You are on page 1of 49

Penyakit Rickettsia dan Chlamydia yang

Ditularkan Melalui Binatang

Kusuma S. Lestari, dr., M.KM.


Departemen Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
RICKETTSIACEAE
This family includes the tribes Rickettsieae and Ehrlichieae. When human ehrlichiosis
was recognized in 1986, the disease was considered to be a zoonosis caused by
Ehrlichia canis.
However, findings in 1991 established that the human agent, although similar to E.
canis, is actually a distinct species (Dawson et al., 1991). For this reason, ehrlichiosis
falls outside the scope of the present volume.
Rickettsiae, like bacteria, are prokaryotic intracellular organisms. However, because
they lack certain enzymes, they are dependent on a eukaryotic cell of the host. An
exception within the tribe Rickettsieae is the genus Rochalimaea, which can be
cultured in an axenic environment.
Rickettsiae reproduce by binary fission within the cells of an arthropod or a human or
animal host; both their DNA and RNA can be synthesized, and they are ensitive to
antibiotics.
They measure approximately 0.5 by 0.3 microns and may be either rod-shaped or
spherical. They show up well with Gimenez and Macchiavellos stains but not as well
with Gram stain (Weiss and Moulder, 1984; Mettler, 1991).
In addition to the genus Rickettsia, within the tribe
Rickettsieae the genera Coxiella and Rochalimaea
are also of interest. Organisms of the genus
Rickettsia may be divided into the following three
groups: spotted fevers, typhus, and scrub typhus.
The diseases in the spotted fever group are clinically
similar and caused by related rickettsiae, and they
are all transmitted by ticks.
Penyakit
• Rickettsiaceae
• Asian-Ixodo Rickettsiosis
• Boutonneuse Fever
• Flea-borne Typhus Infections Caused by Bartonella henselae
• Q Fever
• Queensland Tick Typhus
• Rickettsialpox
• Rocky Mountain Spotted Fever
• Scrub Typhus
• Zoonotic Chlamydiosis
• Zoonotic Typhus Caused by Rickettsia prowazekii
Rickettsia
• Terkelompok ke bakteria karena memiliki
DNA dan RNA, muramic acid,
memperbanyak diri secara binary fission,
rentan terhadap obat antibacterial yang tidak
mempan untuk virus ukuran kecil.
• Mirip virus, diduga bisa reproduksi diri di
dalam sel tubuh inang dan obligate
intracellular, ukuran kecil namun lebih besar
dari virus.
Rickettsia
• Rickettsia dibedakan menjadi 3 yaitu spotted
fever, typhus, dan scrub typhus berdasarkan
serologis.
• Klasifikasi ini dikonfirmasi dari DNA.
• Ketiga kelompok ini mengandung patogen
pada manusia.
SEJARAH
•Rocky Mountain
spotted fever was first
discovered in 1896 in the
Snake River Valley of
Idaho.
•Howard Taylor Ricketts
first to identify the
infectious organism.
•Also died from typhus
Siklus Hidup Rickettsia
Pathogenesis: Rickettsia

• Arthropod bite
• Invade endothelial cells/vascular : Have
Phospholipase causing cell membrane
injury…phagocytosis… cytokines (TNF,
interleukines ..etc)
• Destroy endothelial cells
• Inflammatory cells accumulate/blood leakage:
spots, rashes
• Released organisms reinfection.
Rickettsia as a Pathogen

• Transmitted and dependent on parasitic


arthropod vectors: lice, fleas, and ticks.
R. prowazekii: R. typhi: Rickettsia rickettsiae:
Epidemic typhus Murine typhus RMSF
human louse flea tick
Spotted Fever Group
• Rocky Mountain Spotted Fever
• Rickettsial Pox
• Boutonnese Fever
• Oriental Spotted Fever
• Australian Tick Typhus
• African Tick Bite Fever
Rocky Mountain Spotted Fever
(RMSF)
• Merupakan infeksi bakteri yang menyebar melalui gigitan
caplak. American dog tick (Dermacentor variabilis), Rocky
Mountain wood tick (Dermacentor andersoni), Brown
dog tick (Rhipicephalus sanguineus).
• Sebagian besar penderita mengalami gejala demam, nyeri
kepala, ruam, mual, muntah, berkurangnya nafsu makan.
• Ruam timbul 2 – 4 hari setelah demam, namun dapat
juga tidak timbul ruam sehingga menyulitkan diagnosis.
• Apabila tidak diobati dengan antibiotika yang tepat dapat
mengakibatkan kematian. Antibiotika yang dapat
digunakan adalah doxycycline
RMSF, Rickettsia parkeri rickettsiosis,
Pacific Coast tick fever, Rickettsialpox
• RMSF dilaporkan di US, namun yang tersering dari North
Carolina, Tennessee, Missouri, Arkansas, dan Oklahoma.
• Merupakan penyakit nasional di US termasuk Rickettsia
parkeri rickettsiosis disebabkan oleh R. parkeri, Pacific
Coast tick fever disebabkan oleh Rickettsia philipii, dan
Rickettsialpox disebabkan oleh Rickettsia akari. Penyakit
tersebut memiliki gejala dan tanda yang sama termasuk
demam, nyeri kepala, dan ruam. Namun tidak seberat
RMSF.
Rocky Mountain Spotted Fever (RMSF), Rickettsia parkeri
rickettsiosis, Pacific Coast tick fever, Rickettsialpox
• Merupakan masalah kesehatan nasional sejak tahun
1920. Per tanggal 1 Januari 2010, kasus RMSF
dilaporkan dengan kategori baru yaitu Spotted Fever
Rickettsiosis (SFR). Kategori ini termasuk di dalamnya
RMSF, R. parkeri rickettsiosis, Pacific Coast tick fever,
dan rickettsialpox.
• Insiden SFR (total SFR per 1 juta orang) meningkat
dalam beberapa decade terakhir, kurang dari 2 kasus per
1 juta orang di tahun 2000 dan lebih 11 kasus per 1 juta
orang di tahun 2014.
RMSF, Rickettsia parkeri rickettsiosis,
Pacific Coast tick fever, Rickettsialpox
• Dalam periode yang sama, proporsi kasus SFR
mengakibatkan kematian (CFR) menurun kurang
dari 0,5%.
• Ribuan kasus SFR terjadi setiap tahunnya, namun
tidak diketahui secara pasti jumlah RMSF.
• Diamati dalam beberapa decade terakhir CFR
lebih rendah pada R. parkeri rickettsiosis.
Incidence and CFR SFR
in US 1920 - 2014
Case of SFR in US 1993 - 2014
Hospitalization of SFR
in US 1981 - 2014
Cases of SFR by Month in US 1993 -
2014
Typhus
• Epidemic typhus
• Murine typhus
Epidemic typhus
• Epidemic typhus disebut juga louse-borne typhus,
merupakan penyakit yang jarang disebabkan oleh
bakteri Rickettsia prowazekii.
• Mengakibatkan kematian pada beberapa abad yang
lalu, dan sekarang sdh jarang dijumpai. Pada umumnya,
kasus terjadi di daerah yang padat dan kutu dapat
berpindah dari orang ke orang lain.
• Di US, kasus jarang epidemic typhus, disebut sylvatic
typhus yang terjadi apabila orang terpajan oleh tupai
loncat dan sarangnya.
Epidemic typhus
• Epidemic typhus disebarkan ke orang lain melalui
kontak dengan kutu yang terinfeksi.
• Gejala timbul setelah 2 pekan kontak dengan kutu
manusia yang terinfeksi, antara lain demam dan
menggigil, nyeri kepala, nafas cepat, nyeri otot,
ruam, batuk, mual, muntah.
Murine typhus
• Murine typhus atau disebut endemic typhus atau flea-
borne typhus, merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Rickettsia typhi.
• Murine typhus menyebar ke orang lain melalui kontak
dengan pinjal yang terinfeksi. Manusia terinfeksi murine
typhus saat feces pinjal di kulit manusia digaruk atau
tergores.
• Host utama adalah tikus. Terjadi di iklim tropis dan sub
tropis dimana tikus dan pinjal berada. Pinjal pada kucing
ditemukan di kucing lokal.
• Di US dilaporkan dari California, Hawaii, dan Texas.
Murine typhus
• Gejala timbul 2 pekan setelah digigit pinjal, antara
lain demam dan menggigil, nyeri otot,
berkurangnya nafsu makan, mual, nyeri perut,
batuk, ruam (timbul sekitar hari kelima)
• Sebagian besar orang sembuh tanpa pengobatan,
namun beberapa kasus dapat parah. Apabila tidak
diobati maka dapat terjadi keparahan yang
mengakibatkan kerusakan pada satu atau beberapa
organ termasuk liver, ginjal, jantung, paru, dan
otak.
Scrub typhus
• Scrub typhus, atau disebut bush typhus, merupakan
penyakit yang disebabkan bakteri Orientia tsutsugamushi.
• Scrub typhus menyebar ke orang melalui gigitan kutu.
Gejala yang sering adalah demam, nyeri kepala, dan
beberapa timbul ruam.
• Sebagian besar scrub typhus terjadi di area pedesaan Asia
Tenggara yaitu Indonesia, China, Japan, India, Australia
utara.
• Siapapun yang tinggal dan bepergian ke area dimana scrub
typhus ditemukan dapat terkena infeksi.
Scrub typhus
• Gejala timbul setelah 10 hari gigitan, antara lain
demam dan menggigil, nyeri kepala, nyeri otot,
eschar, pembesaran kelenjar getah bening, ruam.
Ricketsia di Indonesia?
Disease Species Vector Host Endemic
Typhus Group
Epidemic typhus R. prowazekii Human body louse, Squirrel Human, Flying squirrel Unknown
ectoparasite
Brill Zinsser’s disease R. prowazekii Recrudescence of latent epidemic Human Unknown
typhus
Murine typhus R. typhi Rat flea Rodents Yes
Scrub Typhus Group
Scrub typhus R. tsutsugamushi Trombiculid mites Rodents Yes
Spotted Fever Group
Rocky Mountain Spotted R. ricketsii Ixodid ticks Rodents, Dogs, Foxes Unknown
Fever
Mediterranian Spotted Fever R. conori Ixodid ticks Dogs, Rodents Unknown
Siberian Tick Typhus R. sibirica Ixodid ticks Rodents Unknown
Australian Tick Typhus R. australis Ixodid ticks Rodents, Marsupials Unknown
Rickettsialpox R. arkari Hematophagous mites House mouse, rodents Unknown
Oriental Spotted Fever R. japonica Ticks? Rodents Unknown
Others
Q Fever Coxiella burneti Ticks? Rodents, Sheep, Goats, Cattle Yes
Bartonella Group
Bartonellosis disease Bartonella baciliformis Sandflies Rodents Unknown
Trench fever B. (rochalimae) Lice Human Unknown
quintana
Cat scratch disease B. henselae Ticks? Fleas? Cats Unknown
Erlichia Group
Sennetsu erlichiosis Erlichia sennetsu Unknown Human Unknown
Human moncytic erlichiosis E. chaffeensis Amblyomma sp? Deer? Unknown
Dermacentor sp? Dog?
Human granulocytic Unknown Ixodes sp? Deer? Unknown
erlichiosis Dermacentor sp? Dog?
Prevention - Tick Removal
Rubber plantation
Prevention - Deer Barriers
Limiting exposure to ticks is currently the
most effective method of prevention.
CHLAMYDIA

• Chlamydia berbentuk spherical, siklus pengembangan


intraselular menonjol, bentuk infektif (elementary
bodies 0.3 um)
• Difagosit sel inang dan berkembang intraselular inang
terkait. Merupakan reticulate bodies 2 um, dalam
20 jam memperbanyak diri, dalam 40 jam menjadi
elementary bodies dalam jumlah besar yang
mengakibatkan sel inang pecah dalam 48-72 jam.
• Gumpalan sebagai basophylic inclusion di dalam
preparat pengecatan Giemsa.
36
Infeksi Chlamydia

• (Sifatnya: parasit umum hanya pada tubuh


manusia).
• Infeksi tercetus:
1. Chlamydiae pneumonia tractus respiratori
2. Chlamydiae psittaci (patogen pada burung,
kadang menginfeksi manusia, hewan lain)
3. Chlamydiae trachomatis conjunctivitis dan
infeksi saluran genital (termasuk ini:
limfogranuloma venerium (LGV)
37
TRACHOMA MATA

• Persisten menyerang konjungtiva dan kornea mata.


• Chlamydia trachomatis menyebar melalui kontak
tangan, lalat.
• Tanpa terapi bisa buta.
• Gejala sakit: rasa sakit di mata, fotofobia, berair.
 mata merah meradang, palbebra
bengkak, tebal, diikuti jaringan parut tebal
dan kasar disertai bintik-bintik folikel kecil-
kecil.

38
TRACHOMA MATA

• Kerusakan pada sel selaput konjungtiva bisa sampai


kelenjar lakrimal dan  kerato-conjunctiva sicca
(mata kering) .
• Pertumbuhan pembuluh darah abnormal meluas ke
bawah konjungtiva sampai bagian atas kornea,
menimbulkan kekeruhan kehilangan penglihatan.
• Keadaan bisa lanjut: timbul jaringan parut di
kelopak mata  menarik bulu mata ke arah dalam
dan mengiritasi kornea mata  ulcerasi. 
bakteria lain yang hadir bisa ikut menimbulkan
infeksi sekunder.  perforasi  buta total

39
Psittacosis

• Transmisi melalui inhalasi sekret burung yang


kering dari burung yang terinfeksi (feces,
sekret hidung, cairan tubuh) dapat
menginfeksi manusia
• Masa inkubasi 5 – 19 hari dan dapat sampai
sebulan
Psittacosis
• Manusia, kambing, domba, kucing, dan sekitar
465 species burung. Burung ordo Psittacidae
(parkit, nuri) merpati terutama mudah
terinfeksi
• Burung yang rentan yaitu burung peliharaan
(burung nuri, burung parkit), ternak (kalkun,
bebek) merupakan yang sering terkait dengan
penularan pada manusia
• Penggunaan APD diperlukan dalam
membersihkan kandang dan kontak dengan
burung
Psittacosis
• Penyebab yaitu Chlamydophila (atau
Chlamydia) psittaci suatu bakteri gram
negatif. Disebut sebagai Parrot disease atau
Ornithosis
• Gejala klinis pada manusia yaitu demam,
menggigil, nyeri kepala, nyeri otot, dan
batuk kering. Gejala pernafasan yaitu batuk
hingga pneumonia kronik, beberapa ringan
dan tanpa gejala. Pada foto thoraks
terdapat gambaran pneumonia
Psittacosis
• Penyakit seperti flu dengan nyeri pada punggung
dan perut, demam tinggi
• Komplikasi antara lain anemia, gangguan liver, dan
gejala pencernaan yaitu muntah, konstipasi, dan
diare
• Komplikasi lain yaitu endokarditis, hepatitis, dan
neurologi dapat terjadi. Pneumonia berat perlu
perawatan intensif
Psittacosis
• Gangguan sistem syaraf pusat berupa disorientasi,
depresi yang merupakan tanda dari meningitis dan
encephalitis. Penyakit dapat berlangsung selama 10
– 14 hari, yang lebih berat selama 3 – 7 minggu.
• Pada wanita hamil dapat mengakibatkan
keguguran atau lahir prematur
Psittacosis
• Sejak tahun 1996, sedikit dari 50 kasus konfirmasi
dilaporkan di US setiap tahunnya. Masih banyak
kasus yang terjadi tidak terdiagnosa atau
terlaporkan
• Pengobatan : golongan makrolid atau tetracyclines
• Sejak tahun 1988 kasus yang dilaporkan menurun
Psittacosis
• Kelompok berisiko adalah pemilik burung,
petshop, pekerja ternak, dan dokter hewan
• Penderita immunocompromised dan orang yang
kontak dengan burung berisiko terinfeksi
psittacosis. Manusia terkena karena berciuman
‘mulut dan paruh’ dengan burung atau menangani
bulu dan badan burung yang terinfeksi
• Anak jarang terinfeksi
Psittacosis
• C. psittaci dapat berada di kucing yang
menyebabkan terjadinya rhinitis, pneumonia, dan
konjunctivitis. Transmisi ke manusia jarang
• C. psittaci terdistribusi di seluruh dunia dan kasus
pada manusia terjadi secara sporadik dan pada
KLB
Tugas belajar mandiri
•Erlichiosis
•Anaplasmosis
patience is not the ability to want, but
the ability to keep a good attitude while
waiting
-Joyce Meyer-

Thank You

You might also like