You are on page 1of 34

1.

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KECEPATAN PUTARAN MOTOR

DAN PENDETEKSI KESTABILAN PUTARAN PADA POROSNYA

Tasdik Darmana; Wisnu Sya’ban**

* Staff Pengajar Jurusan Teknik Elektro STT PLN Jakarta.

**Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro STT PLN Jakarta.

Abstrak

Untuk mengoptimalkan fungsi dari sebuah alat ukur, maka dilakukan perancangan dengan

menggabungkan alat ukur kecepatan putaran motor (RPM meter) dengan alat pendeteksi

kestabilan suatu putaran pada porosnya (Balance detector). Alat ini menggunakan sensor

optocoupler, mikrokontroler AVR ATmega 8535 dan tampilan display LCD. Prinsip kerja sensor ini

adalah sensor optocoupler digunakan untuk mendeteksi kecepatan putaran pada motor dan juga

kestabilan putaran pada poros (shaft) motor yang hasilnya dapat dilihat pada peraga LCD. Pilihan

pengukuran dengan menggunakan saklar pemilih.


Kata Kunci : RPM meter, Balance detector, Sensor Optocoupler, Mikrokontroller, LCD Display

2.PEMBAGIAN PEMBANGKITAN SISTEM PEMBANGKIT TERMAL PADA

KONDISI BEBAN YANG BERUBAH TERHADAP WAKTU MENGGUNAKAN

QUADRATIC PROGRAMMING

Yoakim Simamora#1; Samsurizal*2; Zalmahdi#3

Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik PLN

yoakim@sttpln.ac.id; 2

samsurizal@sttpln.ac.id; 3

zalmahdi@sttpln.ac.id

Abstract: Power plant distribution by considering load change towards time is the

development of conventional power distribution because it calculates the ramp rate unitr
parameter of power plant. Power distribution of thermal power plant under the load

condition that change toward time is used to determine the optimum generation schedule

so that it can fulfill the load demand with minimum operational cost when sharing the

limitation of system and operation throughout the whole period of generation. Spinning

reserve is also considered in power plant distribution, since spinning reserve is used for

maintaining the system’s constraint of each operations. In this case, if one unit of power

plant is failed, there must be any capacity that could supply the power from another unit to

accomplish such condition that happens within a period. This research uses quadratic

programming to accomplish power distribution that calculates load change toward time,

thus solve power distribution without trespassing the ramp rate parameter and spinning

reserve which has been specified. Three unit of power plants were used in this research

with short - term load demand and specified ramp rate . From the analysis of results, it
can be seen that quadratic programming is not violate constrain ramp rate of power plant,

whilst conventional method can not do the calculation of generation with a ramp rate

constraint. The result analysis also shows that generation cost using quadratic

programming is cheaper ($46659,49) compared to that of conventional method

($47064,01).

Keywords: Smart Room, Solar Panel, Arduino, Technology.

Abstrak : Pembagian pembangkitan dengan mempertimbangkan perubahan beban

terhadap waktu merupakan pengembangan dari pembagian pembangkitan konvensional

karena memperhitungkan parameter ramp rate unit pembangkit. Pembagian

pembangkitan sistem pembangkit termal pada kondisi beban yang berubah terhadap

waktu digunakan untuk menentukan jadwal pembangkitan yang optimal sehingga bisa

memenuhi permintaan beban dengan biaya operasi minimum pada saat berbagai sistem

dan batasan operasi selama seluruh periode pembangkitan, spinning reserve juga
dipertimbangkan dalam pembagian pembagian pembangkitan, spinning reserve

digunakan untuk mempertahankan keandalan sistem pada setiap operasi. Sehingga, jika

satu unit pembangkit gagal, harus ada yang menyuplai daya dari unit lainnya utuk

mengatasi keadaan yang terjadi pada suatu periode waktu tertentu. Dalam penelitian ini

digunakan quadratic programming untuk menyelesaikan pembagian pembangkitan yang

memperhitungkan perubahan beban terhadap waktu, sehingga dapat menyelesaikan

pembagian pembangkitan tanpa melanggar parameter ramprate dan spinning reserve

yang telah ditentukan. Pada penelitian ini akan menggunakan 3 unit pembangkit dengan

permintaan beban jangka pendek dan ramp rate yang telah ditentukan. Dari analisi hasil

dapat dilihat bahwa quadratic programming tidak melanggar constrain ramprate

pembangkit, sedangkan metode konvensional tidak dapat melakukan perhitungan

pembangkitan dengan constrain ramprate, dari analisis hasil juga dapat dilihat bahwa
biaya pembangkitan dengan menggunakan quadratic programming lebih murah

(46659,49 $) dibandingkan menggunakan metode konvensional (47064,01 $).

Kata kunci : Pemabagian Pembangkitan, Ramprate, Spinning Reserve

3. PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI DAN RASIO PADA TRAFO

PS T15 PT INDONESIA POWER UP MRICA

Andi Makkulau

; Nurmiati Pasra2

; Rifaldi Riska Siswanto3

Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik – PLN

andi.mk@sttpln.ac.id,

2
nurmiati@sttpln.ac.id,

rifaldi1411145@sttpln.ac.id

Abstract : Auxiliary transformers are the main equipment that is vital as voltage supplier

to various equipment – equipment mounted on a plant. Without good maintenance it will

affect the performance of transformer, based on research of Joko Susilo, Abdul Syahkur

(2012) that maintenance of power transformer is done to maintain the effectiveness and

endurance of electric power system so that the channelling is maintained well.

This study aims to provide information on transformer condition early for PT Indonesia

Power UP Mrica. Dwirahayu Widhiyanti (2016) argued to prevent damage caused some

maintenance, among others, the examination of visual conditions, isolation testing and

comparison of transformer.

To perform isolation and ratio resistance testing, this test was conducted usng literature
study method, which used the standard of IEC 60076-3:2000-03, ANSI C57.12.90 and PT

PLN (Persero) P3B engineering sequence.

In this test, the isolation resistance obtained and the ratio of the Auxiliary transformer in

which the isolation resistance of PS T15 transformer is in good condition and bad

condition because LV-G and HV-LV are between 1 - 1.1 HV-G and HV LV-G its value >

1.25, while the ratio test results on PS T15 transformer does not conform to the existing

standard (ANSI Standard C57.12 .90) with results above the standard 0.5%, U phase

6.39, phase V 6.91, phase W 6.91.

Key words : Transformer, Maintenance, Testing, PT.Indonesia Power UP Mrica

Abstrak : Transformator pemakaian sendiri merupakan peralatan utama yang sangat vital

sebagai penyalur tegangan ke berbagai peralatan – peralatan yang terpasang pada suatu

pembangkit. Tanpa adanya pemeliharaan yang cukup baik maka akan berdampak pada
penurunan kinerja transformator (Syahkur, 2012). Pemeliharaan transformator daya

dilakukan untuk menjaga efektivitas dan daya tahan sistem tenaga listrik sehingga

penyaluran tetap terjaga dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kondisi transformator secara dini bagi

PT Indonesia Power UP Mrica. Untuk mencegah kerusakan yang ditimbulkan maka

dilakukan beberapa pemeliharaan antara lain, pemeriksaan kondisi visual, pengujian

isolasi dan pengujian perbandingan transformasi.

Untuk melakukan pengujian tahanan isolasi dan rasio, pengujian ini dilakukan dengan

metode observasi dan studi literatur, dimana menggunakan standar IEC 60076-3: 2000-

03, ANSI C57.12.90 serta buku enjineering PT PLN ( Persero ) P3B.

Dalam pengujian ini, didapatkan hasil tahanan isolasi dan rasio pada trafo pemakaian

sendiri dimana tahanan isolasi pada transformator PS T15 ada dalam keadaan tidak baik

dan baik karena LV-G dan HV-LV nilainya diantara 1 – 1.1 HV-G dan HV LV-G nilainya >
1.25, sementara hasil pengujian rasio pada transformator PS T15 tidak sesuai dengan

standar yang ada (ANSI Standar C57.12 .90) dengan hasil diatas standar 0.5%, fasa U

6.39, fasa V 6.91, fasa W 6.91.

Kata kunci : Transformator, Pemeliharaan, Pengujian, PT.Indonesia Power UP Mrica

4. Kajian Ketelitian Current Transformer (CT) Terhadap Kesalahan Rasio

Arus pada Pelanggan 197 kVA

Tony Koerniawan1

; Aas Wasri Hasanah2

; Yuliansyah3

1, 2, 3Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik PLN

tonykoerniawan84@gmail.com

ABSTRACT
With the growth of electricity consumption getting bigger, the possibility of greater losses arises

from measuring energy in customers. One cause of the losses due to mistakes in flow ratio CT

(Current Transformer) installed on APP Box indirect measurement. Necessary to test the CT

accuracy class to determine the current ratio error limits set by the standard PLN. Then do the

replacement on the CT accuracy class to resolve this issue. This activity is done at the customer PT.

Astra Int Auto 2000 by replacing the CT accuracy class of 0.5 becomes 0,5S. There is a comparison

of the measurement between the two different classes. Based on the results of tests performed, a

decline in the current ratio error before and after the replacement of accuracy class. After

calculating the error margin of the second flow ratio CT installed that are not measured by the

energy meter. This Value kWh that is the losses to PT. PLN (Persero) Area Depok. So understanding

CT as one of the tools of measurement (instrumentation) should be changed to a point of transaction

(point of transaction). So that the revenue gains kWh a business orientation that is fundamental to
PLN by pressing slightly possible energy losses (losses) that occur in the measurement system.

Keywords: CT, Error Flow Ratio, Accuracy Class, Losses

ABSTRAK

Dengan pertumbuhan konsumsi energi listrik yang semakin besar, maka kemungkinan semakin besar

kerugian yang timbul akibat pengukuran energi pada pelanggan. Salah satu penyebab timbulnya

kerugian karena adanya kesalahan rasio arus CT (Current Transformer) yang terpasang pada Kotak

APP pengukuran tidak langsung. Perlu dilakukan pengujian kelas ketelitian pada CT untuk

mengetahui batas kesalahan rasio arus yang diatur oleh standar PLN. Kemudian dilakukan

penggantian kelas ketelitian pada CT untuk mengatasi masalah ini. Kegiatan ini dilakukan pada

pelanggan PT. Astra Int Auto 2000 dengan mengganti kelas ketelitian CT dari 0,5 menjadi 0,5S.

Terjadi perbandingan pengukuran antara kedua kelas yang berbeda. Maka pemahaman. Setelah

dilakukan perhitungan selisih kesalahan rasio arus dari kedua CT yang terpasang bahwa terdapat

energi yang tidak terukur oleh kWh meter. Besar nilai kWh inilah yang menjadi rugi-rugi atau losses
untuk PT. PLN (Persero) Area Depok. CT sebagai salah satu alat bantu pengukuran

(instrumentation) harus dirubah menjadi sebuah titik transaksi (point of transaction). Sehingga

keuntungan pendapatan kWh merupakan orientasi bisnis yang mendasar bagi PLN dengan menekan

sedikit mungkin kerugian energi (losses) yang terjadi di sistem pengukuran tersebut.

Kata kunci: CT, kesalahan rasio arus, kelas ketelitian, losses

5. PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

SURYA KAPASITAS 10 MW ON GRID DI YOGYAKARTA

Sigit Sukmajati; Mohammad Hafidz

Jurusan Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik PLN

Abstract

Solar energy (solar) provides many benefits to human life. One of the utilization of solar energy

that can be done is in the form of Solar Power Generation (PLTS). In this thesis will design of a solar

cell power system with a capacity of 10 MW on-grid with location in Yogyakarta. Performance solar
cell power system 10 MW on-grid simulated using software RETScreen Clean Energy Project

Analysis Software, which was designed by Natural Resources Canada. The project began with a

prefeasibility study of the solar cell power system 10 MW on-grid using RETScreen software that has

an extensive database of meteorological data including daily global horizontal solar radiation and

also databases of various components of renewable energy systems from different manufacturers.

Technical and financial performance of the solar cell power system 10 MW on-grid simulated using

RETScreen software. Preliminary analysis of the simulation results show that this project is socially

beneficial to the community. The draft is expected to be used as a model to develop a network of

Solar Power System (PLTS).

Keywords: Solar energy, solar cell, RETScreen,

Abstrak

Energi matahari (surya) banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu
pemanfaatan energi surya yang bisa dilaksanakan adalah dalam bentuk Pembangkit Listrik

Tenaga Surya (PLTS). Pada Tesis ini akan di rancang suatu sistem tenaga listrik solar cell dengan

kapasitas 10 MW on-grid yang berlokasi di sekitar wilayah D.I. Yogyakarta. Kinerja sistem tenaga

listrik solar cell 10 MW on-grid disimulasikan dengan menggunakan software RETScreen Clean

Energy Project Analysis software,yang dirancang oleh Natural Resources Canada. Proyek ini

dimulai dengan studi prefeasibility sistem tenaga listrik solar cell 10 MW on-grid menggunakan

software RETScreen yang memiliki database yang luas dari data meteorologi termasuk radiasi

global harian horisontal surya dan juga database berbagai komponen sistem energi terbarukan

dari produsen yang berbeda. Kinerja teknis dan finansial dari sistem tenaga listrik solar cell 10 MW

on-grid disimulasikan dengan menggunakan software RETScreen. Analisis awal dari hasil simulasi

menunjukkan bahwa proyek ini secara sosial bermanfaat bagi masyarakat. Rancangan ini

diharapkan dapat digunakan sebagai model untuk mengembangkan jaringan Sistem Tenaga

Listrik Tenaga Surya (PLTS).


Kata kunci : Energi surya, solar cell, RETScreen,

6. IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK SISTEM OTOMATISASI

PENGATURAN PENGISIAN BATERE PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA SURYA

Tri Joko Pramono1)

, Dhami Johar Damiri2) , Supriadi Legino3)

Teknik Elektro, STT-PLN

trijoko_pramono@yahoo.co.id,

didhamiri@gmail.com

3
supriadilegino@gmail.com

Abstact : Solar power plants (PLTS) as power plants that use solar rays to generate

electrical energy have a big role in reducing the burden of reducing CO2 emissions.

Electrical energy generated by solar panels in the form of direct current (DC / direct

current) low voltage. This electrical energy will be collected and stored in a battery

(accumulator / battery) through a battery charging controller or so-called solar charge

controller that serves as a controller charging process so that the voltage and current are

filled to the battery does not exceed the ability batteries or overcharge. This research will

make the model of charging the batteries in the Solar Charger Controler by using

Mamdani's fuzzy inference logic which is used to adjust the direct current that is charged

to the battery and transmitted to the load on the PLTS system. This simulation is expected

to be applied to a device that acts as a set of excess filling that is streamed from the solar
panel to a fuzzy-based battery. Solar Charger based Fuzzy logic controller can be applied

to automatically stop the activity if the voltage in the battery by adjusting the charging

function and exemption of current from battery to load.

Keywords : Fuzzy logic, Mamdani inference, Battery setup automation, Solar Power

Plant

Abstrak : Pembangkit Listrik Tenaga surya (PLTS) sebagai pembangkit listrik yang

menggunakan pancaran sinar matahari untuk membangkitkan energi listrik memiliki peran

yang besar dalam mengurangi beban mengurangi emisi CO2. Energi listrik yang

dihasilkan oleh panel surya berupa listrik arus searah (DC/direct current) tegangan

rendah. Energi listrik ini nantinya akan dikumpulkan dan disimpan dalam sebuah batere

(akumulator/accu) lewat sebuah alat kontrol pengisian aki atau biasa disebut solar charge

controller yang berfungsi sebagai pengendali proses pengisian batere (charging) agar

tegangan dan arus yang diisikan ke batere tidak melewati batas kemampuan batere
atau overcharge. Penelitan ini akan membuat model pengaturan pengisian batere pada

Solar Charger Controler dengan menggunakan logika fuzzy inferensi Mamdani yang

digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan disalurkan ke beban

pada sistem PLTS. Simulasi ini diharapkan dapat diterapkan pada alat yang berfungsi

sebagai mengatur kelebihan pengisian yang di alirkan dari solar panel ke baterai berbasis

fuzzy . Solar Charger controler berbasis logika Fuzzy ini dapat diterapkan secara

otomatis menghentikan kegiatan jika tegangan di baterai dengan mengatur fungsi

pengisian dan pembebasan arus dari baterai ke beban.

Kata kunci : Logika fuzzy, inferensi Mamdani, otomatisasi pengaturan batere,

Pembangkit Listrik tenaga Sury

7. PENGENDALIAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN

MENGGUNAKAN SISTEM SCADA

Isworo Pujotomo
Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik - PLN

isworop@yahoo.com

Abstract : In Indonesia, especially at PT PLN (Persero), SCADA has been known and

started to be implemented in the control of electric power systems since the early 1980s in

many other countries that are more advanced, SCADA application is growing in line with

the development of computer technology and telecommunications.

By the time the development is not as sophisticated SCADA now, there are thought to

facilitate maneuvers on a system that is simple to use SCADA network we can supply

additional power or power outage easily do so overloaded that did not happen.

After implementing a SCADA system occurred saving time for 2906 minutes or 48.44

hours, and the frequency of outages 4 times less than that before implementing the

SCADA system. This means that the reliability index SAIDI and SAIFI much better at the
moment after the implementation of the SCADA system.

Keywords : SCADA, SAIDI, SAIFI,implement

Abstrak : Di Indonesia khususnya di PT.PLN (Persero), SCADA telah dikenal dan mulai

diimplementasikan dalam pengendalian sistem tenaga listrik sejak awal tahun 1980. Di

berbagai negara lain yang sudah lebih maju, penerapan SCADA semakin berkembang

seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi.

Pada saat perkembangan SCADA belum secanggih sekarang, ada pemikiran untuk

mempermudah manuver yaitu pada sistem jaringan sederhana dengan menggunakan

SCADA kita dapat menyuplai daya tambahan atau melakukan pemadaman listrik dengan

mudah agar kelebihan beban tersebut tidak terjadi.

Setelah mengimplementasikan sistem SCADA terjadi penghematan waktu sebesar 2906

menit atau 48,44 jam, dan frekuensi padamnya 4 kali lebih sedikit dibandingkan dengan

sebelum mengimplementasikan sistem SCADA. Ini artinya indeks keandalan SAIDI dan
SAIFI jauh lebih baik pada saat setelah mengimplementasikan sistem SCADA.

Kata kunci : SCADA, SAIDI, SAIFI, implementasi

9. Analisis Perbandingan Efisiensi Penyaluran Listrik Antara Penghantar

ACSR dan ACCC pada Sistem Transmisi 150kV

Oktaria Handayani1

; Tasdik Darmana2

; Christine Widyastuti3

1, 2, 3Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik PLN

1oktaria@sttpln.ac.id

tdarmana@gmail.com

christine.widyastuti@sttpln.ac.id
ABSTRACT

Electricity need in Indonesia continues to increase in accordance with the rate of recovery of the

economy and industry and the increase in population. The transmission line transmits electricity

from the power plant to the load center via the High Voltage transmission lines (SUTT) or Extra

High Voltage Transmissio lines (SUTET), because the long distance causes power losses. The

condition before the reconducting of Tebing Tinggi - Kuala Tanjung transmission uses ACSR

conductor types and after the reconducting has been replaced by the ACCC, where ACCC has 2

times the current trying of the type of ACSR. In this study, we will examine and analyze the magnitude

of the power losses and the efficiency of the distribution of the two types of ACSR and ACCC supply

channels with a case study of the 150 kV transmission system Tebing Tinggi - Kuala Tanjung which

has a distance of 71.5 km. From the calculation results obtained, after the reconducting process

using the conductor the ACCC was able to reduce power losses and increase efficiency by 1.35%.
Keywords: Power loss, conductor capacity, reconductoring

ABSTRAK

Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertembuhan ekonomi dan

industri serta bertambahnya penduduk. Saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik dari pusat

pembangkit sampai ke pusat beban melalui Saluran Udara Tegangan tinggi (SUTT) atau Saluran

Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), oleh karena jarak yang jauh tersebut menyebabkan adanya

rugi – rugi daya. Kondisi sebelum rekonduktoring transmisi Tebing Tinggi – Kuala Tanjung

menggunakan jenis penghantar ACSR dan setelah rekonduktoring diganti menjadi penghantar

ACCC, dimana ACCC memiliki current trying 2 kali lipat dari penghantar jenis ACSR. Pada

Penelitian ini akan mengkaji dan menganalisis berapakah besarnya rugi – rugi daya serta efisiensi

penyaluran dari kedua jenis penghantar yairu ACSR dan ACCC dengan studi kasus sistem transmisi

150 kV Tebing Tinggi – Kuala Tanjung yang memiliki jarak 71,5 km. Dari hasil perhitungan

didapatkan, setelah proses rekonduktoring edngan menggunakan penghantar ACCC mampu


menurunkan rugi – rugi daya dan meningkatkan efisiensi sebesar 1,35%.

Kata kunci: Rugi – rugi daya, kapasitas konduktor, rekonduktoring

10. ANALISIS KELAYAKAN TURBIN ANGIN KECEPATAN RENDAH

TIPE NT1000W DI WILAYAH TERPENCIL

Zainal Arifin1;; Heri Suyanto2

; Hastuti Aziz

Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik PLN, Jakarta

zainal_pln@yahoo.com; 2

heri.suyanto@yahoo.com; 3

hastuti.sttpln@gmail.com

Abstract : This research discusses the fulfillment of the electricity needs of remote
communities that are closely related to electrification ratios. Electrification ratios in some

isolated areas and scattered islands in Indonesia are still very low. To date, most of the

electricity needs in Indonesia is still supplied by Diesel Power Electricity Generator (PLTD)

which uses diesel as its fuel. Therefore, it is necessary the utilization of renewable energy

as one step to fulfill the electrical energy needs. This research studies about the utilization

of wind energy with PLTB by using low speed wind turbine to fulfill the electricity needs of

remote communities and scattered islands in Indonesia. NT1000W is the latest technology

of low speed wind turbine that can operate at wind speed of 1 m/d up to 60 m/d

appropriate to the wind conditions in Indonesia. Testing conducted in west Sumatera

particularly in Padang city and Kapo-Kapo Island provide a feasibility of PLTB NT1000W

technically and financially.

Keywords: Electrification Ratio, Renewable Energy and Low Speed Wind Turbine,
Abstrak : Membahas tentang pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat terpencil sangat

erat kaitannya dengan rasio elektrifikasi. Rasio elektrifikasi di beberapa wilayah terisolir

dan pulau – pulau terpencar di Indonesia masih sangat rendah. Sampai saat ini sebagian

besar kebutuhan listrik diwilayah Indonesia tersebut masih dipasok oleh Pembangkit

Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menggunakan solar sebagai bahan bakarnya. hal ini

mengakibatkan perlu adanya pemanfaatan energi terbarukan (Renewable Energy)

sebagai salah satu langkah dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik. Dalam penelitian

ini akan dikaji mengenai pemanfaatan energi angin dengan PLTB menggunakan turbin

angin keceptan rendah (low speed wind turbine) untuk mememuhi kebutuhan listrik

masyarakat di wilayah – wilayah terisolir dan pulau- pulau terpencar di Indonesia.

NT1000W merupakan teknologi terbaru turbin angin kecepatan rendah (low speed wind

turbine) yang dapat beroperasi di kecepatan angin 1 m/d hingga 60 m/d yang sesuai

dengan kondisi angin di Indonesia. Pengujian yang dilalukan di wilayah Sumtera Barat
yakni di kota Padang dan di pulau Kapo-Kapo akan memberikan gambaran kelayakan

PLTB NT1000W secara teknis dan finansial.

Kata kunci : Rasio Elektrifikasi, Renewable Energy dan Low Speed Wind Turbin

11. ANALISIS DROP TEGANGAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PROGRAM ETAP

Tri Joko Pramono1); Erlina2); Soetjipto Soewono3); Fatimah4)

Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik – PLN

erlina@sttpln.ac.id; 2tri.joko@sttpln.ac.id; 3

stsoewono@yahoo.com;

fatimah12776@gmail.com

Abstract : Distribution system is very important in the distribution of electric power to the
load. Therefore, a good and efficient distribution system is needed. The underlying cause

of poor electric power distribution system is the amount of voltage drop values in the

existing system. In the electric power distribution, 20 kV medium-voltage and 380/220V

low voltage networks are used. The distribution system of Gandum Feeder in Angke

Substation uses medium-voltage network with Underground Cable channel. They are

used because of the towering buildings and the dense population in the area. It is known

that the longest the channel and the load current are, the greater the voltage drop. From

the result of the voltage drop calculation of Feeder Gandum in Angke Substation, which

uses manual calculation and ETAP 12.6.0 program, it showed a slight difference in the

result. The result of the voltage drop obtained from manual calculation showed that the

percentage value of voltage is 1,94%, while the result obtained from ETAP 12.6.0

program showed that the percentage value is 2,01% These results are still in the PLN
standard, because it has not exceeded the specified standard that is -10% of its nominal

voltage.

Keywords : Voltage Drop, ETAP 12.6, Channel Length, Load Current, Underground

Cable

Abstrak : Sistem distribusi sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik ke beban,

maka sistem distribusi yang baik dan efisien sangat diperlukan. Faktor yang bisa

menyebabkan kurang baiknya sistem distribusi tenaga listrik adalah besarnya nilai drop

tegangan dalam sistem distribusi yang telah ada. Dalam distribusi tenaga listrik digunakan

jaringan tegangan menengah 20 kv dan tegangan rendah 380 /220 V. Sistem distribusi di

Gardu Induk Angke Penyulang Gandum menggunakan jaringan tegangan menengah

dengan saluran kabel bawah tanah (Underground Cable). Hal ini digunakan karena

banyaknya bangunan yang menjulang tinggi serta padatnya penduduk pada daerah

tersebut. Dan diketahui bahwa semakin panjang saluran serta arus beban yang
digunakan maka akan semakin besar nilai Drop tegangan. Dari hasil perhitungan Drop

tegangan pada Penyulang Gandum di Gardu Induk Angke menggunakan perhitungan

manual dan perhitungan dengan simulasi program ETAP 12.6.0 menunjukan perbedaan

hasil yang sedikit. Hasil Drop tegangan yang di dapat dari perhitungan manual paling

besar dengan nilai prosentase tegangan 1,94%, sedangkan untuk hasil yang di dapat

menggunakan program ETAP 12.6.0 paling besar dengan nilai prosentase tegangan

2,01%. Ini masih dalam standar PLN karena belum melebihi standar yang ditentukan yaitu

sebesar -10% dari tegangan nominalnya.

Kata kunci : Drop Tegangan, ETAP 12.6, Panjang saluran, Arus Beban, kabel bawah

tanah

12. ANALISA PERBANDINGAN UNJUK KERJA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

MOTOR KONVENSIONAL DENGAN MOTOR LISTRIK ULC PLN

AREA CENGKARENG
Tasdik Darmana1

, Oktaria Handayani2

,Halim Rusjdi3

Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta.

tdarmana@gmail.com; 2

octa.handa@gmail.com; 3

halim.r66@gmail.com

Absctract : The depletion of petroleum reserves makes people always try to find

alternative energy to meet their daily needs. Especially for fuel oil in vehicles whose price

is increasing, making scientists to look for alternative energy as a vehicle. Electric motors

are one of the alternatives currently being promoted to replace oil-fueled vehicles. There
are many types and models of electric motors in the community. The research that will be

done is to test the performance of electric motorcycle used by PLN Cengkareng Area for

the activities of Quick Service Unit (ULC = Unit Layanan Cepat) and compared with

conventional motorcycle fueled by premium oil

Keywords : Electric Motor, Convensional Vehicles, ULC PLN Area Cengkareng.

Abstrak :Menipisnya cadangan minyak bumi membuat manusia selalu berusaha untuk

mencari energi alternatif untuk memenuhi kebutuhannya sehari hari. Khusus untuk bahan

bakar minyak pada kendaraan bermotor yang harganya semakin meningkat, membuat

para ilmuwan untuk mencari energi alternatif sebagai penggerak kendaraan bermotor.

Motor listrik merupakan salah satu alternatif yang saat ini sedang digalakan untuk

menggantikan kendaraan sepeda motor berbahan bakar minyak. Sudah banyak type dan

model motor listrik yang ada di masyarakat. Penelitian yang akan dilakukan adalah

dengan menguji unjuk kerja sepeda motor listrik yang digunakan oleh PLN Area
Cengkareng untuk kegiatan Unit Layanan Cepat (ULC) dan dibandingkan dengan sepeda

motor konvensional berbahan bakar minyak premium.

Kata kunci : Motor Listrik, Motor Konvensional, ULC PLN Area Cengkareng

You might also like