You are on page 1of 9

Indonesian Trust Health Journal Volume 1 – No.

2 - April 2019

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN


PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN

Muflih
Akademi Keperawatan Helvetia Medan
E-mail: muflihop@gmail.com

Abstract
Anxiety is an unpleasant emotion, which is characterized by worries, concerns, fears
that we sometimes experience, at different levels. According to the RISKESDAS 2012 held
by the Ministry of Health, mental emotional disorders (depression and anxiety) experienced
around JJ.6 percent of Indonesia's population (24, 708,000 respondents) whose age is over
15 years. While the 2014 data, the number of respondents who experience mental health
problems such as stress, depression, excessive anxiety, fear,. to severe cases of schizophrenia
reached 20-30%. Based on the description above, the researcher was interested in
carrying out a research entitled Relationship of Anxiety with Sleep Quality on Preoperative
Patients at Sundari General Hospital Medan. The design used in this study was an analytical
survey with a cross sectional approach. The population in this study were all Preoperative
patients at Sundari General Hospital Medan as marry as 50 respondents with sampling took
the total population with Primary data collection techniques shared questionnaires. The results
of research conducted using Chi-Square Test obtained p value = 0.038 <0.05 which means
that there was a relationship between the level of anxiety and sleep quality on patients with
preoperative surgery at Sundari General Hospital Medan. The conclusion of this study was that
there was a relationship between anxiety levels and sleep quality on preoperative
patients to prevent psychological disturbances that affect worse conditions.
Keywords: Anxiety, sleep quality, pre operative

Abstrak
Cemas merupakan suatu fenomena yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, cemas
merupakan reaksi emosional terhadap penilaian dari stimulus. Namun pada dasarnya cemas yang
berlebihan merupakan suatu keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami suatu
perubahan nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui Ada Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Pre
Operasi Di Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah
survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu pengumpulan data yang diperoleh dalam
waktu yang bersamaan satu kali pada saat pembagian koesioner. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien Pre operatif Di Rumah Sakit Umum Sundari Medan periode Januari - Maret
2016 sebanyak 50 pasien Pre operatif. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Population
yaitu seluruh population di jadikan sampel dalam penelitian yaitu sebanyak 50 pasien Pre Operatif.
Hasil Penelitian yang dilakukan Menggunkan Uji Chi-Square di dapatkan nilai p = 0,008 < 0,05
yang berarti Ada Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Pre operasi Di
Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Kesimpulan dari penelitian ini diharapkan sebagai dasar
pelayanan untuk meningkatkan pelayan kesehatan secara merata kepada pasien sehingga
ketercapaian kualitas layanan lebih optimal sehingga pasien bisa mengendalikan diri dalam
memenuhi kebutuhan akan kualitas tidur yang baik.
Kata Kunci : Kecemasan, kualitas tidur, pre operatif

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh ǀ 98


Indonesian Trust Health Journal Volume 1 – No. 2 - April 2019

PENDAHULUAN preoperatif yang mengubah pola hidup dan


Pembangunan dibidang kesehatan pada menurunkan perasaan nilai diri dapat
hakekatnya bertujuan agar semua lapisan menimbulkan kecemasan (Sumanto, R.,
masyarakat dapat memperoleh pelayanan Marsito., & Ernawati, 2011).
kesehatan secara mudah, merata dan Tindakan bedah atau yang disebut
terjangkau. Berbagai upaya pelayanan dengan operasi merupakan tindakan medis
kesehatan yang baik dan berkualitas. yang dapat mendatangkan ancamanpotensial
Program pelayanan kesehatan dirumah sakit maupun aktual terhadap tubuh, integritas dan
menekankan pada kualitas layanan baik bagi jiwa seseorang.Salah satu kondisi yang
kelompok masyarakat yang paling rentan menyebabkan gangguan tidur pada pasien pre
terhadap kesakitan maupun kematian. operasi adalah perubahan fisik dan emosi
Indikator pelayanan kesehatan yang selama menjalani proses pre operasi.
berkualitas di rumah sakit erat hubungannya Perubahan fisik yang terjadi seperti rasa sakit
dengan perawatan yang baik pada pasien, pada otot dan tulang, serta jantung berdebar-
sehingga mampu mengurangi angka debar sedangkan perubahan emosi meliputi
kesakitan secara fisik dan psikologis pada kecemasan, rasa takut dan depresi
pasien. (Mulyawati, I., Azam, M., & Ningrum,
Proses perawatan di rumah sakit sering D.N.A, 2011).
kali mengabaikan aspek-aspek psikologis Berdasarkan hasil survey yang
sehingga dapat menimbulkan berbagai dilakukan di suatu Rumah Sakit di Amerika
permasalahan psikologis bagi pasien yang mengatakan bahwa stimulus yang dapat
salah satunya adalah kecemasan. Kecemasan menganggu tidur di Rumah Sakit meliputi
merupakan perasaan yang paling umum kesulitan menemukan posisi nyaman (62%),
dialami oleh pasien yang dirawat, kecemasan rasa nyeri dibagian yang tidak nyaman
yang sering terjadi pada pasien yang dirawat (58%), cemas (30%), takut (25%),
di Rumah Sakit yang mengalami proses lingkungan baru (18%), tempat tidur yang
pembedahan atau tindakan operatif (Depkes tidak nyaman (10%) (Suwartika, I, 2012).
Ri, 2006). Berdasarkan hasil penelitian yang
Cemas merupakan suatu fenomena yang dilakukan oleh Koizer, 2016 terhadap
sering kita jumpai dalam kehidupan sehari – tindakan operasi tertentu yang dapat dilihat
hari, cemas merupakan reaksi emosional berdasarkan jenis operasinya didapatkan hasil
terhadap penilaian dari stimulus. Namun bahwa tingkat kecemasan dengan operasi
pada dasarnya cemas yang berlebihan besar yang membutuhkan anastesi total dapat
merupakan suatu masalah, karena dapat membuat pasien mengalami kecemasan
menimbulkan masalah. Masalah yang hingga 20–50% yang ditandai dengan
mungkin terjadi yang disebabkan oleh kegelisahan, takut yang berlebih, dan
kecemasan adalah pasien susah untuk gangguan tidur. Sedangkan operasi kecil
berkonsentrasi, pasien merasa kurang yang hanya membutuhkan anastesi lokal
diperhatikan terhadap hal yang kecil atau dengan durasi waktu operasi yang tidak lama.
susah untuk memfokuskan fikiran dan menunjukkan presentase sebanyak 10–30%
gangguan Kualitas tidur (Hidayat, A.A, pasien mengalami kecemasan yang ditandai
2006). dengan adanya tegang, tidak tenang, dan
Gangguan Kualitas tidur adalah keadaan khawatir (Kozier, Erb., Berman. & Snyder,
ketika individu mengalami atau berisiko 2004).
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas Kebutuhan untuk tidursangat penting
atau kualitas pola istirahatnya yang bagi kualitas hidup semua orang. Kebutuhan
menyebabkan rasa tidak nyaman atau tidur setiap individu berbeda dalam kuantitas
mengganggu gaya hidup yang diinginkannya. dan kualitas tidurnya. Tidur juga merupakan
Cemas ini bisa terjadi pada siapa saja salah satu kebutuhan pokok manusia yang
termasuk pada pasien yang mengalami memilikifungsi perbaikan dan homeostatik
perubahan yang terjadi pada kesehatan fisik (mengembalikan keseimbangan fungsi –
seperti penyakit, kecelakaan dan pasien fungsi normal tubuh) serta penting juga
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh ǀ 99
Indonesian Trust Health Journal Volume 1 – No. 2 - April 2019

dalam pengaturan suhu dan cadangan energi Movement (REM) serta total waktu tidur.
normal (Morton., F,D., Hudak, C. & Gallo, Pada pasien pre operatif, tidur juga
B, 2008). merupakan kebutuhan yang sangat penting.
Tidur tidak sekedar mengistirahatkan Proses biokimia dan biofisika tubuh manusia
tubuh, tetapi juga mengistirahatkan otak mempuyai irama denganpuncak fungsi atau
khususnya serebral korteks, yakni bagian aktifitas yang terjadi dengan pola yang
otak terpenting atau fungsi mental tertinggi konsisten dalam siklus sehari – hari. Bila
yang digunakan untuk mengigat, irama ini terganggu seperti gangguan
memvisualkan sertamembayangkan, menilai Kualitas tidur pada pasien pre operasi dapat
dan memberikanalasan sesuatu.Karena suatu mempengaruhi proses biokimia dan proses
zat yang disebut GABA (Gamma biofisika yang dapat menyebabkan rusaknya
Aminobutryric Acid) merupakan asam amino stabilitas tubuh/terjadinya penyimpangan
yang berfungsi sebagai nuerotransmiter fungsi normalnya (Sears, W, 2011).
(pengantar sinyal saraf) (Widaryati.2011). Berdasarkan survei pendahuluan yang
Selain itu kualitas dan kuantitas tidur dilakukan oleh peneliti di RSU Sundari
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang Medan, peneliti mendapatkan data bahwa di
menunjukkan adanya kemampuan individu RSU Sundari Medan ditemukan adanya
untuk tidur dan memperoleh jumlah tidur pasien operasi dengan kasus operasi
sesuai dengan kebutuhannya. Faktor – faktor Appendicitis, dan secsio caesar. Peneliti juga
yang dapat mempengaruhi kualitas dan mewancarai pada 1 (satu) pasien preoperasi
kuantitas tidur antara lain penyakit, Appendicitis dan 4 (empat) pasien preoperasi
lingkungan, kelelahan, gaya hidup, tingkat secsio operasi. Didapat informasi bahwa
kecemasan, motivasi, dan obat – obatan pasien preoperasi sering merasa sensitif dan
(Riskesdas. 2013). khawatir mengenai prosedur yang dilakukan
Menurut RISKESDAS tahun2012 yang dan membutuhkan bantuan dukungan dalam
diadakan Departemen Kesehatan, menerima perubahan citra tubuhnya,
gangguan mental emosional (depresi dan mengalami penurunan rasa percaya diri, atau
kecemasan) dialami sekitar 11,6 persen ketidakmampuan melakukan kewajiban
populasi Indonesia (24.708.000 orang) yang peran dalam hidupnya. Selain itu peneliti
usianya di atas 15 tahun. Sementara data juga medapatkan informasi dari pasien yang
tahun 2014, jumlah masyarakat yang mengalami Appendicitis mengatakan
mengalami gangguan kesehatan jiwa seperti mengalami cemas karena takut akibat operasi
stres, depresi, cemas berlebihan, ketakutan, tidak dapat berjalan dengan lancar dan juga
hingga kasus parah skhizofrenia mencapai khawatir yang akan terjadi perubahan kondisi
angka 20-30 %. (10) pada fisiknya. Sedangkan 4 (empat) pasien
Pada saat seseorang masuk dan dirawat preoperasi secsio operasi merasa takut dan
di rumah sakit atau pelayanan kesehatan khawatir akan keselamatan bayinya.
lainnya, kualitas tidur klien dapat dengan Berdasarkan uraian di atas, maka
mudah berubah dan mengalami gangguan peneliti tertarik untuk melaksanakan
sebagai akibat dari penyakit dan rutinitas penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat
pelayanan kesehatan yang tidak Kecemasan dengan Kualitas TidurPada
diketahui.Setiap penyakit yang menyebabkan Pasien Preoperasi Di Rumah Sakit Umum
nyeri, ketidaknyamanan fisik, dan kecemasan Sundari Medan .
atau depresi, dapat menyebabkan masalah
tidur. Penyakit juga memaksakan klien untuk METODE PENELITIAN
tidur dalam posisi yang tidak biasa. Penelitian ini menggunakan desain
Terjadinya gangguan Kualitas tidur pada penelitian Survei Analitik, yang dimana
klien yang dirawat dirumah sakit dapat peneliti mendeskripsikan dan menganalisis
disebabkan oleh dampak pertama hubungan antar variabel. Dengan
hospitalisasi, klien yang sering mengalami menggunakan pendekatan Cross Sectional
peningkatan jumlah waktu bangun, sering yaitu pengumpulan data yang diperoleh
terbangun, dan berkurangnya tidur Rapid Eye dalam waktu yang bersamaan satu kali pada
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh ǀ 100
Indonesian Trust Health Journal Volume 1 – No. 2 - April 2019

saat pembagian kuisoner yang bertujuan Berdasarkan tabel 2 menunjukkan


untuk mengetahui Hubungan Tingkat bahwa mayoritas kecemasanpasien
Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada preoperatif berada pada kecemasandengan
Pasien Preoperasi Di Rumah Sakit Umum gejala ringan sebanyak 27 responden(64.0%)
Sundari Medan. Penelitian ini dilakukan di dan minoritas kecemasan pasien preoperatif
Rumah Sakit Umum Sundari Medan pada berada dengan gejala berat dan berat sekali
bulan februari sampai dengan April 2017. sebanyak 1responden (2.0%).
Populasi adalah keseluruhan dari objek Tabel 3.
penelitian. Populasi dalam penelitian ini Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pasien
adalah seluruh pasien preoperatif Di Rumah PreoperatifDi Rumah Sakit Umum Sundari
Sakit Umum Sundari Medan periode Januari Medan.
– Maret 2016 sebanyak 50 pasien No Kualitas Tidur Jumlah
preoperatif. Sampel merupakan bagian f %
populasi yang akan diteliti atau sebagian 1 Teratur 40 80.0
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh 2 Tidak teratur 10 20.0
populasi. Sampel dalam penelitian ini Total 50 100
menggunakan menggunakan Total Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
Samplingyaitu seluruh populasi dijadikan bahwa mayoritas Kualitas Tidur Pasien
sampel dalam penelitian yaitu sebanyak 50 PreOperatifberada pada Kualitas Tidur yang
pasien preoperatif. teratur sebanyak 40 responden (80.0%) dan
minoritas Kualitas Tidur Pasien
Hasil Penelitian Preoperatifberada pada Kualitas tidur
Analisis Univariat dengan tidak teratur sebanyak 10 responden
Tabel 1. (20.0%).
Distribusi Frekuensi Umur Pasien
Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Sundari Analisa Bivariat
Medan . Analisis bivariat digunakan untuk
No Umur jumlah L hh melihat hubungan (korelasi) antara variabel
independen (Tingkat Kecemasan Pasien
f %
1 < 30 Tahun 1 2.0
Preoperasi) dengan variabel dependen
2 30 - 35 Tahun 38 76.0 (Kualitas Tidur Pasien Preoperasi) dengan
3 >35 Tahun 11 22.0 menggunakan tabulasi silang (crosstab).
Total 50 100 Untuk membuktikan adanya hubungan yang
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan signifikan antara independen dengan variabel
bahwa mayoritas umur pasien pre dependen digunakan uji chi-square, pada
operatifberada pada umur 30 - 35 tahun batas perhitungan statistik p value (0,05).
sebanyak 38 (76.0%) dan minoritas umur Tabel 3.
pasien preoperatif berada pada umur <30 Tabulasi Silang Antara Hubungan
tahun sebanyak 1 (2.0%). TingkatKecemasan Dengan Kualitas Tidur
Pada Pasien Preoperasi Di Rumah Sakit
Tabel 2. Umum Sundari Tahun 2016.
Distribusi Frekuensi Kecemasan Pasien Kecemasan Kualitas Tidur Jumlah p
Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Sundari Teratur Tidak (sign)
Medan. teratur
No Kecemasan Jumlah f % f % f %
f % Tidak ada 5 12.5 0 0 5 10.0 0.008
1 Tidak ada gejala 5 10.0 gejala
2 Gejala ringan 27 64.0 Gejala 23 57.5 4 40.0 27 54.0
3 Gejala sedang 15 30.0 ringan
4 Gejala berat 2 4.0 Gejala 12 30.0 3 30.0 15 30.0
5 Gejala berat sekali 1 2.0 sedang 0 0 2 20.0 2 4.0
Total 50 100 Gejala berat 0 0 1 10.0 1 2.0
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh ǀ 101
Indonesian Trust Health Journal Volume 1 – No. 2 - April 2019

Gejala berat Berdasarkan hasil penelitianSetiawan B


sekali dengan judul Hubungan Tingkat Kecemasan
Total 40 100 10 100 50 100 dengan Kualitas Tidur Pasien PreOperasi di
Berdasarkan tabel di atas 3 Ruang Angsoka Rumah Sakit Abdul Wahab
menunjukkan bahwa dari 50 responden Sjahranie Samarinda. Jenis penelitian ini
bahwa yang yang memiliki kecemasan adalah penelitian deskriptif korelasi dengan
dengan tidak ada gejala sebanyak 5 pendekatan cross sectional. Hasil penelitian
responden (12.5%)dengan Kualitas Tidur menunjukkan bahwa pengolahan dan analisa
Pasien pre operatif dengan teratur dan 0 data menggunakan analisa univariat dengan
responden dengan Kualitas tidur pasien pre distribusi frekuensi dan analisa bivariat
operatif dengan tidak teratur, kecemasan dengan uji statistik Chi Square dengan taraf
dengan gejala ringan sebanyak 23 responden signifikan α 0,05. Hasil uji statistik diperoleh
(57.5%)dengan Kualiatas Tidur Pasien Pre nilai p=0,000 yang berarti p<α (0,05) dan
operatif dengan teratur dan 4 responden dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
(40.0%) dengan Kualitas Tidur Pasien Pre antara Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas
operatif dengan tidak teratur, Kecemasan Tidur Pada Pasien Preoperasi di ruang
dengan gejala sedang sebanyak 12 responden Angsoka RSUD Abdul Wahab Sjahrani
(30.0%)dengan Kualitas Tidur pasien pre (Setiawan, B 2014).
operatif dengan teratur dan 3 responden Kecemasan adalah emosi yang tidak
(30.0%) dengan Kualitas Tidur pasien pre menyenangkan, yang ditandai dengan
operatif dengan tidak teratur, Kecemasan kekhawatiran, keprihatinan, rasa takut yang
dengan gejala berat sebanyak 0 responden kadang kita alami, dalam tingkat yang
dengan Kualitas Tidur Pasien Pre operatif berbeda-beda.Cemas sangat berkaitan dengan
dengan teratur dan 2 responden (20.0%) perasaan yang sangat tidak enak, khawatir,
dengan Kualitas Tidur Pasien Pre operatif cemas, gelisah, tidak pasti dan tidak berdaya
dengan tidak teratur dan dengan Kecemasan yang disertai satu atau lebih gejala (Potter,
berat sekali sebanyak 0 responden P.A., & Perry,A.G, 2009).
(0%)dengan pola tidur pasien Pre operatif Kecemasan pasien preoperasi
dengan teratur dan 1 responden (10%) merupakan suatu respon antisipasi terhadap
dengan Kualitas Tidur Pasien Pre operatif suatu pengalaman yang dianggap pasien
dengan tidak teratur. sebagai suatu ancaman terhadap perannya
Dari uji Chi-Square didapatkan nilai p = dalam hidup, integritas tubuh bahkan
0,008< 0,05 yang berarti Ada Hubungan kehidupannya. Kecemasan sangat
TingkatKecemasan Dengan Kualitas Tidur mempengaruhi fungsi tubuh pada tindakan
Pada Pasien Preoperasi Di Rumah Sakit operasi, oleh karena itu perawat perlu
Umum Sundari Medan . Hasil analisis ini mengidentifikasi kecemasan yang dialami
memenuhi kriteria persyaratan hipotesis ada pasien.Kecemasan dan reaksi ini bisa
hubungan, sehingga dapat disimpulkan didasarkan pada banyak faktor yang meliputi
bahwa Ada Hubungan TingkatKecemasan ketidaknyamanan dan perubahan-perubahan
Dengan Kualitas Tidur Pada Pasien yang diantisipasi baik fisik, finansial,
Preoperasi Di Rumah Sakit Umum Sundari psikologi, spiritual, sosial dan akhir dari
Medan . pembedahan tersebut (Notoatmodjo, S.
2013).
PEMBAHASAN Menurut peneliti kecemasan merupakan
Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Rumah suatu respon stressor yang merupakan
Sakit Umum Sundari Medan . gangguan efek dan emosi. Efek inilah yang
Berdasarkan hasil penelitian akan menjadi nada perasaan yang akan dapat
menunjukkan bahwa mayoritas kecemasan menimbulkan rasa menyenangkan atau tidak
dengan gejala ringan sebanyak 27 responden menyenangkan yang akan menyertai suatu
(64.0%) dan minoritas kecemasan pasien pikiran yang biasanya berlangsung lama dan
preoperatif berada dengan gejala berat dan disertai oleh banyak komponen fisiologi
berat sekali sebanyak 1responden (2.0%).
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh ǀ 102
Indonesian Trust Health Journal Volume 1 – No. 2 - April 2019

seperti gangguan tidur, gelisah, megkhayal, didukung oleh cahaya lampu atau matahari di
takut, cemas, dan sebagainya. siang hari, kebiasaan waktu makan dan
aktivitas yang dilakukan seperti biasanya
Kualitas Tidur Pasien Preoperasi Di dalam waktu tertentu setiap
Rumah Sakit Umum Sundari Medan harinya.Seseorang yang mempunyai Kualitas
Berdasarkan hasil penelitian tidur-bangun yang teratur lebih menunjukan
menunjukan bahwa menunjukkan bahwa tidur yang berkualitas dan performa yang
mayoritas Kualias Tidurpasien preOperatif lebih baik daripada orang yang mempunyai
berada pada Kualitas tidur yang Kualitas tidur- bangun yang berubah-ubah.
teratursebanyak 40 responden (80.0%) dan Kualitas tidur yang diubah-ubah dan apabika
minoritas Kualitas Tidur pasien preOperatif individu belum beradaptasi dengan
berada pada Kualitas tidur dengan tidak perubahan tersebut maka akan
teratur sebanyak 10 responden (20.0%). mengakibatkan gangguan Kualitas tidur.
Hasil penelitian Binarti D. dengan judul
Hubungan Kecemasan dengan Gangguan Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan
Kualitas Tidur Pada Pasien Pre Operasi Kualitas Tidur Pada Pasien Pre Operasi Di
Appendicitis Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Rumah Sakit Umum Sundari Medan .
Mojosari Kabupaten Mojokerto. Jenis Berdasarkan hasil penelitian
penelitian ini adalah penelitian survey menunjukkan bahwa dari 50 responden
analitik dengan pendekatan cross sectional. bahwa yang yang memiliki Kecemasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan tidak ada gejala sebanyak 5
hasil uji statistik non parametrik Chi Square responden (12.5%)dengan Kualitas Tidur
pada tingkat kemaknaan α = 0,05 didapat Pasien Pre Operatif dengan teratur dan 0
nilai pvalue = 0,009 karena nilai pvalue< 0,05 responden dengan Kualitas Tidur Pasien Pre
maka H0 ditolak, yang artinya terdapat Operatif dengan tidak teratur, Kecemasan
hubungan signifikan antara kecemasan dengan gejala ringan sebanyak 23 responden
dengan gangguan Kualitas tidur pada pasien (57.5%)dengan Kualitas Tidur Pasien Pre
pre operasi fraktur femur di RSUD Prof. Dr. Operatif dengan teratur dan 4 responden
Soekandar Mojokerto (Binarti, D, 2015). (40.0%) dengan Kualitas Tidur Pasien Pre
Tidur merupakan kebutuhan mental dan Operatif dengan tidak teratur, Kecemasan
juga kebutuhan fisik bagi manusia, karena dengan gejala sedang sebanyak 12 responden
pada saat tidur akan memberikan kesempatan (30.0%)dengan Kualitas Tidur Pasien Pre
bagi otot untuk beristirahat. Tidur juga Operatif dengan teratur dan 3 responden
merupakan waktu saat segala pengalaman (30.0%) dengan Kualitas Tidur Pasien Pre
yang dirasakan oleh manusia setiap harinya Operatif dengan tidak teratur, Kecemasan
diproses dan diintegrasikan oleh pikiran.Hal dengan gejala berat sebanyak 0 responden
ini benar-benar sangat berpengaruh pada bayi dengan Kualitas Tidur Pasien Pre Operatif
dan anak, namun segala sesuatunya dengan teratur dan 2 responden (20.0%)
tergantung pada seberapa nyenyak mereka dengan Kualitas Tidur Pasien Pre Operatif
tidur (Arikunto, S. 2012). dengan tidak teratur dan dengan kecemasan
Potter & Perry mendefinisikan tidur berat sekali sebanyak 0 responden
merupakan suatu keadaan berulang-ulang, (0%)dengan Kualitas Tidur Pasien Pre
perubahan status kesadaran yang terjadi Operatif dengan teratur dan 1 responden
selama periode tertentu.Tidur yang cukup (10%) dengan Kualitas Tidur Pasien Pre
dapat memulihkan tenaga.Tidur dapat Operatif dengan tidak teratur.
memberikan waktu untuk perbaikan dan Dari uji Chi-Square didapatkan nilai p =
penyembuhan sistem tubuh untuk periode 0,008< 0,05 yang berarti Ada Hubungan
keterjagaan berikutnya. Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada
Menurut peneliti Setiap orang memiliki Pasien Preoperasi Di Rumah Sakit Umum
siklus bangun tidur yang sudah biasa Sundari Medan .Hasil analisis ini memenuhi
dilakukan menentukan kapan waktu yang kriteria persyaratan hipotesis ada hubungan,
tepat untuk tidur.Waktu tersebut dapat sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh ǀ 103
Indonesian Trust Health Journal Volume 1 – No. 2 - April 2019

Hubungan TingkatKecemasan Dengan individu terhadap tindakan tersebut berbeda -


Kualitas Tidur Pada Pasien Preoperasi Di beda. Beberapa pasien menyatakan takut dan
Rumah Sakit Umum Sundari Medan . menolak dilakukan tindakan pembedahan,
Penelitian yang dilakukan Andika B. tetapi klien mengatakan tidak tahu yang
dengan judul Hubungan Tingkat Kecemasan menjadi penyebabnya, namun ada juga
Klien Preoperasi Dengan Kualitas Tidur di beberapa pasien yang menyatakan
Ruang Kenanga Rumah Sakit Pelni ketakutannya dengan jelas dan spesifik.
Jakarta.Jenis penelitian ini adalah penelitian Segala bentuk prosedur pembedahan selalu
deskriftif analitik dengan pendekatan cross dilalui dengan reaksi emosional klien baik
sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan tersembunyi atau jelas, normal dan
bahwa Hubungan Tingkat Kecemasan Klien abnormal.Kecemasan sangat mempengaruhi
Preoperasi dengan Gangguan Kualitas Tidur fungsi tubuh pada tindakan operasi, oleh
Di Ruang Kenanga RS Pelni Jakarta, 14 karena itu perawat perlu mengidentifikasi
responden (46,7%) tidak cemas dalam kecemasan yang dialami pasien. Kecemasan
menghadapi operasi sedangkan 16 responden dan reaksi ini bisa didasarkan pada banyak
(53,3%) cemas menghadapi operasi, dan 17 faktor yang meliputi ketidaknyamanan dan
responden (56,7%) tidak mengalami perubahan-perubahan yang diantisipasi baik
gangguan tidur sedangkan 13 responden fisik, finansial, psikologi, spiritual, sosial dan
(43,3%) mengalami gangguan tidur. Maka akhir dari pembedahan tersebut.
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
bermakna antara kecemasan klien pre operasi KESIMPULAN
dengan Kualitas tidur di Ruang Kenanga Dari hasil penelitian yang dilakukan
Rumah SakitPelni Jakarta Tahun 2010 peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut :
(Andika, B, 2014). 1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
Kecemasan adalah emosi yang tidak mayoritas umur pasien preoperatif
menyenangkan, yang ditandai dengan berada pada umur 30 - 35 tahun
kekhawatiran, keprihatinan, rasa takut yang sebanyak 38 (76.0%) dan minoritas
kadang kita alami, dalam tingkat yang umur pasien preoperatif berada pada
berbeda-beda.Cemas sangat berkaitan dengan umur <30 tahun sebanyak 1 (2.0%).
perasaan yang sangat tidak enak, khawatir, 2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
cemas, gelisah, tidak pasti dan tidak berdaya mayoritas kecemasan dengan gejala
yang disertai satu atau lebih gejala (Potter, ringan sebanyak 27 responden (64.0%)
P.A., & Perry, A.G. 2009). dan minoritas kecemasan pasien
Fisiologi tidur merupakan pengaturan preoperatif berada dengan gejala berat
kegiatan tidur yang melibatkan mekanisme dan berat sekali sebanyak 1 responden
serebral secara bergantian dengan periode (2.0%).
yang lebih lama, agar mengaktifkan pusat 3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
otak untuk tidur dan terjaga (Potter & Perry, mayoritas Kualitas Tidur pasien
2010).Tidur diatur oleh tiga proses, yaitu; preoperatif berada pada Kualitas tidur
mekanisme, hemeostasis, irama sirkandian
yang teratur sebanyak 40 responden
dan irama ultradian.Kualitas tidur adalah
kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga (80.0%) dan minoritas pola tidur pasien
preoperatif berada pada pola tidur
seseorang tersebut tidak memperlihatkan
perasaan lelah, mudah terangsang dan dengan tidak teratur sebanyak 10
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar responden (20.0%).
mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva 4. Berdasarkan hasil uji Chi-Square
merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, didapatkan nilai p = 0,008< 0,05 yang
sakit kepala dan sering menguap atau berarti Ada Hubungan Tingkat
mengantuk. Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada
Menurut peneliti bahwa Tindakan Pasien Preoperasi di Rumah Sakit
pembedahan akan menimbulkan ketakutan Umum Sundari Medan.
dan kecemasan pada pasien walaupun respon
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh ǀ 104
Indonesian Trust Health Journal Volume 1 – No. 2 - April 2019

SARAN Mojosari Kabupaten Mojokerto.


1. Bagi Perpustakaan Diperoleh tanggal 02 Juni 2015 dari
Hasil penelitian ini disarankan dapat http://www.akbiambarawai.ac.id/file/
menjadi bahan sumber referensi jurnaledisi1.pdf
diperpustakan Akademi Keperawatan Direktorat Keperawatan dan Keteknisian
Helvetia dan menambah pengetahuan Medik Dirjen Pelayanan Medik
yang berkaitan dengan Hubungan Depkes RI.(2006). Standar
Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Pelayanan Keperawatan di ICU.
Tidur Pada Pasien Preoperasi. Depkes RI.
2. Bagi Akademi Keperawatan Helvetia Hidayat,A. A. A. (2006). Pengantar
Hasil penelitian ini disarankan Sebagai Kebutuhan Dasar manusia:Aplikasi
aplikasi ilmu peneliti yang telah Konsep dan Proses Keperawatan.
didapatkan selama perkuliahan di Jakarta: Salemba Medika.
Akademi Keperawatan Helvetia dan Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2004.(2004).
untuk menambahkan pengetahuan lebih Fundamental of Nursing. United
lanjut tentang HubunganTingkat states of America:Pearson education
Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Inc.
Pasien Preoperasi. Morton.,Fontaine,D., Hudak,C., & Gallo,B.
3. Bagi Peneliti (2008). Keperawatan Kritis:
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta:
dasar pelayanan untuk meningkatkan penerbit Buku Kedokteran EGC.
pelayanan kesehatan secara merata Mulyawati, I., Azam, M., & Ningrum, D.N.
kepada pasien sehingga ketercapaian A. (2011). Faktor-Faktor Yang
kualitas layanan lebih optimal sehingga Berhubungan Dengan Tindakan
pasien bisa mengendalikan diri dalam Persalinan Melalui Sectio Sesarea.
memenuhi kebutuhan akan Kualitas Jurnal Kesehatan Masyarakat
Tidur yang baik. Universitas Negeri Semarang.
4. Bagi Tempat Penelitian Notoatmodjo S, 2007. Kesehatan Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
masukan sebagai informsi tentang Notoatmodjo, S. 2013. Promosi Kesehatan.
penting pada tenaga kesehatan Rineka Cipta. Jakarta.
untukmengetahui Hubungan Tingkat Potter, P.A., & Perry,A.G. (2009).
Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Fundamental Keperawatan.
Pasien Preoperasi agar dapat mencegah Jakarta:Salemba Medika.
gangguan psikologis yang berdampak Riskesdas. 2013. Profil Kesehatan Sumatera
terhadap kondisi yang lebih buruk. Utara Tahun 2013. Medan.
Riwidiko, H. 2013. Statistika Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Mitra Cendikia Press
Andika, B, 2014.Hubungan Tingkat Sears, W. (2011). seri cerdas bersama
Kecemasan Klien Preoperasi DR.Sears panduan mempersiapkan
Dengan Gangguan Pola tidur di kelahiran informasi lengkap untuk
Ruang Kenanga Rumah Sakit Pelni kelancaran kelahiran. Tangerang:
Jakarta. Diperoleh tanggal 12 Mei LenteraHati.
2014 dari Setiawan, B (2014), Hubungan Tingkat
http://www.akbiambarawai.ac.id/file/ Kecemasan dengan Kualitas Tidur
jurnaledisi1.pdf Pasien Preoperasi di Ruang Angsoka
Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie
Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Samarinda. Jenis penelitian ini
Binarti, D, 2015. Hubungan Kecemasan adalah penelitian deskriptif korelasi
dengan Gangguan PolaTidur Pada dengan pendekatan cross sectional.
Pasien Pre Operasi Fraktur Femur Jurnal. Diperoleh tanggal 02 Oktober
Di RSUD Prof. Dr. Soekandar 2014 dari
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh ǀ 105
Indonesian Trust Health Journal Volume 1 – No. 2 - April 2019

http://www.akbidunri.ac.id/file/jurnal
edisi1.pdf.
Sjamsuhidajat, R., & Jong, W. D. (2005).
Pembedahan Buku Ajar Ilmu Bedah
(2 ed., pp. 265-266). Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G.
(2002).Keperawatan Medikal-Bedah
(8 ed. Vol.3). Jakarta: EGC.
Sumanto, R., Marsito, & Ernawati. (2011).
Hubungan Tingkat Nyeri dengan
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Post
Operasi Sectio Caesarea Di RSU
PKU Muhammadiyah Gombong.
STIKesMuhammadiyah Gombong.
Suwartika, I.(2012).Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian
Insomnia Pada Pasien yang dirawat
di Ruang Perawatan Jantung Intensif
RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.
Tesis Magister Keperawatan, tidak
dipublikasikan, Universitas
Padjadjaran Bandung.
Ulrich, R., Linden, O., Etinge J. 1993.
Effects of Exposure to Nature and
Abstrac Pictures on Patients
recovering from open heart
surgery.Psychopshysiology.1993;
30:37-43.
Widaryati.2011. Pengaruh Intervensi
Mendengarkan Bacaan Alquran
terhadap Intensitas Kecemasan
Pasien Sindroma Koroner Akut di
Ruang Rawat Intensif Jantung RSUP
Dr.Hasan Sadikin Bandung. Tesis
Magister Keperawatan, tidak
dipublikasikan, Universitas
Padjadjaran Bandung.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh ǀ 106

You might also like