You are on page 1of 9

Indonesian Trust Health Journal Volume 1, No.

2 - April 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN


PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN

Muflih
Akademi Keperawatan Helvetia Medan
E-mail: muflihop@gmail.com

Abstract
Anxiety is an unpleasant emotion, which is characterized by worries, concerns, fears
that we sometimes experience, at different levels. According to the RISKESDAS 2012 held
by the Ministry of Health, mental emotional disorders (depression and anxiety) experienced
around JJ.6 percent of Indonesia's population (24, 708,000 respondents) whose age is over
15 years. While the 2014 data, the number of respondents who experience mental health
problems such as stress, depression, excessive anxiety, fear,. to severe cases of schizophrenia
reached 20-30%. Based on the description above, the researcher was interested in
carrying out a research entitled Relationship of Anxiety with Sleep Quality on Preoperative
Patients at Sundari General Hospital Medan. The design used in this study was an analytical
survey with a cross sectional approach. The population in this study were all Preoperative
patients at Sundari General Hospital Medan as marry as 50 respondents with sampling took
the total population with Primary data collection techniques shared questionnaires. The results
of research conducted using Chi-Square Test obtained p value = 0.038 <0.05 which means
that there was a relationship between the level of anxiety and sleep quality on patients with
preoperative surgery at Sundari General Hospital Medan. The conclusion of this study was that
there was a relationship between anxiety levels and sleep quality on preoperative
patients to prevent psychological disturbances that affect worse conditions.
Keywords: Anxiety, sleep quality, pre operative

Abstrak
Cemas merupakan suatu fenomena yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, cemas
merupakan reaksi emosional terhadap penilaian dari stimulus. Namun pada dasarnya cemas yang
berlebihan merupakan suatu keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami suatu
perubahan nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui Ada Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Pre
Operasi Di Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah
survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu pengumpulan data yang diperoleh dalam
waktu yang bersamaan satu kali pada saat pembagian koesioner. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien Pre operatif Di Rumah Sakit Umum Sundari Medan periode Januari - Maret
2016 sebanyak 50 pasien Pre operatif. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Population
yaitu seluruh population di jadikan sampel dalam penelitian yaitu sebanyak 50 pasien Pre Operatif.
Hasil Penelitian yang dilakukan Menggunkan Uji Chi-Square di dapatkan nilai p = 0,008 < 0,05
yang berarti Ada Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Pre operasi Di
Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Kesimpulan dari penelitian ini diharapkan sebagai dasar
pelayanan untuk meningkatkan pelayan kesehatan secara merata kepada pasien sehingga
ketercapaian kualitas layanan lebih optimal sehingga pasien bisa mengendalikan diri dalam
memenuhi kebutuhan akan kualitas tidur yang baik.
Kata Kunci : Kecemasan, kualitas tidur, pre operatif

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh | 98


Indonesian Trust Health Journal Volume 1, No.2 - April 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

PENDAHULUAN Tindakan bedah atau yang disebut


Pembangunan dibidang kesehatan dengan operasi merupakan tindakan medis
pada hakekatnya bertujuan agar semua lapisan yang dapat mendatangkan ancamanpotensial
masyarakat dapat memperoleh pelayanan maupun aktual terhadap tubuh, integritas dan
kesehatan secara mudah, merata dan jiwa seseorang.Salah satu kondisi yang
terjangkau. Berbagai upaya pelayanan menyebabkan gangguan tidur pada pasien pre
kesehatan yang baik dan berkualitas. Program operasi adalah perubahan fisik dan emosi
pelayanan kesehatan dirumah sakit selama menjalani proses pre operasi.
menekankan pada kualitas layanan baik bagi Perubahan fisik yang terjadi seperti rasa sakit
kelompok masyarakat yang paling rentan pada otot dan tulang, serta jantung berdebar-
terhadap kesakitan maupun kematian. debar sedangkan perubahan emosi meliputi
Indikator pelayanan kesehatan yang kecemasan, rasa takut dan depresi (Mulyawati,
berkualitas di rumah sakit erat hubungannya I., Azam, M., & Ningrum, D.N.A, 2011).
dengan perawatan yang baik pada pasien, Berdasarkan hasil survey yang
sehingga mampu mengurangi angka kesakitan dilakukan di suatu Rumah Sakit di Amerika
secara fisik dan psikologis pada pasien. mengatakan bahwa stimulus yang dapat
Proses perawatan di rumah sakit menganggu tidur di Rumah Sakit meliputi
sering kali mengabaikan aspek-aspek kesulitan menemukan posisi nyaman (62%),
psikologis sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri dibagian yang tidak nyaman (58%),
berbagai permasalahan psikologis bagi pasien cemas (30%), takut (25%), lingkungan baru
yang salah satunya adalah kecemasan. (18%), tempat tidur yang tidak nyaman (10%)
Kecemasan merupakan perasaan yang paling (Suwartika, I, 2012).
umum dialami oleh pasien yang dirawat, Berdasarkan hasil penelitian yang
kecemasan yang sering terjadi pada pasien dilakukan oleh Koizer, 2016 terhadap tindakan
yang dirawat di Rumah Sakit yang mengalami operasi tertentu yang dapat dilihat berdasarkan
proses pembedahan atau tindakan operatif jenis operasinya didapatkan hasil bahwa
(Depkes Ri, 2006). tingkat kecemasan dengan operasi besar yang
Cemas merupakan suatu fenomena membutuhkan anastesi total dapat membuat
yang sering kita jumpai dalam kehidupan pasien mengalami kecemasan hingga 20–50%
sehari – hari, cemas merupakan reaksi yang ditandai dengan kegelisahan, takut yang
emosional terhadap penilaian dari stimulus. berlebih, dan gangguan tidur. Sedangkan
Namun pada dasarnya cemas yang berlebihan operasi kecil yang hanya membutuhkan
merupakan suatu masalah, karena dapat anastesi lokal dengan durasi waktu operasi
menimbulkan masalah. Masalah yang yang tidak lama. menunjukkan presentase
mungkin terjadi yang disebabkan oleh sebanyak 10–30% pasien mengalami
kecemasan adalah pasien susah untuk kecemasan yang ditandai dengan adanya
berkonsentrasi, pasien merasa kurang tegang, tidak tenang, dan khawatir (Kozier,
diperhatikan terhadap hal yang kecil atau Erb., Berman. & Snyder, 2004).
susah untuk memfokuskan fikiran dan Kebutuhan untuk tidursangat penting
gangguan Kualitas tidur (Hidayat, A.A, 2006). bagi kualitas hidup semua orang. Kebutuhan
Gangguan Kualitas tidur adalah tidur setiap individu berbeda dalam kuantitas
keadaan ketika individu mengalami atau dan kualitas tidurnya. Tidur juga merupakan
berisiko mengalami suatu perubahan dalam salah satu kebutuhan pokok manusia yang
kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang memilikifungsi perbaikan dan homeostatik
menyebabkan rasa tidak nyaman atau (mengembalikan keseimbangan fungsi –
mengganggu gaya hidup yang diinginkannya. fungsi normal tubuh) serta penting juga dalam
Cemas ini bisa terjadi pada siapa saja termasuk pengaturan suhu dan cadangan energi normal
pada pasien yang mengalami perubahan yang (Morton., F,D., Hudak, C. & Gallo, B, 2008).
terjadi pada kesehatan fisik seperti penyakit, Tidur tidak sekedar mengistirahatkan
kecelakaan dan pasien preoperatif yang tubuh, tetapi juga mengistirahatkan otak
mengubah pola hidup dan menurunkan khususnya serebral korteks, yakni bagian otak
perasaan nilai diri dapat menimbulkan terpenting atau fungsi mental tertinggi yang
kecemasan (Sumanto, R., Marsito., & digunakan untuk mengigat, memvisualkan
Ernawati, 2011). sertamembayangkan, menilai dan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh | 99


Indonesian Trust Health Journal Volume 1, No.2 - April 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

memberikanalasan sesuatu.Karena suatu zat stabilitas tubuh/terjadinya penyimpangan


yang disebut GABA (Gamma Aminobutryric fungsi normalnya (Sears, W, 2011).
Acid) merupakan asam amino yang berfungsi Berdasarkan survei pendahuluan yang
sebagai nuerotransmiter (pengantar sinyal dilakukan oleh peneliti di RSU Sundari
saraf) (Widaryati.2011). Medan, peneliti mendapatkan data bahwa di
Selain itu kualitas dan kuantitas tidur RSU Sundari Medan ditemukan adanya pasien
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang operasi dengan kasus operasi Appendicitis, dan
menunjukkan adanya kemampuan individu secsio caesar. Peneliti juga mewancarai pada 1
untuk tidur dan memperoleh jumlah tidur (satu) pasien preoperasi Appendicitis dan 4
sesuai dengan kebutuhannya. Faktor – faktor (empat) pasien preoperasi secsio operasi.
yang dapat mempengaruhi kualitas dan Didapat informasi bahwa pasien preoperasi
kuantitas tidur antara lain penyakit, sering merasa sensitif dan khawatir mengenai
lingkungan, kelelahan, gaya hidup, tingkat prosedur yang dilakukan dan membutuhkan
kecemasan, motivasi, dan obat – obatan bantuan dukungan dalam menerima perubahan
(Riskesdas. 2013). citra tubuhnya, mengalami penurunan rasa
Menurut RISKESDAS tahun2012 percaya diri, atau ketidakmampuan melakukan
yang diadakan Departemen Kesehatan, kewajiban peran dalam hidupnya.
gangguan mental emosional (depresi dan Selain itu peneliti juga medapatkan
kecemasan) dialami sekitar 11,6 persen informasi dari pasien yang mengalami
populasi Indonesia (24.708.000 orang) yang Appendicitis mengatakan mengalami cemas
usianya di atas 15 tahun. Sementara data tahun karena takut akibat operasi tidak dapat berjalan
2014, jumlah masyarakat yang mengalami dengan lancar dan juga khawatir yang akan
gangguan kesehatan jiwa seperti stres, depresi, terjadi perubahan kondisi pada fisiknya.
cemas berlebihan, ketakutan, hingga kasus Sedangkan 4 (empat) pasien preoperasi secsio
parah skhizofrenia mencapai angka 20-30 %.. operasi merasa takut dan khawatir akan
Pada saat seseorang masuk dan keselamatan bayinya.
dirawat di rumah sakit atau pelayanan Berdasarkan uraian di atas, maka
kesehatan lainnya, kualitas tidur klien dapat peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian
dengan mudah berubah dan mengalami yang berjudul Hubungan Tingkat Kecemasan
gangguan sebagai akibat dari penyakit dan dengan Kualitas TidurPada Pasien Preoperasi
rutinitas pelayanan kesehatan yang tidak Di Rumah Sakit Umum Sundari Medan .
diketahui.Setiap penyakit yang menyebabkan
nyeri, ketidaknyamanan fisik, dan kecemasan METODE PENELITIAN
atau depresi, dapat menyebabkan masalah Penelitian ini menggunakan desain
tidur. Penyakit juga memaksakan klien untuk penelitian Survei Analitik, yang dimana
tidur dalam posisi yang tidak biasa. peneliti mendeskripsikan dan menganalisis
Terjadinya gangguan Kualitas tidur hubungan antar variabel. Dengan
pada klien yang dirawat dirumah sakit dapat menggunakan pendekatan Cross Sectional
disebabkan oleh dampak pertama yaitu pengumpulan data yang diperoleh dalam
hospitalisasi, klien yang sering mengalami waktu yang bersamaan satu kali pada saat
peningkatan jumlah waktu bangun, sering pembagian kuisoner yang bertujuan untuk
terbangun, dan berkurangnya tidur Rapid Eye mengetahui Hubungan Tingkat Kecemasan
Movement (REM) serta total waktu tidur. Pada Dengan Kualitas Tidur Pada Pasien
pasien pre operatif, tidur juga merupakan Preoperasi Di Rumah Sakit Umum Sundari
kebutuhan yang sangat penting. Proses Medan. Penelitian ini dilakukan di Rumah
biokimia dan biofisika tubuh manusia Sakit Umum Sundari Medan pada bulan
mempuyai irama denganpuncak fungsi atau februari sampai dengan April 2017.
aktifitas yang terjadi dengan pola yang Populasi adalah keseluruhan dari
konsisten dalam siklus sehari – hari. Bila objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
irama ini terganggu seperti gangguan Kualitas adalah seluruh pasien preoperatif Di Rumah
tidur pada pasien pre operasi dapat Sakit Umum Sundari Medan periode Januari
mempengaruhi proses biokimia dan proses – Maret 2016 sebanyak 50 pasien preoperatif.
biofisika yang dapat menyebabkan rusaknya Sampel merupakan bagian populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh | 100


Indonesian Trust Health Journal Volume 1, No.2 - April 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam No Kualitas Tidur Jumlah


penelitian ini menggunakan menggunakan f %
Total Samplingyaitu seluruh populasi 1 Teratur 40 80.0
dijadikan sampel dalam penelitian yaitu 2 Tidak teratur 10 20.0
sebanyak 50 pasien preoperatif. Total 50 100

Hasil Penelitian Berdasarkan tabel 3 menunjukkan


Analisis Univariat bahwa mayoritas Kualitas TidurPasien
Tabel 1. PreOperatifberada pada Kualitas Tidur yang
Distribusi Frekuensi Umur Pasien Preoperatif teratur sebanyak 40 responden (80.0%) dan
Di Rumah Sakit Umum Sundari Medan . minoritas Kualitas Tidur Pasien
Preoperatifberada pada Kualitas tidur dengan
No Umur jumlah tidak teratur sebanyak 10 responden (20.0%).
f %
1 < 30 Tahun 1 2.0 Analisa Bivariat
2 30 - 35 Tahun 38 76.0 Analisis bivariat digunakan untuk
3 >35 Tahun 11 22.0 melihat hubungan (korelasi) antara variabel
Total 50 100 independen (Tingkat Kecemasan Pasien
Preoperasi) dengan variabel dependen
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan (Kualitas Tidur Pasien Preoperasi) dengan
bahwa mayoritas umur pasien pre menggunakan tabulasi silang (crosstab).
operatifberada pada umur 30 - 35 tahun Untuk membuktikan adanya hubungan yang
sebanyak 38 (76.0%) dan minoritas umur signifikan antara independen dengan variabel
pasien preoperatif berada pada umur <30 dependen digunakan uji chi-square, pada batas
tahun sebanyak 1 (2.0%). perhitungan statistik p value (0,05).

Tabel 2. Tabel 3.
Tabulasi Silang Antara Hubungan
Distribusi Frekuensi Kecemasan Pasien
TingkatKecemasan Dengan Kualitas Tidur
Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Sundari
Pada Pasien Preoperasi Di Rumah Sakit
Medan.
Umum Sundari Tahun 2016.
No Kecemasan Jumlah
Kecemasan Kualitas Tidur Jumlah p
f %
Teratur Tidak (sign)
1 Tidak ada gejala 5 10.0
teratur
2 Gejala ringan 27 64.0
f % f % f %
3 Gejala sedang 15 30.0
Tidak ada 5 12.5 0 0 5 10.0 0.008
4 Gejala berat 2 4.0
gejala
5 Gejala berat sekali 1 2.0
Gejala 23 57.5 4 40.0 27 54.0
Total 50 100
ringan
Gejala 12 30.0 3 30.0 15 30.0
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan sedang 0 0 2 20.0 2 4.0
bahwa mayoritas kecemasanpasien Gejala berat 0 0 1 10.0 1 2.0
preoperatif berada pada kecemasandengan Gejala berat
gejala ringan sebanyak 27 responden(64.0%) sekali
dan minoritas kecemasan pasien preoperatif Total 40 100 10 100 50 100
berada dengan gejala berat dan berat sekali
sebanyak 1responden (2.0%). Berdasarkan tabel 3 di atas
menunjukkan bahwa dari 50 responden
Tabel 3. memiliki kecemasan dengan tidak ada gejala
Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pasien sebanyak 5 responden (12.5%)dengan Kualitas
PreoperatifDi Rumah Sakit Umum Sundari Tidur Pasien pre operatif dengan teratur dan 0
Medan. responden dengan Kualitas tidur pasien pre
operatif dengan tidak teratur, kecemasan
dengan gejala ringan sebanyak 23 responden

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh | 101


Indonesian Trust Health Journal Volume 1, No.2 - April 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

(57.5%)dengan Kualiatas Tidur Pasien Pre RSUD Abdul Wahab Sjahrani (Setiawan, B
operatif dengan teratur dan 4 responden 2014).
(40.0%) dengan Kualitas Tidur Pasien Pre Kecemasan adalah emosi yang tidak
operatif dengan tidak teratur, Kecemasan menyenangkan, yang ditandai dengan
dengan gejala sedang sebanyak 12 responden kekhawatiran, keprihatinan, rasa takut yang
(30.0%)dengan Kualitas Tidur pasien pre kadang kita alami, dalam tingkat yang
operatif dengan teratur dan 3 responden berbeda-beda.Cemas sangat berkaitan dengan
(30.0%) dengan Kualitas Tidur pasien pre perasaan yang sangat tidak enak, khawatir,
operatif dengan tidak teratur, Kecemasan cemas, gelisah, tidak pasti dan tidak berdaya
dengan gejala berat sebanyak 0 responden yang disertai satu atau lebih gejala (Potter,
dengan Kualitas Tidur Pasien Pre operatif P.A., & Perry,A.G, 2009).
dengan teratur dan 2 responden (20.0%) Kecemasan pasien preoperasi
dengan Kualitas Tidur Pasien Pre operatif merupakan suatu respon antisipasi terhadap
dengan tidak teratur dan dengan Kecemasan suatu pengalaman yang dianggap pasien
berat sekali sebanyak 0 responden (0%)dengan sebagai suatu ancaman terhadap perannya
pola tidur pasien Pre operatif dengan teratur dalam hidup, integritas tubuh bahkan
dan 1 responden (10%) dengan Kualitas Tidur kehidupannya. Kecemasan sangat
Pasien Pre operatif dengan tidak teratur. mempengaruhi fungsi tubuh pada tindakan
Dari uji Chi-Square didapatkan nilai p operasi, oleh karena itu perawat perlu
= 0,008< 0,05 yang berarti Ada Hubungan mengidentifikasi kecemasan yang dialami
TingkatKecemasan Dengan Kualitas Tidur pasien.Kecemasan dan reaksi ini bisa
Pada Pasien Preoperasi Di Rumah Sakit didasarkan pada banyak faktor yang meliputi
Umum Sundari Medan . Hasil analisis ini ketidaknyamanan dan perubahan-perubahan
memenuhi kriteria persyaratan hipotesis ada yang diantisipasi baik fisik, finansial,
hubungan, sehingga dapat disimpulkan bahwa psikologi, spiritual, sosial dan akhir dari
Ada Hubungan TingkatKecemasan Dengan pembedahan tersebut (Notoatmodjo, S. 2013).
Kualitas Tidur Pada Pasien Preoperasi Di Menurut peneliti kecemasan
Rumah Sakit Umum Sundari Medan . merupakan suatu respon stressor yang
merupakan gangguan efek dan emosi. Efek
PEMBAHASAN inilah yang akan menjadi nada perasaan yang
Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Rumah akan dapat menimbulkan rasa menyenangkan
Sakit Umum Sundari Medan . atau tidak menyenangkan yang akan menyertai
Berdasarkan hasil penelitian suatu pikiran yang biasanya berlangsung lama
menunjukkan bahwa mayoritas kecemasan dan disertai oleh banyak komponen fisiologi
dengan gejala ringan sebanyak 27 responden seperti gangguan tidur, gelisah, megkhayal,
(64.0%) dan minoritas kecemasan pasien takut, cemas, dan sebagainya.
preoperatif berada dengan gejala berat dan
berat sekali sebanyak 1responden (2.0%). Kualitas Tidur Pasien Preoperasi Di Rumah
Berdasarkan hasil penelitianSetiawan Sakit Umum Sundari Medan
B dengan judul Hubungan Tingkat Kecemasan Berdasarkan hasil penelitian
dengan Kualitas Tidur Pasien PreOperasi di menunjukan bahwa menunjukkan bahwa
Ruang Angsoka Rumah Sakit Abdul Wahab mayoritas Kualias Tidurpasien PreOperatif
Sjahranie Samarinda. Jenis penelitian ini berada pada Kualitas tidur yang
adalah penelitian deskriptif korelasi dengan teratursebanyak 40 responden (80.0%) dan
pendekatan cross sectional. Hasil penelitian minoritas Kualitas Tidur pasien preOperatif
menunjukkan bahwa pengolahan dan analisa berada pada Kualitas tidur dengan tidak teratur
data menggunakan analisa univariat dengan sebanyak 10 responden (20.0%).
distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan Hasil penelitian Binarti D. dengan
uji statistik Chi Square dengan taraf signifikan judul Hubungan Kecemasan dengan Gangguan
α 0,05. Hasil uji statistik diperoleh nilai Kualitas Tidur Pada Pasien Pre Operasi
p=0,000 yang berarti p<α (0,05) dan dapat Appendicitis Di RSUD Prof. Dr. Soekandar
disimpulkan bahwa ada hubungan antara Mojosari Kabupaten Mojokerto. Jenis
Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur penelitian ini adalah penelitian survey analitik
Pada Pasien Preoperasi di ruang Angsoka dengan pendekatan cross sectional. Hasil

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh | 102


Indonesian Trust Health Journal Volume 1, No.2 - April 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji Operatif dengan teratur dan 0 responden
statistik non parametrik Chi Square pada dengan Kualitas Tidur Pasien Pre Operatif
tingkat kemaknaan α = 0,05 didapat nilai pvalue dengan tidak teratur, Kecemasan dengan gejala
= 0,009 karena nilai pvalue< 0,05 maka H0 ringan sebanyak 23 responden (57.5%)dengan
ditolak, yang artinya terdapat hubungan Kualitas Tidur Pasien Pre Operatif dengan
signifikan antara kecemasan dengan gangguan teratur dan 4 responden (40.0%) dengan
Kualitas tidur pada pasien pre operasi fraktur Kualitas Tidur Pasien Pre Operatif dengan
femur di RSUD Prof. Dr. Soekandar tidak teratur, Kecemasan dengan gejala sedang
Mojokerto (Binarti, D, 2015). sebanyak 12 responden (30.0%)dengan
Tidur merupakan kebutuhan mental Kualitas Tidur Pasien Pre Operatif dengan
dan juga kebutuhan fisik bagi manusia, karena teratur dan 3 responden (30.0%) dengan
pada saat tidur akan memberikan kesempatan Kualitas Tidur Pasien Pre Operatif dengan
bagi otot untuk beristirahat. Tidur juga tidak teratur, Kecemasan dengan gejala berat
merupakan waktu saat segala pengalaman sebanyak 0 responden dengan Kualitas Tidur
yang dirasakan oleh manusia setiap harinya Pasien Pre Operatif dengan teratur dan 2
diproses dan diintegrasikan oleh pikiran.Hal responden (20.0%) dengan Kualitas Tidur
ini benar-benar sangat berpengaruh pada bayi Pasien Pre Operatif dengan tidak teratur dan
dan anak, namun segala sesuatunya tergantung dengan kecemasan berat sekali sebanyak 0
pada seberapa nyenyak mereka tidur responden (0%)dengan Kualitas Tidur Pasien
(Arikunto, S. 2012). Pre Operatif dengan teratur dan 1 responden
Potter & Perry mendefinisikan tidur (10%) dengan Kualitas Tidur Pasien Pre
merupakan suatu keadaan berulang-ulang, Operatif dengan tidak teratur.
perubahan status kesadaran yang terjadi Dari uji Chi-Square didapatkan nilai p
selama periode tertentu.Tidur yang cukup = 0,008< 0,05 yang berarti Ada Hubungan
dapat memulihkan tenaga.Tidur dapat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada
memberikan waktu untuk perbaikan dan Pasien Preoperasi Di Rumah Sakit Umum
penyembuhan sistem tubuh untuk periode Sundari Medan .Hasil analisis ini memenuhi
keterjagaan berikutnya. kriteria persyaratan hipotesis ada hubungan,
Menurut peneliti Setiap orang sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada
memiliki siklus bangun tidur yang sudah biasa Hubungan TingkatKecemasan Dengan
dilakukan menentukan kapan waktu yang tepat Kualitas Tidur Pada Pasien Preoperasi Di
untuk tidur.Waktu tersebut dapat didukung Rumah Sakit Umum Sundari Medan .
oleh cahaya lampu atau matahari di siang hari, Penelitian yang dilakukan Andika B.
kebiasaan waktu makan dan aktivitas yang dengan judul Hubungan Tingkat Kecemasan
dilakukan seperti biasanya dalam waktu Klien Preoperasi Dengan Kualitas Tidur di
tertentu setiap harinya. Ruang Kenanga Rumah Sakit Pelni
Seseorang yang mempunyai Kualitas Jakarta.Jenis penelitian ini adalah penelitian
tidur-bangun yang teratur lebih menunjukan deskriftif analitik dengan pendekatan cross
tidur yang berkualitas dan performa yang lebih sectional.
baik daripada orang yang mempunyai Kualitas Hasil penelitian ini menunjukkan
tidur- bangun yang berubah-ubah. Kualitas bahwa Hubungan Tingkat Kecemasan Klien
tidur yang diubah-ubah dan apabika individu Preoperasi dengan Gangguan Kualitas Tidur
belum beradaptasi dengan perubahan tersebut Di Ruang Kenanga RS Pelni Jakarta, 14
maka akan mengakibatkan gangguan Kualitas responden (46,7%) tidak cemas dalam
tidur. menghadapi operasi sedangkan 16 responden
(53,3%) cemas menghadapi operasi, dan 17
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan responden (56,7%) tidak mengalami gangguan
Kualitas Tidur Pada Pasien Pre Operasi Di tidur sedangkan 13 responden (43,3%)
Rumah Sakit Umum Sundari Medan . mengalami gangguan tidur. Maka dapat
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan terdapat hubungan yang
menunjukkan bahwa dari 50 responden bahwa bermakna antara kecemasan klien pre operasi
yang yang memiliki Kecemasan dengan tidak dengan Kualitas tidur di Ruang Kenanga
ada gejala sebanyak 5 responden Rumah SakitPelni Jakarta Tahun 2010
(12.5%)dengan Kualitas Tidur Pasien Pre (Andika, B, 2014).

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh | 103


Indonesian Trust Health Journal Volume 1, No.2 - April 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

Kecemasan adalah emosi yang tidak preoperatif berada pada umur <30 tahun
menyenangkan, yang ditandai dengan sebanyak 1 (2.0%).
kekhawatiran, keprihatinan, rasa takut yang 2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
kadang kita alami, dalam tingkat yang mayoritas kecemasan dengan gejala
berbeda-beda.Cemas sangat berkaitan dengan ringan sebanyak 27 responden (64.0%)
perasaan yang sangat tidak enak, khawatir, dan minoritas kecemasan pasien
cemas, gelisah, tidak pasti dan tidak berdaya preoperatif berada dengan gejala berat
yang disertai satu atau lebih gejala (Potter, dan berat sekali sebanyak 1 responden
P.A., & Perry, A.G. 2009). (2.0%).
Fisiologi tidur merupakan pengaturan 3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
kegiatan tidur yang melibatkan mekanisme mayoritas Kualitas Tidur pasien
serebral secara bergantian dengan periode preoperatif berada pada Kualitas tidur
yang lebih lama, agar mengaktifkan pusat otak yang teratur sebanyak 40 responden
untuk tidur dan terjaga (Potter & Perry, 2010).
(80.0%) dan minoritas pola tidur pasien
Tidur diatur oleh tiga proses, yaitu;
preoperatif berada pada pola tidur dengan
mekanisme, hemeostasis, irama sirkandian dan
tidak teratur sebanyak 10 responden
irama ultradian.Kualitas tidur adalah kepuasan
(20.0%).
seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang
4. Berdasarkan hasil uji Chi-Square
tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah,
didapatkan nilai p = 0,008< 0,05 yang
mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis,
berarti Ada Hubungan Tingkat
kehitaman di sekitar mata, kelopak mata
Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada
bengkak, konjungtiva merah, mata perih,
Pasien Preoperasi di Rumah Sakit Umum
perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan
Sundari Medan.
sering menguap atau mengantuk.
Menurut peneliti bahwa tindakan
pembedahan akan menimbulkan ketakutan dan SARAN
1. Bagi Perpustakaan
kecemasan pada pasien walaupun respon
Hasil penelitian ini disarankan dapat
individu terhadap tindakan tersebut berbeda -
menjadi bahan sumber referensi
beda. Beberapa pasien menyatakan takut dan
diperpustakan Akademi Keperawatan
menolak dilakukan tindakan pembedahan,
Helvetia dan menambah pengetahuan
tetapi klien mengatakan tidak tahu yang
yang berkaitan dengan Hubungan Tingkat
menjadi penyebabnya, namun ada juga
Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada
beberapa pasien yang menyatakan
Pasien Preoperasi.
ketakutannya dengan jelas dan spesifik. Segala
2. Bagi Akademi Keperawatan Helvetia
bentuk prosedur pembedahan selalu dilalui
Hasil penelitian ini disarankan Sebagai
dengan reaksi emosional klien baik
aplikasi ilmu peneliti yang telah
tersembunyi atau jelas, normal dan
didapatkan selama perkuliahan di
abnormal.Kecemasan sangat mempengaruhi
Akademi Keperawatan Helvetia dan
fungsi tubuh pada tindakan operasi, oleh
untuk menambahkan pengetahuan lebih
karena itu perawat perlu mengidentifikasi
lanjut tentang HubunganTingkat
kecemasan yang dialami pasien. Kecemasan
Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada
dan reaksi ini bisa didasarkan pada banyak
Pasien Preoperasi.
faktor yang meliputi ketidaknyamanan dan
3. Bagi Peneliti
perubahan-perubahan yang diantisipasi baik
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai
fisik, finansial, psikologi, spiritual, sosial dan
dasar pelayanan untuk meningkatkan
akhir dari pembedahan tersebut.
pelayanan kesehatan secara merata
kepada pasien sehingga ketercapaian
KESIMPULAN
kualitas layanan lebih optimal sehingga
Dari hasil penelitian yang dilakukan
pasien bisa mengendalikan diri dalam
peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut :
memenuhi kebutuhan akan Kualitas Tidur
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
yang baik.
mayoritas umur pasien preoperatif berada
pada umur 30 - 35 tahun sebanyak 38
(76.0%) dan minoritas umur pasien

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh | 104


Indonesian Trust Health Journal Volume 1, No.2 - April 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

4. Bagi Tempat Penelitian Potter, P.A., & Perry,A.G. (2009).


Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan Fundamental Keperawatan.
masukan sebagai informsi tentang penting Jakarta:Salemba Medika.
pada tenaga kesehatan untukmengetahui Riskesdas. 2013. Profil Kesehatan Sumatera
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Utara Tahun 2013. Medan.
Kualitas Tidur Pada Pasien Preoperasi Riwidiko, H. 2013. Statistika Kesehatan.
agar dapat mencegah gangguan psikologis Yogyakarta: Mitra Cendikia Press
yang berdampak terhadap kondisi yang Sears, W. (2011). seri cerdas bersama
lebih buruk. DR.Sears panduan mempersiapkan
kelahiran informasi lengkap untuk
REFERENSI kelancaran kelahiran. Tangerang:
Andika, B, 2014.Hubungan Tingkat LenteraHati.
Kecemasan Klien Preoperasi Dengan Setiawan, B (2014), Hubungan Tingkat
Gangguan Pola tidur di Ruang Kecemasan dengan Kualitas Tidur
Kenanga Rumah Sakit Pelni Jakarta. Pasien Preoperasi di Ruang Angsoka
Diperoleh tanggal 12 Mei 2014 dari Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie
http://www.akbiambarawai.ac.id/file/j Samarinda. Jenis penelitian ini adalah
urnaledisi1.pdf penelitian deskriptif korelasi dengan
Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur pendekatan cross sectional. Jurnal.
Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Diperoleh tanggal 02 Oktober 2014
Binarti, D, 2015. Hubungan Kecemasan dari
dengan Gangguan PolaTidur Pada http://www.akbidunri.ac.id/file/jurnale
Pasien Pre Operasi Fraktur Femur Di disi1.pdf.
RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari Sjamsuhidajat, R., & Jong, W. D. (2005).
Kabupaten Mojokerto. Diperoleh Pembedahan Buku Ajar Ilmu Bedah (2
tanggal 02 Juni 2015 dari ed., pp. 265-266). Jakarta: EGC.
http://www.akbiambarawai.ac.id/file/j Smeltzer, S. C., & Bare, B. G.
urnaledisi1.pdf (2002).Keperawatan Medikal-Bedah
Direktorat Keperawatan dan Keteknisian (8 ed. Vol.3). Jakarta: EGC.
Medik Dirjen Pelayanan Medik Sumanto, R., Marsito, & Ernawati. (2011).
Depkes RI.(2006). Standar Pelayanan Hubungan Tingkat Nyeri dengan
Keperawatan di ICU. Depkes RI. Tingkat Kecemasan Pada Pasien Post
Hidayat,A. A. A. (2006). Pengantar Operasi Sectio Caesarea Di RSU PKU
Kebutuhan Dasar manusia:Aplikasi Muhammadiyah Gombong.
Konsep dan Proses Keperawatan. STIKesMuhammadiyah Gombong.
Jakarta: Salemba Medika. Suwartika, I.(2012).Faktor-faktor yang
Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2004.(2004). berhubungan dengan kejadian
Fundamental of Nursing. United states Insomnia Pada Pasien yang dirawat di
of America:Pearson education Inc. Ruang Perawatan Jantung Intensif
Morton.,Fontaine,D., Hudak,C., & Gallo,B. RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.
(2008). Keperawatan Kritis: Tesis Magister Keperawatan, tidak
Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta: dipublikasikan, Universitas
penerbit Buku Kedokteran EGC. Padjadjaran Bandung.
Mulyawati, I., Azam, M., & Ningrum, D.N. A. Ulrich, R., Linden, O., Etinge J. 1993. Effects
(2011). Faktor-Faktor Yang of Exposure to Nature and Abstrac
Berhubungan Dengan Tindakan Pictures on Patients recovering from
Persalinan Melalui Sectio Sesarea. open heart
Jurnal Kesehatan Masyarakat surgery.Psychopshysiology.1993;
Universitas Negeri Semarang. 30:37-43.
Notoatmodjo S, 2007. Kesehatan Masyarakat Widaryati.2011. Pengaruh Intervensi
Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Mendengarkan Bacaan Alquran
Notoatmodjo, S. 2013. Promosi Kesehatan. terhadap Intensitas Kecemasan Pasien
Rineka Cipta. Jakarta. Sindroma Koroner Akut di Ruang
Rawat Intensif Jantung RSUP

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh | 105


Indonesian Trust Health Journal Volume 1, No.2 - April 2019
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

Dr.Hasan Sadikin Bandung. Tesis


Magister Keperawatan, tidak
dipublikasikan, Universitas
Padjadjaran Bandung.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh | 106

You might also like