You are on page 1of 16

| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam

di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

AKTUALISASI PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PESANTREN MAHASISWA
DARUSSALAM KEPUTIH SURABAYA

Uky Syauqiyyatus Su’adah


Universitas Sunan Giri Surabaya Jawa timur
E-mail : ukysuada88@gmail.com

Abstrac : This paper describes the actualization in the implementation of Islamic


religious education (PAI) in Islamic boarding schools, especially the boarding
schools for College students "Darussalam Keputih" Surabaya. We all certainly
know that the Islamic boarding school is a special place to study the science of
Islam, however the actualization in the boarding schools is not necessarily what
is expected, or it can also be a new means and source for the renewal of the
concept of Islamic education in the Islamic boarding school environment. By
using a qualitative method approach and the type of field research with a case
study design at the Darussalam Keputih Student Islamic Boarding School in
Surabaya, the researchers found the results of the analysis that the actualization
of Islamic Religious Education combines the salaf and Khalaf boarding schools
systems, by adjusting the times and the current needs of the students and society.
In addition, the values of the three Islamic education centers that have been held
at the Student Islamic Boarding School, the opening of opportunities between
formal, informal and non-formal education are one of the strengths in the
actualization of Islamic Religious Education (PAI) in Islamic boarding schools.
Thus it can also be concluded that efforts to strengthen Islamic Religious
Education in Student Islamic Boarding Schools cannot be separated from the
synergy of educators, students, families, facilities, and the curriculum

Keywords :
Actualization. Islamic Religious Education, Islamic Boarding School.

Abstrak : Tulisan ini menjelaskan tentang Aktualisasi dalam Penyenggaraan


Pendidikan Agama Islam (PAI) di Pondok Pesantren, khususnya Pesantren
Mahasiswa “Darussalam Keputih” Surabaya. Kita semua tentu mengetahui bahwa
di pondok pesantren itu adalah tempat khusus untuk mempelajari ilmu Agama
Islam, walau demikian, dalam aktualisasinya di salam pesanren belum tentu sesuai
dengan yang diharapkan, atau bisa juga menjadi sarana dan sumber baru bagi
pembaharuan konsep pendidikan Agama Islam di lingkungan Pesantren. Dengan
menggunakan pendekatan metode kualitatif dan jenis penelitian lapangan dengan
desain studi kasus pada Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya,
peneliti menemukan hasil analisa bahwa aktualisasi Pendidikan Agama Islam
memadukan sistem pesantren salaf dan Kholaf, dengan menyesuaikan
perkembangan zaman dan kebutuhan terkini para santri dan masyarakat. Selain

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


1
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

itu nilai-niai tri pusat pendidikan Agama Islam juga telah terselenggarakan pada
Pesantren Mahasiswa ini. terbukanya kesempatan antara pendidikan formal,
informal dan non formal adalah salah satu kekuatan dalam aktualisasi Pendidikan
Agama Islam (PAI) di pesantren. Dengan demikian dapat disimpulkan pula bahwa
upaya penguatan Pendidikan Agama Islam di Pesentren Mahasiswa tidak terlepas
dari sinergisitas dari pendidik, santri, keluarga, sarana-prasarana, serta
kurikulumnya.

Kata Kunci :
Aktualisasi, Pendidikan Agama Islam, Pesantren

A. Pendahuluan
Masuk dan berkembangnya pendidikan di Indonesia memiliki sejarah
yang cukup panjang. Pendidikan itu maju dan berkembang dengan berbagai
faktor maupun kondisi yang terjadi dizamannya masing-masing, yang
dipengaruhi oleh berbagai aspek baik itu aspek agama, aspek budaya, serta
berbagai aspek politik, sehingga terbentuk karakter dalam sistem pendidikan.
Pendidikan di nusantara telah ada sejak zaman kuno/tradisional yang dimulai
dengan zaman pengaruh agama Budha, Hindu dan zaman pengaruh Islam

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang di kembangkan


secara indigenous oleh masyarakat Indonesia. Karena sebenarnya pesantren
merupakan produk budaya masyarakat Indonesia yang sadar sepenuhnya akan
pentingnya arti sebuah pendidikan bagi orang pribumi yang tumbuh secara
natural. 1

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang unik, tidak saja


karena keberadannya yang sudah sangat lama, tetapi juga karena kultur,
tradisi, metode dan jaringan yang diterapkan oleh lembaga agama tersebut.
Selain itu pondok pesantren sebagai basis pendidikan Islam memainkan
peranan penting dalam mengkonstruk masyarakat.2

Pendidikan Islam di Indonesia berkembang sejalan dengan pertumbuhan


dan perkembangan pondok pesantren. Masa awal munculnya pesantren
1
Ainurrafiq Dawam dan Ahmad Ta’arifin. 2005. Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren.
Listafariska Putra, 5
2
Dr. Hj. Mardiyah, M.Ag. Kepemimpinan Kyai dalam memelihara Budaya Organisasi
(Yogyakarta: Anggota Adiya Publishing, 2012).

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


2
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

berfungsi sebagai tempat pendidikan dan penyiaran dakwah agama Islam.


Pendidikan dan syiar agama adalah dua kegiatan yang dapat saling
menunjang. Pendidikan dapat dijadikan bekal dalam mengumandangkan
dakwah dimasyarakat, sedangkan dakwah dapat dimanfaatkan sebagai sarana
dalam membangun sistem pendidikan.

Dalam perkembangannnya, pendidikan umum dan agama telah menjadi


embrio baru yang harus diseimbangkan. Pertimbangan yang muncul kemudian
adalah Santri yang ingin mempelajari ilmu umum atau pelajar umum yang
ingin mendalami ilmu agama. Kedua hal ini tentu akan hadir pada masa-masa
seseorang mencari jati dirinya yakni pada usia awal pubertas/remaja (lulus
SMA/SMK/MA). Disamping itu pengaruh dari faktor-faktor juga berdatangan
dianataranya : minat anak sendiri, keinginan orang tua, lingkungan perkotaan
atau pedesaan , faktor geografis, ekonomi, sosial dan budaya.

Fenomena Santri boyongan (lulus dari pesantren) pada jenjeng


pendidikan menengah atas banyak yang memiliki kesempatan untuk
melanjutkan di perguruan tinggi umum, atau sebaliknya banyak juga lulusan
sekolah umum baru menyadari pentingnya pendidikan Agama di Pesantren
setelah dia lulus sekolah umum. Melihat fenomedna demikian Pesantren
Mahasiswa yang berada di Sekitar Kampus-kampus umum menjadi tujuan
mereka, setidaknya mereka berusa menyelamatkan Aqidah, hingga akhlaq
mereka.

Pesantren Darussalam Keputih Surabaya adalah salah satu pesantren


mahasiswa di surabaya yang paling dekat dengan Kampus Terbaik di Kota
Pahlawan itu ; Kampus ITS dan kampus di sekitarnya. Pesantren yang hanya
menampung santri mukim dari kalangan mahasiswa aktif ini sangat berbeda
dengan pada umumnya pesantren. Bagaimana Pesantren Mahasiswa
Darussalam Keputih Surabaya ini mengaktualisasikan konsep Kurikulumnya ?
dan apakah sudah sesuai atau lebih baik dari Konsep Aktualisasi Pendidikan
Agama Islam di Pesantren selama ini atau justru masih ditemukan banyak
problematikan di dalamnya khususnya Pendidikan Agama Islam (PAI) ?.

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


3
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif, metode
kualitatif diantaranya digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang
tersembunyi di balik fenomena (gejala), lebih tepatnya dalam konteks
penelitian ini ialah latar belakang kebijakan dan gagasan pesantren. 3 Dengan
kata lain, pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis kebijakan
pendidikan secara menyeluruh terhadap pendidikan Agama Islam yang ada
pada pesantren Mahasiswa Darussalam eputih Surabaya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang
menfokuskan pada studi analisis, dimana dari data-data yang dapat dihimpun
kebenarannya diangkat dan diabstrakkan dari empiri sensual ke empirik logik
serta lebih jauh lagi empiri etik.4
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study),
dalam arti penelitian difokuskan pada kasus (fenomena) yang kemudian
dipahami dan dianalisis secara mendalam. Satu fenomena tersebut bisa berupa
seorang pimpinan, sekelompok santri, suatu program, suatu proses, suatu
penerapan kebijakan, atau suatu konsep.5
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Pesantren Mahasiswa
“Darussalam Keputih Surabaya” yang berokasi di Jl. Arif Rahman Hakim No.
9 Kelurahan Keputih , Kecematan Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Sumber data yang dimaksud disini adalah dari mana data penelitian ini
diperoleh. Untuk menentukan sumber data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. pertimbangan
tertentu ini misalnya orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi obyek/situasi social yang diteliti.6 Adapun sumber-sumber
3
A. Strauss & Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (terj.), (Surabaya : Bina Ilmu,
1997), cet I, hlm 11-13
4
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 2002), hlm. 82
5
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : PT. Remaja
Rosydakarya, 2005), hlm. 99
6
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,cet VI (Bandung : Alfabeta, 2008),
hlm. 300

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


4
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

data dalam penelitian ini adalah para pimpinan Pesantren Mahasiswa


Darussalam Keputih Surabaya, penanggungjawab/koordinator, serta sebagian
santri.
Langkah utama dalam penelitian ini dapat dilihat dari teknik
pengumpulan data yang dilakukan. Maka dari itu teknikipengumpulan data
yang dilakukan penulis adalah : 1) Observasi, Teknik observasi yang
digunakan adalah observasi langsung (direct observation), yaitu pengamatan
dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomenna-fenomena yang
diselidiki secara langsung.7 2) Wawancara, teknik wawancara yang peneliti
gunakan adalah wawancara formal dan informal. Dalam wawancara formal
ini, peneliti mempersiapkan instrument penelitian berupa pertayaa tertulis,
tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan adanya pertanyaan-pertanyaan baru
dalam wawancara tersebut.8 3) Dokumentasi, teknik pengumpulan data
melalui dokumentasi (documentation research), yaitu penelitian yang mencari
data melalui beberapa arsip dan dokumentasi, surat kabar, majalah, jurnal,
buku dan benda-benda tulis yang relevan.9

C. Hasil dan Pembahasan


1. Memahami Konsep Pondok Pesantren
Pengertian pondok secara harfiah, kata pondok berasal dari bahasa
Arab “funduq” yang berarti “Hotel atau Asrama”. 10 Sedangkan pesantren
menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan
pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari
bambu.
Pesantren dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti asrama,
tempat santri atau murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.11

7
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid III (Yogyakarta : Penerbit Andi, 1987), hlm 136
8
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
sosial lainnya. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlmm 181
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Rineka Cipta,
1999), hlm. 202
10
Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997),
3.
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta,1986).177.

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


5
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

Pesantren bukan hanya menekankan pada misi pendidikan melainkan juga


dakwah. Pada sisi yang kedua inilah yang diutamakan.
Jadi, pondok pesantren adalah tempat mencari Ilmu yang anak
didiknya diasramakan. Pondok pesantren merupakan sub culture yang
unik dan penting untuk diteliti lebih dalam, juga suatu lembaga pendidikan
yang mampu bertahan dan terus berkembang hingga saat ini, namun paling
sedikit diketahui umum atau paling kurang memperoleh perhatian
pemerintah atau kalangan pendidik.

2. Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren


Pada mulanya Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan
Islam yang dimulai sejak munculnya masyarakat Islam di Indonesia.
Munculnya masyarakat Islam di Indonesia berkaitan dengan proses
Islamisasi, dimana proses Islamisasi terjadi melalui pendekatan dan
penyesuaian dengan unsur-unsur kepercayaan yang sudah ada sebelumnya,
sehingga terjadi percampuran atau akulturasi. Saluran Islamisasi terdiri
dari berbagai cara antara lain melalui perdagangan, perkawinan, pondok
pesantren dan kebudayaan atau kesenian. Secara definisi, pesantren
merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk belajar
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran–ajaran agama Islam
dengan menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman hidup
sehari-sehari dalam masyarakat.12
Di dalam lembaga pendidikan pesantren ini terdapat seorang kiai
(pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri dengan sarana masjid
yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut. Selain itu
juga didukung dengan adanya pondok yang merupakan tempat tinggal
para santri. Dengan demikian, santri tidak kembali ke rumah untuk
beristirahat setelah belajar, melainkan mereka kembali ke pondok (asrama)
yang sudah disediakan. Santri yang dimaksudkan di sini adalah sebutan
bagi para pelajar yang belajar di pondok pesantren.13
12
Abawihda.2002. Kurikulum Pendidikan Pesantren dan Tantangannya, 86
13
Hasbullah, 1999: Sejarah Pendidikan Indonesia. 24

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


6
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

3. Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pengajaran Di Pondok Pesantren


Menurut Hasbullah ada tiga bentuk penyelenggaraan pendidikan
dan pengajaran di pondok pesantren, yaitu:
1. Pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan dan
pengajaran agama Islam yang pendidikan dan pengajarannya diberikan
dengan cara nonklasikal (sistem bandungan dan sorogan) dimana
seorang kiai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis
oleh para ulama besar sejak abad pertengahan. Para santri pada pondok
pesantren bentuk ini biasanya tinggal di dalam pondok atau asrama
yang telah disediakan.
2. Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama
Islam yang pada dasarnya sama dengan pondok pesantren, tetapi para
santrinya tidak disediakan asrama di komplek pesantren, namun
tinggal tersebar di sekeliling pesantren (santri kalong), di mana cara
dan metode pendidikan dan pengajarannya diberikan dengan sistem
weton, yaitu para santri datang berduyun-duyun pada waktu tertentu.
3. Pondok pesantren yang merupakan lembaga gabungan antara sistem
pendidikan pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan dan
pengajaran agama Islam dengan sistem bandungan, sorogan ataupun
wetonan dengan para santri disediakan asrama ataupun merupakan
santri kalong. Pondok pesantren seperti ini biasa disebut dengan
pondok modern, selain menyelenggarakan pendidikan nonformal juga
menyelenggarakan pendidikan formal berbentuk madrasah dan sekolah
umum dalam berbagai banyak tingkatan dan aneka kejuruan menurut
kebutuhan masyarakat.14

Ketiga bentuk pondok pesantren ini memberikan gambaran bahwa


pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan sekolah, luar sekolah

14
Hasbullah, 1999: Sejarah Pendidikan Indonesia. 146

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


7
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

dan masyarakat yang tumbuh dari masyarakat, milik masyarakat dan


untuk masyarakat. Kehadiran pesantren di tengah tengah masyarakat
tidak hanya sebagai lembaga pendidikan tetapi sebagai lembaga penyiaran
agama Islam. Sejak awal kehadiran pesantren ternyata mampu
mengadaptasi diri dengan masyarakat. Pesantren juga berhasil menjadikan
dirinya sebagai pusat gerakan pengembangan Islam.

4. Pondok Pesantren dan Perkembangannya


Dalam banyak hal, sistem dan lembaga pesantren telah
dimodernisasi dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman,
sehingga secara otomatis akan mempengaruhi kurikulum yang mengacu
pada tujuan institusional lembaga tersebut. Pesantren harus mampu
mempertahankan ciri khas pesantren dalam eksistensinya di tengah-tengah
masyarakat. Kurikulum merupakan salah satu instrument dari suatu
lembaga pendidikan termasuk pendidikan pesantren dalam mencapai
tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan pondok pesantren yaitu
untuk membentuk kepribadian Muslim yang menguasai ajaran-ajaran
Islam dan mengamalkannya, sehingga bermanfaat bagi agama,
masyarakat, dan negara. 15
Pesantren jika disandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya
merupakan sistem pendidikan tertua saat ini seperti halnya pondok
pesantren Jamsaren di Surakarta dan dianggap sebagai produk budaya di
Indonesia. Pendidikan agama Islam ini dimulai sejak munculnya
masyarakat Islam di nusantara pada abad ke-13. Beberapa abad kemudian
penyelenggaraan pendidikan semakin teratur dengan munculnya tempat-
tempat pengajian.
Bentuk ini kemudian dikembangkan dengan pendirian tempat
menginap bagi para santri, yang kemudian disebut dengan pondok
pesantren. Meskipun bentuknya masih sangat sederhana, pada waktu ini
pendidikan pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang

15
Qomar, 2007: Manajemen Pendidikan Islam. 7

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


8
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

terstruktur, sehingga pendididikan di anggap sangat bergengsi. Dari


lembaga pesantren inilah yang kemudian masyarakat mendalami ajaran
agama Islam.16
Diharapkan adanya pesantren bisa berperan mewarnai
perkembangan zaman masa kini atau masa yang akan datang yang mana
perkembangannya tidak lepas dari penanaman-penanaman pokok
pengajaran dan pendidikan dipesantren tersebut. Karena dari pesantrenlah
masyarakat bisa menjadi Islami yang melahirkan masyarakat peradaban
baru yang teraktualisasi sesuai dengan fitrah manusia kholifatu fil ardh.
Pondok pesantren sebagai salah satu bagian dari tradisi adiluhung
di Indonesia yang berkarakter dan membudaya, terbagi menjadi beberapa
jenis yang berkembang dan memiliki ciri khas. Ciri khas tersebut dilatar
belakangi oleh keadaan sosial geografis dan pandangan hidup masing-
masing kiai di pondok pesantren. Sebagai salah satu tradisi yang masih
dilestarikan, pondok pesantren dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Pondok Pesantren salaf (Model Lama)
b) Pondok pesantren khalaf (Modern).

5. Pesantren dan Tri Pusat Pendidikan


Tegaknya pendidikan di Pondok Pesantren, tertopang oleh tiga
unsur Tri Pusat Pendidikan yaitu :
a) Pendidikan dalam keluarga (pendidikan informal),
Pendidikan informal, yaitu pendidikan yang dikepalai oleh
seorang pemimpin rumah tangga, tentunya orang tua yang berdominan
dan menjadi suritauladan bagi pembentukan pribadi seorang anak,
pendidikan ini berlangsung dirumah.
b) Pendidikan dalam sekolah (pendidikan formal)
Pendidikan formal atau setingkat sekolah, yaitu pendidikan
yang berjalan di sekolah/kampus.
c) Pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non formal).
16
H. M. Sulthon Masyhuddan M khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, Cet. Ke-2 (Jakarta:
Diva Pustaka, 2004), 1.

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


9
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

Pendidikan non formal, yakni pendidikan yang terjadi dari


kebiasaan dan prilaku masyarakat atau sosial. Pendidikan ini terjadi
secara sendirinya, yakni anak meniru dari prilaku sekitar atau
masyarakat.

Ketiga unsur tersebut bisa berjalan dengan maksimal bila


diterapkan pada sebuah pondok pesantren. Masyarakat harus mendukung
adanya keberadaan lembaga pendidikan tersebut begitu juga dengan orang
tua. Ketiganya merupakan sistem pendidikan di pondok pesantren yang
sesuai dengan sistem pendidikan nasional.
Secara umum, berdasaran konsep pesantren tersebut, Fungsi
keberadaan Pesantren dapat digambarkan sebagai instrumen untuk tetap
melestarikan ajaran-ajaran Islam di bumi nusantara, karena pondok
pesantren mempunyai pengaruh yang kuat dalam membentuk dan
memelihara kehidupan sosial, kultural, politik, keagamaan dan
sebagainya.17 Jadi fungsi pondok pesantren yaitu agar terciptanya manusia
yang bertakwa, mempunyai mental kuat dan memiliki keterampilan,
berilmu pengetahuan dan sanggup berintraksi serta mampu menghadapi
perkembangan zaman.

6. Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya


a) Profil Singkat
Pondok Pesantren Darussalam Keputih Sukolilo Surabaya
merupakan Pesantren yang didirikan dan diasuh pertama kali oleh
(Alm) Almaghfurlah KH. Abdus Syakur bersama Istri Beliau
Nyai Hj. Zuhro Ahmad. Sejak sekitar tahun 1990, Almarhum sudah
sering diminta memberikan pengajian-pengajian pada masyarakat
di Kelurahan Keputih Sukolilo Surabaya dan sekitarnya. Saat
itulah menjadi cikal bakal berdirinya Pesantren Darussalam ini secara
bertahap. Seiring dengan perkembangannya, Pesantren yang lahannya

17
Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani, 1998), cet. I, 120.

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


10
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

berbatasan dengan kampus ITS dan Masjid As-Sa’adah Keputih


Sukolilo Surabaya ini, telah memiliki badan hukum resmi baik secara
Akta Notaris serta pengawasan Kemenag hingga legalitas
Kemenhumham.18
Pesantren Mahasiswa yang berhaluan Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah ini, sudah cukup banyak mengeluarkan Alumni dari tahun ke
tahunnya. System pedidikan yang dilakukan pada saat itu belum begitu
terstruktural. Dahulu sebagian besar telah mendidik santri dengan
latar belakang mahasiswa yang kuliyah di sekitar Pondok Pesantren
Darussalam Keputih, seperti ITS, PENS, UNAIR, STIKES, UIN dan
kampus-kampus lainnya di Surabaya. Dalam perkembangannya, kini
Ponpes Darussalam Keputih Surabaya telah melaksanakan pendidikan
Diniyah secara berjenjang klasikal.
Pesantren Mahasiswa yang memiliki Visi “Menjadi sumber
pencerahan bagi tercapainya sumber daya manusia yang bermanfaat
19
bagi agama, bangsa dan negara” terus melakukan Pembangunan,
dalam kesehariannya selain mahasiswa yang menjadi santri didikan
Pesantren Darussalam keputih ini, Pesantren ini juga membuka majelis
pengajian untuk kalangan non santri atau masyarakat sekitarnya.
Dengan mempertimbangkan konsep pondok pesantren pada
pembahasan di atas, dan untuk memberikan analisa yang tajam,
penulis merasa perlu memaparkan macam-macam program pendidikan
sebagai bentuk sistem kurikulum Pendidikan agama Islam di Pondok
Pesanren Darussalam Keputih Surabaya, diantaranya adalah : 20
1) Program Pendidikan Pesantren
Program ini merupakan pelayanan pendidikan yang
diberikan penuh oleh pengurus pesantren kepada seluruh santri
selama santri berada di Area Asrama Pesantren, program ini
bersifat pengawasan atau pemantauan kehidupan sehari-hari dan
18
Dikutip dari Dokumen Company Profil Ponpes Darussalam Keputih Surabaya, 2015. 2
19
Dikutip dari Dokumen Company Profil Ponpes Darussalam Keputih Surabaya, 2015. 3
20
Dikutip dari Dokumen Company Profil Ponpes Darussalam Keputih Surabaya, 2015. 5

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


11
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

pengaturan kegiatan harian para santri selama di Asrama, mulai


dari bangun tidur di subuh hari hingga tidur kembali di malam hari.
Adapun diantara program Kegiatan tersebut adalah :
a. Jam Wajib Bangun Malam
b. Shalat Tahajjud
c. Shalat 5 waktu Berjama’ah
d. Shalat Dhuha
e. Jam Wajib Sekolah/Kuliyah*
f. Tadarrus Al-Qur’an
g. Muhadharah / Khithabah
h. Istighasah
i. Yasin & Tahlil
j. Maulid Diba’ & Barzanji
k. Olahraga
l. Mandi Pagi & Sore
m. Muraja’ah (Mengulang Pelajaran)
n. Ziarah Maqbarah Pendiri Pesantren
o. Jam Wajib Diniyah
p. Jam Wajib Tidur Malam
q. Dan aturan-aturan lain yang sudah ditetapkan guna
memberikan layanan pendidikan bagi para santri selama berada
di Asrama Pesantren.

2) Program Pendidikan Kuliah Berbasis Pesantren


Program ini merupakan layanan pengawasan dan
mensinergikan Program pendidikan Informal pesantren
Darussalam dan Madrasah Diniyah terhadap Pendidikan Formal
yang dilaksanakan oleh para santri di luar Pesantren Darussalam
(Seperti; SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi). Program ini
dimaksudkan agar tercapai adanya kerjasama yang baik dan

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


12
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

mendukung antara pendidikan Formal dan Pendidikan Informal


Pesantren Darussalam guna tercapainya Visi & Misi Pesantren
Darussalam Keputih, hal ini dilaksanakan karena Ponpes
Darussalam Keputih belum memiliki Sekolah Formal (Perguruan
Tinggi) akan tetapi sebagian besar santri yang bermukim sedang
melaksanakan pendidikan Formal di luar Pesantren. Demi
tercapainya Visi dan Misi Pesantren Darussalam, berikut ini adalah
ketentuan-ketentuan untuk program ini :
a. Santri yang berada pada jenjeng SMP & SMA wajib
melaksanakan pendidikan Formal di sekolah yang telah
ditentukan oleh pihak Pesantren Darussalam Keputih.
b. Santri yang yang berada pada jenjeng Perguruan Tinggi dapat
melaksanakan pendidikan Formal (Kuliyah) di kampus mana
saja di wilayah Surabaya dan sekitarnya, dengan syarat ; tetap
wajib mengikuti aturan Program Pesantren yang telah
disepakati bersama.
c. Santri yang tidak melaksanakan pendidikan Formal, tetap wajib
mengikuti Program Pendidikan Madrasah Diniyah selama
mejadi santri di Ponpes Darussalam Keputih Sukolilo
Surabaya.

3) Program Pendidikan Madrasah Diniyah


Program ini merupakan layanan pendidikan informal
khusus yang diberikan bagi siapa saja, baik yang menjadi santri di
Ponpes Darussalam Keputih Sukolilo Surabaya maupun
masyarakat keputih dan sekitarnya. Program ini bersifat wajib bagi
semua yang berstatus Santri mukim di Ponpes Darussalam. Dengan
mengacu pada konsep Madrasah Diniyah Takmiliyah (pelengkap)
maka ditemukan ketentuan-ketentuan Program Pendidikan
madrasah diniyah yang sistematis dan solutif. Berdasarkan Struktur
Pendidikan Diniyah Kurikulum Pesantren Darussalam Keputih

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


13
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

Tahun 2018 adalah sebagai berikut :


a. Tingkat Awwaliyah (Awal): untuk penguasaan seputar Al-
Qur’an, Hadits, Akhlaq dan Aswaja (Dominasi Kompetensi
Akhlaq)
b. Tingkat Wustha (Menengah): untuk penguasaan seputar Al-
Qur’an, Fiqih, Nahwu, Sharah, Hadits, Akhlaq dan Aswaja
(Dominasi Kompetensi Fiqih)
c. Tingkat ‘Ulya (Tinggi): untuk penguasaan seputar Al-Qur’an,
Fiqih, Nahwu, Sharaf, Aswaja dan Hadits, (Dominasi
Kompetensi Tafsir/Al-Qur’an)
d. Tingkat Lanjutan (Pengembangan) : untuk penguasaan seputar
Al-Qur’an, Fiqih, Tasawwuf, dan Hadits (Dominasi
Kompetensi Tasawwuf)

D. Kesimpulan

Melihat eksistensi pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya


sebagai pesantren yang meberikan warna berbeda dari pesantren pada
umumnya, maka aktualisasi Pendidikan Agama Islam telah memadukan
perpaduan sistem pesantren salaf dan Kholaf, dengan menyesuaikan
perkembangan zaman dan kebutuhan terkini para santri dan masyarakat, hal
ini dapat diperhatikan melului konsep kurikulum takmiliyah (pelengkap) pada
madrasah diniyahnya. Selain itu analisa nilai-niai tri pusat pendidikan Agama
Islam juga telah terselenggarakan pada Pesantren Mahasiswa ini. terbukanya
kesempatan antara pendidikan formal, informal dan non formal adalah salah
satu kekuatan dalam aktualisasi Pendidikan Agama Islam (PAI) di pesantren.

Pesantren yeng mengambil konsep pesantren Mahasiswa ini


memberikan jawaban dan jalan bagi mahasiswa yang nota bene adalah
mahasiswa pendidikan Umum di Kampus Umum (bukan Kampus Islam),
pergeseran kebijakan ini diambil tentu bukan tanpa alasan. Diantara faktor
yang dapat kita jadikan analisa awal adalah minimnya akses waktu dan

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


14
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

kesempatan dalam pembelajaran Pendidikan Agama di Kampus-kampus,


keinginan orang tua yang menginginkan putranya kuliah di kota besar seperti
Surabaya namun berada pada lingkungan yang baik dan religius. Maka
pesantren mahasiswa menjadi tempat yang dibutuhkan mahasiswa sekaligus
masyarakat untuk membentengi aqidah, ibadah, dan akhlaq para santri
sekaligus mahasiswa ini bersama pengurus dan pengajar (asatidz).

Secara umum Aktualisasi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Pesantren


ini telah berjalan dengan baik, namun tentu masih ada ditemukan bebrapa
Probelamatika yang perlu ditinjau kembali solusi-solusinya agar lebih baik
lagi ke depannya. Problematika yang biasanya timbul di lingkungan pesantren
dan harus dikembangkan secara berkesinambungan serta komitemen adalah
faktor penghambat yang bisa saja datang dari pendidik, santri, keluarga,
sarana-prasarana, bahkan kurikulum itu sendiri. Maka dari itu dengan
membangun sinergi anatara semua kepentingan (stake holder) program serta
kurikulum Pesantren yang baik dapat berjalan dengan baik dan bahkan akan
terus berkembang khususnya dalam mencapai Visi dan Misi Ponpes
Mahasiswa Darussalam keputih Surabaya.

E. Daftar Pustaka

Abawihda.2002. Kurikulum Pendidikan Pesantren dan Tantangannya


Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (Jakarta :
Rineka Cipta, 1999)
Dawam, Ainurrafiq dan Ahmad Ta’arifin. 2005. Manajemen Madrasah
Berbasis Pesantren. Listafariska Putra,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta,1986)
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid III (Yogyakarta : Penerbit Andi,
1987)
Hafidhuddin, Didin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani, 1998)

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


15
| Aktualisasi Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam
di Pesantren Mahasiswa Darussalam Keputih Surabaya

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Indonesia. 1999


Madjid, Nurcholis, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta:
Paramadina, 1997)
Mardiyah, Dr. Hj., M.Ag. Kepemimpinan Kyai dalam memelihara Budaya
Organisasi (Yogyakarta: Anggota Adiya Publishing, 2012)
Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake
Sarasin, 2002)
Mulyana, Dedy, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu sosial lainnya. (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2002)
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : PT.
Remaja Rosydakarya, 2005)
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,cet VI
(Bandung : Alfabeta, 2008)

Sulthon, H. M., Masyhud dan M khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren,


Cet. Ke-2 (Jakarta: Diva Pustaka, 2004)
Strauss, A. & Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (terj.),
(Surabaya : Bina Ilmu, 1997)

Qomar, Manajemen Pendidikan Islam. 2007

Dokumentasi :
Company Profil Ponpes Darussalam Keputih Surabaya, 2015.

***

Uky Syauqiyyatus Su’adah | Mata Kuliah Probematika PAI


16

You might also like