You are on page 1of 5

KASUS EX-HR GMC GLOBAL

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


STIESIA
SURABAYA
2019

Michele Gabriella S. / 5 SA 2 / 1710110359

TUGAS PERTEMUAN KESEBELAS PENGAUDITAN I

1
A. Latar Belakang

Ex-HR exec jailed for cheating employer of $1.2m

A former human resource executive who falsified payment instructions to


get her company to transfer large sums to her was jailed for six years and nine
months yesterday.

Jaslyn Chen Xiaohong, 27, had admitted to six counts of cheating and two
of forgery, with 21 other charges, including theft and computer misuse, taken into
consideration. The offences involved about $1.2 million, of which $271,585 has
been recovered. One of her responsibilities at GMC Global was to manage the
payroll of her employer and its related companies, including its subsidiary, GMG
Investments.

Every month, she had to prepare a payment instruction letter to United


Overseas Bank (UOB). These letters contained a list of employees and their
salaries for the month. UOB would debit GMG's bank account and credit the
stated salaries into the employees' bank accounts. In April 2014, she started using
the payment instruction letters to cause large payments to be made into her bank
account.

Chen admitted to six counts of cheating and two of forgery, with 21 other
charges taken into consideration. Deputy Public Prosecutor (DPP) Eugene Sng
said Chen has stated that she did this as she had not received a salary increment.
She was not entitled to these large payments as her $2,900-a-month salary was
managed through a separate system.

She would include "Chen Xiaohong" as a payee on the payment


instruction letter, with a salary she was not entitled to, and her bank account
details. She would then place the letters before GMG's authorised signatories to
get their signatures. She did not use her full name to avoid detection. In addition
to getting the signature of one of the authorised signatories, she would dishonestly
sign the instruction letter as the other authorised signatory.

2
Her offences came to light in December last year and her services were
terminated. She had used the money for personal expenses. Her lawyer said in
mitigation that her 63-year-old father is undergoing treatment for colon cancer.
She could have been jailed for up to 10 years and fined for each charge of
cheating and forgery.

B. Analisa Kasus

Berdasarkan teori yang terdapat pada buku referensi Pengauditan I, hasil


analisa terhadap kasus yang menimpa GMC Global terkait tindak korupsi yang
dilakukan oleh Jaslyn Chen Xiaohong (JCX) adalah:

1. Terdapat fraud triangle yang mendasari perilaku curang JCX, yaitu (a)
insentif, tekanan untuk melakukan kecurangan yang berdasarkan data
pada latar belakang, kemungkinan karena ayahnya sedang menjalani
perawatan kanker usus besar; (b) kesempatan, melalui pemahaman
prosedur payroll pada perusahaan dan jabatan yang dipegangnya, JCX
menemukan celah untuk melakukan kecurangan; (c)
sikap/rasionalisasi, berdasarkan data pada latar belakang, JCX merasa
berhak melakukan kecurangan sebagai akibat dari GMC belum
menaikkan gaji yang dirasa oleh JCX sudah sepantasnya dia menerima
kenaikan.
2. JCX menggunakan otoritasnya untuk penyalahgunaan aset GMC
dalam menjalankan kecurangannya dengan memalsukan tanda tangan
pada dokumen instruksi resmi, melakukan pencurian dengan
mengelabui pihak berwenang melalui input data penggajian karyawan
fiktif pada surat instruksi pembayaran, dan menggunakan uang gaji
yang bukan haknya untuk keperluan pribadi.
3. Berdasarkan data pada latar belakang, dapat diasumsikan bahwa GMC
telah menerapkan Struktur Pengendalian internal (SPI) yang sudah
sesuai dengan regulasi / code of corporate governance, namun resiko
yang menimpa GMC melalui JCX bersifat inherent risk (tidak dapat
dihilangkan namun dapat ditekan). Hal ini terlihat dibagian

3
terungkapnya kecurangan JCX oleh GMC pada bulan Desember 2015
dan diberhentikan dari perusahaan.

C. Simpulan

Auditor harus menjaga suatu tingkat skeptisme profesional ketika


mempertimbangkan informasi yang luas untuk mengidentifikasi dan menghadapi
resiko kecurangan. Menjalankan audit yang telah direncanakan dengan baik dan
menyeluruh, seorang auditor mampu untuk mendapatkan keyakinan yang
memadai bahwa kesalahan ataupun curangan dapat terdeteksi.

PSA 70 (SA 316) memberikan panduan bagi para auditor dalam mengukur
resiko kecurangan. Jika ternyata pelaku kecurangan mampu menutupi jejaknya
dengan sangat baik, maka auditor dapat:

1. Mengubah keseluruhan pelaksanaan audit dengan merancang dan


melakukan prosedur audit yang berbeda dari sebelumnya;
2. Merancang dan melakukan prosedur audit untuk mengatasi dominasi
manajemen, sehingga auditor dapat melakukan pekerjaannya tanpa
terhalang atau terhambat birokrasi yang membutuhkan persetujuan
pihak manajemen tertentu;
3. Memutakhirkan proses penilaian resiko melalui teknik wawancara,
tanya jawab interogatif, tanya jawab evaluatif, respon jawab, dan
respon perilaku.

4
SUMBER PUSTAKA

Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley, Mark S. 2014. Jasa Audit & Jasa
Assurance - Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia). Jakarta: Penerbit
Erlangga.

https://www.idx.co.id/media/7343/pedoman-tata-kelola-perusahaan-pt-bursa-efek-
indonesia.pdf, diunggah oleh Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek
Indonesia)

https://www.mas.gov.sg/regulation/codes/code-of-corporate-governance,
diunggah oleh Monetary Authority of Singapore pada Senin 06 Agustus
2018. Diakses pada Kamis 28 November 2019, 09:10 WIB.

You might also like