You are on page 1of 10

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No.

2 Oktober 2015 E-ISSN: 2302 – 2663


http://doi.org/10.21009/JPEB

DOI: https://doi.org/10.21009/JPEB.003.2.1

EVALUASI PELATIHAN (TRAINING) LEVEL II


BERDASARKAN TEORI THE FOUR LEVELS KIRKPATRICK

Umi Widyastuti
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
umiwidyastuti_feunj@unj.ac.id

Dedi Purwana ES
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
dpurwana@unj.ac.id

ABSTRACT
Training is an important aspect in human resources development (HRD) in the
organization, as an effort to improve knowledge, skills, and expertise. It should
be organize effectively in accordance with the needs of the organization’s
member.This research was conducted to evaluate the training for students
organized by PusatSumber BelajarUniversitas Negeri Jakarta (PSB UNJ); and it
aimed to find out the effectiveness of training at level II, based on the theory of
Four Levels Kirkpatrick. The training that we observed in this study
includingtraining of scientific approach learning, training of project-based
learning, training of internet based learning, training of simple medium and
training of authentic assessment. Population in this study is all students who
participate in these programs that came from the entire faculty in UNJ. Using
purposive sampling, the sample is randomly selected proportionately based on
the type of training provided by PSB UNJ. The number of samples obtained is
110 students.By comparing pre and post-testdata using paired samples t-test,
the resultsshown that there are significant difference in knowledge and skills
before and after attending the training.

Keyword: scientific approach, project based learning, authentic assessment

ABSTRAK
Pelatihan merupakan aspek penting dalam pengembangan sumberdaya
manusia (SDM) pada organisasi, sebagai upaya untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan keahlian. Ini harus diatur secara efektif sesuai
dengan kebutuhan anggota organisasi. Penelitian ini dilakukan untuk
mengevaluasi pelatihan bagi siswa yang diselenggarakan oleh Pusat Sumber
Belajar Universitas Negeri Jakarta (PSB UNJ); dan bertujuan untuk mengetahui
keefektifan pelatihan di tingkat II, berdasarkan teori Four Levels Kirkpatrick.
Pelatihan yang kami amati dalam penelitian ini mencakup pelatihan
pembelajaran berbasis sains, pelatihan pembelajaran berbasis proyek,
pelatihan pembelajaran berbasis internet, pelatihan media sederhana dan

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb 119
pelatihan penilaian otentik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa
yang berpartisipasi dalam program ini yang berasal dari seluruh fakultas di
UNJ. Dengan menggunakan purposive sampling, sampel dipilih secara acak
berdasarkan jenis pelatihan yang diberikan oleh PSB UNJ.Jumlah sampel yang
diperoleh adalah 110 siswa. Dengan membandingkan data pra dan pasca
pengujian data menggunakan uji-t berpasangan, hasil penelitian menunjukkan
adanya perbedaan pengetahuan dan keterampilan yang signifikan sebelum dan
sesudah mengikuti pelatihan.

Kata kunci: Pendekatan ilmiah, Pembelajaran berbasis Proyek, Penilaian


otentik

PENDAHULUAN Secara spesifik, proses pelatihan


Pelatihan atau training me- merupakan serangkaian tindakan
rupakan aspek penting dalam upaya atau upaya yang dilaksanakan
pengembangan sumberdaya manu- secara berkesinambungan, ber-
sia, yang dapat berpengaruh secara tahap dan terpadu.
langsung maupun tidak langsung Penyelenggaraan pelatihan
terhadap kinerja orga-nisasi baik dalam suatu organisasi tidak bisa
untuk organisasi profit oriented dipungkiri membutuhkan dana,
maupun nonprofit oriented. Sumber- waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
daya manusia (SDM) yang ada di Oleh karena itu, manajemen yang
dalam organisasi merupakan memiliki wewenang dalam pe-
sumberdaya yang memiliki kemam- ngambilan keputusan perlu me-
puan untuk mengelola sumberdaya ngetahui bahwa pelatihan meru-
lainnya dalam mendukung ter- pakan sebuah investasi yang di-
capainya tujuan sebuah organisasi. keluarkan oleh organisasi tersebut.
Oleh karena itu, SDM harus dikelola Untuk meyakinkan pihak
secara baik dengan memberikan pengambil keputusan bahwa suatu
bekal pengetahuan, keterampilan, program pelatihan merupakan
dan keahlian yang lebih dan sesuai investasi, maka tidaklah cukup
dengan kebutuhan. hanya dengan memaparkan segi-
Salah satu cara yang dapat segi persiapan, teknis pelaksanaan
dilakukan oleh perusahaan dalam dan hasil perubahan perilaku yang
upaya peningkatan, pengem- diharapkan terjadi setelah peserta
bangan, dan pembentukan sumber- mengikuti pelatihan tersebut. Hal
daya manusia dilakukan melalui yang perlu diperhatikan adalah
pendidikan dan pelatihan. Pelatihan bagaimana membuat organisasi
pada hakikatnya meng-andung tersebut dapat memahami bahwa
unsur-unsur pembinaan dan pen- penyelenggaraan pelatihan bukan
didikan. Pelatihan merupakan suatu sebagai expense (pengeluaran)
fungsi manajemen yang perlu tetapi benar-benar merupakan
dilaksanakan terus-menerus dalam sebuah investasi yang memiliki
rangka pembinaan sumberdaya ma- pengaruh signifikanterhadap pe-
nusia dalam suatu organisasi. ningkatan kinerja atau kompetensi

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb 120
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015 E-ISSN: 2302 – 2663
http://doi.org/10.21009/JPEB

anggota organisasi sehingga lebih handal, materi pelatihan yang


berkualitas dalam mendukung pen- terbarui dan metode pelatihan yang
capaian tujuan serta visi dan misi menarik.Berdasarkan pengamatan
organisasi. yang dilakukan, PSB UNJ belum
Untuk mengetahui hasil, secara optimal melakukan evaluasi
dampak maupun manfaat yang terhadap pelatihan yang telah
diperoleh dari pelatihan yang diberi- dilakukan. Evaluasi pelatihan adalah
kan kepada karyawan maka perlu upaya untuk mengetahui tingkat
dilakukan evaluasi terhadap setiap keterlaksanaan program, atau untuk
pelatihan tersebut. Setelah pela- mengetahui implementasi dari suatu
tihan diberikan, tentunya perlu kebijakan. Dengan demikian
diketahui sejauhmana kontribusi kegiatan evaluasi pelatihan me-
pelatihan tersebut terhadap peru- ngacu pada tujuan sebagai ukuran
bahan atau peningkatan kinerja keberhasilan.
maupun kompetensi terhadap Implementasi program harus
masing-masing anggota organisasi senantiasa dievaluasi untuk melihat
maupun terhadap organisasi secara sejauh mana program tersebut telah
keseluruhan. Hal ini penting me- berhasil mencapai tujuan pelak-
ngingat bahwa belum tentu sebuah sanaan program yang telah di-
pelatihan yang diberikan dan telah tetapkan sebelumnya. Tanpa
menyerap dana besar selalu mem- adanya evaluasi, pelatihan-
berikan hasil yang efektif sesuai pelatihan yang telah dilaksanakan
dengan tujuan pelatihan yang ingin tidak akan dapat dilihat efek-
dicapai oleh perusahaan. tifitasnya. Dengan demikian,
Secara umum tujuan kebijakan-kebijakan baru se-
pelatihan menurut Noe (Noe, 2009) hubungan dengan program ter-
adalah meningkatkan pengetahuan sebut, tidak didukung oleh data.
(knowledge), keterampilan (skill) Oleh karena itu, evaluasi pelatihan
maupun perilaku (attitude) agar para bertujuan untuk menyediakan data
karyawan dapat menjalankan fungsi dan informasi serta rekomendasi
dan tugas jabatannya secara bagi pengambil kebijakan (decision
optimal. maker) untuk memutuskan apakah
PSB UNJ merupakan salah akan melanjutkan, memperbaiki
satu unit yang memberikan pela- atau menghentikan sebuah prog-
yanan kepada mahasiswa dan ram. Selain itu evaluasi dimak-
tenaga pendidik di lingkungan UNJ sudkan untuk mengukur efektifitas
dalam bidang pelatihan terkait keberhasilan penyelenggaraan pela-
dengan kompetensi yang harus tihan. Berdasarkan latar bela-kang
dimiliki oleh pesertanya.PSB UNJ tersebut, dianggap perlu dilakukan
telah menyelenggarakan pelatihan penelitian tentang evaluasi pada
secara rutin dan senantiasa pelatihan yang telah diseleng-
melakukan perbaikan guna me- garakan oleh PSB UNJ dengan
nanggapi tuntutan perubahan di membatasi pada evaluasi level II
lingkungan eksternal melalui pe- menurut teori The Four Levels yang
nyediaan tenaga pelatih yang dikembangkan oleh Kirkpatrick.

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb 121
KAJIAN TEORITIK Selanjutnya tahap ketiga
Noe and Tews (Noe, 2009) adalah menterjemahkan hasil iden-
menjelaskan tahapan stratejik tifikasi strategi bisnis dalam bentuk
dalam pelatihan dan pen- kegiatan pelatihan.Kegiatan pela-
gembangan pada sebuah organisasi tihan dapat mencakup pembelajaran
seperti digambarkan pada gambar formal dan informal dengan
1.Tahapan dimulai dengan me- memanfaatkan berbagai jenis
ngidentifikasi strategi bisnis. metodologi tradisional maupun yang
Dengan melakukan identifikasi terbaru. Tannenbaum (2002) me-
strategi bisnis maka dapat diketahui nyatakan bahwa pelatihan dan
kebutuhan karyawan akan pelati- pengembangan sebaiknya bersifat
han. Berdasarkan analisis kebu- unik tergantung pada keunikan
tuhan tersebut, tahap selanjutnya tujuan dan tantangan masing-
adalah bahwa menentukan tujuan masing organisasi.Tahap terakhir
stratejik dari pelatihan dan pengem- adalah melakukan evaluasi untuk
bangan yang akan diselenggarakan memastikan apakah pelatihan mem-
oleh perusahaan untuk mendukung berikan kontribusi dalam pen-
pencapaian strategi bisnis. capaian tujuan organisasi atau
tidak.

Gambar 1 Tahapan Stratejik dalam Pelatihan dan Pengembangan


Sumber: Noe (2009)

Salah satu teori mengenai (Tupamahu, 2005), ada empat


evaluasi training dikemukakan oleh tingkatan yang dilakukan dalam
Kirkpatrick (1967), yang dikenal evaluasi pelatihan. Pertama,
dengan The Four Levels evaluasi pada reaksi/reaction
Techniques for Evaluating Training (evaluasi level 1) yaitu evaluasi
Programs. Kirkpatrick (1998) me- untuk mengukur reaksi kepuasan
ngemukakan bahwa evaluasi suatu peserta terhadap pelaksanaan
pelatihan merupakan bagian yang pelatihan. Kedua, evaluasi pada
tidak dapat dipisahkan dari pela- pembelajaran/learning (evaluasi
tihan itu sendiri dan evaluasi ter- level 2) yaitu evaluasi untuk
sebut merupakan kegiatan yang mengukur sejauhmana peserta me-
harus dilakukan untuk mengetahui mahami materi pelatihan yang
apakah pelatihan secara kese- disampaikan dalam meningkatkan
luruhan berlangsung secara efektif tiga kompetensi: pengetahuan
atau tidak. Menurut Kirkpatrick (knowledge), ketrampilan (skill) dan

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb 122
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015 E-ISSN: 2302 – 2663
http://doi.org/10.21009/JPEB

sikap (attitude). Ketiga, evaluasi lenggarakan oleh PSB UNJ. Definisi


pada perilaku/behavior (evaluasi konseptual evaluasi pada pem-
level 3) yaitu evaluasi untuk belajaran/learning (evaluasi level 2)
mengukur sejauhmana peserta me- yaitu proses penilaian yang
nerapkan/mengimplementasikan pe- dilakukan untuk mengukur sejauh-
mahaman kompetensi yang di- mana peserta memahami materi
perolehnya tersebut dalam ling- pelatihan yang disampaikan dalam
kungan pekerjaannya. Keempat, meningkatkan kompetensi: pe-
evaluasi pada hasil/result (evaluasi ngetahuan (knowledge), ketrampilan
level 4) yaitu evaluasi untuk me- (skill) dan perilaku (attitude). Skill
ngukur seberapa besar dampak mengukur sejauhmana ketrampilan
pelaksanaan pelatihan terhadap yang diperoleh setelah mengikuti
kinerja pekerjaan ataupun hasil pelatihan.Knowledge mengukur se-
akhir yang diharapkan. jauhmana pengetahuan yang di-
Pada prinsipnya, teori ini peroleh setelah mengikuti pelatihan.
menyatakan bahwa proses evaluasi Dan attitude mengukur sejauhmana
suatu training terdiri dari empat sikap dan perilaku mengalami pe-
tingkat/level yaitu Level 1 sampai rubahan setelah mengikuti pe-
dengan Level 4, meskipun tidak latihan.
sekuensial, saling terkait satu Populasi dalam penelitian ini,
dengan lainnya. Teori ini telah yaitu mahasiswa sebagai peserta
banyak diterapkan dalam berbagai pelatihan yang diselenggarakan
penelitian diantaranya Utomo (2014) oleh PSB UNJ. Jumlah mahasiswa
yang melakukan evaluasi level 1, 2 yang mengikuti pelatihan pada
dan 3 untuk mengukur efektivitas periode penelitian adalah 160
pelatihan ditinjau dari trainer dan mahasiswa yang berasal dari
materi yang disampaikan serta berbagai fakultas. Penentuan
dampak pelatihan terhadap kinerja jumlah sampel menggunakan tabel
karyawan. Pengaruh in house Issac dan Michael dengan
training terhadap kompetensi guru menggunakan taraf signifikansi 5%,
juga dibuktikan oleh Maris(Maris, sehingga diperoleh sampel
2015). Beberapa penelitian sebanyak 110 mahasiswa dari lima
terdahulu (Rukmi, Novirani, & jenis pelatihan yang diteliti.Teknik
Sahrul, (Rukmi, 2014); Sutarto, pengambilan sampel yang di-
(Sutarto, 2013)) juga menggunakan gunakan adalah purposive sam-
teori ini untuk melakukan evaluasi pling, dalam hal ini pengambilan
pada level 1 sampai dengan 4 untuk sampel didasarkan pada per-
mengetahui pengaruh pelatihan timbangan yaitu mahasiswa yang
terhadap produktivitas perusahaan. mengikuti pelatihan di PSB UNJ.
Sampel diambil secara proporsional
METODOLOGI PENELITIAN berdasarkan jenis pelatihan yang
Penelitian ini dilakukan dilaksanakan oleh PSB UNJ pada
dengan tujuan untuk mengetahui periode penelitian. Data yang
bagaimana efektivitas pelatihan digunakan dalam penelitian ini
pada level II (learning) yang dise- adalah data primer yang diperoleh

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb 123
melalui kuisioner dengan skala langkah, penilaian, serta ke-
semantic 1 sampai 7. trampilan menerapkan pendekatan
Hipotesis yang diajukan saintifik masih dapat dikategorikan
dalam penelitian ini adalah: (1) H0 = sedang dengan nilai rata-rata jawa-
tidak terdapat perbedaan pe- ban responden sebesar 4,8. Setelah
ngetahuan dan keterampilan mengikuti pelatihan pembelajaran
mahasiswa antara sebelum me- dengan pendekatan saintifik masing
ndapat pelatihan dengan setelah masing responden merasakan ada-
mendapatkan pelatihan, dan (2) H1 nya peningkatan pengetahuan. Hal
= terdapat perbedaan pengetahuan ini didukung dengan adanya pening-
dan keterampilan mahasiswa antara katan nilai rata-rata menjadi berkisar
sebelum mendapat pelatihan antara 5.7 sampai dengan 6 pada
dengan setelah mendapatkan masing-masing butir pernyataan
pelatihan. yang ada. Mengacu pada jawaban
responden untuk semua pernyataan
HASIL DAN PEMBAHASAN diketahui nilai rata-rata skor total
1. Pelatihan Pembelajaran den- jawaban responden sebelum pe-
latihan sebesar 34,21 dan setelah
gan Pendekatan Saintifik diadakan pelatihan sebesar 40,79.
Pelatihan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik me- 2. Pelatihan pembelajaran ber-
muat materi yang dimaksudkan basis proyek
untuk membekali mahasiswa de- Jawaban responden me-
ngan pengetahuan tentang kuri- ngenai pengetahuan tentang pe-
kulum 2013, tujuan, prinsip-prinsip, nilaian dalam pembelajaran ber-
tahapan, penilaian dan keterampilan basis proyek yang diberikan se-
menerapkan pendekatan saintifik. belum maupun setelah mengikuti
Berdasarkan data yang diperoleh pelatihan tidak mengalami pe-
dari sampel peserta pelatihan rubahan. Rata-rata responden
tentang pengetahuan mahasiswa mem-berikan penilaian pada skala
mengenai materi yang disampaikan 5. Hal ini menunjukkan bahwa
pada pelatihan tersebut diperoleh materi mengenai penilaian dalam
rata-rata jawaban mengenai pendekatan berbasis proyek perlu
pengetahuan tentang kurikulum mendapatkan perhatian dalam
2013 sebelum mengikuti pelatihan pelatihan yang akan diberikan se-
menunjukkan pengetahuan res- lanjutnya. Sedangkan untuk per-
ponden yang cukup tinggi yaitu 5,5 nyataan yang mengukur ke-
dan mengalami peningkatan setelah terampilan menerapkan pendekatan
mengikuti pelatihan. Nilai rata-rata berbasis proyek mengalami pe-
pengetahuan responden mengalami ningkatan dari rata-rata jawaban
peningkatan menjadi sebesar 6,3 sebesar 4.6 menjadi 5,6.rata-rata
atau dapat dikategorikan tinggi. skor total jawaban responden
Secara umum pengetahuan sebelum adalah sebesar 33 dan
responden tentang pengertian, setelah diadakan pelatihan sebesar
tujuan, prinsip-prinsip, langkah- 40.

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb 124
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015 E-ISSN: 2302 – 2663
http://doi.org/10.21009/JPEB

Rata-rata pengetahuan res- Nilai rata-rata skor total


ponden sebelum mengikuti pe- jawaban responden sebelum pe-
latihan adalah sebesar 33 dan latihan adalah sebesar 29 dan
setelahdiadakan pelatihan sebesar setelah diadakan pelatihan sebesar
40. Hal ini dapat dikategorikan pada 33. Mengacu pada analisis data
tingkat sedang.Selanjutnya skor maka rata-rata pengetahuan
total rata-rata yang diperoleh reponden sebelum dan sesudah
responden setelah mengikuti pe- mengikuti pelatihan dikategorikan
latihan dapat dikategorikan tinggi. pada tingkat tinggi. Dengan
Dengan demikian dapat disimpulkan demikian dapat disimpulkan bahwa
bahwa pengetahuan responden se- pengetahuan tentang materi yang
telah mengikuti pelatihan me- diberikan saat pelatihan belajar ber-
ngalami peningkatan. basis internet sudah tinggi sehingga
pada masa yang akan datang perlu
3. Pelatihan belajar berbasis dikaji kembali terkait dengan materi
internet yang akan diberikan kepada maha-
Pelatihan belajar berbasis siswa yang mengikuti pelatihan be-
internet merupakan pelatihan yang lajar berbasis internet.
diselenggarakan oleh PSB sebagai
bentuk respon terhadap perubahan 4. Pelatihan Media Sederhana
teknologi. Saat ini seorang guru Dari sepuluh butir pernyataan
harus memiliki keterampilan dalam yang diberikan untuk mengetahui
menggunakan teknologi internet pengetahuan dan ketrampilan
terutama dalam mencari sumber membuat serta menggunakan
belajar yang lebih bervariasi. Ber- media sederhana seperti flip chart,
dasarkan hasil analisis data, flash card dan media sederhana
diketahui bahwa rata-rata jawaban lainnya, rata-rata jawaban res-
responden mengenai keterampilan ponden memberikan skor yang
mencari, mengambil, menyusun sama sebesar 4 untuk masing-
informasi dan menggunakan search masing pernyataan yang diukur
engineberkisar pada nilai 6 atau sebelum mengikuti pelatihan.
dapat dikategorikan tinggi pada saat Sementara setelah mengikuti pe-
sebelum mengikuti pelatihan belajar latihan tersebut rata-rata jawaban
berbasis internet.Sementara setelah responden meningkat menjadi se-
mengikuti pelatihan tersebut rata- besar 5. Peningkatan pengetahuan
rata jawaban responden meningkat dan keterampilan yang secara
menjadi sangat tinggi. Demikian umum tidak mengalami perubahan
juga untuk pernyataan mengenai yang banyak, rata-rata jawaban
ketrampilan memilih informasi dari responden mengalami peningkatan
berbagai sumber belajar, rata-rata dari 4 menjadi 5. Namun pe-
jawaban responden mengalami ningkatan pengetahuan dan
peningkatan dari 5.7 menjadi 7. ketrampilan menggunakan media
Atau dapat dikatakan keterampilan sederhana dalam tahapan
meningkat dari kategori cukup tinggi selanjutnya akan diuji hipotesis
menjadi tinggi. untuk mengetahui apakah terdapat

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb 125
perbedaan yang signifikan antara Setelah mengikuti pelatihan,
pengetahuan sebelum mengikuti pe- responden memberikan penilaian
latihan dengan setelah mengikuti terhadap sepuluh pernyataan
pelatihan. tersebut dengan rata-rata jawaban
Berdasarkan data nilai rata- berkisar antara 5,8 sampai 6.
rata skor total jawaban responden Terdapat peningkatan pengetahuan
sebelum adalah sebesar 43 dan dan keterampilan responden
setelah diadakan pelatihan sebesar tentang penilaian otentik setelah
54. Mengacu pada pengelompokan mengikuti pelatihan.Pelatihan
data berdasar kategori yang penilaian otentik memiliki jumlah
terdapat dalam tabel diatas maka butir pernyataan valid sebanyak 10
rata-rata pengetahuan reponden butir. Berdasarkan data yang
sebelum pada tingkat sedang. diperoleh, diketahui nilai rata-rata
Selanjutnya skor total rata-rata yang skor total jawaban responden
diperoleh responden setelah me- sebelum adalah sebesar 48 dan
ngikuti pelatihan dapat di- setelah diadakan pelatihan sebesar
kategorikan tinggi. 58. Mengacu pada pengelompokan
data berdasar kategori yang
5. Pelatihan penilaian otentik. terdapat dalam tabel diatas maka
Responden rata rata mem- rata-rata pengetahuan reponden
berikan jawaban 5 untuk pernyataan sebelum mengikuti pelatihan dapat
mengenai pengetahuan tentang dikategorikan pada tingkat
penilaian otentik, kinerja, proyek, sedang.Selanjutnya skor total rata-
portofolio dan tertulis. Pernyataan rata yang diperoleh responden
tentang keterampilan membuat setelah mengikuti pelatihan dapat
rubrik penilaian, memanfaatkan ins- dikategorikan tinggi.Dengan
trument tes uji petik kerja, tes unjuk demikian dapat disimpulkan bahwa
kerja, tes tertulis dan keterampilan pengetahuan responden setelah
memanfaatkan penilain otentik mengikuti pelatihan mengalami pe-
dinilai responden dengan rata-rata ningkatan.
jawaban 5.Hal ini menunjukkan Hasil pengujian hipotesis
bahwa pengetahuan dan ke- dengan menggunakan uji t pada
terampilan responden tentang masing-masing pelatihan yang
penilaian otentik tergolong cukup diselenggarakan oleh PSB UNJ
tinggi. disajikan pada tabel 1 sebagai
berikut:
Tabel 1. Uji t untuk sampel berpasangan
Variabel t value Sign.Prob df
Pelatihan pembelajaran dengan -4,527 0.001 13
pendekatan scientifik
Pelatihan pembelajaran berbasis proyek -12.592 0.000 22
Pelatihan berbasis internet -8.227 0.000 26
Pelatihan media sederhana -7.076 0.000 24
Pelatihan penilaian otentik -6.771 0.000 20

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb 126
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 2 Oktober 2015 E-ISSN: 2302 – 2663
http://doi.org/10.21009/JPEB

Berdasarkan tabel 1 maka butuhan terlebih dahulu untuk


dapat disimpulkan bahwa hipotesis menentukan jenis-jenis pelatihan
nol ditolak, artinyaterdapat per- yang akan diberikan kepada
bedaan pengetahuan dan ke- mahasiswa. Evaluasi pelatihan se-
terampilan mahasiswa antara se- baiknya dilakukan secara rutin baik
belum mendapat pelatihan dengan untuk pelatihan yang yang ditujukan
setelah mendapatkan pelatihan.Hal bagi mahasiswa maupun dosen un-
ini ditunjukkan dengan nilai pro- tuk mengetahui efektifivitas pe-
babilitas signifikansi yang besarnya latihan yang diselenggarakan oleh
kurang dari taraf signifikansi 5%. PSB UNJ.
Penelitian ini hanya
KESIMPULAN DAN SARAN membatasi evaluasi pelatihan pada
Keberhasilan suatu pelatihan level dua, yang dilakukan dengan
dapat dilihat dari tiga domain kom- menyebarkan kuisioner untuk me-
petensi (knowledge, skills, dan ngetahui apakah terdapat per-
attitudes) yang merupakan hal‐hal bedaan pengetahuan dan ke-
terampilan pada saat sebelum dan
yang dapat diajarkan dalam suatu
sesudah mengikuti pelatihan.PSB
training. Oleh karenanya, evaluasi
UNJ sebaiknya melakukan evaluasi
pada level dua ini juga menekankan
secara menyeluruh yang meliputi
pada seberapa jauh pembelajaran
evaluasi level satu sampai dengan
(learning) peserta atas materi trai-
level empat berdasarkan teori
ning dalam konteks peningkatan
Kirkpatrick agar kualitas pelatihan
kompetensi mereka.
semakin baik.
Berdasarkan hasil analisis
data dan uji hipotesis dapat
disimpulkan bahwa terdapat DAFTAR PUSTAKA
perbedaan pengetahuan dan Kirkpatrick b Kirkpatrick, D. (1998).
keterampilan mahasiswa sebelum Evaluating Training
dan sesudah mengikuti Hal ini dapat Programs. San Francisco:
dilihat dari adanya peningkatan skor
CA: Barrett-Koehler.
hasil post‐test dibandingkan pre‐test
pada semua jenis pelatihan yang Kirkpatrick, D. L. (1967). Evaluation
diteliti.peserta tersebut telah of training.
memiliki pemahaman yang lebih Maris, S. N. (2015). Keefektifan in
baik sebagai dampak mengikuti house training dalam
training.
meningkatkan kompetensi
Berdasarkan hasil
pengamatan, PSB belum profesional guru teknik
melakukan analisis kebutuhan bangunan SMK Negeri 2
mengenai pengetahuan dan ke- Pengasih. UNY.
terampilan apa saja yang saat ini Noe, R. A. (2009). Strategic training
menjadi kebutuhan mahasiswa ter-
and development.
kait dengan tuntutan dunia kerja
saat ini. Oleh karena itu, sebaiknya Companion to strategic
PSB UNJ melakukan analisis ke-

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb 127
human resource
management, 262-284.
Rukmi, H. S. (2014). Evaluasi
Training Dengan
Menggunakan Model
Kirkpatrick (Studi Kasus
Training Foreman
Development Program Di PT.
Krakatau Industrial Estate
Cilegon). the 5th National
Industrial Engineerin.
Sutarto, H. (2013). Strategi
Penggeseran Paradigma
Pelatihan dari Orientasi
Aktivitas di Kelas ke Hasil di
Tempat Kerja. Jurnal
Cakrawala Pendidikan(2).
Tannenbaum, S. (2002). A strategic
view of organizational training
and learning. Creating,
implementing, and managing
effective training and
development, 10-52.
Tupamahu, S. &. (2005).
Pengukuran Return on
Training Investement (ROTI).
Majalah USAHAWAN.
Utomo, A. P. (2014). Evaluasi
Pelatihan dengan Metode
Kirkpatrick Analysis. Jurnal
Telematika, 9(2), 37.

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb 128

You might also like