Professional Documents
Culture Documents
Ditha Prasanti
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Jln Raya Jatinangor – Sumedang KM 21, Bandung
dithaprasanti@gmail.com
Abstract
An organization certainly has goals and characteristics that differentiate it from other
organizations. To achieve these objectives, organizations need well-planned and correct
communication strategies. In this study, researchers take a religious social organization,
namely Pondok Pesantren Salafi. With religious values and salafi system is a boarding school
admitted salafi community and has its own characteristics. In this case, researchers raised
about Communication Strategy of Human Resource Development Salafi Pesantren Miftahul
Huda Tasikmalaya.
This study aims to determine the communication strategy conducted by boarding school
Miftahul Huda in the development of human resources. The research method used is case study
method. In this case, the data collection technique is done by in-depth interview, observation,
and documentation study. The theory of communication suitable for use in this research is the
theory of symbolic interaction.
The results of this study indicate that communication strategy of Miftahul Huda Pondok
Pesantren in the development of its human resources include: audience, message source,
media, message content, promotion, result, and interruption related to communication
management strategy applied in human resource development is command management
imama jama’ah which in its application use the doctrine of tawhid ideology as philosophy and
ta'at and obedient to imam as operational doctrine.
Keywords: Communication Strategy, Development, Human Resources, Salafi Pesantren
Abstrak
Sebuah organisasi tentu memiliki tujuan dan karakteristik yang membedakan dengan
organisasi lainnya. Untuk mencapai tujuannya tersebut, organisasi memerlukan strategi
komunikasi yang terencana dengan baik dan benar. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil
organisasi sosial keagamaan, yaitu Pondok Pesantren Salafi. Dengan modal nilai religi dan
sistem salafi inilah pondok pesantren salafi diakui masyarakat serta memiliki ciri khas
tersendiri. Dalam hal ini, peneliti mengangkat tentang Strategi Komunikasi Pengembangan
SDM Pondok Pesantren Salafi Miftahul Huda Tasikmalaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan pondok
pesantren Miftahul Huda dalam pengembangan sumber daya manusianya. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode studi kasus. Dalam hal ini, teknik pengumpulan data tersebut
482
Ditha Prasanti, Strategi komunikasi pengembangan sumber daya manusia pondok pesantren salafi (Studi
kasus tentang strategi komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya)
491
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017
buah dengan 19.093 santri mukim dan Ada keunikan tersendiri yang
29.541 tidak mukim. Ini adalah prestasi menyebabkan peneliti mengambil topik
membanggakan di mana Tasikmalaya penelitian ini, yaitu eksistensi Pondok
menjadi wilayah tingkat dua di negeri ini Pesanten Salafi, dalam hal ini bisa dikaji
yang menampung pesantren dan santri dari Pondok Pesantren “Miftahul Huda”
terbanyak (http://www.pesantren.info). Tasikmalaya yang tetap bertahan dengan
Dalam penelitian ini, peneliti mengusung nilai-nilai tradisional, di tengah
meneliti strategi komunikasi yang perkembangan zaman yang semakin
digunakan dalam pengembangan SDM modern ini. Jadi, efektivitas komunikasi
Pondok Pesantren salafi Miftahul Huda. tidak diukur hanya dari pengetahuan saja,
Hal ini dikarenakan eksistensi pesantren tetapi terutama adalah pada terjadinya
salafi sendiri yang masih bertahan hingga perubahan dalam diri mereka untuk
saat ini meskipun sudah banyak mendorong mereka melakukan tindakan
bermunculan pondok pesantren modern di sesuai dengan pesan yang disampaikan
Indonesia, khususnya Jawa Barat. Inilah komunikator.
keunikan yang ada dalam penelitian ini. Pondok Pesantren Mitahul Huda
Ketika hampir banyaknya bermunculan secara harfiyah berarti "Kunci Petunjuk",
pesantren yang mengadopsi sistem nama ini diberikan oleh UWA Ajengan
pendidikan modern seperti di Gontor, untuk menggambarkan harapannya agar
pondok pesantren ini tetap Pondok Pesantren yang dikelolanya dapat
mempertahankan eksistensinya sebagai mencetak orang-orang yang sholeh dan
Pondok Pesantren Salafi yang menjunjung para Ajengan (sebutan Kyai daerah sunda)
tinggi sistem tradisionalnya, khususnya di yang nantinya dapat memberikan
Tasikmalaya. bimbingan keagamaan kepada masyarakat.
Selain itu, alasan pemilihan kajian Pondok Pesantren Miftahul Huda
strategi komunikasi adalah karena hasil didirikan dengan misi dan visi yang jelas
observasi penelitian peneliti melalui yaitu Ta'muruuna bil ma'ruuf wa Tanhauna
wawancara dengan salah satu ustadz di 'anil munkar yakni menyeru manusia untuk
lingkungan Pondok Pesantren Salafi, dapat berbuat kebajikan dan melarang
Ustadz Muharram, yang menyatakan untuk berbuat kejahatan. Salah satu upaya
sebagai berikut : untuk merealisasikan misi di atas adalah
“Kami sadar terpaan dan pengaruh kuat melalui bentuk Pendidikan yang
dari perkembangan zaman yang semakin berpolakan Salafiyyah (Profil Pondok
modern inilah yang membuat kami untuk Pesantren Miftahul Huda: 2010).
tidak diam saja. Oleh karena itu, kami juga Dalam penelitian ini, peneliti
berupaya dan berusaha tetap menemukan salah satu pondok pesantren
mempertahankan keberadaan Pondok Salafi di Tasikmalaya, bernama “Pondok
Pesantren Salafi. Selain itu, kami juga Pesantren Miftahul Huda”. Pondok
masih memegang kuat kepercayaan untuk pesantren ini merupakan pondok pesantren
tetap mempertahankan keberadaan Pondok salafi yang pertama kali berdiri di Jawa
Pesantren Salafi.” Barat. Pondok pesantren inilah yang
Strategi komunikasi yang akan menjadi pelopor pesantren salafi di Jawa
diteliti adalah strategi komunikasi yang Barat yang tergolong unik. Pesantren
digunakan oleh Pondok Pesantren Salafi. Miftahul Huda Manonjaya ini memiliki
492
Ditha Prasanti, Strategi komunikasi pengembangan sumber daya manusia pondok pesantren salafi (Studi
kasus tentang strategi komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya)
491
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017
suatu tujuan atau beberapa sasaran dengan apa pun untuk menguraikan suatu kasus
memiliki sebuah paduan perencanaan secara terperinci.
komunikasi (communication planning) Menurut Yin (2002), studi kasus
dengan manajemen komunikasi dapat dibagi ke dalam single-case dan
(management communication) untuk multiple-case.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. “Single-case digunakan jika kasus yang
Strategi komunikasi merupakan diteliti itu merupakan kasus yang ekstrim
paduan dari perencanaan komunikasi atau unik, memenuhi semua kondisi untuk
(communication planning) dan manajemen menguji teori-teori yang ada, memiliki
komunikasi (communication management) kesempatan untuk mengobservasi dan
untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menganalisis fenomena yang sebelumnya
mencapai tujuan tersebut strategi tidak diselediki secara ilmiah, sedangkan
komunikasi harus dapat menunjukan multiple-case memungkinkan
bagaimana operasionalnya secara taktis dilakukannya perbandingan diantara
harus dilakukan, dalam arti kata bahwa beberapa kasus” (Yin, 2002: 46-48)
pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan Dalam penelitian yang dilakukan
kondisi (Effendy, 2004:301). Seperti peneliti, peneliti menggunakan single-case
halnya dengan strategi dalam bidang study design, karena tujuan penelitian ini
apapun, strategi komunikasi harus adalah untuk memperoleh informasi
didukung oleh teori, karena teori menyeluruh secara detail dan pemahaman
merupakan pengetahuan berdasarkan tentang bagaimana strategi komunikasi
pengalaman yang sudah diuji dalam mengembangkan dan
kebenarannya. mempertahankan keberadaan Pondok
Pesantren Salafi.
METODE PENELITIAN Studi kasus, sebagai suatu metode
kualitatif, mempunyai beberapa
Metode penelitian yang digunakan keuntungan. Menurut Lincoln dan Guba
peneliti dalam penelitian mengenai strategi yang dikutip Mulyana (2008: 201),
komunikasi Pengembangan Pondok keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal
Pesantren Salafi adalah pendekatan sebagai berikut:
kualitatif dengan metode studi kasus. 1). Merupakan sasaran utama bagi
Mulyana (2008: 201) menyatakan bahwa penelitian emik, yakni menyajikan
“studi kasus merupakan uraian dan pandangan subjek yang diteliti,
penjelasan komprehensif mengenai 2). menyajikan uraian menyeluruh mirip
berbagai aspek seorang individu, suatu dengan apa yang dialami pembaca
kelompok, atau organisasi (komunitas), dalam kehidupan sehari-hari,
suatu program, atau suatu situasi sosial”. 3). merupakan sarana efektif untuk
Penelitian studi kasus berupaya menelaah menunjukan hubungan antara peneliti
sebanyak mungkin data mengenai subjek dengan nara sumber,
yang diteliti. Dalam hal ini, data tersebut 4). memungkinkan pembaca menemukan
dimungkinkan didapatkan melalui konsistensi internal yang terpercaya,
wawancara mendalam, pengamatan,
penelaahan dokumen hasil survey, dan data
492
Ditha Prasanti, Strategi komunikasi pengembangan sumber daya manusia pondok pesantren salafi (Studi
kasus tentang strategi komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya)
5). memberikan “uraian tebal” yang data dan upaya memperoleh data yang
diperlukan bagi penilaian atas akurat dan sumber data yang tepat.
transferabilitas, 3) Studi Dokumentasi
6). terbuka bagi penilaian atas konteks yang Menurut Burhan Bungin (2007:
turut berperan bagi pemaknaan atas 121) Metode dokumenter adalah
fenomena dalam konteks tersebut. metode yang digunakan untuk
Sifat kualitatif dari penelitian ini menelusuri data historis. Dokumentasi
ditujukan dalam pengertian bahwa studi ini dalam penelitian ini diperlukan
ingin mengetahui strategi komunikasi terutama untuk memperkaya landasan-
dalam mempertahankan keberadaan landasan teoritis dan mempertajam
Pondok Pesantren Salafi. analisis penelitian yang berkaitan
dengan kajian strategi komunikasi
Teknik Pengumpulan Data dalam mengembangkan dan
Teknik pengumpulan data dalam mempertahankan keberadaan Pondok
penelitian kualitatif adalah dengan Pesantren Salafi. Dokumen yang
melakukan observasi, wawancara dimaksud dapat berupa berita kegiatan
mendalam, dan studi dokumentasi. internal, surat kabar, atau media massa
1) Observasi lainnya.
Observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pengamatan. HASIL PENELITIAN DAN
Pengamatan dilakukan dengan cara PEMBAHASAN
nonparticipant observation, terhadap
objek yang diteliti yaitu yang berkaitan Berdasarkan hasil wawancara
dengan strategi komunikasi yang dengan K.H.Ilan, usaha ke arah tersebut
dilakukan untuk mengembangkan dan ditunjang dengan strategi komunikasi
mempertahankan keberadaan Pondok eksternal (Dzohiriyyah) berbentuk
Pesantren Salafi. kegiatan-kegiatan pendidikan dan
2) Wawancara Mendalam pembinaan selama 24 jam dan strategi
Wawancara mendalam (Depth komunikasi internal (Bathiniyyah)
interview) yang dilakukan peneliti berbentuk ibadah-ibadah ritual yang
dalam penelitian dimaksudkan untuk diberjama'ahkan, seperti; Riyadloh,
mengetahui pandangan, kejadian, tadarrus al-Quran, sholat berjama'ah awal
kegiatan, pendapat, perasaan dari nara waktu, sholat Tahajjud, dan sholat Dluha
sumber (subjek matter expert). yang kesemuanya ada dalam kerangka
Wawancara yang dilakukan yaitu untuk peraturan sebuah organisasi.
mengetahui mengenai kegiatan Sepeninggalan pendiri Pesantren
komunikasi pemasaran yang dilakukan, pada tanggal 26 November 1994, Pesantren
media komunikasi yang digunakan, Miftahul Huda dikelola langsung oleh para
sistem nilai yang disampaikan kepada putra, mantu (Dewan Kyai), dan cucu
konsumen atau calon konsumen serta (Anuarmuda) di bawah Pimpinan Umum
informasi lainnya. Penggunaan teknik KH. Asep A. Maoshul Affandy dan dibantu
ini menurut Creswell (1998: 120) oleh santri Khodimul Ma'had/Pengabdian
sangat penting bagi penelitian (santri senior yang telah menyelesaikan
kualitatif, terutama untuk melengkapi studi jenjang akhir dan berhasil Wisuda).
491
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017
491
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017
sebagai salah satu simbol yang terpenting 2. Menentukan isi pesan, inipun sesuai
dan isyarat (decoding), akan tetapi simbol dengan amanat leluhur, visi misi yang
bukan merupakan faktor-faktor yang telah ditanamkan oleh perintis sejak
terjadi, namun merupakan suatu proses berdirinya pesantren.
yang berlanjut. 3. Memilih media yang digunakan, mouth
Sesuai dengan asumsi teori interaksi to mouth sebagai strategi utama di
simbolik, maka strategi komunikasi yang pesantren. Tetapi media yang bisa
dilakukan Pondok Pesantren Salafi pun digunakan sampai saat ini adalah brosur,
menggunakan teori ini, terutama dalam hal spanduk, baligo, telepon, dan internet
proses komunikasi yang berlangsung di 4. Menyampaikan pesan kepada
dalam lingkungan pesantrennya. komunikan/sasaran/santri dan calon
Contohnya saja, salah satu asumsi Interaksi santri, dalam hal ini Miftahul Huda tidak
Simbolik yang menyatakan bahwa konsep menetapkan khalayak sasaran mereka,
diri memberikan sebuah motif penting karena mereka berorientasi pada seluruh
untuk berperilaku. umat islam. Padahal ini penting sekali
Hal ini bisa dilihat pada pola pikir untuk mencapai strategi komunikasi
dari sesepuh Pondok Pesantren Miftahul yang sesuai dengan tujuan semula.
Huda, K.H.Abdul Fattah, mengenai konsep 5. Adanya hambatan/gangguan, dalam
pemikiran awal untuk mempertahankan dan strategi komunikasi di Miftahul Huda,
berusaha mengembangkan Pondok tentunya ada hambatan-hambatan yang
Pesantren Salafi. Pemikiran ini telah terjadi tetapi tidak diupayakan untuk
ditanamkan kepada para ustadz dan santri menemukan solusinya. Hal ini
selaku bagian dari Pondok Pesantren. dikarenakan terbentur dengan pimpinan,
Pemikiran inilah yang menjadi konsep diri adat istiadat, dan peraturan yang sudah
sehingga memberikan sebuah motif penting tertanam kental di pesantren tersebut.
untuk berperilaku. Akhirnya, mereka pun
optimis, memiliki keyakinan yang kuat KESIMPULAN DAN SARAN
disertai usaha yang keras untuk
Kesimpulan
mempertahankan kesalafiannya. Hal ini
terbukti dengan Pondok Pesantren Salafi Berdasarkan hasil penelitian, maka
Miftahul Huda yang berkembang pesat peneliti dapat menyimpulkan bahwa
sampai saat ini hingga memiliki cabang di “Strategi komunikasi yang dilakukan
Jawa dan Sumatera. Pondok Pesantren Miftahul Huda dalam
Selain itu, asumsi dari teori ini juga mengembangkan SDM tergolong menjadi
terlihat pada strategi komunikasi yang beberapa point. Terkait dengan strategi
digunakan dalam pengembangan SDM manajemen komunikasi yang diterapkan
Pondok Pesantren Salafi Miftahul Huda. dalam pengembangan SDM adalah
Pada intinya, alur strategi komunikasi yang manajemen komando imamah jama’ah
dilakukan Pondok Pesantren Miftahul Huda yang dalam aplikasinya menggunakan
terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut : doktrin ideologi tauhid sebagai falsafah dan
1. Menentukan sumber pesan, pada ta’at serta patuh pada imam sebagai doktrin
umumnya Dewan Kyai dan sesepuh operasional. Point tersebut meliputi;
pesantren adalah kunci utama sebagai
sumber pesan.
492
Ditha Prasanti, Strategi komunikasi pengembangan sumber daya manusia pondok pesantren salafi (Studi
kasus tentang strategi komunikasi Pengembangan SDM Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya)
491
JURNAL NOMOSLECA
Volume 3, Nomor 1, April 2017
492