You are on page 1of 9

Hubungan Paritas Dengan Kejadian Letak Sungsang Di RSUD

Bangkinang Tahun 2013

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN LETAK SUNGSANG DI RSUD


BANGKINANG TAHUN 2013

Fitri Apriyanti
Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia

ABSTRACT

According to the World Health Organization (WHO) in 2010 recorded maternal


mortality rate (MMR) 358 000 women die during childbirth are experiencing breech
(13%). Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia is 34 deaths per 1,000 live births.
The aim of research to determine the relationship of parity with events at hospitals
breech Bangkinang Year 2013. The location of the breech fetus is a state located aft
with head in fundus and buttocks are under the uterine cavity. Design research using
quantitative analytical cross-sectional design. The study population was all over the
maternal to fetal abnormalities layout as much as 55 cases. The sampling technique
using the total population by means of data collection sheet check list. Secondary data
is taken from the book in the annual summary of obstetrics. Data were analyzed using
univariate and bivariate analysis. From the univariate analysis showed that the risk of
breech based parity were 38 cases (69%), based on the parity is not at risk of 17 cases
(31%). Bivariate analysis using statistical test obtained p value = 0.00 <(0.05) with a
confidence level of 95%. So that Ho is rejected, there is a relationship between parity
and incidence of breech this confirms that the parity bersiko due to breech. With the
research is expected to the hospitals and health professionals can provide information
to pregnant women in order to conduct the examination, thus lowering the infant
mortality rate and maternal mortality rate.

Keywords : Parity, Location of breech


Bibliography : 16 (2004-2011)

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 38


PENDAHULUAN 100.000 kelahiran hidup ( WHO,
Pembagunan kesehatan 2010). Semakin tinggi Angka Kematian
dilaksanakan pada segala bidang. Ibu (AKI), maka semakin tinggi pula
Tujuan pambangunan kesehatan angka kematian bayi (AKB) Sekitar 4
menuju Indonesia sehat 2015 adalah juta pertahun bayi meninggal pada
meningkatnya kesadaran, kemauan dan bulan pertama kehidupan. Seperempat
kemampuan hidup sehat bagi setiap dari mereka meninggal dalam 24 jam
orang agar peningkatan derajat kehidupan dan 75% pada minggu
kesehatan masyarakat yang optimal pertama kehidupan ( depkes RI 2011).
melalui terciptanya masyarakat, bangsa Berdasarkan Survei Demografi
dan Negara Indonesia yang ditandai Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun
oleh penduduknya yang hidup dalam 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di
lingkungan dan dengan perilaku hidup Idonesia meningkat dari 228 per
sehat serta memiliki kemampuan untuk 100.000 kelahiran hidup dan tahun
menjangkau pelayanan dan fasilitas 2012 menjadi 359 per 100.000
kesehatan yang bermutu secara adil dan kelahiran hidup sedangkan pada tahun
merata diseluruh Wilayah Republik 2007 Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia dan dapat mewujudkan Indonesia sebesar 34 kematian per
bangsa yang mandiri maju dan 1.000 kelahiran hidup dan di Tahun
sejahtera ( Depkes RI, 2012). 2012 menjadi 32 per 1.000 kelahiran
Kematian maternal dan neonatal hidup.
merupakan masalah besar khususnya di Angka kematian bayi (AKB) di
negara yang sedang berkembang. Indonesia terjadi penurunan dari tahun
Sekitar 98-99% kematian maternal dan ketahun akan tetapi bila di bandingkan
perinatal terjadi di negara berkembang, dengan negara lain di Asia Tenggara
sedangkan dinegara maju hanya 1-2%. AKB masih di katakan cukup tinggi.
Sebenarnya sebagian besar kematian AKB di indonesia ( 35 per 100
tersebut masih dapat dicegah apabila kelahiran hidup ) adalah 4,6 kali lebih
mendapat pertolongan pertama yang tinggi daripada Malaysia, 1,3 kali lebih
adekuat ( Manuaba, 2007). tinggi dari Pilipina dan 1,8 kali lebih
Menurut World Health tinggi dari Thailand ( Dinkes, 2010).
Organization ( WHO) menengaskan Angka Kematian Ibu (AKI) di
setiap tahun sejumlah 358.000 ibu Provinsi Riau 2008 adalah 210 per
meninggal saat bersalin di mana 100.000 kelahiran hidup sedangkan
355.000 ( 99%) berasal dari negara tahun 2009 sebanyak 234 per 100.000
berkembang. Rasio Angka Kematian kelahiran hidup. Selanjutnya, Angka
Ibu (AKI) di Negara berkembang Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Riau
merupakan peringkat tertinggi dengan Tahun 2008 sebanyak 10,85/1000
290 kematian ibu per 100.000 kelahiran kelahiran hidup dan Tahun 2009
hidup jika dibandingkan dengan rasio 11,9/1000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) di negara Berdasarkan laporan Audit Maternal
maju yaitu 14 kematian ibu per Perinatal (AMP) yang diterima dari
kabupaten/kota terjadi kenaikan AKI
Fitri Apriyanti

dan AKB dari Tahun 2008 ke Tahun Banyak faktor yang


2009 ( Profil Kesehatan Provinsi Riau, menyebabkan kelainan letak sungsang,
2010). diantaranya umur ibu, paritas ibu,
Penyebab utama kematian ibu di bentuk panggul ibu, jarak kehamilan
Indonesia dan negara-negara lainnya di dan riwayat kehamilan sungsang. Pada
dunia hampir sama, diantaranya akibat paritas > 3 keadaan rahim ibu sudah
perdarahan (25%), infeksi (14%) tidak seperti rahim yang pertama kali
kelainan hipertensi dalam kehamilan melahirkan sehingga ketika ibu hamil
(13%), letak sungsang (13%) serta dengan paritas > 3, maka janin ibu
akibat persalinan yang lama (7%) tersebut akan lebih aktif bergerak
( nugraha,2007). sehingga posisi janin tersebut menjadi
Dalam persalinan terdapat tidak normal dan dapat menyebabkan
beberapa presentasi di antaranya : terjadinya letak sungsang ( cunningham
presentasi kepala 96,8%, letak F.G. 2005). Angka kejadian letak
sungsang 2,7%, letak lintang 0,3%, sungsang jika di hubungkan dengan
letak muka 0,05% dan letak dahi paritas pada ibu maka kejadian
0,01%. letak sungsang terjadi pada terbanyak adalah dengan
25% persalinan yang terjadi sebelum grandemultipara dibanding pada
umur kehamilan 28 minggu, 7% primigravida. Pada primipara (1)
persalinan sungsang terjadi pada umur merupakan aman di tinjau dari sudut
kehamilan 32 minggu dan 1,3% kematian maternal dan paritas tinggi
persalinan sungsang yang terjadi pada (lebih dari 3) mempunyai angka
kehamilan aterm ( Lutfyah,2013). kejadian kehamilan letak sungsang
Letak sungsang merupakan ( Prawirohardjo,2005).
keadaan dimana janin terletak Kejadian letak sungsang pada ibu
memanjang dengan kepala di fundus primipara mempunyai risiko 14% akan
uteri dan bokong berada di bagian terjadi letak sungsang. Risiko yang
bawah kavum uteri tipe letak sungsang akan terjadi pada multipara 24%%
yaitu : frank breech (50;70%) yaitu akan terjadi kehamilan letak sungsang.
kedua tungkai fleksi complete breech Pada ibu grandemultipar.30% risiko
(5;10%) yaitu tungkai atas lurus yang akan terjadi (indiarti,2007).
keatas , tungkai bawah ekstensi, Karena ibu yang grandemultipara
footling (10,30%) yaitu satu atau kedua rahimnya sudah sangat elastis dan
tungkai atas ekstensi presentasi kaki. membuat janin berpeluang besar untuk
Penyebab letak sungsang yaitu terdapat berputar hingga minggu ke 37 dan
plasenta previa, keadaan janin, keadaan seterusnya (Wardoyo, 2007). Jumlah
air ketuban, keadaan kehamilan, kasus letak sungsang dapat di lihat
keadaan uterus, keadaan dinding pada tabel:
abdomen, keadaan tali pusat
( manuaba, 2007).

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 39


Hubungan Paritas Dengan Kejadian Letak Sungsang Di RSUD
Bangkinang Tahun 2013

Tabel 1.1 : Jumlah Kasus Obstretri di RSUD Bangkinang Tahun 2013

NO Jenis Penyakit Tahun 2013 Presentase


1 CPD 45 15,46%
2 Letak sungsang 42 14,43%
3 Pre-eklampsia berat 34 11,68%
4 Ketuban pecah dini 30 10,31%
5 partus tak maju 22 7,56%
6 fetal distres 21 7,22%
7 Gamely 18 6,19%
8 letak lintang 13 4,47%
9 kelahiran prematur 12 4,12%
10 Retensio plasenta 11 3,78%
11 post date 11 3,78%
12 KJDK 10 3,44%
13 hipertensi 9 3,09%
14 plasenta previa 8 2,75%
15 HPP 5 1,72%
Jumlah 291 100%
Berdasarkan data yang di peroleh Sungsang di RSUD Bangkinang Tahun
penulis dari RSUD Bangkinang di 2013
dapat data kejadian letak sungsang
pada 2013 terjadi peningkatan yaitu Rumusan Masalah
pada urutan kedua, yaitu kejadian letak
Dari latar belakang tersebut,
sungsang sebanyak 42 kasus yaitu
maka dapat dirumuskan masalah pada
(14,43%).
penelitian ini adalah : Bagaimanakah
Berdasarkan data di atas peneliti Hubungan Paritas dengan Kejadian
tertarik untuk meneliti Hubungan Letak Sungsang di RSUD Bangkinang
Paritas dengan Kejadian Letak tahun 2013 ?

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 40


Fitri Apriyanti

umumnya dalam analisa ini hanya


menghasilkan distribusi frekuensi dan
Tujuan presentase dari tiap variabel.
( Notoadmodjo, 2010)
Untuk mengetahui hubungan paritas
Analisis dalam penelitian ini
dengan kejadian letak sungsang di
menggunakan rumus Sibagariang
RSUD Bangkinang tahun 2013
(2010) sebagai berikut :
METODE PENELITIAN Keterangan :
P = Persentase
Desain penelitian yang digunakan F = Frekuensi berdasarkan hasil
dalam penelitian ini adalah metode peneliti yang dikategorikan
analitik kuantitatif dengan rancangan N = Jumlah soal
cross sectional yaitu penelitian ini
melihat faktor resiko dan kasus-kasus Analisis bivariat yang dilakukan
penyakit atau status kesehatan sacara terhadap dua variabel yang diduga
bersamaan yaitu untuk mengetahui berhubungan atau korelasi. Misalnya
hubungan variabel independen ( paritas variabel (independen) paritas dengan
) dengan variabel dependen ( letak variabel (dependen) letak sungsang.
sungsang ) di RSUD Bangkinang Analisa univariat menggunakan uji chi-
Tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di square dengan tingkat kepercayaan
Ruangan Kebidanan RSUD 95% dan untuk menguji hipotesis
Bangkinang pada bulan 20 Februari menggunakan program computerisasi
s/d 23 September 2014. Populasi dalam yaitu nilai (a = 0,5) dan nilai yang akan
penelitian ini adalah seluruh data dicari adalah nilai ( p value). Nilai P ini
rekapitulasi ibu bersalin dengan akan dibandingkan dengan nilai
kelainan letak janin Tahun 2013 di
ruang kebidanan sebanyak 55 kasus.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah X 100%
simple random sampling secara total (a) dengan ketentuan sebagai berikut :
populasi yaitu semua ibu bersalin yang a. Bila nilai (p) < a (0,5) Ho
mengalami kelainan letak janin di ditolak dan Ha diterima
ruang kebidanan ( Notoatmodjo, 2010) b. Bila nilai (p) > a (0,5) Ho
diterima dan Ha ditolak
Analisa Data
Analisa univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan HASIL PENELITIAN
karakteristik setiap variabel peneliti. Analisa Univariate
Bentuk analisa univariate tergantung Analisa univariate bermaksud
dari jenis datanya. Untuk data numerik untuk mendeskripsikan masing-masing
digunakan nilai mean atau rata-rata, variabel dengan menggunakan tabel
median dan standar deviasi. Pada distribusi Frekuensi di bawah ini :

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 41


Hubungan Paritas Dengan Kejadian Letak Sungsang Di RSUD
Bangkinang Tahun 2013

1. Paritas
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Paritas Di RSUD Bangkinang Tahun 2013
No Paritas Frekuensi Persentase
1 Beresiko 38 69 %
2 Tidak beresiko 17 31 %
Total 55 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui mayoritas ibu mengalami paritas yang
bahwa Paritas di RSUD Bangkinang beresiko adalah 38 (69%) orang.

2. Letak Sungsang
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Letak Sungsang di RSUD Bangkinang Tahun 2013
No Letak Sungsang Frekuensi Persentase
1 Ya 42 76%
2 Tidak 13 24%
Total 55 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui RSUD Bangkinang mayoritas


bahwa kejadian Letak Sungsang di mengalami Letak Sungsang adalah 42
(76%) orang.

Analisa Bivariate
Tabel 4.3 Hubungan Paritas dengan Kejadian Letak Sungsang di RSUD
Bangkinang Tahun 2013
Letak
sungsang x x
Paritas Ya Tidak Total Hitung Tabel
N % N % N %
Beresiko 35 63,63 3 5,45 38 69 16,9 3,841
Tidak
beresiko 7 12,72 10 18,18 17 31
Total 42 76 13 23,63 55 100

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 42


Fitri Apriyanti

Berdasarkan tabel 4.3 dapat melahirkan letak sungsang yaitu


dilihat bahwa dari 55 Ibu Bersalin di sebanyak 42 orang.
RSUD Bangkinang Tahun 2013 ibu Pada paritas tinggi ruang segmen
bersalin dengan paritas beresiko bawah uterus yang ditempati menjadi
melahirkan letak sungsang 35 (63,63%) luas sehingga mekanisme penempatan
dan ibu bersalin dengan paritas yang bokong terjadi dan timbul letak
beresiko sebanyak 7 (12,72%) dan sungsang. ( Yatimen, 2009).
dengan paritas beresiko dan tidak Pada paritas > 3 maka janin ibu
melahirkan letak sungsang sebanyak 3 tersebut akan lebih aktif bergerak
(5,45%) dan dengan paritas yang tidak sehingga posisi janin tersebut menjadi
beresiko dan tidak melahirkan letak tidak normal dan dapat menyebabkan
sungsang sebanyak 10 (18,18%). terjadinya letak sungsang ( cunningham
Berdasarkan hasil analisa F,G 2005).
hubungan paritas dengan kejadian letak Pada paritas tinggi rahim semakin
sungsang di RSUD Bangkinang Tahun luas dan elastis dan dapat
2013 dengan menggunakan uji Chi- menyebabkan terjadinya
Square diperoleh nilai p value = 0,00 oligohidramion sehingga mekanisme
dengan derajat kemaknaan a (0,05) penempatan bokong janin tidak normal,
yang berarti ( p < 0,05) maka Ho hal ini yang menjadi salah satu
ditolak dan dapat dinyatakan bahwa penyebab terjadinya kehamilan letak
ada hubungan antara paritas dengan sungsang yang berakhir dengan
kejadian letak sungsang di RSUD persalinan sungsang. Ibu hamil dengan
Bangkinang Tahun 2013 paritas > 3 lebih cenderung mengalami
komplikasi selama kehamilan yang
PEMBAHASAN dapat berakibat pada janinnya seperti
Berdasarkan hasil penelitian yang hidrosefalus dan anensefalus ini
dilakukan oleh peneliti, didapatkan disebabkan karena kemunduran fungsi
hasil p value (0,00) < a (0,05) maka Ho organ alat reproduksi ibu, sehingga ibu
ditolak dan dapat dinyatakan bahwa beresiko mengalami kehamilan dengan
ada hubungan antara paritas dengan letak sungsang.( Manuaba, 2008).
kejadian letak sungsang di RSUD Teori tersebut juga didukung oleh
Bangkinang Tahun 2013. wiknjosastro (2006) bahwa anak lebih
Berdasarkan hasil analisa dari 3 dapat menimbulkan gangguan
hubungan paritas dengan kejadian letak pertumbuhan janin dan perdarahan saat
sungsang di RSUD Bangkinang Tahun persalinan karena keadaan rahim
2013 dapat diketahui bahwa ibu biasanya sudah lemah. Paritas >3
bersalin yang mengalami paritas 55 mempunyai angka kematian maternal
orang, mayoritas yang melahirkan lebih tinggi, resiko pada paritas >3
dengan letak sungsang sebesar 42 dapat dikurangi atau dicegah dengan
(76%) orang. Jadi, dapat disimpulkan keluarga berencana.
bahwa dari 55 ibu bersalin sebagian Seorang ibu yang sering hamil
besar mengalami paritas lebih banyak ataupun melahirkan mempunyai resiko
lebih tinggi di bandingkan dengan ibu

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 43


Hubungan Paritas Dengan Kejadian Letak Sungsang Di RSUD
Bangkinang Tahun 2013

yang tidak sering melahirkan, karena Kejadian Letak Sungsang di RSUD


semakin banyak jumlah kehamilan dan Bangkinang Tahun 2013, yaitu :
jumlah kelahiran yang di alami ibu 1. Distribusi frekuensi ibu bersalin
semakin tinggi resiko untuk mengalami yang melahirkan letak sungsang
komplikasi kehamilan dan persalinan. sebanyak 42 kasus (76%)
Kehamilan letak sungsang dapat terjadi 2. Distribusi frekuensi ibu yang
pada ibu dengan paritas tinggi melahirkan mengalami paritas
dikarenakan rahim sudah sangat elastis beresiko sebanyak 38 kasus (69%)
dan membuat janin berpeluang besar 3. Terdapat hubungan yang signifikan
untuk berputar hingga minggu ke-37 antara paritas ibu bersalin dengan
dan kehamilan letak sungsang ( Varney, kejadian letak sungsang. Hal ini
2007). dapat dibuktikan dengan uji
Kehamilan letak sungsang akan statistik-diperoleh nilai p value =
meningkat kejadiannya pada ibu 0,00 < (0,05). ini artinya ibu
dengan paritas grandemultipara. Ini bersalin dengan paritas (>3) akan
terjadi karena kehamilan terlalu sering berpeluang mengalami kehamilan
dapat menyebabkan uterus menjadi letak sungsang.
lebih luas sehingga terjadilah
kehamilan letak sungsang ( manuaba, DAFTAR PUSTAKA
2007). Budiarto Eko Sunter Agung Podomoro.
Menurut asumsi peneliti pada paritas (2010). Biostatistik Untuk
tinggi rahim semakin luas dan elastis dan Kedokteran dan Kesehatan
dapat menyebabkan terjadinya Masyarakat, Jakarta :
oligohidramion sehingga mekanisme Cholid Narbuko. H. Abu Achmadi.
penempatan bokong janin tidak normal,
(2009). Metodelogi Penelitian,
inilah yang menjadi penyebab terjadinya
kehamilan letak sungsang yang berakhir
Jakarta : Bumi Aksara cet 10
dengan persalinan sungsang. Deteksi dini Cuningham. (2005). Obstretri
sangatlah penting bahwa paritas grande Williams. Jakarta : EGC
multipara lebih beresiko terjadi letak Fadlun. (2011). Asuhan Kebidanan
sungsang karena keadaan rahim ibu sudah Patologi, Jakarta : Salemba
lemah dan ruang segmen bawah uterus Medika
yang ditempati menjadi luas sehingga Fatmawati. (2011). Asuhan Kebidanan
mekanisme penempatan bokong terjadi dan Patologi. Yogyakarta : dkk
timbul letak sungsang. Feryanto Achmad. (2012). Asuhan
Kebidanan Patologi, Palembang :
Salemba Medika
PENUTUP Hidayat A. Aziz Alimul. (2011).
Kesimpulan Metode Penelitian Keperawatan
Dari hasil penelitian dan dan Teknik Analisis Data, Jakarta :
pembahasan, maka dapat di ambil Salemba Medika Edisi Pertama
kesimpulan pada penelitian dengan
judul Hubungan Paritas dengan

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 44


Fitri Apriyanti

Manuaba Chandranita. (2008).


Pengantar Kuliah Obstretri.
Jakarta : EGC
Manuaba Ida Ayu Chandranita. (2010).
Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta : Edisi 2
Maureen Boyle. (2007). Kedaduratan
Dalam Persalinan, buku saku
bidan. Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo. (2010). Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika
Prawirohardjo, S. (2006). Ilmu
Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sastrawinata sulaiman. (2004). Ilmu
Kesehatan Reproduksi Observasi
Patologi, Jakarta : Buku
Kedokteran ECG
Suryaningsih, R. (2011).Asuhan
Kebidanan Patologi. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Wiknjosastro. (2006). Ilmu
Kandungan. Jakarta : Yayasan
Bina Pustakawan Sarwono
Winkjosastro. (2008). Asuhan Esensial
Pencegahan Dan Penanggulangan
Segera Komplikasi Persalinan
Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Sarwono Prawirohardjo.

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 45

You might also like