You are on page 1of 8

e-J.

Agrotekbis 2 (6) : 579-586, Desember 2014 ISSN : 2338-3011

EKSPLORASI BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI AGENS


PENGENDALIAN HAYATI TERHADAP PENYAKIT DARAH PADA
TANAMAN PISANG SECARA IN-VITRO
Exploration ofEndophytic Bacteria as Biocontrol Agents to Control Blood Disease on
Banana Plant in In-Vitro
Fitriah Balosi1), Irwan Lakani2), Johanes Panggeso2)
1)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
e-mail :fitriahproteksi@yahoo.co.id
e-mail:lakani15@yahoo.com
e-mail : johanis.panggeso@yahoo.com

ABSTRACT
Blood disease caused by BDB (Blood Disease Bacterium) is one of the important disease of banana
in Indonesia. Endophytic bacteria colonized the same ecological niche with plant pathogens.
Endophytic bacteria as potential biological control agency, because of endophytic bacteria can
increase plant growth and induce plant resistance on plant pathogens. This research aims to explore
the ofendophytic bacteria as biological control agents to control blood diseases on banana plantsin
in-vitro. The research was carried out in the laboratory of Department the Pests and diseases plant
Faculty of Agriculture University of Tadulako, Palu, Central Sulawesi started fromJune to
December 2013. Endophytic bacteria was isolated from healthy banana plant roots among plants
thatinfected by BDB. That isolated bacteria then selected and antagonismtestedit with isolates of
BDBin in-vitro. The results shown that therewere two colonies of isolates that successfullyisolated
from the roots of banana plants that selected based on morphological characteristics, KOH test, and
hypersensitivity test that were colony isolates BEA1 and BEA2 with a population density of 5,8 x
105 cfu/ml. Colony of isolates bacteria endophytic BEA1 20,7 % had the ability to inhibite more
effective and significant different in suppressing pathogenic BDB compared to colony isolates
bacterial endophytic BEA2 12% inin- vitro.

Keywords : Exploration, endophytic bacteria, blood disease bacterium, banana plant, antagonism

ABSTRAK
Penyakit darah yang disebabkan oleh BDB (Blood Disease Bacterium) merupakan salah satu
penyakit penting pada pisang di Indonesia. Bakteri endofit melakukan kolonisasi pada relung
ekologi yang sama dengan patogen tanaman. Bakteri endofit berpotensi sebagai agensi
pengendalian hayati, sebab bakteri endofit dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan dapat
menginduksi ketahanan tanaman terhadap patogen tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi bakteri endofit sebagai agens pengendalian hayati terhadap penyakit darah pada
tanaman pisang secara in-vitro.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan (HPT) Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah
Palu.Penelitian berlangsung pada bulan Juni sampai Desember 2013. Bakteri endofit diisolasi dari
perakaran tanaman pisang yang sehat diantara tanaman yang terserang BDB. Hasil isolasi
kemudian diseleksi dan diuji antagonisme dengan isolat BDB secara in-vitro . Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, didapatkan dua koloni isolat yang berhasil diisolasi dari akar tanaman pisang
yang diseleksi berdasarkan ciri morfologi, uji KOH, dan uji hipersensitif yaitu koloni isolat BEA1
dan BEA2 dengan kerapatan populasi 5,8x105 cfu/ml. Koloni isolat bakteri endofit BEA1 20,7%
memiliki kemampuan daya hambat lebih efektif dan berbeda nyata dalam menekan patogen BDB
dibandingkan koloni isolat bakteri endofit BEA2 12 % secara in-vitro.
Kata kunci :Eksplorasi, bakteri endofit., bakteri penyakit darah, tanaman pisang, antagonisme

579
PENDAHULUAN Blood Disease Bacterium (BDB) pada tanaman
pisang secara in-vitro.
Pisang merupakan salah satu komoditi
ekspor yang bernilai penting, sebagai bahan METODE PENELITIAN
untuk industri pisang olahan dan sebagai Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
sumber pangan substitusi beras. Kendala dalam Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
budidaya tanaman pisang yang menyebabkan Universitas Tadulako, Palu. Penelitian berlangsung
rendahnya produktivitas pisang antara lain pada bulan Juli hingga Desember 2013.
adanya penyakit layu bakteri yang disebut
sebagai penyakit darah (BDB, Blood disease Isolasi Bakteri Endofit dari Akar Tanaman
bacterium). Pisang. Pengambilan sampel diisolasi dari
Banyak orang mengasumsikan akar tanaman pisang kepok yang tumbuh
bahwapenyakit darah pisang disebabkan oleh sehat disekitar tanaman pisang kepok yang
patogen yang sama dengan penyebab terinfeksi BDB.Selanjutnya isolasi bakteri
penyakit Moko di Amerika Selatan dan endofit dilakukan dengan metode pengenceran
Bugtok di Filipina, yaitu oleh Ralstonia bertingkat Zinniel et al.(2000). Selanjutnya
solanacearum ras 2. Namun kenyataannya akar pisang dicuci dengan air mengalir,
bahwa baik secara fenotipe maupun genotipe dikeringkan dengan tisu, dan ditimbang sebanyak
BDB berbeda dengan R. solanacearum ras 2 1 gram, kemudian akar disterilisasi permukaannya
tersebut, sehingga identifikasi lebih lanjut dengan alkohol 70% (30 detik), kemudian
dan pengusulan namabaru diperlukan (Fegan & dicelupkan dalam larutan NaOCl 2% (2 menit).
Prior, 2005; Supriadi, 2005). Selanjutnya dicuci sebanyak 4 kali dengan
Edy et al. (2009) menemukan penyakit aquades steril.
darah pada pisang terdapat pada berbagai Akar yang sudah steril dihaluskan
ketinggian wilayah di Lembah Palu dengan menggunakan mortal steril dan ditambahkan 9
rata-rata intensitas serangan di atas 50%.Infeksi ml aquades steril. Sebanyak 1 ml akar
BDB pada tanaman pisang menyebabkan tanaman dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9
mati ataumenghasilkan buah pisang yang ml aquades steril, kemudian dikocok hingga
tidak dapat dikonsumsi (Hanudin etal, 1993). homogen, selanjutnya diambil 1 ml ekstrak dan
Bakteri endofit saat ini banyak diteliti dilakukan pengenceran secara berseri sampai
sebagai agens pengendalian hayati penyakit 10-4. Sebanyak 0,1 ml dari pengenceran 10-4
tanaman. Bakteri endofit dilaporkan dapat diinokulasikan pada media Kings’B, diinkubasi
meningkatkan pertumbuhan tanamandan selama 3 hari kemudian dihitung jumlah
menginduksi ketahanan tanaman terhadap koloni bakteri yang tumbuh. Koloni yang
patogen tanaman. Bakteri endofit yang menunjukkan perbedaan tipe morfologi
mengkolonisasi jaringan internal tanaman dimurnikan. Selanjutnya diuji reaksi gram (KOH)
inangnya terlindungi dari stress lingkungan dan reaksi hipersensitifnya pada daun tembakau
dan kompetisi dengan mikroba lain (HR). Isolat yang tidak menunjukkan reaksi
(Hallmannet al. 1997).Populasi bakteri hipersensitif (HR negatif) disimpan dalam
endofit lebih banyak terdapat pada akar dan akuades steril untuk digunakan dalam
menurun pada batang dan daun(Lamb et al. pengujian selanjutnya.
1996).Hadiwiyono (2010), melaporkan ada
bakteri endofit tertentu pada pisang yang Isolasi BDBdari BuahPisang. Buah pisang
tidak bergejala penyakit darah, tetapi yang terserang BDB dicuci dengan air steril,
bakteri endofit tersebut tidak dijumpai pada kemudian disemprotkan spritus dan dilap
pisang yang bergejala penyakit darah.Bakteri dengan menggunakan tissue. Kulit buah pisang
endofit ini diduga terlibat dalam menghambat disayat sampai terlihat pembuluh–pembuluh
infeksi BDBpada tanaman pisang. angkutnya. Jaringan tersebut kemudian diiris
Penelitian ini bertujuan untuk kotak–kotak 0,5 cm, dimasukkan dalam tabung
mengeksplorasi bakteri endofit sebagai agens reaksi yang berisi air steril dan dikocok
pengendalian hayati terhadap penyakit darah

580
menggunakan vorteks hingga air berubah bila terbentuk gejala nekrotik pada jaringan
menjadi keruh, kemudian diambil dengan daun sedangkan jaringan daun yang tidak
menggunakan jarum ose steril sampai terambil mengalami perubahan dinyatakan bereaksi
gelembung air yang diperkirakan mengandung negatif (-).
massa bakteri. Selanjutnya digoreskan Uji gram (KOH).Isolat bakteri endofit
padamedia CPGdengan teknik zig-zag dan diletakkan diatas gelas objek yang telah
diinkubasi selama 3 hari. Koloni bakteri yang diberi 1-2 tetes larutan KOH 3% dengan
menunjukkan karakter morfologi dari BDB menggunakan lup inokulasi (BKP, 2008).
dimurnikan dan dilakukan uji gram Bakteri antagonis dicampur dengan KOH
(berdasarkan reaksi KOH) dan uji reaksi 3% hingga merata.Reaksi gram negatif (-)
hipersensitive. ditunjukkan dengan adanya lendir yang ikut
Uji Kemampuan Penghambatan Isolat terangkat pada lup inokulasi.
Bakteri Endofit Terhadap BDB Secara Uji Kemampuan Penghambatan Bakteri
In-Vitro.Pengujian dilakukan pada masing- Endofit Terhadap BDB. Pertumbuhan koloni
masing isolat bakteri endofityang dibiakkan bakteri endofit dan bakteri penyebab penyakit
padamedia King’s B selama 48 jam, kemudian darah (BDB) diamati setiap hari setelah
disuspensikan dalam 10 ml akuades steril dan pemberian calon antagonis.Kemudian diukur
dihitung populasinya sehingga mencapai zona hambatan antara bakteri endofit dan
108-109 cfu/ml, sedangkan BDBdibiakkan jari-jari koloni BDB. Pengukuran dilakukan
pada media CPG selama 76 jam, kemudian terhadap jari-jari koloni BDByang menjauhi
disuspensikan dalam 10 ml akuades steril agens antagonis (P1) dan jari-jari koloni patogen
dan dihitung populasinya sehingga mencapai BDByang mendekati agens antagonis (P2)
108-109 cfu/ml. Setiap cawan yang berisi media (Nawangsih et al.,2005). Dari data tersebut
King’s B dibuat 2 sumuran secara berdampingan dapat dihitung persentase penghambatan,
dengan diameter 5 mm, sebanyak 7,5 μl menggunakan rumus berikut:
bakteri endofit dan BDB diinokulasi masing- 𝑃1−𝑃2
masing kedalam sumuran dan diletakkan 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛: 𝑃1 x 100%
secara berdampingan dengan suspensi BDB. P1 :Jari-jari koloni BDB
P2
Pengamatan dilakukan terhadap reaksi yang kearah menjauhi
penghambatan dari bakteri endofit terhadap dari bakteri antagonis.
P1
BDB.
Variabel Pengamatan P2: Jari-jari koloniBDByang kearah
mendekati dari bakteri antagonis
Morfologi Koloni Bakteri Endofit. Pengamatan
: Blood Disease Bacterium (BDB)
tipe morfologi koloni bakteri endofit meliputi
bentuk, tepi, elevasi, warna dan pertumbuhan : Bakteri endofit
jumlah koloni bakteri yang tumbuh (Habazar Analisis Data.Persentase pertumbuhan koloni
& Rivai 2004). Kemudian jumlah koloni bakteri BDBoleh bakteri endofit BEA1 dan BEA2,
yang tumbuh dihitung berdasarkan formula dibandingkan dan dianalisis dengan
Fardiaz (1992) sebagai berikut: menggunakanUji-t (t-test).Menurut Walpole
Estimasi jumlah sel (2009) dengan persamaan:
1 cfu
= Jumlah koloni X ( ) X1 - X2 − 𝑑𝑜
Faktor pengenceran ml t- test =
1 1
Uji Hipersensitive.Suspensi bakteri 𝑆𝑝 n + n
1 2
diinjeksike jaringan daun tembakau hingga
membasahi ruang antar sel(Klement dalam n1 - 1 s12 + (n2 - 1)s22
2
Trinayanti, 2012).Pengamatan dilakukan Sp =
n1 + n2 - 2
setelah 48 jam.Reaksi dinyatakan positif (+)

581
𝑛 Isolasi Bakteri Endofit Dari Akar Tanaman
S12 = 1 (Xi − X1 )2 Pisang.Dari hasil pengamatan beberapa
n-1 koloni bakteri endofit yang tumbuh pada
𝑖=1
media King’s B dengan kerapatan populasi
𝑛 bakteri 5,8 x 105 cfu/g (Tabel 1) di pilih 2
S22 = 1 (Xi − X2 )2 isolat bakteri endofit yang berbeda berdasarkan
n-1 ciri morfologi yang akan digunakan pada
𝑖=1
Keterangan: pengujian selanjutnya. Kedua isolat bakteri yang
X1 = Rata-rata sampel 1 dipilih adalah BEA1 dan BEA2 (Gambar 2).
X2 = Rata-rata sampel 2 Tabel 1. Kerapatan Populasi Bakteri Endofit
S12= Varians sampel 1 Dari Akar Tanaman Pisang
S22= Varians sampel 2
n1 = Jumlah sampel 1 Inkubasi Isolat
Jumlah
n2 = Jumlah sampel 2 Suhu Lama Bakteri
Koloni/Gram
Sp2=Sumber keragaman (oC) Waktu Akar Endofit

HASIL DAN PEMBAHASAN 30 24 jam 5,8 x 105


2
Isolasi dan Pembuatan Biakan Murni
BDB.Berdasarkan hasil isolasi pada buah
pisang yang terserang BDB, didapatkan koloni–
koloni isolat BDB (Gambar 1), diantaranya
koloni tumbuh lambat membutuhkan waktu a b
4 hari untuk tumbuh pada media (CPG),
berbentuk bulat dengan ukuran kecil-kecil, Gambar 2. Morfologi Koloni Isolat Bakteri
berdiameter (2-3 mm), berwarna putih susu, Endofit BEA1 (a) dan Bakteri Endofit
cembung, agak lengket berbentuk bulat dan BEA2 (b).
bersifat gram negatif berdasarkan uji reaksi
KOH. Hasil pengamatan koloni bakteri
endofit terlihat bahwa kedua koloni isolat
bakteri memiliki perbedaan ciri morfologi
yaitu pada koloni isolat bakteri BEA1, warna
koloni putih bening, elevasi cembung, tepian
utuh, bentuk koloni bakteri bulat dan kurang
berbau sedangkan ciri morfologi koloni isolat
bakteri BEA2, warna koloni putih susu, elevasi
Gambar 1. Morfologi Koloni BDB yang cembung, tepian tidak beraturan, bentuk koloni
Diinkubasi Selama 76 Jam. bulat dan berbau fermentatif (Tabel 2).

Tabel 2. Karakteristik Koloni Isolat Bakteri Endofit


Ciri Koloni
Isolat
Bakteri Warna Elevasi Tepian Bentuk Bau

BEA1 Putih Cembung Utuh Bulat Kurang Berbau


bening
Putih Tidak Berbau
BEA2 Cembung Bulat
susu Beraturan Fermentatif
BEA1: Isolat bakteri endofit 1 582
BEA2: Isolat bakteri endofit 2
Hasil pengamatan karakteristik bakteri
2 Hsi 4 Hsi 6 Hsi
endofit pada uji gram KOH 3% pada isolat
bakteri BEA1 bereaksi gram positif (+) dan Hsi
isolat bakteri BEA2 menunjukkan reaksi gram
negatif (-). Sedangkan karakteristik kedua
isolat bakteri endofit yaitu BEA1 dan BEA2 BEA2 BDB BEA2 BDB BEA2 BDB
pada uji hipersensitive yang di injeksi pada
daun tanaman tembakau keduanya menunjukkan
reaksi negatif (-) (Tabel 3).
Tabel 3. Karakteristik Bakteri Endofit Pada
Uji Gram (KOH 3%) dan Uji BEA2 BDB BEA2 BDB BEA2 BDB
Hipersensitive
BEA2
8 Hsi 10 Hsi 12 Hsi
Isolat Uji Gram
Uji Hipersensitive Hsi
Bakteri (KOH 3%)
Gambar 4.Uji antagonisme Bakteri Endofit
BEA1 + -
BEA2 Terhadap BDB Secara In-Vitro Pada
BEA2 - -
Media King’s B.
Uji Kemampuan Penghambatan In-Vitro Hasil pengamatan uji antagonisme
Bakteri Endofit Terhadap BDB. Kemampuan ke-2 isolat bakteri endofit terhadap BDB secara
bakteri endofit dalam menghambat BDB di in-vitro, pada pengamatan hari ke-2 hingga
uji secara in-vitro menggunakan media King’s hari ke-12 (Gambar 3 & 4) daya hambat
B. Mekanisme penghambatan terjadi secara bakteri endofit terhadap BDB terus meningkat
antibiosis, dengan terlihat adanya zona namun terdapat perbedaan kemampuan
penghambatan pertumbuhan bagi BDB dan penghambatan antara isolat bakteri BEA1
bakteri endofityang tumbuh kearah BDB, dan BEA2 yang ditunjukkan dengan terbentuknya
mampu menekan pertumbuhan koloni BDB. zona hambat yang semakin meluas antara
Pengamatan antagonis dilakukan sejak hari isolat bakteri endofit terhadap BDB.
ke 2 setelah inkubasi sampai hari ke- 12. Isolat bakteri endofit pada hari ke-2
secara berurutan hingga hari ke-12 yaitu BEA1
memiliki persentase daya hambat sebesar
2 Hsi 4 Hsi 6 Hsi 13%, 15%, 18%, 20%, 25%, 33% sedangkan
Hsi isolat bakteri endofit BEA2 (b) memiliki
persentase daya hambat 8%, 9%, 11%, 13%,
15%, 16% (Gambar 5).
Persentase Penghambatan BDB (%)

BEA1 BDB 35 33
BEA1 BDB BEA1 BDB
30 25
25 20 Isolat A
18
20 13 15 Isolat B
15
10 15 16
11 13
5 9
BEA1 BDB BEA1 BDB BEA1 BDB 8
0
8 Hsi 10 Hsi Gambar 5.Persentase
2 4 6 Penghambatan
8 10 12 Bakteri
12 Hsi
Terhadap Pertumbuhan BDB
Pengamatan Hari Ke- SecaraIn-
Hsi
Vitro.
Hasil analisis menggunakan Uji-t
Gambar 3.Uji antagonisme Bakteri Endofit menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
BEA1 Terhadap BDB Secara In-Vitro Pada antar isolat BEA1 sebesar 20,7% dan isolat
Media King’s B.
583
BEA2 12% terhadap persentase penghambatan yang tidak kompatibel disertai kematian sel
pertumbuhan BDB. yang cepat pada jaringan di daerah yang
disuntikkan suspensi bakteri sehingga keberadaannya
Pembahasan
tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Hasil pengamatan karakter koloni inang.
isolat BDB(Gambar 1), sesuai dengan yang Hasil pengamatan uji antagonisme
dilaporkan oleh Eden-Green & Sastraatmadja secara in vitro, pada kedua isolat bakteri
(1990); Supriadi (1999) yaitu koloni BDB endofit BEA1 dan BEA2 terhadap patogen
tumbuh lambat, berbentuk bulat dengan menunjukkan bahwa, BDB memiliki kemampuan
ukurankecil-kecil (0.5–3 mm), non fluidal, daya hambat yang berbeda yaitu koloni isolat
dan agak lengket. Hasil yang didapatkan bakteri BEA1 memiliki kemampuan daya
mengindikasikan bahwa bakteri yang di hambat yang lebih efektif dibandingkan dengan
isolasi dari contoh tanaman pisang di koloni isolat bakteri BEA2 terhadap patogen
Kabupaten Sigi adalah penyebab penyakit BDB (Gambar 3&4), hal ini disebabkan karena
darah. isolatbakteri endofit yang diuji berbeda, sehingga
Isolasi bakteri endofit dari akar kekuatan aktivitas penghambatan dari bakteri
tanaman pisang sehat yang ditumbuhkan pada endofit yang berbeda akan menghasilkan
media King’s B didapatkan kerapatan populasi penghambatan dan aktivitas komponen metabolit
5,8x 105 cfu/g (Tabel 1).Kerapatan populasi yang berbeda. Baker & Cook (1974) melaporkan
bakteri endofit pada akar adalah 105, batang 104, strain bakteri yang berbeda akan menghasilkan
dan daun sekitar 103 cfu/g (Hallmann et al. 1997). senyawa metabolit yang berbeda sehingga
Hasil pengamatan beberapa koloni pengaruh yang ditimbulkan juga berbeda.
bakteri endofit`yang tumbuh pada media Hasil uji t menunjukkan bahwa
King’s B, didapatkan 2 koloni isolat bakteri isolatbakteri endofit BEA1 20,7% terdapat
yang berbeda berdasarkan ciri morfologinya perbedaan yang nyata dengan isolat bakteri
(warna, elevasi, tepian, bentuk dan bau) endofit BEA2 12% terhadap patogen BDB,
yaitukoloni bakteri endofit BEA1 dan BEA2 terjadinya perbedaan hasil persentase
(Tabel 2 & Gambar 3). Pada hasil pengujian penghambatan dapat disebabkan oleh adanya
KOH 3%, isolat bakteri BEA1 bersifat gram kebutuhan nutrisi, kemampuan dalam
positif (+) sedangkan BEA2 bersifat gram berkompetisi, antibiosis dan parasitisme
negatif (-) (Tabel 3). Trivedi et al., (2010) terhadap patogen. Mikroba dapat menekan
menyebutkan bahwa sifat bakteri gram perkembangan patogen atau penyakit dengan
positif memiliki jumlah peptidoglikan yang mekanisme kompetisi terhadap nutrisi atau
jauh lebih besar di dalam dinding sel dari ruang (bersaing untuk mendapatkan makanan
pada bakteri gram negatif. Dinding sel atau tempat), antibiosis (memproduksi
bakteri ini terdiri dari sekitar 40–80% antibiosis), dan parasitisme (berperan sebagai
peptidoglikan dari berat kering dinding sel. parasit) (Mukerji & Garg, 1988).
Pada umumnya dinding sel bakteri gram Hasil penelitian menunjukkan bahwa
negatif lebih tipis dari pada bakteri Gram isolat bakteri endofit BEA1 memiliki senyawa
positif. antibiotik yang mampu menekan patogen
Hasil pengujian reaksi hipersensitive BDB ditandai dengan adanya zona bening
pada daun tembakau, isolat bakteri endofit BEA1 atau zona hambat sebagai reaksi penghambatan
dan BEA2 menunjukkan reaksi hipersensitive terhadap BDB sedangkan BEA2 memiliki
negatif pada daun tembakau ditandai dengan senyawa antibiotik namun tidak menekan
tidak adanya gejala nekrotik pada daun tembakau patogen BDB dan hanya merupakan bakteri
(Tabel 3). Klement dalam Trinayanti (2012), endofit yang bersifat netral (tidak ada efek
menyebutkan bahwa respon hipersensitive terhadap patogen). Bacon & Hinton (2007)
diartikan sebagai reaksi pertahanan yang melaporkan interaksi antara tanaman inang
cepat dari tanaman menghadapi patogen dan bakteri endofit dapat bersifat netralisme

584
(tidak ada efek terhadap tanaman inang), Badan Karantina Pertanian (BKP), 2008. Pedoman
mutualisme (menguntungkan terhadap tanaman Diagnosis Optik Golongan Bakteri.Badan
Karantina Pertanian Jakarta.
inang dan bakteri endofit), atau komensalisme Baker KF &RJ.Cook, 1974.Biological Control of
(menguntungkan terhadap tanaman inang atau Pathogen. San Fransisco: WH Freeman and
bakteri endofit). Harni & Ibrahim (2011) Company. 433p.
menyebutkan bakteri endofit mengkolonisasi
jaringan dalam tanaman sehingga menstimulasi Eden-Green SJ, H. Sasraatmadja, 1990.Blood diseasein
Indonesia.FAO Plant Protection (Bulletin)
tanaman untuk meningkatkan produksi senyawa 38:49-50.
metabolit yang berperan dalam ketahanan
tanaman, diantaranya enzim peroksidase, Edy, N., J. Panggeso, Baharuddin, 2009. Karakterisasi
peningkatan aktifitas kitinase, β-1,3 glucanase, Morfologi, Patogenesitas, dan Biokimia
fitoaleksin. Enzim peroksidase dibutuhkan oleh Bakteri Penyebab Penyakit Darah di
Lembah Palu. J. Agrisains 9(2): 47-50.
tanaman untuk menghasilkan senyawa-senyawa
pertahanan tanaman seperti lignin, kitin, dan Fardiaz, D. 1992. Mikrobiologi pangan 1. Jakarta.
beberapa senyawa penyusun dinding sel. Gramedia Pustaka Utama.

KESIMPULAN DAN SARAN Fegan, M. & P. Prior. 2005. How complex is the
Ralstonia solanacearum spesies complex.
In: Bacterial wilt disease and the Ralstonia
Kesimpulan Solanacearum species complex. American
Phytopath Society Press, Minnesota. 449-461.
Bakteri endofit yang berhasil
diisolasidari akar tanaman pisang memiliki Habazar T, F. Rivai, 2004. Bakteri Patogenik
kerapatan populasi 5,8 x 105 yaitu koloni Tumbuhan. Andalas University Press. Padang.
isolat bakteri BEA1 dan BEA2. Koloni
Hadiwiyono, 2010. Penyakit darah pada tanaman
isolat bakteri endofit BEA1 memiliki pisang: Infeksi dan keanekaragaman genetika
kemampuan daya hambat yang lebih efektif pathogen. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
dibandingkan koloni isolat BEA2 dalam
menekan perkembangan patogen BDB Hallmannn J, Quadt-Hallmannn A, Mahaffee WF,
secara in-vitro dan memiliki perbedaan yang Kloepper JW. 1997. Bacterial endophytes
in agricultural crops. Can J Microbiol 43:
nyata dengan rata-rata persentase penghambatan 895-914.
koloni isolat BEA1 20,7% dan koloni isolat
BEA2 12 % dalam menekan perkembangan Hanudin, Tjahjono B, Sugiharso. 1993. Uji resistens
patogen BDB pada taraf uji t. 1 varietas pisang terhadap bakteri layu.
JHortikultur 3: 37-42.
Saran
Harni.R.,& M.S.D.Ibrahim. 2011. Potensi Bakteri
Perludiidentifikasi lebih lanjut jenis Endofit Menginduksi Ketahanan Tanaman
bakteri endofit yang dapat mengendalikan Lada Terhadap Infeksi Meloidogyne incognita.
Penyakit Darah pada Tanaman Pisang Blood Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan
Disease Bacterium (BDB) yang berada di Aneka Tanaman Industri. J Littri 17 : 118 – 123.
Provinsi Sulawesi Tengah dan pengujian
Lamb TG, Tonkyn DW, Klueffel DA. 1996.
bakteri endofit terhadap tanaman.
Movement of Pseudomonas aureofaciens
from the rhizosfere to aerial plant tissue.
DAFTAR PUSTAKA Can J Microbiol. 42: 1112-1120.

Bacon CW &DM. Hinton, 2007. Bacterial endophytes: Mukerji, KG & KL Garg. 1988. Biocontrol of Plant
The endophitic niche, its occupants, and its Disease. Volume 1. CRC Press, Florida. 159 p.
utility. In: Gnanamanicham SS. Gnanamanicham
(ed). Plant-Associated Bacteria.Springer, Nawangsih AA, Kanehashi K, Tjahjono B, Sinaga
Berlin.p.155-194. MS Suwanto A, Wattimena GA, Negishi H,
Suyama K. 2005. Biological control of
tomato bacterial wilt, Ralstonia solanacearum,
by Bacillus sp. L32.J ISSAAS 2:91-102.

585
Trivedi.P.C., S.Pandey, & S. Bhadauria, 2010. Text
Supriadi.1999. Karakterisasi kultur dan patogenesitas Book Of Microbiology. Aavishkar Publishers.
isolat Pseudomonas celebensis penyebab India.
penyakit darah pada tanaman pisang. J Walpole, R. E., 2009. Pengantar Statistika Edisi Ke-
Hortikultura 9 (2) : 129-136. 3. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

_______, 2005. Present status of blood disease in Zinniel, Denise K., Lambrecht, Pat., Harris, N. Beth.,
Indonesia. Di dalam: Allen C, Prior P, Feng, Zhengyu., Kuczmarski, Daniel., Higley,
Hayward AC. Editor. Bacterial wilt disease Phyllis., Ishimaru, Carol A., Arunakumari,
and theRalstonia solanacearumspecies complex. Alahari., Barletta, Raúl G., dan Vidaver1, Anne
Minnesota: APS Press. hlm. 395-404. K. 2002. Isolation andCharacterization of
Endophytic Colonizing Bacteria from
Trinayanti.T. 2012.Keanekaragaman dan Potensi AgronomicCrops and Prairie Plants.Appl
Antimikroba Pada Bakteri Endofit And Environ Microbiol 68 (5): 2198-2208.
RizosferAgeratum Conyzoides L.Universitas
Pendidikan Indonesia.

586

You might also like