Gambar 3.3 dan
Dari Gambar 3.3 terlihat bahwa yield Gambar 3.4 dapat di simpulkan bahwa
bio-oil pada penggunaan katalis Ni/NZA semakin banyak rasio kadar logam yang di
dengan rasio kadar logam 0%; 1%; 2% dan impregnasikan ke dalam katalis NZA
3% dengan rasio berat katalis Ni/NZA 7% maka yield bio-oil yang dihasilkan akan
terhadap Tandan Kosong Sawit berturut- semakin besar pula. Anugra [2010]
turut adalah 62,0%; 64,6%; 66,7% dan menyatakan bahwa semakin banyak rasio
67,9%. Yield bio-oil pada penggunaan kadar logam Nikel (Ni) yang di
katalis Ni/NZA dengan rasio kadar logam impregnasikan, maka perolehan yield bio-
0%; 1%; 2% dan 3% menunjukkan oil yang di dapat akan semakin banyak
kenaikan yang signifikan yaitu sebesar pula. Hal ini di sebabkan karena semakin
65,36%. Secara keseluruhan perolehan banyak rasio kadar logam yang terdapat
yield bio-oil sampai pada menit ke 20 dari pada permukaan katalis NZA maka akan
penggunaan rasio kadar logam relatif meningkatkan luas permukaan katalis
sama, namun pada menit ke 70 tersebut.
penggunaan katalis Ni/NZA dengan rasio 3.3 Pengaruh Rasio Biomassa Tandan
kadar logam 3% mengalami peningkatan Kosong Sawit dan Pelepah Sawit
yang signifikan. Terhadap Yield Bio-oil.
60
50 80,0 67,9
yield (%)

60,8 64,4
40 56,2
% Yield

0% 60,0 51,2 53,2


30 1% Tandan
20 40,0 Kosong
2%
10 20,0 Pelepah
0 3%
Sawit
0,0
0

110
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

120

waktu (menit) 3 5 7
% Berat Katalis
Gambar 3.4Pengaruh rasio Kadar Logam Gambar 3.5 Perbandingan Yield Bio-Oil
Nikel (Ni) Terhadap Yield Bio-oil pada terhadap rasio biomassa (tandan kosong
dan pelepah sawit) pada setiap

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2Oktober 2016 5


penambahan katalis dengan rasio kadar Densitas yang tinggi mengakibatkan
logam 3%. bio-oil memiliki berat yang lebih besar
Dari Gambar 3.5 terlihat bahwa yield dibandingkan fuel oil dengan volume yang
bio-oil hasil pirolisis tandan kosong sawit sama. Hal ini dapat menyebabkan
dengan rasio kadar logam 3% untuk rasio bertambahnya biaya transportasi pada
berat katalis (3%, 5%, 7%) lebih banyak untuk pendistribusinya. Selain itu, hal ini
dihasilkan (60,8%, 64,4%, 67,9%) juga menimbulkan resiko terhadap
dibandingkan yield bio-oil hasil pirolisis terjadinya kebocoran pada pipa serta
pelepah sawit dengan rasio kadar logam bertambahnya biaya perpompaaan karena
3% untuk rasio berat katalis(3%, 5%, 7%) pressure drop yang tinggi [Mohan et al.,
hanya menghasilkan (51,1%, 53,2%, 2006]. Mohan et al [2006] juga
56,2%), hal ini dikarenakan karena menjelaskan bahwa densitas bio-oil berada
kandungan selulosa pada tandan kosong pada renge 0,94 – 1,21 gram/ml. Namun
sawit (59,7%) lebih besar dibandingkan pada penelitian ini rata-rata densitas yang
palepah sawit (34,89%) [ningrum, 2011]. dihasilkan dengan menggunkan variasi
3.4 Karakterisasi Bio-oil katalis Ni/NZA baik dalam variasi berat
3.4.1 Analisa Fisika Bio-oil katalis ataupun kadar logam berada di
Bio-oil yang berasal dari tandan bawah standar bio-oil yaitu (0,956-1,014
kosong sawit dan pelepah sawit gram/ml) untuk bio-oil tandan kosong
selanjutnya di karakterisasi sifat fisikanya. sawit dan (0,939-0,991 gram/ml) untuk
Karakterisasi sifat fisika yang dilakukan pelepah sawit. Namun demikian, Negri
meliputi penentuan massa jenis, viskositas, [2013] mengungkapkan bahwa semakin
titik nyala, angka keasaman. Sementara kecil densitas bio-oil maka akan semakin
bio-oil dengan yield terbesar dianalisa sifat baik digunakan sebagai bahan bakar
kimianya dengan Kromatografi Gas- karena semakin ringan.Viskositas yang
Spektroskopi Massa (GC-MS) untuk tinggi menyebabkan bio-oil sulit untuk
mengetahui komponen-komponen kimia mengalir dengan baik dan menyebabkan
yang terbentuk didalam bio-oil. Data Hasil pressure drop yang relatif tinggi pada
perbandingan karakterisasi sifat fisika bio- proses perpipaan saat pendistribusian
oiltandan kosong sawit dan pelepah sawit [Mohan et al., 2006]. Hal ini tentunya akan
dengan bio-oil standard terlihat pada meyebabkan biaya yang lebih besar untuk
Tabel 3.1. instalasi perpipaan guna pendistribusian
Tabel 3.1Perbandingan Karakteristik bio-oil. Viskositas bio-oil biasanya berada
Fisika Bio-oil tandan kosong dan pelepah pada range 15-35 cSt [Smallwood,
sawit dengan Bio-oil Standard 2008].Viskositas yang di peroleh secara
Bio-oil umum lebih rendah dibandingkan dengan
Bio-
Parameter Tandan oil standar yang dikemukan oleh Smallwood.
Pelepah
Kosong Dimana viskositas dari bio-oil tandan
Densitas 0,956- 0,939- 0,94 - kosong sawit (6,206-9,189 cSt) dan bio-oil
(gram/ml) 1,014 0,991 1,21*
pelepah sawit (6,633-7,370 cSt). Hal ini
Viskositas 6,206- 6,633- 15 –
(cSt) 9,189 7,370 35** menandakan bahwa bio-oil dari pelepah
Titik Nyala 45 – sawit lebih mudah untuk mengalir dalam
39-51 47-54
(OC) 100* proses pendistribusiannya. Titik nyala dari
Angka bio-oil yang dihasilkan daritandan kosong
Keasaman
14,993- 35,1 – sawit berada pada range 39-51 oC,
(mg 9,65-43,10
23,929 50* sedangkan titik nyala dari bio-oil yang
NaOH/gram
sampel) dihasilkan daripelepah sawit berada pada
Keterangan : * : Mohan [2006] range 47-54oC. Dengan titik nyala yang
** : Lehto et al [2013] relatif rendah tersebut maka bio-oil akan
semakin mudah untuk terbakar dan

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2Oktober 2016 6


penyimpanannya harus sangat maka menandakan kandungan senyawa
diperhatikan. Mohan et al [2006] asam di dalam bio-oil itu semakin rendah
menjelaskan bahwa titik nyala bio-oil yang pula, angka keasaman yang semakin
terlalu rendah akan mempersulit dalam rendah menandakan kualitas bio-oil
penanganan dan biasanya titik nyala bio- semakin baik. Mohan [2006] menjelaskan
oil pada umumnya adalah 45-100 oC. bahwa angka keasaman bio-oil biasanya
Kandungan asam yang terlalu tinggi sekitar 47,7 mg NaOH/gram sampel.
akan menyebabkan bio-oil bersifat korosif Rendahnya nilai angka asam bio oil dari
terhadap bahan-bahan yang digunakan tandan kosong sawit dan pelepah sawit
untuk penyimpanan atau pun mengindikasikan bahwa kandungan
pendistribusiannya, terutama bahan yang senyawa asam tidak terlalu besar bahkan
berasal dari carbon steel. Oleh karena itu hampir tidak ada pada beberapa sampel.
makin rendah angka keasaman bio-oil
Tabel 3.2
Perbandingan Sifat Fisika Bio-oildari Beberapa Peneliti Terdahulu

Penelitian ini Sumianto Khor Putra Samosir


Parameter
(2016) 2009 2009 2014
Tandan Pelepah Tandan Tandan Pelepah Sawit
Biomassa
Kosong Sawit Kosong Kosong
Katalis Ni/NZA Ni/NZA Ni/ZSM-5 NiMo/lempung

Densitas (gr/ml) 1,014 0,991 1,031 1,182 O,946

Viskositas
9,096 7,370 13,52 14,78 7,591
Kinematik (cSt)

Titik Nyala (oC) 51 54 65 49 45,91

Angka asam (mg


NaOH /gr 23,929 43,10 102,9 74,078
sampel)

Yield (%) 67,9 56,2 70,2 58,57


sawit maupun pelepah sawit. Untuk itu
Dari Tabel 3.2 terlihat bahwa dilakukan analisa kimia mengunakan Gas
karakteristik sifat fisika bio-oil yang Chromatography-Mass Spectrometry (GC-
dihasilkan pada penelitian ini tidak jauh MS) untuk mengetahui senyawa-senyawa
berbeda dengan peneliti-peneliti terdahulu yang terkandung pada bio-oil. Hasil
dan bio-oil standard. Dengan demikian analisa kimia terhadap bio-oil tandan
maka bio-oil yang dihasilkan dari pirolisis kosong sawit mengunakan Gas
tandan kosong dan pelepah sawit sangat Chromatography-Mass Spectrometry (GC-
potensial dikembangkan sebagai sumber MS) pada penggunaan rasio berat katalis
bahan bakar alternatif pengganti bahan Ni/NZA 7% dan rasio kadar logam 3%
bakar yang berasal dari sumber daya fosil. dapat di lihat pada Gambar 3.6.
3.4.2 Analisa Kimia Bio-oil
Analisa kimia bio-oil pada penelitian
ini menggunkan Gas Chromatography-
Mass Spectrometry (GC-MS). Bio-oil yang
di analisa adalah variasi dengan yield bio-
oil tertinggi adalah penggunaan rasio berat
katalis Ni/NZA 7% dan rasio kadar logam
3%, baik untuk biomassa tandan kosong

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2Oktober 2016 7


Gambar 3.6 Kromatogram Bio-oil tandan
kosong sawit menggunakan rasio berat
Katalis Ni/NZA 7% dan rasio Kadar
Logam 3%.
Terlihat pada Gambar 3.6 bahwa
penggunaan rasio berat katalis Ni/NZA 7%
dan rasio kadar logam 3%
mendekomposisi selulosa, hemiselulosa
dan lignin pada tandan kosong sawit Gambar 3.7 Kromatogram Bio-oil
menjadi 85 senyawa kimia. Dimana pelepah sawit menggunakan rasio berat
senyawa 5 kimia yang dominan pada bio- Katalis Ni/NZA 7% dan rasio Kadar
oil ini adalah 3,4,4-trimethyl 2 –pentene Logam 3%.
dengan luas area sebesar 11,49%, 4-methyl Terlihat pada Gambar 3.7, Dimana
1-bromo cyclohexane dengan luas area senyawa 5 kimia yang dominan pada bio-
6,71%, 5,5-dimethyl 2-hexane dengan luas oil ini adalah 3,4,4-trimethyl 2 –pentene
area 4,99%, 2,2,4,4-tetramethyl pentane dengan luas area sebesar 11,49%, 4-methyl
dengan luas area 4,19% dan 3-(3,3- 1-bromo cyclohexane dengan luas area
dimethylbutyl) cyclohexanone dengan luas 6,71%, 5,5-dimethyl 2-hexane dengan luas
area 3,33%. Senyawa dominan yang area 4,99%, 2,2,4,4-tetramethyl pentane
terkandung pada bio-oil tandan kosong dengan luas area 4,19% dan 3-(3,3-
sawit dengan penggunaan rasio berat dimethylbutyl) cyclohexanone dengan luas
katalis Ni/NZA 7% dan rasioi kadar logam area 3,33%. Senyawa dominan yang
3% terlihat pada Tabel 3.3 berikut. terkandung pada bio-oil tandan kosong
sawit dengan penggunaan rasio berat
Tabel 3.3Senyawa dominan di dalam Bio- katalis Ni/NZA 7% dan rasio kadar logam
oil tandan kosong sawit Penggunaan rasio 3% terlihat pada Tabel 3.4 berikut.
berat KatalisNi/NZA 7% dan rasio kadar
logam 3%. Tabel 3.4Senyawa dominan di dalam Bio-
Waktu Area Nama oil pelepah sawit Penggunaan rasio berat
Puncak
Retensi (%) Senyawa Katalis Ni/NZA 7% dan rasio Kadar
2,2,4,4- Logam 3%.
12 3,763 4,17 tetramethyl
pentane Waktu Area Nama
Puncak
Retensi (%) Senyawa
3,4,4-trimethyl 2,2,4,4-
32 11,365 11,49
2-pentene 12 3,763 4,17 tetramethyl
pentane
5,5-dimethyl
35 12,122 4,99
2-hexene 3,4,4-trimethyl
32 11,365 11,49
2-pentene
1-bromo-4-
60 21,556 6,71 methyl 5,5-dimethyl
cyclohexane 35 12,122 4,99
2-hexene
3-(3,3- 1-bromo-4-
71 29,972 3,33 dimethylbutyl) 60 21,556 6,71 methyl
cyclohexanone cyclohexane

Hasil kromatogram bio-oil pelepah sawit 3-(3,3-


yang dihasilkan pada penggunaan rasio 71 29,972 3,33 dimethylbutyl)
berat katalis Ni/NZA 7% dan rasio kadar cyclohexanone
logam 3% dapat di lihat pada Gambar 3.7.

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2Oktober 2016 8


Dari Tabel 3.3 sampai Tabel yaitu 67,9% sedangkan yang terendah
3.4dapat dilihat bahwa adanya golongan- adalah pada rasio berat katalis Ni/NZA 3%
golongan hidrokarbon jenis parafin dan rasio kadar logam 0% yaitu 60,8%,
(alkana), olefin (alkena), dan naftena untuk yield yang didapat hasil pirolisis
merupakan senyawa dominan yang pelepah sawit yang tertinggi adalah pada
terdapat pada bio-oil dari Tandan Kosong rasio berat katalis Ni/NZA 7% dan rasio
dan Pelepah Sawit. Dimana, golongan- kadar logam 3% yaitu 56,2% sedangkan
golongan tersebut merupakan golongan yang terendah adalah pada rasio berat
utama penyusun minyak bumi (Putra, katalis Ni/NZA 3% dan rasio kadar logam
2010). 0% yaitu 51,2%. Bio oil yang dihasilkan
BTG [2003] mengungkapkan bahwa pada penelitian ini memiliki karakteristik
bio-oil dengan kandungan fenol lebih dari fisika sebagai berikut: densitas 1,014
50% maka akan sangat baik jika digunakan gram/ml, viskositas 9,096 cSt, angka asam
sebagai bahan bakar. Pada penelitian ini, 23,929 mg NaOH/gram sampel dan titik
secara keseluruhan senyawa fenol nyala 51oC untuk tandan kosong sawit,
ditemukan 2,20%-3,97% pada bio-oildari sedangkan untuk pelepah sawit memiliki
Tandan Kosong Sawit sedangkan pada densitas 0,991 gram/ml, viskositas 7,370
bio-oil dari pelepah sawit mengandung cSt, angka asam 43,10 mg NaOH/gram
fenol 1,94%.Sedangkan, komponen sampel dan titik nyala 54oC.
senyawa yang tidak muncul pada bio-oil Bio oil yang dihasilkan mengandung
hasil pirolisis dari tandan kosong dan senyawa yang sering muncul diantaranya,
pelepah sawit adalah kelompok furfural, 2,4,4-trimethyl-2-pentene,5,5-dimethyl 2-
furan, levoglukosan serta turunan gula hexene,3-(3.3-
lainnya. Mohan et al (2006) menyatakan dimethylbutyl)cyclohexanone dan1-ethyl-
bahwa karakterisasi komponen kimia 1methyl cyclohexane.
secara sempurna pada bio-oil sangat sulit 4.2 Saran
karena bio-oil mengandung komponen Perlu dilakukannya penelitian lebih
senyawa dengan berat molekul yang besar, lanjut untuk proses upgrading terhadap
yang merupakan degradasi dari selulosa, kandungan kimia untuk meningkatkan
hemiselulosa dan lignin. Hanya sebagian kandungan yang sasuai standar, upgrading
dari bio-oil yang dapat terdeteksi terhadap yield bio-oil untuk bisa
menggunakan alat GC. Untuk itu ditingkatkan lagi, upgrading untuk analisa
diperlukan upgrading terhadap bio-oil nilai kalor dari bio-oil yang dihasilkan. .
yang dihasilkan agar dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif. Daftar Pustaka

VI. Kesimpulan dan Saran Abdullah, N., dan Gerhauser, H. 2008.


4.1 Kesimpulan Bio-oil derived from empty fruit
Biomassa tandan kosong sawit dan bunches. Fuel 87 (2008) 2606-
pelepah sawit sangat potensial dijadikan 2613.
sebagai sumber energi terbarukan berupa Anugra, R.D. 2010. Efek Kandungan
bio oil melalui teknologi pirolisis dengan Logam Ni/Nza Pada Proses
menggunakan katalis Ni/NZA. Pencairan Langsung Biomassa
Yield bio-oil yang dihasilkan Menjadi Bio-oil. Skripsi Jurusan
berbanding lurus dengan rasio berat katalis Teknik Kimia. Fakultas Teknik.
Ni/NZA dan rasio kadar logam yang Universitas Riau.
ditambahkan , dimana yield yang didapat Bahri, S., Yuri, S.I., Panca, S.U. dan
hasil pirolisis tandan kosong sawit yang Muhdarina. 2010. Sintesis dan
tertinggi adalah pada rasio berat katalis Karakterisasi Katalis Bimetal Ni-
Ni/NZA 7% dan rasio kadar logam 3% Mo-zeolit untuk Proses Pencairan

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2Oktober 2016 9


Langsung Biomasa menjadi Bio- Sawit ( Tandan, Cangkang, dan
oil. Makalah Ilmiah. Seminar Serat ) untuk Bahan Bakar
Nasional Fakultas Teknik Aternatif Dengan Metode Fast
Universitas Riau, Pekanbaru, 29- Pyrolysis. Skripsi, Fakultas
30 Juni. Teknik, Universitas Indonesia,
Biomass Technology Group. 2003. Bio-oil Jakarta.
Applications.http://www.btgword. Padil, 2010, Proses Pembuatan
com. Diakses pada 24 September Nitroselulosa Berbahan Baku
2015. Biomassa Sawit, Seminar
Darmawan, A., Arifin, T.P., Agus, S., Tri, Nasional Fakultas Teknik UR,
N.K. dan Cecilya, M. 2012. ISBN 978-602-96729-0-9, TK
Kajian Supply Demand Energy. 20.Rosdiana, T. 2006. Pencirian
Jakarta; Pusat Data dan Informasi dan Uji Aktivitas Katalitik Zeolit
Energi dan Sumber Daya Mineral. Alam Teraktivasi. Skripsi
Detrina, I., Yusnitawati, Syaiful, B. Dan Departemen Kimia. Fakultas
Edy, S. 2006. Kajian Bio-oil Dari Matematika dan Ilmu
Limbah Padat Sawit Dengan Pengetahuan Alam. IPB. Bogor.
Metoda Fast Pyrolysis. Seminar Putra, B. 2009. Pirolisis Tandan Kosong
Nasional Teknik Kimia Teknologi Sawit dengan Katalis ZSM-5
Oleo dan Petrokimia Indonesia. menjadi Bio-oil. Skripsi, Fakultas
Goyal, H.B., Diptendu, S. Dan Saxena, Teknik, Universitas Riau.
R.C. 2006. Bio-Fuels from Reklaitis, G.V., 1993.Introduction to
Thermochemical Conversion Of Material and Energy Balance.
Renewable Resources: A Review. Jhon Wiley and Sons. West
India Institute of petroleum. India. Lavayette, 112-134.
Hambali, E., S. Mujdalipah, A.H. Setyawan, D. Dan Handoko, P. 2002.
Tambunan, A.W. Pattiwiri, dan R. Preparasi Katalis Cr/Zeolit
Hendroko. 2007. Teknologi Melalui Modifikasi Zeolit Alam.
Bioenergi. Agromedia. Jakarta. Jurnal Ilmu Dasar. Vol. 3 No.1
Hasrul dan Unik, 2011, Solusi Baru hal :15-23.
Sinergi Energi Fosil dan Energi Smallwod, 2008. Hydroprocesing of
Terbarukan, Indopetro Magazine. Pyrolisis Bio-oil to Fuel and
Riau Internasional Energy Expo Chemical. Facific Northwest
2011 (RIEX 2011). National Laboratory U.S..
Lehto, J., Oasma, A., Solantausta, Y., Departemant of Energy.
Kyto, M. dan Chiaramonti, D. Sunarno dan Silvia, R.Y. 2013. Pembuatan
2013. Fuel Oil Quality and Zeolit Sintetisdan Aplikasinya
combustion of Fast Pyrolysis Bio- Sebagai Katalis pada Cracking
Oils. Finlandia: VTT Technical Cangkang Sawit Menjadi Bio-oil.
Research Centre of Finland. Jurnal Teknobiologi. IV(1) 2013:
Mohan, D., Charles, U.P. dan Philip, H.S. 35 – 39: ISSN : 2087 – 5428.
2006. Pyrolysis of Wood/Biomass Trisunaryanti, W., Endang, T. dan Sri, S.
for Bio-oil: A Critical 2005. Preparasi. Modifikasi dan
Review.Jurnal Energy and Fuels Karakterisasi Katalis Ni-
20: 848-889. Mo/Zeolit Alam dan Mo-Ni/Zeolit
Ningrum, A.O. 2011. Proses Pembuatan Alam. Jurnal TEKNO IN 10(4):
Bio-Oil dari Limbah Kelapa 269-282.

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2Oktober 2016 10

You might also like