You are on page 1of 12

JURNAL NOMOSLECA

Volume 3, Nomor 1, April 2017

STRATEGI KOMUNIKASI PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA MANUSIA PONDOK PESANTREN SALAFI
(Studi Kasus tentang Strategi Komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul
Huda Tasikmalaya)

Ditha Prasanti
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Jln Raya Jatinangor – Sumedang KM 21, Bandung
dithaprasanti@gmail.com

Abstract
An organization certainly has goals and characteristics that differentiate it from other
organizations. To achieve these objectives, organizations need well-planned and correct
communication strategies. In this study, researchers take a religious social organization,
namely Pondok Pesantren Salafi. With religious values and salafi system is a boarding school
admitted salafi community and has its own characteristics. In this case, researchers raised
about Communication Strategy of Human Resource Development Salafi Pesantren Miftahul
Huda Tasikmalaya.
This study aims to determine the communication strategy conducted by boarding school
Miftahul Huda in the development of human resources. The research method used is case study
method. In this case, the data collection technique is done by in-depth interview, observation,
and documentation study. The theory of communication suitable for use in this research is the
theory of symbolic interaction.
The results of this study indicate that communication strategy of Miftahul Huda Pondok
Pesantren in the development of its human resources include: audience, message source,
media, message content, promotion, result, and interruption related to communication
management strategy applied in human resource development is command management
imama jama’ah which in its application use the doctrine of tawhid ideology as philosophy and
ta'at and obedient to imam as operational doctrine.
Keywords: Communication Strategy, Development, Human Resources, Salafi Pesantren
Abstrak

Sebuah organisasi tentu memiliki tujuan dan karakteristik yang membedakan dengan
organisasi lainnya. Untuk mencapai tujuannya tersebut, organisasi memerlukan strategi
komunikasi yang terencana dengan baik dan benar. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil
organisasi sosial keagamaan, yaitu Pondok Pesantren Salafi. Dengan modal nilai religi dan
sistem salafi inilah pondok pesantren salafi diakui masyarakat serta memiliki ciri khas
tersendiri. Dalam hal ini, peneliti mengangkat tentang Strategi Komunikasi Pengembangan
SDM Pondok Pesantren Salafi Miftahul Huda Tasikmalaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan pondok
pesantren Miftahul Huda dalam pengembangan sumber daya manusianya. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode studi kasus. Dalam hal ini, teknik pengumpulan data tersebut

482
Ditha Prasanti, Strategi komunikasi pengembangan sumber daya manusia pondok pesantren salafi (Studi
kasus tentang strategi komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya)

dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan, dan studi dokumentasi. Teori


komunikasi yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah teori interaksi simbolik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi Pondok Pesantren
Miftahul Huda dalam pengembangan SDM-nya meliputi: khalayak, sumber pesan, media, isi
pesan, promosi, hasil, dan gangguan terkait dengan strategi manajemen komunikasi yang
diterapkan dalam pengembangan SDM adalah manajemen komando imamah jama’ah yang
dalam aplikasinya menggunakan doktrin ideologi tauhid sebagai falsafah dan ta’at serta patuh
pada imam sebagai doktrin operasional.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Pengembangan, SDM, Pondok Pesantren Salafi


strategi komunikasi yang terencana dengan
PENDAHULUAN baik dan benar. Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil organisasi sosial
Pada lazimnya, sebuah organisasi keagamaan, yaitu Pondok Pesantren Salafi.
berdiri tentu tidak terlepas dari adanya Dengan modal nilai religi dan sistem salafi
suatu ide atau gagasan dari seseorang atau inilah pondok pesantren salafi diakui
sekelompok orang yang memiliki tujuan masyarakat serta memiliki ciri khas
dan cita-cita yang sama. Dalam realitas tersendiri. Dalam hal ini, peneliti
sosial, pola kehidupan masyarakat mengangkat tentang Strategi Komunikasi
senantiasa dilingkupi oleh bentuk interaksi Pengembangan SDM Pondok Pesantren
yang beraneka ragam sesuai dengan situasi, Salafi Miftahul Huda Tasikmalaya.
kondisi, budaya, keyakinan, dan adat Data yang ada menunjukkan bahwa
istiadat di mana masyarakat itu berada. Pola Jawa Barat memang memiliki jumlah
interaksi sosial yang terjadi antar individu pesantren terbanyak di antara propinsi
lalu menjadi suatu kelompok dalam lainnya, terutama di kabupaten
masyarakat akan melahirkan suatu Tasikmalaya. Hal ini bisa dilihat di kota
perkumpulan atau organisasi sosial yang Tasikmalaya. Tasikmalaya terkenal sebagai
disepakati bersama. kota santri. Berdasarkan data statistik yang
Begitupun halnya dengan diperoleh dari Pemerintahan Kota
keberadaan organisasi sosial keagamaan, Tasikmalaya, tercatat ada 763 pesantren di
yang dikenal Pondok Pesantren Salafi. kabupaten Tasikmalaya. Jumlah ini adalah
Pondok Pesantren Salafi merupakan wujud jumlah pesantren terbanyak yang ada di
dari perilaku sosial yang dilandasi pada Jawa Barat. Di Tasikmalaya (kabupaten
nilai-nilai religi dan menjadi budaya dan kota) pada tahun 2012 tercatat 613
interaksi sosial dalam kehidupan pesantren dengan jumlah santri 61.000
bermasyarakat. Nilai-nilai agama yang ada orang.
dalam setiap individu, kemudian menjadi (http://www.pesantren.info)
kelompok atau suatu perkumpulan, Data tahun 2015 menyebutkan di
dijadikan sebagai rujukan dalam kabupaten Tasikmalaya terdapat 763
melakukan interaksi sosial. pesantren dengan jumlah kyai 837 orang,
Sebuah organisasi tentu memiliki jumlah santri laki-laki 41.203 orang dan
tujuan dan karakteristik yang membedakan 38.241 santriwati. Di kota Tasikmalaya,
dengan organisasi lainnya. Untuk mencapai data terbaru mencatat jumlah pesantren 249
tujuannya tersebut, organisasi memerlukan

491
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017

buah dengan 19.093 santri mukim dan Ada keunikan tersendiri yang
29.541 tidak mukim. Ini adalah prestasi menyebabkan peneliti mengambil topik
membanggakan di mana Tasikmalaya penelitian ini, yaitu eksistensi Pondok
menjadi wilayah tingkat dua di negeri ini Pesanten Salafi, dalam hal ini bisa dikaji
yang menampung pesantren dan santri dari Pondok Pesantren “Miftahul Huda”
terbanyak (http://www.pesantren.info). Tasikmalaya yang tetap bertahan dengan
Dalam penelitian ini, peneliti mengusung nilai-nilai tradisional, di tengah
meneliti strategi komunikasi yang perkembangan zaman yang semakin
digunakan dalam pengembangan SDM modern ini. Jadi, efektivitas komunikasi
Pondok Pesantren salafi Miftahul Huda. tidak diukur hanya dari pengetahuan saja,
Hal ini dikarenakan eksistensi pesantren tetapi terutama adalah pada terjadinya
salafi sendiri yang masih bertahan hingga perubahan dalam diri mereka untuk
saat ini meskipun sudah banyak mendorong mereka melakukan tindakan
bermunculan pondok pesantren modern di sesuai dengan pesan yang disampaikan
Indonesia, khususnya Jawa Barat. Inilah komunikator.
keunikan yang ada dalam penelitian ini. Pondok Pesantren Mitahul Huda
Ketika hampir banyaknya bermunculan secara harfiyah berarti "Kunci Petunjuk",
pesantren yang mengadopsi sistem nama ini diberikan oleh UWA Ajengan
pendidikan modern seperti di Gontor, untuk menggambarkan harapannya agar
pondok pesantren ini tetap Pondok Pesantren yang dikelolanya dapat
mempertahankan eksistensinya sebagai mencetak orang-orang yang sholeh dan
Pondok Pesantren Salafi yang menjunjung para Ajengan (sebutan Kyai daerah sunda)
tinggi sistem tradisionalnya, khususnya di yang nantinya dapat memberikan
Tasikmalaya. bimbingan keagamaan kepada masyarakat.
Selain itu, alasan pemilihan kajian Pondok Pesantren Miftahul Huda
strategi komunikasi adalah karena hasil didirikan dengan misi dan visi yang jelas
observasi penelitian peneliti melalui yaitu Ta'muruuna bil ma'ruuf wa Tanhauna
wawancara dengan salah satu ustadz di 'anil munkar yakni menyeru manusia untuk
lingkungan Pondok Pesantren Salafi, dapat berbuat kebajikan dan melarang
Ustadz Muharram, yang menyatakan untuk berbuat kejahatan. Salah satu upaya
sebagai berikut : untuk merealisasikan misi di atas adalah
“Kami sadar terpaan dan pengaruh kuat melalui bentuk Pendidikan yang
dari perkembangan zaman yang semakin berpolakan Salafiyyah (Profil Pondok
modern inilah yang membuat kami untuk Pesantren Miftahul Huda: 2010).
tidak diam saja. Oleh karena itu, kami juga Dalam penelitian ini, peneliti
berupaya dan berusaha tetap menemukan salah satu pondok pesantren
mempertahankan keberadaan Pondok Salafi di Tasikmalaya, bernama “Pondok
Pesantren Salafi. Selain itu, kami juga Pesantren Miftahul Huda”. Pondok
masih memegang kuat kepercayaan untuk pesantren ini merupakan pondok pesantren
tetap mempertahankan keberadaan Pondok salafi yang pertama kali berdiri di Jawa
Pesantren Salafi.” Barat. Pondok pesantren inilah yang
Strategi komunikasi yang akan menjadi pelopor pesantren salafi di Jawa
diteliti adalah strategi komunikasi yang Barat yang tergolong unik. Pesantren
digunakan oleh Pondok Pesantren Salafi. Miftahul Huda Manonjaya ini memiliki
492
Ditha Prasanti, Strategi komunikasi pengembangan sumber daya manusia pondok pesantren salafi (Studi
kasus tentang strategi komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya)

gaya pengajaran salaf yang kental dan Strategi Komunikasi


sistematis. Di pesantren ini ada semacam
tes penempatan (placement test) sehingga Komunikasi adalah sebuah tindakan
santri bisa belajar sesuai dengan untuk berbagi informasi, gagasan, atau
kemampuan. pendapat dari setiap partisipan komunikasi
Apalagi mengingat bahwa belum yang terlibat di dalamnya guna mencapai
ada penelitian yang mengangkat strategi kesamaan makna. Bagaimanapun juga
komunikasi dalam pengembangan Pondok setiap komunikasi yang dilakukan
Pesantren Salafi untuk tetap senantiasa menambah efek yang positif
mempertahankan keberadaannya di tengah atau efektivitas komunikasi. Komunikasi
perkembangan zaman yang semakin yang tidak menginginkan efektivitas,
modern saat ini, maka peneliti tertarik sesungguhnya adalah komunikasi yang
untuk mengadakan penelitian ini. Dalam tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi
kehidupan di pondok pesantren pun, adalah perubahan yang terjadi pada diri
tentunya diperlukan keterampilan penerima (komunikan atau khalayak),
komunikasi antar pribadi yang baik dan sebagai akibat pesan yang diterima baik
benar, dari kyai maupun santri yang ada di langsung maupun tidak langsung atau
pondok pesantren tersebut, terutama yang menggunakan media massa jika perubahan
masih murni bersifat tradisional. itu sesuai dengan keinginan komunikator,
Ketika semua pesantren gencar maka komunikasi itu disebut efektif.
mempromosikan sistem baru dari pondok Strategi komunikasi merupakan
pesantrennya yang berubah menjadi paduan perencanaan komunikasi
modern, maka pondok pesantren ini tetap (communication planning) dengan
bertahan dengan menggunakan sistem manajemen komunikasi (communication
salafinya. Bahkan dengan kesalafiannya management) untuk mecapai tujuan yang
ini, Miftahul Huda mampu menjaring 2018 telah di tetapkan. (Effendy, 2004:32)
santri sejak tahun 2011. Disinilah letak Strategi komunikasi merupakan
keunikannya. Oleh karena itu, peneliti paduan perancanaan komunikasi yang
menggunakan pendekatan kualitatif dengan merupakan perencanaan komunikasi
metode studi kasus. (Communication Planning) dengan
Berdasarkan latar belakang di atas, manajemen komunikasi (Communication
peneliti akan meneliti mengapa Pondok Management) untuk mencapai tujuan yang
Pesantren Salafi masih tetap berkembang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus
hingga saat ini, bagaimana strategi mampu menunjukkan bagaimana
komunikasi yang mereka lakukan untuk operasionalnya secara praktis harus
tetap mempertahankan keberadaannya dilakukan, dalam arti kata bahwa
terutama dalam hal pengembangan Sumber pendekatan (approach) bisa berbeda
Daya Manusia (SDM), serta bagaimana sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan
proses komunikasi yang terjadi pada kondisi (Ulbert Silalahi, 1996:154).
lingkungan internal Pondok Pesantren Jadi, strategi komunikasi menurut
dalam pengembangan SDM-nya. peneliti adalah suatu cara atau taktik
rencana dasar yang menyeluruh dari
TINJAUAN PUSTAKA rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan
oleh sebuah organisasi untuk mencapai

491
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017

suatu tujuan atau beberapa sasaran dengan apa pun untuk menguraikan suatu kasus
memiliki sebuah paduan perencanaan secara terperinci.
komunikasi (communication planning) Menurut Yin (2002), studi kasus
dengan manajemen komunikasi dapat dibagi ke dalam single-case dan
(management communication) untuk multiple-case.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. “Single-case digunakan jika kasus yang
Strategi komunikasi merupakan diteliti itu merupakan kasus yang ekstrim
paduan dari perencanaan komunikasi atau unik, memenuhi semua kondisi untuk
(communication planning) dan manajemen menguji teori-teori yang ada, memiliki
komunikasi (communication management) kesempatan untuk mengobservasi dan
untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menganalisis fenomena yang sebelumnya
mencapai tujuan tersebut strategi tidak diselediki secara ilmiah, sedangkan
komunikasi harus dapat menunjukan multiple-case memungkinkan
bagaimana operasionalnya secara taktis dilakukannya perbandingan diantara
harus dilakukan, dalam arti kata bahwa beberapa kasus” (Yin, 2002: 46-48)
pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan Dalam penelitian yang dilakukan
kondisi (Effendy, 2004:301). Seperti peneliti, peneliti menggunakan single-case
halnya dengan strategi dalam bidang study design, karena tujuan penelitian ini
apapun, strategi komunikasi harus adalah untuk memperoleh informasi
didukung oleh teori, karena teori menyeluruh secara detail dan pemahaman
merupakan pengetahuan berdasarkan tentang bagaimana strategi komunikasi
pengalaman yang sudah diuji dalam mengembangkan dan
kebenarannya. mempertahankan keberadaan Pondok
Pesantren Salafi.
METODE PENELITIAN Studi kasus, sebagai suatu metode
kualitatif, mempunyai beberapa
Metode penelitian yang digunakan keuntungan. Menurut Lincoln dan Guba
peneliti dalam penelitian mengenai strategi yang dikutip Mulyana (2008: 201),
komunikasi Pengembangan Pondok keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal
Pesantren Salafi adalah pendekatan sebagai berikut:
kualitatif dengan metode studi kasus. 1). Merupakan sasaran utama bagi
Mulyana (2008: 201) menyatakan bahwa penelitian emik, yakni menyajikan
“studi kasus merupakan uraian dan pandangan subjek yang diteliti,
penjelasan komprehensif mengenai 2). menyajikan uraian menyeluruh mirip
berbagai aspek seorang individu, suatu dengan apa yang dialami pembaca
kelompok, atau organisasi (komunitas), dalam kehidupan sehari-hari,
suatu program, atau suatu situasi sosial”. 3). merupakan sarana efektif untuk
Penelitian studi kasus berupaya menelaah menunjukan hubungan antara peneliti
sebanyak mungkin data mengenai subjek dengan nara sumber,
yang diteliti. Dalam hal ini, data tersebut 4). memungkinkan pembaca menemukan
dimungkinkan didapatkan melalui konsistensi internal yang terpercaya,
wawancara mendalam, pengamatan,
penelaahan dokumen hasil survey, dan data

492
Ditha Prasanti, Strategi komunikasi pengembangan sumber daya manusia pondok pesantren salafi (Studi
kasus tentang strategi komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya)

5). memberikan “uraian tebal” yang data dan upaya memperoleh data yang
diperlukan bagi penilaian atas akurat dan sumber data yang tepat.
transferabilitas, 3) Studi Dokumentasi
6). terbuka bagi penilaian atas konteks yang Menurut Burhan Bungin (2007:
turut berperan bagi pemaknaan atas 121) Metode dokumenter adalah
fenomena dalam konteks tersebut. metode yang digunakan untuk
Sifat kualitatif dari penelitian ini menelusuri data historis. Dokumentasi
ditujukan dalam pengertian bahwa studi ini dalam penelitian ini diperlukan
ingin mengetahui strategi komunikasi terutama untuk memperkaya landasan-
dalam mempertahankan keberadaan landasan teoritis dan mempertajam
Pondok Pesantren Salafi. analisis penelitian yang berkaitan
dengan kajian strategi komunikasi
Teknik Pengumpulan Data dalam mengembangkan dan
Teknik pengumpulan data dalam mempertahankan keberadaan Pondok
penelitian kualitatif adalah dengan Pesantren Salafi. Dokumen yang
melakukan observasi, wawancara dimaksud dapat berupa berita kegiatan
mendalam, dan studi dokumentasi. internal, surat kabar, atau media massa
1) Observasi lainnya.
Observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pengamatan. HASIL PENELITIAN DAN
Pengamatan dilakukan dengan cara PEMBAHASAN
nonparticipant observation, terhadap
objek yang diteliti yaitu yang berkaitan Berdasarkan hasil wawancara
dengan strategi komunikasi yang dengan K.H.Ilan, usaha ke arah tersebut
dilakukan untuk mengembangkan dan ditunjang dengan strategi komunikasi
mempertahankan keberadaan Pondok eksternal (Dzohiriyyah) berbentuk
Pesantren Salafi. kegiatan-kegiatan pendidikan dan
2) Wawancara Mendalam pembinaan selama 24 jam dan strategi
Wawancara mendalam (Depth komunikasi internal (Bathiniyyah)
interview) yang dilakukan peneliti berbentuk ibadah-ibadah ritual yang
dalam penelitian dimaksudkan untuk diberjama'ahkan, seperti; Riyadloh,
mengetahui pandangan, kejadian, tadarrus al-Quran, sholat berjama'ah awal
kegiatan, pendapat, perasaan dari nara waktu, sholat Tahajjud, dan sholat Dluha
sumber (subjek matter expert). yang kesemuanya ada dalam kerangka
Wawancara yang dilakukan yaitu untuk peraturan sebuah organisasi.
mengetahui mengenai kegiatan Sepeninggalan pendiri Pesantren
komunikasi pemasaran yang dilakukan, pada tanggal 26 November 1994, Pesantren
media komunikasi yang digunakan, Miftahul Huda dikelola langsung oleh para
sistem nilai yang disampaikan kepada putra, mantu (Dewan Kyai), dan cucu
konsumen atau calon konsumen serta (Anuarmuda) di bawah Pimpinan Umum
informasi lainnya. Penggunaan teknik KH. Asep A. Maoshul Affandy dan dibantu
ini menurut Creswell (1998: 120) oleh santri Khodimul Ma'had/Pengabdian
sangat penting bagi penelitian (santri senior yang telah menyelesaikan
kualitatif, terutama untuk melengkapi studi jenjang akhir dan berhasil Wisuda).

491
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017

Pesantren Miftahul Huda merupakan bahwa hampir semua Pondok Pesantren


Pesantren Salafi yang mengkaji kitab-kitab Salafi saat ini telah melakukan modernisasi
klasik dengan sistem pendidikan yang karena kekhawatiran tidak akan memiliki
berjenjang dan klasikal, dipandu dengan santri. Mereka berubah haluan untuk
kurikulum dan silabus yang disusun pendiri menarik kembali minat para santri agar mau
Pesantren. Tiap-tiap jenjang pendidikan di menimba ilmu di tempat mereka. Tetapi
tempuh 3 tahun, kecuali Madrasah lain halnya dengan Pondok Pesantren Salafi
Diniyyah, ditempuh selama 6 tahun: Miftahul Huda yang memiliki keyakinan
1. Madrasah Diniyyah ( 6 Th) kuat bahwa pesantrennya akan berkembang
2. Ibtida (3 Th). pesat sampai akhir zaman. Hal ini telah
3. Tsanawy (3 Th). terbukti dengan eksistensi Miftahul Huda
4. Ma’had ‘Aly (3 Th). yang memiliki 2018 santri pada bulan
(Company Profil Pondok Pesantren Oktober 2010. Pondok Pesantren Miftahul
Miftahul Huda: 2010) Huda memiliki strategi komunikasi untuk
mengembangkan SDM dari masa ke masa.
Adapun pendidikan kepesantrenan yang Seperti telah peneliti jelaskan di atas,
diselenggarakan adalah mengkaji kitab- strategi komunikasi yang dilakukan
kitab kuning yang berorientasi kepada Miftahul Huda telah mengantarkan
pendalaman materi ilmu agama, di samping Miftahul Huda mampu bertahan dan
untuk penguasaan bahasa arab. berkembang pesat sampai saat ini.
Gegap pesantren di Tasikmalaya Mengenai rincian strategi
memang mempesona santri-santri baru. komunikasi pengembangan SDM di
Tasikmalaya memang kaya dengan aneka Miftahul Huda akan dibahas pada uraian
ragam pesantren. Ada yang kuat memegang selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian
metode salaf - hanya mengandalkan kitab yang dilakukan peneliti, strategi
kuning, seperti pondok pesantren Miftahul komunikasi pengembangan SDM di
Huda. Ada banyak pula yang memadukan Miftahul Huda sesuai dengan teori acuan
konsep salaf dengan pendidikan formal yang digunakan sebagai rujukan, yaitu teori
seperti SMP, SMU hingga Perguruan Interaksi Simbolik.
Tinggi. Beberapa pesantren yang Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil model ini antara lain Pesantren menggunakan acuan teori Interaksi
Cipasung milik keluarga KH Ilyas Ruchyat, Simbolik untuk penelitian ini. Asumsi-
Pesantren KH Zaenal Mustofa. asumsi dasar teori interaksi simbolik yang
Beberapa pesantren juga dikemukakan oleh Mead dan dijabarkan
menonjolkan kekuatan ilmu-ilmu tertentu. oleh Blumen dalam West, Ricard & Lynn
Pesantren Miftahul Huda, contohnya sejak H. Turner (2008), memiliki tujuh asumsi,
jaman Perang Kemerdekaan terkenal yaitu;
dengan kentalnya ajaran aqidah, yaitu ilmu 1). Manusia bertindak terhadap orang lain
tauhid. Pesantren Condong mengandalkan berdasarkan makna yang diberikan
kekuatan pada paduan kemahiran orang lain pada mereka.
berbahasa Arab lisan ala Gontor dan kajian 2). Makna diciptakan dalam interaksi antar
dalam tentang kitab-kitab kuning. manusia
Sebagaimana telah dideskripsikan 3).Makna dimodifikasi melalui sebuah
pada penelitian yang disusun peneliti, proses interpretif
492
Ditha Prasanti, Strategi komunikasi pengembangan sumber daya manusia pondok pesantren salafi (Studi
kasus tentang strategi komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya)

4).Individu-individu mengembangkan mengenai dirinya sendiri. Interaksi


konsep diri melalui interaksi dengan simbolik mengambarkan individu dengan
orang lain. diri yang aktif didasarkan pada interaksi
5). Konsep diri memberikan sebuah motif sosial dengan orang lain.
penting untuk berperilaku.
6). Orang dan kelompok-kelompok 3). Hubungan antara individu dengan
dipengaruhi oleh proses budaya dan masyarakat
sosial Tema yang terakhir berkaitan dengan
7). Struktur sosial dihasilkan melalui hubungan antara kebebasan individu dan
interaksi sosial batasan sosial. Asumsi-asumsi yang
Ralph LaRossa dan Donald C. berkaitan dengan tema ini adalah orang dan
Reitzes (1993) dalam West, Ricard & Lynn kelompok dipengaruhi oleh proses budaya
H. Turner (2008), mengatakan bahwa tujuh dan sosial, serta struktur sosial dihasilkan
asumsi mendasari interaksi simbolik melalui interaksi sosial.
memperlihatkan tiga tema besar, yaitu : Hubungan antara individu dengan
1). Pentingnya makna bagi perilaku masyarakat pun dapat dilihat dalam
manusia penelitian ini. Misalnya, hubungan antara
Teori interaksi simbolik berpegang bahwa santri dengan lingkungan internal maupun
individu membentuk makna melalui proses eksternal di Pondok Pesantren Miftahul
komunikasi karena makna tidak bersifat Huda. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti
intristik terhadap apapun. Dibutuhkan membatasi kajian sesuai dengan topik yang
konstruksi interpretif di antara orang-orang akan diteliti, yaitu strategi komunikasi
untuk menciptakan makna. Tujuan dari pengembangan SDM Pondok Pesantren
interaksi menurut interaksi simbolik, Miftahul Huda. Jadi, peneliti meneliti
adalah untuk menciptakan makna yang kajian hubungan individu dalam
sama. Hal ini penting, karena tanpa makna lingkungan internal Miftahul Huda. Sesuai
yang sama berkomunikasi akan menjadi dengan asumsi tema ini, orang atau
sangat sulit. kelompok dipengaruhi oleh proses budaya
Dalam penelitian ini, peneliti dan sosial, inipun yang terjadi di lapangan
menganalisis bahwa tema yang pertama ini ketika peneliti melakukan penelitian.
juga sesuai dengan yang terjadi di Seluruh elemen di Miftahul Huda secara
lapangan. Pentingnya makna bagi perilaku tidak langsung dipengaruhi oleh proses
manusia ditunjukkan dengan pentingnya budaya dan sosial yang menjunjung tinggi
makna kesalafian bagi Pondok Pesantren kesalafian.
Miftahul Huda. Buktinya, inipun Menurut teori interaksi simbolik,
ditunjukkan dengan perilaku sesepuh, kehidupan sosial pada dasarnya adalah
ustadz, dan santri yang menjunjung tinggi “interaksi manusia dengan menggunakan
kesalafian dalam sehari-harinya. simbol-simbol”. Esensi interaksi simbolik
adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri
2). Pentingnya konsep mengenai diri khas manusia, yakni komunikasi atau
Tema kedua pada interaksi simbolik pertukaran simbol yang diberi makna
berfokus pada pentingnya konsep diri (self- (Mulyana, 2008: 68-71). Sodikin (2002;
concept), atau seperangkat persepsi yang 118) menyatakan bahwa interaksi simbolik
relatif stabil yang dipercaya orang dilakukan dengan menggunakan bahasa

491
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017

sebagai salah satu simbol yang terpenting 2. Menentukan isi pesan, inipun sesuai
dan isyarat (decoding), akan tetapi simbol dengan amanat leluhur, visi misi yang
bukan merupakan faktor-faktor yang telah ditanamkan oleh perintis sejak
terjadi, namun merupakan suatu proses berdirinya pesantren.
yang berlanjut. 3. Memilih media yang digunakan, mouth
Sesuai dengan asumsi teori interaksi to mouth sebagai strategi utama di
simbolik, maka strategi komunikasi yang pesantren. Tetapi media yang bisa
dilakukan Pondok Pesantren Salafi pun digunakan sampai saat ini adalah brosur,
menggunakan teori ini, terutama dalam hal spanduk, baligo, telepon, dan internet
proses komunikasi yang berlangsung di 4. Menyampaikan pesan kepada
dalam lingkungan pesantrennya. komunikan/sasaran/santri dan calon
Contohnya saja, salah satu asumsi Interaksi santri, dalam hal ini Miftahul Huda tidak
Simbolik yang menyatakan bahwa konsep menetapkan khalayak sasaran mereka,
diri memberikan sebuah motif penting karena mereka berorientasi pada seluruh
untuk berperilaku. umat islam. Padahal ini penting sekali
Hal ini bisa dilihat pada pola pikir untuk mencapai strategi komunikasi
dari sesepuh Pondok Pesantren Miftahul yang sesuai dengan tujuan semula.
Huda, K.H.Abdul Fattah, mengenai konsep 5. Adanya hambatan/gangguan, dalam
pemikiran awal untuk mempertahankan dan strategi komunikasi di Miftahul Huda,
berusaha mengembangkan Pondok tentunya ada hambatan-hambatan yang
Pesantren Salafi. Pemikiran ini telah terjadi tetapi tidak diupayakan untuk
ditanamkan kepada para ustadz dan santri menemukan solusinya. Hal ini
selaku bagian dari Pondok Pesantren. dikarenakan terbentur dengan pimpinan,
Pemikiran inilah yang menjadi konsep diri adat istiadat, dan peraturan yang sudah
sehingga memberikan sebuah motif penting tertanam kental di pesantren tersebut.
untuk berperilaku. Akhirnya, mereka pun
optimis, memiliki keyakinan yang kuat KESIMPULAN DAN SARAN
disertai usaha yang keras untuk
Kesimpulan
mempertahankan kesalafiannya. Hal ini
terbukti dengan Pondok Pesantren Salafi Berdasarkan hasil penelitian, maka
Miftahul Huda yang berkembang pesat peneliti dapat menyimpulkan bahwa
sampai saat ini hingga memiliki cabang di “Strategi komunikasi yang dilakukan
Jawa dan Sumatera. Pondok Pesantren Miftahul Huda dalam
Selain itu, asumsi dari teori ini juga mengembangkan SDM tergolong menjadi
terlihat pada strategi komunikasi yang beberapa point. Terkait dengan strategi
digunakan dalam pengembangan SDM manajemen komunikasi yang diterapkan
Pondok Pesantren Salafi Miftahul Huda. dalam pengembangan SDM adalah
Pada intinya, alur strategi komunikasi yang manajemen komando imamah jama’ah
dilakukan Pondok Pesantren Miftahul Huda yang dalam aplikasinya menggunakan
terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut : doktrin ideologi tauhid sebagai falsafah dan
1. Menentukan sumber pesan, pada ta’at serta patuh pada imam sebagai doktrin
umumnya Dewan Kyai dan sesepuh operasional. Point tersebut meliputi;
pesantren adalah kunci utama sebagai
sumber pesan.
492
Ditha Prasanti, Strategi komunikasi pengembangan sumber daya manusia pondok pesantren salafi (Studi
kasus tentang strategi komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya)

a. Khalayak sasaran dari Pondok Pesantren pelaksanaan strategi komunikasi


Miftahul Huda adalah khalayak yang Miftahul Huda. Sedangkan sumber
berpenghasilan menengah ke bawah, pesan tertulis meliputi brosur,
kerabat/keluarga/sanak saudara/kolega spanduk/baligo, dan internet.
dari alumni dan santri di Pondok e. Promosi yang dilakukan Pondok
Pesantren Miftahul Huda, khalayak yang Pesantren Miftahul Huda dalam
masih memiliki kesadaran yang rendah mengembangkan SDM-nya yaitu
tentang pentingnya ajaran agama islam dengan komunikasi mulut ke mulut dan
seperti yang disebarluaskan oleh Wali komunikasi tatap muka.
Songo (dalam hal ini adalah Pondok f. SDM yang dihasilkan Pondok
Pesantren Salafi), dan khalayak yang Pesantren Miftahul Huda adalah SDM
berpenghasilan menengah ke atas tetapi yang berkualitas, memiliki loyalitas
menginginkan anak atau keluarganya yang tinggi, serta sesuai dengan misi
menjadi pribadi yang berkualitas dalam pesantren.
islam. g. Gangguan strategi komunikasi yang
b. Media atau saluran komunikasi yang dilakukan Pondok Pesantren Miftahul
digunakan Pondok Pesantren Huda ini adalah pesantren salafi masih
Miftahul Huda meliputi media kurang dikenal khalayak pada era
komunikasi utama, yaitu : komunikasi modern saat ini; kesadaran khalayak
mulut ke mulut (mouth to mouth), tentang pentingnya kajian ajaran islam
komunikasi tatap muka; dan media dengan sistem salafi masih rendah;
komunikasi penunjang, yaitu : telepon, kurangnya perhatian pemerintah
brosur, spanduk/baligo, dan terhadap pondok pesantren salafi;
website/internet. Media komunikasi terbatasnya dana untuk sarana &
yang paling utama dan efektif berhasil prasarana belajar para santri
digunakan oleh Miftahul Huda dalam Saran
mengembangkan SDM-nya adalah 1. Penelitian ini dapat dieksplorasi lebih
mouth to mouth. dalam khususnya implementasi pada
c. Isi pesan strategi komunikasi beberapa kasus lainnya yang
pengembangan SDM Miftahul Huda berhubungan dengan komunikasi
berupa pesan lisan maupun pesan sehingga didapat suatu proposisi ilmiah
tertulis. Pesan lisan disampaikan oleh tentang strategi komunikasi yang lebih
sumber pesan lisan, yang berisi tentang luas di bidang lainnya.
Pondok Pesantren Miftahul Huda,
keunggulan, serta SDM yang dihasilkan. 2. Dalam mengoptimalkan strategi
Pesan tertulis biasanya berisi komunikasi pengembangan SDM
pengenalan tentan Pondok Pesantren Pondok Pesantren, perlu dilakukan
Miftahul Huda. upaya mengatasi permasalahan yang
d. Sumber pesan dari strategi komunikasi terjadi dalam proses komunikasi. Upaya
yang dilakukan Miftahul Huda, terdiri mengurangi permasalahan tersebut
dari sumber pesan lisan dan sumber dapat dilakukan dengan :
pesan tertulis. Sumber pesan lisan terdiri a. Mengakses informasi tentang
dari orang-orang tertentu yang terlibat keberadaan Pondok Pesantren
langsung dalam penentuan dan Salafi Miftahul Huda dengan

491
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017

meningkatkan promosi yang lebih West, Richard. Lynn H.Turner. 2008.


luas jangkauannya serta mencetak “Pengantar Teori Komunikasi”.
SDM yang lebih berkualitas. Jakarta: Salemba Humanika.
b. Memperkuat budaya organisasi dan Silalahi, Ulbert. 1996. Asas-Asas
menciptakan iklim organisasi yang Manajemen. Mandar Maju:
sehat. Bandung.

Yin, Robert K. 1997. Studi Kasus (Desain


DAFTAR PUSTAKA
dan Metode). Raja Grafindo Persada:
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Jakarta.
Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group Sumber Lain :
Canggara, Hafied, 1998. Pengantar Ilmu http://www.pesantren.info, diakses pada
Komunikasi. Jakarta: PT. Raja 11 November 2016
Grafindo Persada. http://www.pemkot-tasik.co.id, diakses
Creswell, John W. 1998. Qualitative pada 9 November 2016
Inquiry and Research Design, Profil Pondok Pesantren Miftahul Huda
Choosing Tasikmalaya (2010)
Among Five Traditions. California: Sage
Publication.
Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu
Komunikasi, Teori dan Praktek.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-bilik
Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan
.Jakarta: Paramadina.
Mulyana, Deddy. 2008. Metodologi
Penelitian Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Rakhmat, Jalaluddin. 1997. Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
________________ . 2007. Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung : Alfabeta.

Sukidin, B. 2002. Metode penelitian


Kualitatif Perspektif Mikro.
Surabaya: Insan Cendekia Surabaya.

492

You might also like