1116-Article Text-2442-1-10-20170202 PDF

You might also like

You are on page 1of 11

Jurnal Bioilmi Vol. 2 No.

1 Januari 2016 | 40
UJI KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG DISEKITAR KAMPUS UIN
RADEN FATAH PALEMBANG
1
Riri Novita Sunarti
1
Dosen Prodi Biologi Sains, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Raden Fatah Palembang
Jl. Prof.K.H. Zainal Abidin Fikri No. 1A KM 3.5, Palembang 30126, Indonesia

Email : ririnovitasunarti_uin@radenfatah.ac.id

ABSTRACT
Humans need water for various purposes, such as bathing, cooking and most importantly for everyday
consumption. Along with today's technological advances and accompanied by increasingly busy human activity
then people tend to choose a more practical way with relatively low cost to meet the needs of drinking water by
using drinking water contents ulang.Permenkes No. 429 in 2010, assessed quality drinking water from
microbiological parameters are not the discovery of total coliform bacteria in 10 ml of sample. According to
some previous studies, many refill drinking water depot that produce water does not comply with the
microbiological peryaratan. The purpose of this study is to conduct a microbiological water quality
presentation based on the value of MPN Coliform, by identifying the presence of Escherichia coli in drinking
water produced depot refill drinking water around the UIN Raden Fatah Palembang. The study was conducted
in June 2016 in the Laboratory of the Faculty of Mathematics and Teaching Tarbiyah Raden Fatah State
Islamic University in Palembang. This study uses qualitative descriptive method by comparing the laboratory
results with standard tables Most Probable Number (MPN), which consists of a test estimation, confirmation
test, and test the amplifier. Get their research results in the bacteria Escherichia coli and Coliform. Of the four
samples unfit for consumption because of a fourth consecutive MPN values per 10 ml coliform bacteria are
12.4 per 100 ml; 22.7 per 100 ml; 14 per 100 ml; 1100 per 100 ml, and contains the bacteria Escherichia coli
sequentially 12.4 per 100 ml; 22.7 per 100 ml; 3 per 100 ml; 1100 per 100 ml.

Keywords: Escherichia coli, Coliform, (Most Probable Number) MPN

ABSTRAK
Manusia membutuhkan air untuk berbagai macam keperluan, seperti mandi, memasak dan yang paling penting
untuk konsumsi sehari-hari. Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini dan diiringi dengan semakin
sibuknya aktivitas manusia maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya relatif
murah dalam memenuhi kebutuhan air minum yaitu dengan menggunakan air minum isi ulang. Permenkes No.
429 tahun 2010, air minum berkualitas dinilai dari parameter mikrobiologi yaitu tidak ditemukannya bakteri
total coliform dalam 10 ml sampel. Menurut beberapa penelitian sebelumnya, banyak depot air minum isi ulang
yang memproduksi air tidak sesuai dengan peryaratan secara mikrobiologis tersebut. Tujuan penelitian ini
adalah melakukan pengujian kualitas air secara mikrobiologis berdasarkan nilai MPN Coliform, dengan cara
mengidentifikasi adanya bakteri Escherichia coli pada air minum yang diproduksi depot air minum isi ulang
disekitar UIN Raden Fatah Palembang. Penelitian dilakukan pada Juni 2016 di Laboratorium MIPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif secara deskriptif dengan membandingkan hasil laboratorium dengan tabel baku Most
Probable Number (MPN) yang terdiri dari uji pendugaan, uji penegasan, dan uji penguat. Hasil penelitian di
dapatkan adanya bakteri Escherichia coli dan Coliform. Dari ke empat sampel tidak layak untuk di konsumsi
sebab dari keempat secara berurutan nilai MPN per 10 ml bakteri Coliform yaitu 12.4 per 100 ml; 22.7 per 100
ml; 14 per 100 ml; 1100 per 100 ml dan mengandung bakteri Escherichia coli secara berurutan 12.4 per 100 ml;
22.7 per 100 ml; 3 per 100 ml; 1100 per 100 ml.

Kata kunci: Escherchia coli, Coliform, (Most Probable Number) MPN

PENDAHULUAN hidup membutuhkan air. Misalnya sel hidup, baik


hewan maupun tumbuhan, sebagian besar tersusun
Menurut Hamdiyati (2010), air merupakan
oleh air, yaitu lebih dari 75% isi sel tumbuhan atau
materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 41
lebih dari 67% isi sel hewan. Dari sejumlah 40 juta terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air
mil kubik air yang berada di permukaan dan di (Sumirat, 1994).
dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta Untuk memenuhi kebutuhan air minum
mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan masyarakat luas, saat ini terdapat lebih dari 350
untuk kepentingan manusia. Karena dari jumlah 40 industri air minum dalam kemasan dengan produksi
juta mil-kubik, 97% terdiri dari air laut dan jenis air lebih dari lima milyar liter per tahun. Bukan hanya
lain yang berkadar garam tinggi, 2,5% berbentuk industri air minum dalam kemasan, industri air
salju dan es-abadi yang dalam keadaan mencair baru minum isi ulang (AMIU) juga tumbuh pesat dan
dapat dipergunakan secara langsung oleh manusia. merupakan salah satu alternatif terhadap suplay air
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan minum di kota-kota besar dengan harga terjangkau.
makhluk hidup, karena makhluk hidup memerlukan Disisi lain perkembangan air minum isi ulang
air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap
Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap kesehatan bila tidak ada regulasi yang efektif
organisme adalah untuk melarutkan senyawa (Suprihatin, 2004).
organik, menstabilkan suhu tubuh dan Proses pengolahan air minum pada
melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler prinsipnya harus mampu menghilangkan semua
(Campbell, 2002). jenis polutan, baik pencemaran fisik, kimia maupun
Masalah utama yang harus dihadapi dalam mikrobiologis. Bisnis air minum isi ulang
pengolahan air ialah semakin tingginya tingkat merupakan fenomena yang tidak dapat dihilangkan.
pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari Pengaturan berupa standar produk dan prosesnya
air limbah rumah tangga maupun limbah industri, sangat diperlukan dalam mengawasi pelaksanaanya.
sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan untuk Pihak konsumen akan terlindungi dan juga usaha air
mendapatkan sumber air, khususnya untuk minum isi ulang itu sendiri. Depot air minum isi
pemenuhan akan air minum yang memenuhi ulang sampai saat ini masih ada yang belum
persyaratan yang telah ditetapkan. Dalam memenuhi standarisasi baku untuk memprosesan air
pengelolaannya, air minum isi ulang rentan minum. Beberapa penyakit menular sewaktu-waktu
terhadap kontaminasi dari berbagai meluas menjadi wabah (epidemi) karena
mikroorganisme terutama bakteri Coliform. tercemarnya air minum isi ulang, diketahui bahwa
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak air tersebut banyak yang telah terkontaminasi oleh
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minum bakteri (Sulistyawati, 2003).
pun seharusnya tidak mengandung mikroorganisme Untuk memenuhi kebutuhan air minum
patogen dan segala makhluk yang membahayakan masyarakat luas, saat ini terdapat lebih dari 350
bagi kesehatan manusia, dan tidak mengandung zat industri air minum dalam kemasan dengan produksi
kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh. Air lebih dari lima milyar liter per tahun. Bukan hanya
seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan industri air minum dalam kemasan, industri air
endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada minum isi ulang (AMIU) juga tumbuh pesat dan
hakikatnya tujuan ini dibuat untuk mencegah merupakan salah satu alternatif terhadap suplay air
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 42
minum di kota-kota besar dengan harga terjangkau. ditetapkan oleh pemerintah. Secara mikrobiologi
Disisi lain perkembangan air minum isi ulang salah satu syarat air bersih yang dapat dikonsumsi
berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap adalah tidak ditemukannya Escherichia coli dalam
kesehatan bila tidak ada regulasi yang efektif 100 ml3. Escherichia coli juga termasuk bakteri
(Suprihatin, 2004). yang dapat menyebabkan keluhan diare. Selain itu
Kebutuhan masyarakat di sekitar kampus UIN air yang bersih ialah tidak berbau, tidak berasa, dan
Raden Fatah Palembang akan air minum terus tidak berwarna (Afif dkk, 2015).
meningkat tidak diimbangi dengan ketersediaan air Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat
bersih yang ada. Salah satu penyebabnya adalah penting dilakukan. Pemeriksaan secara mikrobiologi
sedikitnya tempat yang memiliki sumber air untuk baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat
diolah menjadi air minum. Sumber yang ditemukan dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran air
disekitar kampus UIN Raden Fatah Palembang ialah secara mikrobiologi, umumnya ditunjukkan pada
air tanah atau air sumur. Namun, pencemaran air kehadiran bakteri Coliform dan fekal Coliform.
yang semakin meluas tak jarang membuat air tanah Bakteri Coliform adalah bakteri indikator adanya
menjadi tidak layak untuk dikonsumsi. Menurut pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform
Pelczar (2009) air mungkin saja terlihat jernih, tidak fecal menjadi indikator dikarenakan jumlah
berbau, dan tidak berasa, tetapi tidak aman untuk koloninya pasti berkarelasi positif dengan
diminum. Air minum isi ulang adalah jawaban keberadaan bakteri patogen. Makin sedikit
masyarakat disekitar kampus UIN Raden Fatah kandungan Coliform artinya kualitas air semakin
sebagai salah satu sumber pemenuhan kebutuhan air baik (Nisak dkk, 2012).
minum, selain itu air minum isi ulang dirasa murah Menurut Hamdiyati (2010), kualitas air harus
dan praktis. memenuhi 3 persyaratan, yaitu kualitas fisik, kimia,
Meningkatnya permintaan masyarakat dan biologis. Kualitas fisik berdasarkan pada
disekitar kampus UIN Raden Fatah akan air minum kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.
isi ulang yang murah dan praktis menjadikan Kualitas kimia adanya senyawa-senyawa kimia yang
banyaknya usaha depot air minum isi ulang yang beracun, perubahan rupa, warna, dan rasa air, serta
bermunculan. Menurut Marpaung dan Bowo (2013) reaksi-reaksi yang tidak diharapkan menyebabkan
air minum isi ulang memang dapat dijadikan salah diadakannya standar kualitas air minum. Standar
satu solusi untuk memenuhi kebutuhan air minum, kualitas air memberikan batas konsentrasi
akan tetapi dikarenakan belum adanya standarisasi maksimum yang dianjurkan dan yang diperkenankan
dalam peaturan untuk proses pengolahan air maka bagi berbagai parameter kimia, karena pada
kualitas air minum isi ulang tidak dapat menjamin konsentrasi yang berlebihan kehadiran unsur-unsur
bahwa air yang diproduksinya sesuai dengan tersebut dalam air akan memberikan pengaruh
kualitas standar air minum. negatif, baik bagi kesehatan maupun dari segi
Air yang aman untuk diminum adalah air pemakaian lainnya. Kualitas biologis didasarkan
bersih yang harus memenuhi persyaratan secara pada kehadiran kelompok-kelompok mikroba
fisik, kimia, radioaktif, dan mikrobiologi yang tertentu seperti mikroba patogen (penyakit perut),
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 43
pencemar (terutama Coli), penghasil toksin dsb. yang berlebihan maka dapat mengakibatkan diare
Indikator kehadiran bakteri coliform merupakan dan bila bakteri ini menjalar ke sistem organ/tubuh
polusi kotoran akibat kondisi sanitasi yang buruk yang lain dapat menginfeksi seperti pada saluran
terhadap air dan makanan. kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran
Menurut Darmawan (2011), colifrom kencing (ISK). Sedangkan menurut Suriawiria
merupakan bakteri yang memiliki habitat normal di (1996), bakteri coliform dicurigai berasal dari tinja.
usus manusia dan juga hewan. Bakteri coliform Kehadiran bakteri ini di dalam berbagai tempat
adalah bakteri indikator keberadaan bakteri mulai dari air minum, bahan makanan ataupun
patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform bahan-bahan lain untuk keperluan manusia, tidak
fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran diharapkan dan bahkan sangat dihindari. Hubungan
dikarenakan jumlah koloninya pasti berkolerasi antara tinja dan bakteri coliform dapat menjadikan
positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain bakteri ini sebagai indikator alami kehadiran materi
itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat dan fekal. Suatu subtrat atau benda misalnya air minum
sederhana dari pada mendeteksi bakteri patogenik didapatkan bakteri ini, langsung ataupun tidak
lain. Menurut Suriaman (2008), bakteri kelompok langsung air minum tersebut dicemari materi fekal.
coliform meliputi semua bakteri berbentuk batang, Menurut Suriawira (1996), Bakteri Coliform
gram negatif, tidak membentuk spora dan dapat dapat dibedakan menjadi 2 kelompok :
menfermentasi laktosa dengan memproduksi gas dan 1. Coliform fekal, contoh : Escherichia coli,
asam pada suhu 37oC dalam waktu kurang dari 48 merupakan bakteri yang berasal dari kotoran
jam. Adapun bakteri Escherichia coli selain hewan dan manusia. Adanya Escherichia coli
memiliki karakteristik seperti bakteri coliform pada dalam air minum, hal ini menunjukkan bahwa air
umumnya juga dapat menghasilkan senyawa indole minum yang dikomsumsi telah terkontaminasi
didalam air pepton yang mengandung asam amino oleh feses manusia, oleh karena itu standar air
triptofan, serta tidak dapat menggunakan natrium minum mensyaratkan Escherichia coli harus
sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. 0/100 ml.
Escherichia coli adalah bakteri yang banyak 2. Coliform non fekal misalnya : Enterobakter
ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai aerogenes, biasanya ditemukan pada hewan atau
flora normal. Sifatnya unik karena dapat tanaman yang telah mati.
menyebabkan infeksi primer pada usus manusia, Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok
seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram
pada jaringan tubuh lain diluar usus. Escherichia negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan
coli tumbuh baik pada hampir semua media yang anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose
biasanya dipakai di laboratorium mikrobiologi pada dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48
media yang dipergunakan untuk isolasi kuman jam pada suhu 35 °C-37 °C (Pelczar,1988).
enterik (Februhartanti dan Iswaranti, 2006). Bagi manusia air minum ialah salah satu
Menurut Emingko (2011), bahaya bakteri kebutuhan utama mengingat air sebagai faktor utama
Esherichia coli pada manusia bila dalam jumlah dalam penularan penyakit khususnya dalam
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 44
masyarakat, maka tujuan utama penyedian air bersih dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif bakteri
atau air minum adalah untuk mencegah penyakit coliform melalui 3 tahapan yaitu uji Penduga
yang dibawa oleh air (Suriawira, 1996). (presumptive test), uji Penetap (Confirmed Test), uji
Air yang harus diminum adalah air yang sehat Pelengkap (Completed test).
yang harus memenuhi persyaratan Bakteriologi,
kimia radioaktif dan fisik berdasarkan KepMenKes METODOLOGI PENELITIAN
RI No : 907/MenKes/SK/VII/2002 tentang syarat- Waktu dan Tempat
syarat dan pengawasan kualitas air minum, dimana Penelitian di lakukan pada tanggal 18-25 Juni
untuk nilai Most probable Number (MPN) yaitu 0 / 2016 di Laboratorium MIPA Fakultas Ilmu Tarbiyah
100 ml contoh air yang dianalisis (Sunarti, 2015). dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Pemeriksaan MPN dilakukan untuk Palembang.
pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air Metode Penelitian
badan, air pemandian umum, air kolam renang dan Penelitian ini bersifat eksperimen yang
pemeriksaan angka kuman pada air PDAM. menggunakan metode penentuan nilai MPN untuk
Menurut Sunarti (2015) Dalam metode MPN mengetahui kualitas air pada sampel secara
untuk air minum ada dua tahap pemeriksaan yaitu : kuantitatif.
a. Tes Pendahuluan (Presumtive Test) Alat dan Bahan
Pemeriksaan pada tes pendahuluan dengan Alat yang digunakan dalam penelitian adalah
menginokulasi pada media Lactose Borth tabung reaksi, tabung durham, pipet ukur, bunsen,
dilihat ada tidaknya pembentukan gas dalam cawan petri, gelas ukur, jarum ose, rak tabung
tabung durham setelah di inkubasi selama 24 – reaksi, kertas label, erlenmeyer dan inkubator.
o o
48 jam pada suhu 35 C – 37 C. Bila terdapat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
pembentukan gas tabung durham maka tes air adalah empat sampel air, media Lactose Borth (LB),
minum menurut KepMenKes RI No. : media Brilliant Green Lactase Bilebroth (BGLB),
907/MenKes/SK/VII/2002. bila setelah 48 jam media Eosin Methelin Blue (EMB), dan alkohol 96%
tidak terbentuk gas, hasil dinyatakan negatif dan dan kapas.
tidak perlu melakukan penegasan. Cara Kerja
b. Tes Penegasan (Confirmatif Test)
Sterilisasi Alat dan bahan
Pemeriksaan pada tes penegasan dengan Seluruh alat yang akan digunakan dicuci
penanaman pada media Brillian Green Lactosa bersih dan dikeringkan. Tabung reaksi, gelas ukur,
Bileborth (BGLB), dilihat ada tidaknya dan erlenmeyer ditutup mulutnya dengan kapas.
pembentukan gas dalam tabung durham setelah Cawan petri dibungkus dengan kertas, kemudian
diinkubasi selama 48 jam. Bila terbentuk gas
semuanya dimasukkan dalam plastik tahan panas
dalam tabung durham maka tes dinyatakan dan sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121°C
positif. selama 30 menit. Jarum ose disterilkan dengan cara
Menurut Hamdiyati (2010), untuk melihat memijarkan pada api bunsen. Seluruh media
kualitas air dengan indikator coliform, maka perlu
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 45
pembenihan disterilkan dengan autoklaf pada suhu Uji Pendugaan
121°C selama 15 menit. Disiapkan 9 tabung kultur yang masing-
Pembuatan Media Lactose Borth (LB) masing berisi 10 ml media cair kaldu Lactose Bord
Sebanyak 13 gram Lactose Borth (LB) (LB) steril yang sudah dilengkapi dengan tabung
dilarutkan dalam 1000 ml aquades, kemudian diaduk durham. Diatur letaknya pada rak tabung dan
sampai larut dan dipanaskan hingga mendidih. Lalu masing-masing diberi kode (A1, A2, A3, B1, B2,
disterilkan selama 15 menit di autoklaf dengan B3, C1, C2, C3). Lalu dituangkan air sampel
tekanan udara 1 atm dan suhu 121°C. menggunakan pipet steril masing-masing sebanyak
Pembuatan Media Brilliant Green Lactase 10 ml ke dalam tabung kultur yang berkode A1, A2,
Bilebroth (BGLB) A3. Kemudian dituangkan air sampel menggunakan
Sebanyak 40 gram Brilliant Green Laktosa pipet steril masing-masing sebanyak 1 ml ke dalam
Bileborth (BGLB) dilarutkan dalam 1000 ml tabung kultur yang berkode B1, B2, B3. Selanjutnya
aquades, kemudian diaduk sampai larut dan dituangkan air sampel menggunakan pipet steril
dipanaskan hingga mendidih. Lalu disterilkan masing-masing sebanyak 0,1 ml ke dalam tabung
selama 15 menit di autoklaf dengan tekanan udara 1 kultur yang berkode C1, C2, C3. Terakhir,
atm dan suhu 121°C. diinkubasikan 9 tabung kultur yang sudah
Pembuatan Media Eosin Methelin Blue (EMB) diperlakukan pada suhu 37°C selama 1×24 jam.
Sebanyak 37,5 gram Eosin Methelin Blue Uji Penegasan
(EMB) dilarutkan dalam 1000 ml aquades, Disiapkan tabung kultur yang masing-masing
kemudian diaduk sampai larut dan dipanaskan berisi 10 ml media cair Brilliant Green Laktosa
hingga mendidih. Lalu disterilkan selama 15 menit Bileborth (BGLB) steril yang sudah dilengkapi
di autoklaf dengan tekanan udara 1 atm dan suhu dengan tabung durham. Tabung diatur letaknya pada
121°C. rak tabung dan masing-masing diberi kode yang
Pengambilan Sampel sesuai dengan kode tabung yang positif pada uji
Sampel air diambil dengan menggunakan pendugaan, misalnya A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1,
botol kaca yang berwarna gelap yang sudah C2, C3 sehingga jumlahnya sama dengan jumlah
disterilisasi dengan volume 150 ml. Sampel air tabung yang positif saja. Lalu air dituangkan ke
didapatkan dari depot air isi ulang disekitar kampus dalam sampel yang sudah diinkubasi dalam media
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah kultur laktosa menggunakan pipet steril masing-
Palembang. Air tersebut didapatkan dari empat masing sebanyak 1 ml ke dalam tabung yang positif.
tempat yang berbeda, sampel pertama merupakan Kemudian tabung kultur diinkubasikan pada suhu
sampel air dari Rawa Jaya I, sampel kedua 45°C selama 1×24 jam.
merupakan sampel air dari Rawa Jaya III, sampel Uji Penguat
ketiga merupakan sampel air dari Rawa Jaya II, Sampel yang positif pada uji penegasan
sampel keempat merupakan sampel air dari sekitar diinokulasi sebanyak satu ose ke permukaan media
daerah Pahlawan. Eosin Methylene Blue (EMB) secara zig-zag lalu
diinkubasi pada suhu 37˚C selama 1×24 jam.
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 46
Pertumbuhan koloni diamati pada media Eosin C. = Volume (ml) sampel dalam semua tabung
(Depkes RI, 2002).
Methylene Blue (EMB). Koloni yang menampakkan
adanya kilau metalik adalah koloni bakteri HASIL DAN PEMBAHASAN
Escherichia coli. Setelah semua pengujian selesai, Hasil
ditentukan nilai MPN Coliformnya berdasarkan Pengujian kualitas air isi ulang dilakukan
tabel MPN pada lampiran. Nilai MPN ditentukan dengan metode MPN (Most Probable Number)
berdasarkan jumlah tabung yang positif dari terhadap bakteri Coliform dan E.coli. Sampel
perlakuan, dan dihitung = MPN tabel x 1/ diambil dari empat sumber depot air minum isi
pengenceran tengah. ulang di kawanan UIN Raden Fatah Palembang.
Perhitungan bakteri Koliform dan Escherichia coli Sampel pertama dari kawasan Rawa Jaya I, sampel
Perhitungan dengan Metode MPN didapatkan kedua dari Rawa Jaya III, sampel ketiga dari Rawa
dengan mencocokkan antara hasil analisa dengan Jaya II, sampel keempat merupakan sampel air dari
tabel MPN (Depkes RI, 2002), yaitu tabel yang sekitar daerah Pahlawan. Pengujian dilakukan
memberikan Jumlah Perkiraan Terdekat (The Most dengan 3 tahapan, yaitu uji pendugaan, uji
Probable Number), yang tergantung dari kombinasi penegasan dan uji penguat.
tabung positif (yang mengandung bakteri Coli) dan a. Uji Praduga
negatif (yang tidak mengandung bakteri Coli) dari Hasil uji praduga terhadap kualitas air isi ulang
kedua tahap tes. Angka MPN tersebut mempunyai ditunjukkan pada Tabel 2. Uji praduga digunakan
arti statistik dengan derajat kepercayaan (level of untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Coliform
significancy) 95%.Apabila hasil tabung yang positif dalam air isi ulang. Sampel difermentasikan pada
terdapat pada kombinasi tabung yang positif pada media media LB (Lactose Broth) masing-masing
tabel MPN, maka jumlah bakteri E. coli dan sebanyak 10 mL,1 mL dan 0.1 mL. Hasil positif
Koliform dihitung menggunakan tabel MPN. menunjukkan adanya gelembung gas yang
a. Apabila hasil tabung yang positif tidak terdapat dihasilkan pada tabung durham. Gelembung gas
pada kombinasi tabung yang positif pada tabel dihasilkan dari aktifitas bakteri koliform yang
MPN maka jumlah bakteri E. coli dan Koliform memfermentasikan laktosa sebagai sumber
dihitung dengan rumus : karbohidratnya dan menghasilkan gas sebagai
Jumlah Bakteri (JPT/100 ml)= A X 100 produk akhirnya (Gambar 1). Menurut Nuria dkk
√B x A
Keterangan: (2009), tabung durham berfungsi untuk menangkap
A. = Jumlah tabung yang positif gas hasil fermentasi laktosa agar dapat diamati.
B. = Volume (ml) sampel dalam tabung yang
negatif
Tabel 2. Data Hasil Praduga pada Air Isi Ulang Inkubasi 24 jam pada Suhu 37o
Sampel Jumlah Tabung NPM/ Keterangan
10 ml 1 ml 0.1 ml 100 ml/g
I 2 3 2 210 Positif Coliform
II 2 3 3 290 Positif Coliform
III 2 0 1 14 Positif Coliform
IV 3 3 3 >1100 Positif Coliform
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 47
Semua sampel menunjukkan hasil yang positif, yaitu > 1000 NPM/mL dan yang terendah 14
berarti semua sampel mengandung Coliform. Jumlah NPM/mL (Tabel 2).
bakteri koliform berbeda-beda dengan nilai tertinggi

a b
Gambar 1. Uji Praduga; a) hasil positif dengan adanya gelembung gas pada media LB b) Hasil negatif,
tidak terbentuk gelembung gas pada media LB

b. Uji Penegasan respirasi mikroorganisme, yang berupa berupa


Tabung yang menunjukkan hasil positif gelembung gas (Nuria dkk 2009). Tabung
diuji lebih lanjut dengan uji penegasan dinyatakan positif bila di dalam tabung durham
menggunakan media selektif Brilliant Green terbentuk gas dan dinyatakaan negatif apabila tidak
Lactose Bilebroth (BGLB). Uji ini dilakukan untuk adanya gelembung (Gambar 2).
membuktikan adanya bakteri koliform fecal pada Hasil uji penegasan ditunjukkan pada Tabel
sampel air, dengan cara membedakan adanya 2, didapatkan bahwa keempat sampel positif
gelembung atau tidak adanya gelembung (Gambar mengandung bakteri koliform fekal. Nilai rata-rata
2). MPN tertinggi pasa sampel keempat yaitu > 1100
Gelembung udara yang dihasilkan pada MPB/ 100mL dan nilai terendah pada sampel 3
tabung durham disebabkan oleh adanya aktivitas yaitu 14 MPN/ 100mL.

a b
Gambar 2. Uji Penegasan pada media BGLB; a) hasil positif dengan adanya gelembung gas b) Hasil
negatif, tidak terbentuk gelembung gas
Tabel 3. Hasil uji Penegasan MPN pada air isi ulang dari depot di sekitar UIN Raden Fatah Palembang
Sampel Suhu (0) Hasil Uji Penegasan MPN/ Keterangan
101 102 103 100mL/g
I 37 2 2 0 21 Positif Coliform
Fekal
II 37 1 2 3 36 Positif Coliform
Fekal
III 37 2 0 1 14 Positif Coliform
Fekal
IV 37 3 3 3 >1100 Positif Coliform
Fekal
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 48
c. Uji Penguat terdapat bakteri Escherichia coli maka asam yang
Uji penguat untuk mengetahui adanya bakteri dihasilkan dari fermentasi akan menghasilkan warna
Escherichia coli pada sampel dengan menggunakan koloni yang spesifik untuk bakteri Escherichia coli
media agar (Eosin Methylen Blue ) EMB. Uji ini yaitu koloni yang berwarna hijau dengan kilap
dinyatakan positif apabila pada cawan petri logam. Hasil pengamatan diketahui bahwa
ditemukan koloni yang berwarna hijau metalik. karakeristik koloni pada sampel I dan II berwarna
Hasil uji ini memperlihatkan bahwa bakteri yang hijau metalik diduga mengandung Escherichia coli.
tumbuh pada media EMB berwarna hijau metalik Koloni pada sampel III dan IV berwarna hijau
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Menurut metalik dan putih menunjukkan bahwa terdapat
Brooks (2008) bila dalam biakan media EMB koloni Escherichia coli dan koliform lain.
b

a
Gambar 3. Biakan bakteri pada media EMB; a) koloni bakteri Escherichia
coli b) Koloni bakteri koliform lain

Pembahasan feses manusia karena bakteri ini lazimnya pada usus


Hasil pengujian dari empat sampel air manusia (Widiyanti & Ristiati 2004). Bakteri
minum isi ulang menunjukkan bahwa keempat Coliform adalah golongan campuran bakteri fekal
sampel mengandung bakteri pencemar. Menurut dan bakteri non fekal. Hasil uji penegasan (Tabel 2)
BPOM (2008) batas ambang mikroba coliform menunjukkan bahwa bakteri Colifom yang
dalam air minum kemasan adalah 0 koloni/100 mL. terkandung dalam sampel adalah Coliform fekal.
Berdasarkan hasil Tabel 1 dan 2, kandungan bakteri Menurut Fardiaz (1993) Coliform fekal merupakan
Coliform pada masing-masing sampel melebihi 2 golongan bakteri yang berasal dari kotoran hewan
koloni/100 mL sehingga dikatagorikan bahwa atau manusia, contohnya Escherichia coli.
keempat sampel air minum isi ulang tersebut tidak Hasil uji penguat menunjukkan bahwa
layak konsumsi. semua sampel mengandung Escherichia coli dan
Keberadaan Coliform dalam keempat bakteri Coliform lainnya (Gambar 3). Bakteri E.coli
sampel mengindikasikan bahwa adanya mikroba merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang
yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik pendek. Kehadiran bakteri E.coli pada air minum
yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri Coliform memperlihatkan buruknya kualitas air minum
merupakan bakteri indikator sanitasi, yang tersebut. Bakteri ini termasuk bakteri patogen
keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa penyebab diare (Simadibrata dan Daldiyono 2009).
air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh Penyakit diare digolongkan sebagai penyebab
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 49
kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 3.5% di terutama yang menggunakan dispenser. Faktor lain
Indonesia dan urutan pertama yang menyebabkan yang tidak kalah penting adalah lingkungan depot
pasien rawat inap di rumah Sakit (Kemenkes RI air minum itu sendiri, depot dikondisikan terbebas
2011). dari debu dan pencemar lain yang berpotensi
Keberadaan Coliform dalam keempat mengkontaminasi air isi ulang (Afif et al. 2015).
sampel (Tabel 1 & 2) menunjukkan bahwa tahap
pengolahan air minum isi ulang tidak higienis KESIMPULAN

karena mengalami kontak dengan feses yang Hasil pengujian kualitas air isi ulang dengan

berasal dari usus manusia baik secara langsung metode MPN memperlihatkan bahwa keempat

maupun tidak langsung dan dimungkinkan sampel tidak layak dikonsumsi karena terdapat

mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya. bakteri Escherichia coli dan Coliform non fekal..

Menurut Nuria dkk (2009), adanya kontaminasi DAFTAR PUSTAKA


mikroba pada air minum isi ulang dapat disebabkan [1] Afif, F., Erly, dan Endrinaldi. 2015.
Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Air
oleh berbagai macam faktor, antara lain (1)
Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air
Lamanya waktu penyimpanan air dalam tempat Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang
penampungan sehingga mempengaruhi kualitas Selatan (online). Website: http://jurnal.fk.
sumber air baku yang digunakan; (2) Adanya unand.ac.id.pdf. Diakses pada hari Sabtu, 25
Juni 2016 pukul 13.25 WIB.
kontaminasi selama memasukkan air ke dalam
[2] Alquran dan terjemah. 2014. Al-furqon.
tangki pengangkutan; (3) Tempat penampungan Bandung. CV Diponegoro.
kurang bersih; (4) Proses pengolahan yang kurang [3] Badan POM RI. 2008. Pengujian
Mikrobiologi Pangan. Artikel. Jakarta.
optimal; (5) Kebersihan lingkungan; (6) Adanya
Diakses pada Desember 2014. Pk. 05.30
kontaminasi dari galon yang tidak disterilisasi. [4] Bambang, Andrian G dkk. 2014. Analisis
Permasalahan ini perlu ditanggulangi Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi
Escherichia coli pada Air Isi Ulang di Depot
dengan cara meminimalisir kemungkinan
Kota Manado. Tersedia: http ://ejournal.
kontaminasi bakteri. Proses pengolahan air minum unstrad.ac.id/indeks.php/parmacon/artikel/do
dilakukan dengan memperhatikan air baku, wnload/5450/4957&sa=U&ved. Diakses pada
kebersihan operator, penanganan terhadap wadah hari Rabu 22 Juni 2016 pada jam 19.53 WIB.
[5] Brooks, Geo F. 2008. Mikrobiologi
pembeli dan kondisi depot. Operator menjaga Kedokteran. Jakarta: EGC.
kebersihan diri sendiri untuk mengurangi [6] Campbell, N.A. 2002. Biologi Edisi Kelima
kontaminsasi dengan mencuci tangan sebelum Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
[7] Darmawan, Y. 2011. Bakteri Coliform.
menangani wadah konsumen. Sterilisasi wadah
Tersedia:http//wisuda.unud.ac.id/pdf/1009005
konsumen dilakukan dengan cara pencucian 011BAB%25202.Yuli%2520/2011/Darmawa
menggunakan deterjen khusus yang disebut dengan n.pdf&sa=U&ved. Diakses pada hari Rabu 22
Juni 2016 pada jam 19.29 WIB.
tara pangan (food grade) dan dibilas dengan air
[8] Depkes RI. 2002. Syarat-syarat dan
bersih suhu 60-850C. Depot menyediakan tisu Pengawasan Kualitas Air Minum. PerMenKes
beralkohol untuk membersihkan mulut galon untuk RI NO. 907/Menkes/SK/VII/2012. Jakarta :
Depkes RI.
mengurangi tingkat kontaminasi bakteri dari luar
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 50
[9] Emingko. 2011. Manfaat dan Bahaya Bakteri article.php?article=89208&val=4186&title=.
Esherichia coli, http://www.emingko.com. Diakses pada hari Jumat, 24 Juni 2016 pukul
[10] Februhartanti dan Iswaranti. 2006. Amankan 23.09 WIB..
Makanan Jajanan Anak Sekolah Indonesia. [18] Nisak, Aulia Jauharum, dkk. 2012. Uji
http://www.gizi.net/cgi- Kualitas Air (online). Website:
bin/berita/fullnews.cgi?newsid. Diakses pada http://www.scribd.
10 Agustus 2016. Diakses 11 Agustus 2016. com/mobile/doc/ujikualitasair.pdf. Diakses
[11] Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi pada hari Jumat, 24 Juni 2016 pukul 20.40
Pangan. PAU. IPB WIB.
[12] Hamdiyati, Y. 2010. Mikrobiologi [19] Nuria, M.C., Rosyid A,. Sumantri. 2009. Uji
Lingkungan (Mikrobiologi Tanah dan Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Air
Mikrobiologi Air). Tersedia: Http:// File. Upi. Minum Isi Ulang dari Depot Air Minum Isi
Edu/ Direktori/ Fpmipa/ Jur._ Pend._ Ulang di Kabupaten Rembang. Diakses pada
Biologi/ 2010/ 196611031991012 Yanti_ Oktober 2014 pk. 20.35.
Hamdiyanti/ Mikrobiologi_ Air. Pdf&Sa= [20] Pelczar, M. J. 2009. Dasar-Dasar
U&Ved. Diakses pada hari Rabu 22 Juni 2016 Mikrobiologi. Jakarta: UI-Perss.
pada jam 19.20 WIB. [21] Sulistyawati.2003. Studi Kulaitas
[13] KepMenkes. 2002. Syarat-syarat dan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Tingkat
Pengawasan Kualitas Air Minum. Jakarta Produsen Di Kota Semarang. FK UNDIP
[14] Kemenkes RI. 2011. Situasi Diare di Skripsi.
Indonesia. Buletin Jendela Data dan informasi [22] Sumirat. 1994. Kesehatan Lingkungan.
kesehatan: Triwulan II. Bandung: Gadjah Mada University Press.
[15] Suriaman, 2008. Mikrobiologi Lingkungan. [23] Sunarti, R N. 2015. Uji Kualitas Air Sumur
Tersedia: http: //repository. usu. ac. id/ Dengan Menggunakan Metode MPN (Most
bitstream/123456789/35037/4/Chapter%2520 Probable Numbers). Bioilmi Vol. 1 No. 1.
II.pdf&sa=U&ved. Diakses pada hari Rabu 22 Website : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.
Juni 2016 pada jam 19.25 WIB. php/Alilmi/article/download/58. diakses pada
[16] Widiyanti, Manik Ni Luh Putu. 2004. Analisis Kamis, 23 Juni 2016 Pukul 09.42 WIB.
Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depot Air [24] Suprihatin. 2004. Keamanan Air minum Isi
Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Ulang. http//air. Bappenas.
Tersedia: http://www.unhas.ac.id/hasbi/TOT- go.id/doc/pdf/kliping/Keamanan Air Minum
AtmeSpr/eSpring%2520TTT/background/Air Isi Ulang.pdf (14 April 2009).
%25203.pdf&sa=U&ved. Diakses pada hari [25] Suriawira. U. 1996. Air Dalam Kehidupan
Rabu 22 Juni 2016 pada jam 19.21 WIB. Dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit Alumni
[17] Marpaung, Manuel Deddy Oke dan Bowo Bandung.
Djoko Marsono. 2013. Uji Kualitas Air [26] Widiyanti dan Ristiati. 2004. Analisis
Minum Isi Ulang di Kecamatan Sukolilo Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air
Surabaya Ditinjau dari Prilaku dan Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali.
Pemeliharaan Alat. Website: Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan. Diakses pada
http://download.portalgaruda.org/ Maret 2015. Pk. 05.25.

You might also like