You are on page 1of 10

ANALISIS HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN DAN PEMERIKSAAN

BAKTERI E. coli PADA MINUMAN AIR KELAPA MUDA


YANG DIJUAL DI KELURAHAN LAUCHI
KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
MEDAN TAHUN 2013

Kezia Ramayana Br. Purba1, Devi Nuraini Santi2, Taufik Ashar3


1
Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Departemen Kesehatan Lingkungan
2,3
Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
E-mail : miss_zee88@yahoo.co.id

ABCTRACT

Food and beverage are important things for human being as one of principles
commodity for survive and food and beverage contain any compound. The exixtence
of bacteria E. coli is an indication of contamination of human feces and contaminated
by the dirty substance. Urban village of Lauchi, sub-district of Medan Tuntungan is
one of areas that sell the coconut water with more of consumer. Coconut water is
favourited by consumer that consist of water and the flesh of coconut that mixed with
sugar, orange, and ice.
The research was a descriptive study. The object of this research was to know
the content of E. coli in 8 samples coconut water and the implementation of hygiene
sanitation.
This research found the content of E. coli in all samples (8.1-240 ml samples)
of coconut water and hygiene sanitation of coconut processing at urban village of
Lauchi sub district of Medan Tuntungan.
The study found that all of hygiene sanitation of coconut water processing at
urban village of Lauchi did not fulfill the health requirement for 8 people. The
content E. coli on coconut water at urban village of Lauchi did not fulfill the health
requirement as mentioned in Regulation of health Minister of RI No.
492/Menkes/PER/IV/2010 concerning to the drink water quality standard for 0 per
100 ml sample.
It is suggested to do the extension and supervision for the application of
hygiene sanitation of the coconut water and the supervision on the important of the
application of hygiene sanitation of beverage especially the coconut water to fulfill
the health standard.

Keywords :Hygiene sanitation, Bacteria E.coli, coconut water


PENDAHULUAN media penularan penyakit (Food Borne
Makanan dan minuman sangat penting bagi Disease).
manusia karena merupakan salah satu
kebutuhan pokok untuk kelangsungan Di Indonesia dan Negara-negara Asia
hidupnya dan di dalam makanan dan lainnya menggunakan bakteri E. coli untuk
minuman tersebut terkandung senyawa. pengujian air minum. Bakteri E. colilebih
Senyawa yang diperlukan untuk mudah mengisolasinya dari pada jenis
memulihkan dan memperbaiki jaringan bakteri lainnya. Keberadaan bakteri E.
tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam colidalam sumber air atau makanan
tubuh, perkembangbiakan dan menghasilkan merupakan indikasi pasti terjadinya
energi untuk berbagai kepentingan dalam kontaminas tinja manusia (Budiman,2007).
kehidupannya. Agar fungsi dari makanan Karena itulah jika air atau makanan
tersebut berjalan dengan baik, maka mengandung E. coli, hendaknya harus
makanan harus mengandung zat gizi yang dipertimbangkan penolakan pemakaian
cukup seperti protein, karbohidrat, lemak, untuk air minum, sebab besar kemungkinan
vitamin dan mineral, serta bebas dari bahan- air atau makanan tesebut tercemar bahan-
bahan berbahaya (Haris, 1986). bahan kotor (Azwar, 1996).

Sebagian besar penyakit-penyakit yang Berdasarkan hasil penelitian Manalu (2005)


ditularkan melalui makanan dan air dapat tentang Higiene Sanitasi Es Campur yang
menyebabkan diare. Dan makanan dijual di Kota Medan tahun 2005,
merupakan suatu sarana yang menyebarkan menunjukkan bahwa es campur yang dijual
penyakit sampai 70% dari semua kegiatan oleh pedagang kaki lima di Pasar Mercu
diare. Disamping itu, di dalam rumah Buana dan Petisah, 2 dari 12 es campur yang
kemungkinan ada sejumlah keterkaitan dan dijual telah memenuhi syarat kesehatan.
interaksi antara air, sanitasi, lalat, lahan, Sedangkan dipasar Sukaramai, pasar Aksara,
hewan, higiene perorangan dan makanan pasar Pringgan, pasar Sei Sikambing dan
yang mengakibatkan penularan diare. Perlu pasar Pulo Brayan semua es campur yang
ditambahkan bahwa suhu dan waktu dijual oleh pedagang tidak memenuhi syarat
memasak serta penyimpanan makanan kesehatan sebanyak 21,38% dan > 240 E.
merupakan faktor-faktor yang penting coli.
(Widiati, 2001).
Escherichia coli atau yang biasa disingkat E.
Penyebab terkontaminasinya makanan oleh coli, merupakan salah satu jenis spesies
mikroba sering terjadi karena sanitasi utama bakteri gram negatif yang termasuk
pengelolaan makanannya yang tidak dalam famili Enterobacteriaceae, berbentuk
memenuhi syarat kesehatan, sehingga batang dan tidak membentuk spora. E. coli
makanan tersebut sebenarnya tidak bisa lagi ini sesungguhnya merupakan penghuni
dikonsumsi karena akan terjadi gangguan normal usus, selain berkembang biak di
kesehatan akibat keracunan makanan oleh lingkungan sekitar manusia. Kebanyakan E.
mikroba. Oleh karena itu sanitasi coli tidak berbahaya, tetapi beberapa E. coli
pengelolaan makanan dan higiene sanitasi tipe 0157 : H7, dapat mengakibatkan
perorangan sangat penting juga untuk keracunan makanan yang serius pada
diperhatikan karena makanan dapat menjadi manusia (Arisman,2009). Keberadaannya di
luar tubuh manusia menjadi indikator
sanitasi makanan dan minuman, apakah di Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan
pernah tercemar oleh kotoran manusia atau Tuntungan Medan.
tidak. Keberadaan E. coli dalam air
atau makanan juga dianggap memiliki METODE PENELITIAN
korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit Jenis penelitian yang digunakan adalah
penyakit (patogen) pada pangan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu
(Rahayu,2007). menggambarkan hal yang diamati kemudian
membandingkan dengan teori-teori melalui
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang penelusuran pustaka dan menggambarkan
telah dilakukan bahwa minuman jajanan keberadaan dengan melihat gambaran
yang dijual adalah jenis minuman air kelapa higiene sanitasi dan analisa laboratorium
muda yang menggunakan tempat usaha untuk mengetahui jumlah kandungan bakteri
sendiri. Minuman air kelapa muda tersebut E. coli pada minuman air kelapa muda di
dapat tercemar oleh E. coli yang mana Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan
keberadaan E. coli menunjukkan adanya Tuntungan Medan.
pencemaran tinja pada minuman. Adanya E.
coli dapat terjadi akibat dari higiene dan Objek penelitian ini adalah 8 pedagang dari
sanitasi pengolahannya yang kurang baik. 20 pedagang minuman air kelapa mudadi
Seperti, tidak mencuci tangan sebelum Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan
pengolahan minuman air kelapa muda dan Tuntungan Medan. Sampel yang diambil
menggunakan air minum tidak matang yang berasal dari pedagang yang sekaligus
sumber airnya berasal tidak jauh dari produsen dari minuman
pembuangan akhir tinja, serta lokasi tersebut.Pemeriksaan sampel dilakukan di
penjualan minuman air kelapa muda terletak Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan
tidak jauh dari pinggir jalan. Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kota
Medan Propinsi Sumatera Utara.Hasil
TUJUAN PENELITIAN pemeriksaan susu di bandingkan dengan
Untuk mengetahui kandungan E. coli pada referensi kepustakaan yang relevan.
minuman air kelapa muda dan higiene
sanitasi pengolahan minuman air kelapa HASIL DAN PEMBAHASAN
muda di Kelurahan Lauchi Kecamatan Karakteristik Responden
Medan Tuntungan Medan Tahun 2013. Tabel.4.1. Karakteristik Responden Penelitian
di Kelurahan Lauchi Kecamatan
Medan Tuntungan Medan Tahun
MANFAAT PENELITIAN 2013
Sebagai masukan bagi instansi yang terkait Karakteristik Jumlah Persentase
untuk meningkatkan upaya penyehatan (n) (%)
makanan dan minuman.Sebagai informasi Jenis Kelamin
bagi masyarakat tentang keamanan dalam Perempuan 8 100,0
mengkonsumsi makanan dan minuman. Umur
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain <35 tahun 3 37,5
untuk dapat melakukan penelitian ≥35 tahun 5 62,5
selanjutnya. Menambah pengetahuan penulis
Pendidikan
tentang Analisis Higiene sanitasi pengolahan
SD 2 25,0
dan pemeriksanaan bakteri Escherichia coli
SLTP 1 12,5
pada minuman air kelapa muda yang dijual
SLTA 5 62,5
Lama Berdagang air
kelapa (tahun) dimasak, hal ini tidak sesuai dengan
1 2 25,0 Kepmenkes RI No. 942/ Menkes/ SK/ VII/
2 1 12,5 2003 di mana seharusnya semua bahan yang
3 2 25,0 akan diolah dalam keadaan baik dan segar
5 1 12,5 supaya tidak menjadi tempat
10 1 12,5 perkembangbiakkan mikroba.
17 1 12,5
Penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan observasi dilapangan semua
berdasarkan jenis kelamin responden lebih penjual sudah memenuhi syarat kesehatan
banyak jenis kelamin perempuan. dalam memilih bahan baku minuman yang
Responden pada kelompok umur≥ 35 tahun berkualitas, hal ini terlihat dari seluruh
lebih banyak yaitu sebesar 62,5%dan paling responden dapat memilih bahan baku dalam
sedikit pada kelompok umur < 35 tahun keadaan segar dan tidak busuk, masih baik
sebesar 37,5%.Tingkat pendidikan dan utuh, serta bahan yang diperoleh dari
responden lebih banyak pada pendidikan tempat yang diawasi pemerintah seperti
SLTA sebesar 62,5%, dan paling sedikit pasar tradisional. Bahan baku minuman air
pada pendidikan SLTP sebesar 12,5%.Lama kelapa muda tersebut adalah kelapa muda,
berdagang air kelapa lebih banyak pada 1 jeruk kasturi, dan gula pasir.
dan 3 tahun sebesar 25,0% dan paling
sedikit pada 2, 5, 10, dan 17 tahun sebesar Penyimpanan Bahan Baku Minuman Air
12,5%. Kelapa Muda
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan
Penyimpanan Bahan Baku
Higiene Sanitasi Pengolahan Minuman Minuman Air Kelapa Muda di
Air Kelapa Muda Kelurahan Lauchi Kecamatan
Pemilihan Bahan Baku Minuman Air Medan Tuntungan Tahun 2013
Kelapa Muda Ya Tidak
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan
Kriteria Penilaian
n % n %
Pemilihan Bahan Baku Minuman Tempat penyimpanan bahan baku 6 75,0 2 25,0
Air Kelapa Muda di Kelurahan
Lauchi Kecamatan Medan
minuman air kelapa muda dalam
Tuntungan Tahun 2013 keadaan bersih dan kedap air
Ya Tidak Tempat penyimpanan bahan baku 7 87,5 1 12,5
Kriteria Penilaian
N % n % minuman air kelapa muda
Bahan minuman yang digunakan 8 100 0 0 tertutup
dalam keadaan segar dan tidak busuk Bahan baku minuman air kelapa 0 0 8 100,
Bahan minuman masih baik dan utuh 8 100 0 0
muda terhindar dari serangga dan 0
Bahan minuman diperoleh dari tempat 8 100 0 0
penjualan yang diawasi pemerintah vektor penyakit
Bahan baku menggunakan es Kristal 0 0 8 100 Walaupun seluruh produsen sudah
Penelitian ini menunjukan bahwa di memisahkan tempat penyimpanan bahan
Kelurahan Lauchi memiliki higiene sanitasi baku dengan bahan jadi, namun cara
pengolahan minuman air kelapa muda yang penyimpanannya masih ada yang belum
tidak memenuhi syarat sebanyak 8 orang benar. Hal ini terlihat masih ditemukan
(100,0%) berdasarkan Kepmenkes RI penjual yang memiliki tempat penyimpanan
No.942/Menkes/SK/VII/2003 tentang bahan baku yang tidak terutup. Bahan baku
Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi disimpan di tempat terbuka dan dibiarkan
Makanan Jajanan. Produsen menggunakan terletak begitu saja di lantai sehingga
bahan campuran air biasa yang tidak bersentuhan dengan tanah. Hal ini tentunya
tidak sesuai dengan prinsip higiene sanitasi penyakit seperti Staphylococcus aureus
makanan yang benar, di mana seharusnya ditularkan melalui hidung dan tenggorokan,
tempat penyimpanan bahan makanan harus Clostridium perfringens, Streptococcus, dan
terlindung dari debu, bahan kimia Salmonella dapat ditularkan melalui kulit.
berbahaya, serangga dan hewan lainnya Oleh karena itu, produsen/pengolah
(Arisman, 2009). minuman harus selalu dalam keadaan sehat
dan terampil serta menerapkan prinsip
Pengolahan Minuman Air Kelapa Muda higiene yang benar saat menangani yang
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan dibuatnya (Purawidjaja, 1995).
Pengolahan Minuman Air Kelapa
Muda di Kelurahan Lauchi
Kecamatan Medan Tuntungan
Seluruh pengolah/produsen menggunakan
Tahun 2013 air yang tidak matang dalam pengolahan
Ya Tidak minuman air kelapa muda. Menggunakan air
Kriteria Penilaian
n % n % mentah dinilai sangat praktis dan ekonomis
Penjamah Makanan karena dapat menghemat waktu dan tidak
Penjamah tidak menderita penyakit 8 100, 0 0 menghabiskan minyak tanah untuk merebus
mudah menular misalnya batuk atau 0
influenza air tersebut. Oleh karena itu sangat berisiko
Penjamah tidak menderita infeksi kulit 8 100, 0 0 bagi kesehatan jika dikonsumsi karena
misalnya bisul atau kudis 0 banyak mengandung mikroba atau kuman
Menggunakan celemek, tutup kepala, 0 0 8 10 patogen seperti Escherichia coli.
sarung tangan, dan penutup mulut (APD) 0,0
Tempat Pengolahan Makanan
Penyimpanan Minuman Air Kelapa
Mencuci tangan setiap kali hendak 0 0 8 10
menangani minuman 0,0
Muda
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan
Mencuci bahan mentah dengan air 0 0 8 10
Penyimpanan Minuman Air Kelapa
matang 0,0
Muda di Kelurahan Lauchi
Mencuci peralatan pengolahan dengan 0 0 8 10
Kecamatan Medan Tuntungan Tahun
menggunakan air yang mengalir 0,0
2013
Cara Pengolahan Makanan
Ya Tidak
Tidak merokok, menggaruk anggota 8 100, 0 0 Kriteria Penilaian
N % N %
badan (telinga, hidung, mulut atau 0 Tersedia tempat khusus untuk 8 100 0 0
bagian lainnya) menyimpan minuman jadi
Tidak batuk atau bersin dihadapan 8 100, 0 0 Tempat dalam keadaan bersih 8 100 0 0
minuman jajanan yang disajikan atau 0
tanpa menutup mulut atau hidung Tempat tertutup dengan baik 7 87,5 1 12,5
Tidak menggunakan perhiasan (emas 4 50,0 4 50, Minuman air kelapa muda dibiarkan 8 100 0 0
dll) 0 dahulu didalam termos sebelum disajikan
Tidak bercakap-cakap saat menangani 4 50,0 4 50, Minuman air kelapa muda yang sudah 8 100 0 0
minuman 0 diolah dibiarkan ditermos dari pagi
Penelitian ini menunjukan dilihat bahwa sampai sore
Minuman air kelapa muda diolah dan 8 100 0 0
pengolahan minuman yang dilakukan oleh ditambahkan lagi ke dalam termos apabila
pedagang tidak mencuci tangan setiap kali sudah berkurang
hendak menangani minuman, tidak mencuci Apakah minuman air kelapa muda dalam 0 0 8 100
bahan mentah dengan air matang, dan tidak termos, ditambah air terus menerus
mencuci peralatan pengolahan dengan Apakah minuman air kelapa muda 8 100 0 0
menggunakan es
menggunakan air yang mengalir.
Penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat
Hal ini tentunya dapat menimbulkan bakteri jawaban responden pada butir pernyataan
atau virus sehingga dapat menimbulkan Tersedia tempat khusus untuk menyimpan
minuman jadi, Tempat dalam keadaan
bersih, Minuman air kelapa muda dibiarkan yang dilakukan pedagang yaitu dengan
dahulu didalam termos sebelum disajikan, menggunakan gerobak dorong. Minuman
Minuman air kelapa muda yang sudah yang akan diangkut tidak dalam keadaan
diolah dibiarkan ditermos dari pagi sampai tertutup, sehingga perlu diperhatikan baik
sore, Minuman air kelapa muda diolah dan cara dan peralatan yang digunakan untuk
ditambahkan lagi ke dalam termos apabila mengangkut minuman karena akan terjadi
sudah berkurang, dan Apakah minuman air kontaminasi apabila kondisinya tidak
kelapa muda menggunakan es menunjukkan baik.Makanan harus diangkut dalam
bahwa seluruhnya menjawab ya. Sedangkan keadaan tertutup dan dalam wadah yang
yang menjawab tidak adalah Apakah bersih serta makanan harus dalam wadah
minuman air kelapa muda dalam termos, terpisah dengan bahan mentah untuk
ditambah air terus menerus. mencegah pencemaran.

Pada penyimpanan minuman air kelapa Ketika bahan makanan diangkut dari sumber
muda seluruh produsen mempunyai tempat ke pasar, maka sanitasinya harus pula
penyimpanan minuman air kelapa muda diperhatikan. Tergantung dari bahan
yang sudah jadi serta tidak semua pedagang makanan apa yang diangkut, maka cara
memiliki tempat penyimpanan tertutup. pengangkutan yang dipakai bermacam-
Semua pedagang membiarkan terlebih macam. Berbagai cara pengangkutan ini
dahulu minuman air kelapa muda di dalam pada dasarnya mempunyai dua tujuan, yakni
termos dari pagi sampai sore dan minuman agar bahan makanan tidak sampai tercemar
air kelapa muda diolah dan ditambahkan lagi oleh zat-zat yang membahayakan, dan agar
ke dalam termos apabila sudah berkurang. bahan makanan tersebut tidak sampai rusak
(Azwar, 1996).
Dalam penyimpanan makanan dan minuman
yang paling perlu diperhatikan adalah suhu Penyajian Minuman Air Kelapa Muda
dan tempat penyimpanan minuman tersebut. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan
Tempat penyimpanan minuman jadi harus Penyajian Minuman Air Kelapa
terpisah dengan bahan baku minuman. Tempat Muda di Kelurahan Lauchi
minuman jadi harus memiliki tutup dan bebas Kecamatan Medan Tuntungan
dari serangga sehingga tidak mudah Tahun 2013
terkontaminai oleh bakteri patogen dan harus
Ya Tidak
selalu dibersihkan (Purnawijayanti, 1999). Kriteria Penilaian
n % n %
Peralatan untuk menyajikan dalam 7 87,5 1 12,5
Pengangkutan Minuman Air Kelapa keadaan bersih
Muda Peralatan dicuci setelah 1 kali 8 100, 0 0
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan pemakaian 0
Pengangkutan Minuman Air Kelapa Peralatan dicuci dengan air 0 0 8 100,
Muda di Kelurahan Lauchi mengalir 0
Kecamatan Medan Tuntungan Tahun Setelah dicuci peralatan 1 12,5 7 87,5
2013 dikeringkan terlebih dahulu
Ya Tidak Tempat/wadah penyajian minuman 0 0 8 100,
Kriteria Penilaian
n % n % bebas dari debu 0
Tersedianya tempat khusus 0 0 8 100 Wadah penyajian harus bersih dan 7 87,5 1 12,5
untuk mengangkut minuman jadi kering
Minuman diangkut dalam 0 0 8 100 Penyaji berpakaian bersih 7 87,5 1 12,5
keadaan tertutup Minuman disajikan dalam keadaan 2 25,0 6 75,0
Penelitian ini menunjukkan bahwa tertutup
pengangkutan minuman air kelapa muda
Penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh Peralatan dicuci dengan air mengalir 0 0 8 100,
produsen tidak mengeringkan peralatan 0
Peralatan selalu dibersihkan setelah 8 100, 0 0
setelah dicuci terlebih dahulu. Gelas-gelas digunakan 0
dan sendok yang telah digunakan, dicuci Tersedia tempat pembuangan sampah 0 0 8 100,
atau dibilas begitu saja dan langsung tertutup 0
ditelungkupkan di atas rak gelas. Bila ada Penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat
konsumen yang membeli maka akan jawaban responden pada butir pernyataan
langsung digunakan kembali tanpa Peralatan selalu dibersihkan setelah
menunggunya kering terlebih dahulu. digunakan menunjukkan bahwa seluruhnya
menjawab ya. Sedangkan yang menjawab
Seluruh produsen menggunakan air 1 kali tidak adalah Lantai selalu bersih,kering,
pemakaian yang ada diember saja untuk tidak lembab, dan tidak licin, Tempat
membilasnya dan digunakan secara pengolahan bebas vektor (lalat, tikus dll),
berulang-ulang. Hal ini berarti peralatan Peralatan dicuci dengan air mengalir, dan
yang digunakan tidak terjamin Tersedia tempat pembuangan sampah
kebersihannya serta pemakaian yang tertutup.
berulang-ulang berisiko untuk menularkan
berbagai macam virus dan bakteri yang Lokasi Penjualan Minuman Air Kelapa
dapat menular melalui makanan seperti Muda
kolera, tifus, disentri, atau tubercolosis Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan
sehingga kesehatan konsumen bisa Lokasi Penjualan Minuman Air
Kelapa Muda di Kelurahan Lauchi
terancam.
Kecamatan Medan Tuntungan
Tahun 2013
Menurut Arisman (2009), tempat pencucian Ya Tidak
Kriteria Penilaian
peralatan terbuat dari bahan yang kuat, N % n %
aman, tidak berkarat dan mudah Lokasi usaha terhindar dari vektor 0 0 8 100,
dibersihkan. Bak pencuci peralatan 0
Lokasi usaha dilengkapi tempat 0 0 8 100,
setidaknya terdiri dari tiga bagian (3 ember) penampungan sampah yang tertutup 0
yaitu : bak yang berisi air untuk mengguyur, Dilengkapi fasilitas sanitasi air bersih 0 0 8 100,
menyabun, dan membilas. 0
Lokasi usaha tidak dekat dengan 0 0 8 100,
Lokasi Pengolahan Minuman Air Kelapa sumber pencemaran 0
Muda Penelitian ini menunjukkan bahwa jawaban
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan responden pada butir pernyataan Lokasi
Lokasi Pengolahan Minuman Air usaha terhindar dari vektor, Lokasi usaha
Kelapa Muda di Kelurahan Lauchi dilengkapi tempat penampungan sampah
Kecamatan Medan Tuntungan
yang tertutup, Dilengkapi fasilitas sanitasi
Tahun 2013
Ya Tidak
air bersih, dan Lokasi usaha dekat dengan
Kriteria Penilaian sumber pencemaran menunjukkan bahwa
n % N %
Lantai selalu bersih, kering, tidak 0 0 8 100, seluruhnya menjawab tidak.
lembab, dan tidak licin 0
Tempat pengolahan bebas vektor 0 0 8 100, Hasil Pemeriksaan Bakteri Escherichia
(lalat, tikus dll) 0
Tersedia tempat mencuci tangan dan 2 25,0 6 75,0
coli Pada Minuman Air Kelapa Muda
peralatan Yang Tidak Dicampur Es dan Yang
Peralatan yang digunakan dicuci 6 75,0 2 25,0 Dicampur Es
dahulu sebelum digunakan dalam Tabel 4.10 Kandungan Bakteri Escherichia coli
setiap pengolahan Yang Terdapat Pada Minuman Air
Kelapa Muda Yang Tidak Dicampur kena pembasmi hama. Escherichia coli
Es Yang Di Jual Di Kelurahan relatif peka terhadap panas, segera hancur
Lauchi Kecamatan Medan
Tuntungan Tahun 2013
oleh suhu pasteurisasi dan pemanasan.
Hasil Sedangkan proses pembekuan tidak akan
Kode Nilai membinasakan bakteri, sehingga bakteri
E. Keterangan
Pedagang MPN dapat hidup dalam suhu yang rendah dalam
coli
jangka waktu relatif panjang (Volk, 1984).
A 45 Positif TMS
B 17 Positif TMS Tabel 4.11Kandungan Bakteri Escherichia coli
C 17 Positif TMS Yang Terdapat Pada Minuman Air
Kelapa Muda Yang Dicampur Es
D 4,0 Positif TMS
Yang Di Jual Di Kelurahan Lauchi
E 130 Positif TMS Kecamatan Medan Tuntungan Tahun
F 23 Positif TMS 2013
G 240 Positif TMS Kode Nilai Hasil Keteranga
Pedagang MPN E. coli n
H 240 Positif TMS
A 70 Positif TMS
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada sampel B 240 Positif TMS
yang dilakukan di Laboratorium, diperolah C 8,1 Positif TMS
bahwa air kelapa muda yang dijual oleh D 39 Positif TMS
pedagang tanpa dicampur es dijumpai E 79 Positif TMS
kandungan E. coli yaitu 716 per 100 ml F 210 Positif TMS
yang berada dalam kisaran 4,0 sampai 240 G 130 Positif TMS
per 100 ml sampel sehingga hasil yang H 240 Positif TMS
didapat tidak memenuhi syarat sesuai
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dengan Permenkes RI No.
dilakukan pada air kelapa muda yang di
492/Menkes/PER/IV/2010 Tentang
campur es di Kelurahan Lauchi Kecamatan
Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu 0 per
Medan Tuntungan, diperoleh kandungan E.
100 ml sampel.
coli yaitu 1016,1 per 100 ml yang berada
dalam kisaran 8,1 sampai 240 per 100 ml
Hasil pemeriksaan yangdilakukan pada air
sampel sehingga tidak terdapat hasil yang
kelapa muda ini terjadi karena kontaminasi
memenuhi syarat sesuai dengan Permenkes
bakteri Escherichia coli yang terlihat dari
RI No. 492/Menkes/PER/IV/2010 Tentang
penggunaan bahan campuran air yang tidak
Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu 0 per
di masak 1000C yang berisiko menjadi
100 ml sampel.
tempat perkembangbiakan bakteri tersebut.
Ditambah lagi, kondisi kelapa muda saat
Hasil pemeriksaan yang dilakukan lebih
membuka menggunakan pisau yang tidak
besar kandungan E. coli pada minuman air
bersih, terkontaminasi dengan tangan yang
kelapa muda yang dicampur es (8,1 sampai
tidak di cuci bersih, dan air kelapa muda
240 per 100 ml sampel) daripada yang tidak
yang dijual tidak semua menggunakan air
dicampur es (4,0 sampai 240 per 100 ml
kelapa asli, serta semua pedagang masih
sampel) dapat terjadi karena pedagang
mencampur dengan air biasa.
menggunakan es kulkas yang tidak dimasak
sehingga keberadaan Escherichia coli dalam
Escherichia coli tumbuh pada suhu antara
air atau makanan dianggap memiliki
10 - 40 °C, dengan suhu optimum 37°C dan
korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit
mati pada suhu 60 °C selama 30 menit, tidak
penyakit (patogen) pada pangan. Pada
bisa bertahan pada tempat yang kering dan
minuman air kelapa muda yang di campur es terlebih dahulu sebelum es dimasukkan, dan
lebih sedikit kandungan E.coli daripada pedagang tidak mencuci sendok pengambil
yang tidak dicampur es. Hal ini disebabkan es sebelum digunakan.
karena peralatan pemotongan (pisau) yang
digunakan untuk mengupas kelapa muda KESIMPULAN DAN SARAN
tidak dalam keadaan bersih dan tangan juga
tidak dalam keadaan bersih. Peralatan yang KESIMPULAN
digunakan tidak dalam keadaan bersih, Seluruhnya higiene sanitasi pengolahan
karena produsen mencuci peralatan hanya minuman air kelapa muda di Kelurahan
dengan menggunakan air satu kali Lauchi tidak memenuhi syarat.
pemakaian yang ada di ember untuk Kandungan bakteri E. coli yang terdapat
membilasnya dan digunakan secara pada minuman air kelapa muda yang tidak
berulang-ulang. Setelah peralatan dicuci dicampur es berada dalam kisaran sebesar
produsen langsung menggunakan peralatan 4,0 sampai 240 per 100 ml sampel, dan yang
tersebut tanpa menggeringkan terlebih dicampur es berada dalam kisaran sebesar
dahulu. 8,1 sampai 240 per 100 ml sampel.
Pengelolaan air kelapa muda yang tidak di
Kontaminasi bakteri Escherichia coli pada campur es dan yang dicampur es di
air kelapa dengan campuran es terlihat dari Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan
penggunaan air pencampuran yang tidak Tuntungan tidak memenuhi syarat kesehatan
sempurna dan tidak di masak 1000C yang berdasarkan Kepmenkes RI No.
berisiko menjadi tempat perkembangbiakan 942/Menkes/SK/VII/2003.
bakteri tersebut. Ditambah lagi,
keadaanpedagang kurang higiene dalam SARAN
pengolahannya dimana penjamah kontak Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan agar
tangan dengan air kelapa, tidak memberikan penyuluhan dan kursus tentang
menggunakan celemek dan sarung tangan, higiene sanitasi makanan kepada pedagang
dalam penyimpanan bahan baku yang tidak minuman air kelapa muda khusunya di
tertutup, serta penjualan di pinggir jalan Kelurahan Lauchi Kecamatan Medan
yang tercemar oleh timbal atau asap Tuntungan.
kenderaan maupun debu. Sebaiknya Bagi Balai Pengawasan Obat dan Makanan
pedagang memperhatikan higiene sanitasi (BPOM) Kota Medan agar diadakan
seperti menggunakan penutup kepala, pengawasan dan penyuluhan tentang
celemek dan sarung tangan, terpisahnya pentingnya menerapkan higiene sanitasi
penyimpanan bahan baku dengan bahan jadi minuman jajanan khususnya minuman air
dan penggunaan wadah/ peralatan bersih kelapa muda sehingga minuman tersebut
yang dicuci terlebih dahulu dengan deterjen dapat memenuhi syarat kesehatan.
dan air mengalir. Bagi pedagang agar lebih memperhatikan
higiene sanitasi pengolahan pada minuman
Penelitian Syafnita (2012), menyatakan air kelapa muda sehingga minuman tersebut
bahwa air kelapa muda yang dicampur es tidak terkontaminasi terhadap bakteri E. coli
batu diperiksa mengandung E. coli sehingga sehingga dapat memenuhi syarat kesehatan
tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal ini Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menjadi
berarti bahwa air kelapa muda yang bahan masukan untuk penelitian higiene
dicampur es batu disebabkan oleh pedagang sanitasi.
yang tidak mencuci termos penyimpan es
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2009. Keracunan Makanan, EGC,


Jakarta.

Azwar, A. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan


Lingkungan. Mutiara Sumber Widya,
Jakarta.

Haris, K, 1986. Kesehatan


Lingkungan.FKM-UI. Jakarta.

Purawidjaja. 1995. Enam Prinsip Dasar


Penyediaan Makanan di Hotel,
Resoran dan Jasaboga.
http://www.putraprabu.wordpress.co
m/2009/01/09/penyajian-makanan-
prinsip-food-higiene/. Diakses
tanggal 28 Desember 2013.

Purnawijayanti, H.1999. Sanitasi Higiene


dan Keselamatan Kerja dalam
Pengelolaan Makanan. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.

Rahayu, S.U. 2007. Es Balok Bukan Untuk


Diminum. http//www.tabloid-
nakita.com, Diakses tanggal 20
Agustus 2013.

Volk, W. M. 1984. Mikrobiologi Dasar.


Penterjemah: Markham, Penerbit
Gadjah Mada University press,
Yogyakarta.

Widiati, Sri. 2001. Planet Kita, Kesehatan


Kita Laporan Komisi WHO
Mengenai Kesehatan dan
Lingkungan. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.

You might also like