You are on page 1of 17

Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...

Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

MODEL SISTEM DINAMIS PENILAIAN KINERJA AGROINDUSTRI TEMBAKAU


DI PT GADING MAS INDONESIA TOBACCO
System Dynamic Model for Performance Assesment of Tobacco Agroindustry at Gading Mas
Indonesia Tobacco Company

M. Amirul Ghiffari1)*, Bambang Herry Purnomo1)*, Noer Novijanto1)


1)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto Jember 68121
*E-mail : amirulelghiffari@gmail.com, binauf06@yahoo.com

ABSTRACT

Performance is a very important aspect the survival of a company. Optimalize performance of


a company is the key of existence. Gading Mas Indonesia Tobacco (GMIT) company is one of the
companies in Jemer Regency that export Besuki Na-Oogst tobacco leaf to many countries. One effort,
GMIT company to increase competitiveness is assessing performance. To improve its performance,
GMIT company declareobjectives in the Work Plant and Budget Based of result in 2014, value of
benefict and rendemen has not been reached. This condition requies the evaluation of the
performance assessment approach that can improve performance of the company. The aim of this
research is build a system dynamic model for performance assesment in GMIT company. The method
used in this research is dynamic system method. The approach with this method can determine the
behavior of importance variables that change ver time. Simulations done by creating a model based
on company’s success area and start in 2015 until 2021. Model was developed by simulatting in
several scenarios alternative, optimistic, moderate and pessimistic. Based on the result of data
analysis known that the best policy scenario is an optimistic scenario. Optimistic scenario has an
average value of dekom production 1463.3 quintals above the basic scenario of 1247.8 quintals per
year. The average value of the highest profit of Rp. 4.856.431.700 above the average value of the
basic scenario profit of Rp. 4.583.563.100. The average value of the highest employee capabilities
with 8.21 point above the base scenario with a value of 6 points.

Keywords: performance, PT. GMIT, system dynamic

PENDAHULUAN panjang. Akan tetapi penilaian kinerja


Dalam satu dasawarsa terakhir, perusahaan yang hanya semata mata
produksi tembakau Kabupaten Jember melihat kinerja keuangan saja, dapat
mengalami penurunan yang cukup menyebabkan organisasi melakukan
signifikan. Menurut data yang dikeluarkan tindakan yang keliru karena informasi yang
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa diberikan bias (Kaplan dan Norton, 1996).
Timur pada tahun 2014, jumlah produksi PT. Gading Mas Indonesia Tobacco
tembakau kabupaten jember pada tahun (GMIT) merupakan salah satu anak
2013 berjumlah 18.297 ton turun drastis perusahaan dari PT. Austindo Nusantara
dari tahun sebelumnya yang berjumlah Jaya (ANJ) yang mengekspor daun
31.284 ton. Hal tersebut mengindikasikan tembakau jenis Besuki Na-Oogst ke
bahwa adanya kinerja pengelola tembakau berbagai negara belahan dunia. Untuk itu,
yang menurun. PT. GMIT dituntut selalu meningkatkan
Kinerja perusahaan menjadi indikator daya saingnya dalam menghadapi
keberhasilan atau prestasi suatu perusahaan. persaingan dengan perusahaan global yang
Perusahaan yang mempunyai kinerja yang bergerak di bidang yang sama. Dalam
baik diharapkan dapat bertahan pada melakukan peningkatan kinerja, area
lingkungan yang kompetitif dalam jangka kesuksesan yang ingin dicapai harus
87
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

ditetapkan agar dapat mendukung kinerja meramalkan perilaku secara signifikan dan
PT. GMIT. sensitif (James, 2000). Selain itu, kelebihan
Peningkatan kinerja perusahaan sistem dinamis yakni dapat mengestimasi
diperlukan dalam rangka peningkatan daya kinerja sistem pada kondisi tertentu dan
saing perusahaan (Pongoh, 2004). Salah memberikan alternatif desain terbaik sesuai
satu faktor yang mempengaruhi kinerja PT. dengan spesifikasi yang diinginkan. Dengan
GMIT adalah kinerja departemen - menggunakan sistem dinamis, didapatkan
departemen di dalamnya. Setiap sebuah model dari sistem yang kompleks.
departemen memiliki area kesuksesan yang Model ini akan digunakan sebagai acuan
menjadi indikator keberhasilan pekerjaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan
yang dilakukan. Indikator tiap departemen dalam jangka panjang (Daalen dan Thissen,
tersebut dapat dikaitkan, sehingga mampu 2001).
saling bersinergi dan memberikan hasil Tujuan penelitian yang dilakukan
yang nyata bagi perusahaan. Oleh karena adalah membangun model sistem dinamis
itu, perlu dilakukan adanya kajian terhadap penilaian kinerja untuk mendapatkan
penerapan sistem penilaian kinerja PT. skenario kebijakan terbaik di PT. GMIT
GMIT yang berlaku saat ini dalam rangka Jember. Manfaat dari penelitian yang
meningkatkan kinerja PT. GMIT. dilakukan adalah sebagai rekomendasi bagi
Berdasarkan wawancara dengan perusahaan dalam penerapan kebijakan
beberapa manajer sub departemen di PT. yang tepat untuk meningkatkan kinerja PT.
GMIT diketahui bahwa terdapat area GMIT.
kesuksesan yang belum tercapai oleh
METODE PENELITIAN
manajemen. Area ini didapatkan dari hasil
penentuan RKAP pada tahun 2010. Pada
Alat dan Bahan
tahun 2010, manajemen menentukan bahwa Alat yang digunakan dalam penelitian
aspek keuntungan sebesar 5 miliar dan ini adalah software simulasi sistem dinamis
aspek rendemen dekom sebesar 40 %. Hasil dan kuesioner. Bahan yang diolah dalam
usaha pada tahun 2014, nilai keuntungan penelitian ini berupa data-data primer dan
dan rendemen yang diharapkan belum sekunder yang diperoleh melalui
tercapai. Kondisi tersebut memerlukan wawancara serta studi pustaka. Data primer
adanya pendekatan evaluasi penilaian diperoleh dari penelitian di PT. Gading Mas
kinerja yang mampu meningkatkan kinerja Indonesian Tobacco (GMIT), yang terletak
perusahaan. Sistem penilaian kinerja di Jalan Gajah Mada No. 254 Kecamatan
digunakan untuk memantau perilaku dan Kaliwates Kabupaten Jember.
tujuan proses bisnis dari waktu ke waktu
agar semua ukuran kesuksesan dapat Tahapan Penelitian
terkendali. Kerangka penelitian
Salah satu cara untuk menganalisis Sistem penilaian kinerja PT. GMIT
kinerja sebuah perusahaan yakni seperti perusahaan pada umumnya
menggunakan pendekatan sistem dinamis. merupakan proses dinamis seiring dengan
Sistem dinamis dipilih karena memiliki perubahan waktu. Proses dinamis itu dapat
kelebihan dibandingkan dengan metode dilihat dari adanya proyeksi ukuran kinerja
peramalan konvensional. Model sistem yang tertuang dalam Rencana Kerja dan
dinamis menyediakan cara memahami Anggaran Perusahaan (RKAP) manajemen
penyebab perilaku industri, mendeteksi pada tahun-tahun mendatang guna
terhadap perubahan dini dalam struktur meningkatkan kinerja perusahaan menjadi
industri dan penentuan faktor-faktor yang lebih baik dari sebelumnya. Integrasi model

88
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

sistem penilaian kinerja dengan pendekatan Data yang dapat dijadikan indikator
sistem bersifat dinamis sebagai upaya untuk melihat perilaku sistem berasal dari
meningkatkan kemampuan dalam melihat kurun waktu yang panjang (time series),
tren kinerja di masa mendatang dengan karena dalam sistem dinamis data tersebut
mengenali pola permasalahan ukuran menggambarkan pola perilaku suatu
kinerja di masa lalu. Keluaran dari integrasi variabel (arah kecenderungannya) atau
ini adalah sebuah sinergi untuk disebut sebagai BOT (Behaviour Over
menghasilkan model sistem penilaian Time) yaitu pola dari suatu variabel pada
kinerja yang lebih baik dengan bantuan suatu periode yang panjang, cirinya dapat
berupa bulan atau sampai beberapa tahun.
simulasi komputer. Penggunaan simulasi
Pada penelitian ini indikator dari kinerja
untuk membantu melihat efektifitas
perusahaan digunakan data perusahaan
rumusan kebijakan sebelum rumusan
yang diambil selama beberapa tahun yaitu
tersebut diujicobakan dalam kondisi yang tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
sesungguhnya. Untuk menjelaskan hubungan antara
Pendekatan sistem dinamis unsur unsur yang mempengaruhi kinerja
merupakan metodologi yang berangkat dari perusahaan, maka digunakan riset kausal,
paradigma berpikir sistemik untuk melihat dengan memakai hipotesa dinamis yang
keterkaitan antar variabel kunci kinerja dipetakan melalui Influence Diagram
yang menjadi acuan kesuskesan PT. GMIT. (Causal Loop Diagram) dan Stock and
Identifikasi parameter dan variabel kunci, Flow Diagram. Data unsur unsur yang
dan nilai estimasi parameter menggunakan mempengaruhi kinerja dan sifat hubungan
acuan model Performance measurement tersebut diperoleh melalui data dokumenter,
questionnaire (PMQ) (Rohmatulloh, 2007). dan data primer yang diperoleh melalui
Skema kerangka penelitian diilustrasikan observasi (Mehmood, 2007).
seperti pada Gambar 1.
Pengembangan model
Model dikembangkan dengan
mengikuti 4 tahapan umum pengembangan
model sistem dinamis, yaitu konseptualisasi
model, formulasi model, verifikasi model,
serta rekomendasi kebijakan (Hidayatno et
al., 2001).

Konseptualisasi Model
Konseptualisasi model diawali
Gambar 1. Kerangka penelitian dengan mengkonstruksi diagram sistem
penilaian kinerja sebagai dasar dalam
Metode pengolahan data memahami permaslahan yang
Data yang dikumpulkan pada dimaksudkan. Diagram sistem
penelitian ini terdiri dari data primer dan diilustrasikan menggunakan Stock Flow
data sekunder. Data primer diperoleh dari Diagram (SFD). Pada SFD digambarkan
observasi lapang dan wawancara mendalam struktur model yang mencakup informasi
dengan manajer sub departemen PT. GMIT. dan umpan balik sistem dengan
Data primer digunakan untuk memahami menggunakan simbol simbol sistem
sistem penilaian kinerja yang digunakan dinamis, yaitu stok (stock) dan aliran (flow)
untuk membangun model. Data sekunder (Marquez, 2010). Diagram sistem penilaian
diperoleh dari kajian pustaka mengenai kinerja ditunjukkan pada Gambar 2.
teori sistem dinamis.

89
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

Gambar 2. Diagram kausal kinerja PT. GMIT

Diagram sistem penilaian kinerja Formulasi Model


mencakup produksi tembakau (sub Formulasi model adalah proses
produksi), finansial (sub finansial) dan penuangan model konseptual menjadi
pengembangan karyawan (sub model kuantitatif sehingga dapat dilakukan
pembelajaran dan pertumbuhan). Sub simulasi (Sargent, 2010). Model kuantitatif
sistem produksi bertujuan untuk yang digunakan dijelaskan sebagai berikut:
memprediksi volume tembakau yang
dihasilkan. Variabel kunci yang Prediksi Volume Produksi Tembakau
mempengaruhi produksi tembakau adalah Variabel produksi tembakau (kuintal)
produktivitas kebun. Sub finansial merupakan fungsi integral dari aliran masuk
bertujuan untuk memprediksi keuntungan terima tembakau (kuintal) dikurangi oleh
dan biaya produksi yang harus dikeluarkan. jumlah aliran keluar kedua jenis produk
Variabel kunci pada sub finansial ini adalah yang dihasilkan produksi tembakau, yaitu
biaya produksi. Sub pembelajaran dan dekom dan filler (kuintal). Variabel
pertumbuhan bertujuan untuk memprediksi produksi tembakau merupakan nilai
peningkatan kemampuan karyawan yang produksi tembakau tahun sebelumnya pada
diwujudkan oleh peningkatan nilai tahun 2010 yaitu sebesar 3.349 kuintal.
rendemen dekblad omblad. Seperti dijelaskan pada persamaan berikut.

90
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

produksi tembakau (t)  produksi tembakau (0)   [[terima tembakau  sebagai biaya produksi, karena dalam
[dekom  filler]] dt prosesnya hanya sisa sortasi dari daun
produksi tembakau (0)  3.349 kuintal .................... (1) dekom. Filler dihitung dalam pendapatan
Variabel persediaan tembakau karena masih dapat dijual dengan harga
(kuintal) merupakan fungsi integral dari minimal. Seperti dijelaskan pada Gambar
aliran masuk laju penambahan (kuintal) 3.
dikurangi oleh jumlah aliran laju
pengurangan (kuintal). Variabel persediaan
tembakau merupakan nilai persediaan
tembakau tahun sebelumnya pada tahun
2010 yaitu sebesar 0 kuintal. Nilainya 0
karena pada tahun tersebut tembakau PT.
GMIT habis terjual sehingga tidak ada stok
persediaan di gudang.
Persediaan tembakau (t)  Persediaan tembakau (0)   [Laju penambahan 
Laju penguranga n] dt
Persediaan tembakau (0)  0 kuintal .................... (2)

Gambar 3. Pengaruh kenaikan rendemen PT.


Berdasarkan persamaan di atas, GMIT
variabel persediaan tembakau dipengaruhi
oleh laju pengurangan persediaan tembakau Berdasarkan hasil wawancara dengan
(kuintal), pasokan petani mitra, manajemen PT. GMIT departemen
produktivitas kebun, lahan dikelola serta agronomi dan kajian literatur diketahui
fraksi adanya kotoran dalam proses bahwa kedua faktor tersebut memiliki
pemetikan tembakau. Nilai fraksi kotoran pengaruh besar terhadap perolehan nilai
yang diperoleh dari data departemen rendemen. Rendemen merupakan puncak
tanaman merupakan fungsi GRAPH prestasi dari seluruh karyawan dilihat dari
(nilainya berubah setiap tahun dengan rata-rata keterampilan berdasarkan
membentuk sebuah grafik). Jumlah terima penilaian Standar Manajemen Kinerja
tembakau merupakan hasil perkalian dari (SMK) karyawan menggunakan skala
jumlah produksi tembakau (produktivitas penilaian 1-10. Berdasarkan hasil
lahan) setiap hektar lahan (kuintal per wawancara dengan manajemen PT. GMIT
hektar) dengan jumlah luasan hektar lahan departemen SDM dan umum, pemodel
dikelola (hektar),dikurangi jumlah kotoran mengasumsikan bahwa jika seluruh
yang terangkut kemudian ditambah dengan karyawan PT. GMIT memiliki nilai skor
laju pengurangan persediaan. keterampilan maksimal rata-rata sebesar 10
Produksi dekom dipengaruhi oleh poin dapat meningkatkan perolehan
besaran nilai rendemen (persen) terhadap rendemen maksimal sebesar 50%.
jumlah terima tembakau. Produksi dekom Sedangkan nilai rata-rata skor keterampilan
dipengaruhi oleh besaran nilai persentase sebesar 6 poin dapat meningkatkan
rendemen, di mana nilai rata-rata perolehan rendemen sebesar 30 %. Estimasi
berdasarkan hasil pengolahan data sekunder nilai diatas, kemudian di plot dengan
adalah sekitar 30%. Produksi filler dalam asumsi datanya adalah kurva linier
penelitian model dinamis ini merupakan (y=a+bx). Berdasarkan pengolahan data
akumulasi sisa dari jumlah persentase menggunakan software Minitab 17
rendemen yang menghasilkan dekom. diperoleh rumus persamaan regresi, yaitu y
Produksi filler dalam penelitian ini = -0.000000 + 0.0500 x. Persamaan regresi
merupakan bahan yang tidak dimasukkan dimasukkan ke dalam persamaan software

91
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

simulasi sistem dinamis yang dijelaskan mempengaruhi harga dekom, yaitu fraksi
pada persamaan berikut. fluktuasi harga.
Berdasarkan persamaan di atas,
Kenaikan rendemen (t)  (-0,00  0.05 * rata rata kemampuan) dt ..........(3) variabel total keuntungan (IDR) merupakan
fungsi integral dari aliran masuk
Prediksi Aspek Finansial keuntungan (IDR). Jumlah pendapatan (0)
Diagram alir sub model finansial yaitu nilai yang dimasukkan dari tahun
terdiri dari dua susunan SFD yaitu 2010 sebesar Rp. 27.500.000. keuntungan
akumulasi jumlah pendapatan (IDR) dan merupakan hasil dari seluruh total
akumulasi total pendapatan (IDR). Struktur pendapatan setelah dikurangi biaya
diagram alir akumulasi jumlah pendapatan keseluruhan.
dipengaruhi oleh laju aliran masuk
pendapatan (IDR). Struktur akumulasi total Prediksi Pembelajaran Pertumbuhan
keuntungan dipengaruhi oleh laju aliran Diagram alir sub model pembelajaran
masuk pendapatan setiap tahun (IDR) pertumbuhan terdiri dari dua susunan SFD
sebelum pajak. yaitu akumulasi jumlah karyawan (orang)
Variabel jumlah pendapatan (IDR) dan akumulasi keterampilan (tidak
merupakan fungsi integral dari aliran masuk bersatuan). Struktur diagram alir jumlah
pendapatan (IDR) seperti dijelaskan pada karyawan dipengaruhi laju masuk karyawan
persamaan berikut. Jumlah pendapatan (0) baru yang masuk (orang) dan karyawan
yaitu nilai yang dimasukkan dari tahun yang pensiun (orang).
2010 sebesar Rp. 102.850.000. Variabel keterampilan karyawan
(tidak bersatuan) merupakan fungsi integral
Total pendapatan (t)  Total pendapatan (0)   [Pendapatan ] dt dari aliran masuk pengaruh pelatihan dalam
Total pendapatan (0)  102.850.000 IDR .......... (4) meningkatkan keterampilan (tidak
bersatuan) dan aliran keluar penurunan.
Jumlah pendapatan diperoleh dari Berdasarkan hasil wawancara manajemen
perkalian pendapatan penjualan dekom dan PT.GMIT departemen SDM diperoleh nilai
filler dengan masing-masing harga (IDR awal keterampilan karyawan yang
per kuintal). Nilai harga filler merupakan merupakan kebijakan manajemen.
kisaran harga rata rata 5 tahun terakhir Manajemen menekankan bahwa setiap
diperoleh berdasarkan data perusahaan yang karyawan PT.GMIT harus memiliki nilai
diperoleh dari manajemen PT. GMIT minimal keterampilan dan pengetahuan
departemen TUK. Berdasarkan kajian rata-rata sebesar 6 poin. Nilai rata-rata skor
literatur, diperoleh gambaran bahwa keterampilan sebesar 6 poin merupakan
kebijakan penentuan harga dekom keterampilan minimal yang dimiliki setiap
menggunakan faktor pengali harga jual karyawan pada saat masuk sebagai
sebesar 10% dari harga produksi per unit karyawan baru PT.GMIT yang menjadi
(harga pokok produksi). Dalam prakteknya kebijakan manajemen dalam setiap proses
harga tersebut dapat berubah karena tidak rekrutmen. Biasanya untuk mendapatkan
lepas dari adanya intervensi pemerintah dan nilai 6 poin, karyawan baru harus menjalani
kesepakatan asosiasi tembakau serta masa pelatihan (on job training) selama 3
asosiasi petani dalam menentukan harga bulan agar proses upgrade keterampilan
dasar yang menguntungkan semua pihak. dapat mencapai target dan dapat menyamai
Dalam model ini faktor tersebut karyawan lama sehingga langsung dapat
berakselerasi dalam bekerja.
Total keuntungan (t)  Total leuntungan (0)   [Keuntungan ] dt
Total keuntungan (0)  27.500.000 IDR .......... (5)

92
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

yang disediakan PT. GMIT. Nilai biaya


peningkata n kemampuan (t)  rata rata kemampuan (0)  pelatihan per hari per 8 jam diperoleh
 [pengaruh pelatihan pada kemampuan - penurunan keterampil an] dt berdasarkan kebijakan manajemen PT.
peningkata n kemampuan (0)  6 (tidak bersatuan) ..........(6) GMIT departemen SDM.
Beberapa asumsi model berikut
Berdasarkan wawancara dengan diperoleh berdasarkan wawancara dengan
manajemen PT. GMIT departemen SDM manajemen PT. GMIT, yaitu :
diperoleh asumsi nilai penurunan 1. Jumlah jam pelatihan rata-rata setiap
keterampilan (decrease skill level) (tidak karyawan memiliki pengaruh positif
bersatuan) yang diperoleh dari perkalian terhadap peningkatan keterampilan
antara average skill level dan fraksi karyawan PT. GMIT. Jam pelatihan
penurunan keterampilan. Nilai fraksi skill karyawan diberikan untuk seluruh
lost diasumsikan sebesar 5 % per tahun tingkatan manajemen karyawan PT.
akibat dari faktor penurunan semangat GMIT.
kerja. Nilai pengaruh pelatihan terhadap 2. Rata-rata keterampilan karyawan
rendemen dipengaruhi oleh jumlah jam memiliki pengaruh positif terhadap
pelatihan per jam. Berdasarkan hasil pencapaian nilai perolehan rendemen.
wawancara dengan manajemen departemen Keterampilan karyawan akan
SDM diperoleh juga gambaran bahwa meningkatkan prestasi kerja di seluruh
pemberian jam pelatihan dihitung areal departemen PT. GMIT yang
berdasarkan rata-rata jam pelatihan minimal berkontribusi langsung maupun tidak
1,5 jam per karyawan per bulan. Asumsi langsung terhadap kinerja rendemen.
maksimal sebesar 18 jam per karyawan per Pengadaan pelatihan mengacu pada
tahun dapat meningkatkan keterampilan kebutuhan pelatihan berbasis
sebesar 4 poin. Pengaruh jam pelatihan kompetensi.
sebesar 9 jam training memberikan 3. Variabel produksi tembakau, biaya
pengaruh peningkatan sebesar 2 poin dan produksi, harga jual dekom dan fraksi
jam pelatihan minimal sebanyak 4 jam investasi SDM merupakan parameter
hanya memberikan pengaruh terhadap yang dapat didefinisikan oleh pemakai
peningkatan karyawan sebesar 1 poin. model yang nilainya ditentukan
Ketiga gambaran titik ini, selanjutnya diplot berdasarkan acuan RKAP manajemen
menggunakan kurva kuadratik perusahaan.
(y=ax2+bx+c). Persamaan regresi yang
Verifikasi dan Validasi
diperoleh dari hasil pengolahan data
Proses verifikasi dilakukan dengan
menggunakan Minitab 17 adalah y=0,3908
menguji model yang dibuat, apakah mampu
+ 0.1397 + 0.003347x2). Persamaan regresi menjalankan proses simulasi mengikuti
dimasukkan kedalam persamaan software model perilaku realitas dunia nyata.
simulasi sistem dinamis. Penjelasannya Simulasi dapat dijalankan, sehingga
dapat dilihat pada persamaan berikut. memenuhi kajian verifikasi (Forrester,
1994).
pengaruh jumlah latihan karyawan pada peningkata n kemampuan (t)  (0.3908 
(0.1397 x jumlah pelatihan per karyawan) 
Rujukan teori untuk membangun sub
(0.003347 x jumlah pelatihan per karyawan 2 )) (dt) ..........(7)
model dinamik diantaranya sub model
proses produksi, finansial, dan sub model
pembelajaran pertumbuhan merujuk pada
Variabel jumlah pelatihan per
teori dari model umum yang telah dikaji
karyawan (jam per orang) merupakan
oleh beberapa penulis, diantaranya Sterman
pembagian dari alokasi jumlah pelatihan
(2000) dalam bukunya “Business dynamics:
(jam) dan jumlah karyawan aktual (orang)
System thinking and modeling for a

93
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

complex world” dan Warren (2002) dalam Keterkaitan Area Kesuksesan


bukunya “Competitive strategy
dynamics”.Berdasarkan uraian singkat
diatas, model dinamis kinerja PT. GMIT
yang dibangun pemodel pada studi ini telah
valid berdasarkan rujukan teoritis yang
digunakannya.
Proses validasi hasil data keluaran
simulasi dan data aktual dibandingkan
berdasarkan nilai persentase selisih
beberapa variabel, yaitu jumlah produksi
tembakau, rendemen, dan pertumbuhan Gambar 5. Keterkaitan area kesuksesan di PT.
keuntungan. Diagram alir validasi kinerja GMIT
dilengkapi variabel perhitungan uji statistik
mean absolute percentage error . Berdasarkan wawancara dengan
manajemen perusahaan dan manajemen sub
HASIL DAN PEMBAHASAN departemen, ukuran kesuksesan yang telah
diuraikan per departemen memiliki
Strukturisasi Sistem keterkaitan dengan ukuran kesuksesan
lainnya, di mana muaranya pada
kesepakatan bersama manajemen PT
GMIT, yaitu peningkatan perolehan nilai
rendemen dekblad omblad (dekom) dan
pertumbuhan keuntungan. Kedua area
kesuksesan ini merupakan kelanjutan dari
ukuran kesuksesan di tingkat korporat
(Direksi PT ANJ). Keterkaitan ukuran
kinerja per departemen dengan area
kesuksesan manajemen diuraikan pada
Gambar 4. Indikator kinerja di PT. GMIT Gambar 5.
Kinerja hasil kebun meliputi
kualitas, kuantitas dan cost per unit. Kinerja
Berdasarkan Gambar 4 di atas, PT kualitas dapat dilihat dari jumlah persentase
GMIT sebagai unit produksi dari PT ANJ daun dekom pada tumbuhan. Daun dekom
memiliki tiga tingkat fungsional didapatkan dari bagian bawah dan atas
manajemen, terdiri dari President Director, tumbuhan. Dekom memiliki standar sebesar
departemen yang meliputi operasi dan 40 %. Sedangkan filler memiliki nilai 60 %.
keuangan serta sub departemen. Kinerja kuantitas ditentukan oleh
Departemen dan sub departemen banyaknya persentase dekom, dimana
merupakan manajemen tingkat menengah di standar penilaian kinerja sebesar 30 %.
bawah president director PT. GMIT. Sesuai Semakin banyak daun dekom yang diterima
karakteristik fungsinya, yaitu bertanggung perusahaan dapat diasumsikan akan
jawab merumuskan kebijakan dalam rangka meningkatkan profit karena harganya yang
meningkatkan kinerja pada masing-masing lebih mahal daripada filler.
bagian yang dibidanginya. Bentuk laporan Pengukuran kinerja dipengaruhi oleh
tingkatan fungsional ini bersifat penilaian indikator kinerja pemberian pelatihan dan
kinerja secara keseluruhan untuk dasar pengembangan dan indikator kinerja
pengambilan kebijakan. kehadiran (absensi). Pelatihan dan
pengembangan yang diberikan karyawan

94
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

mengacu pada nilai standar yang ditetapkan Tabel 1. Validasi produksi tembakau di PT. GMIT
manajemen, yaitu minimal sebanyak 2 jam Tahun Simulasi Aktual APE
pelatihan per karyawan per bulan.
2010 3.849,00 Ku 3615,00 Ku 7,36%
Sortasi memegang peranan yang
sangat penting dalam proses produksi 2011 3.821,94 Ku 3.635,00 Ku 5,14%
karena sortasi berguna untuk memisahkan 2012 3866,92 Ku 3.810,00 Ku 1,49%
daun berdasarkan tingkat kematangan, 2013 3.949,88 Ku 3.895,00 Ku 1,41%
kecacatan fisik dan posisi daun pada
2014 4.005,84 Ku 3725,00 Ku 7,54%
batang. Kecepatan mempunyai porsi
penilaian sebesar 60 %, kecepatan jadi
indikator yang diutamakan karena tiap Berdasarkan Tabel 1, validasi kinerja
pasang karyawan diharapkan mampu variabel produksi tembakau antara data
menyortir daun sebanyak 75 Kg per hari. aktual dan simulasi diperoleh nilai MAPE
Indikator ini akan berpengaruh pada lama sebesar 7.54%. Hasil ini menunjukkan
waktu produksi. Kesalahan pada bahwa persentase selisih data aktual dan
penyortiran daun memiliki nilai sebesar 40 simulasi masih dalam kisaran nilai yang
%, daun yang kurang tepat akan disortir diperkenankan di bawah 10%.
kemudian dikembalikan pada blok
Tabel 2. Validasi rendemen di PT. GMIT
sebelumnya.
Berdasarkan wawancara dengan Tahun Simulasi Aktual APE
manajemen departemen keuangan diperoleh
gambaran bahwa ukuran kesuksesan 2010 27,00% 26,00% 3,85%
tersebut dipengaruhi ukuran kinerja biaya 2011 25,34% 23,50% 7,84%
produksi yang terbagi kedalam dua 2012 26,66% 27,50% 3,06%
kelompok yaitu biaya gudang dan tanaman 2013 28,95% 30,00% 3,48%
serta biaya lainnya. Nilai ukuran kinerja
2014 28,73% 29,05% 2,61%
standar biaya gudang dan tanaman sekitar
60% dari nilai pendapatan penjualan
(revenue) produk daun dekom dan filler. Berdasarkan Tabel 2, validasi kinerja
Pendapatan penjualan yang ditargetkan oleh variabel produksi tembakau antara data
PT. GMIT yakni sebesar Rp 5 miliar per aktual dan simulasi diperoleh nilai MAPE
tahun. sebesar 2.61%. Hasil ini menunjukkan
bahwa persentase selisih data aktual dan
Konsistensi Hasil Keluaran simulasi masih dalam kisaran nilai yang
Model disimulasikan dengan titik diperkenankan di bawah 10%.
awal simulasi tahun 2015. Prediksi nilai
Tabel 3. Validasi keuntungan di PT. GMIT
indikator dilakukan untuk 6 tahun
mendatang yaitu sampai tahun 2021 Tahun Simulasi Aktual APE
kemudian hasilnya dibandingkan dengan 2010 43.063.025 42.500.000 1,32%
tahun 2014 atau kondisi saat ini. IDR IDR
2011 29.947.638 28.195.000 6,22%
IDR IDR
2012 47.584.819 46.000.000 3,45%
IDR IDR
2013 44.457.802 42.500.000 4,61%
IDR IDR
2014 45.766.262 47.350.000 3,34%
IDR IDR

95
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

Berdasarkan Tabel 3, validasi


kinerja variabel produksi tembakau antara
data aktual dan simulasi diperoleh nilai
MAPE sebesar 3.34%. Hasil ini
menunjukkan bahwa persentase selisih data
aktual dan simulasi masih dalam kisaran
nilai yang diperkenankan di bawah 10%.

Analisis Perilaku Dinamis (a) (b)


Analisis perilaku dinamis
memungkinkan bagi pengguna model untuk Gambar 6. Skenario optimis produksi dekom (a)
merubah nilai parameter. Meskipun analisis dan keuntungan (b) PT. GMIT
base case scenario run begitu penting
sebagai cerminan dari kondisi aktual di Hasil simulasi powersim berbagai
lapangan, namun pada kenyataannya skenario terhadap respon parameter utama
pengambil keputusan manajemen selalu volume produksi dekom dan pertumbuhan
merencanakan ukuran kinerja pada tahun keuntungan ditunjukkan oleh Gambar 6.
mendatang yang tercermin dalam RKAP. Skenario optimis (SR1) perubahan nilai
Pada bagian ini perubahan nilai parameter parameter produktivitas kebun mengalami
untuk parameter produktivitas kebun, harga peningkatan dari tahun 2015. Produktivitas
jual, biaya produksi dan investasi SDM. kebun diasumsikan naik hingga mencapai
Perubahan nilai parameter dibagi kedalam 1.4 ton, dari produksi rata rata yang
tiga skenario, yaitu skenario optimis berkisar di angka 1.2 ton. Kesuburan lahan
moderat dan pesimis. Ketiga skenario dan penanganan pasca panen yang baik
secara berturut-turut disebut dengan menjadi acuan dalam penentuan skenario.
scenario run 1 (SR1), scenario run 2 (SR2) Dengan naiknya produktivitas, maka dapat
dan scenario run 3 (SR3). Tabel 4 adalah diasumsikan jumlah dekom akan
deskripsi skenario kinerja berdasarkan bertambah, tanpa mengesampingkan
perubahan nilai parameter yang dilakukan variabel lain yang dapat mempengaruhi.
oleh pengambil keputusan dalam proyeksi Harga jual dinaikkan sebesar 30 %. Dengan
RKAP enam tahun mendatang. asumsi bahwa penentuan harga jual ini
mengacu pada optimisme semakin
Tabel 4. Skenario kebijakan di PT. GMIT diterimanya cerutu di kalangan masyarakat
dan membaiknya harga tembakau sebagai
dampak dari kebijakan pemerintah. Biaya
Skenari Produktivita Biaya Harga Fraksi Ket. produksi diturunkan sebesar 3 %, menjadi
o s Kebun Produks Jual Investasi
(Ton/ha) i (Rp/Ku) SDM Rp. 44.620 per kuintal dengan asumsi
(Rp/Ku) (x100) (%) dimana biaya distribusi dan administrasi
(x100) dapat ditekan. Investasi SDM dinaikkan
Optimis 1,4 44620 56221 3 SR 1 menjadi 3 %. Dengan asumsi bahwa
Moderat 1,3 45080 55899 2,5 SR 2 keuntungan yang semakin tinggi karena
Pesimis 1 45540 55103 1 SR 3 biaya produksi ditekan, maka alokasi biaya
untuk pengembangan karyawan juga harus
ditingkatkan.

96
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

tembakau, sehingga tembakau banyak


mengalami kerusakan. Hal ini termasuk
dalam anomali cuaca yang terjadi beberapa
tahun ini. Ketika mengalami hal tersebut,
maka secara otomatis harga jual akan
menurun. Sehingga harga jual dalam
skenario ini diasumsikan menurun menjadi
(a) (b) Rp. 55.103 per kuintal. Biaya produksi
diturunkan 1 % menjadi Rp. 45.540 per
Gambar 7. Skenario moderat produksi dekom (a) kuintal sehingga pendapatan dari penjualan
dan keuntungan (b) PT. GMIT
tembakau pun menurun. Meskipun
kemampuan karyawan naik dari 6 poin
Gambar 7 menunjukkan bahwa
menjadi 6,54 poin, akan tetapi perolehan
perubahan nilai skenario moderat (SR2)
dekom mengalami penurunan akibat
parameter produktivitas kebun mengalami
turunnya nilai keuntungan yang cukup
peningkatan dari tahun 2015. Produktivitas
signifikan.
kebun diasumsikan naik hingga 1.3 ton.
Biaya produksi ditekan 2 % menjadi Rp.
Keterkaitan Area Kesuksesan Dengan
45.080 per kuintal. Fraksi investasi SDM
Hasil Simulasi
dinaikkan menjadi 2,5 % per tahunnya.
Harga jual ditingkatkan menjadi Rp.
Tabel 5. Keterkaitan area kesuksesan
55.889. Nilai tidak mengalami peningkatan
dengan hasil simulasi PT. GMIT
yang signifikan. Keseluruhan, nilainya
Skenario Area Tercapa Tahun Nilai
berada di bawah skenario optimis. Kebijaka kesuksesan i
Kemampuan karyawan naik menjadi 7,77 n
poin. Tanpa Rendemen tidak - 34,82%
skenario
Keuntungan ya 2021 Rp. 5,04 M
Optimis Rendemen ya 2020 43,00%
Keuntungan ya 2017 Rp. 5,2 M
Moderat Rendemen ya 2021 40,80%
Keuntungan ya 2018 Rp. 5,06 M
Pesimis Rendemen tidak - 29,93%
Keuntungan tidak - Rp. 4,02 M
(a) (b)

Gambar 8. Skenario pesimis produksi dekom (a) Berdasarkan Tabel 5 di atas,


dan keuntungan (b) PT. GMIT menunjukkan bahwa simulasi tanpa
skenario belum sepenuhnya mencapai area
Gambar 8 menunjukkan bahwa kesuksesan yang diinginkan pihak
perubahan nilai skenario pesimis (SR3) manajemen PT. GMIT. Parameter utama
parameter produktivitas kebun mengalami yang ingin dicapai adalah keuntungan dan
penurunan dari tahun 2015. Produktivitas jumlah nilai rendemen dekom. Dimana nilai
kebun diasumsikan turun hingga mencapai rendemen ini mempengaruhi jumlah daun
1 ton per hektar. Masih adanya efek dari dekom keseluruhan yang akan dihasilkan.
letusan gunung yang terjadi di awal tahun Nilai keuntungan mencapai area kesuksesan
2015 menjadi pertimbangan dalam pada tahun terakhir simulasi dengan nilai
pengambilan skenario. Dimana debu Rp. 5.057.824.500. Nilai rendemen hingga
vulkanik akan menurunkan kualitas

97
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

tahun terakhir simulasi belum mencapai


area kesuksesan dengan nilai 34,82 %.
Hasil simulasi skenario optimis
menunjukkan bahwa area kesuksesan
parameter keuntungan dan rendemen telah
tercapai. Dimana keuntungan akan tercapai
pada tahun 2017 dengan nilai Rp
5.161.182.500. Nilai keuntungan mampu
mencapai area kesuksesan pada tahun
kedua simulasi karena adanya kebijakan
pada harga produksi dan harga jual.
Adapun nilai rendemen baru tercapai pada Gambar 9. Perbandingan skenario produksi dekom
tahun 2020 dengan nilai 42,77 %. Hal ini
karenaperubahan kebijakan nilai investasi
SDM yang tidak terlalu besar. Sehingga
meskipun memberi pengaruh terhadap
kenaikan rendemen, tetapi jumlahnya tidak
terlalu signifikan.
Hasil simulasi skenario moderat
menunjukkan bahwa keuntungan akan
tercapai pada tahun 2018 dengan nilai Rp.
5.057.627.200. Pencapaiannya lebih lambat
satu tahun daripada skenario optimis. Hal
ini disebabkan pengaruh kebijakan yang Gambar 10. Perbandingan skenario keuntungan di
nilainya di bawah skenario optimis. Nilai PT. GMIT
rendemen akan tercapai pada tahun 2021
dengan nilai 40,81 %. Seperti hal nya Perbandingan hasil simulasi respon
keuntungan, parameter ini juga tercapai parameter utama volume produksi Dekblad
lebih lambat 1 tahun daripada skenario dan pertumbuhan keuntungan dengan
optimis. berbagai skenario diolah menggunakan
Hasil simulasi skenario pesimis Microsoft Excel (Gambar 9 dan 10). Kedua
menunjukkan bahwa keuntungan belum perbandingan memiliki pola yang sama,
tercapai. Hingga akhir tahun simulasi, dimana skenario optimis dan moderat
keuntungan menunjukkan perilaku grafik berada di atas kondisi dasar. Sedangkan
yang menurun. Dimana keuntungan pada skenario pesimis berada di bawah kondisi
akhir tahun simulasi Rp. 4.017.771.400 dan dasar.
rendemen dekblad bernilai 29,93 %.
Tabel 6. Rekapitulasi nilai rata rata berbagai
Menurun cukup signifikan jika skenario di PT. GMIT
dibandingkan dengan kedua skenario yang
lain.Hal ini terjadi karena kebijakan yang Parameter Utama
diterapkan diasumsikan di bawah simulasi Skenario Produksi Kemampuan Keuntungan
tanpa skenario (dasar). Dekom (Ku) Karyawan (x100 IDR)
Dasar 1243,8 6 45835631
Optimis 1463,3 8,21 48564317
Moderat 1364,1 7,77 46893471
Pesimis 1115,6 6,54 42740666

98
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

Rekapitulasi nilai rata-rata hasil b. Pemilihan bibit tembakau dengan


simulasi berbagai skenario pada Tabel 6 kualitas unggul dan tahan hama
menunjukkan bahwa skenario optimis dan penyakit. Penggunaan varietas unggul
moderat kecuali pesimis kinerjanya di atas mampu menghasilkan rendemen yang
skenario dasar. Dimana skenario optimis tinggi. Pemakaian varietas yang ada
menjadi alternatif kebijakan yang saat ini baru mampu menghasilkan
disarankan. Skenario optimis memiliki nilai sekitar 1,2 Ton per hektar, sehingga
rata-rata produksi dekom 1463,3 kuintal di perlu ditingkatkan agar mencapai 1,4
atas skenario dasar sebesar 1247,8 kuintal Ton per hektar.
per tahun. Nilai rata-rata keuntungan c. Setiap lahan tanaman dibagi dalam ± 3
tertinggi dengan nilai Rp. 4.856.431.700 di
petak yang didasarkan pada tingkat
atas nilai rata-rata keuntungan skenario pertumbuhan tanaman. Pembagian
dasar sebesar Rp. 4.583.563,100. Nilai rata- petak bertujuan agar jadwal panen
rata kemampuan karyawan yang tertinggi bisa berjalan tertib yang berhubungan
dengan 8,21 poin diatas skenario dasar dengan pemakaian tenaga kerja serta
dengan nilai 6 poin. pengisian gudang pengering.
Rekomendasi Kebijakan d. Berdasarkan wawancara dengan
Kinerja kesuksesan PT.GMIT manajer agronomi, selama ini belum
bermuara pada perolehan nilai rendemen ada jalur kontrol/ transportasi. Oleh
dan pertumbuhan keuntungan dari hasil sebab itu perlu dibuat jalur kontrol.
penjualan produk utama dekom dan produk Selain memudahkan proses kontrol,
sampingan filler. Pola dinamik simulasi ini akan menjadi proses pencegahan
yang dihasilkan oleh parameter utama kerusakan saat pemanenan tembakau
produksi dekom dan keuntungan karena daun yang di pinggir terhindar
perusahaan dipengaruhi oleh kinerja bersinggungan dengan keranjang
kebijakan yang memicu pada upaya petik.
pertumbuhan produktivitas kebun serta e. Kesuburan tanah yang baik memiliki
kebijakan penentuan harga pokok produksi sejumlah persyaratan, diantaranya
yang rendah sebagai parameter sangat memperbaiki kandungan ketersediaan
sensitif. hara makroprimer (N, P dan K) dan
Skema tindakan koreksi untuk unsur mikro primer, meningkatkan
proyeksi peningkatan volume produksi kandungan bahan organik dan
sebesar 1463,3 Kuintal dan pertumbuhan kehidupan biologis tanah,
keuntungan Rp. 4.856.431.700 Peningkatan menurunkan tingkat keasaman tanah.
kinerja produktivitas kebun dapat Upaya ini perlu mendapat perhatian
diupayakan melalui berbagai cara, yaitu : khususnya pada lokasi tanaman
1. Proses budidaya terdapat faktor yang tembakau yang memiliki kekurangan
mempengaruhi seperti air, varietas, masa persyaratan sebagai kesuburan tanah
tanam, kesuburan tanah, pengendalian (Muzakkir dan Soeripno, 2003).
hama penyakit tanaman dan pemupukan. f. Penggunaan pupuk didasarkan pada
a. Pengaturan luasan siram air terhadap analisa fisik, analisa kandungan
tanaman harus diatur agar cukup guna kimia, kandungan organik, pH tanah,
memberi pertumbuhan yang optimal. pertumbuhan tembakau dan cuaca
Jumlah luas kebun yang dapat disiram tembakau. Sebagai contoh, karena
ideal (sesuai kebutuhan tanaman) cuaca di daerah Jember sangat kering
harus ditingkatkan mencapai 50%. maka perlu tambahan pupuk KNO3

99
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

untuk memperbaiki daya bakar dan kepada aspek finansial, material, dan
warna daun tembakau. aliran informasi dalam melakukan
perencanaan/penjadwalan.
2. Proses pemetikan dilakukan dengan
mengikuti tingkat kemasakan daun dan 3. Mengurangi biaya variabel langsung
sasaran kualitas daun. Sebagai contoh, dengan mengoptimasi ukuran lot
untuk daun dekblad, dipanen ketika pengiriman dan meningkatkan efisiensi
hendak masak dengan warna hijau pengangkutan setiap proses pengiriman
semburat kuning. Setelah itu dilakukan tembakau.
panen percobaan yang diletakkan di 4. Menurunkan biaya variabel langsung
gudang selama 3 hari. Kemudian diamati dengan fokus kepada cara-cara mengemas
perubahan warnanya. Ketepatan dalam produk, dimana dan kapan produk akan
pemetikan akan mengefisienkan proses disimpan.
penanganan selanjutnya.
3. Karena dekblad menjadi parameter utama
KESIMPULAN
kesuksesan perusahaan, maka penanganan Interaksi antara konsentrasi enzim
ketika panen harus optimal. Daun dekblad dan lama hidrolisis terhadap tepung
dipanen tidak terlalu pagi (Pukul 08.00- glukomanan yang dihasilkan berpengaruh
10.00) untuk mengurangi kadar air dan nyata terhadap rendemen dengan nilai
menambah kandungan zat pati agar berkisar antara 1,74%-2,12%, kecerahan
mengurangi terjadinya glassy dan busuk (lightness) berkisar antara 56,19-60,28,
gagang. WHC berkisar antara 771,47-1621,07%,
4. Proses pemetikan dan pengeringan sedangkan berpengaruh tidak nyata
merupakan proses yang melibatkan terhadap OHC dengan nilai berkisar antara
banyak departemen di perusahaan, yakni 733,20-788,20%, kadar air berkisar antara
departemen agronomi tembakau dan 9,57-12,78%, kadar abu berkisar antara
gudang. Koordinasi semua pihak harus 3,05-3,23%, kadar protein berkisar antara
diupayakan agar harmonis dan berjalan 8,26-8,57%, kadar glukomanan berkisar
sesuai tanggung jawabnya masing-masing. antara 52,06-56,17%, dan viskositas
berkisar antara 107,34-127,59 mp.
Kinerja biaya produksi per kuintal
memiliki pengaruh terhadap keuntungan
PT. GMIT. Penurunan biaya produksi dapat UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan
mencapai nilai yang ekonomis apabila
kepada Direktorat Penelitian dan
produk utama, yakni dekom yang
Pengabdian Kepada Masyarakat (DP2M),
dihasilkan lebih besar. Peningkatan volume
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
produksi dekom dalam perusahaan terkait
Kementerian Pendidikan Nasional melalui
dengan peningkatan nilai rendemen yang
skim Hibah Penelitian Strategis Nasional
dihasilkan sebagai puncak prestasi seluruh
(STRANAS) yang telah membiayai
karyawan. Berikut adalah upaya yang
penelitian ini.
dilakukan:
1. Mengurangi biaya dengan cara
memperpendek cycle time melalui aliran DAFTAR PUSTAKA
Alais, C dan B. Linden. 1991. Food
material dan informasi. Hal tersebut Biochemistry. Ellis Horwood, London.
dilakukan dengan cara mengoptimasi
layout dan pengaturan area kerja / area Alsuhendra, dan Ridawati. 2010. Pengaruh
produksi. Modifikasi Secara Pregelatinisasi, Asam,
dan Enzimatis Terhadap Sifat Fungsional
2. Mengurangi biaya langsung dan tak Tepung Umbi Gembili (Dioscorea
langsung dengan meletakkan fokus esculenta). Prosiding Program Studi

100
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

Tata Boga Jurusan IKK. Fakultas Harris, D. C. 2003. Quantitative Chemical


Teknik. Universitas Negeri Jakarta, Analysis, 6thedn. W.H. hal 680-690.
Jakarta. Freeman and Co, New York.
Amin, A. M., Ahmad A. S., Yin Y. Y., Yahya Herlina. 2012. “Karakterisasi dan Aktivitas
N., dan Ibrahim N. 2007. Extraction, Hipolipidemik serta Potensi Prebiotik
purification and characterization of Polisakarida Larut Air Umbi Gembili
durian (Durio zibethinus) seed gum. (Dioscorea esculenta L.)”. Disertasi.
Food Hydrocolloids, 21: 273-279. Program Doktor Ilmu-Ilmu Pertanian.
Universitas Brawijaya, Malang.
AOAC. 2005. Official Methods of Analysis of
The Association Analytical Chemist. Kunamneni, A., Permaul, K., and Singh S.
Wahington D.C. inc, USA. 2005. Amylase production in solid state
fermentation by thethermophilic fungus
Arifin, M. A. 2001. “Pengeringan Umbi Iles-
Thermomyces lanuginosus. Journal of
Iles secara Mekanik untuk Meningkatkan
Bioscience and Bioengineering, 100 (2):
Mutu Keripik Iles”. Tesis. Program
168-171.
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor,
Bogor. Lebot, V. 2009. Soil, pant growth and croo
production: tropical root and tuber crops.
Benyamin, A. 2010. “Pemanfaatan Pati Suweg
Journal Encyclopedia of Life Support
(Amorphophallus campanulatus B.)
Systems (EOLSS), 2.
untuk Pembuatan Dekstrin Secara
Enzimatis”. Skripsi. UPN, Surabaya. Lehninger, A. L. 1997. Dasar-dasar Biokimia.
Jilid I. Alih Bahasa: Maggy
Chua, M, Chan, K, Hocking, T. J., Williams, P.
Thenawidjaja. Penerbit Erlangga, Jakarta.
A., Perry, C. J., Baldwin, T. C. 2012.
Methodologies for the extraction and Mawarni, R. T., Simon B. W. 2015.
analysis of konjac glucomannan from Penggilingan metode ball mill dengan
corms of Amorphophallus konjac K. pemurnian kimia terhadap penurunan
Koch. Journal Carbohydrate Polymer, tepung porang. Jurnal Pangan dan
87: 2202-2210. Agroindustri, 3 (2): 571-581.
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan I. Pusat Mulyono, Edi. 2010. Peningkatan mutu tepung
Antar Univesitas Pangan Gizi. Institut iles-iles (Amorphophallus oncophillus)
Pertanian Bogor, Bogor. (Foodgrade: glukomannan 80%) sebagai
bahan pengelastis ml (4% =
Fardiaz, D., Andarwulan, N., Wijaya, H.,
meningkatkan elastisitas ml 50%) dan
Puspitasari, L. N. 1992. Petunjuk
pengental (1% = 16.000 cps) melalui
Laboratorium: Teknik Analisis Sifat
teknologi pencucian bertingkat dan
Kimia dan fungsional Komponen
enzimatis pada kapasitas produksi 250 kg
Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan
umbi/hari. Balai Besar Penelitian dan
dan Gizi. IPB, Bogor.
Pengembangan Pascapanen Pertanian,
Fennema, O. W. (1985). Principle of Food Bogor.
Science, Food Chemistry, 2nd edn. Marcel
Mustafa S, dan Simon Bambang. 2015.
Dekker Inc, New York.
Pengecilan ukuran metode ball mill dan
Gaurav, F. 2003. Digital Color Imaging pemurnian kimia terhadap kemurnian
Handbox. ISBN 084930900x.CRC Press, tepung porang (Amorphophallus muelleri
Japan. Blume). Jurnal Pangan dan
Gotlieb, K. F. dan A. Capelle. 2005. Starch Agroindustri, 3 (2): 560-570.
Derivatization: Fascinating and Unique Mutia, R. 2011. “Pemurnian Glukomanan
Industrial Opportunities. Wageningen secara Enzimatis dari Tepung Iles-Iles”.
Academic Pubilshers, Netherlands. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

101
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

Myoda, T., Matsuda, Y., Suzuki, T., Natagawa, Sudarmadji, Haryono, S., dan Suhardi. 1997.
T., Nagai, T. dan Nagashima, T. 2006. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan
Identification of soluble proteins and dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
interaction with mannan in mucilage of
Sukadarti, Sri dan Murni, Wahyu, Sri. 2001.
dioscorea opposita thunb. (Chinese Yam
Studi hidrolisis ampas tahu menjadi
Tuber). Journal Food Science and
glukosa dengan katalisator enzim
Technology. Research, 12 (4): 299-302.
glukoamilase. Prosiding Seminar
Nurdjanah, N. dan S. Usmiati. 2006. Ekstraksi Nasional Kejuangan Teknik Kimia. Hal.:
dan karakterisasi pektin dari kulit labu A24-1 – A24-4.
kuning. Jurnal Penelitian Pascapanen
Thanatcha, R. and Pranee, A. 2011. Extraction
Pertanian, 3 (1):13–23.
and characterization of mucilage in
Nurjanah, Z. 2010. “Kajian Proses Pemurnian Ziziphus mauritiana Lam. International
Tepung Glukomanan dari Umbi Iles-Iles Food Research Journal, 18: 201-212.
(Amorphophallus oncophyllus) dengan
Widjanarko, S. B., Faridah, A. and Sutrisno, A.
Menggunakan Enzim α-amilase”.
2011a. Effect of multi level
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian
ethanolleaching on physico-chemical
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
properties of konjac flour
Prabowo, A. Y., Teti Estiasih, dan Indria, P. (Amorphophallus oncophyllus).
2014. Umbi gembili (Dioscorea Technical paper presented at the 12th
esculenta L.) sebagai bahan pangan ASEAN Food Conference, BITEC
mengandung senyawa bioaktif: Kajian Bangna, Bangkok, Thailand. 16 -18 June.
pustaka. Jurnal Pangan dan
Widjanarko S. B., Aji S., dan Anni, S. 2011b.
Agroindustri, 2 (3): 129-135.
Efek hidrogen peroksida terhadap sifat
Purwitasari A., Yusuf Hendrawan, Rini fisiko-kimia tepung porang
Yulianingsih. 2014. Pengaruh suhu dan (Amorphophallus oncophyllus) dengan
waktu ekstraksi terhadap sifat fisik kimia metode maserasi dan ultrasonik. Jurnal
dalam pembuatan konsentrat protein Teknologi Pertanian, 12: 143-152.
kacang komak (Lablab purpureus (L.)
Winarno, F. G. 1997. Enzim Pangan. PT
sweet). Jurnal Bioproses Komoditas
Gramedia Pustaka, Jakarta.
Tropis, 2 (1).
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Risnoyatiningsih, S. 2011. Hidrolisis pati ubi
PT Gramedia Pustaka, Jakarta.
jalar kuning menjadi glukosa secara
enzimatis. Jurnal Teknik Kimia 5(2). Winarno, F. G. 1995. Pengantar Teknologi
Pangan. PT Gramedia Pustaka, Jakarta.
Seftiono, H. 2008. Pemurnian dan
Karakterisasi Mananase dari Winata, A. Y. 2001. “Karakterisasi tepung
Streptacidiphilus luteoalbus. Skripsi. sukun (Artocarpus altilis) pramasak hasil
Fakultas Matematika dan Ilmu pengeringan drum serta aplikasinya
Pengetahuan Alam. Institut Pertanian untuk substitusi tepung terigu pada
Bogor, Bogor. pembuatan roti manis”. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Septianti L. (2003). Karakterisasi Tepung dan
Bogor, Bogor.
Pati Umbi Uwi (Dioscorea alata) dan
Gembili (Dioscorea esculenta) serta Wiyani, L. 1988. “Ekstraksi dan karakterisasi
Pengujian Penerimaan α-Amilase manan dari umbi iles-iles putih
terhadap Pati. Skripsi. Fakultas (A.variabilis Bl.)”. Skripsi. Departemen
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas
Bogor,Bogor. Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Soebito S. (1988). Analisis Farmasi. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

102
Model Sistem Dinamis Penilaian Kinerja Agroindustri Tembakau...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.01 (2016)

Yunianta, T., S., Apriliastuti, T., E., dan


Siti,N.W. 2010. Hidrolisis secara sinergis
pati garut (Marantha arundinaceae L.)
oleh enzim -amilase, glukoamilase, dan
pullulanase untuk produksi sirup glukosa.
Jurnal Teknologi Pertanian, 11(2): 78–
86.

103

You might also like