You are on page 1of 22

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENUNJANG

PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH


DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

ANALYSIS OF LOCAL FINANCIAL CAPABILITIES IN SUPPORTING LOCAL


AUTONOMY IN LABUHAN BATU SELATAN DISTRICT

Muhamad Nur Afandi dan Ropen Sianipar


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN)
Jl. Cimandiri No. 34-38 Bandung 40115
Telp. (022) 4237375, Fax. (022) 4267683
Email: m.n.afandi@gmail.com

Abstract

Autonomy provides broad larger authority for local governments to manage their own regions. The
implementation of local autonomy is expected to improve public services to the community,
accelerate development, and reduce the development gap among regions, in which the previous
development was perceived to be centralized by the community. The successful implementation of
local autonomy cannot be separated from the local financial capability owned by a local government.
This study aimed to analyze the local financial capability in supporting the implementation of
regional autonomy in South Labuhanbatu District, to identify the constraints faced in improving
financial capability, and to investigate the efforts conducted by the local government of Outh
Labuhanbatu District in improving its local financial capability.This studyemployed a descriptive
qualitative method focusing on the financial ratios to portray the financial capability of the South
Labuhanbatu District in supporting the implementation of local autonomy. The study results
showed that, based on the calculation of the five financial ratios, the degree of decentralization is at
the criteria very less ie an average of 3.08%, the ratio of the area of financial dependence is as high
as an average of 93.97%, the ratio of local financial independence is very low at an average of 3,
33%, the ratio of the effectiveness of revenue (PAD) is quite effective with an average of 93.39%
and the ratio of efficient revenue (PAD) is very efficient which is an average of 4.55%.The financial
ratios indicated the financial capability of Labuhanbatu Selatan District was still very low and
could not support the implementation of local autonomy, but the local government still could carry
out the governmental tasks in the forms of good public services and development programs. This
was because the transferred funds from the central and provincial governments were managed
optimally. This was proved in the way that the routine personnel expenditure was below the
expenditure spent on development programs.

Keywords: local financial capability, local autonomy

Abstrak

Otonomi memberikan kewenangan yang lebih luas bagi pemerintah daerah dalam
mengatur daerahnya sendiri. Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan bisa meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, mempercepat pembangunan, dan mengurangi
kesenjangan pembangunan antar daerah, dimana sebelumnya pembangunan yang
dirasakan masyarakat masih bersifat sentralistik. Karenanya, keberhasilan pelaksanaan
otonomi tidak terlepas dari kemampuan keuangan yang dimiliki suatu pemerintah
daerah. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan keuangan daerah dalam
Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 1
menunjang pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, mengetahui
kendalayang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan keuangan daerah, dan
mengetahui upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam
meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan rasio keuangan yaitu untuk memberikan
gambaran tentang kemampuan keuangan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam
menunjang pelaksanaan otonomi daerah. Hasil kajian menunjukkan bahwa: hasil
perhitungan terhadap lima rasio keuangan, derajat desentralisasi berada pada kriteria
sangat kurang yaitu rata-rata 3,08%, rasio ketergantungan keuangan daerah sangat tinggi
yaitu rata-rata 93,97%, rasio kemandirian keuangan daerah rendah sekali yaitu rata-rata
3,33%, rasio efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) cukup efektif dengan rata-rata
93,39% dan rasio efisien Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat efisien yaitu rata-rata
4,55%. Dari rasio keuangan tersebut menunjukkan kemampuan keuangan daerah
Kabupaten Labuhanbatu Selatan masih sangat rendah dan belum mampu menunjang
pelaksanaan otonomi daerah, tetapi pemerintah Kabupaten Labuhan batu Selatan bias
melaksanakan tugas pemerintahan, yaitu penyediaan pelayanan public dan pembangunan
dengan cukup baik. Hal ini dikarenakan dana transfer dari pemerintah pusat maupun
propinsi dapat dikelola dengan optimal dimana anggaran pendapatan daerah
dialokasikan lebih besar pada belanja pembangunan dari pada belanja pegawai.

Kata kunci: Kemampuan Keuangan Daerah, otonomi daerah.

A. PENDAHULUAN mengatur dan mengurus sendiri urusan


Undang-Undang Nomor 23 tahun Pemerintahan dan kepentingan
2014 tentang Pemerintahan Daerah dan masyarakat setempat dalam sistem
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 Negara Kesatuan Republik Indonesia.
tentang Perimbangan Keuangan antara Sehubungan dengan hal tersebut
Pusat dan Daerah, memberikan peranan pemerintah daerah sangat
kewenangan atau otonomi yang luas, menentukan berhasil atau tidaknya
nyata dan bertanggung jawab kepada untuk menciptakan kemandirian daerah
pemerintah daerah secara proposional. yang selama ini selalu didambakan
Implementasi dari UU tersebut di atas seluruh lapisan masyarakat. Sehingga
diwujudkan dalam pemanfaatan seluruh otonomi daerah diharapkan bisa menjadi
sumber daya yang ada di daerah dalam cara terbaik dalam mempercepat
rangka mencapai kesejahteraan rakyat. pembangunan daerah dan mengurangi
Adapun tujuan dari pemberian ketimpangan antar daerah dibandingkan
kewenangan dalam penyelenggaraan dengan sistem pembangunan terpusat
otonomi daerah adalah guna yang oleh beberapa pihak dianggap
meningkatkan kesejahteraan rakyat, sebagai penyebab lambannya
pemerataan dan keadilan sosial, pembangunan di daerah dan semakin
demokrasi dan penghormatan terhadap besarnya ketimpangan antar daerah.
budaya lokal, serta memperhatikan Berkaitan dengan uraian diatas,
potensi dan keanekaragaman daerah. Halim (2004:187) menjelaskan bahwa ciri
Menurut Undang-Undang No. 23 utama suatu daerah yang mampu
tahun 2014 pasal 1 ayat (6) Otonomi melaksanakan otonomi yaitu: (1).
Daerah adalah hak, wewenang, dan Kemampuan keuangan daerah, artinya
kewajiban daerah otonom untuk daerah harus memiliki kewenangan dan
2 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016
kemampuan untuk menggali sumber- penyelenggaraan pemerintah daerah,
sumber keuangan, mengelola dan ketergantungan kepada bantuan
menggunakan keuangan sendiri yang pemerintah pusat harus dapat ditekan
cukup memadai untuk membiayai seminimal mungkin. Dengan
penyelenggaraan pemerintahannya. (2). dikuranginya ketergantungan kepada
Ketergantungan kepada bantuan pusat pemerintah pusat maka Pendapatan Asli
harus seminimal mungkin, agar Daerah (PAD) diharapkan akan menjadi
pendapatan asli daerah (PAD) harus sumber keuangan terbesar dalam
menjadi bagian sumber keuangan membiayai pengeluaran pemerintah
terbesar, yang didukung oleh kebijakan daerah.“Faktor keuangan merupakan
perimbangan keuangan pusat dan tulang punggung bagi terselenggaranya
daerah, sehingga peranan pemerintah aktivitas pemerintahan Daerah. Salah
daerah menjadi lebih besar. satu ciri Daerah Otonom adalah terletak
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada kemampuan self supportingnya
suatu daerah otonom harus mampu dalam bidang keuangan” (Kaho,
mengelola keuangan daerahnya baik 2007:68).Pendapat tersebut menunjukkan
penerimaan maupun pengeluarannya, bahwa keuangan merupakan faktor
dimana penerimaan yang diperoleh penting dalam mengukur tingkat
daerah kemudian dialokasikan sebagai kemampuan daerah dalam
pembiayaan dan belanja daerahnya. melaksanakan otonominya. Kemampuan
Artinya agar suatu daerah mampu daerah yang dimaksud adalah sampai
melaksanakan otonomi dan desentralisai seberapa jauh daerah dapat menggali
seutuhnya maka PAD seharusnya sumber-sumber keuangannya sendiri
menjadi basis utama pendapatan daerah guna membiayai kebutuhan daerah
dibandingkan dengan danatransfer dari tanpa harus selalu menggantungkan diri
pusat dan propinsi.Kemampuan suatu pada bantuan dan subsidi dari
daerah dalam menjalankan roda pemerintah pusat.
pemerintahan terletak pada kemampuan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
keuangan daerah, yang artinya daerah merupakan kabupaten yang baru
otonom harus memiliki kewenangan dan dimekarkan dari Kabupaten
kemampuan untuk menggali sumber- Labuhanbatu sesuai dengan Undang-
sumber keuangan sendiri. Hal ini senada undang Nomor 22 Tahun 2008 tentang
dengan pendapat Kaho Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu
(2007:283):“Keberhasilan Selatan di Propinsi Sumatera Utara.
penyelenggaraan otonomi daerah tidak Maka sesuai dengan Undang-undang
dapat dilepaskan dari cukup tidaknya Nomor 23 Tahun 2014 tentang
kemampuan daerah dalam bidang pemerintahan daerah, Kabupaten
keuangan, karena kemampuan Labuhanbatu Selatan diberikan
keuangan ini merupakan salah satu wewenang untuk mengatur dan
indikator penting guna mengukur mengurus sendiri
tingkat ekonomi suatu daerah.” pemerintahan.Kewenangan yang
Dalam melaksanakan fungsi dimaksud adalah untuk merencanakan
pemerintahan daerah, maka keuangan dan mengalokasikan dana yang
merupakan suatu faktor yang sangat diperoleh dalam penyelenggaraan
penting karena hampir tidak ada pembangunan sesuai kebutuhan dengan
kegiatan pemerintahan yang bisa memanfaatkan sumber daya daerah.
dilaksanakan tanpa adanya dukungan Artinya Pemerintah Daerah harus
dana. Sehingga dalam rangka memprioritaskan kebutuhan yang
Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 3
penting untuk memacu perekonomian berikutnya kontribusi dana perimbangan
sehingga kesejahteraan masyarakat sebesar 81,69% di tahun 2011 dan 81,64%
dapat tercapai. Untuk itu Pemerintah di tahun 2012, kemudian mengalami
Kabupaten Labuhanbatu Selatan kenaikan menjadi 82,29% di tahun 2013.
dituntut untuk bisa menggali potensi PAD sendiri berkontribusi sebesar 3,94%
yang ada di daerah tersebut guna di tahun 2011 dan mengalami
meningkatan kemampuan keuangan penurunan menjadi 3,75% pada tahun
daerah melalui Pendapatan Asli Daerah 2012 kemudian di tahun 2013 mengalami
sehingga tujuan otonomi daerah bisa kenaikan menjadi 4,31% dari Total
tercapai.Kondisi keuangan Pemerintah Pendapatan Daerah.
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan Hal ini menggambarkan bahwa
selama ini masih didominasi dari dana otonomi daerah yang selama ini
perimbangan. dilaksanakan masih tergantung pada
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dana transfer dari pemerintah pusat, dan
Kabupaten Labuhanbatu Selatan sangat mengindikasikan kemandirian keuangan
kecil dibandingkan dengan APBD daerah yang masih rendah. Hal ini bisa
sebagaimana tercantun dalam tabel 1.1 menyebabkan terhambatnya
terlihat bahwa APBD Kabupaten pelaksanaan pembangunan jika dilihat
Labuhanbatu Selatan masih didominasi dari kemampuan keuangan daerah.
oleh dana perimbangan yang diberikan Untuk mewujudkan tujuan otonomi
oleh pemerintah pusat. Pada tahun 2009 daerah, pemerintah daerah dituntut
jumlah Kontribusi Dana Perimbangan untuk meningkatkan PAD dan
terhadap Total Pendapatan Daerah menjalankan pemerintahan secara efektif
Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah dan efisien.Indikator untuk mengukur
90,42%. Hal ini jauh lebih besar apabila keberhasilan otonomi daerah dari aspek
dibandingkan dengan kontribusi yang kemampuan dalam bidang keuangan,
diberikan dari PAD terhadap Total salah satunya dilihat dari
Pendapatan Daerah yaitu hanya sebesar ketergantungan keuangan terhadap
1,07% pada tahun yang sama. Tahun pemerintah pusat.Untuk mengetahui
2010 kontribusi dana perimbangan bagaimana realisasi penerimaan
mengalami kenaikan menjadi 91,15% pendapatan daerah dari sektor pajak di
dari Total Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat
sedangkan PAD hanya bisa dilihat dalam tabel 1 berikut ini:
berkontribusi sebesar 2,31%. Pada tahun

Tabel 1
Target dan Realisasi Pajak Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2009 s/d 2013

Capaian
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp)
Realisasi (%)
2009 2.578.924.750 30.965.000 1.20
2010 2.578.924.750 998.628.790 38.72
2011 10.371.697.756 9.194.158.569 88.65
2012 10.460.400.000 7.947.384.431 75.98
2013 14.560.500.000 15.319.914.956,5 105.22
Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan (Data Diolah), 2014

4 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016


Sebagaimana tercantum dalam dankemandirian keuangan masih
tabel 1 bahwa setiap tahun penerimaan rendah, yang artinya tingkat
pajak daerah cenderung mengalami kemampuan keuangan daerah
peningkatan, tetapi apabila diindikasikan masih rendah dalam
dibandingkan antara realisasi pelaksanaan otonomi daerah.
penerimaan dengan target yang 2) Pajak daerah merupakan
ditetapkan masih belum sesuai yang penyumbang terbesar terhadap
diharapkan. Tahun 2009 pajak daerah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
yang dipungut terealisasi sangat jauh Labuhanbatu Selatan.
dibawah target yaitu hanya sebesar 1,2%. Dari fenomena diatas yang
Pada tahun 2010 mengalami menjadi masalah pokok dalam penelitian
peningkatan menjadi 38,72% dari target, ini bahwa untuk menjadi suatu daerah
tetapi capaian ini juga masih kecil otonom salah satu unsur penting yaitu
melihat target tidak ada kenaikan dari diperlukan adanya sumber keuangan
tahun sebelumnya.Pada tahun 2011 yang cukup oleh karena itu perlu
mengalami kenaikan yang signifikan dilakukan analisis terhadap kemampuan
dimana terealisasi sebesar 88,65% tetapi keuangan daerah pada Kabupaten
pada tahun berikutnya mengalami Labuhanbatu Selatan yang merupakan
penurunan, dan hanya bisa tercapai daerah otonomi baru.
sebesar 75,98%. Dari tahun 2009 sampai
dengan tahun 2013, pemungutan pajak B. LANDASAN TEORITIS
daerah bisa mencapai target yang
ditetapkan hanya pada tahun 2013 yaitu Otonomi Daerah
sebesar 105,22%. Data diatas Pelaksanaan otonomi daerah
menunjukkan bahwa pencapaian target diharapkan bisa meningkatkan
pajak daerah bersifat fluktuatif. Hal ini pelayanan kepada masyarakat,
mengindikasikan bahwa pemungutan mempercepat pembangunan dan
pajak daerah di Kabupaten Labuhanbatu mengurangi kesenjangan pembangunan
Selatan belum berjalan efektif. Untuk itu antar daerah, dimana sebelumnya
perlu ada upaya-upaya dari pemerintah pembangunan yang dirasakan
daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat masih bersifat
asli daerah guna membiayai belanja sentralistik.Otonomi memberikan
daerah. kewenangan yang luas bagi pemerintah
Adapun yang menjadi fenomena daerah dalam mengatur daerahnya
yang terjadi seperti yang telah diuraikan sendiri. Menurut Undang-Undang
sebelumnya bahwa: Nomor 23 Tahun 2014 tentang
1) Struktur APBD Kabupaten Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat 6
Labuhanbatu Selatan masih bahwa: “Otonomi Daerah adalah hak,
didominasi penerimaan dari dana wewenang, dan kewajiban daerah
perimbangan, dengan kata lain otonom untuk mengatur dan mengurus
bahwa kontribusi dana perimbangan sendiri Urusan Pemerintahan dan
terhadap APBD jauh lebih besar kepentingan masyarakat setempat dalam
dibandingkan kontribusi PAD sistem Negara Kesatuan Republik
terhadap APBD.Hal ini Indonesia”. Menurut Rondinelli
mengindikasikan masih (Nugraha, 2014:3), desentralisasi
tingginyaketergantungan keuangan dinyatakan sebagai: “The transfer or
terhadap pemerintah pusat delegation of legal and authority to plan,
Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 5
make decisions and manage public functions dengan berpedoman kepada peraturan
from the central governmental its agencies to perundang-undangan yang berlaku.
field organizations of those agencies, Kewenangan yang diberikan oleh
subordinate units of government, semi pemerintah pusat kepada pemerintah
autonomous public corporation, area wide or daerah dengan maksud untuk
regional development authorities; functional mempercepat pembangunan,
authorities, autonomous local government, or mengurangi ketimpangan pembangunan
non-governmental organizational”. antar daerah dan untuk memudahkan
(desentralisasi merupakan transfer atau pemanfaatan potensi yang ada di daerah
pendelegasian wewenang politik dan tersebut dalam rangka mensejahterakan
hukum untuk merencanakan, membuat masyarakat.
keputusan dan memanage fungsi-fungsi Dengan adanya otonomi daerah,
publik dari pemerintah pusat dan maka Pemerintah Daerah mempunyai
lembaga-lembaganya terhadap kewenangan yang luas dalam
organisasi-organisasi di lapangan dari menjalankan fungsi
lembaga-lembaga tersebut, unit-unit pemerintahan.Sebagai konsekuensinya
pemerintah, otoritas pembangunan pemerintah daerah diharapkan mampu
regional; wewenang fungsional; meningkatkan pelayanan dan
pemerintah-pemerintah otonomi lokal; kesejahteraan masyarakat secara adil,
atau lembaga-lembaga non- merata, dan berkesinambungan. Karena
pemerintahan).” pada hakikatnya otonomi daerah
Suparmoko (2002:18) ditujukan untuk meningkatkan
mengemukakan definisi otonomi daerah pelayanan dan mempercepat
sebagai berikut: “Otonomi daerah adalah pembangunan yang pada akhirnya akan
kewenangan daerah otonom untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
mengatur dan mengurus kepentingan Menurut UU No. 23 Tahun 2014,
masyarakat setempat menurut prakarsa Pemerintah Daerah menjalankan
sendiri berdasarkan aspirasi otonomi seluas-luasnya menurut asas
masyarakat”. Senada dengan pendapat otonomi dengan tujuan meningkatkan
diatas, Kaho (2007:16) memberikan kesejahteraan masyarakat, pelayanan
definisi daerah otonomi seperti berikut umum, dan daya saing daerah.
ini: “Daerah otonomi adalah daerah Pelaksanaan otonomi daerah di
yang berhak dan berkewajiban untuk Indonesia dapat dipandang sebagai
mengatur, mengurus rumah tangganya suatu strategi yang memiliki tujuan
sendiri.Yang diatur dan diurus tersebut ganda (Mardiasmo, 2004:25): Pertama,
adalah tugas-tugas atau urusan-urusan pemberian otonomi daerah merupakan
tertentu yang diserahkan oleh strategi untuk merespon tuntutan
Pemerintah Pusat kepada daerah-daerah masyarakat daerah terhadap tiga
untuk diselenggarakan sesuai dengan permasalahan utama, yaitu sharing of
kebijaksanaan, prakarsa dan power, distribution of income dan
kemampuannya sendiri”. Dari beberapa kemandirian sistem manajemen daerah.
pendapat para ahli diatas, penulis Kedua, otonomi daerah dimaksudkan
menyimpulkan bahwa otonomi daerah sebagai strategi untuk memperkuat
dapat diartikan sebagai hak, perekonomian daerah dalam rangka
kewenangan atau kebebasan yang memperkokoh perekonomian nasional
dimiliki oleh pemerintah daerah untuk untuk menghadapi era perdagangan
mengurus, mengatur dan bebas.
mengembangkan sendiri daerahnya
6 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016
Pada dasarnya terkandung tiga Manusia pelaksananya harus baik
misi utama sehubungan dengan adalah faktor yang esensial dalam
pelaksanaan otonomi daerah dan penyelenggaraan pemerintah
desentralisasi (Mardiasmo, 2004: 99) daerah.Pentingnya faktor ini, karena
yaitu: manusia merupakan subjek dalam setiap
1) Menciptakan efisiensi dan efektivitas aktivitas pemerintahan. Manusialah
pengelolaan sumber daya daerah yang merupakan pelaku dan penggerak
2) Meningkatkan kualitas pelayanan proses mekanisme dalam sistem
umum dan kesejahteraan masyarakat pemerintahan.
3) Memberdayakan dan menciptakan Oleh sebab itu, agar mekanisme
ruang bagi masyarakat untuk ikut pemerintahan tersebut berjalan dengan
serta (berpartisipasi) dalam proses sebaik-baiknya, yakni sesuai dengan
pembangunan. tujuan yang diharapkan, maka manusia
Hal tersebut senada dengan yang atau subjek atau pelakunya harus baik
diungkapkan Siregar (2004:291): pula. Pengertian baik disini meliputi (a)
“…pemberian otonomi daerah bertujuan Mentalitasnya/moralnya baik dalam arti
untuk meningkatkan daerah jujur, mempunyai rasa tanggung jawab
bersangkutan mengatur dan mengurus yang besar terhadap pekerjaannya, dapat
rumah tangganya sendiri. Ini demi bersikap sebagai abdi masyarakat atau
terciptanya peningkatan efisiensi dan public servant, dan sebagainya; (b)
efektivitas penyelenggaraan Memiliki kecakapan/kemampuan yang
pemerintahan dalam rangka pelayanan tinggi untuk melaksanakan tugas-
terhadap masyarakat dan pelaksanaan tugasnya.
pembangunan. Penulis menyimpulkan 2) Keuangan harus cukup dan baik
bahwa tujuan diterapkannya otonomi Keuangan disini mengandung arti
daerah adalah untuk meningkatkan setiap hak yang berhubungan dengan
kualitas pelayanan dan kesejahteraan masalah uang, antara lain sumber
kepada masyarakat, keadilan, pendapatan, jumlah uang yang cukup,
mengurangi kesenjangan (pemerataan), dan pengelolaan keuangan yang sesuai
pemeliharaan hubungan yang serasi dengan tujuan dan peraturan yang
antara Pusat dengan Daerah dan antar berlaku.
daerah dalam rangka keutuhan NKRI, Faktor keuangan penting dalam
pemberdayaan masyarakat serta untuk setiap kegiatan pemerintahan, karena
meningkatkan peran serta masyarakat. hampir tidak ada kegiatan pemerintahan
Sehingga akan tercipta pemerintahan yang tidak membutuhkan biaya.Makin
yang efektif, efisien, transparan, adil dan besar jumlah uang yang tersedia, makin
akuntabel. banyak pula kemungkinan kegiatan atau
Keberhasilan atau kegagalan suatu pekerjaan yang dapat
daerah dalam pelaksanaan otonomi dilaksanakan.Untuk menciptakan suatu
daerah dipengaruhi banyak Pemerintahan Daerah yang baik dan
faktor.Pemerintah daerah harus bisa yang dapat melaksanakan tugas
mengendalikan faktor-faktor tersebut otonominya dengan baik, maka faktor
guna menciptakan pelaksanaan otonomi keuangan ini mutlak diperlukan.
daerah yang sesuai dengan asas 3) Peralatannya harus cukup dan baik
otonomi. Menurut Kaho (2007:64) faktor- Pengertian peralatan disini adalah
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan setiap benda atau alat yang dapat
otonomi daerah adalah: dipergunakan untuk memperlancar
1) Manusia pelaksananya harus baik pekerjaan atau kegiatan Pemerintah
Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 7
Daerah.Peralatan yang baik (praktis, ke pemerintah daerah melalui dana
efisien dan efektif) dalam hal ini jelas perimbangan. Disatu sisi pemerintah
diperlukan bagi terciptanya suatu daerah dituntut untuk mengurangi
Pemerintah Daerah yang baik. ketergantungan keuangan dari
4) Organisasi dan manajemennya harus pemerintah pusat dengan meningkatkan
cukup dan baik kemandirian fiskal.Salah satu ciri suatu
Organisasi yang dimaksudkan adalah daerah telah mampu melaksanakan
organisasi dalam arti struktur yaitu otonomi daerah ditandai dengan
susunan yang terdiri dari satuan-satuan kemandirian keuangan daerahnya. Indra
organisasi beserta segenap pejabat, Bastian (2006:63) mengatakan bahwa
kekuasaan, tugasnya dan hubungannya otonomi daerah di Indonesia setidaknya
satu sama lain dalam rangka mencapai mempunyai empat ciri yaitu:
tujuan tertentu. Pencapaian sasaran 1) Pemekaran dearah administratif
pembangunan daerah melalui kebijakan pemerintahan.
otonomi masih dihadapkan pada 2) Tuntutan kemandirian fiskal di
beberapa kendala yang harus diatasi pemerintah daerah.
pemerintah daerah.Setiap daerah 3) Peningkatan pelayanan publik dan
memiliki kendala yang berbeda sesuai kesejahreraan masyarakat.
dengan tingkat kesiapan dan kondisi rill 4) Pengalihan kewenangan beberapa
daerah masing-masing. sektor dari pemerintah pusat ke
Dari uraian diatas, bisa pemerintah daerah.
disimpulkan bahwa keberhasilan Selanjutnya Halim (2004:187)
penyelenggaraan otonomi daerah tidak menjelaskan bahwa ciri utama suatu
bisa terlepas dari kemampuan keuangan daerah yang mampu melaksanakan
yang dimiliki daerah tersebut. Dari otonomi yaitu:
beberapa faktor yang mempengaruhi 1) Kemampuan keuangan daerah,
pelaksanaan otonomi daerah, keuangan artinya daerah harus memiliki
merupakan faktor yang sangat penting, kewenangan dan kemampuan untuk
karena semua kegitan yang akan menggali sumber-sumber keuangan,
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah mengelola dan menggunakan
membutuhkan dana/uang. Sehingga keuangan sendiri yang cukup
dalam pelaksanaan otonomi daerah, memadai untuk membiayai
setiap daerah diharapkan mempunyai penyelenggaraan pemerintahannya.
tingkat kemampuan keuangan yang baik 2) Ketergantungan kepada bantuan
dalam menjalankan roda pusat harus seminimal mungkin, agar
pemerintahan.Dalam membiayai belanja pendapatan asli daerah (PAD) harus
daerah hendaknya penyumbang utama menjadi bagian sumber keuangan
keuangan daerah berasal dari terbesar, yang didukung oleh
Pendapatan Asli Daerah. kebijakan perimbangan keuangan
Pemerintah pusat memberikan pusat dan daerah, sehingga peranan
sebagian wewenang kepada pemerintah pemerintah daerah menjadi lebih
daerah dalam menjalankan besar.
pemerintahan. Dalam menjalankan roda Dari kedua ciri tersebut
pemerintahan, pemerintah daerah tentu menjelaskan pola hubungan antara
membutuhkan sumber dana untuk pemerintah pusat dan daerah.Untuk
membiayai belanja pemerintah. Untuk mengetahui kemampuan daerah dalam
itu pemerintah pusat memberikan dana melaksanakan tujuan otonomi daerah,

8 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016


salah satunya dapat diukur melalui sesuai dengan peraturan perundang-
kemampuan keuangan daerah undangan. Hal ini sebagaimana yang
tersebut.Kemampuan keuangan daerah diungkapkan Siahaan (2008:14) bahwa
sering dihubungkankan dengan besar PAD merupakan: “Pendapatan yang
kecilnya PAD suatu daerah. PAD yang diperoleh daerah yang dipungut
besar diharapkan bisa mengurangi berdasarkan peraturan daerah sesuai
ketergantungan keuangan terhadap dengan peraturan perundang-undangan
pemerintah pusat. yang berlaku”. Kaho (1997:273) juga
mengemukakan pendapat yang sama
mengenai PAD yaitu: “Pendapatan Asli
Sumber Pendapatan Daerah Daerah adalah hasil yang diperoleh dari
Menurut UU No. 23 Tahun 2014 kemampuan daerah sendiri bersumber
tentang Pemerintahan Daerah, dijelaskan dari potensi yang dimilikinya.Jadi
bahwa untuk menyelenggarakan pendapatan daerah tidak termasuk
otonomi daerah yang luas, nyata, dan berbagai bantuan dari manapun, baik
bertanggung jawab diperlukan bantuan luar negeri maupun bantuan
kewenangan dan kemampuan menggali dari dalam negeri”. Senada dengan
sumber kuangan sendiri, yang didukung pendapat diatas Mardiasmo (2002:132)
oleh perimbangan keuangan antar mengatakan hal yang sama tentang
pemerintah pusat dan daerah serta antar PAD: “Pendapatan asli daerah adalah
propinsi dan kabupaten atau kota yang penerimaan yang diperoleh dari sektor
merupakan prasyarat sistem pemerintah pajak daerah, retribusi daerah, hasil
daerah. Sebagaimana diatur dalam UU perusahaan milik daerah, hasil
No. 33 Tahun 2004 Pasal 5 penerimaan pengeloalaan kekayaan daerah yang
daerah dalam pelaksananaan dipisahkan, dan lain-lain pendapatan
desentralisasi terdiri dari atas asli daerah yang sah”.
pendapatan daerah dan pembiayaan. Dalam rangka pelaksanaan
Pendapatan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah, suatu daerah
desentralisasi bersumber dari seharusnya bisa meningkatkan PAD
Pendapatan Asli Daerah, Dana sehingga ketergantungan keuangan dari
Perimbangan, dan lain-lain pendapatan. pusat bisa berkurang.Apabila suatu
Sedangkan sumber pembiayaan daerah daerah bisa mengurangi ketergantungan
terdiri dari sisa lebih perhitungan keuangan dari pusat dalam
anggaran daerah, penerimaan pinjaman menyelenggarakan urusan
daerah, dana cadangan daerah, dan hasil pemerintahan, daerah tersebut telah
penjualan kekayaan daerah yang menunjukkan kemandiriannya dari
dipisahkan. aspek keuangan.Untuk meningkatkan
PAD maka suatu daerah harus menggali
Pendapatan Asli Daerah dan mengelola potensi yang ada di
Dalam rangka penyelenggaraan daerah tersebut secara optimal. Siregar
otonomi daerah, Pemerintah daerah (2004:360) mengatakan demikian: “PAD
dipacu untuk bisa meningkatkan merupakan pendapatan daerah yang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna berasal dari sumber-sumber penerimaan
membiayai pengeluaran-pengeluaran murni daerah. PAD dipergunakan untuk
pemerintah dalam menjalankan roda pembiayaan penyelenggaraan otonomi
pemerintahan. PAD yang dimaksud daerah. Untuk itu PAD harus
berasal dari pengelolaan sumber daya diupayakan agar selalu meningkat
yang ada di daerah yang bersangkutan
Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 9
seiring dengan peningkatan pelayanan Sedangkan desentralisasi fiskal
kepada masyarakat”. menurut Sidik (Tarigan, 2012:15) bahwa:
Lebih lanjut Siregar (2004:362) “Desentralisasi fiskal merupakan sebuah
mengatakan bahwa faktor-faktor yang instrumen untuk mencapai salah satu
mempengaruhi rendahnya penerimaan tujuan negara, yaitu terutama
PAD ini antara lain: memberikan pelayanan publik yang
a) Banyak sumber pendapatan di lebih baik dan menciptakan proses
kabupaten/kota yang besar, tetapi pengambilan keputusan publik yang
digali oleh instansi yang lebih tinggi, lebih demokratis. Dengan desentralisasi
misalnya PKB, PBB. akan diwujudkan dalam pelimpahan
b) BUMD belum banyak memberikan kewenangan kepada tingkat
keuntungan kepada pemerintah pemerintahan yang lebih rendah untuk
daerah. melakukan pembelanjaan, kewenangan
c) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memungut pajak (taxing power),
dalam membayar pajak, retribusi dan terbentuknya dewan yang dipilih oleh
pungutan lainnya. rakyat, Kepala Daerah yang dipilih oleh
d) Adanya kebocoran-kebocoran/kolusi. DPRD, dan adanya bantuan dalam
e) Biaya pungutan masih tinggi. bentuk transfer dari Pemerintah Pusat”.
f) Adanya kebijakan pemerintah yang Meningkatkan PAD merupakan
berakibat menghapus atau salah satu cara dalam meningkatkan
mengurani penerimaan PAD. kemampuan keuangan pemerintah
g) Banyak peraturan daerah yang perlu daerah dalam membiayai belanja rutin
disesuaikan dan disempurnakan baik dan pembangunan. Semakin besar
besaran tarifnya maupun sistem kontribusi PAD terhadap total
pemungutannya. pendapatan daerah maka semakin besar
h) Kemampuan masyarakat untuk kemampuan daerah dalam
membayar pajak yang masih rendah. melaksanakan otonomi. “Untuk melihat
Menurut UU No. 33 Tahun 2004 kemampuan daerah dalam menjalankan
pasal 6 ayat 1 bahwa PAD bersumber otonomi daerah, salah satunya bisa
dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil diukur melalui kinerja/kemampuan
pengelolaan kekayaan daerah yang keuangan daerah” (Halim 2004:24).
dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Untuk mengukur kemampuan keuangan
daerah bisa dilakukan dengan
Kemampuan Keuangan Daerah meghitung rasio-rasio keuangan.Halim
Suatu daerah yang otonom, harus (2004:284) mengatakan bahwa:
mempunyai kemampuan keuangan “Beberapa rasio yang dapat
dalam menyelenggarakan dikembangkan berdasarkan data
pemerintahan.Daerah yang telah keuangan yang bersumber dari APBD
mandiri ditandai dengan berkurang antar lain Rasio Kemandirian (otonomi
ketergantungan keuangan terhadap fiskal), Rasio efektivitas dan efisiensi,
pusat.Dengan demikian tujuan otonomi Debt Service Ratio”.
daerah bisa terlaksana sesuai dengan Untuk menganalisis kemampuan
yang diharapkan. Menurut UU No. 23 keuangan yang disajikan dalam Laporan
Tahun 2014, desentralisasi adalah Realisasi Anggaran, berbagai analisis
penyerahan Urusan Pemerintahan oleh rasio keuangan yang dapat dibuat
Pemerintah Pusat kepada daerah menurut Mahmudi (2010: 142) yaitu:
otonom berdasarkan Asas Otonomi. 1) Derajat Desentralisasi

10 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016


2) Rasio Ketergantungan Keuangan dengan melakukan uji kredibilitas
Daerah dengan cara triangulasi.
3) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Triangulasi dilakukan dengan
4) Rasio Efektivitas PAD mengecek konsistensi, kedalaman, dan
5) Rasio Efisiensi PAD ketepatan suatu informasi dengan cara
mengumpulkan informasi pada sumber,
tempat, dan/atau waktu yang berbeda.
C. METODE Dalam penelitian ini penulis
Metode penelitian yang menggunakan triangulasi sumber untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah mengecek konsistensi, kedalaman dan
metode deskriptif kualitatif.Metode ketepatan suatu informasi dengan
deskriptif digunakan untuk memberikan caramengumpulkan informasi pada
gambaran tentang kemampuan sumber, tempat dan/atau waktu yang
keuangan daerah Kabupaten berbeda. Data dalam studi dokumen
Labuhanbatu Selatan dalam menunjang yang telah dikumpulkan selanjutnya
pelaksanaan otonomi daerah. Jadi dalam dilakukan pengolahan data. Pengolahan
penelitian ini data ini dilakukan untuk membuat data,
menggambarkan/menjelaskan dan fakta dan informasi menjadi bermakna
menginterpretasikan kemampuan yang berguna untuk penelitian dalam
keuangan Kabupaten Labuhanbatu menyelesaikan permasalahan. Salah satu
Selatandalam menunjang pelaksanaan tahapan prosedur pengolahan data
otonomi daerah secara mendalam dan adalah perhitungan, langkah-langkah
menyeluruh.Data merupakan faktor operasional dalam tahapan ini yaitu:
yang sangat berpengaruh terhadap hasil 1) Derajat Desentralisasi: merupakan
penelitian. Sehingga pengumpulan data perbandingan antar jumlah
harus sesuai dengan tujuan penelitian, Pendapatan Asli Daerah dengan
dimana data yang komprehensip akan total pendapatan daerah. Semakin
memberikan hasil analisis yang tinggi kontribusi PAD terhadap
maksimal dalam memecahkan total pendapatan daerah maka
permasalahan yang diteliti. semakin tinggi kemampuan
Teknik pengumpulan data yanga pemerintah daerah dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah menyelenggarakan desentralisasi.
menggunakan teknik wawancara, dan 2) Rasio Ketergantungan Keuangan
studi dokumentasi. Wawanara Daerah: merupakan perbandingan
dilakukan kepada informan yaitu antara jumlah pendapatan transfer
Asisten II bidang pembangunan dan yang diterima oleh daerah dengan
Perekonomian, Kepala Dinas DPPKAD, total pendapatan daerah. Semakin
Kepala bidang Pendapatan dan kecil rasio ini maka semakin rendah
Anggaran DPPKAD dan unsur tingkat ketergantungan pemerintah
masyarakat.Sedangkan studi dokumen daerah terhadap penerimaan pusat
digunakan untuk mendapatkan data dan/atau pemerintah propinsi.
yang diperoleh dari dokumen-dokumen 3) Rasio Kemandirian Keuangan
penting yang berkaitan dengan Daerah: merupakan perbandingan
keuangan daerah dalam mendukung antara Pendapatan Asli Daerah
penelitian ini. Maka guna mengetahui dengan jumah pendapatan transfer
keabsahan data dan untuk lebih dari pemerintah pusat dan propinsi
menjamin validitas dan akurasi data serta pinjaman daerah. Semakin
maka peneliti memverifikasi data tinggi angka rasio ini menunjukkan
Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 11
pemerintah daerah daerah bisa terlaksana sesuai dengan
mempunyaikemandirian keuangan yang diharapkan. Meningkatkan PAD
daerah yang semakin tinggi. merupakan salah satu cara dalam
4) Rasio EfektivitasPAD: merupakan meningkatkan kemampuan keuangan
perbandingan antara realisasi pemerintah daerah dalam membiayai
penerimaan PAD dengan target belanja rutin dan pembangunan.
PAD yang telah ditetapkan. Semakin besar kontribusi PAD terhadap
Semakin besar rasio ini maka total pendapatan daerah maka semakin
semakin efektif kinerja pemerintah besar kemampuan daerah dalam
daerah dalam melakukan melaksanakan otonomi.Pelaksanaan
pemungutan PAD. otonomi daerah memberikan peluang
5) Rasio Efisiensi: merupakan yang lebih besar untuk menggali
perbandingan antara biaya yang berbagai potensi yang dimiliki tetapi
dikeluarkan pemerintah daerah tidak semua kabupaten/kota siap untuk
untuk memperoleh PAD dengan memasuki era ini.Kemampuan
realisasi penerimaan PAD.Semakin Keuangan berikut ini memberikan
kecil rasio ini maka semakin efisien gambaran kinerja keuangan daerah
kinerja pemerintah daerah dalam Kabupaten Labuhanbatu Selatan setelah
melakukan pemungutan PAD. menjadi daerah otonomi.
Analisis yang digunakan pada
penelitian ini adalah dengan 1. Derajat Desentralisasi
menggabungkan studi dokumentasi dan Derajat desentralisasi dilihat dari
wawancara.Studi dokumentasi untuk perbandingan PAD dengan Total
mengetahui bagaimana kemampuan Pendapatan Daerah (TPD). Mahmudi
keuangan daerah dan wawancara (2010: 142) mengatakan bahwa: “Derajat
digunakan untuk mengetahui kendala desentralisasi dihitung berdasarkan
dalam meningkatkan kemampuan perbandingan antar jumlah Pendapatan
keuangan daerah dan upaya yang Asli Daerah dengan total penerimaan
dilakukan pemerintah daerah Kabupaten daerah. Rasio ini menunjukkan derajat
Labuhanbatu Selatan guna kontribusi PAD terhadap total
meningkatkan kemampuan keuangan penerimaan daerah. Semakin tinggi
daerah.Analisis data yang digunakan kontribusi PAD maka semakin tinggi
pada penelitian ini lebih dominan kemampuan pemerintah daerah dalam
menganalisis keuangan daerah dalam menyelenggarakan
menunjang pelaksanaan otonomi daerah. desentralisasi.Semakin tinggi kontribusi
PAD maka semakin tinggi kemampuan
D. HASIL ANALISIS pemerintah daerah dalam
menyelenggarakan desentralisasi.PAD
Analisis Kemampuan Keuangan merupakan aspek yang sangat
Daerah Kabupaten Labuhanbatu menentukan keberhasilan suatu daerah
Selatan dalam menyelenggarakan desentralisasi.
Suatu daerah yang otonom, Semakin tinggi PAD maka semakin
idealnya memiliki kemampuan besar kemampuan keuangan daerah
keuangan dalam menyelenggarakan untuk membiayai belanja pemerintah
pemerintahan.Daerah yang telah dalam menjalankan roda pemerintahan.
mandiri ditandai dengan berkurang Derajat desentralisasi keuangan daerah
ketergantungan keuangan terhadap Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat
pusat.Dengan demikian tujuan otonomi dilihat pada tabel berikut ini:
12 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016
Tabel 2
Derajat desentralisasi fiskal kabupaten labuhanbatu selatan tahun 2009-2013

Pendapatan Asli Total Pendapatan Derajat


Tahun Kriteria
Daerah (Rp) Daerah (Rp) Desentralisasi (%)
2009 2.394.165.536,00 224.006.052.710,00 1,07 Sangat Kurang
2010 8.371.926.407,57 363.013.620.312,57 2,31 Sangat Kurang
2011 17.081.271.911,45 434.071.969.292,45 3,94 Sangat Kurang
2012 18.976.643.017,23 506.153.862.119,23 3,75 Sangat Kurang
2013 26.701.972.210,88 618.909.256.455,88 4,31 Sangat Kurang
Sumber: Penulis, 2016

Tabel 2 diatas menunjukan derajat kata lain masih sangat tergantung pada
desentralisasi Kabupaten Labuhanbatu pemerintah pusat.
Selatan dari tahun 2009 sampai tahun Kemandirian fiskal daerah
2013. Selama lima tahun tersebut menggambarkan kemampuan
menunjukkan daerah Kabupaten pemerintah daerah dalam meningkatkan
Labuhanbatu Selatan memiliki PAD.Karena itu pembangunan daerah
kemampuan keuangan yang sangat bisa diwujudkan hanya apabila disertai
kurang. Yang artinya kontribusi PAD kemandirian fiskal yang efektif melalui
masih sangat rendah terhadap total otonomi daerah. Ini berarti bahwa
pendapatan daerah Pemerintah pemerintahan daerah secara finansial
Kabupaten Labuhanbatu Selatan. harus tidak bergantung terhadap
Kemampuan keuangan daerah pemerintah pusat dengan caramenggali
Kabupaten Labuhanbatu Selatan secara optimal sumber-sumber PAD
berdasarkan rasio derajat desentralisasi seperti pajak, retribusi dan PAD lainnya
fiskal menunjukkan masih kurangnya yang sah.Tetapi secara umum dilihat
penerimaan yang diperoleh dari dari perkembangan derajat
Pendapatan Asli Daerah dibandingkan desentralisasnya dari tahun 2009 sampai
dengan Total Pendapatan Daerah.Hal ini 2013 mengalami pertumbuhan yang
dapat dilihat pada Tabel 2, kemampuan positif.Hal ini menunjukkan PAD
keuangan berdasarkan derajat Kabupaten Labuhanbatu Selatan setiap
desentraslisasi fiskal pada tahun 2009- tahunnya mengalami
2013 sangat kurang, karena masih peningkatan.Sehingga dapat dikatakan
dibawah 10%.Kemampuan keuangan bahwa kinerja pengelolaan PAD di
Kabupaten Labuhanbatu Selatan pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
berdasarkan derajat desentralisasi Selatan juga mengalami peningkatan.
tertinggi pada tahun 2013, yaitu 4,31%. Tentu peningkatan PAD tersebut juga
Rendahnya derajat desentralisasi yang akan berpengaruh terhadap peningkatan
dimiliki oleh Kabupaten Labuhanbatu kemampuan keuangan Kabupaten
Selatan menunjukkan bahwa keuangan Labuhanbatu Selatan dalam menunjang
daerah Pemkab Labuhanbatu Selatan pelaksanaan otonomi daerah.
belum mampu membiayai
pengeluarannya sendiri atau dengan

Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 13


ketergantungan pemerintah daerah
2. Rasio Ketergantungan Keuangan terhadap dana transfer dari pemerintah
Daerah pusat dan/atau pemerintah propinsi.
Rasio ketergantungan keuangan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
daerah merupakan perbandingan antara Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat
jumlah pendapatan transfer yang dilihat sebagaimana tercantum pada
diterima oleh daerah dengan total tabel berikut ini:
pendapatan daerah. Semakin tinggi rasio
ini maka semakin besar tingkat

Tabel 3
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah kabupaten labuhanbatu selatan tahun 2009-2013

Rasio
Pendapatan Total Pendapatan Ketergantungan
Tahun Kriteria
Transfer (Rp) Daerah (Rp) Keuangan
Daerah (%)
2009 221.611.887.174 224.006.052.710,00 98,93 Sangat Tinggi
2010 354.641.693.905 363.013.620.312,57 97,69 Sangat Tinggi
2011 416.990.697.381 434.071.969.292,45 96,06 Sangat Tinggi
2012 446.355.368.697 506.153.862.119,23 88,19 Sangat Tinggi
2013 550.706.268.145 618.909.256.455,88 88,98 Sangat Tinggi
Sumber: Penulis, 2016

Berdasarkan tabel 3 diatas, setiap tahunnya pada umumnya


terlihat bahwa rasio ketergantungan mengalami penurunan. Pada tahun 2009
keuangan daerah Kabupaten rasio ketergantungan keuangan daerah
Labuhanbatu Selatan dari tahun 2009 sebesar 98,93%, mengalami penurunan
sampai tahun 2013 sangat tinggi, yang menjadi 97,69% di tahun 2010, kemudian
artinya bahwa Kabupaten Labuhanbatu di tahun 2011 juga mengalami
Selatan sangat tergantung terhadap dana penurunan menjadi 96,06%. Pada tahun
transfer dalam pelaksanaan otonomi 2012 rasio ketergantungan keuangan
daerah. Selama lima tahun tersebut rasio daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
ketergantungan keuangan daerah juga mengalami penurunan menjadi
Kabupaten Labuhanbatu Selatan diatas menjadi 88,19%. Tahun 2013 rasio
80%. Keuangan daerah Kabupaten ketergantungan keuangan daerah naik
Labuhanbatu Selatan dalam sebesar 0,795% sehingga rasionya
menjalankan pemerintahan dominan menjadi 88,98%.
dari pendapatan transfer. Delapan puluh Dari pendapat Kepala Bidang
persen lebih dari dana yang digunakan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
dalam pelaksanaan otonomi di Aset Daerah (DPPKAD) dari hasil
Kabupaten Labuhanbatu Selatan berasal wawancara bahwa PAD di Kabupaten
dari dana transfer.Dari tabel 3 bahwa Labuhanbatu Selatan yang sangat
ketergantungan keuangan Pemerintah rendah mengakibatkan ketergantungan
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan keuangan terhadap pemerintah pusat

14 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016


sangat tinggi. Dalam pelaksanaan 3. Rasio Kemandirian Keuangan
otonomi idealnya daerah otonom harus Daerah
mengurangi ketergantungan keuangan Kemandirian Keuangan Daerah
terhadap pemerintah pusat dengan cara menunjukkan kemampuan keuangan
meningkatkan PAD. Dilihat dari pemerintah daerah dalam membiayai
perkembangan kemampuan keuangan sendiri kegiatan pemerintahan,
daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan pembangunan, dan pelayanan kepada
dari rasio ketergantungan mengalami masyarakat, yang diukur dengan rasio
penurunan.Hal ini menunjukkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
kemampuan keuangan daerah jumlah bantuan pemerintah pusat,
Kabupaten Labuhanbatu Selatan propinsi dan pinjaman.Semakin besar
mengalami peningkatan setiap rasio ini, menunjukkan semakin mandiri
tahunnya. Yang juga mengartikan bahwa keuangan suatu daerah dalam
adanya peningkatan penerimaan PAD menjalankan otonomi.bRasio
dari tahun 2009 sampai 2013. kemandirian keuangan daerah
Kabupaten Labuhanbatu Selatan bisa
dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4
Rasio kemandirian keuangan daerah labuhanbatu selatan tahun 2009-2013

Pendapatan Asli Transfer Pusat + Propinsi Rasio Kemandirian


Tahun Kriteria
Daerah (Rp) + Pinjaman (Rp) Keuangan Daerah (%)
2009 2.394.165.536,00 221.611.887.174 1,08 Rendah Sekali
2010 8.371.926.407,57 354.641.693.905 2,36 Rendah Sekali
2011 17.081.271.911,45 416.990.697.381 4,10 Rendah Sekali
2012 18.976.643.017,23 446.355.368.697 4,25 Rendah Sekali
2013 26.701.972.210,88 550.706.268.145 4,85 Rendah Sekali
Sumber: Penulis, 2016
yang cukup signifikan menjadi 4,10%
Berdasarkan rasio kemandirian dan tahun berikutnya menjadi 4,25%,
keuangan daerah sebagaimana terakhir pada tahun 2013 rasio
tercantum dalam tabel 4 dapat dilihat kemandirian keuangan daerah
bahwa pada periode tahun anggaran Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebesar
2009 sampai dengan tahun anggaran 4,85%.
2013 menunjukkan persentase tingkat Rata-rata tingkat kemandirian
kemandirian yang rendah sekali. Hal ini keuangan daerah Kabupaten
menunjukkan bahwa keuangan daerah Labuhanbatu Selatan selama periode
Kabupaten Labuhanbatu Selatan masih tahun anggaran 2009-2013 adalah 3,328%
tergantung terhadap dana transfer dari yang artinya menurut kriteria penilaian
pusat dan propinsi. Pada tahun 2009 kemandirian keuangan daerah
rasio kemandirian keuangan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan
Kabupaten Labuhanbatu Selatan hanya tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
sebesar 1,08% dan mengalami rendah sekali. Hal ini menunjukkan
peningkatan menjadi 2,36% tahun 2010. bahwa Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Di tahun 2011 mengalami peningkatan selama periode TA 2009-2013 memiliki
kemandirian keuangan yang sangat

Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 15


kurang sehingga memiliki daerah tidak serta merta menjadikan
ketergantungan tinggi terhadap bantuan daerah mandiri dan mampu membiayai
pemerintah pusat dan propinsi dalam segala aktifitas pembangunan daerah
melaksanakan otonomi daerah. melalui optimalisasi perolehan sumber-
Kemandirian keuangan daerah sumber pendapatan daerah. Faktanya,
merupakan salah satu aspek yang sangat bahwa kemandirian daerah akan sangat
penting dalam menunjang pelaksanaan bergantung dari besarnya potensi
otonomi daerah secara keseluruhan. sumber-sumber pendapatan daerah
Manfaat dari kemandirian adalah untuk membiayai belanja daerah. Aspek
mendorong peningkatan partisipasi penting lainnya yang juga tidak dapat
prakarsa dan kreativitas masyarakat dikesampingkan adalah adanya
dalam pembangunan serta akan dukungan kualitas sumber daya
mendorong pemerataan hasil-hasil manusia yang memadai sebagai
pembangunan di seluruh daerah dengan penggerak roda pembangunan.
memanfaatkan sumber daya dan potensi
yang tersedia di daerah tersebut. Seiring 4. Rasio Efektivitas PAD
dengan terus meningkatnya kebutuhan Rasio efektivitas PAD
fiskal daerah setiap tahunnya, hal merupakan perbandingan antara
tersebut tentunya harus pula didukung realisasi PAD dengan target PAD yang
dengan adanya upaya peningkatan ditetapkan.Rasio ini menunjukkan
kapasitas fiskal daerah. Kendati terjadi seberapa efektif suatu pemerintah
peningkatan kinerja PAD setiap daerah dalam melaksanakan
tahunnya selama periode 2009-2013, pengelolaan PAD. Rasio Efektivitas PAD
namun masih juga tetap diikuti dengan Kabupaten Labuhanbatu Selatan bisa
peningkatan perolehan Dana dilihat dalam tabel berikut ini:
Perimbangan dari pemerintah
pusat.Penerapan kebijakan otonomi

Tabel 5
Rasio efektivitas pad kabupaten labuhanbatu selatan tahun 2009-2013

Tahun Realisasi PAD (Rp) Target PAD (Rp) Rasio Efektivitas (%) Kriteria
2009 2.394.165.536,00 4.097.611.750,00 58,43 Tidak Efektif
2010 8.371.926.407,57 7.328.624.145,00 114,24 Sangat efektif
2011 17.081.271.911,45 18.560.401.756,29 92,03 Cukup efektif
2012 18.976.643.017,23 16.725.500.000,00 113,46 Sangat Efektif
2013 26.701.972.210,88 30.075.500.000,00 88,78 Kurang Efektif
Sumber: Penulis, 2016

Berdasarkan tabel 5 diatas, efektivitas signifikandimana realisasi perolehan


pemungutan PAD Kabupaten PAD mencapai 114,24% tetapi pada
Labuhanbatu Selatan dari tahun 2009 tahun berikutnya yaitu tahun
hingga tahun 2013 bersifat fluktuatif. 2011mengalami penurunan lagi dan
Tahun 2009 realisasi PAD hanya 58,43% hanya bisa tercapai 92,03%. Kemudian
dari target yang ditetapkan tetapi pada pada tahun 2012 efektivitas pemungutan
tahun 2010, capaian target PAD PAD Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Kabupaten Labuhanbatu Selatan sangat efektif yaitu mencapai 113,46%.
mengalami kenaikan yang cukup Ditahun berikutnya mengalami
16 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016
penurunan lagi dan hanya tercapai c) Permasalahan internal yang
sebesar 88,78%. Berdasarkan hasil studi mempengaruhi tercapainya
dokument dan wawancara, penerimaan perolehan PAD yaitu SDM di Dinas
pendapatan asli daerah yang bersifat Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
fluktuatif tersebut disebabkan beberapa dan Aset Daerah masih kurang,
hal: baik dari segi kuantitas maupun
a) Perda tentang pajak dan retribusi dari kualitas.
daerah yang ditetapkan tahun 2011
dan pelaksanaannya baru efektif 5. Rasio Efisiensi PAD
tahun 2012. Dimana perda tersebut Dalam menjalankan otonomi,
merupakan dasar hukum pemerintah dituntut untuk bisa
pemungutan PAD. Sehingga melaksanakan setiap kegiatan dengan
pemungutan PAD tahun 2009-2011 efisien.Untuk mengetahui apakah
belum optimal. pengelolaan PAD suatu pemerintah
b) Tahun 2013 perolehan PAD tidak daerah telah terlaksana dengan efisien
tercapai dikarenakan dalam atau tidak, maka bisa dilihat dari rasio
penetapan target telah memasukkan efesiensi.
Pajak Bumi dan Bangunan Rasio Efesiensi merupakan
Perdesaan dan Perkotaan (PBBP2) perbandingan antara biaya yang
tetapi sampai akhir tahun anggaran dikeluarkan pemerintah daerah untuk
2013 tidak ada terpungut memperoleh PAD dengan realisasi
dikarenakan PBBP2 tersebut masih penerimaan PAD. Tabel 6 berikut ini
dalam peralihan/persiapan dari menampilkan rasio efisiensi
pemerintah pusat ke pemerintah pemungutan PAD di Kabupaten
daerah. Labuhanbatu Selatan tahun 2009-2013:

Tabel 6
Rasio efisiensi pad kabupaten labuhanbatu selatan tahun 2009-2013

Rasio
Biaya Pemerolehan Realisasi PAD
Tahun Efisiensi Kriteria
PAD (Rp) (Rp)
(%)
2009 214,633,400 2.394.165.536,00 8.96 Sangat efisien
2010 148,572,500 8.371.926.407,57 1.77 Sangat efisien
2011 501,483,000 17.081.271.911,45 2.94 Sangat efisien
2012 1,148,632,200 18.976.643.017,23 6.05 Sangat efisien
2013 805,036,400 26.701.972.210,88 3.01 Sangat efisien
Sumber: Penulis, 2016

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa menjadi 1,77% di tahun berikutnya. Di


rasio efisiensi PAD selama lima tahun tahun 2011 rasio efisiensi PAD sebesar
dibawah 10% yang artinya bahwa 2,94% dan menurun menjadi 6,05% pada
pengelolaan PAD di Kabupaten tahun 2012 tetapi kemudian meningkat
Labuhanbatu Selatan selama lima tahun menjadi 3,01% di tahun berikutnya. Dari
tersebut sangat efisien. Pada tahun 2009, segi jumlah biaya pemerolehan PAD
rasio efisiensi pemungutan PAD adalah mengalami peningkatan setiap tahunnya
8,96% yang kemudian meningkat dan hal ini juga diikuti dengan jumlah

Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 17


realisasi penerimaan PAD yang juga meningkatkan penerimaan PAD
terus meningkat. Hal tersebut terutama dari sektor pajak dan retribusi
menunjukkan bahwa pengelolaan PAD daerah.Dengan peningkatan penerimaan
di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dari PAD tersebut diharapkan dapat
sangat efisien, yang artinya biaya yang memberikan andil yang lebih besar
dikeluarkan untuk memperoleh PAD dalam penyelenggaraan pemerintahan
tersebut jauh sangat kecil dibandingkan terutama dalam peningkatan pelayanan
dengan realisasi perolehan PAD. publik dan percepatan
pembangunan.Didalam Undang-
Kemampuan Keuangan Daerah Dalam Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Menunjang Pelaksanaan Otonomi Perimbangan Keuangan antara Pusat
Daerah di Kabupaten Labuhanbatu dan Daerah telah diatur bahwa
Selatan Pendapatan Asli Daerah bersumber dari
Otonomi daerah memberikan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
kewenangan terhadap pemerintah Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
daerah dalam menjalankan Dipisahkan dan Lain-lain PAD yang sah.
pemerintahan sendiri (mengatur rumah PAD terbesar Kabupaten Labuhanbatu
tangganya sendiri).Tujuan pelaksanaan Selatan bersumber dari pajak daerah.
otonomi tersebut untuk mempercepat Penerimaan PAD terbesar Kabupaten
pembangunan disuatu daerah dan juga Labuhanbatu Selatan bersumber dari
penyelenggaraan pemerintahan secara pajak daerah.Jenis pajak daerah yang
efektif dan efisien.Penyerahan otonomi dipungut Kabupaten Labuhanbatu
terhadap suatu daerah tidak lepas dari Selatan terakhir (tahun 2012) ada 11
kemampuan keuangan daerah tersebut jenis. Hal ini sesuai dengan Undang-
dalam mengelola dan menggali sumber- Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
sumber pendapatan daerah secara Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
optimal.Kemampuan suatu daerah tetapi salah satu jenis pajak daerah yaitu
dalam menjalankan roda pemerintahan Pajak Bumi da Bangunan Perdesaan dan
terletak pada kemampuan keuangan Perkotaan (PBBP2) pada tahun 2013
daerah.Kemampuan keuangan suatu belum ada terealisasi dikarenakan jenis
daerah dalam melaksanakan otonomi pajak tersebut masih dalam tahap
ditandai dengan berkurangnya persiapan.
ketergantungan terhadap pemerintah UU No. 28 Tahun 2009 mengatur
pusat.Berkurangnya ketergantungan jenis pajak dan retribusi daerah yang
keuangan tersebut menunjukkan bisa dipungut oleh pemerintah daerah,
peningkatan kemandirian keuangan hal tersebut membatasi suatu daerah
suatu daerah dalam menyelenggarakan dalam meningkatkan penerimaan PAD
pemerintahan.Pendapatan Asli Daerah dari potensi yang dimiliki khuusnya dari
sering digunakan ukuran dalam sektor pajak daerah. Secara kuantiti, jenis
kemandirian keuangan daerah otonom. pajak daerah yang bisa dipungut oleh
Apabila PAD bisa berkontribusi lebih pemerintah daerah memang tergolong
besar dibandingkan dengan dana banyak tetapi jenis pajak tersebut
transfer terhadap total pendapatan tidaklah sama potensinya pada tiap
daerah maka daerah tersebut dianggap daerah.Pengalihan PBBP2 dari pusat ke
telah mampu melaksanakan otonomi daerah kurang memberikan perubahan
daerah. yang berarti terhadap PAD karena
Untuk itu pemerintah daerah potensi PBBP2 di Kabupaten
Labuhanbatu Selatan berupaya
18 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016
Labuhanbatu Selatan tidak begitu itu agar penilaian lebih bersifat objektif
besar.Dilihat dari geografis wilayah apakah tingkat kemampuan keuangan
Kabupaten Labuhanbatu Selatan, pajak daerah yang rendah hanya dialami oleh
PBB perkebunan merupakan pajak yang Kabupaten Labuhanbatu Selatan, maka
sangat berpotensi.Pemerintah penulis membandingkan dengan tingkat
Kabupaten Labuhanbatu Selatan kemampuan keuangan daerah
sebenarnya menginginkan jenis pajak ini Kabupaten Labuhanbatu. Kabupaten
untuk meningkatan PAD tetapi Labuhanbatu memiliki kondisi geografis
dikarenakan pajak tersebut masih yang hampir samadan juga merupakan
dikelola pemerintah pusat dan induk pemekaran daerah Kabupaten
Kab.Labuhanbatu Selatan hanya Labuhanbatu Selatan.Dari hasil
mendapatkan bagi hasil. Dari pendapat wawancara dengan Asisten II bidang
informan bahwa PBBP2 di Kabupaten pembangunan dan Perekonomian
Labuhanbatu Selatan kurang begitu Kabupaten Labuhanbatu Selatan
potensial dibandingkan PBB mengenai kemampuan keuangan daerah
perkebunan. Apabila PBB perkebunan dalam menunjang pelaksanaan otonomi
diserahkan pengelolaannya ke daerah, diketahui bahwa kemampuan
pemerintah daerah maka PAD keuangan daerah dalam menunjang
Kabupaten Labuhanbatu Selatan pelaksanaan otonomi daerah di
diperkirakan akan jauh lebih besar. Kabupaten Labuhanbatu Selatan masih
Untuk itu pemerintah pusat harus rendah dikarenakan PAD yang relatif
tanggap akan permasalah-permasalahan kecil dan dana perimbangan yang
yang dihadapi pemerintah daerah mendominasi pendapatan daerah.
khususnya mengenai potensi yang Rendahnya kontribusi PAD
dimiliki daerah tersebut, dan idealnya terhadap total pendapatan daerah,
potensi daerah yang besar diberikan menuntut pemerintah daerah Kabupaten
kewenangan untuk dikelola oleh Labuhanbatu Selatan lebih
pemerintah daerah yang bersangkutan mengoptimalisasi pengelolaan PAD
guna meningkatkan kemampuan khususnya dari sektor pajak dan
keuangan daerahnya.Salah satu retribusi daerah dan juga mencari
indikator yang sering digunakan untuk sumber pendapatan dari sektor lain
melihat kemampuan keuangan suatu misalnya dengan mendirikan Badan
daerah dalam melakasanakan otonomi Usaha Milik Daerah (BUMD). Dimana
adalah Pendapatan Asli Daerah. selama ini Kabupaten Labuhanbatu
Kontribusi PAD Kabupaten Selatan belum mempunyai BUMD.Hasil
Labuhanbatu Selatan terhadap Total dari BUMD termasuk pendapatan asli
Pendapatan Daerah (TPD) tahun 2009 – daerah yang digolongkan ke hasil
2013 rata-rata sebesar Rp. 14.705.195.816 pengelolaan kekayaan daerah yang
(Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan dipisahkan, dan ini merupakan sumber
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten PAD yang potensial.Penyertaan modal
Labuhanbatu Selatan (Data Diolah) ke perusahaan milik daerah diatur
Dari hasi wawancara dengan melalui peraturan daerah.Pemerintah
Kepala Dinas DPPKAD Kabupaten daerah tidak bisa serta merta langsung
Labuanbatu Selatan bahwa kemampuan saja membentuk perusahaan daerah dan
keuangan Kabupaten Labuhanbatu menyertakan modalnya.Namun
Selatan masih rendah tetapi kemampuan pemerintah daerah harus melalui
keuangan yang rendah bukan hanya di mekanisme persetujuan anggota DPRD
Kabupaten Labuhanbatu Selatan.Untuk melalui peraturan daerah.
Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 19
Kebijakan yang dibuat pemerintah menyediakan pelayanan publik dan
Kabupaten Labuhanbatu Selatan tetap peningkatan pembangunan dengan
diarahkan pada upaya peningkatan mengelola dana yang didapat dari
pendapatan daerah melalui optimalisasi pemerintah pusat dengan optimal, yaitu
pengelolaan pendapatan daerah sesuai dengan menekan belanja pegawai
dengan potensi dan kewenangan dibawah 50%, sehingga dana untuk
berdasarkan ketentuan peraturan pembangunan bisa lebih besar. Dari
perundang-undangan yang berlaku, dan pertumbuhan PAD setiap tahunnya juga
mengedepankan pertimbangan aspek mengalami peningkatan, yang tentu
keadilan dan kemampuan akan meningkatkan kemampuan
masyarakat.Optimalisasi pengelolaan keuangan daerah.
pendapatan daerah dilakukan dengan
mensinergikan program intensifikasi dan E. KESIMPULAN DAN
ekstensikasi sumber-sumber pendapatan REKOMENDASI
daerah.Intensifikasi difokuskan pada Kesimpulan
upaya peningkatan kualitas pelayanan Berdasarkan hasil analisis data
pajak dan retribusi daerah, kajian yang dilakukan melalui studi
penyederhanaan birokrasi, peningkatan dokumentasi dan wawancara
tertib administrasi, penegakan sanksi, sebagaimana telah dijelaskan padabab-
peningkatan komunikasi dan informasi bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa
kepada masyarakat serta reformasi kesimpulan sebagai berikut:
sistem perpajakan daerah sebagai salah 1. Berdasarkan hasil perhitungan
satu tujuan implementasi Peraturan terhadap lima rasio keuangan di
Daerah.Sumber-sumber Pendapatan Asli Kabupaten Labuanbatu periode
Daerah (PAD) Kabupaten Labuhanbatu tahun 2009 s.d. 2013 secara umum
Selatan, terdiri dari: 11 jenis pajak, 30 rata-rata mendapatkan hasil yaitu:
jenis retribusi, dan Lain-Lain PAD Yang Derajat desentralisasi berada pada
Sah. kriteria sangat kurang yaitu 3,08%,
Dari berbagai jenis sumber PAD rasio ketergantungan keuangan
yang ada di Kabupaten Labuhanbatu daerah sangat tinggi yaitu 93,97%,
Selatan tersebut, manajemen PAD sangat rasio kemandirian keuangan daerah
perlu dilakukan dengan baik guna rendah sekali yaitu 3,33%, rasio
meningkatkan kemampuan keuangan efektivitas PAD cukup efektif yaitu
daerah.Perlu dilakukan kajian terhadap 93,39% dan rasio efisien PAD sangat
semua sumber PAD untuk mengetahui efisien yaitu 4,55%. Dari rasio
sektor PAD yang paling berpotensi keuangan tersebut menunjukkan
untuk dikelola dan sumber PAD yang kemampuan keuangan daerah
kurang potensial bisa dipertimbangkan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
untuk dihapuskan.Dari penjelasan masih sangat rendah dan belum
diatas, tingkat kemampuan keuangan mampu menunjang pelaksanaan
daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan otonomi daerah, tetapi pemerintah
masih sangat rendah dan belum Kabupaten Labuhanbatu Selatan bias
menunjang pelaksanaan otonomi daerah. melaksanakan tugas pemerintahan,
Meskipun tingkat kemampuan yaitu penyediaan pelayanan publik
keuangan masih sangat rendah tetapi dan pembangunan dengan cukup
Kabupaten Labuhanbatu Selatan bisa baik. Hal ini dikarenakan dana
menjalankan roda pemerintahan yaitu transfer dari pemerintah pusat dapat
dikelola dengan optimal, dimana
20 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016
anggaran pendapatan daerah Rekomendasi
dialokasikan lebih besar pada belanja Dalam meningkatkan kemampuan
pembangunan daripada belanja keuangan daerah, pemerintah
pegawai. Kabupaten Labuhanbatu Selatan harus
2. Kendala-kendala yang dihadapi mengelola potensi-potensi daerah
pemerintah Kabupaten Labuhanbatu dengan optimal, sehingga akan
Selatan dalam meningkatkan meningkatkan perolehan PAD, untuk itu
kemampuan keuangan daerah antara rekomendasinya adalah sebagai berikut:
lain: 1) Meningkatkan optimalisasi PAD
 Sumber daya manusia (SDM) dengan membuat kebijakan
yang dimiliki Kabupaten penyesuaian tarif pajak/retribusi
Labuhanbatu Selatan khususnya yang masih relatif rendah
instansi pengelola PAD masih dibandingkan daerah lain.
rendah, baik dari segi kualitas 2) Melakukan kajian terhadap
maupun kuantitas. potensi rill PAD yang ada di
 Kurangnya kesadaran daerah tersebut dan penetapan
masyarakat akan kewajiban target disesuaikan denganpotensi
membayar pajak dan retribusi yang sebenarnya.
daerah sesuai dengan yang 3) Meningkatkan kualitas SDM
ditetapkan sehingga aparatur pemerintah baik melalui
mempengaruhi rendahnya pelatihan, bimbingan teknis dan
penerimaan Pendapatan Asli pemberian tugas belajar atau ijin
Daerah. belajar kepada pegawai.
 Terbatasnya jenis sumber 4) Meningkatkan promosi
pendapatan asli daerah yang keunggulan daerah guna menarik
diberikan oleh pemerintah pusat investor sehingga akan
khususnya dari sektor pajak meningkatkan perekonomian di
daerah, dimana jenis pajak yang Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
diberikan pengelolannya ke 5) Menyederhanakan dan
pemerintah daerah sebagian mempermudah urusan perijinan
kurang potensial di Kabupaten sehingga akan menarik minat
Labuhanbatu Selatan, sedangkan inverstor untuk menanamkan
jenis pajak yang potensial masih modal di Kabupaten Labuhanbatu
dikelola oleh pemerintah pusat. Selatan.
3. Upaya-upaya yang dilakukan 6) Meningkatkan kualitas pelayanan
Pemerintah Daerah Kabupaten kepada masyarakat dan
Labuhanbatu Selatan dalam melakukan pendekatan kepada
meningkatkan kemampuan keuangan wajib pajak/retribusi daerah baik
daerahnya yaitu melalui intensifikasi secara formal maupun informal.
dan ekstensifiaksi PAD serta 7) Membenahi sarana dan prasarana
peningkatan kualitas pelayanan, bidang pariwisata sehingga
peningkatan sarana dan prasarana, diharapkan akan meningkatkan
peningkatan profesionalisme perolehan PAD dari sektor
aparatur, koordinasi yang intensif pariwisata.
dengan seluruh SKPD pengelola
pendapatan.

Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember 2016 21


Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Daftar Pustaka tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan
Bastian, I. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Pemerintahan Daerah.
Publik. Jakarta: Salemba Empat. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
Darise, N. 2009. Pengelolaan Keuangan tentang Pajak dan Retribusi
Daerah. Edisi 2. Jakarta: Indeks Daerah.
Permata Puri Media. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Halim, A. (penyunting). 2004. Bunga tentang Pemerintahan Daerah.
Rampai Manajemen Keuangan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2008
Daerah Edisi Revisi. Yogyakarta: tentang Pembentukan Kabupaten
UPP AMP YKPN. Labuhanbatu Selatan di Propinsi
Kaho, J. R. 1997. Prospek Otonomi Sumatera Utara
Daerah di Negara Republik Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
Indonesia. Yogyakarta: Fak. tahun 2009-2013
Sospol-UGM. Laporan Keuangan Pemerintah
. 2007. Prospek Otonomi Daerah di Kabupaten Labuhan batu Selatan
Negara Republik Indonesia. Tahun 2009-2013.
(identifikasi faktor-faktor yang Labuhan batu Selatan dalam angka
mempengaruhi penyelenggaraan tahun 2013.
otonomi daerah). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mahmudi. 2007. Analisis Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
. 2010. Analisis Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Edisi Kedua.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan
Manajemen Keuangan Daerah.
Yogyakarta : ANDI.
Siregar, D. 2004. Manajemen Aset.
Jakarta: Gramedia PustakaUtama.
Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Publik
Untuk Keuangan dan
Pembangunan Daerah, Edisi 1,
Yogyakarta: ANDI.
Yani, A. 2009. Hubungan Keuangan
Antara Pemerintah Pusatdan
Daerah di Indonesia. Jakarta:
Rajawali Pers.
Nugraha, N. L. 2014. Desentralisasi
Fiskal di Indonesia (Konsep,
Kenyataan dan Tantangan).
Bandung.

22 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 2 ▪ Desember2016

You might also like