You are on page 1of 11

THE UTILIZATION OF Ocimum basilicum IN FEED ON BROILERS CARCASS

WEIGHT, INTERNAL ORGAN PERCENTAGES


AND MEAT CHOLESTEROL

Suyanto, D1), Achmanu2) and Muharlien2)


1).
Student of Animal Production Departement, Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang
2).
Lecturer of Animal Production Department, Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang

ABSTRACT
The objective of this study was to determine the utilization of Ocimum basilicum
flour in feed on the carcass weight, internal organs percentages and meat cholesterol on
broilers. The material used in this tudy was 72 broilers, raised from 1 week old and the weight
was 153,99 ± 8,99 g. The starter feed was BR-1 from PT. Comfeed, while the finisher feed
composed from 40 % corn, 35 % concentrate and 25 % rise bran.The addition level Ocimum
basilicum was P1: 0%, P2: 2 %, P3: 4 %, and P4: 6 %. Variables measured were carcass
weight, internal organ percentages (liver, heart, gizzard, lien) and meat cholesterol. The data
was analyzed by completely randomized design with 4 treatments and 6 replications,
difference result was followed by Duncan's Multiple Range Test. The results showed that
the subtitution of Ocimum basilicum in feed did not significant (P>0,05) on the carcass
weight, percentage of internal organ (heart, Gizzard, liver, and lien) and very significant
(P<0,01) on meat cholesterol, on theathment number (P0 81.450), (P1 73.533), (P2 66.062)
and (62.833 P3). The conclusions of this research that Ocimum basilicum until 6% level not
increasing carcass weight, percentage of internal organ (heart, Gizzard, liver, and lien), but
can reduce meat cholesterol on broilers.

Keywords : Ocimum basilicum, broilers, meat cholesterol

PENGGUNAAN TEPUNG KEMANGI (Ocimum basilicum) DALAM PAKAN


TERHADAP BOBOT KARKAS, PRESENTASE ORGAN DALAM DAN
KOLESTEROL DAGING PADA AYAM PEDAGING

Deni Suyanto 1), Achmanu 2)dan Muharlien2)

1). Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang


2). Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang

ABSTRACT
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 desember 2012 sampai 28 januari 2013 di Peternakan
Bapak Sudarmaji di Desa Karangmloko, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian
adalah mengetahui penggunaan tepung kemangi (Ocimum basilicum) dalam pakan terhadap bobot
karkas, persentase organ dalam (hati, jantung, gizzard, limfa) dan kolesterol daging pada ayam
pedaging. Penelitian menggunakan 72 ekor ayam pedaging umur 1 minggu. Pemeliharaan dilakukan
selama 4 minggu. Rata-rata bobot badan 153,99 ± 8,99 g dengan koefisien keseragaman 5,84 %,
sedangkan rata- rata bobot akhir 1612,5 g/ekor. Pakan yang diberikan pada ayam pedaging selama
penelitian ialah pada periode starter pakan BR1, sedangkan pada periode finisher digunakan pakan
campuran yang terdiri dari jagung 40 %, konsentrat 35 %, dan bekatul 25 %. Penggunaan tepung
kemangi dengan level 0 %, 2 %, 4 %, dan 6 % dalam pakan. Variabel yang diukur adalah bobot
karkas, persentase organ dalam (hati, jantung, gizzard, limfa) dan kolesterol daging. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yaitu 4 perlakuan dengan 6 ulangan, apabila terdapat perbedaan dilanjutkan
dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Steel dan Torrie, 1993). Hasil penelitian penggunaan tepung
kemangi dalam pakan tidak berpengaruh terhadap bobot karkas, persentase hati, jantung, gizzard, dan
limfa (P>0,05), tetapi perbedaan pengaruh sangat nyata terhadap kolesterol (P<0,01) yaitu (P0
81,450), (P1 73,533), (P2 66,062), dan (P3 62,833). Kesimpulan Penggunaan tepung kemangi
(Ocimum basilicum) dalam pakan sampai level 6% tidak meningkatkan bobot karkas, persentase hati,
persentase jantung, persentase gizzard, persentase limfa, tetapi perlakuan tersebut dapat menurunkan
kadar kolesterol daging dada.

Kata kunci: Tepung kemangi, Broiler, Kolesterol Daging

PENDAHULUAN demikian besar, Indonesia merupakan


pasar potensial untuk unggas dan
Dewasa ini perkembangan sektor produknya. Beberapa pakar menyatakan
peternakan ayam sangat berkembang pesat, bahwa tingkat konsumsi daging
hal ini disebabkan produknya paling masyarakat Indonesia yang saat ini masih
banyak diminati oleh masyarakat yang di bawah 7 kg/kapita/tahun berpotensi
diantaranya adalah telur dan daging meningkat seiring dengan meningkatnya
sedangkan pertambahan penduduk pendidikan, pengetahuan akan gizi dan
peningkatan pendapatan perkapita, kesejahteraan masyarakat. Dengan
peningkatan sadar gizi dan perubahan demikian, diperlukan kecukupan daging
konsumsi masyarakat menyebabkan untuk memenuhi kebutuhan protein bagi
tuntutan akan persediaan protein hewani penduduk Indonesia.
sebagai konsumsi setiap individu terus Pakan merupakan biaya terbesar
meningkat yang mengakibatkan dalam usaha peternakan yaitu berkisar
permintaan konsumen dan daging ayam antara 60 - 70% dari total biaya produksi.
dari tahun ketahun harus semakin Mengingat hal tersebut perlu dicari
meningkat, sehingga mendorong minat trobosan baru untuk mendapatkan efisiensi
masyarakat maupun perusahaan untuk pakan, salah satunya adalah pemberian
mengembangkan usaha petenakan ayam tepung kemangi. Kemangi diberikan dalam
pedaging. Usaha peternakan ayam bentuk tepung untuk memudahkan dalam
pedaging berkembang sangat cepat guna pemberian kepada ternak. Penggunaan
memenuhi permintaan daging. Keuntungan tepung kemangi dengan pencampuran
usaha produksi ayam pedaging ini adalah pakan ayam pedaging diharapkan dapat
ayam pedaging sangat efisien dalam melancarkan proses metabolisme didalam
mengubah pakan menjadi daging. tubuh ayam pedaging yang dapat dilihat
Pertambahan berat badan yang cepat selalu dari bobot karkas, persentase organ dalam,
diikuti banyaknya lemak dan timbunan dan kolesterol daging yang dihasilkan.
kolesterol pada daging ayam pedaging. Kemangi memiliki kandungan
Populasi penduduk Indonesia saat minyak atsiri yang mampu meningkatkan
ini sekitar 220 juta jiwa dengan tingkat relaksasi usus halus sehingga menyerap
pertambahan penduduk mencapai 1,6% per zat-zat nutrisi untuk pertumbuhan
tahun. Dengan jumlah penduduk yang optimum. Minyak atsiri dalam kemangi
juga dapat menghambat bakteri penyebab thermohygrometer ruang. Suhu rata-rata
diare sehingga proses pencernaan dan kandang 27,69 °C, dan kelembapan rata-
penyerapan zat-zat nitrisi menjadi lebih rata kandang 75,88 %.
sempurna serta dapat memperbaiki saluran Pembuatan tepung kemangi
pencernaan (Nugroho, 1998). dilakukan dengan cara kemangi (akar,
Kemangi diketahui memiliki multi daun, batang dan bunga) yang masih segar
efek farmakologis yaitu mampu dilayukan dalam ruangan (keringkan
menurunkan panas, antidisentri, menambah dalam udara) selama 48 jam untuk
nafsu makan, memperbaiki saluran mengurangi kadar air dari kemangi segar
pencernaan, memiliki sifat khas tajam, tersebut, kemudian di oven dengan suhu 60
menghangatkan dan dapat melancarkan ºC selama 24 jam. Kemangi yang telah
peredaran darah (Sutarno dan kering kemudian digiling
Atmowidjojo, 2001). Pakan perlakuan disusun
Minyak atsiri dikenal dengan nama berdasarkan periode pemeliharaan, yaitu
minyak eteris atau minyak terbang periode starter dan finisher. Periode starter
(essential oil, volatile) yang merupakan adalah pakan jadi, sedangkan pada
salah satu hasil metabolisme tanaman. periode finisher digunakan pakan
Bersifat mudah menguap pada suhu kamar, campuran yang terdiri dari jagung 40 %,
mempunyai rasa getir, serta berbau wangi konsentrat 35 %, dan bekatul 25 %.
sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Penggunaan tepung kemangi dalam pakan
Minyak atsiri larut dalam pelarut organik diberikan dengan level 0 %, 2 %, 4 %, dan
dan tidak larut dalam air (Sudaryani dan 6 %. Berikut Komposisi pakan BR1 dapat
sugiharti, 1990). dilihat pada Tabel 2.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan 72


ekor ayam pedaging umur 1 minggu strain
Lohmann yang tidak dibedakan jenis
kelamin ( straight run atau unsexed ).
Pemeliharaan dilakukan selama 4
minggu. Rata-rata bobot badan 153,99 ±
8,99 g dengan koefisien keseragaman 5,84
%, sedangkan rata- rata bobot akhir
1612,5 g/ekor.
Kandang yang digunakan untuk
penelitian adalah kandang litter dengan
ukuran tiap petak panjang, lebar, tinggi
adalah 70 x 60 x 60 cm, setiap petak
ditempati 3 ekor. Perlengkapan kandang
yang digunakan adalah tempat pakan,
dan tempat minum. Pengukuran suhu
dan kelembaban di dalam kandang
menggunakan thermometer dan
Tabel 2. Komposisi Pakan Yang Digunakan Periode Starter Umur 8 - 21 Hari
Unsur Jumlah
Kadar Air Mak 12 %
Protein Kasar Min 20 %
Lemak Kasar 3-7 %
Serat Kasar Mak 5%
Abu Mak 7%
Kalsium 0,9 - 1,1 %
Phosphor 0,6 - 0,9 %
Coccidiostat +
Antibiotika +

Tabel 3. Susunan Bahan Pakan dan Kandungan Zat Pakan Periode Finisher Umur 22-
35 Hari
Bahan Kandungan Bahan Pakan
Pakan ME (Kkal/kg) PK (%) LK (%) SK (%)
Jagung 3370 9.2 3.9 2
Konsentrat 2300 38 7 7
Bekatul 2860 10 7 3
Kandungan Zat Makanan Periode Finisher
Bahan kandungan zat makanan
Persentase Bahan
Pakan ME (Kkal/kg) PK (%) LK (%) SK (%)
Jagung 40 1348 3.68 1.56 0.8
Konsentrat 35 805 13.3 2.45 2.45
Bekatul 25 715 2.5 1.75 0.75
Total 100 2868 19.4 5.76 4
Sumber : 1 Label Konsentrat Pedaging (KBR 2) produksi Wonokoyo Jaya Korporindo (kode produksi
:025/KBR 2/II/2007).

Jagung Bekatul dan konsentrat

Jagung diperoleh dari penjual Konsentrat dan bekatul diperoleh


pakan ternak di kecamatan Junrejo dari penjual pakan ternak di kecamatan
kabupaten Malang. Pada umumnya jagung Junrejo kabupaten Malang. Konsentrat
merupakan bahan pakan utama untuk ayam yang digunakan untuk pakan adalah
pedaging sebagai sumber energi yang konsentrat broiler yang diproduksi oleh PT
belum bisa tergantikan oleh bahan lain di Wonokoyo Jaya Korporindo Unit
Indonesia. Hal ini dikarenakan zat Surabaya. Bekatul yang dibeli mempunyai
makanan yang terkandung pada jagung kriteria tidak tercampur dengan sekam
sangat ideal sebagai bahan pakan sumber padi.Metode penelitian yang digunakan
energi yang mengandung Energi Metabolis adalah percobaan dengan Rancangan Acak
3370 Kkal/kg, Protein kasar 8,6 %, Lemak Lengkap (RAL). Ada 4 perlakuan yang
Kasar 3,9 %, Serat Kasar 2 % (Wahju, digunakan dalam penelitian penggunaan
1997). tepung kemangi. Setiap perlakuan diulang
6 kali dan setiap ulangan digunakan 3 ekor 4. P3 :( Perlakuan 94 % + tepung
ayam pedaging. Perlakuan dalam kemangi 6 % )
penelitian meliputi : Variabel yang diamati dalam
1. P0 : (Perlakuan Kontrol 100 % + penelitian ini adalah penampilan produksi
tepung kemangi 0 % ) ayam pedaging yang meliputi :
2. P1 : (Perlakuan 98 % + tepung 1. Bobot karkas
kemangi 2 % ) 2. Persentase organ dalam (hati,
3. P2 : (Perlakuan 96 % + tepung jantung, gizzard, limfa)
kemangi 4 % ) 3. Uji kolesterol daging dada, metode
Folch, Less, dan Stanley (1957

HASIL DAN PEMBAHASAN dalam pakan Terhadap bobot karkas,


persentase organ dalam (jantung, hati,
Data hasil penelitian penggunaan gizzard, limfa), dan kolesterol daging
tepung kemangi (Ocimum basilicum) dada dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata Bobot Karkas, Presentase Organ Dalam (jantung, hati, gizzard, limfa),
dan kolesterol daging dada

Perlakuan
Variabel
P0 P1 P2 P3
Bobot Karkas (gram) 1128 ± 92,165 1151,3 ± 40,746 1117,8 ± 92,124 1089,1 ± 51,495
Persentase Hati (%) 2,316 ± 0,963 2,21 ± 0,450 1,985 ± 0,264 2,153 ± 0,305
Persentase gizzard (%) 1,848 ± 0,274 1,921 ± 0,143 1,89 ± 0,318 1,97 ± 0,255
Persentase Jantung (%) 0,463 ± 0,086 0,478 ± 0,110 0,466 ± 0,065 0,5 ±0,075
Persentase Limfa (%) 0,175 ± 0,108 0,146 ± 0,103 0,16 ± 0,079 0,155 ± 0,112
kolesterol Daging Dada
(mg/100g)** 81,450 ±2,640d 73,533 ± 1,622c 66,061 ± 1,214b 62,833 ± 1,471a
Keterangan : **Notasi superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
perbedaan pengaruh sangat nyata (P<0,01).

Perlakuan Terhadap Bobot Karkas pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)


terhadap bobot karkas. Pemberian tepung
Karkas adalah bagian tubuh ayam kemangi dalam pakan sampai dengan
setelah dipotong dan dihilangkan bulu, level 6 % belum dapat meningkatkan bobot
lemak abdominal, organ dalam, kaki, karkas, walupun dalam tepung kemangi
kepala, leher dan darah kecuali paru-paru terdapat kandungan minyak atsiri yang
dan ginjal (Rizal, 2006). Bobot karkas tujuannya dapat meningkatkan konsumsi
diperoleh dengan menimbang karkas pakan, selain itu tepung kemangi juga
yang dihilangkan bulu, kaki, kepala, leher dapat menambah nafsu makan serta dapat
dan organ dalam (jantung, hati, gizzard, memperbaiki saluran pencernaan. Menurut
limfa) kecuali paru-paru dan ginjal. Nugroho (1998) menyatakan bahwa
Hasil analisis statistik pada kemangi memiliki kandungan minyak
Lampiran 4 menunjukkan perbedaan atsiri yang mampu meningkatkan relaksasi
usus halus sehingga menyerap zat-zat karena memiliki beberapa fungsi yalaitu
nutrisi untuk pertumbuhan optimum. sebagai sekresi empedu, metabolisme
Minyak atsiri dalam kemangi juga dapat lemak, metabolisme protein dan zat besi,
menghambat bakteri penyebab diare menghasilkan cairan empedu, fungsi
sehingga proses pencernaan dan detoksifikasi, pembentukan darah merah,
penyerapan zat-zat nitrisi menjadi lebih metabolisme dan penyimpanan vitamin.
sempurna serta dapat memperbaiki saluran Hati dan pankreas berperan dalam proses
pencernaan. Rizal (2006) menyatakan detoksifikasi. Proses detoksifikasi perlu
bahwa protein mempunyai pengaruh dilakukan untuk membuang racun serta
sangat besar dalam pertumbuhan jaringan limbah hasil metabolisme tubuh. Sel-sel
tubuh ayam. Konsumsi protein yang tinggi dan organ dapat melakukan proses
akan menghasilkan pertumbuhan yang detoksifikasi dengan baik apabila berada
lebih cepat sehingga mempengaruhi karkas dalam keadaan sehat. Dalam keadaan
ayam pedaging. lemah sel justru semakin dirusak oleh
Hasil penelitian menunjukkan toksin (Eric, 2007).
bahwa rataan bobot karkas yang diperoleh Hasil penelitian menunjukkan
selama penelitian yaitu 1121,5 dengan bahwa persentase hati yang diperoleh
kisaran bobot karkas antara 1089,2 - 1228 selama penelitian yaitu 1,98 - 2,3 %
g dari bobot hidup. Persentase karkas yang dengan rataan 2,16 % dari bobot badan,
dihasilkan selama penelitian yaitu 67 – 68 persentase hati yang didapatkan cukup
%, hasil yang didapat masih cukup memenuhi standart. Khotimah (2002)
memenuhi standart. Menurut pendapat menyatakan bahwa persentase hati
Resnawati (2004) persentase karkas diperoleh antara 2,15 - 2,59 %. Penelitian
berkisar 68 - 71,8 % dari bobot hidup. Sinurat et al (2002) menyatakan bahwa
persentase hati yaitu sebesar 2,21 % untuk
Perlakuan Terhadap Persentase Hati ayam pedaging umur 35 hari dengan
penambahan ampas mengkudu dalam
Persentase hati diperoleh dengan ransum. Penelitian Hasanah (2002)
cara menimbang hati kemudian angka yang menghasikan rataan persentase bobot hati
diperoleh dibagi dengan bobot hidup dan dengan pemberian silase ikan-tape ubi
dikalikan 100 %. kayu pada taraf 30 % adalah 2,88 % dari
Hasil analisis statistik pada bobot hidup.
Lampiran 5 menunjukkan perbedaan Fungsi fisiologis hati yaitu sekresi
pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) empedu untuk mengemulsi lemak,
terhadap persentase hati. Tidak adanya penetralisir racun, tempat penyimpanan
perbedaan pengaruh dikarenakan hati tidak energi yang siap untuk dipakai glikogen
mengalami tanda-tanda keracunan dan zat serta menguraikan hasil sisa protein
antinutrisi akibat penambahan penggunaan menjadi asam urat untuk dikeluarkan oleh
tepung kemangi sampai dengan level 6 %. ginjal (Blakely and Bade, 1991). Senyawa
Menurut McLelland (1990) menyatakan beracun akan mengalami proses
bahwa apabila hati terjadi keracunan maka detoksifikasi dalam hati. Senyawa beracun
warna hati akan berubah menjadi kuning. yang berlebihan tentu saja tidak dapat
Ressang (1998) menyatakan bahwa hati didetoksifikasi seluruhnya. Hal inilah
sangat berperan penting dalam tubuh
yang dapat mengakibatkan kerusakan dan beban gizzard lebih besar untuk mencerna
pembengkakan pada hati. makan, akibatnya urat daging rempela
akan lebih tebal sehingga memperbesar
Perlakuan Terhadap Persentase Gizzard ukuran gizzard.
Hasil penelitian menunjukkan
Persentase gizzard diperoleh bahwa persentase gizzard yang diperoleh
dengan cara menimbang gizzard yang selama penelitian yaitu 1,84 - 1,97 %
bagian dalamnya telah dibersihkan dari dengan rataan 1,90 %, hasil yang
sisa - sisa pakan, angka yang diperoleh didapatkan masih cukup memenuhi
kemudian dibagi dengan berat hidup dan standart. Maya (2002) menyatakan
dikalikan 100 %. bahwa persentase gizzard ayam pedaging
Hasil analisis statistik pada adalah pada kisaran 1,6 – 2,5 %,
Lampiran 6 menunjukkan perbedaan ditambahkan Siri et al (1993)
pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) menyatakan bahwa peningkatan
terhadap persentase gizzard. Pemberian pemberian selulosa dari 5 % menjadi 20 %
tepung kemangi dalam pakan sampai bobot badan dalam ransum menghasilkan
dengan level 6% belum dapat persentase gizzard masing - masing 2,2
meningkatkan persentase gizzard, % dan 2,1 % bobot badan.
walaupun dalam tepung kemangi terdapat
kandungan serat kasar yang cukup tinggi, Perlakuan Terhadap Persentase
selain itu konsumsi pakan pada tiap Jantung
perlakuan tidak berbeda, sehingga tidak
mengakibatkan penebalan urat daging Persentase jantung diperoleh
rempela yang dapat menyebabkan dengan cara menimbang jantung kemudian
pembesaran ukuran rempela. Akiba dan angka yang diperoleh dibagi dengan berat
Matsumoto (1998) menyatakan bahwa hidup dan dikalikan 100 %.
salah satu faktor yang mempengaruhi Hasil analisis statistik pada
peningkatan berat gizzard adalah serat Lampiran 7 menunjukkan perbedaan
kasar pakan, makin tinggi serat kasar pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)
dibutuhkan intensitas kerja yang lebih terhadap persentase jantung. Tidak adanya
banyak bagi gizzard untuk mencerna. perbedaan disebabkan karena penggunaan
Menurut Suparjo (2003) menyatakan tepung kemangi sampai dengan level 6%
bahwa gizzard merupakan tempat untuk tidak mengandung racun dan zat antinutrisi
mencerna makanan secara mekanis seperti sehingga tidak menyebabkan kontraksi
halnya hati dan jantung, gizzard memberi yang berlebihan pada otot jantung.
respon pada serat kasar yang tinggi dalam Frandson (1992) menyatakan bahwa
ransum. Adanya serat kasar yang tinggi jantung sangat rentan terhadap racun dan
dapat mempengaruhi kecernaan bahan zat antinutrisi, pembesaran jantung dapat
makanan dan dapat memepengaruhi organ- terjadi karena adanya akumulasi racun
organ pencernaan dan organ dalam. Maya pada otot jantung. Maya (2002)
(2002) menyebutkan bahwa persentase menyatakan bahwa organ jantung sangat
gizzard dipengaruhi oleh umur, berat rentan terhadap racun dan zat anti nutrisi
badan dan makan. Pemberian makanan yang terdapat di dalam ransum, pada
yang lebih banyak akan mengakibatkan jantung yang terinfeksi oleh penyakit
maupun racun akan terjadi pembesaran mengandung toksik, zat antinutrisi
ukuran jantung. Faktor yang maupun penyakit. Aktivitas limfa
mempengaruhi persentase jantung yaitu mengakibatkan limfa semakin membesar
jenis, umur, besar serta aktifitas ternak atau bahkan mengecil ukurannya karena
tersebut. Semakin berat jantung maka limfa terserang penyakit atau gangguan
aliran darah yang masuk maupun keluar benda asing. Salah satu fungsi limfa
semakin lancar, dan berdampak pada adalah membentuk zat limfosit yang
metabolisme yang ada di dalam tubuh berhubungan dengan pembentukan
ternak (Ressang, 1998). antibodi. Limfa mempunyai fungsi untuk
Hasil penelitian menunjukkan menyaring darah, membuang partikel
bahwa persentase jantung yang diperoleh antigen yang sudah tua. Bagian limfa yang
selama penelitian yaitu 0,46 - 0,50 %, berfungsi sebagai kekebalan tubuh terdiri
dengan rataan 0,47 % bobot badan, dari jaringan limfoid dan sel dendritik.
persentase jantung yang didapatkan cukup Menurut Ressang (1998) selain
memenuhi standart. Sajidin (2000) menyimpan darah, limfa bersama hati
menyatakan bahwa persentase jantung dan sumsum tulang berperan dalam
adalah sekitar 0,6 % dari bobot badan. pembinasaan eritrosit-eritrosit tua, ikut
Penelitian Hasanah (2002) menghasikan serta dalam metabolisme nitrogen
rataan persentase bobot jantung dengan terutama dalam pembentukan asam urat
pemberian silase ikan-tape ubi kayu pada dan membentuk sel-sel limfosit yang
taraf 30 % adalah 0,69 % dari bobot hidup. berhubungan dengan pembentukan
antibodi.
Perlakuan Terhadap Persentase Limfa Hasil penelitian menunjukkan
bahwa persentase limfa yang diperoleh
Persentase limfa diperoleh dengan selama penelitian yaitu 0,14 - 0,17 %,
cara menimbang limfa kemudian angka dengan kisaran 0,16 % dari bobot badan,
yang diperoleh dibagi dengan berat hidup hasil yang didapatkan masih cukup
dan dikalikan 100 %. memenuhi standart. Ressang (1998)
Hasil analisis statistik pada menyatakan bahwa persentase limfa yang
Lampiran 8 menunjukkan perbedaan normal tidak melebihi 0,2 %. Putnam
pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) (1991) menyatakan bahwa persentase limfa
terhadap persentase limfa. Penggunaan berkisar antara 0,18 - 0,23 % dari bobot
tepung kemangi sampai dengan level 6% hidup.
tidak mengandung zat anti nutrisi
maupun racun yang dapat menyebabkan Perlakuan Terhadap Kolesterol Daging
pembengkakan pada limfa, tidak adanya Dada
pengaruh menunjukkan bahwa kerja organ Kolesterol daging diperoleh dengan
tersebut tidak terganggu oleh penambahan cara daging dada diuji dengan preparasi
tepung kemangi, selain itu bobot limfa sampel menggunakan metode Folch, Less,
yang dihasilkan menunjukkan perbedaan dan Stanley (1957), kemudian dilanjutkan
pengaruh tidak nyata. Bagus (2008) dengan metode CHOD – PAP.
menyatakan bahwa limfa melakukan Hasil analisis statistik pada
pembentukan sel limfosit untuk Lampiran 9 menunjukkan perbedaan
membentuk antibodi apabila zat makanan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
kolesterol daging dada. Terjadinya lippoprotein (LDL) (Nataamijaya dan
Penurunan kolesterol pada penelitian ini Abubakar, 1999). Kadar kolesterol Low
disebabkan oleh adanya kandungan density lipoprotein (LDL) dan High density
senyawa dalam minyak atsiri yang berupa lipoprotein (HDL) sangat berpengaruh
stigmaterol. Dita (2005) menyatakan terhadap kesehatan jantung, sehingga perlu
bahwa penurunan kolesterol dapat dilakukan usaha untuk menjaga kestabilan
disebabkan oleh adanya kandungan kadar kolesterol, jadi dapat dimungkinkan
senyawa yang berupa stigmaterol didalam bahwa kinerja jantung dapat meningkat
tepung kemangi yang berfungsi untuk apabila kadar kolesterol dapat ditekan pada
merangsang esterogen, menurunkan level normal (Razak, 2006).
kolesterol, merangsang terjadinya ovulasi Hasil penelitian menunjukkan
dan bahan baku hormon steroid. bahwa kolesterol daging yang diperoleh
Sedangkan penurunan hormon steroid selama penelitian yaitu 62 – 81 mg/100 g
dalam tubuh dapat mengindikasi dengan rataan 71 mg/100 g, hasil yang
penurunan kolesterol. didapatkan masih cukup memenuhi
Kolesterol merupakan steroid standart. Sompie (2002) menyatakan
penting, bukan saja karena merupakan bahwa penggunaan minyak sayur bekas
komponen membran tapi juga karena dalam ransum ayam pedaging akan
merupakan precursor biosintetik untuk memberi kandungan kolesterol daging
garam empedu, hormon steroid, aldosteron, berkisar 129.48 – 182.02 mg/100 g,
estrogen dan testosteron. peranan sedangkan menurut Saidin (1999)
kolesterol sebagai precursor dari asam kandungan kolesterol daging ayam
empedu di dalam hati adalah untuk pedaging sebesar 110 mg/100 g . Menurut
menyerap trigliserida dan vitamin yang Chan dkk. (1995) kadar kolesterol daging
larut dalam lemak yang berasal dari ayam pedaging adalah 100 mg/100g.
makanan. Seteroid adalah molekul
kompleks yang larut dalam lemak. Steroid KESIMPULAN DAN SARAN
yang paling banyak adalah sterol yang
merupakan steroid alkohol ( Muchtadi dkk, Kesimpulan
1992). Penggunaan tepung kemangi
Kolesterol adalah senyawa lemak (Ocimum basilicum) dalam pakan sampai
berlilin yang sebagian besar diproduksi level 6 % tidak meningkatkan bobot
tubuh di dalam liver dari makanan karkas, persentase hati, persentase jantung,
berlemak yang dikonsumsi. Kolesterol persentase gizzard, persentase limfa, tetapi
diperlukan tubuh untuk membuat selaput dapat menurunkan kadar kolesterol daging
sel, membungkus serabut saraf, dada.
membuat berbagai hormon dan asam
tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan DAFTAR PUSTAKA
langsung oleh darah karena tidak larut
dalam air. Untuk mengedarkan, Akiba, M and T. Matsumoto. 1998.
diperlukan molekul “pengangkut” yang Effect of Forced Feeding Dietary
disebut lipoprotein. Ada dua jenis Cellulosa On Liver Lipid
lipoprotein, yaitu high density Accumulation and Lipid
lippoprotein (HDL) dan low density Compitition Of Liver and Plasma
in Growing Chick. J. Nutrititon Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan
108 : 739 – 749. Fisiologi Ternak. Edisi ke-4.
Terjemahan. Gadjah Mada
Bagus, S. 2008. Pengaruh Penggunaan University Press, Yogyakarta.
Kepala Udang Terfermentasi
Aspergillus Niger Terhadap Berat Hasanah, S. 2002. Pengaruh pemberian
Organ Dalam, Lemak Abdominal silase ikan-tape ubi kayu terhadap
dan Profil Darah Ayam Pedaging. persentase berat karkas, lemak
Skripsi. Fakultas Peternakan, abdomen dan organ dalam ayam
Universitas Brawijaya. Malang. pedaging. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian
Blakely, J. Dan D. H. Bade. 1998. Ilmu Bogor. Bogor.
Peternakan. Cetakan Keempat.
Gadjah Mada Press : Yogyakarta. Khotimah, K. 2002. Pengaruh Ekstrak
Jeruk Nipis dan Metode
Chan,W.,WC. Brown, SM, Lee, and DH, Pengolahan pada Kualitas Daging
Buss. 1995. Meat, Poultry and Pedaging. http://
Game. Di dalam: Supplement to digilib.si.itb.ac.id/print.php.id=jiptu
Mc Cane & Widdowson’ s. The mm-gdl- Res-2002-ir-5311-jeruk.
Composition of Foods.London: Diakses 5 Maret 2012.
Published by The Royal society of
Chemistry, Cambri dge anf Maya. 2002. Pengaruh Penggunaan
Ministry of Agriculture, Fisheries Medium Ganoderma lucidum
and Food. Dalam Ransum Ayam Pedaging
Terhadap Kandungan Lemak Dan
Dharmayanti, S. 2003. Berbagai Khasiat Kolesterol Daging Serta Organ
Daun Kemangi. http://www. Dalam. Skripsi, Universitas
Pikiranrakyat. Com/ cetak/ Padjajaran. Bandung.
0103/19/1003. Htm [9 Juni 2006].
Dita, A. 2005. Kajian Proses Pembuatan McLelland, J. 1990. A Colour Atlas
Teh Herbal Kemangi (Ocimum ofAvian Anatomy. Wolfe
basilicum). Skripsi. Fakultas Publishing Ltd.,London.
Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogo. Bogor. Muchtadi, T. R. Dan Sugiyono. 1992. Ilmu
Pengetahuan Bahan Pangan.
Eric, L. 2007. Konsep Detoks. Departemen Pendidikan Dan
http://www.detokshop.blogspot.co Kebudayaan Direktorat Jenderal
m/organdalam Diakses tanggal 17 Pemdidikan Tinggi Pusat Antar
Mei 2007. Universitas Pangan Dan Gizi IPB.
Bogor.
Folch, J. M, Lees,. And G. H Stanley.
1957, J. Biol Cholesterol Test. Nataamijaya, A.G dan Abubakar, 1999.
Chem., 226, 497-509. Persentase Karkas danBagian-
bagiannya Dua Galur Ayam
Broiler denganPenambahan Kesehatan, Vol. 27 No.2 : 224 –
Tepung Kunyit (Curcuma 230.
domestica Val)dalam Ransum. Sinurat, A. P., I. A. K. Bintang, M. H.
Buletin Peternakan Edisi Togotorop, T. Pasaribu, T.
Tambahan.Balai Penelitian Ternak, Purwadaria, J. Dharma, J. Rosida,
Bogor. Hal. 173-180. S. Sitompul Dan E. Wahyu. 2002.
Pemanfaat Bioaktif Tanaman
Putnam, P. A. 1991. Handbook Of Animal Sebagai Feed Additive Pada Ternak
Science. Academy Press, San Unggas. Seminar Nasional
Diego. Teknologi Peternakan Dan
Veteriner, Pusat Penelitian Dan
Razak,R.A.2006. Kolesterol Berlebihan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Risiko Sakit Jantung .http:// www.
bharian. commy/ m/ Bharian/ Siri, S., H Tobloka and I. Tasaki.
Saturday/Berita 1993. Effects of DietarySellulose
sawit/20060902120309/Article/ and Protein Level on Growth
Diakses tanggal 21 Maret 2007. Performance,Energy and Nitrogen
Utilization, Lipid Contens
Ressang, A. A. 1998. Patologi Khusus andDevelopment of International
Veteriner. Gadjah Mada Press. Organ in Growing Chicks. AJAS.
Yogyakarta. Vol (no.2): 235 242.

Resnawati, H. 2004. Bobot Potong Sompie. 2002. Pengaruh Pemberian


Karkas, Lemak Abdomen Daging Vitamin E, Mineral Se dan BHT
Dada Ayam Pedaging yang dalam Ransum yang Mengandung
Diberi Ransum Menggunakan Minyak Goreng Bekas Terhadap
Tepung Cacing Tanah Malonald ehid, 9Perlemakan,
(Lumbricus rubellus). Balai Kolesterol, dan Performans Ayam
penelitian ternak bogor. Pedaging [diserta si]: Program
Rizal, Y. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Pascasarjana UNPAD. Bandung.
Andalas University Press. Padang.
Steel R. G. D dan J. H. Torrie. 1993.
Sajidin, M., 2000. Persentase Karkas, Prinsip dan Prosedur Statistika
Berat Organ Dalam dan Lemak Suatu Pendekatan Biometrik.
Abdominal Ayam Pedaging yang Terjemahan: Bambang Sumantri.
Diberi Konsentrat Pakan Lisin PT Gramedia Pustaka. Jakarta.
dalam Peternakan. Fakultas Suparjo, Syarif, Raruati. 2003. Pengaruh
Peternakan, Institut Pertanian Penggunaan Pakan Berserat Kasar
Bogor, Bogor. Tinggi Dalam Ransum Ayam
Pedaging Terhadap Organ Dalam.
Saidin, M. 1999. Kandungan kolesterol Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan
dalam berbagai bahan makanan Vol Vi Nomer 1.
hewani. Buletin Penelitian

You might also like