Professional Documents
Culture Documents
Vol. 11, No.2, Desember 2015 Hal. 118 - 136: Jurnal Infestasi
Vol. 11, No.2, Desember 2015 Hal. 118 - 136: Jurnal Infestasi
Abstract
This study aims to to test empirically the influence of the financial performance of the
local government which measured by the ratio of fiscal decentralization degrees, fiscal
dependence, financial independence, the effectiveness of local revenue (PAD), and the
degree of the contribution of BUMD to the ratio allocation capital expenditure. The
population of this research is all local governments districts/city in D.I.Yogyakarta year
2003-2012. The result of this research shows thatthe ratio of degrees fiscal
decentralization and fiscal dependence have a negative influence on the allocation of
capital expenditure, the ratio of the effectiveness of local revenue (PAD) have a positive
influence on the allocation of capital expenditure, and the ratio of the contribution of
BUMD degrees does not affect the allocation of capital expenditure. The allocation of
capital expenditure have a positive influence on the growth of regional economic. The
allocation of capital expenditure cannot mediate the affect between the ratio of fiscal
decentralization degrees, the effectiveness of local revenue (PAD), and the degree of the
contribution of bumd on the growth of regional economic. But the allocation of capital
expenditure can mediate the affect between fiscal dependence on the growth of regional
economic.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja keuangan
pemerintah daerah yang diukur dengan rasio derajat desentralisasi fiskal,
ketergantungan fiskal, kemandirian finansial, efektivitas pendapatan asli daerah
(PAD), dan tingkat kontribusi BUMD terhadap belanja modal alokasi rasio. Populasi
penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah kabupaten / kota di D.I. Yogyakarta
tahun 2003-2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio derajat
desentralisasi fiskal dan ketergantungan fiskal memiliki pengaruh negatif pada
alokasi belanja modal, rasio efektivitas pendapatan asli daerah (PAD) memiliki
pengaruh positif pada alokasi belanja modal, dan rasio kontribusi BUMD derajat tidak
mempengaruhi alokasi belanja modal. Alokasi belanja belanja modal memiliki
pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Belanja modal daerah tidak
memiliki efek memediasi atas hubungan rasio derajat desentralisasi fiskal, efektivitas
pendapatan asli daerah (PAD), dan tingkat kontribusi BUMD terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah. Namun alokasi belanja modal dapat memediasi hubungan antara
ketergantungan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi regional.
118
119
Kurni Adi Suwandi, Afrizal Tahar Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015
pula. Hal ini disebabkan karena dengan dan rasio keserasian berpengaruh positif
Kurni Adi Suwandi, Afrizal Tahar Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015
Derajat
Desentralisasi
Ketergantungan
Keuangan
Efektivitas PAD
Derajat Kontribusi
BUMD
Populasi atau Obyek dalam penelitian ini Kidul, dan Kabupaten Kulon Progo yang
adalah seluruh Kabupaten dan Kota yang mempublikasikan Laporan Keuangan
ada di D.I.Yogjakarta, yang berjumlah 4 Pemerintah Daerah (LKPD) secara
Kabupaten dan 1 Kota, yaitu Kota berturut-turut dari tahun 2003 hingga
Yogjakarta, Kabupaten Bantul, tahun 2012. Metode penentuan sampel
127
Kurni Adi Suwandi, Afrizal Tahar Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015
= 100%
seperti data PDRB. Instrumen penelitian ..
Alokasi belanja modal adalah alokasi regresi linier berganda untuk menguji
pengeluaran anggaran untuk perolehan pengaruh masing-masing variabel
aset tetap dan aset lainnya yang memberi independen terhadap variabel dependen
manfaat lebih dari satu periode secara parsial.
akuntansi, dibandingkan dengan total
belanja dalam APBD. PEMBAHASAN
= 100%
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 51.414 17.293 2.973 .005
Desentralisasi -.677 .191 -.896 -3.546 .001
Ketergantungan -.511 .172 -.733 -2.972 .005
Efektivitas PAD .133 .065 .293 2.038 .047
Kontribusi BUMD -.268 .323 -.137 -.829 .411
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 46.136 19.897 2.319 .025
Desentralisasi -.351 .227 -.449 -1.543 .130
Ketergantungan -.416 .198 -.578 -2.105 .041
Efektivitas PAD .015 .072 .033 .216 .830
Kontribusi BUMD -.009 .342 -.055 -.027 .039
Belanja Modal .334 .157 .324 2.132
yang dilakukan oleh Hamzah (2008), perimbangan. Hasil penelitian ini tidak
berdasarkan potensi riil daerah. Hasil didukung atau dapat dikatakan bahwa
penelitian ini sejalan dengan penelitian efektivitas PAD dengan dimediasi oleh
dari Prasetyo Utomo, (2012) bahwa belanja modal tidak berpengaruh
efektivitas PAD mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
signifikan terhadap alokasi belanja ekonomi daerah. Hasil penelitian ini
modal. sejalan dengan penelitian Erlangga Pati
Hipotesis kelima tidak didukung Kawa, (2011) menyatakan bahwa rasio
atau dapat dikatakan bahwa derajat efektivitas PAD tidak berpengaruh
kontribusi BUMD tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
signifikan terhadap anggaran belanja ekonomi. Namum tidak sejalan dengan
modal. Derajat kontribusi BUMD penelitian dari Prasetyo Utomo, (2012)
digunakan untuk mengetahui tingkat menyatakan bahwa belanja modal
kontribusi perusahaan daerah dalam memediasi hubungan antara efektivitas
mendukung pendapatan daerah. Hasil PAD dengan pertumbuhan ekonomi.
penelitian ini tidak sejalan dengan Hipotesis kesebelas tidak didukung
penelitian dari Sularso dan Restianto, atau dapat dikatakan bahwa kontribusi
(2011) yang mengemukakan bahwa BUMD dengan dimediasi oleh belanja
derajat kontribusi BUMD berpengaruh modal tidak berpengaruh signifikan
terhadap alokasi belanja modal. terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Hipotesis keenam didukung atau Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
dapat dikatakan bahwa belanja modal penelitian Sularso dan Restianto, (2011)
berpengaruh positif dan signifikan menyatakan bahwa belanja modal
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. memediasi hubungan antara derajat
Alokasi belanja modal adalah alokasi kontribusi BUMD dengan pertumbuhan
pengeluaran anggaran untuk perolehan ekonomi.
aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode Keterbatasan
akuntansi, dibandingkan dengan total Penelitian ini tidak terlepas dari
belanja dalam APBD. Hasil penelitian ini keterbatasan dan kekurangan.
sejalan dengan penelitian dari Prasetyo Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
Utomo (2012), juga mengemukakan dihilangkannya variabel kemandirian
bahwa belanja modal berpengaruh keuangan, dikarenakan variabel tersebut
terhadap pertumbuhan ekonomi. memiliki korelasi nilai VIF paling besar
Hipotesis ketujuh tidak didukung sehingga menyebabkan gejala
atau dapat dikatakan bahwa derajat multikolinearitas pada regresi persamaan
desentralisasi dengan dimediasi oleh 1 dan persamaan 2. Beberapa tahap yang
belanja modal tidak berpengaruh telah dilakukan untuk menghilangkan
signifikan terhadap pertumbuhan gejala multikolinearitas pada variabel
ekonomi daerah. Hasil penelitian ini independen pada persamaan 1 dan
sejalan dengan penelitian dari Sularso persamaan 2, yaitu mentransformasikan
dan Restianto, (2011) menyatakan bahwa data ke dalam bentuk lain, misalnya
belanja modal tidak memediasi pengaruh logaritma natural, akar kuadrat atau
desentralisasi fiskal terhadap bentuk first difference delta. Kemudian
pertumbuhan ekonomi. menambah jumlah observasi dan
Hipotesis kedelapan tidak mengganti atau mengeluarkan variabel
didukung atau dapat dikatakan bahwa yang mempunyai korelasi yang tinggi.
ketergantungan keuangan dengan
dimediasi oleh belanja modal
berpengaruh negatif dan signifikan Saran
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Berdasarkan keterbatasan dan hasil
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan, maka
penelitian Utomo (2012), bahwa belanja peneliti memberikan beberapa saran
modal tidak memediasi pengaruh untuk penelitian selanjutnya, yaitu
ketergantungan keuangan terhadap memperbanyak populasi penelitian
pertumbuhan ekonomi daerah. sehingga jumlah sampel juga lebih
mampu untuk dapat dilakukan
135
Kurni Adi Suwandi, Afrizal Tahar Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015