Professional Documents
Culture Documents
4016 11324 1 SM PDF
4016 11324 1 SM PDF
ABSTRACT
Introduction: The rate of maternal mortality in Indonesia according to 2002–2003 Indonesian
Demographic and Health Survey (IDHS) was 307 per 100,000 live births. The direct causes of
maternal deaths, among others, are prolonged labor, hemorrhage, infection, and preeclampsia.
Referral system includes referring responsibility to better facilitated healthcare sites to obtain more
adequate services. However, maternal referral process in Banjar District still faces some problems
such as referral health providers with inadequate skills of handling emergency cases, insufficient
means of transportation, and no referral letter or partograph. Usually, when referred, the pregnant
woman is only accompanied by her family so that she is brought to the referral site without being
equipped with infusion. The objective of the study was to evaluate the parameter of maternal delivery
referral in Ratu Zalekha Martapura District Hospital. Method: This study used observational study
with a cross-sectional study design using quantitative and qualitative approaches. Samples were 107
delivering women referred to hospitals selected with non probability sampling. Data were analyzed
with Chi-square (χ2) and logistic regression test. Result: Quality maternal referral process resulted
in healthy women 78.8%. Post delivery women's health was greater in quality maternal referral
process (RP = 2.1; 95% CI = 1.28–3.52). Normal delivery had an opportunity towards post delivery
women's health (RP = 1.6; 95% CI = 1.13–2.20). In addition, time needed to reach the referral
sites and referral birth attendants were significantly associated with maternal referral process (p =
0.002 and p = 0.002). Meanwhile, women's condition when referred was insignificant statistically.
Discussion: Quality maternal referral process could likely improve post delivery women's health.
Normal delivery affected the women's health condition.
161
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 161–169
Depkes (2006), penyebab kematian maternal di cara persalinan. Lokasi RSUD Ratu Zalecha
Indonesia adalah perdarahan (42%), eklampsia Martapura Kabupaten Banjar Propinsi
(13%), komplikasi abortus (11%), infeksi (10%) Kalimantan Selatan. Waktu penelitian selama
dan persalinan lama (9%). 3 bulan yaitu dari Juni 2008 sampai dengan
Sistem rujukan maternal dapat berjalan, Agustus 2008.
dibutuhkan penyusunan strategi rujukan Populasi semua ibu yang melahirkan di
sesuai dengan sistem kesehatan yang berlaku RSUD Ratu Zalekha Martapura. Sampel ibu
dengan kondisi masyarakat setempat. Rujukan bersalin yang dirujuk dengan alasan obstetri.
ke rumah sakit dilaksanakan karena adanya Kriteria inklusi ibu bersalin yang dirujuk
komplikasi obstetri seperti perdarahan, alasan obstetri. Kriteria eksklusi Ibu bersalin
persalinan macet dan hipertensi. Jumlah kehamilan kembar, Ibu bersalin dengan infeksi
kematian yang terjadi pada ibu dirujuk non intrauterine seperti malaria, hepatitis,
karena jarak tempat tinggal ke rumah sakit tipes dan penyakit infeksi lainnya.
> 5 km (30%). Sedangkan jumlah ibu yang Penga mbila n sa mpel pur posive
dirujuk kemudian dilakukan persalinan sectio sampling. Besar sampel 107 orang. Sumber
caesarea sebanyak (50,9%), yang dilakukan data primer mengisi kuisioner dengan
laparatomi (4,8%), dan yang mendapatkan wawancara responden, indepth interview 2
tranfusi darah secara darurat (44%). bidan pengirim, 2 bidan rumah sakit. Data
Penelitian Macintyre dan Hotchkiss sekunder buku registrasi ruangan bersalin.
(1999), mengatakan bahwa masalah dalam Analisis Rasio Prevalensi (RP) dan Confidence
proses rujukan meliputi mutu pelayanan yang Interval 95% melihat prevalensi morbiditas ibu
kurang baik, ketersediaan tenaga terampil terhadap proses rujukan ibu bersalin. Analisis
yang rendah, tidak cukupnya suplai obat- hubungan antara variabel bebas dan variabel
obatan, peralatan medis untuk diagnosa, dan terikat serta variabel luar juga dilakukan
peralatan komunikasi serta transportasi yang analisis hubungan antara variabel luar dan
kurang memadai. variabel bebas.
Tabel 1. Distribusi parameter ibu bersalin dirujuk ke RSUD Ratu Zalekha di Kota Martapura
(N = 107)
Komplikasi persalinan Frekuensi %
1. Perdarahan 3 2,8
2. Pre/eklampsi 5 4,7
3. Infeksi 6 5,6
4. Ketuban pecah dini 23 21,5
5. Partus lama 42 39,5
6. Hipertensi 8 7,5
7. Anemia 9 8,4
8. Nyeri perut hebat 3 2,8
9. Serotinus (hamil > 42 minggu) 8 7,5
162
Parameter Rujukan Ibu Bersalin (Zubaidah, dkk.)
keadaan janin serta keselamatan ibu. Tingkat penghasilan, ibu tidak mempunyai biaya untuk
pendidikan ibu mayoritas adalah SLTP, hal memeriksakan kehamilannya secara rutin,
ini akan mempengaruhi pengetahuan ibu tidak terpantaunya resiko yang terjadi pada
tentang kehamilan dan resiko yang terjadi saat kehamilan dan persalinan. Proses rujukan
selama kehamilan dan selama persalinan. Ibu sesuai dengan prinsip dasar rujukan sehingga
tidak bekerja artinya ibu tidak mempunyai ibu mendapatkan penanganan yang optimal
163
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 161–169
Tabel 4. Analisis chi square proses rujukan ibu bersalin, kondisi ibu, waktu tempuh, kompetensi
tenaga kesehatan pendamping dengan morbiditas ibu
Morbiditas ibu Hasil
Variabel sehat sakit
χ2 P RP CI 95%
n (%) n (%)
Proses rujukan ibu bersalin
- Berkualitas 63 (78,8) 17 (21,2) 16,2 0,000* 2,1 1,28–3,52
- Tidak berkualitas 10 (37,0) 17 (63,0)
Kondisi ibu saat dirujuk
- Sadar 70 (69,3) 31 (30,7) 0,9 0,379** 1,4 0,61–3,11
- Tidak sadar 3 (50,0) 3 (50,0)
Waktu tempuh ke fasilitas rujukan
- Mudah diakses 68 (70,1) 29 (29,9) 1,6 0,283** 1,4 0,74–2,64
- Sulit diakses 5 (50,0) 5 (50,0)
Kompetensi nakes pendamping rujukan
- Terlatih 67 (70,5) 28 (29,5) 2,1 0,190** 1,4 0,78–2,52
- Tidak terlatih 6 (50,0) 6 (50,0)
Keterangan: *signifikan (p < 0,05), **analisis fisher exact test
164
Parameter Rujukan Ibu Bersalin (Zubaidah, dkk.)
Tabel 5. Analisis chi square tabulasi silang kondisi ibu, waktu tempuh, kompetensi tenaga kesehatan
pendamping, cara persalinan dengan proses rujukan ibu bersalin
Proses Rujukan Ibu Bersalin Hasil
Variabel berkualitas Tidak berkualitas
χ2 P
n (%) n (%)
Kondisi ibu saat dirujuk
- Sadar 77 (76,2) 24 (23,8) 2,6 0,167+
- Tidak sadar 3 (50,0) 3 (50,0)
Waktu tempuh ke fasilitas rujukan
- Mudah diakses 77 (79,4) 20 (20,6) 11,7 0,002*+
- Sulit diakses 3 (30,0) 7 (70,0)
Kompetensi nakes pendamping rujukan
- Terlatih 76 (80,0) 19 (20,0) 12,3 0,002*+
- Tidak terlatih 4 (33,3) 8 (66,7)
Cara persalinan
- Persalinan normal 47 (70,2) 20 (29,8) 2,0 0,155
- Persalinan caesar 33 (82,5) 7 (17,5)
Keterangan: *signifikan (p < 0,05), + fisher exact test
proses rujukan ibu bersalin yang berkualitas berhubungan secara bermakna dengan proses
sebanyak 63(78,8%), sedangkan prevalensi rujukan ibu bersalin dengan p = 0,002 yang
ibu sehat pada proses rujukan yang tidak berarti bahwa waktu tempuh ke fasilitas
berkualitas sebanyak 10 (37,0%). rujukan dapat menjadikan proses rujukan
Secara statistik proses rujukan ibu ibu bersalin berkualitas. Hubungan yang
bersalin mempunyai hubungan yang bermakna bermakna terhadap proses rujukan ibu bersalin
dengan morbiditas ibu dengan p = 0,000 dan juga ditunjukkan oleh variabel kompetensi
(RP = 2,1; 95% CI = 1,28–3,52). tenaga kesehatan pendamping rujukan dengan
Hal ini berarti prevalensi ibu sehat pada p = 0,002, yang berarti kompetensi nakes
proses rujukan ibu bersalin berkualitas 2,1 pendamping dapat menjadikan proses rujukan
kali lebih besar dibandingkan prevalensi ibu ibu bersalin berkualitas. Sedangkan variabel
sehat pada proses rujukan ibu bersalin tidak kondisi ibu saat dirujuk dan cara persalinan
berkualitas. secara statistik tidak menunjukkan hubungan
Variabel luar yang mempunyai hubungan bermakna tetapi secara praktis menunjukkan
bermakna dengan morbiditas ibu adalah hubungan yang bermakna.
cara persalinan dengan nilai p = 0,000 dan Model 1 dibuat untuk melihat hubungan
(RP = 1,6; 95% CI = 1,13–2,20). Hal ini berarti antara variabel bebas proses rujukan ibu
prevalensi ibu sehat pada persalinan normal bersalin terhadap variabel terikat morbiditas
1,5 kali lebih besar dibandingkan prevalensi ibu. Hasil analisis menunjukkan adanya
ibu sehat pada persalinan caesar. Sedangkan hubungan yang bermakna antara kedua
variabel kondisi ibu saat dirujuk, waktu variabel tersebut dengan RP = 2,1 dan
tempuh ke fasilitas rujukan dan kompetensi CI = 95% (1,28–3,52). Hal ini menunjukkan
tenaga kesehatan pendamping rujukan secara prevalensi morbiditas ibu sehat pada rujukan
praktis mempunyai hubungan secara bermakna berkualitas 2,1 kali lebih besar dari pada
terhadap morbiditas ibu. rujukan tidak berkualitas. Jika dilihat dari nilai
Tabel 5 memperlihatkan bahwa R 2 pada model 1 diperkirakan proses rujukan
variabel luar yang berhubungan secara berkualitas memberikan kontribusi sebesar
bermakna dengan proses rujukan ibu bersalin 2,9% menjadikan ibu sehat pasca persalinan
adalah variabel waktu tempuh ke fasilitas sedangkan 97,1% karena faktor lain.
rujukan dan kompetensi nakes pendamping Selanjutnya pada model 2 dibuat
rujukan. Waktu tempuh ke fasilitas rujukan untuk melihat hubungan proses rujukan
165
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 161–169
Tabel 6. Analisis model binomial regresi antara morbiditas ibu dengan proses rujukan ibu bersalin,
waktu tempuh, kompetensi tenaga kesehatan pendamping dan cara persalinan
Model 1 Model 2 Model 3
Variabel
RP (95% CI) RP (95% CI) RP (95% CI)
Proses rujukan ibu bersalin
- Berkualitas 2,1 (1,28–3,52) 2,2 (1,33–3,46) 2,2 (1,32–3,55)
- Tidak berkualitas 1 1 1
Waktu tempuh ke fasilitas rujukan
- Mudah diakses 1,2 (0,66–2,28)
- Sulit diakses 1
Kompetensi nakes pengirim rujukan
- Terlatih 0,9 (0,83–0,98)
- Tidak terlatih 1
Cara persalinan
- Persalinan normal 1,6 (1,18–2,16) 1,6 (1,20–2,18)
- Persalinan sesar 1 1
Deviance 118,35 104,26 102,72
R2 0,029 0,051 0,051
n 107 107 107
ibu bersalin dengan morbiditas ibu dengan nakes pengirim rujukan yang mempunyai
mempertimbangkan variabel cara persalinan hubungan bermakna dengan proses rujukan ibu
dengan alasan cara persalinan mempunyai bersalin pada analisis bivariabel. Hasil analisis
hubungan yang bermakna dengan morbiditas menunjukkan variabel yang mempunyai
ibu pada analisis bivariabel. Hasil analisis hubungan dengan morbiditas ibu adalah
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang proses rujukan ibu bersalin dengan RP = 2,2
bermakna antara proses rujukan ibu bersalin dan CI = 95% (1,32–3,55), dan variabel cara
terhadap morbiditas ibu dengan RP = 2,2 dan CI persalinan mempunyai hubungan bermakna
95% (1,33–3,46). Cara persalinan mempunyai dengan RP = 1,6 dan CI = 95% (1,20–2,18)
hubungan bermakna dengan morbiditas ibu sedangkan variabel lainnya tidak mempunyai
RP = 1,6 dan CI 95% (1,18–2,16). Setelah hubungan yang bermakna secara statistik.
memasukkan variabel cara persalinan tidak Prediksi morbiditas ibu sehat pada model 3
terdapat perubahan RP yang berarti tetapi cara variabel memberikan kontribusi sebesar 5,1%
persalinan mempunyai kontribusi pada proses di sebabkan proses rujukan ibu bersalin dan
rujukan ibu bersalin sebesar 2,2%. Dilihat dari cara persalinan sedangkan 94,9% disebabkan
nilai R 2 pada model 2 diperkirakan proses oleh faktor lain.
rujukan ibu bersalin dan cara persalinan Analisis dari ketiga model di atas, dapat
memberikan kontribusi sebesar 5,1% pada diketahui bahwa model yang baik adalah model
morbiditas ibu sehat pasca persalinan 94,9% 2. Model 2 dipilih dengan alasan variabel
karena faktor lain. Sedangkan waktu tempuh mempunyai hubungan bermakna dengan
ke fasilitas rujukan dan kompetensi tidak morbiditas ibu sehat, adanya perubahan RP
memberi kontribusi pada morbiditas ibu. pada proses rujukan ibu bersalin terhadap
Model terakhir memasukkan variabel morbiditas ibu dari 2,1 menjadi 2,2. Variabel
cara persalinan bersama-sama dengan dua cara persalinan memberikan perubahan
variabel lain, yaitu variabel waktu tempuh deviance secara bermakna sebesar 2,2%
ke fasilitas rujukan dan kompetensi nakes terhadap morbiditas ibu. Secara statistik dan
pengirim rujukan, dengan alasan karena secara praktis ada hubungan bermakna pada
mempunyai hubungan bermakna dengan model 2, sehingga model 2 lebih baik. Melihat
proses rujukan ibu bersalin. Variabel waktu dari model 2 bahwa prevalensi ibu sehat pada
tempuh ke fasilitas rujukan dan kompetensi proses rujukan ibu bersalin berkualitas 2,2 kali
166
Parameter Rujukan Ibu Bersalin (Zubaidah, dkk.)
lebih besar dibandingkan proses prevalensi komplikasi karena anestesi, ibu tidak dapat
ibu sehat pada proses rujukan ibu bersalin beraktifitas segera setelah melahirkan.
tidak berkualitas. Proses rujukan ibu bersalin Hasil penelitian ini hampir sama dengan
berkualitas dan persalinan normal memberikan hasil penelitian Choudhry (2005) kualitas
kontribusi sebesar 5,1% pada ibu sehat pasca pelayanan kesehatan dapat memberikan
persalinan sedangkan 94,9% disebabkan oleh kepuasan pada klien bila kilen akan menjadi
faktor lainnya. sehat. Klien tidak puas bila dapat menyebabkan
kematian atau komplikasi bila penanganan
tidak berkualitas. Ruminjo (2003) mengatakan
PEMBAHASAN
bahwa pelayanan persalinan berkualitas
Proses rujukan ibu bersalin yang tinggi apabila mempunyai akses yang baik.
berkualitas mempunyai hubungan yang Pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas
bermakna dengan ibu sehat. Hasil uji variat merupakan hal yang penting. Ketersediaan
menunjukkan bahwa prevalensi ibu sehat pada obat-obatan dan kebijakan pelayanan
proses rujukan ibu bersalin berkualitas lebih persalinan merupakan hal yang mendukung
besar dibandingkan prevalensi ibu sehat pada di dalam pelayanan kesehatan. Kualitas
proses rujukan tidak berkualitas. Penelitian pelayanan dipengaruhi oleh beberapa faktor
ini menunjukkan bahwa proses rujukan ibu antara lain, struktur, proses dan hasil. Adapun
bersalin yang berkualitas akan membuat ibu yang termasuk dalam kategori struktur adalah
menjadi sehat pada pasca bersalin. Proses bangunan fisik, fasilitas pelayanan termasuk
rujukan ibu bersalin dikatakan berkualitas, perlengkapan dan peralatan, bentuk organisasi,
karena telah sesuai dengan prinsip dasar struktur pemerintahan, struktur organisasi dan
merujuk secara umum berdasarkan buku kualifikasi, serta biaya kesehatan. Sedangkan
acuan palayanan maternal dan neonatal. Empat yang termasuk dalam kategori proses adalah
hal yang mendasari dalam proses rujukan yang diagnosis, pengobatan, pembedahan dan
harus terpenuhi adalah stabilitasi penderita, konsultasi, rujukan, serta koordinasi yang
ketersediaan transportasi, pendampingan berkesinambungan. Kualitas pelayanan
oleh tenaga kesehatan dan disertainya surat rujukan meliputi juga adanya obat-obatan,
rujukan. ketersediaan transportasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan Variabel waktu tempuh ke fasilitas
bahwa institusi yang merujuk telah melakukan rujukan dan tenaga kesehatan pengirim
stabilisasi penderita dengan memberikan infus rujukan mempunyai hubungan yang bermakna
atau obat-obatan. Tersedianya transportasi atau secara praktis dan secara statistik. Hal ini
kendaraan untuk membawa ibu ke fasilitas menunjukkan bahwa waktu tempuh ke fasilitas
rujukan dengan tidak menunggu proses ijin rujukan dan nakes pengirim rujukan dapat
atau hal-hal yang akan memperlambat proses mempengaruhi proses rujukan ibu bersalin,
rujukan. Selama proses rujukan ibu didampingi terlihat pada Tabel 5. Waktu tempuh yang
oleh tenaga kesehatan, hal ini menunjukkan singkat yaitu kurang dari 60 menit sampai
ibu bersalin dalam pengawasan selama dalam ke rumah sakit akan menurunkan morbiditas
perjalanan. Disertainya surat rujukan pada ibu pasca persalinan, karena ibu segera
proses rujukan, untuk mempercepat ibu mendapat pertolongan yang optimal di tempat
bersalin mendapatkan pertolongan segera rujukan, hal ini membuat ibu menjadi sehat.
oleh tenaga kesehatan di fasilitas rujukan. Tenaga kesehatan yang terlatih merupakan
Variabel luar yang mempengaruhi morbiditas hal yang penting dalam proses rujukan,
ibu adalah variabel cara persalinan. Persalinan karena tenaga kesehatan yang terlatih dapat
normal dapat mempengaruhi morbiditas ibu menangani kegawadaruratan obstetri sesuai
menjadi setelah pasca persalinan dibandingkan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga
persalinan caesar. Persalinan normal akan selama diperjalanan ibu dapat diawasi dan
mengurangi akibat yang terjadi pada persalinan ditangani secara darurat. Tenaga kesehatan
caesar seperti infeksi karena adanya luka, yang terlatih dapat melakukan pertolongan
167
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 161–169
kegawadaruratan maternal, sehingga kondisi pascasalin. Kondisi ibu pada saat dirujuk
ibu sampai kefasilitas rujukan tetap dalam dalam keadaan tidak sadar ini akan beresiko
keadaan baik dan ibu bersalin mendapat ibu akan terjadinya kematian. Waktu tempuh
pertolongan secara optimal. ke fasilitas rujukan dan kompetensi nakes
Hasil penelitian Macintyre dan Hotchkiss pendamping rujukan pada proses rujukan ibu
(1999) menyebutkan bahwa transportasi bersalin berkualitas lebih besar.
mempengaruhi rujukan karena waktu tempuh Hasil penelitian Ronsmans et al. (2001)
menuju rumah sakit mempengaruhi kualitas menunjukkan bahwa strategi penempatan
rujukan. Faktor lain yang mempengaruhi bidan di desa, dapat menyelamatkan dari
rujukan meliputi faktor masyarakat yang kematian pasien dengan komplikasi obstetri.(8)
berkaitan dengan sistem kesehatan (community Sedangkan Jahn et al. (1998) mengungkapkan
factors health system) adalah meliputi jarak jarak antara rumah ibu hamil ke tempat
ke fasilitas, ketersediaan fasilitas, biaya pelayanan merupakan faktor determinan
transportasi, biaya konsultasi dan medis serta yang sangat penting dalam pemanfaatan
asuransi, kualitas pelayanan dan keterlibatan pelayanan rujukan obstetri. Hasil penelitiannya
masyarakat. Faktor masyarakat lainnya (other menemukan sekitar 58% pemanfaatan
community factors), antara lain ketersediaan perawatan obstetri bertempat tinggal dalam
transportasi, kendaraan/bahan bakar, norma radius 10 kilometer dari rumah sakit.
dan sikap masyarakat serta musim. Hamlin Pentingnya penolong persalinan yang terampil
(2004) menganggap bahwa keterlambatan ibu dalam menolong persalinan untuk mengurangi
bersalin untuk mencapai fasilitas pelayanan kematian ibu dan neonatal dan morbiditas ibu.
rujukan dapat disebabkan faktor jarak Tenaga kesehatan terampil dapat dibuktikan
antara tempat tinggal dengan lokasi rujukan. dengan sertifikasi tentang pelatihan kalakarya
Pelayanan rujukan ibu bersalin berkualitas dalam menangani komplikasi obstetri dan
tinggi apabila mempunyai akses yang baik emergensi neonatus.
atau mudah diakses. Ibu bersalin dirujuk Pelayanan primer seharusnya mampu
didampingi oleh bidan, disertai partograph, memberikan Pelayanan Obstetri Esensial
tersedianya transportasi dan kondisi umumnya Komprehensif (PONEK) (Depkes. RI,
baik mengurangi morbiditas ibu. Pasien 2006). Untuk meningkatkan kualitas petugas
dengan komplikasi obstetri yang tinggal di kesehatan perlu dilakukan pemberian
wilayah terpencil akan mengalami kesulitan pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN),
mengakses tempat rujukan bila rumah sakit Keterampilan Komunikasi Interpesonal dan
tempat pelayanan kegawadaruratan berada di Konseling (KIP/K), pelatihan Life Saving Skill
kota, bila jarak tempuh lebih dari 1 jam. (LSS) dan pelatihan manajemen pelayanan
Hasil analisis bivariabel hubungan obstetri dan neonatal emergensi komperhensif
antara variabel kondisi ibu bersalin saat bagi tim PONEK di rumah sakit yang terdiri
dirujuk, waktu tempuh kefasilitas rujukan, dari bidan, perawat, dan dokter dalam rangka
kompetensi nakes pendamping rujukan meningkatkan dan mengembangkan dengan
dan cara persalinan dengan proses rujukan sistem targetted performance contract.
ibu bersalin, menunjukkan bahwa terdapat Hasil wawancara mendalam proses
hubungan yang bermakna antara variabel rujukan ibu bersalin dikatakan berkualitas
waktu tempuh ke fasilitas rujukan dan karena pada pelaksanaan proses rujukan ibu
kompetensi nakes pendamping rujukan bersalin dengan komplikasi obstetri bidan
dengan proses rujukan ibu bersalin. Kondisi selalu melakukan stabilisasi penderita yaitu
ibu bersalin saat dirujuk dan cara persalinan dengan pemberian cairan infus intravena dan
tidak mempunyai hubungan yang signifikan obat-obatan. Transportasi yang diperlukan
dengan proses rujukan ibu bersalin. Walaupun untuk membawa ibu ke rumah sakit rujukan
tidak mempunyai hubungan signifikan diperoleh dengan cepat karena alat transportasi
secara statistik, tetapi kondisi ibu secara yang sering dipakai adalah kendaraan umum
biologis akan mempengaruhi kesehatan ibu atau mobil pribadi. Selama proses rujukan ibu
168
Parameter Rujukan Ibu Bersalin (Zubaidah, dkk.)
bersalin penderita selalu didampingi oleh nakes itu Puskesmas perlu melakukan kerja
dan bidan sudah mendapatkan pelatihan. Pada sama dengan perangkat desa, menjelaskan
saat merujuk selalu disertai surat rujukan yang pentingnya membentuk kesiapan masyarakat
menjelaskan tentang riwayat kesehatan ibu. dalam memberikan perhatian pada keluarga
Proses rujukan ibu bersalin dalam penelitian yang mempunyai ibu hamil. Keikutsertaan
ini merupakan rujukan ibu bersalin yang masyarakat dalam menyelamatkan jiwa ibu
berkualitas karena memenuhi empat hal yang bersalin.
harus dilakukan sesuai protap proses rujukan
ibu bersalin dengan komplikasi obstetri.
KEPUSTAKAAN
Chowdhury, R.I., Islam, M.A., Gulshan,
SIMPULAN DAN SARAN J., Chakraborty, N., 2007. Delivery
Simpulan Complication and Healthcare Seeking
Behavior: the Bangladesh Demographic
Ibu bersalin yang dirujuk yang terbanyak
Health Survey, 1999–2000, Health Soc
adalah dengan parameter partus lama, ketuban
Care Community, 15(3): 254–264.
pecah dini dan anemia. Sedangkan ibu bersalin Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
yang dirujuk dengan alasan perdarahan dan 2006. Pedoman Sistem Rujukan
nyeri perut hebat sedikit. Prevalensi ibu sehat Maternal dan Neonatal. Jakarta.
lebih besar pada proses rujukan ibu bersalin Hamlin, C., 2004. Preventing Fistula:
yang berkualitas dibandingkan prevalensi Transport's Role in Empowering
ibu sehat pada proses rujukan ibu bersalin Communities for Health in Ethiopia.
yang tidak berkualitas. Faktor luar yang Jahn, A., Kowalewski, M., Kimatta, S.S., 1998.
mempengaruhi proses rujukan ibu bersalin Obstetric Care in Southern Tanzania:
adalah waktu tempuh ke fasilitas rujukan dan Does it Reach Those in Need?. Trop
kompetensi tenaga keseahatan pendamping Med Int Health, 3(II): 926–932.
rujukan. Macintyre, K. dan Hotchkiss., 1999. RD
Refer ral Revisited: Com mu nit y
Saran Financing Schemes and Emergency
Transport in Rural Africa. Soc Sci Med,
Perlu terus diupayakan peningkatan 49: 1473–1487.
pengetahuan tenaga kesehatan (bidan, dokter, Ronsman, C., Endang, A., Gunawan, S.,
perawat) tentang prinsip dasar dalam merujuk Zazri, A., McDermot, J., Koblinsky,
ibu bersalin meliputi stabilisasi penderita, M., Marshall, T., 2001. Evaluation of
pendampingan, surat rujukan, dan tata cara Comprehensive Home-Based Midwifery
ketersediaan transportasi, serta penanganan Programme in South Kalimantan,
kegawadaruratan maternal dan neonatal. Untuk Indonesia. Trop Med Int Health, 6(10):
daerah dengan akses pelayanan rujukan yang 799–810.
sulit diusulkan untuk mempersiapan kesiagaan Ruminjo, J., Cordero, C., Beattie, K.J.,
warga masyarakat dalam ketersediaan sarana Wegner, M.N., 2003. Quality of Care
transportasi untuk secepatnya membawa ibu in Labor and Delivery: a Paradox in
bersalin ke rumah sakit sehingga memudahkan the Dominican Republic; Commentary,
Obstet Gynecol, 82: 115–119.
akses terhadap fasilitas rujukan. Di samping
169