You are on page 1of 15

Nama: Rahmat Abdillah Akbar

Kelas: MKS/3/D
NIM: 1183070167
Alamat Web: https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/altijary/article/view1236

Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Pasca Spin Off dengan Metode


Two-Stage Data Envelopment Analysis

Sallsa Khairunnisa Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta
sallsakhairunnisa@gmail.com

Miftakhul Khasanah Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta
miftakhulkhasanah@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the level of efficiency of Islamic banks after the
spin off during the period of 2011-2016. To measure the performance, Two-
Stage Data Analysis Envelopment (DEA) is used. The first step of this
method is measuring efficiency performance of Islamic banks using DEA
method with CRS assumption. The second step estimating factors affecting
the efficiency performance using Tobit regression model. The determination
of input and output variables in this study uses intermediation approaches.
Input variable consists of Fix assets, Third Party Fund (DPK) and
Operating Expenses, while the output variable consists of Total financing
and Operating Income. The results of the research shows the level of
efficiency of BNI Syariah during the 2011-2016 period is still not
efficient with 99%, while the level of efficiency of BJB Syariah from
2011 to 2016 is 98%. The result of Tobit regression model showed that
Total assets and ROA has a positive and significant to the level of efficiency
of BNI Syariah , while the coefficient of FDR and NPF are not significant
influence. Furthermore, that influence the level of efficiency of BJB Syariah
is total assets, while the coefficient of ROA, FDR and NPF are not
significant influence.
Keywords: Islamic banks, efficiency, Data Analysis Envelopment (DEA),
tobit regression.

PENDAHULUAN
Perbankan syariah berkembang menjalankan layanan perbankannya.
sangat pesat, bermula saat pemerintah Dalam peraturan terbaru pemerintah
memperbolehkan bank syariah mewajibkan baggi bank yang memiliki
beroperasi berdasarkan bagi hasil yang unit usaha syariah (UUS) untuk
diatur dalam UU No 7 Tahun 1992. melakukan pemisahan dan
Kemudian muncul sistem perbankan menjadikannya bank syariah. Untuk
ganda yang memperbolehkan bank melakukan pemisahan dapat dilakukan
syariah beroperasi secara berdampingan, dengan mekanisme baru yaitu
yakni konvensional dan syariah dalam mengakuisisi dan mengkonversi bank

13| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 13
Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

konvensional menjadi bank syariah. Semakin baik tingkat efisiensi maka


Salah satu penerapan mekanismenya semakin baik kinerja perbakan syariah.
adalah bank konvensional yang Untuk menganalisis efisiensi
memiliki unit usaha syariah harus digunakan metode Data Envelopment
melakukan pemisahan (spin-off) terlebih Analysis (DEA) yang merupakan suatu
dahulu kemudian hasil pemisahan metode untuk mengukur nilai efisiensi
tersebut dijadikan Bank syariah suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE)
tersendiri (Anshori, 2010). yang menggunakan banyak input dan
Spin-off merupakan pemisahan banyak output, dengan dibandingkan
usaha dari satu bank menjadi dua badan dengan Unit Kegiatan Ekonomi (UKE)
usaha atau lebih, sesuai dengan lainnya yang belum efisien.
ketentuan peraturan perundang- Penelitian tentang efisiensi
undangan yang berlaku. Banyak perbankan syariah sebelumnya telah
perbankan melakukan pemisahan dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti
bertujuan agar lebih mandiri dalam yang dilakukan oleh Anggit Wicaksono
melakukan manajemen bank dan dapat (Wicaksono, 2014) dan Ahmad Nizar
meningkatkan perkembangan perbankan (Nizar, 2015) dengan metode DEA.
syariah. Namun, pada kenyataannya jika Namun, penelitian-penelitian tersebut
mengacu pada persyaratan UU Nomor tidak meneliti lebih dalam tentang
21 tahun 2008 pasal 68 ayat 1, belum faktor-faktor yang mempengaruhi
ada yang memenuhi persyaratan untuk kinerja efisiensi dan hanya meneliti
melakukan pemisahan. Achmad Riawan tentang efisiensi perbankannya. Untuk
Amin berpendapat, seharusnya spin off meneliti tentang faktor-faktor yang
dilakukan ketika asetnya telah mencapai mempengaruhi kinerja efisiensi
50% dari total aset bank induknya, dilakukan dengan menggunakan metode
dengan demikian spin off merupakan Two-stage DEA, yang mana pada
pilihan unit usaha syariah untuk mandiri metode berikutnya menggunakan
(Al Arif, 2014). metode regresi Tobit.
Dalam melakukan pemisahan Berdasarkan latar belakang diatas,
(spin off) menjadi bank syariah harus penulis tertarik melakukan penelitian
mempunyai sarana dan prasarana yang berjudul: “Tingkat Efisiensi
tersendiri yang terpisah dengan bank Perbankan Syariah Pasca Spin off
induk, yang mana akan memerlukan dengan Metode Two-stage Data
anggaran yang lebih besar. Kemudian Envelopment Analysis (Studi Kasus
Bank Umum Syariah hasil pemisahan Bank BNI Syariah dan Bank BJB
harus tumbuh semakin membaik, agar Syariah tahun 2011-
dapat mendapatkan kepercayaan dari 2016)”.
para nasabahnya. Untuk menilai kinerja Penelitian ini dilakukan untuk
usaha perbankan dapat dilihat dari mengetahui tingkat efisiensi perbankan
tingkat efisiensinya. syariah pasca spin off dan bagaimana
Efisiensi merupakan rasio antara variabel total aset, ROA, FDR dan NPF
output dan input yang mengacu pada dapat mempengaruhi tingkat efisiensi
hubungan antara keluaran (output) dan perbankan syariah. Penelitian ini
masukan (input). Tingkat efisiensi suatu diharapkan dapat memberikan gambaran
bank dapat mencerminkan sejauh mana bagi perbankan syariah dalam
perusahaan mengelola secara optimal menentukan kebijakan yang akan
sumberdaya yang dimiliki untuk dilakukan untuk mengembangkan usaha
mendapatkan hasil yang diharapkan.

14| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

perbankan syariah dan mengidentifikasi


penyebab ketidak efisienannya.

15| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

Penelitian ini merujuk pada perseroan untuk memisahkan uasaha


penelitian sebelumnya (Endri, 2011; yang mengakibatkan seluruh aktiva dan
Fadilah & Yuliafitri, 2018; Firdaus & pasiva perseroan beralih karena hukum
Hosen, 2013; Hidayati, Siregar, & kepada dua perseroan atau lebih atau
Pasaribu, 2015; Lestari, 2017; Lutfiana sebagian aktiva dan pasiva perseroan
& Yulianto, 2015; Mu’izzudin & beralih karena hukum kepada satu
Isnurhadi, 2012; Pambuko, 2016; perseroan atau lebih (“Undang-Undang
Soetanto & Ricky, 2011), yang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
menganalisis efisiensi perbankan syariah Perseroan Terbatas,” 2007.).
dengan metode Two-Stage Data Pemisahan unit usaha syariah dari
Envelopment Analysis. Two-stage Data bank konvensional untuk dijadikan bank
Envelopment Analysis (DEA) syariah bisa dilakukan baik secara
merupakan suatu metode untuk sukarela atau menjadi kewajiban jika
menganalisis efisiensi. Terdapat dua telah terpenuhinya persyartan tertentu.
tahap dalam menggunakannya, untuk Persyaratan yang dimaksud yakni diatur
mengetahui tingkat efisiensi perbankan dalam pasal 68 Undang-Undang Nomor
syariah digunakan metode Data 21 Tahun 2008, yakni jika bank umum
Envelopment Analysis (DEA). konvensional yang telah memiliki unit
Kemudian untuk mengetahui faktor usaha syariah dengan asetnya mencapai
yang mempengaruhi tingkat efisiensi paling sedikit 50% (lima puluh persen)
perbankan syariah digunakan metode dari total nilai aset bank induknya atau
regresi Tobit. Regresi Tobit digunakan 15 (lima belas) tahun sejak berlakunya
ketika data variabel respon tidak undang-undang ini wajib melakukan
lengkap atau terbatas. pemisahan (“Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan
KAJIAN PUSTAKA Syariah,” t.t.). Lebih lanjut Bank
Spin off (Pemisahan) Indonesia mengatur tentang pemisahan
Spin off merupakan kebijakan dari dalam PBI Nomor 11/10/PBI/2009
Bank Indonesia untuk bank tentang Unit Usaha Syariah, yang
konvensional yang mempunyai Unit menjelaskan cara pemisahan UUS dari
Usaha Syariah untuk bisa melakukan BUK dapat dilakukan dengan dua cara,
pemisahan secara manajemen dari bank yaitu mendirikan BUS baru atau
induknya, untuk bisa berdiri sendiri mengalihkan hak dan kewajiban UUS
menjadi bank umum syariah. kepada BUS yang telah ada (“Peraturan
Pada Undang-Undang Nomor 21 Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Tentang Unit Usaha Syariah,” 2009).
mendefinisikan pemisahan (spin-off) Tetapi menurut Rahmawati
sebagai suatu pemisahan usaha dari satu (2016), terdapat tiga pendekatan dalam
bank menjadi dua badan usaha atau pendirian perbankan dengan
lebih, sesuai dengan ketentuan peraturan menggunakan kebijakan spin off antara
perundang-undangan yang berlaku lain:
(“Undang-Undang Nomor 21 Tahun a. Bank umum konvensional yang telah
2008 Tentang Perbankan Syariah,” memiliki UUS mengakuisisi bank
2008). Sedangkan dalam Undang- yang relatif kecil kemudian
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang mengkonversinya menjadi syariah,
Perseroan Terbatas (UUPT) dan melepaskan serta
mendefinisikan pemisahan sebagai menggabungkan UUS-nya dengan
perbuatan hukum yang dilakukan oleh bank yang baru dikonversi tersebut.

16| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

b. Bank umum konvensional yang Farrel (1957) menyatakan bahwa


belum memiliki UUS, mengakuisisi efisiensi sebuah perusahaan terdiri dari
bank yang relatif kecil kemudian dua komponen, yaitu efisiensi teknis
mengkonversinya menjadi syariah. (technical efficiency) dan efisiensi
c. Unit Usaha Syariah melakukan spin alokatif (allocative efficiency) (Farrel,
off (pelepasan) dari bank umum 1957). Efisiensi teknis menunjukkan
konvensional untuk menjadi Bank kemampuan perusahaan untuk
Umum Syariah. (Rahmawati, 2016) menghasilkan output semaksimal
Pemisahan (spin off) bertujuan mungkin dari sejumlah input yang telah
untuk merestrukturisasi badan usaha ditentukan. Sedangkan efisiensi alokatif
supaya perbankan syariah semakin menunjukkan kemampuan perusahaan
berkembang. Dengan pemisahan ini, untuk menggunakan input dengan
diharapkan dapat meningkatkan aset proporsi seoptimal mungkin pada tingkat
perbankan syariah itu sendiri, sehingga harga tertentu. Kedua komponen ini
akan memberikan keuntungan kepada kemudian dikombinasikan untuk
nasabah, investor maupun pemerintah, menghasilkan ukuran efisiensi total atau
serta untuk menjamin kemurnian efisiensi ekonomis (economic
operasionalnya berdasarkan prinsip- efficiency).
prinsip syariah. Sama halnya dengan perusahaan,
efisiensi dalam perbankan juga
Efisiensi merupakan suatu tolak ukur dalam
Efisiensi merupakan salah satu mengukur kinerja bank dimana efisiensi
parameter kinerja yang secara teoritis merupakan jawaban atas kesulitan-
merupakan salah satu kinerja yang kesulitan dalam menghitung ukuran-
mendasari seluruh kinerja sebuah ukuran kinerja seperti tingkat efisiensi
perusahaan. Kemampuan menghasilkan alokasi, teknis maupun total
output (keluaran) yang maksimal efisiensi(Muharam & Pusvitasari, 2007).
dengan input (masukan) yang ada Untuk mengukur efisiensi
merupakan ukuran kinerja yang perbankan, maka terlebih dahulu perlu
diharapkan (Rahmawati, 2016). ditentukan input dan output yang akan
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai digunakan. Identifikasi variabel input-
perbandingan antara output (keluaran) output yang digunakan dalam
dengan input (masukan), atau jumlah pengukuran kinerja merupakan yang
output yang dihasilkan dari satu input terpenting karena hasil evaluasi kinerja
yang dipergunakan. Menurut Norfitriana nantinya sangat tergantung pada pilihan
(2016) suatu perusahaan dikatakan input-output yang dipakai. Terdapat tiga
efisien apabila: pendekatan untuk menentukan variabel-
a. Menggunakan jumlah unit input variabel yang akan digunakan dalam
yang lebih sedikit jika dibandingkan untuk mengukur efisiensi perbankan,
dengan jumlah unit input yang yaitu:
digunakan oleh perusahaan lain
dengan menghasilkan jumlah a. Pendekatan Produksi
output yang sama. Pendekatan produksi
b. Menggunakan jumlah unit input memandang lembaga keuangan
yang sama dengan perusahaan lain, sebagai produser dari akun deposit
dengan menghasilkan jumlah dan kredit pinjaman. Dalam
output yang lebih besar. pendekatan ini output didefinisikan
(Norfitriani, 2016) sebagai jumlah dari akun-akun

17| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

tersebut atau dari transaksi-transaksi digunakan. Pendekatan rasio akan


terkait. Sedangkan input dalam dinilai memiliki efisiensi yang
pendekatan ini berupa jumlah dari tinggi apabila dapat memproduksi
tenaga kerja, pengeluaran modal pada jumlah output yang maksimal
aset-aset tetap dan material lainnya. dengan jumlah input yang
seminimal mungkin.
b. Pendekatan Aset ��𝑝 ��
Efisiensi = 𝐼𝑛����
Dalam pendekatan aset
memandang sebuah lembaga Kelemahannya adalah jika
keuangan sebagai pemberi pinjaman. dilakukan perhitungan secara
Output dalam pendekatan ini diukur serempak ketika terdapat banyak
dari pembiayaan, surat-surat berharga input dan output yang digunakan,
dan alternatif lainnya. Sedangkan akan menimbulkan banyak hasil
input diukur dari biaya tenaga kerja, perhitungan sehingga menghasilkan
harga dana dan harga fisik modal asumsi yang tidak tegas.
(Saraswati, 2016).
b. Pendekatan Regresi
c. Pendekatan Intermediasi Pendekatan ini dalam
Pendekatan intermediasi melihat mengukur efisiensi menggunakan
institusi keuangan sebagai sebuah model dari tingkat output
intermediator (perantara) yang tertentu sebagai fungsi dari berbagai
merubah dan mentransfer aset-aset tingkat input tertentu. Fungsinya
keuangan dari pihak yang memiliki dapat disajikan sebagai berikut:
kelebihan dana kepada pihak yang Y = f (X1 , X2 , X3 , X 4 , … … .
kekurangan dana. Dalam pendekatan X�� )
ini output diukur melalui kredit Dimana Y = Output
pinjaman dan investasi uang, X = Input
sedangkan input diukur melalui biaya Pendekatan regresi ini akan
tenaga kerja dan modal. menilai suatu Unit kegiatan
Pendekatan yang digunakan dalam Ekonomi (UKE) efisien bila mampu
penelitian ini adalah pendekatan menghasilkan jumlah output lebih
intermediasi. Pendekatan ini digunakan banyak dibandingkan jumlah output
karena merupakan fungsi utama bank hasil estimasi. Karena hasil dari
sebagai lembaga yang menjadi perantara pendekatan ini menghasilkan
dengan menghimpun dana dari pihak estimasi hubungan yang dapat
yang menyimpan dana dan digunakan untuk memproduksi
menyalurkannya kepada pihak yang tingkat output yang dihasilkan
memerlukan dana. sebuah pada tingkat input tertentu.
Menurut Muharam dan Pada pendekatan ini juga tidak
Pusvitasari (2007), dalam mengukur dapat mengatasi kondisi banyak
efisiensi terdapat tiga pendekatan yang output, karena hanya satu indikator
dapat dilakukan, yaitu: output yang dapat ditampung dalam
sebuah persamaan regresi.
a. Pendekatan Rasio
Dalam mengukur efisiensi c. Pendekatan Frontier
dengan pendekatan rasio dilakukan Menurut silkman (1986) dalam
dengan cara menghitung Ario (2005), terdapat dua jenis
perbandingan output dan input yang dengan pendekatan frontier dalam

18| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

mengukur efisiensi, yaitu


pendekatan parametrik dan non-

19| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

parametrik. Pendekatan parametrik


adalah suatu tes yang modelnya HASIL DAN PEMBAHASAN
menetapkan adanya syarat-syarat Tingkat Efisiensi Bank BNI Syariah
tertentu tentang parameter populasi Tabel 1 menunjukkan bahwa
sumber penelititannya, terdiri dari tingkat efisiensi bank BNI Syariah pada
Stochastic Frontier Approach tahun 2011-2016 belum mencapai
(SFA), Distribution Free Approach kondisi yang efisien. Karena pada tahun
(DFA) dan Thick Frontier 2012 dan 2014 tingkat efisiensi kurang
Approach (TFA). Sedangkan dari 100% atau dibawah 1, yaitu pada
pendekatan non- parametrik adalah tahun 2012 kuartal II-III, dan tahun 2014
suatu tes yang modelnya tidak kuartal III. Hal ini disebabkan oleh
menetapkan adanya syarat-syarat terjadinya inefisiensi pada penggunaan
tertentu mengenai parameter input dan output yang dimiliki.
populasi sumber penelititannya
meliputi Data Envelopment Tabel 1
Analysis (DEA). (Muharam & Hasil Efisiensi Bank BNI Syariah
Pusvitasari, 2007). Pasca Spin Off tahun 2011-2016

METODE PENELITIAN Periode Nilai


Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan data sekunder Efisiensi
yang dihimpun dari laporan keuangan I 1
bank syariah. Dengan menggunakan II 1
2011
teknik purposive sampling, maka Bank III 1
BNI Syariah dan Bank BJB Syariah IV 1
dipilih sebagai objek dalam penelitian I 1
ini, karena merupakan bank yang II 0.900
2012
melakukan spin off dan memiliki data III 0.939
laporan keuangan yang lengkap pada IV 1
tahun 2011-2016. Two-Stage Data I 1
Envelopment Analysis digunakan untuk II 1
2013
menganalisis penelitian ini. Metode III 1
analisis tersebut terdiri dari dua tahap, IV 1
yaitu Data Envelopment Analysis (DEA) I 1
dan regresi Tobit. Metode DEA II 1
2014
dilakukan dengan pendekatan III 0.992
intermediasi dan model CRS yang IV 1
berorientasi pada input. Aset Tetap, I 1
DPK dan Biaya Operasional merupakan II 1
2015
variabel input dalam penelitian ini. Serta III 1
Total Pembiayaan dan Pendapatan IV 1
Operasional sebagai variabel outputnya. I 1
Untuk pengolahannya menggunakan II 1
2016
software DEAP 2.1. Sedangkan dalam III 1
regresi Tobit menggunakan tingkat IV 1
Rata-Rata
efisiensi sebagai variabel terikat. Serta 0.993

20| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

Total aset, ROA, FDR dan NPF sebagai


Sumber: DEAP 2.1 (data diolah)
variabel bebas. Untuk pengolahannya
menggunakan software Stata 13.

21| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

Pada kuartal II tahun 2012, Bank Tabel 2 menunjukkan bahwa


BNI Syariah sebaiknya mengurangi tingkat efisiensi bank BJB Syariah pada
penggunaan pada inputnya, yaitu aset tahun 2011-2016 belum mencapai
tetap, beban operasional dan DPK untuk kondisi yang efisien. Karena selama
menjadi efisien. Serta meningkatkan tahun 2012-2014 tingkat efisiensi kurang
penggunaan pada outputnya, yaitu dari 100% atau dibawah 1, yaitu pada
pendapatan operasional. Pada kuartal III kuartal I-IV tahun 2012, kuartal II-III
tahun 2012 dan 2014 sebaiknya bank tahun 2013 dan kuartal II tahun 2014.
BNI Syariah mengurangi penggunaan Hal ini disebabkan oleh terjadinya
pada inputnya, yaitu aset tetap, beban inefisiensi pada penggunaan input dan
operasional dan DPK untuk menjadi output yang dimiliki.
efisien. Pada kuartal III-IV tahun 2012 dan
kuartal II-III tahun 2013 bank BJB
Tingkat Efisiensi Bank BJB Syariah Syariah sebaiknya mengurangi
penggunaan input yang dimiliki yaitu
Tabel 2 pada aset tetap, beban operasional dan
Hasil Efisiensi Bank BJB Syariah DPK untuk menjadi efisien. Pada kuartal
Pasca Spin Off tahun 2011-2016 I tahun 2012 dan kuartal II tahun 2014
Periode sebaiknya bank BJB Syariah
Nilai Efisiensi mengurangi penggunaan inputnya yaitu
I 1 pada aset tetap, beban operasional dan
II 1 DPK. Serta meningkatkan penggunaan
2011 output yang dimiliki yaitu pendapatan
III 1
IV 1 operasional untuk menjadi efisien.
I 0.953 Sedangkan pada kuartal II tahun
II 0.848 2014 sebaiknya bank BJB Syariah
2012 mengurangi penggunaan inputnya yaitu
III 0.998
IV 0.935 pada aset tetap, beban operasional dan
I 1 DPK. Serta meningkatkan penggunaan
II 0.965 output yang dimiliki yaitu total
2013 pembiayaan untuk menjadi efisien.
III 0.990
IV 1
I 1 Analisis Model Regresi Tobit Bank
II 0.981 BNI Syariah Pasca Spin Off
2014
III 1
IV 1 Tabel 3
I 1 Hasil Regresi Tobit Efisiensi BNI
II 1 Syariah Pasca Spin Off
2015
III 1 Variabel Coefficient p-
IV 1 value
I 1 Ln .0248114 0.030
2016 II 1 Total
III 1 Aset
Rata-Rata IV 1 ROA .0253772 0.004
FDR .0015589 0.071
0.986
Sumber: DEAP 2.1 (data diolah) NPF .0220032 0.118
Sumber: Data STATA 13 (diolah)

22| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

Tabel 3 menunjukkan bahwa yang selaras dengan hasil penelitian ini


variabel total aset dan ROA berpengaruh sebelumnya
secara positif dan signifikan, dengan
nilai p-value kurang dari α (0.05) yaitu
0.030 untuk nilai total aset dan 0.004
untuk ROA. Ini membuktikan bahwa
apabila nilai dari variabel tersebut
meningkat atau menurun maka akan
berpengaruh terhadap tingkat efisiensi
perbankan. Karena besar kecilnya aset
perusahaan akan mempengaruhi kinerja
dari perusahaan tersebut. Dengan nilai
aset yang besar perusahaan dapat
menjalankan kegiatan operasionalnya
dengan lebih luas dan bervariasi
sehingga akan menghasilkan
keuntungan (laba) yang besar.
Perbankan syariah dengan nilai aset
yang besar dan dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih besar dapat
dikatakan telah menjadi bank yang
efisien. Hasil penelitian ini selaras
dengan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Endri dan peneliti
lainnya (Endri, 2011; Fadilah &
Yuliafitri, 2018; Firdaus & Hosen, 2013;
Mu’izzudin & Isnurhadi, 2012;
Soetanto & Ricky,
2011) dan sejalan juga dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pambuko yang
menyatakan bahwa ROA memiliki
pengaruh positif dan signifikan atau
dengan kata lain semakin besar
keuntungan yang diperoleh dari asset
yang dikuasai akan membuat perbankan
syariah semakin efisien dalam
mengelola sumberdayanya.(Pambuko,
2016).
Sedangkan untuk variabel yang
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap tingkat efisiensi adalah
variabel FDR dan NPF dengan nilai p-
value lebih besar dari α (0.05) yaitu
0.071 untuk nilai FDR dan 0.118 untuk
NPF. Ini membuktikan bahwa apabila
nilai dari variabel tersebut meningkat
atau menurun maka tidak akan
berpengaruh terhadap tingkat efisiensi
perbankan. Hasil penelitian terdahulu

23| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

dilakukan oleh Endri dan peneliti


lainnya (Endri, 2011; Hidayati dkk.,
2015; Lutfiana & Yulianto, 2015;
Mu’izzudin
& Isnurhadi, 2012) dan sejalan juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lestari yang menyatakan bahwa
semakin besar nilai NPF maka semakin
besar persentase NPF maka berarti
kinerja usaha pembiayaan semakin tidak
baik dan tidak efisien (Lestari, 2017).
Tabel 4 menunjukkan bahwa
variabel total aset berpengaruh secara
positif dan signifikan, dengan nilai p-
value kurang dari α (0.05) yaitu 0.047.
Ini membuktikan bahwa apabila nilai
dari variabel tersebut meningkat atau
menurun maka akan berpengaruh
terhadap tingkat efisiensi perbankan.
Karena besar kecilnya aset perusahaan
akan mempengaruhi kinerja dari
perusahaan tersebut. Dengan nilai aset
yang besar perusahaan dapat
menjalankan kegiatan operasionalnya
dengan lebih luas dan bervariasi.
Semakin besar aset perbankan syariah
maka semakin efisien perbankan
tersebut. Serta bank yang mempunyai
aset yang lebih besar besar
dibandingkan dengan bank-bank yang
asetnya lebih kecil mempunyai tingkat
efisiensi yang lebih besar. Ini
menjelaskan bahwa semakin besar nilai
aset, maka tingkat efisiensi suatu bank
akan semakin baik. Hasil penelitian
terdahulu yang selaras dengan hasil
penelitian ini sebelumnya dilakukan
oleh Endri dan peneliti lainnya (Endri,
2011; Fadilah & Yuliafitri, 2018;
Mu’izzudin & Isnurhadi, 2012; Soetanto
& Ricky, 2011), yang menyatakan
besarnya total aset yang dimiliki suatu
bank dapat menunjang operasional bank
terutama dalam menjalankan perannya
sebagai lembaga intermediasi, bank
tersebut dapat mencapai efisiensi yang
tinggi bahkan hingga 100% jika bank
tersebut dapat mengoptimalkan
penyerapan DPK yang dimilikinya
untuk

24| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

pembiayaan (Fadilah & Yuliafitri, membuktikan bahwa apabila nilai dari


2018). variabel tersebut meningkat atau
menurun maka tidak akan berpengaruh
Analisis Model Regresi Tobit Bank terhadap tingkat efisiensi perbankan.
BJB Syariah Pasca Spin Off Hasil penelitian terdahulu yang selaras
Dengan nilai p-value lebih besar dengan hasil penelitian ini sebelumnya
dari α (0.05) yaitu 0.471, variabel ROA dilakukan oleh Endri dan peneliti
tidak berpengaruh secara signifikan lainnya (Endri, 2011; Hidayati dkk.,
terhadap tingkat efisiensi. Hal ini 2015; Lutfiana & Yulianto, 2015;
dikarenakan dengan pangsa pasar Mu’izzudin
perbankan syariah yang kecil, & Isnurhadi, 2012).
menyulitkan perbankan untuk
mendapatkan keuntungan (laba) dan KESIMPULAN
menyebabkan menurunnya tingkat Berdasarkan hasil penelitian dan
efisiensi perbankan syariah. Ini sesuai pembahasan pada penelitian ini, maka
dengan pernyataan hasil yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat
oleh Mu’izzudin dan Isnurhadi efisiensi bank BNI Syariah pasca spin
(Mu’izzudin & Isnurhadi, 2012) off sangat fluktuatif selama tahun
2011-
Tabel 4 2016 dan belum mencapai kondisi
Hasil Regresi Tobit Efisiensi BJB efisien, dengan rata-rata efisiensi sebesar
Syariah Pasca Spin Off 99.3%. Selanjutnya, tingkat efisiensi
Variable Coefficient p- bank BJB Syariah belum mencapai
value kondisi efisien dengan rata-rata efisiensi
Ln .0496163 0.047 sebesar 98.6%.
Total Pada bank BNI Syariah variabel
Aset yang berpengaruh secara signifikan
ROA .0025429 0.471 terhadap tingkat efisiensi adalah ROA
FDR .0011226 0.078 dan Total aset. Sementara variabel FDR
NPF -.0021823 0.474 dan NPF tidak berpengaruh secara
Sumber: Data STATA 13 (diolah) signifikan terhadap tingkat efisiensi.
Sedangkan pada bank BJB Syariah
Sedangkan untuk variabel FDR variabel total aset memiliki pengaruh
dan NPF dengan nilai p-value lebih secara signifikan terhadap tingkat
besar dari α (0.05) yaitu 0.071 untuk efisiensi. Dan variabel yang tidak
nilai FDR dan 0.118 untuk NPF, mempengaruhi secara signifikan
merupakan variabel yang tidak terhadap tingkat efisiensi adalah ROA
berpengaruh secara signifikan terhadap dan FDR. Serta variabel yang
tingkat efisiensi. Ini berpengaruh negatif dan tidak signifikan
pada tingkat efisiensi adalah NPF.

25| AL-TIJARY, Vol. 4, No. 1, Desember 2018


Sallsa Khairunnisa &Sallsa
Miftakhul
Khairunnisa
Khasanah,
& Miftakhul
Tingkat efisiensi....
Khasanah, Tingkat efisiensi....

DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. N. R. (2014). Tipe Envelopment Analysis (DEA)
Pemisahan dan Pengaruhnya (s1). UIN Syarif Hidayatullah
Terhadap Nilai Aset Bank Jakarta.
Umum Syariah Hasil Pemisahan. Lutfiana, R. H., & Yulianto, A. (2015).
Kinerja, 18(02), 168–179. Determinan Tingkat Efisiensi
Anshori, A. G. (2010). Pembentukan Bank Umum Syaria Di Indonesia
Bank Syariah Melalui Akuisisi (Pendekatan Two Stage DEA).
dan Konversi: Pendekatan Accounting Analysis Journal,
Hukum Positif dan Hukum Islam. 4(3), 10.
Yogyakarta: UII Press. Muharam, H., & Pusvitasari, R. (2007).
Endri, E. (2011). Evaluasi Efisiensi Analisis Perbandingan Efisiensi
Teknis Perbankan Syariah Di Bank Syariah di Indonesia
Indonesia: Aplikasi Two-Stage Dengan Metode Data
Data Envelopment Analysis. Envelopment Analysis (Periode
STEI Tazkia, Bogor. Tahun 2005). Jurnal Ekonomi
Fadilah, F., & Yuliafitri, I. (2018).
dan Bisnis Islam, 02(03), 80–
Analisis Efisiensi Bank Umum
166.
Syariah Hasil Pemisahan Dan
Mu’izzudin, M., & Isnurhadi, I. (2012).
Non Pemisahan Serta Faktor-
Efisiensi Perbankan Syariah di
Faktor Yang Mempengaruhinya
Indonesia: Two Stage DEA.
(Studi Pada Bank Umum Syariah
Fakultas Ekonomi, Universitas
Yang Terdaftar Di Otoritas Jasa
Sriwijaya.
Keuangan Pada Periode 2011- Nizar, A. (2015). Analisis Tingkat
2016). ISLAMICONOMIC: Efesiensi Bank Umum Syariah
Jurnal Ekonomi Islam, 9(1). Sebelum dan Sesudah Spin Off
Farrel, M. J. (1957). The Measurement (s1). UIN Syarif Hidayatullah
of Productive Efficiency . . Jakarta.
Journal of The Royal Statistical Norfitriani, S. (2016). Analisis Efisiensi
Society, 120(03), 253–290. Dan Produktivitas Bank Syariah
Firdaus, M. faza, & Hosen, M. N. Di Indonesia Sebelum Dan
(2013). Sesudah Spin Off. JESI (Jurnal
Efisiensi Bank Umum Syariah Ekonomi Syariah Indonesia),
Menggunakan Pendekatan Two- 6(2), 134–143.
Stage Data Envelopment Pambuko, Z. B. (2016). Determinan
Analysis. Buletin Ekonomi Tingkat Efisiensi Perbankan
Moneter dan Perbankan, 16(2), Syariah Di Indonesia: Two
167–188. Stages Data Envelopment
https://doi.org/10.21098/bemp.v Analysis. Cakrawala, 11(2), 17.
16i2.31 Peraturan Bank Indonesia Nomor
Hidayati, N., Siregar, H., & Pasaribu, S. 11/10/PBI/2009 Tentang Unit
H. (2015). Islamic Banking: Usaha Syariah. (t.t.).
Banking Efficiency Analysis in Rahmawati, R. (2016). Perbandingan
Indonesia, 5(12), 4. Efisiensi Biaya Bank Umum
Lestari, E. P. (2017). Analisis Syariah di Indonesia Sebelum
Perbandingan Efisiensi Bank dan Sesudah Spin-Off (Dengan
Umum Syariah (Bus) Di Pendekatan Parametrik).
Indonesia Dan Pakistan Dengan Maslahah (Jurnal Hukum Islam
Menggunakan Metode Data

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 22


Sallsa Khairunnisa & Miftakhul Khasanah, Tingkat efisiensi....

dan Perbankan Syariah), 7(2),


65–88.
Saraswati, G. I. (2016, Juni 23). Skripsi:
Analisis Efisiensi Bank
Perkreditan Rakyat Syariah di
Indonesia Dengan Metode Two-
Stage Data Envelopment
Analysis Tahun 2013-2015. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta:
Fakultas Ekonomi & Bisnis.
Soetanto, T. V., & Ricky, R. (2011).
Technical Efficiency of
Indonesian Commercial Banks:
An Application of Two-Stage
DEA. Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, 13(2).
https://doi.org/10.9744/jmk.13.2
.107-116
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
Tentang Perbankan Syariah.
(2008).
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas.
(2007).
Wicaksono, A. (2014). Efisiensi Teknis
Perbankan Indonesia pada Bank
yang Merger-Akuisisi dan Spin
Off (s1). UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 23

You might also like