You are on page 1of 7

SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oliefera) PADA RANSUM UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS DAGING AYAM BROILER

Supplementation of Moringa Leaves Powder (Moringa Oleifera ) in Ration to Improve


the Quality of Broiler Meat

Y. Tonga, N.K. Mardewi, N.K.E. Suwitari, N.K.S. Rukmini,


N.M.G.R. Astiti, dan I.G.A.D.S. Rejeki

Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa Denpasar

ABSTRACT

Guaranteed broiler meat in term of health aspect is necessary currently. Fat and cholesterol
contents on broilers are one of quality aspects that should be considered, in which high fat
and cholesterol levels would give direct impact on the health of the consumer. Therefore
efforts to reduce fat and cholesterol levels of broiler meat are considered to be important.
One of alternative that could be carried is by supplementing Moringa leaves powder to the
chicken ration. Active substances contained by Moringa leaves are expected reduce the fat
and cholesterol levels. This research aimed to measure carcass weight, carcass percentage,
sub-cutaneous fat and cholesterol contents of the broiler meats, which feed by the
supplemented ration. The reasearch used 60 strain CP 707 broiler chickens in age of 2
weeks, for 5 weeks. The research applied RAL method with 5 treatments and 4 repetitions.
Those treatments are feeding chickens without Moringa leaves powder supplementation
(P0), feeding with 3% Moringa leaves powder supplementation (P1), feeding with 6%
Moringa leaves powder supplementation (P2), feeding with 9% Moringa leaves powder
supplementation (P3) and with 12% moringa leaves powder supplementation (P4). Each
treatment was repeated 4 times,in which each repetition consisted of 3 broiler chickens. The
research lasted for five weeks. The variables that were measured were carcass weight,
carcass percentage, sub-cutaneous fat and cholesterol content of the meat. Base on result of
the research, it could be concluded that supplementation of Moringa leaves powder to the
ration could reduce sub-cutaneous fat content of upper thigh and cholesterol of the meat, but
did not reduce the weight and percentage of the carcasses. From the research, it could be
suggested that research which aimed to lower the fat and cholesterol content of broiler meat
may use 12% Moringa leaf meal as the supplement.
Keywords : Broilers, meat quality, moringa leaf meal

ABSTRAK

Saat ini, dibutuhkan daging ayam broiler yang terjamin aspek kesehatannya; kandungan
lemak dan kolesterol daging ayam broiler merupakan salah satu aspek kualitas yang perlu
diperhatikan, kandungan lemak dan kolesterol yang tinggi akan berdampak langsung
terhadap kesehatan konsumen. Upaya menurunkan lemak dan kolesterol pada daging ayam
broiler perlu mendapat perhatian.Salah satu alternatif adalah dengan suplementasi tepung
daun kelor pada ransum ayam broiler. Zat aktif yang terdapat dalam daun kelor diharapkan
dapat menurunkan kadar lemak dan kolesterol daging. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengukur berat karkas, persentase karkas, kandungan lemak sub kutan dan kolesterol
daging yang disuplementasi tepung daun kelor pada ransum. Penelitian menggunakan 60
ekor ayam broiler strain CP 707 umur 2 minggu, selama 5 minggu.Metode yang digunakan
adalah RAL dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut adalah tanpa

45
Tonga, dkk.

suplementasi tepung daun kelor pada ransum (P0), suplementasi 3% tepung daun kelor (P1),
suplementasi 6% tepung daun kelor (P2), suplementasi 9% tepung daun kelor (P3) dan
suplementasi 12% tepung daun kelor (P4). Setiap perlakuan diulang 4 kali dan setiap
ulangan terdiri atas 3 ekor ayam broiler.Penelitian berlangsung selama 5 minggu. Variabel
yang diukur adalah berat karkas, persentase karkas, kandungan lemak sub kutan dan
kandungan kolesterol daging. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplementasi
tepung daun kelor pada ransum dapat menurunkan kandungan lemak sub kutan paha atas
dan kolesterol daging, namun tidak menurunkan berat dan persentase karkas ayam broiler.
Dari hasil penelitian, dapat disarankan bahwa penelitian dengan tujuan menurunkan
kandungan lemak dan kolesterol daging ayam broiler dapat menggunakan 12% tepung
daun kelor sebagai suplementasi.
Kata kunci: Ayam broiler, kualitas daging, tepung daun kelor

PENDAHULUAN

Kandungan lemak kolesterol daging ayam broiler merupakan salah satu aspek
kualitas yang perlu diperhatikan . Kandungan lemak dan kolesterol yang tinggi akan
berdampak langsung terhadap kesehatan konsumen, sehingga pada saat ini dibutuhkan
ayam broiler yang terjamin aspek kesehatannya. Keadaan seperti itulah yang
menyebabkan perlunya suatu penelitian yang menghasilkan daging ayam broiler
dengan, kandungan lemak dan kolesterol yang rendah.
Tepung daun leguminosa mulai banyak dicoba,dan hal ini merupakan alternatif
yang baik sebagai pakan ternak karena,ketersediaannya banyak dan harganya murah.
Salah satu tanaman leguminosa yang berpotensi sebagai pakan ternak,adalah tanaman kelor
(Moringa oleifera). Tanaman kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman perdu dari family
Moringaceae yang banyak dijumpai di Indonesia sebagai tanaman pagar dan mempunyai
manfaat yang luas.Semua bagian dari tanaman baik daun, bunga maupun akar dapat
dimanfaatkan untuk bahan makanan dan obat-obatan.
Dunia ilmu pengetahuan mengakui bahwa,untuk saat ini, kelor merupakan
tanaman paling kaya nutrisi, mengandung lebih banyak dan lebih padat vitamin,mineral,
antioksidan kuat tertinggi,asam amino essensial lengkap dan ditambah senyawa lain yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh kita (Mardiana, L,2012).Kelor sarat dengan
fitonutrien,fitonutrien merupakan nutrisi nabati yang diyakini memiliki efek mendukung
kesehatan.Kelor telah lama digunakan untuk memerangi penyakit kardiovaskuler dan
obesitas, kolesterol, merupakan elemen penting dalam membangun dan memperbaiki sel-
sel dalam tubuh(Kurniasih, 2012) menyatakan terjadi penurunan yang signifikan dalam
kadar kolesterol jahat pada tikus, saat serbuk kelor ditambahkan ke dalam makanan normal
tikus sehari-hari. Pada penelitian tersebut juga disebutkan, pemberian daun kelor
berdampak sangat nyata pada menurunnya kadar kolesterol secara keseluruhan.
Pengurangan secara keseluruhan kadar kolesterol dalam darah memiliki efek langsung pada
pengurangan kemungkinan penyakit jantung. Bahkan pengurangan kadar kolesterol jahat
sebanyak 25% dapat menghasilkan pengurangan tingkat serangan jantung, stroke dan
kolesterol lainnya yang berhubungan dengan penyakit sebanyak 50%. Penelitian mengenai
pemanfaatan daun kelor juga telah dilakukan oleh Astuti, dkk (2005) serta Analysa, L (2007)
yang melakukan penelitian mengenai penggunaan tepung daun kelor dalam pakan terhadap
berat organ dalam, glukosa darah dan kolesterol darah ayam pedaging. Daun kelor dapat
digunakan sebagai suplementasi untuk meningkatkan produktivitas ternak domba dan sapi
perah (Muro, et.al, 2003 dan Soetanto, dkk, 2005). Berdasarkan hal tersebut, dilakukan
penelitian mengenai suplementasi tepung daun kelor pada ransum komersial ayam broiler
terhadap berat karkas, persentase karkas dan kualitas daging.

46
Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar, 25 Agustus 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat suplementasi tepung daun kelor
(Moringa oleifera) pada ransum komersial terhadap berat karkas, persentase karkas,
kandungan lemak subkutan dan kolesterol daging ayam broiler.

MATERI DAN METODE

Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Kelima perlakuan tersebut adalah
Ayam yang diberikan pakan tanpa penambahan tepung daun kelor sebagai control (P0),
ayam yang diberikan tepung daun kelor sebanyak 3% (P1), Ayam yang diberikan tepung
daun kelor sebanyak 6% (P2), ayam yang diberikan daun kelor sebanyak 9% (P3) dan Ayam
yang diberikan tepung daun kelor sebanyak 12% (P4). Setiap ulangan (unit percobaan)
menggunakan 3 ekor ayam broiler berumur 2 minggu dengan berat badan homogen.

Lokasi dan waktu penelitian


Penelitian dilakukan di Banjar Raden, Desa Baru, Kecamatan Marga, Kabupaten
Tabanan, penelitian ini dilakukan selama 5 minggu.

Bahan dan alat


Ayam yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain CP-707 yang
berumur 2 minggu yang dibeli dari UD Setia ternak yang berlokasi di Tabanan. Ayam yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 60 ekor dengan berat badan yang hamper homogen.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari terpal, yang digunakan untuk
menjemur daun kelor, plastic strimin untuk menutup daun kelor yang dijemur agar tidak
tertiup oleh angin, blender untuk menghancurkan daun kelor menjadi tepung, baskom
untuk menampung daun kelor yang telah diblender, ayakan untuk mengayak daun kelor,
label harga sebagai penanda daun kelor yang akan digunakan sesuai dengan perlakuan,
timbangan elektrik atau digital merek Tanita dengan kapasitas 5000 g, dengan kepekaan 1 g
yang digunakan untuk menimbang ayam, timbangan duduk merek Nagami berkapasitas 10
kg dengan kepekaan 50 kg, yang digunakan untuk menimbang pakan, alat tulis, plastik
lembaran untuk mencampur pakan dengan tepung daun kelor, tempat pakan dan tempat air
minum, thermometer, dan alat-alat bedah.

Pelaksanaan penelitian

Kandang dan perlengkapan


Kandang yang digunakan dalam penelitian adalah kandang dengan sistem battery
bertingkat sebanyak 20 petak kandang. Tiap petak kandang berukuran panjang 45 cm, lebar
45 cm, dan tinggi 45 cm, tinggi kandang dari tanah 30 cm, masing-masing berisi 3 ekor ayam.
Kandang tersebut terbuat dari bilah-bilah, kayu, setiap kandang dilengkapi dengan tempat
makan yang terbuat dari pipa paralon sepanjang 30 cm dan tempat minum dan sebagai
penerangan di malam hari digunakan lampu pijar 10 watt.
Di bawah kandang digunakan plastik untuk menampung kotoran ayam yang jatuh,
plastik dibersihkan setiap hari agar kesehatan ayam tetap terjaga dari bau amoniak yang
dihasilkan oleh kotoran ayam.

47
Tonga, dkk.

Ransum dan Air Minum


Ransum yang digunakan dalampenelitian adalah ransum komersial untuk ayam
broiler fase starter yang diproduksi oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia yang
disuplementasi tepung daun kelor. Pemberian ransum dilakukan 3 kali sehari yaitu pada
pagi, siang dan sore hari. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum.Air minum
berasal dari air PDAM setempat.Komposisi nutrisi ransum penelitian disajikan pada Tabel
2.1
Tabel 1. Komposisi nutrisi ransum perlakuan
Perlakuan
Zat-zat Nutrisi Standar²
P0 P1 P2 P3 P4
ME (kkal/kg) 29001) 2939,55 2979,09 3018,64 3058,18 2800-
Protein (%) 21,00- 21,89 22,78 23,67 24,56 21-23
23,00
Lemak (%) 5,00 5,22 5,44 5,67 5,9 5-8
Kalsium(%)4) 0,90 0,96 1,02 1,08 1,14 0,9-1,1
Phospor (%) 0,60 - - - - 0,7-0,9
Abu (%) 7,00 7,30 7,61 7,91 8,22 3-5
Kadar Air (%) 13 13,23 13,45 13,68 13,9 -
Serat Kasar (%) 5,00 5,27 5,53 5,81 6,08 5-5,5
Keterangan:
1) Brosur pakan PT. Charoen Phokphan Indonesia
2) Berdasarkan perhitungan Scott et.al (1982)
3) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI-1995)
4) Kalsium di ambil dari Funglie (2001)

Pembuatan tepung daun kelor


Daun kelor yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari sekitar rumah
penduduk di daerah Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Daun
Kelor yang diperoleh dipisahkan dari tangkainya kemudian dijemur, sampai kering, setelah
kering daun kelor dihaluskan dengan cara diblender. Setelah diblender daun kelor diayak
untuk mendapatkan tepung daun kelor. Tepung daun kelor siap dicampurkan pada ransum
ayam broiler.

Tabel 2. Nutrisi tepung daun kelor


Komposisi Nutrisi (%)
Protein Kasar (%) 29,61
Lemak Kasar (%) 7,48
Serat Kasar (%) 8,98
Abu (%) 10,13
BETN (%) 43,80
Energy Metabolis*(Kkal.kg) 1318,20
Sumber: - Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Brawijaya, Malang (2007)
- Energi Metabolis estimasi dari 70% GE menurut Patrick and Schaible (1980)

Pengacakan Ayam
Dari 100 ekor ayam yang dipersiapkan, terlebih dahulu ditimbang untuk mencari rata-
rata berat badannya, kemudian dicari 60 ekor ayam yang mendekati berat badan rata-rata.

48
Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar, 25 Agustus 2016

Setelah itu 60 ekor ayam yang terpilih diletakkan secara acak di dalam unit-unit percobaan.
Setiap unit percobaan diisi dengan 3 ekor ayam yang beratnya homogen.

Pencampuran Ransum
Pencampuran ransum dilakukan seminggu sekali, bahan yang akan digunakan
ditimbang sesuai dengan keperluan, dilanjutkan dengan pencampuran ransum.
Pencampuran dimulai dengan bahan yang jumlahnya paling banyak kemudian diikuti
dengan yang lebih sedikit, demikian seterusnya sampai bahan yang beratnya paling sedikit.
Setelah selesai dilakukan pencampuran ransum dimasukakn ke dalam kantong plastic yang
telah berisi kode sesuai dengan perlakuan.

Pencegahan Penyakit
Seminggu sebelum penelitian dimulai, kandang sudah didesinfektan dengan biocid.
Pada umur 2 hari anak ayam diberikan moxicolgyn HC sebagai antibiotic dan mediavit
sebagai vitamin dengan dosis 1 sendok teh untuk dua liter air minum. Pemberian antibiotik
dimaksudkan untuk mencegah infeksi bakteri pada saluran pencernaan, sedangkan
pemberian vitamin untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi fisiologis. Vaksinasi
dilaksanakan pada hari ke lima dengan vaksin ND melalui tetes mata dengan tujuan
mencegah serangan penyakit tetelo (New Castle Deasease). Vaksinasi kedua dilaksanakan
pada umur 14 hari dengan vaksin gumboro.

Pengambilan Sampel
Pada akhir peneleitian ayam dipuasakan selama 12 jam kemudian ditimbang Setiap
unit perlakuan yang terdiri dari 3 ekor ayam hanya diambil 1 ekor yang beratnya mendekati
berat rata-rata. Jadi keseluruhan ada 20 ekor sampel, selanjutnya ayam dipotong,
dikeluarkan darah, saluran pencernaan dan dihilangkan bulunya, kaki bagian bawah dan
kepalanya sehingga didapatkan karkasnya. Karkasnya kemudian ditimbang.Setelah itu
dipisahkan lemak subkutannya dan daging dadanya.Daging dada kemudian dioven sampai
kering dihaluskan dan dianalisis kandungan kolesterolnya.

Variabel Pengamatan
- Karkas ayam adalah hasil pemotongan ayam setelah dipisahkan dari darah, bulu, kaki,
kepala dan organ dalam, kecuali jantung, hati dan empedal (Basyaf, 1995).
- Persentase karkas, dihitung dengan membagi bobot karkas dengan bobot hidup dikalikan
100%.
- Lemak subkutan / bawah kulit dicari dengan cara memisahkan bagian daging, tulang
dan kulit bagian dada, paha atas dan paha bawah, kemudian ditimbang.
- Kandungan kolesterol daging (mg/100 g) adalah angka yang menunjukkan kandungan
kolesterol daging dada pada periode tertentu yang dinyatakan dalam mg/100 g (Piliang
dan Djojosoebagio, 1990).

Analisis Statistik
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam dari
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) diantara
perlakuan, dilanjutkan dengan uji jarak berganda dari Duncan (Steel dan Torrie, 1991).

49
Tonga, dkk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suplementasi tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada ransum ayam broiler, tidak
memberikan pengaruh nyata pada berat karkas dan persentase karkas antar
perlakuan.Walaupun terjadi kecenderungan penurunan. Hal ini diduga disebabkan oleh
berat badan akhir dan berat potong yang tidak berbeda nyata. Berat badan akhir dan berat
potong akan mempengaruhi berat karkas. Hal ini sesuai dengan pendapat dari North (1992)
bahwa, berat karkas dipengaruhi oleh berat ayam yang dipotong. Sedangkan persentase
karkas berkaitan erat dengan berat karkas, sehingga suplementasi tepung daun kelor pada
ransum juga tidak menurunkan persentase karkas ayam broiler. Hal ini sesuai dengan
pendapat Siregar, dkk (1992), bahwa persentase karkas ayam pedaging bervariasi antara 65-
75% dari bobot badan.
Suplementasi 12% tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada ransum ayam broiler
dapat menurunkan kandungan lemak sub-kutan paha atas, nyata berbeda dengan
suplementasi 3%, 6% dan 9%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kandungan serat
kasar pada ransum P4 lebih tinggi dari perlakuan lainnya. Konsumsi serat kasar yang lebih
tinggi akan berpengaruh terhadap lemak yang dihasilkan. Bidura (1996) menyatakan,
dengan adanya serat kasar laju aliran ransum akan meningkat, penyerapan lemak dalam
usus dihambat oleh serat kasar sehingga lebih sedikit dapat diserap dalam tubuh.
Sebaliknya, terjadi peningkatan lemak yang dikeluarkan melalui feses sehingga kandungan
lemak tubuh semakin berkurang.

Tabel 3 Suplementasi tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada ransum terhadap berat
karkas, persentase karkas, kandungan lemak subkutan dan kolesterol daging
ayam broiler.
Perlakuan
Variabel SEM
P0 P1 P2 P3 P4
Berat karkas (g) 1051,25a 1102a 1053,75 a 1002,75a 977,25a 45,74
Persentase Karkas 68,30a 68,61a 68,96a 67,79a 69,81a 6,29
(%)
Lemak Subkutan 31,05a 24,00a 23,75a 20,75a 13,75b 3,60
Paha Atas (g)
Lemak Subkutan 15,00a 14,75a 14,00a 13,25a 13,25a 1,91
Paha Bawah (g)
Lemak Subkutan 37,05a 30,05a 28,00a 25,25a 22,00a 1,91
Dada (g)
Kolesterol Daging 133,26a 113,65b 97,31c 80,09e 82,27d 0,76
Keterangan = Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang
berbeda nyata (P<0,05).

Kandungan kolesterol daging dari ayam broiler yang disuplementasi tepung daun
kelor nyata mengalami penurunan (P<0,05) pada semua level. Menurut Piliang dan
Djojosoebagio (1990), kadar kolesterol dipengaruhi oleh jumlah lemak dalam pakan dan
metabolismenya. Sedangkan kandungan lemak ransum yang disuplementasi tepung daun
kelor lebih tinggi dari pada kandungan lemak ransum control, namun kolesterol yang
dihasilkan lebih rendah dari kontrol Hal ini diduga karena antioksidan dalam tepung daun
kelor (Moringa ofeifera) menyebabkan sintesis kolesterol dari tubuh melalui konversi oleh
hati menjadi asam empedu lebih banyak, sehingga absorbsi kolesterol dijejunum sedikit dan
kadar kolesterol daging menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Kurniasih (2012) bahwa
Betasitosterol adalah komponen dalam kelor yang dapat membantu mengatasi masalah
kolesterol. Karena senyawa ini bagian dari keluarga sterol.Struktur Beta-Sitosterol cukup
50
Seminar Nasional Peternakan 2, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar, 25 Agustus 2016

serupa dengan kolesterol.Sehingga dapat mengelabui tubuh untuk memblokir penyerapan


kolesterol jahat dari makanan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Suplementasi tepung daun kelor (Moringa oleifera) sebanyak 12% pada ransum dapat
meningkatkan kualitas daging tanpa menurunkan berat dan persentase karkas ayam broiler.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan pemeliharaan ayam broiler untuk tujuan
menurunkan kandungan lemak subkutan dan kolesterol daging, dapat menggunakan 12%
tepung daun kelor sebagai suplementasi pada ransum.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti. D. A. D. R, Ekastuti dan Firdaus, 2005, Manfaat Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai
Pakan Ayam Pedaging. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Usaha Peternakan Berdaya
Saing di Lahan Kering, Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada–Yogyakarta.
Analiysa. L. 2007. Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Pakan Terhadap
Berat Organ Dalam, Glukosa Darah Dan Kolesterol Darah Ayam Pedaging. Fakultas
Peternakan, Universitas Brawijaya –Malang.
Funglie. 2001. The Moringa Tree. The Multiple Atributes of Moringa, EWS. Dakar, Sinegal.
Kurniasih. 2012. Khasiat dan Manfaat Daun Kelor untuk penyembuhan berbagai penyakit.. Cetakan
Pertama Pustaka Baru Press, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Mardiana, L. 2013. Daun Ajaib Tumpas Penyakit, Kanker, Diabetes, Ginjal, Hepatitis, Kolesterol dan
Jantumg. Cet.4. Penebar Swadaya, Jakarta.
Muro, J. K, V. R. M. Muhikambele, S. V. Sarwatt. 2003. Moringa oleifera Leaf Meal Can Replace
Cottonseed Cake in the Concentrate Mix Fed With Rhodes Grass (Chloris gayana) Hay for
Growing Sheep. Livestock Research for Rural Development 15(M)=1-5.
North, M. O. and D. D. Bell, 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Ed. Van Nostrand
Reinhold; New York.
Patrick. H. and P. J. Schaible, 1980, Poultry Feed and Nutrition. New Ed. AVI.Publising Coy
Incorpored West Port Connecticont, 283-284.
Pilliang, W, G, Djojosoebagio, S.A.H. Fisiologi Nutrisi, Volumr I, Depdikbub, Dikti. PAU Ilmu Hayat,
Institut Pertanian Bogor. Hal.213-234, Bogor.
Rasyaf. 1995. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Surabaya-Jakarta.
Siregar, A.P.M. Sabrani dan S. Pramu, 1982. Teknik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Cetakan
Kedua, Margie Grup, Jakarta.
Scot, M.L; Nesheum, M. C; Young, R.J. 1982.Nutrition of Chicken, ML. Scot and Associates
Publishers. Ithaca. NY
Soetanto, H, 2005 Potensi Tanaman Kelor (Moringa Oleifera, Lam) Sebagai Sumber Pakan dan Pangan
di Indonesia- Proceeding Seminar AINI V. Universitas Brawijaya, Malang.
Standar Nasional Indonesia, 1995.http =??InfoMedianCo.id. Juni 2010.
Steel, R.G.D, and J.H. Torrie, 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Edisi kedua. Penerjemah Bambang
Soemantri, PT. Gramedia Jakarta. Kedua. Penerjemah Bambang Soemantri, PT. Gramedia,
Jakarta.

51

You might also like