HIDRAULIKA

SEMESTER GANJIL
2013 - 2014
Doddi Yudianto
MODEL DAN PROTOTYPE
Use of small models for studying the prototype
hydraulic design can be dated at least to Leonardo
Da Vinci (1452 – 1519).
However, the method developed for using the
experiments conducted on a scale model to predict
quantitatively the behavior of full size hydraulic
structure (prototype) was realized only after the turn
of this century  19th of century.
Since 19th of century, the hydraulic engineers started
using models for solving the hydraulic problems
which could not be solved either by the related
theory or existing of experiment results.
 Ahli aeronetika, menyelidiki pesawat terbang dalam terowongan angin, ahli mesin,
dengan model-model turbin/pompa, ahli sipil, dengan model-model gedung bertingkat,
jembatan, pelimpah, dsb.
MODEL DAN PROTOTYPE
The principle on which the model studies are based
comprises the theory of hydraulic similitude.
The analysis of the basic relationship of the various
physical quantities involved in the static and
dynamic behaviors of water flow in a hydraulic
structure is known as dimensional analysis.
Models development are conducted for following
purposes:
1. Determination of Cd of a large measurement structure:
overflow spillway and weirs.
2. Development of effective method for energy dissipation at
the outlet of a hydraulic structure.
3. The reduction of energy loss at intake structure or at the
transition section.
MODEL DAN PROTOTYPE
4. Development of an efficient, economic spillway or other
type of flood releasing structure for a reservoir.
5. Determination of the average time travel in a
temperature control structure: cooling pond in power
plant.
6. Determination of the best cross section, location, and
dimensions of the various components of structures:
breakwater, docks and locks in harbor, and waterway
design.
7. Determination of dynamic behaviors of the floating,
semi-immersible, and floor installed structures in
transportation and installation of offshore structures.
8. Determinination of pattern of flood wave travels through
a river channel.
MODEL DAN PROTOTYPE
9. Determinination the effect of artificial structures, such as
bends, levees, dikes, jetties, and retaining walls, on
sedimentation movement in the channel reach.
10. Detemination the direction and force of currents in the
channel or harbor and their effects on navigation and
marine life.
ANALISIS DIMENSI
Sistem Satuan  Sistem mks atau SI
1. Satuan gaya : Newton (N)
2. Satuan massa : kg massa (kg)
3. Satuan panjang : meter (m)
4. Satuan waktu : detik/sekon
5. Satuan kerja : Joule (J)
6. Satuan tenaga : watt (w)
ANALISIS DIMENSI
Dimensi
Terdapat 3 besaran pokok : massa M, panjang L
dan waktu T
1. Luas (A) L2 m2
2. Isi (V) L3 m3
3. Kecepatan (v) LT-1 m/s
4. Percepatan (a, g) LT-2 m/s2
5. Gaya (F) MLT-2 N
6. dan sebagainya
ANALISIS DIMENSI
Fungsi Analisis Dimensi
1. Proses konversi satuan suatu sistem ke sistem
yang lain.
2. Menurunkan/mengembangkan suatu
persamaan.
3. Mengurangi jumlah variabel yang diperlukan
dalam suatu percobaan.
4. Menentukan prinsip dasar perencanaan model.
SOAL LATIHAN
Tentukanlah persamaan untuk jarak (s) dimana
diasumsikan faktor-faktor yang merupakan fungsi dari
jarak meliputi berat benda, waktu dan gaya gravitasi.

Jawab:
s = f(W,g,T)
s = K Wa gb Tc
dimana K merupakan koefisien tidak berdimensi yang umumnya
diperoleh dari hasil percobaan
SOAL LATIHAN
Berdasarkan hukum dimensi, eksponen untuk setiap faktor harus
sama untuk setiap suku.
F0 L1 T0 = (Fa) (LbT-2b) (Tc)

Dengan melihat persamaan eksponensial di atas diperoleh

a = 0, b = 1, dan 0 = -2b+c  subtitusi akan memberikan nilai c
=2

Sehingga
s = K W0 g T2
s = K g T2
atau dikatakan bahwa jarak sesungguhnya tidak dipengaruhi oleh
berat benda.
SOAL LATIHAN
Dengan mengasumsikan bahwa tenaga pompa (P)
merupakan fungsi dari berat satuan fluida (unit weight),
debit dan tinggi tekan, tentukanlah persamaan untuk
tenaga pompa berdasarkan analisis dimensi.

Jawab:
P = f(w,Q,H)
P = K wa Qb Hc
dimana K merupakan koefisien tidak berdimensi yang umumnya
diperoleh dari hasil percobaan
SOAL LATIHAN
Berdasarkan hukum dimensi, eksponen untuk setiap faktor harus
sama untuk setiap suku.
F1 L1 T-1 = (FaL-3a) (L3bT-b) (Lc)

Dengan melihat persamaan eksponensial di atas diperoleh

a=1
-b = -1
-3a+3b+c=1

Subtitusi akan memberikan nilai c = 1

Sehingga P = K w Q H
MODEL DAN PROTOTYPE
Similarity between hydraulic models and prototypes
may be achieved in 3 basic forms:
1. Geometric similarity (sebangun geometrik)
2. Kinematic similarity (sebangun kinematik)
3. Dynamic similarity (sebangun dinamik)
MODEL DAN PROTOTYPE
Geometric Similarity
The model is a geometric reduction of the
prototype and is accomplished by maintaining a
fixed ratio for all homologous length between the
model and prototype  perbandingan ukuran
panjang pada model dan prototype adalah sama.
The physical quantities involved in geometric
similarity: length (L), area (A), and volume (Vol).
The ratio of homologous lengths in prototype and
model is a constant and can be expressed as Lr.
Lp
Lr 
Lm
MODEL DAN PROTOTYPE
Geometric Similarity
Lp l p d p
Lr   
Lm l m d m

Ap L p 2
 2  Lr 2
Am Lm

Vol p L p 3
 3  Lr 3
Volm Lm
SOAL LATIHAN
A geometrically similar open channel model is
constructed with a 5:1 scale. If the model measures a
discharge of 0,2 m3/s. Determine the corresponding
discharge in the prototype!

The velocity ratio between the prototype and model is

Lp
Vel p Lp
 T   Lr  5
Velm Lm Lm
T
Since in geometric similarity, time in model and prototype remains
unscaled. The area ratio between the prototype and the model is
Ap L p 2
 2  Lr 2  25
Am Lm
SOAL LATIHAN
Accordingly, the discharge ratio is
Q p Ap v p
  25  5  125
Qm Am vm

Thus, the corresponding discharge in the prototype is

Qp  125  Qm  125  0,2  25m3 / s

MODEL DAN PROTOTYPE
Kinematic Similarity
Kinematic similarity between a model and
prototype is attained if the homologous moving
particles have the same velocity ratio along
geometrically similar paths. The kinematic similarity
involves the scale of time as well as length.
Bila model dan prototype sebangun geometrik dan perbandingan
kecepatan dan percepatan di dua titik yang bersangkutan pada
model dan prototype untuk seluruh pengaliran adalah sama pula.
The ratio of times required for moving particles to
travel at homologous distances in a model and its
prototype is
Tp
Tr 
Tm
MODEL DAN PROTOTYPE
Kinematic Similarity
v1 p v2 p

v1 m v2 m
Lp
a1 p a2 p vp Tp L p Tm Lr
    
a1 m a2 m vm Lm T p Lm Tr
Tm
Tp
Tr  a p Lr
Tm  2
am Tr
Qp Lr 3

Qm Tr
SOAL LATIHAN
A 10:1 scale model is constructed to study the flow
motions in a cooling pond. If the designed discharge
from the power plant is 200 m3/s and the model can
accommodate a maximum flow rate of 0,1 m3/s,
determine the time ratio!
The length ratio between the prototype and the model is
Lp
Lr   10
Lm
And discharge ratio is
Q p 200
Qr    2000
Qm 0,1 Tp 103
Tr    0,5
Q p Lr 3 103 Tm 2000
Qr   
Qm Tr Tr Tm  2Tp
MODEL DAN PROTOTYPE
Dynamic Similarity
Dynamic similarity between a model and prototype
is attained if ratio of homologous forces in the
model and its prototype is kept at a constant value.
Bila model dan prototype sebangun geometrik dan sebangun
kinematik, serta gaya-gaya yang bersangkutan pada model dan
prototype untuk seluruh pengaliran mempunyai perbandingan yang
sama, maka disebut sebangun dinamik.
Fp
Fr 
Fm
Gaya yang bekerja pada suatu cairan yang mengalir yang mungkin
bekerja pada suatu massa cairan antara lain gaya lembam, gaya
tekan, gaya berat, gaya kental, gaya kenyal, gaya tegangan
permukaan.
MODEL DAN PROTOTYPE
Gaya Lembam
FP m p a p  p  Volumep  a p
Fr I   
Fm mm am  m  Volumem  am
Lp
FP  p L p T p 2  p L p 4 Tm 2
3

FrI    3   4 2
Fm  m Lm L m  m Lm T p
2
Tm
F
FrI  P   r  Lr 4  Tr 2
Fm

atau

FP
FrI     v2  l 2
Fm
MODEL DAN PROTOTYPE
Gaya Tekan
Frp  p  A  p  l 2
Gaya Berat
FrG  m  g    l 3  g
Gaya Kental
v v
Fr     A    l2   vl
y l
Gaya Kenyal
Fr    A    l 2
Gaya Tegangan Permukaan
FrT   T  l
MODEL DAN PROTOTYPE
Hukum Newton II
Untuk dapat menjadi sebangun dinamik sempurna diperlukan:
FrI  m  a  jumlah_ vektor _ gaya
FrI  Frp  FrG  Fr  Fr  FrT
( FI ) p ( Fp ) p ( FG ) p ( F ) p ( F ) p ( FT ) p
    
( FI ) m ( Fp ) m ( FG ) m ( F ) m ( F ) m ( FT ) m

Syarat sebangun dinamik sempurna dapat diubah menjadi 5

persamaan simulatan sbb:
(  v 2  l 2 ) m (  v  l ) p
2 2
( FI ) p ( Fp ) p ( FI ) m ( FI ) p
  
( FI ) m ( Fp ) m ( Fp ) m ( Fp ) p ( p  l )m
2
(p l2)p

(  v 2 ) m (  v ) p 
2

 Em  E p Euler _ Number  v
( p) m ( p) p 2p
MODEL DAN PROTOTYPE
Syarat sebangun dinamik sempurna dapat diubah menjadi 5
persamaan simulatan sbb:
(  v 2  l 2 ) m (  v  l ) p
2 2
( FI ) p ( FG ) p ( FI ) m ( FI ) p
  
( FI ) m ( FG ) m ( FG ) m ( FG ) p (  l  g ) m
3
(  l 3  g ) p

(v 2 ) m (v 2 ) p v
 Frm  Frp Froude_ Number 
(g  l)m (g  l) p g l

(  v 2  l 2 ) m (  v  l ) p
2 2
( FI ) p ( F ) p ( FI ) m ( FI ) p
  
( FI ) m ( F ) m ( F ) m ( F ) p (  v  l ) m (  v  l ) p

(   l  v) m (   l  v) p vl
 Re m  Re p Re ynold _ Number 
( ) m ( ) p 
MODEL DAN PROTOTYPE
Syarat sebangun dinamik sempurna dapat diubah menjadi 5
persamaan simulatan sbb:
(  v 2  l 2 ) m (  v  l ) p
2 2
( FI ) p ( F ) p ( FI ) m ( FI ) p
  
( FI ) m ( F ) m ( F ) m ( F ) p (  l ) m
2
(  l 2 ) p

(  v 2 ) m (  v ) p   v2
2

 Cam  Ca p Cauchy _ Number 

( ) m ( ) p 

(  v 2  l 2 ) m (  v  l ) p
2 2
( FI ) p ( FT ) p ( FI ) m ( FI ) p
  
( FI ) m ( FT ) m ( FT ) m ( FT ) p ( T  l ) m ( T  l ) p
(  v 2  l) p (  v 2  l) m   l  v2
 Wem  We p Weber _ Number 
( T ) p ( T ) m T
MODEL DAN PROTOTYPE
Dalam praktis sulit untuk dapat memenuhi kriteria
tersebut dan terkadang memang tidak perlu,
sehingga cukup diusahakan adanya sebangun
dinamik tidak sempurna dengan menggunakan
salah satu kriteria di atas berdasarkan gaya yang
dominan.
 Bila gaya berat dominan, maka digunakan Froude Number
(loncat air, gelombang, dsb).
 Bila gaya kekentalan dominan, maka digunakan Reynold
Number (aliran dalam pipa).
SOAL LATIHAN
Apabila diketahui bahwa gaya gravitasi dan gaya
lembam merupakan gaya dominan, tentukanlah
besarnya Tr, Qr, Vr, dan Fr terhadap Lr.

Tr terhadap Lr
( FI ) p ( FG ) p

( FI ) m ( FG ) m
 r  Lr 4  Tr 2   r  Lr 3  g r
gr 
gp
1  r  Lr 4  Tr 2   r  Lr 3
gm Tr 2  Lr
Tr  Lr
SOAL LATIHAN
Qr terhadap Lr
Q p Lr 3 Lr 3 5
Tr  Lr Qr     Lr 2
Qm Tr Lr
Vr terhadap Lr
v p Lr Lr 1
Tr  Lr vr     Lr 2
vm Tr Lr
Fr terhadap Lr
Fp m p g p L
Tr  Lr Fr     r  Lr 3  g r   r  Lr 3  r2
Fm mm g m Tr
L
Fr   r  Lr 3 r   r  Lr 3
Lr gp
gr  1 Fr   r  Lr 3
gm
SOAL LATIHAN
Apabila diketahui bahwa gaya kental dan gaya lembam
merupakan gaya dominan, tentukanlah besarnya Tr, Qr,
Vr, dan Fr terhadap Lr dan r.

Tr terhadap Lr dan r
( FI ) p ( F ) p

( FI ) m ( F ) m
 r  Lr 4  Tr 2  r  vr  Lr
2 Lr 2
 r  Lr  Tr
4
 r 
Tr
r 2
Tr  Lr  2

r
Lr 2
Tr 
r
SOAL LATIHAN
Qr terhadap Lr dan r
Lr 2 Q p Lr 3 
Tr  Qr    Lr 3  r2  Lr  r
r Qm Tr Lr
Vr terhadap Lr dan r
Lr 2 v p Lr  
Tr  vr    Lr  r2  r
r vm Tr Lr Lr
Fr terhadap Lr dan r
Lr 2 Fp m p g p L
Tr  Fr     r  Lr 3  g r   r  Lr 3  r2
r Fm mm g m Tr
r 2
Fr   r  Lr 
4
  r r 2
Lr 4
SOAL LATIHAN
Suatu model pelimpah dibangun dengan skala 1:25
melintang saluran percobaan dengan lebar 0,61 m.
Tinggi prototype 11,40 m dan tinggi air maksimum di
atas pelimpah (head) 1,52 m.
1. Berapa tinggi model dan head model?
2. Bila aliran pada model dengan head 61 mm adalah 0,02 m3/s,
berapakan debit per meter lebar pada prototype?
3. Bila pada model terjadi loncat air setinggi 26 mm, berapakah
tinggi loncat air pada prototype?
4. Bila energi yang hilang pada loncat air pada model adalah
112 W, berapakah energi yang hilang pada prototype?
SOAL LATIHAN
Lp
Skala model Lr   25
Lm
1
 tinggi model  11,4  0,456m
25
1
 head model   1,52  0,061m
25

Pada percobaan ini gaya gravitasi dominan, maka

( FI ) p ( FG ) p

( FI ) m ( FG ) m
 r  Lr 4  Tr 2   r  Lr 3  g r
gr 
gp
1  r  Lr 4  Tr 2   r  Lr 3
gm Tr 2  Lr
Tr  Lr
SOAL LATIHAN
Sehingga dengan Lr = 25, besarnya Q prototype adalah
Q p Lr 3 Lr 3 5
Tr  Lr Qr     Lr 2
Qm Tr Lr
5
Qp
 25 2
Qm
5 5
Qp  252  Qm  252  0,02  62,5m3 / s

Debit ini terjadi pada pelimpah selebar  Lr  bpe lim pah m  15,25m
Sehingga debit persatuan lebar prototype adalah
Qp 62,50
qp    4,098m3 / s / m'
bpelim pah 15,25
Tinggi loncat air pada prototype
hloncatan  p  Lr  hloncatan m  25  26  650mm
SOAL LATIHAN
Lihat dimensi untuk energi (power) pada bahasan Analisis Dimensi
M r  Lr 2
Pr 
Tr 3
 r  Lr 3  Lr 2
Pr   r  Lr 3  Lr 2 7
Tr 3
Pr  3
 r  L
r2
7
L Pp 7
Tr  Lr r2 Pr   Lr 2  25 2  78.125
p Pm
r  1
m

Pp  Pm 112  78.125 112  8,75MW

MODEL DAN PROTOTYPE
Sering dijumpai bila digunakan skala normal pada
model, model tersebut tidak dapat menirukan sifat-
sifat fisik dari prototype kecuali modelnya adalah
sedemikian besar sehingga menjadi sangat tidak
ekonomis. Hal ini umumnya terjadi pada model-
model sungai, muara, dan pantai.
Bila modelnya kecil dan digunakan skala normal,
kesulitan yang terjadi antara lain:
 Kedalaman aliran dan perbedaan muka air tidak dapat
diukur dengan teliti.
 Aliran pada model cenderung laminair Re<500, tidak
turbulen Re>2000 seperti pada prototype.
MODEL DAN PROTOTYPE
 Pada kasus dimana pada dasar model terjadi angkutan
sedimen, kecepatan aliran pada model akan menjadi
terlalu kecil sehingga gaya seret yang timbul tidak cukup
besar untuk mengangkut material dasar yang paling halus
sekalipun.
Untuk mengatasi hal tersebut, digunakanlah model
dengan skala horisontal yang berbeda dengan
skala vertikalnya:
xp
skala horisontal xr 
xm
yp
skala vertikal yr 
ym
MODEL DAN PROTOTYPE
Untuk bilangan Froude, muncul kesulitan untuk
menentukan skala panjang L yang dimaksud,
apakah akan dipilih L skala horisontal atau vertikal?
v
Froude_ Number 
gL

Untuk menentukan hal tersebut, beberapa hal yang

perlu diperhatikan antara lain:
 Aliran terbuka terjadi karena ada perbedaan tinggi elevasi
muka air.
 Aliran dalam pipa disebabkan oleh perbedaan tinggi tekan.
MODEL DAN PROTOTYPE
Berdasarkan pertimbangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa skala L yang dipakai adalah
skala vertikal, sehingga dari persamaan simultan
gaya lembam dan gaya gravitasi akan dihasilkan
hubungan antara vr dan yr sebagai berikut.

 v   
   v 
 gL   
 m  g  L  p
1
vp y p2
1
vr    yr 2
vm y 12
m
MODEL DAN PROTOTYPE
Dengan menggunakan relasi vr dan yr, maka dapat
ditentukan parameter-parameter lainnya:
1 3
Qr  vr  Ar  y r2  y r  xr  xr  y r2

xr xr x
vr  Tr   r1
Tr vr y 2
r

Lr
Fr  mr  ar   r  Volumer 
Tr 2
xr  y r
Fr   r  xr 2  yr 
xr 2
SOAL LATIHAN
Pada suatu laboratorium akan dibangun sebuah model
dari sungai sepanjang 7,1 km yang mengalirkan debit
normal sebesar 300 m3/s dengan kedalaman rata-rata
aliran 4,0 m. Diketahui lebar rata-rata sungai adalah 50
m dan koef. Manning sungai adalah 0,035.
Apabila panjang ruang laboratorium yang tersedia
adalah 18 m, hitunglah:
 skala model
 koefisien kekasaran model
 debit pompa maksimum di laboratorium bila debit
maksimum sungai 850 m3/s
SOAL LATIHAN
x p 7100
Skala panjang (horisontal) xr    394  400
xm 18
xr
 tentukan ratio skala horisontal dan vertikal   5  yr  80
yr
vm  Rm
Aliran turbulen, check bilangan Reynold Re 

Qp 300
Pada debit minimum 300 m3/s vp    1,5m / s
Ap 4  50
vp 1
vr   yr 2
vm
vp 1,5
vm  1
 1
 0,168m / s
yr 2 80 2
Am
4  50
80

400  0,0278m

Rm 
Pm


2  4 80  50 400 
SOAL LATIHAN
vm  Rm
Bilangan Reynold Re 

0,168  0,0278
Re   4667  2000  turbulen
110 6
Rumus Manning, untuk sungai yang sangat lebar R ~ y
1
y 
2 1
1 1 2 2
v 3
R S 2
vr  y  r 
r3
n nr  xr 
1
1 nm 2  y r  2
y r2  yr 3  
np  xr 
2 1 2
np y r3  yr 2 y r3
 1
   1
nm y r2
 xr  xr 2
1 1
x r2 400 2
nm  n p 2
 0,035 2
 0,038
y r3 80 3
SOAL LATIHAN
Besarnya debit pada model
1 3
Qr  vr  Ar  y r2  y r  xr  xr  y r2

3
Qp
Qr   400  80 2  286.216,70
Qm
Untuk debit sungai maksimum 850 m3/s, maka
Qp 850
Qm    2,97 103 m3 / s
Qr 286.216,70
SOAL LATIHAN
Pada suatu laboratorium akan dibangun sebuah model
dari sungai dengan data sebagai berikut:
Debit sungai = 400 m3/s
Panjang sungai = 3,0 km
Kedalaman aliran = 1,6 m
Lebar sungai = 200 m
Radius hidraulik = 2,0 m
Luas penampang melintang = 500 m2
Apabila panjang ruang laboratorium yang tersedia
adalah 20 m, hitunglah skala model dan besaran
lainnya seperti data tersaji pada prototype.
SOAL LATIHAN
x p 3000
Skala panjang (horisontal) xr    150
xm 20
xr
 tentukan ratio skala horisontal dan vertikal   5  yr  30
yr
2
Radius hidraulik model Rm   0,013
150
Qp 400
Kecepatan aliran pada prototype v p    0,8m / s
Ap 500
vp 1
vr   yr 2
vm
vp 0,8
vm  1
 1
 0,146m / s
yr 2 30 2
vm  Rm 0,146  0,013
Check Re  Re  Re   1898  2000  transisi
 110 6
SOAL LATIHAN
Agar model turbulen, maka model harus mempunyai slopemodel >
slopeprototype atau xr>yr
x
 tentukan ratio skala horisontal dan vertikal  r  6  yr  25
yr

Dengan radius hidraulik model dan kecepatan aliran pada prototype yang
sama pada perhitungan sebelumnya, maka kecepatan aliran pada model
adalah
vp 1
vr   yr 2
vm
vp 0,8
vm  1
 1
 0,160m / s
yr 2 252
Kembali periksa nilai Re
v R 0,160  0,013
Re  m m Re   2080  2000  turbulen
 110 6
SOAL LATIHAN
1 3
Debit aliran model Qr  vr  Ar  y r2  y r  xr  xr  y r2

3
Qp
Qr   150  25 2  18.750
Qm
Qp 400
Qm    0,021m3 / s
Qr 18.750

x p 3000
Panjang model xm    20m
xr 150
y p 1,6
Kedalaman aliran ym    0,064m
yr 25
x p 200
Lebar sungai pada model xm    1,33m
xr 150

Luas penampang melintang pada model Am  0,064 1,33  0,085m2