Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Kapsul TSF
Jurnal Kapsul TSF
CURRENT BIOCHEMISTRY
ISSN: 2355-7877
Homepage: http://biokimia.ipb.ac.id
E-mail: current.biochemistry@gmail.com
2
LAPTIAB, Indonesian Agency for the Assessment and Application of Technology, Tangerang
*Corresponding author: Dr. Ir. Heri Purwoto, M.Eng; Laboratoria Pengembangan Teknologi Industri Agro dan Biome-
dika BPPT, Kompleks Puspitek Gedung 610, Serpong; E-mail: otowrup@yahoo.com
ABSTRACT
ABSTRAK
Kapsul sangat penting dalam pengemasan sediaan obat. Cangkang kapsul komersial umum
nya berasal dari gelatin sapi atau babi. Alternatif pengganti gelatin dari bahan non hewani dapat di
peroleh dari polisakarida seperti pati dan karagenan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan
20
Christi A - Optimasi Formula Cangkang Kapsul dari Amilopektin dan Karagenan
formula optimum antara amilopektin dan karagenan sebagai bahan baku cangkang kapsul pengganti
gelatin. Program Design Expert 7.0.0 (trial version) dengan Response Surface Methodology (RSM)
Central Composite Design digunakan untuk mengoptimasi formula dengan tiga variabel faktor dan
tiga variabel respon. Berdasarkan analisis dengan penentuan range yang disesuaikan, program me
rekomendasikan 29 solusi optimasi dengan nilai deserability 1. Solusi 6 dan 28 dipilih untuk divali
dasi dengan faktor-faktor yaitu amilopektin 1.01 %, karagenan 1.01 %, gliserin 2.17 % (formula 6)
dan amilopektin 3.00 %, karagenan 2.00 % dan gliserin 2.90 % (formula 28). Nilai respon prediksi
yaitu kadar air 12.94 %, kadar abu 6.35 % (formula 6) dan kadar air 12.99 %, kadar abu 8.67 %
(formula 28). Nilai hasil validasi yaitu kadar air 21.45 %, kadar abu 7.5 %, kelarutan dalam air 6.12
menit (formula 6) dan kadar air 17.67 %, kadar abu 7.78 %, kelarutan dalam air 9.30 menit (formula
28).
Kata kunci: amilopektin pati singkong, cangkang kapsul, karagenan, optimasi formula
21
Curr. Biochem. 2016. 3 (1): 20 - 32
Pembuatan cangkang kapsul berbasis (AOAC 2005) dan pengujian kadar abu (AOAC
pati ketela produksi lokal telah dilakukan oleh 2005).
Saleha dan Desiyana (2011) yang menyarankan
penambahan senyawa hidrokoloid seperti kara- Pembuatan Rancangan Formulasi dan
genan, alginat atau pektin untuk memperbaiki Respon
sifat fisik dan mekaniknya. Tujuan dari pene- Pembuatan rancangan formulasi dan
litian ini yaitu untuk menentukan formula opti- respon dilakukan dengan menggunakan pro-
mum antara amilopektin dan karagenan sebagai gram Design Expert 7.0.0. Pada penelitian ini
bahan baku cangkang kapsul. Optimasi formula variabel bebas yang digunakan yaitu persentase
film dilakukan menggunakan program Design amilopektin, karagenan dan gliserin. Respon
Expert 7.0.0 (trial version) Respoonse Surface yang diukur dan dioptimasi meliputi kadar air,
Methodology (RSM) Central Composite Design. kadar abu dan kelarutan dalam air. Penentuan
Variabel bebas yang digunakan yaitu persentase variabel bebas diperoleh dari kajian penelitian
amilopektin, karagenan dan gliserin, sedangkan sebelumnya (Anggraeni 2011, Saleha dan Desi-
variabel respon yang akan diukur dan dioptima- yana 2011, Anthony 2009) dan dilakukan trial
si yaitu kadar air, kadar abu dan kelarutan dalam and error untuk penentuan batas maksimum
air. dan minimum (Tabel 2). Nilai batas minimum
dan maksimum dimasukkan ke dalam program
2. METODOLOGI Design Expert 7.0.0 RSM Central Composite
Bahan yang digunakan dalam penelitian Design untuk diacak. Setelah dilakukan pe
ini yaitu amilopektin pati singkong, karagenan ngacakan kombinasi, didapatkan 20 rancangan
(Galic), gliserin (PT. Brataco) dan air demine formula yang akan dianalisis (Tabel 3) dengan
ralisasi. Alat yang digunakan adalah pengaduk respon yang akan diukur dan dioptimasi yaitu
magnet, neraca analitik (Kern ABS 220-4N), kadar air, kadar abu dan kelarutan dalam air.
hotplate (Cimarec), disintegration tester (Er-
weka), oven (Memmert), dan tanur (Fuji). Pengukuran Kadar Air (AOAC 2005)
Penelitian ini diawali dengan pengujian Cawan dikeringkan pada suhu 105 °C
mutu bahan baku amilopektin dan karagenan selama 30 menit kemudian didinginkan dalam
yang meliputi kadar air dan kadar abu. Tahap desikator dan ditimbang. Sebanyak ± 3 gram
selanjutnya adalah optimasi formula film yang sampel dimasukkan ke dalam cawan dan di oven
dimulai dari 1) pembuatan rancangan formula- pada suhu 105 °C selama 3 jam kemudian didi
si dan respon, 2) formulasi, 3) analisis respon, nginkan dalam desikator lalu ditimbang. Kadar
4) optimasi dilanjutkan dengan verifikasi dan air ditentukan dengan persamaan:
pencetakan kapsul hasil verifikasi.
(x - y)
Kadar Air (%) = x 100 %
Karakterisasi Bahan Baku x
Mutu amilopektin dan karagenan se dengan : x = bobot sampel mula-mula (g)
bagai bahan baku dilakukan dengan uji kadar air y = bobot sampel kering (g)
22
Christi A - Optimasi Formula Cangkang Kapsul dari Amilopektin dan Karagenan
Pengukuran Kadar Abu (AOAC 2005) tertutup yang diisi dengan silica gel sebelum di-
Sampel yang telah diuapkan airnya dipi- lakukan analisa.
jarkan dalam tanur bersuhu 60 °C (berat cawan
dan sampel diketahui). Proses tanur dilakukan Analisis Respon
selama ± 3 jam sampai semua sampel berubah Analisis respon dilakukan menggunakan
warna menjadi abu-abu. Kadar abu ditentukan program Design Expert 7.0.0. Perbandingan
dengan persamaan: ketepatan antara prediksi dan hasil penelitian
dilakukan menggunakan Analysis of Variance
Berat abu (g)
Kadar Abu (%) = x 100 % (ANOVA).
Berat sampel (g)
23
Curr. Biochem. 2016. 3 (1): 20 - 32
nilai batas maksimum dan minimum variabel sukkan ke dalam program Design Expert 7.0.0
faktor yang akan digunakan (Tabel 2). untuk dilakukan analisis dari tiap-tiap respon
Nilai-nilai tersebut (Tabel 2) kemudian sebelum dilakukan optimasi dari respon yang
dimasukkan ke dalam program untuk dilakukan diinginkan.
pengacakan kombinasi, dan diperoleh 20 ran-
cangan formulasi (Tabel 3). Selanjutnya hasil Respon Kadar Air
rancangan formula tersebut dilakukan penguku- Nilai respon kadar air yang dihasilkan
ran respon yang meliputi kadar air, kadar abu berkisar antara 9.91 % sampai 25.29 %. Pada
dan kelarutan dalam air, sehingga diperoleh ha- analisis keragaman (ANOVA) (Tabel 5) menun-
sil pengukuran respon (Tabel 4). Nilai-nilai ha- jukkan bahwa model yang terpilih untuk respon
sil pengukuran respon tersebut kemudian dima- kadar air adalah interaksi dengan nilai R2 yang
Tabel 3 Rancangan formulasi bahan baku kapsul menggunakan program Design Expert 7.0.0
Faktor Faktor
Formula Amp1 Kar2 Gly3 Formula Amp1 Kar2 Gly3
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 3.00 1.00 2.00 11 3.68 1.50 2.50
2 3.00 2.00 2.00 12 3.00 2.00 3.00
3 1.00 2.00 2.00 13 0.32 1.50 2.50
4 2.00 1.50 3.34 14 2.00 1.50 2.50
5 2.00 1.50 2.50 15 2.00 0.66 2.50
6 2.00 1.50 2.50 16 2.00 1.50 2.50
7 2.00 1.50 1.66 17 1.00 1.00 2.00
8 3.00 1.00 3.00 18 2.00 1.50 2.50
9 1.00 1.00 3.00 19 2.00 1.50 2.50
10 2.00 2.34 2.50 20 1.00 2.00 3.00
Keterangan : 1Amp: amilopektin (%), 2Kar: karagenan (%), 3Gly: gliserin (%)
24
Christi A - Optimasi Formula Cangkang Kapsul dari Amilopektin dan Karagenan
lebih besar dibandingkan dengan model yang kadar abu adalah linier dengan nilai R2 yang le
lain yaitu sebesar 0.7036. Selain itu, model yang bih besar dibandingkan dengan model yang lain
dihasilkan signifikan dengan p lebih kecil dari yaitu sebesar 0.7864. Selain itu, model yang di-
0.05 (< 0.0065). Nilai lack of fit diperoleh lebih hasilkan signifikan dengan p lebih kecil dari 0.05
besar dari 0.05 (0.4238) yang berarti lack of fit (< 0.0001). Nilai lack of fit diperoleh lebih besar
tidak signifikan, nilai lack of fit yang tidak sig- dari 0.05 (0.0550) yang berarti lack of fit tidak
nifikan ini menunjukkan adanya kesesuaian data signifikan, nilai lack of fit yang tidak signifikan
respon kadar air dengan model yang dihasilkan. ini menunjukkan adanya kesesuaian data respon
kadar abu dengan model yang dihasilkan.
Respon Kadar Abu
Nilai respon kadar abu yang dihasilkan Respon Kelarutan dalam Air
berkisar antara 4.3 % sampai 11.244 %. Pada Nilai kelarutan dalam air yang dihasil-
analisis keragaman (ANOVA) (Tabel 6) menun- kan berkisar antara 4’02” – 9’41”. Hasil analisis
jukkan bahwa model yang terpilih untuk respon keragaman (ANOVA) pada Tabel 7 menunjuk-
25
Curr. Biochem. 2016. 3 (1): 20 - 32
kan bahwa model yang terpilih untuk respon ke- signifikan ini menunjukkan adanya kesesuaian
larutan dalam air adalah kuadratik dengan nilai data respon kelarutan dalam air dengan model
R2 yang lebih besar dibandingkan dengan model yang dihasilkan.
yang lain yaitu sebesar 0.5406. Model yang di-
hasilkan tidak signifikan dengan p lebih besar Hasil Pencetakan Kapsul
dari 0.05 (0.0.741). Nilai lack of fit diperoleh Pada tahap akhir (tahap validasi) dilaku-
lebih besar dari 0.05 (0.7084) yang berarti lack kan pencetakan kapsul dari solusi optimasi yang
of fit tidak signifikan, nilai lack of fit yang tidak dipilih yaitu formula 6 dan formula 28. Bentuk
26
Christi A - Optimasi Formula Cangkang Kapsul dari Amilopektin dan Karagenan
Keterangan : 1Amp: amilopektin (%), 2Kar: karagenan (%), 3Gly: gliserin (%)
Tabel 9 Perbandingan nilai respon prediksi solusi optimasi dengan nilai hasil validasi
95 % Interval Prediksi
Respon Validasi Prediksi
Rendah Tinggi
Formula 6
Kadar air (%) 21.45 12.94 13.32 22.37
Kadar abu (%) 7.58 6.35 5.75 9.32
Formula 28
Kadar air (%) 17.67 12.99 13.32 22.37
Kadar abu (%) 7.78 8.67 5.75 9.32
27
Curr. Biochem. 2016. 3 (1): 20 - 32
Formula 6 Formula 28
(a) (b)
taminasi oleh mikroba (Setiani et al. 2013, Le ses demineralisasi pada saat pembuatan bahan
werissa 2006). baku dan kandungan mineral yang berbeda pada
Tinggi rendahnya kadar air suatu bahan sumber bahan baku tersebut. Kadar abu yang
baku ditentukan oleh sifat dan kemampuan ba- diperoleh untuk karagenan jika dibandingkan
han tersebut dalam menarik air serta proses pe dengan standar FAO (2007) yaitu sebesar 15 %
ngeringan dan kadar air bahan baku itu sendiri - 40 % telah memenuhi standar.
(Dirhami et al. 2011). Hasil analisis menunjuk-
kan bahwa karagenan dalam penelitian ini me
Rancangan Formulasi dan Pengukuran Re-
ngandung kadar air sebesar 8.24 % lebih kecil
spon
jika dibandingkan dengan standar FAO (2007)
Tujuan dari rancangan formulasi yaitu
sebesar 12 %, hasil penelitian Agustin (2012)
untuk menentukan formula/perlakuan yang akan
dan Evelin et al. (2011) masing-masing sebe-
dianalisis di laboratorium. Rancangan formulasi
sar 10.03 % dan 9.09 %. Kadar air amilopektin
dilakukan dengan menggunakan program De
yang diperoleh dari hasil analisis sebesar 13.12
sign Expert 7.0.0 Response Surface Methodo
%.
logy Central Compoiste Design untuk menetu-
Kadar abu dari amilopektin dan kara-
kan variabel faktor. Hasil dari tahapan ini adalah
genan yang diperoleh sebesar 0.12 % dan 18.04
% (Tabel 1). Pengujian kadar abu dilakukan rekomendasi formula oleh program yang akan
untuk mengetahui kandungan komponen anor- dianalisis dimana jumlah rekomendasi formu-
ganik atau garam mineral yang tertinggal pada lanya tergantung dari berapa jumlah variabel
pembakaran dan pemijaran senyawa organik faktor yang digunakan. Penentuan variabel fak-
(Suptijah et al. 2012). Nilai kadar abu suatu tor diperoleh berdasarkan kajian penelitian se-
bahan dapat menunjukkan besarnya jumlah mi belumnya (Saleha dan Desiyana 2011, Anggrae-
neral yang terkandung dalam bahan tersebut. ni 2011, dan Anthony 2009) dan dilakukan trial
Semakin tinggi kadar abu suatu bahan, maka se- and error untuk menentukan batas minimum dan
makin rendah kemurniannya. Tinggi rendahnya maksimum dari variabel faktor yang akan digu-
nilai kadar abu dapat dipengaruhi oleh beberapa nakan. Berdasarkan hasil trial and error yang
faktor, diantaranya dapat dipengaruhi oleh pro telah dilakukan didapatkan nilai batas minimum
28
Christi A - Optimasi Formula Cangkang Kapsul dari Amilopektin dan Karagenan
dan maksimum seperti pada Tabel 2. Setelah di- Peningkatan persentase jumlah tepung
dapatkan nilai minimum dan maksimum, nilai (amilopektin dan karagenan) akan cenderung
tersebut dimasukkan ke dalam program untuk menurunkan kadar air cangkang kapsul. Mening
dilakukan pengacakan kombinasi. Setelah di- katnya persentase tepung menyebabkan jumlah
lakukan pengacakan kombinasi didapatkan 20 polimer yang menyusun matriks film mening-
rancangan formula rekomendasi program yang kat. Semakin banyak jumlah polimer penyusun
akan dianalisis di laboratorium (Tabel 3) dengan matriks akan meningkatkan jumlah padatan dan
respon yang diukur dan dioptimasi meliputi ka- menyebabkan persentase air yang tertinggal
dar air, kadar abu dan kelarutan dalam air yang dalam matriks menjadi semakin kecil sehingga
merupakan bagian dari standar cangkang kapsul kadar air dalam cangkang kapsul akan semakin
komersial. Standar cangkang kapsul komersial rendah (Amaliya dan Putri 2014, Kusumawati
meliputi bobot cangkang kapsul (69-83 mg/100 dan Putri 2013).
cangkang kapsul), kadar air (13 % - 16 %), ka-
dar abu (< 15 %), derajat keasaman (pH) (5 – 7) Respon Kadar Abu
dan kelarutan dalam air (< 15 menit) (Kapsul Abu merupakan bahan organik beru-
indo Nusantara 2007). pa mineral yang harus diusahakan seminimal
mungkin keberadaannya dalam cangkang kap-
Respon Kadar Air sul yaitu tidak boleh lebihi dari 5 %. Kadar abu
menunjukkan komponen anorganik atau mineral
Respon kadar air sangat penting diten-
sisa pembakaran bahan organik, dimana sema-
tukan nilainya karena berkaitan dengan keta
kin banyak kandungan mineral maka kadar abu
hanan cangkang kapsul terhadap aktivitas dari menjadi semakin besar (Junianto et al. 2013).
mikroba. Produk dari bahan organik umumnya Besaran kadar abu yang terkandung dalam suatu
akan ditumbuhi oleh jamur dan kapang jika ka- produk dapat menunjukkan tingkat kemurnian
dar airnya lebih dari 20 % sampai dengan 60 %, dari produk tersebut. Tingkat kemurnian terse-
sedangkan jika kadar airnya melebihi 60 % akan but dipengaruhi oleh komposisi dan juga kan
mudah untuk ditumbuhi oleh bakteri sehingga dungan mineral dalam suatu bahan baku.
kadar air menjadi salah satu parameter penting Persamaan model respon kadar abu
yang harus dipenuhi untuk cangkang kapsul (Tabel 6) menunjukkan bahwa kadar abu akan
komersial (Junianto et al. 2013). menurun dengan peningkatan persentase amilo-
Persamaan model respon kadar air (Ta pektin dan gliserin, yang ditunjukkan dengan
bel 5) menunjukkan bahwa kadar air akan menu nilai konstanta yang negatif. Kadar abu akan
run dengan peningkatan interaksi amilopektin mengalami peningkatan dengan menurunnya
dan karagenan, amilopektin dan gliserin, karage persentase karagenan.
nan dan gliserin, dan karagenan dan gliserin.
Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai konstanta
yang negatif. Kadar air akan mengalami pening- Respon Kelarutan dalam Air
katan dengan menurunnya persentase amilopek Kelarutan dalam air (waktu hancur)
tin, karagenan, dan gliserin. merupakan waktu yang diperlukan untuk han-
29
Curr. Biochem. 2016. 3 (1): 20 - 32
curnya kapsul sehingga tidak ada bagian yang untuk masing-masing respon. Tujuan dilakukan-
tertinggal. Sebagai pembungkus sediaan obat, nya optimasi adalah untuk mendapatkan kombi-
cangkang kapsul haruslah mudah dimetabolis nasi model yang terbaik sehingga menghasilkan
me oleh tubuh karena setelah ditelan oleh pa respon yang sesuai dengan yang diinginkan.
sien, kapsul akan langsung menuju ke lambung Nilai optimasi terbaik ditunjukkan dengan nilai
sehingga cangkang kapsul sudah harus hancur desirability yang mendekati satu sampai satu.
dalam waktu kurang dari 15 menit. Kisaran nilai desirability adalah 0 – 1.
Persamaan model kelarutan dalam air Setelah semua variabel dan respon di-
(Tabel 7) menunjukkan bahwa respon kelarutan tentukan goal dan batasannya, program Design
dalam air akan menurun dengan peningkatan Expert 7.0.0 akan melakukan analisis untuk
persentase amilopektin, karagenan dan gliserin. mendapatkan nilai optimumnya dengan melihat
Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai konstanta nilai desirability. Solusi optimal yang didapat
yang negatif. Peningkatan persentase tepung setelah diolah oleh program Design Expert 7.0.0
(karagenan dan amilopektin) akan meningkat- dapat dilihat pada Tabel 8.
kan jumlah padatan sehingga meningkatkan Berdasarkan analisis dari tiga variabel
ketebalan cangkang kapsul. Cepat atau lambat- faktor dan dua variabel respon yang ada serta
nya waktu yang dibutuhkan oleh kapsul untuk dengan penentuan range yang telah disesuaikan,
hancur dipengaruhi oleh ketebalan kapsul, se- program Design Expert 7.0.0 merekomendasi-
makin tebal kapsul maka waktu yang dibutuh- kan solusi optimasi penelitian ini sebanyak 29
kan untuk hancur akan semakin lama (Ku et al. formula optimasi dengan nilai desirability sebe-
2010, Suptijah et al. 2012) Kelarutan dalam air sar 1. Hasil optimasi dari 29 formula tersebut
akan mengalami peningkatan dengan menurun- diambil sebanyak dua formula yaitu formula 6
nya kuadrat persentase amilopektin, karagenan dan formula 28 untuk kemudian divalidasi. Fak-
dan gliserin. tor-faktor pada formula 6 diantaranya adalah
persentase amilopektin 1.01 %, karagenan 1.01
Hasil Analisis Optimasi dan Validasi % dan gliserin 2.17 %, sedangkan pada formu-
Optimasi merupakan bagian dari kegiatan la 28 diantaranya yaitu persentase amilopektin
penelitian dan pengembangan proses maupun 3.00 %, karagenan 2.00 % dan gliserin 2.90 %
produk, baik yang telah ada maupun penemuan dengan desirability masing-masing sebesar 1.
baru untuk menghasilkan produk maupun proses Pada tahap ini, nilai respon aktual akan
dengan biaya yang minimal. Peubah bebas (fak- dibandingkan dengan nilai respon prediksi yang
tor) dan peubah tidak bebas (respon) merupakan diberikan program dan standar cangkang kapsul
hal yang sangat mempengaruhi dalam penelitian komersial. Menurut Madamba (2005), model
yang menggunakan teknik optimasi. Teknik op- akan dinilai baik dan memadai jika nilai pre-
timasi yang digunakan adalah Resonse Surface diksi respon yang dihasilkan mendekati nilai
Methodology (RSM) Central Composite Design verifikasi pada kondisi aktual. Program mem-
(CCD) menggunakan software Design Expert berikan nilai respon prediksi yang diikuti selang
7.0.0 keluaran Stat-Ease Inc. USA. Optimasi prediksinya 95 %. Definisi 95 % pada selang
dilakukan setelah didapatkan model matematika prediksi menunjukkan nilai kepercayaan dari
30
Christi A - Optimasi Formula Cangkang Kapsul dari Amilopektin dan Karagenan
pengamatan individual sebesar 95 %. Selang larut pada kapsul formula 28 lebih tinggi diband-
prediksi atau PI (Prediction Interval) dibagi ingkan kapsul formula 6 yang dapat dilihat dari
menjadi dua yaitu, 95 % PI rendah dan 95 % PI peningkatan konsentrasi amilopektin dan kara-
tinggi. PI rendah adalah nilai terendah dari in- genan pada formula 28. Konsentrasi amilope-
terval yang diprediksikan, sedangkan PI tinggi ktin dan karagenan pada formula 6 yaitu 1.01
adalah nilai tertinggi dari interval yang dipredik- % dan 1,01 %, sedangkan pada formula 28 yaitu
sikan. Nilai pada kolom aktual didapatkan dari 3 % dan 2 %, sehingga menyebabkan kapsul
hasil pengamatan laboratorium sedangkan nilai yang terbentuk pada formula 28 lebih kokoh dan
pada kolom prediksi dan 95 % PI didapatkan keras. Akan tetapi, bentuk kapsul yang didapat-
dari hasil pengolahan program Design Expert kan dari hasil penelitian belum memenuhi ben-
7.0.0. Perbandingan nilai respon prediksi solusi tuk yang diinginkan seperti pada kapsul gelatin.
optimasi program dengan nilai hasil aktual dan Kekerasan kapsul yang didapat masih sangat
standar cangkang kapsul komersial dapat dilihat kurang jika dibandingkan dengan kapsul dari
pada Tabel 9. gelatin, sehingga diperlukan adanya penamba-
Tahapan validasi bertujuan untuk mem- han filler untuk memperkeras kapsul.
buktikan nilai respon dari solusi optimasi yang
direkomendasikan. Setelah dilakukan validasi, 5. UCAPAN TERIMA KASIH
didapatkan film dengan kadar air 21.45 % (for- Ucapan terima kasih penulis sampaikan
mula 6) dan 17.67 % (formula 28) serta kadar kepada Laboratoria Pengembangan Teknologi
abu 7.58 % (formula 6) dan 7.78 % (formula 28). Industri Agro dan Biomedika (LAPTIAB) Badan
Apabila dibandingkan dengan standar cangkang Pengkaji dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pu-
kapsul komersial maka film yang dihasilkan be- sat Riset dan Teknologi (PUSPITEK) Serpong
lum memenuhi standar, dimana standar untuk yang telah membiayai dan memfasilitasi peneli-
kadar air berkisar antara 13 % sampai 16 % dan tian ini.
standar untuk kadar abu yaitu kurang dari 5 %.
Apabila dibandingkan dengan nilai respon pre- 6. DAFTAR PUSTAKA
diksi yang diberikan oleh program, nilai respon
[AOAC] Association of Official Analytical Chem-
hasil validasi tidak berbeda jauh dari nilai res ists. 2005. Official Methods of Analysis
pon prediksi karena masih berada dalam selang AOAC International. Washington: AOAC
prediksi. Berdasarkan hasil tersebut dapat di International.
simpulkan bahwa solusi optimasi yang direko- [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Tanaman Pa
ngan. http://www.bps.go.id.tnmn_pgn.php.
mendasikan oleh program sudah cukup baik.
Diakses pada tanggal 15 November 2014.
[FAO] Food and Agricultural Organization. 2007.
Hasil Pencetakan Kapsul Carrageenan. FAO JECFA Monographs 4.
Hasil pencetakan kapsul formula 6
Abdou ES, Sorour MA. 2014. Preparation and Cha
(Gambar 1a) dan formula 28 (Gambar 1b) me racterization of Starch/Carrageenan edible
nunjukkan bahwa kapsul formula 6 memiliki film. IFRJ. 21(1):189-193.
tekstur yang lebih lunak dibandingkan dengan Agustin TI. 2012. Mutu Fisik dan Mikrostruktur
kapsul formula 28, hal ini karena padatan ter- Kamabako Ikan Nurisi (Nemipterus nema
31
Curr. Biochem. 2016. 3 (1): 20 - 32
32