Professional Documents
Culture Documents
Kediri is one of the cities in East Java which has quite rapidly developed.
Development of the city is particularly in industrial, trade and education. Local
residents do not need to work out of town to fulfill life needs. Moreover the
development of the city attracts communities outside of Kediri to work.
It is undeniable that the development of a city tends to be followed by
several problems, especially health problems, including the spread of HIV and
AIDS. HIV cases were always significantly increasing in Kediri City each year.
Many data showing the spreads of HIV has penetrates the general population,
such as pregnant women and children. Moreover, the low-risk populations such as
housewives, many of them already been infected. The proportion of HIV cases in
housewives in Kediri City run into an increasing trend, it was 25-50% compared
with the other groups.
HIV and AIDS prevention programs had been only focused on high-risk
populations such as Female Sex Workers (FSW), transgender, Injecting Drug
Users (IDU), and also Men Sex Men (MSM). Whereas, the HIV and AIDS
prevention programs need to develop those program that aiming the low-risk
groups, including the housewives. There was also a need for a special study as the
basis for the preparation of the program.
This study was using qualitative approach to assess HIV and AIDS in Kediri
City, the causes of the spread of HIV among housewives, and the factual
condition of program planning in the city. The results of these studies will lead the
basis for the preparation of the program. The study was conducted from March to
December, 2016.
The data collection was using Focus Group Discussion (FGD) method, and
deeply interviews with the subjects. Subjects consisted of individuals from
government, organizations, Non-Governmental Organizations (NGO), AIDS Care
Cadres (WPA), and housewives infected with HIV. Guidelines for FGD and
interview served as guidance when collecting data using sound recorder and
noting tools. Ten housewives which infected with HIV participated in this study.
Those housewives were a member of “Friendship Plus” Peer Supporting Groups.
Subjects were selected using purposive sampling. Triangulation for method and
sources were being applied in this study to maintain data credibility.
The results indicated that HIV and AIDS in Kediri City heading to the
housewives. HIV positive housewives stated that they lacked information
concerning HIV and perceived not at risk of contracting HIV. This caused these
housewives unconcerned with HIV testing and unable to identify risky behaviors.
Besides, concern for HIV and AIDS prevention efforts was being provided when
these housewives had been diagnosed HIV-positive by the health workers. This
suggested that information regarding HIV and AIDS as well as recommendation
to conduct early HIV Voluntary Counseling and Testing (VCT) was important.
vi
Another result indicated that there was some points of weaknesses existed in
the process of program planning in the city. Local government unit in Kediri City
was still unable to develop a proper program planning. And the main problem is,
it will require more energy for reporting activity and filing of subsequent events.
This provided result of minimum evaluation and planning for the next period.
According to these results, health promotion programs should be arranged
for preventing HIV and AIDS among the housewives in Kediri City. The
programs focused on the provision of information concerning HIV and AIDS as
well as advices to participate in Voluntary Counseling and Testing (VCT)
provided to the brides, public including the housewives, and pregnant women.
Furthermore KT-HIV can be used as a condition of the marriage process. This
program uses the principles of partnership and health promotion strategies.
Activities in the program included: 1) coordinative meetings with village
heads, 2) coordinative meeting with the Head of the Ministry of Religious Affairs
Kediri City and the Head of Religious Affair Office, 3) seminar on prevention of
HIV and AIDS among housewives, 4) workshop for HIV testing policy to the
bride and groom, 5) communication training for cadres of AIDS Peers Supporting
Group (mass communication, personal communication, verbal and non verbal
communication), 6) training concerning HIV and AIDS for officials and its
extensions in the Religious Affair Office, 7) HIV and AIDS education and
referrals to clinics for Voluntary Counseling and Testing by the AIDS Care
Cadres to the community at the village, 8) education and referral to the bride and
groom for Voluntary Counseling and Testing by officials and its extensions in
Religious Affair Office as well as the registrar of marriage and death/ P3NK, and
9) monitoring and evaluation meetings.
The conclusion on this study is the cross-sector cooperation is urgently
required for the implementation of HIV and AIDS. Kediri City AIDS Commission
is the coordinator of the program. All parties that involved in the response to HIV
and AIDS in the city must report its activities to local AIDS Commission.
vii
RINGKASAN
Kota Kediri merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan kota terutama pada sektor
industri dan perdangan serta pendidikan. Masyarakat Kota Kediri tidak perlu pergi
keluar kota untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan perkembangan kota ini
menarik masyarakat di luar Kota Kediri untuk berkunjung ke kota ini dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tidak bisa dipungkiri perkembangan suatu kota cenderung diikuti dengan
beberapa permasalahan terutama permasalahan kesehatan termasuk penyebaran
HIV dan AIDS. Kasus HIV yang ditemukan di Kota Kediri setiap tahun
mengalami peningkatan. Data yang dihimpun menunjukkan bahwa penyebaran
HIV sudah merambah pada populasi umum seperti ibu hamil dan anak-anak.
Selain itu kelompok Ibu Rumah Tangga (IRT) yang juga termasuk populasi
berisiko rendah ternyata sudah banyak yang terinfeksi HIV. Proporsi kasus HIV
pada IRT di Kota Kediri mengalami kecenderungan meningkat 25-50% jika
dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Program penanggulangan HIV dan AIDS selama ini hanya berfokus pada
populasi berisiko tinggi seperti Wanita Pekerja Seks (WPS), Waria, Pengguna
Narkoba Suntik (Penasun), dan juga Lelaki Seks Lelaki (LSL). Sehingga perlu
dikembangkan suatu program promosi kesehatan yang dapat menyasar pada
kelompok berisiko rendah termasuk IRT. Perlu suatu kajian khusus untuk
dijadikan dasar penyusunan program ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan untuk
mengkaji situasi HIV dan AIDS di Kota Kediri, penyebab penyebaran HIV pada
kelompok IRT, dan kondisi faktual perencanaan program di Kota Kediri. Hasil
dari kajian tersebut dijadikan dasar untuk penyusunan program. Penelitian
dilakukan sejak Bulan Maret-Desember 2016.
Teknik pengumpulan data dengan Focus Group Discussion (FGD) dan
wawancara mendalam pada subjek penelitian. Subjek penelitian terdiri dari
beberapa dari sektor pemerintahan, ormas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
kader Warga Peduli AIDS (WPA), dan IRT yang terinfeksi HIV. Pedoman
wawancara dan pedoman FGD dijadikan panduan pada saat pengambilan data
dengan alat bantu perekam dan catatan lapangan.Terdapat 10 IRT yang terinfeksi
HIV yang berpartisipasi pada penelitian ini. IRT tersebut merupakan anggota dari
Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Friendship Plus. Pemilihan subjek penelitian
menggunakan Purposive Sampling. Triangulasi metode dan triangulasi sumber
digunakan dalam penelitian ini untuk menjaga kredibilitas data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi HIV dan AIDS di Kota Kediri
mengarah pada permasalahan penyebaran HIV pada IRT. IRT yang positif HIV
menyatakan bahwa mereka kurang informasi tentang HIV dan merasa tidak
viii
berisiko tertular HIV. Hal ini menyebabkan mereka tidak peduli dengan tes HIV
dan tidak bisa mengidentifikasi perilaku mana yang berisiko tertuar ataupun tidak.
Selain itu kepedulian terhadap upaya pencegahan HIV dan AIDS baru mereka
lakukan ketika IRT sudah didiagnosis positif HIV oleh petugas kesehatan. Hal ini
menunjukkan bahwa informasi tentang HIV dan AIDS serta anjuran untuk
melakukan Konseling dan Tes HIV Sukarela (KTS) sejak dini menjadi penting.
Hasil yang lain adalah bahwa masih terdapat kelemahan pada proses
perencanaan program di Kota Kediri. Satuan Perangkat Daerah (SKPD) di Kota
Kediri masih belum semua dapat merencanakan program dengan baik.
Permasalahan utama adalah tenaga yang banyak terkuras untuk pelaporan
kegiatan dan pengajuan kegiatan berikutnya. Hal ini berakibat pada kurang
maksimal dalam evaluasi dan juga perencanaan pada periode berikutnya.
Berdasarkan hasil kajian tersebut maka dapat disusun program promosi
kesehatan dalam penangguangan HIV dan AIDS pada IRT di Kota Kediri.
Program difokuskan pada pemberian informasi tentang HIV dan AIDS serta
anjuran untuk mengikuti KTS di layanan yang tersedia kepada calon pengantin,
masyarakat umum termasuk IRT, dan ibu hamil. Lebih jauh lagi KT-HIV dapat
digunakan sebagai salah satu syarat proses pernikahan. Program menggunakan
prinsip kemitraan dan strategi promosi kesehatan.
Terdapat beberapa kegiatan dalam program ini yaitu : 1) pertemuan
koordinasi dengan lurah, 2) pertemuan koordinasi dengan Kepala Kementerian
Agama Kota Kediri dan Kepala KUA, 3) seminar penanggulangan HIV dan AIDS
pada ibu rumah tangga, 4) workshop kebijakan tes HIV pada calon pengantin, 5)
pelatihan komunikasi bagi kader WPA (Komunikasi massa, komunikasi personal,
komunikasi verbal dan non verbal), 6) pelatihan HIV dan AIDS bagi petugas
KUA dan penyuluh agama, 7) edukasi HIV dan AIDS dan rujukan ke klinik
Konseling dan Tes HIV Sukarela (KTS) oleh WPA pada masyarakat di tingkat
kelurahan, 8) edukasi dan merujuk calon pengantin ke Puskesmas untuk KTS oleh
petugas KUA, Penyuluh Agama dan Modin/P3NK, dan 9) pertemuan monitoring
dan evaluasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perlu kerjasama lintas sektor
dalam pelaksanaan penanggulangan HIV dan AIDS. Komisi Penanggulangan
AIDS Kota Kediri sebagai koordinator program sesuai dengan perannya. Semua
pihak yang terlibat dalam penanggulangan HIV dan AIDS Kota Kediri harus
melaporkan kegiatannya kepada KPA Kota Kediri.
ix
ABSTRACT
x
ABSTRAK
Kata kunci : HIV dan AIDS, Ibu Rumah Tangga, Program Promosi Kesehatan
xi