Professional Documents
Culture Documents
Abstrak: Pengaruh Terapi Komplementer Akupresur terhadap Mual Muntah Pasca Operasi
di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.Mual muntah pasca bedah atau yang
dikenal Post operative Nausea and Vomiting (PONV) merupakan salah satu komplikasi yang
sering terjadi setelah tindakan pembedahan. Angka kejadian mual muntah pasca operasi sekitar
30% dari seluruh pasien yang menjalani operasi dengan rawat inap dan 70% kasus terjadi dalam
24 jam pertama. Salah satu penanganan mual dan muntah yang dapat dilaksanakan adalah terapi
non farmakologi yaitu dengan terapi komplementer akupresur.Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh terapi komplementer akupresur terhadap mual muntah pasca operasi.Rancangan
penelitian ini adalahQuasi Eksperimen dengan desain penelitian Non-equivalen Control Group,
dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.Berdasarkanhasil
perhitungan sampel yang digunakanberjumlah 22 responden, terdiri dari 11 kelompok eksperimen
dan 11 kelompok kontrol.Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner, dan dianalisa
menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney.Hasil
penelitian didapatkan selisih skor mual muntah pengukuran pertama dan kedua pada kelompok
kontrol yang diberikan tindakan plasebo adalah 0.91 dengan nilai p (0.26). Didapatkan selisih skor
mual muntah sebelum dan sesudah dilakukan terapi komplementer akupresur pada kelompok
ekperimen adalah 2.18 dengan nilai p (0.004). Serta didapatkan selisih skor mual muntah pasca
operasi pada kelompok kontrol dan ekperimen adalah 1.27 dengan nilai p (0.009).Hasil uji statistik
diatas dapat disimpulkan terdapat pengaruh terapi komplementer akupresur terhadap mual muntah
pasca operasi.Disarankan agar terapi komplementer akupresur dapat diterapkan sebagai terapi
pendamping dan diharapkan pada tenaga keperawatan dapat mempelajari terapi komplementer
akupresur.
Mual muntah pasca bedah atau yang (PONV) merupakan salah satu komplikasi yang
dikenal Post operative Nausea and Vomiting sering setelah tindakan pembedahan, angka
382
Rahmayati, Pengaruh Terapi Komplementer Akupresur terhadap Mual Muntah Pasca Operasi… 383
kejadian mual muntah pasca operasi sekitar 30% muntah yaitu titik ST-25 (Tianshu) (WHO, 2008
dari seluruh pasien yang menjalani operasi dalam Indrawati, 2010).
dengan rawat inap dan 70% kasus terjadi dalam Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
24 jam pertama (Gan, 2006 dalam Qudsi & Dwi, Tarcin dkk (2004) dalam Syarif (2011), yang
2015). juga mengungkapkan informasi lain bahwa
Masalah mual dan muntah ini dapat stimulasi pada titik P6 mempunyai manfaat
menimbulkan efek yang merugikan bagi pasien dalam peningkatan pengeluaran beta endorpin di
(Gundzik, 2008 dalam Supatmi, 2014).Apabila hipofisis di sekitar CTZ. Beta endorpin
muntah masuk ke dalam saluran pernafasan maka merupakan salah satu antiemetik endogen yang
dapat berakibat fatal. Dalam keadaan normal dapat menghambat impuls mual muntah di pusat
refleks muntah dan batuk dapat mencegahnya, muntah dan CTZ (Samad, dkk , 2003 dalam
tetapi apabila pasien sedang diberikan terapi Wijaya, dkk, 2014).
obat-obat anestesi hal ini dapat mengganggu Berdasarkan hasil pre survei di ruang rawat
refleks pelindung tersebut dan akibatnya pasien inap bedah pria dan wanita RSUD Dr. H. Abdul
merasakan sesak nafas (Qudsi &Dwi, 2015). Moeloek Provinsi Lampung di dapat rata-rata
Pencegahan dan penanganan mualdan tindakan pembedahan selama 6 bulan terakhir,
muntah dapat menggunakan terapi farmakologi periode Juli-Desember 2016 mencapai 58 jiwa
dan terapi non farmakologi.Penanganan mual dan per bulan, saat dilakukan wawancara kepada
muntah dengan menggunakan terapi salah satu kepala ruangan ruang rawat inap bedah
nonfarmakologi yang efektif salah satunya di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
dengan terapi komplementer (Chiravalle & Lampung, didapatkan informasi bahwa sebagian
Caffrey, 2005 dalam Supatmi, 2014). besar pasien pasca operasi mengalami mual dan
Terapi komplementer banyak dalam penanganan mual muntah hanya
menggunakan dan mengacu pada efektivitas dari menggunakan terapi farmakologi. Menurut
beberapa terapi. Florence Nigtingale (Chiravalle & Caffrey, 2005 dalam Supatmi
menggambarkan penggunaan terapi 2014) dalam penangan mual muntah tidak hanya
komplementer di dalam perawatan holistik menggunakan terapi farmakologi, banyak terapi
klien.Terapi komplementer dalam ilmu non farmakologi yang digunakan sebagai terapi
keperawatan dikenal juga sebagai terapi pendamping dalam menangani kejadian mual
modalitas (Kusharyadi, 2011). muntah salah satunya menggunakan terapi
Perawat mempunyai peluang terlibat dalam komplementer akupresur.
terapi komplementer, namun memerlukan Banyak penelitian tentang terapi akupresur
(evidence-based practice) sebagai dasar yang digunakan untuk mengurangi kejadian mual
penerapannya dan diatur dalam UU No. 38 muntah, baik mual muntah karena kemoterapi
Tahun 2014 tentang Keperawatan pada pasal 30 maupun mual muntah pada kehamilan.Tetapi
ayat (2).Terapi komplementer yang dapat belum terdapat penelitian tentang akupresur yang
digunakan untuk mencegah dan mengurangi mual digunakan dalam menangani kejadian mual
dan muntah pasca operasi salah satunya dengan muntah pasca operasi.
akupresur(Supatmi, 2014). Berdasarkan fenomena di atas peneliti
Akupresur merupakan terapi yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang
sederhana, mudah dilakukan, tidak memiliki efek “Pengaruh Terapi Komplementer Akupresur
samping karena tidak melakukan tindakan invasif Terhadap Mual Dan Muntah Pasca Operasi.”
(Fengge, 2012 dalam Majid, 2014). Akupresur Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merupakan salah satu terapi yang umum mengetahui pengaruh terapi komplementer
digunakan dalam keperawatan. Prinsip healing akupresur terhadap mual muntah pasca operasi
touch pada akupresur menunjukkan prilaku dengan melihat perbedaan skor mual muntah
caring yang dapat memberikan ketenangan, pada kelompok kontrol, kelompok ekspreimen
kenyamanan, rasa dicintai dan diperhatikan bagi danperbedaan selisih rata-rata skor mual muntah
klien sehingga lebih mendekatkan hubungan pasca operasi pada kelompok eksperimen dengan
terapeutik perawat dan klien (Kushariyadi, 2011). kelompok kontrol. Adapunmanfaat yang
Efektivitas terapi non farmakologi ini diharapakan adalahdapat memberikan masukan
sebanding dengan obat antiemetik dalam dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan
pencegahan mual muntah dan titik PC-6 keperawatan dalam mengurangi angka kejadian
(Neiguan) juga telah diakui oleh WHO (Saputra mual dan muntah pasca operasi.
& Agustin, 2005 dalam Indrawati 2010). Selain
itu terdapat titik lain yang juga bermanfaat
mengatasi gangguan pencernaan seperti mual dan
384 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 3, November 2017, hlm 382-388
Berdasarkan jenis kelamin yaitu 63% Tabel 3. Perbedaan Skor Mual Muntah
responden adalah laki laki, 59,1% responden Pengukuran Pertama dan Kedua
berusian >45 tahun dan jenis anastesi yang pada Kelompok Kontrol
Variabel Mean SD p-value n
digunakan 72, 72% adalah general.
Skor Pertama 2.73 0.467 0.26 11
Skor Kedua 1.82 1.250
2. Pengukuran Mual Muntah Pada Kelompok
Kontrol
Tabel 3 menunjukkan perbedaan rata-rata
skor mual muntah pengukuran pertama dan kedua
Tabel 1. Skor Mual Muntah Pengukuran
pada kelompok kontrol adalah 0.91. Hasil ini
Pertama dan Kedua Pada
menunjukan bahwa tidak terdapat penurunan
Kelompok
yang signifikan antara skor mual muntah pada
Variabel Mean Med SD Nilai Nilai pengukur pertama dan kedua pada kelompok
Min Maks
kontrol. Hasil uji statistik dengan Wilcoxon
Skor 2.73 3.00 0.467 2 3 didapatkan nilai p-value (0.26) > α (0,05), maka
Pertama
dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan rata-
Skor 1.82 2.00 1.250 0 3
Kedua
rata skor mual muntah pasca operasi pada
pengukuran pertama dan kedua pada kelompok
kontrol.
Tabel 1 menunjukkan skor mual muntah
pasca operasi pada pengukuran pertama pada
kelompok kontrol di dapatkan hasil mean 2.73,
median 3.00 dengan standar deviasi 0.467, nilai
Rahmayati, Pengaruh Terapi Komplementer Akupresur terhadap Mual Muntah Pasca Operasi… 385
2.18.Sedangkan selisih skor mual muntah pasca judul Pengaruh Akupresur Terhadap Morning
operasi pada kelompok kontrol dan ekperimen Sickness Di Kecamatan Magelang Utara
adalah 1.27. Tahun.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Efektivitas terapi non farmakologi ini akupresur titik ST 36 dan PC 6 efektif
sebanding dengan obat antiemetik dalam menurunkan morning sickness (p=0,001) pada
pencegahan mual muntah dan titik PC-6 kelompok intervensi. Perbedaan skor morning
(Neiguan) juga telah diakui oleh WHO (Saputra sickness pada kedua kelompok sebelum dan
& Agustin, 2005 dalam Indrawati 2010). Selain sesudah terapi akupresur dengan p<0,05. Skor
itu terdapat titik lain yang juga bermanfaat morning sickness yang dialami ibu hamil setelah
mengatasi gangguan pencernaan seperti mual dan dilakukan terapi akupresur mengalami penurunan
muntah yaitu titik ST-25 (Tianshu) (WHO, 2008 dibandingkan sebelum dilakukan terapi
dalam Indrawati, 2010). akupresur. Terjadinya reaksi inflamasi lokal
Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh mampu merangsang nitric oxide dalam tubuh
Tarcin dkk (2004) dalam Syarif (2011), yang juga yang dapat meningkatkan motilitas usus sehingga
mengungkapkan informasi lain bahwa stimulasi diharapkan dapat menurunkan insiden mual pada
pada titik P6 mempunyai manfaat dalam ibu hamil dan frekuensi muntah juga dapat
peningkatan pengeluaran beta endorpin di dikurangi karena secara fisiologis muntah dapat
hipofisis di sekitar CTZ. Beta endorpin terjadi apabila mual tidak dapat ditoleransi,
merupakan salah satu antiemetik endogen yang sehingga dengan adanya pemblokan pada
dapat menghambat impuls mual muntah di pusat stimulasi mual maka rangsang mual tidak akan
muntah dan CTZ (Samad, dkk, 2003 dalam diteruskan menjadi respon muntah.
Wijaya, dkk, 2014). Pada hasil penelitian Mayasari & Savitri
Pada kelompok kontrol, mengalami (2013) dengan judul “Terapi Relaksasi Akupresur
penurunan mual muntah pasca operasi sama Untuk Mengatasi Keluhan Mual Dan Muntah
seperti kelompok ekperiman, namun penurunan Pada Ibu Hamil”. Hasil penelitian menjelaskan
mual muntah pasca operasi pada kelompok ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
kontrol tidak menujukan penurunan yang intervensi dan kelompok kontrol. Terjadi
signifikan. penurunan frekuensi mual dan muntah pada
Menurut peneliti, penurunan mual muntah kelompok intervensi daripada kelompok kontrol
pasca operasi disebabkan karena pemberiaan obat (p=0.026). Penurunan frekuensi muntah
premedikasi dan waktu dari proses pembedahan. disebabkan terjadinya inhibisi syaraf simpatis
Karena pada prinsipnya mual muntah pasca yang akan meningkatkan kerja syaraf simpatis
operasi mual muntah pasca operasi akan sehingga memperlambat peristaltik usus yang
menghilang dengan sendirinya. mampu memperburuk peristaltik usus yang
Pada kelompok kontrol, hasil uji statistik memang sudah melambat secara fisiologis pada
skor mual muntah pasca operasi pada pengukuran kehamilan akibat stimulasi hormon progesterone.
pertama dan kedua didapatkan nilai p value Penelitian lain yang mendukung adalah
(0.26), maka dapat disimpulkan tidak terdapat penelitian yang dilakukan Syarif & Gayatri
perbedaan rata-rata skor mual muntah pasca (2011) dengan judul Terapi Akupresur Dapat
operasi antara pengukuran pertama dan kedua. Menurunkan Keluhan Mual Muntah Akut Akibat
Sedangkan pada kelompok ekperimen, Kemoterapi Pada Pasien Kanker. Hasil penelitian
hasil uji statistik skor mual muntah pasca operasi menunjukkan penurunan rata-rata mual muntah
sebelum dan sesudah diberikan terapi akut setelah akupresur pada kelompok intervensi
komplementer akupresur pada kelompok signifikan lebih besar dibanding dengan
didapatkan nilai p-value (0.004), maka dapat kelompok kontrol (p=0,000; α=0,05). Akupresur
disimpulkan terdapat perbedaan yang rata-rata menurut pandangan peneliti dapat menurunkan
skor mual muntah pasca operasi sebelum dan mual muntah akut akibat kemoterapi pada pasien
sesudah diberikan terapi komplementer kanker secara umum dengan melalui manipulasi
akupresur. yaitu pada titik akupresur tersebut. Manipulasi
Dan hasil uji statistik selisih skor mual pada titik akupresur P6 dan St36 dapat
muntah pasca operasi pada kelompok kontrol dan memberikan manfaat berupa perbaikan energi
ekperimen didapatkan nilai p-value (0.009), maka yang ada di meridian limpa dan lambung,
dapat disimpulkan terdapat perbedaan selisih sehingga memperkuat sel-sel saluran pencernaan
rata-rata skor mual muntah pasca operasi pada terhadap efek kemoterapi yang dapat
kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. menurunkan rangsang mual muntah ke pusat
Penelitian ini sejalan dengan penelitian muntah.
yang dilakukan Putri & Rahayu (2014) dengan
Rahmayati, Pengaruh Terapi Komplementer Akupresur terhadap Mual Muntah Pasca Operasi… 387
Berdasarkan hasil analisa baik pada keperawatan pada pasien yang mengalami mual
kelompok kontrol maupun kelompok eksperiman muntah pasca operasi.
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
terapi komplementer akupresur terhadap mual
muntah pasca operasi di RSUD Dr. H. Abdul SIMPULAN
Moeloek Provinsi Lampung. Akan tetapi, dalam
penanganan mual muntah pasca operasi di RSUD 1. Perbedaan rata-rata skor mual dan muntah
Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung hanya pasca operasi pada pengukuran pertama dan
menggunakan terapi farmakologi dan belum pengukuran kedua pada kelompok kontrol
menjadikan terapi non farmakologi khususnya adalah 0.91 dengan nilai p value (0.26).
terapi komplementer akupresur. 2. Perbedaan rata-rata skor mual dan muntah
Terapi akupresur ini merupakan bentuk pasca operasi sebelum dan sesudah pada
asuhan keperawatan yang holistik. Dalam prinsip kelompok eksperimen adalah 2.18 dengan
atau pelaksanaan terapi akupresur tedapat prinsip nilai p value (0.004).
healing taouchyang menunjukan prilaku caring 3. Perbedaan selisih rata-rata skor mual dan
yang dapat memberikan ketenangan, kenyamanan muntah pasca operasi pada kelompok
bagi klien sehingga mendekatkan hubungan eksperimen dengan kelompok kontrol adalah
terapeutik perawat dan klien. Terapi akupresur 1.27 dengan nilai p value (0.009), sehingga
merupakansalah satudari komplementer. dapat disimpulkan terdapat pengaruh terapi
Sehingga jika ditinjau dari legal aspek komplementer akupresur terhadap mual
pelaksanaan terapi akupresur ini, bahwasanya muntah pasca operasi di RSUD Dr. H.
perawat diperkenankan menerapkan terapi Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
komplementer sebagaimana telah diatur dalam
UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
pada pasal 30 ayat (2) huruf m. Sehingga perawat SARAN
berpeluang mempelajari berbagai macam terapi
komplementer serta akupresur direkomendasikan Terapi komplementer akupresur dapat
agar dapat diterapkan dan di kombinasikan diterapkan sebagai terapi pendamping atau
dengan terapi komplementer lain sebagai terapi sebagai bagian dari intervensi keperawatan dalam
pendamping atau sebagai bagian dari intervensi pemberian asuhan keperawatan khususnya pada
keperawatan dalam pemberian asuhan pasien yang mengalami mual muntah pasca
operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Apfel C, C. 2010. Nausea And Vomiting In Day Tidur Lansia di Balai Perlindungan Sosial