You are on page 1of 6

The bispectral index parameter is used to guide the titration of general anesthesia;

however, many studies have shown conflicting results regarding the benefits of bispectral
index monitoring. The objective of this systematic review with meta-analysis is to
evaluate the clinical impact of monitoring with the bispectral index parameter.
METHODS: The search for evidence in scientific information sources was conducted
during December 2013 to January 2015, the following primary databases:
Medline/PubMed, LILACS, Cochrane, CINAHL, Ovid, SCOPUS and TESES. The
criteria for inclusion in the study were randomized controlled trials, comparing general
anesthesia monitored, with bispectral index parameter with anesthesia guided solely by
clinical parameters, and patients aged over 18 years. The criteria for exclusion were
studies involving anesthesia or sedation for diagnostic procedures, and intraoperative
wake-up test for surgery of the spine. RESULTS: The use of monitoring with the
bispectral index has shown benefits reducing time to extubation, orientation in time and
place, and discharge from both the operating room and post anesthetic care unit. The risk
of nausea and vomiting after surgery was reduced by 12% in patients monitored with
bispectral index. Occurred a reduction of 3% in the risk of cognitive impairment
postoperatively at 3 months postoperatively and 6% reduction in the risk of postoperative
delirium in patients monitored with bispectral index. Furthermore, the risk of
intraoperative memory has been reduced by 1%. CONCLUSION: Clinically, anesthesia
monitoring with the BIS can be justified because it allows advantages from reducing the
recovery time after waking, mainly by reducing the administration of general anesthetics
as well as the risk of adverse events. (Oliveira, Bernardo and Nunes 2017)

Nyeri pasca bedah merupakan satu dari masalah-masalah keluhan pasien tersering di
rumah sakit. Teknik relaksasi yang digunakan dalam mengatasi nyeri post operasi di
Rumah Sakit adalah dengan latihan nafas dalam. (Agung, Andriyani and Sari 2013)
Salah satu komplikasi anestesi yang sering terjadi pada anestesi spinal dan anestesi umum
adalah shivering. Shivering dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan risiko merugikan
bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan insiden shivering pada pasien
pasca operasi dengan anestesi umum dan anestesi spinal. Penelitian ini merupakan
penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional dan dilakukan di
ruang pulih sadar RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Metode sampling yang
digunakan adalah total samping dengan 69 responden. Data diperoleh dengan
menggunakan lembar observasi dan rekam medik. Dari 121 pasien, insiden shivering
pasca operasi lebih banyak terjadi pada kelompok underweight, menjalani operasi lama,
dan operasi bedah plastik. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara insiden shivering dengan teknik anestesi dengan uji chi-square(Hidayah,
Khalidi and Nugroho 2021)

General anesthesia is one type of anesthesia that is widely used for dilation and curettage
surgery. However, general anesthesia has complications, one of which is the incidence of
Postoperative Nausea and Vomiting (PONV).(Karnina and Ismah 2021)

Mual muntah pasca operasi terjadi berkisar 20-30% dari seluruh pembedahan umum dan
lebih kurang 7080% pada kelompok risiko tinggi di Amerika Serikat. Sedangkan untuk
Indonesia, angka kejadian mual muntah pasca operasi belum tercatat dengan jelas. Pada
pre survey yang dilakukan di ruang rawat inap bedah wanita, terdapat tujuh pasien pasca
operasi dengan anestesi umum, tiga (43%) diantaranya mengeluh mual muntah.(Kinasih,
Trisna and Fatonah 2018)
Anestesi umum adalah salah satu jenis anestesi yang sering digunakan dalam operasi.
Salah satu komplikasi yang sering terjadi dengan penggunaan anestesi umum adalah
mual muntah setelah operasi yang dikenal sebagai postoperative nausea and vomiting.
Postoperative nausea and vomiting menyebabkan pasien menjalani perawatan di rumah
sakit lebih lama sehingga biaya yang dikeluarkan pasien lebih besar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
postoperative nausea and vomiting pada pasien anestesi umum di Rumah Sakit Umum
Cut meutia berupa jenis kelamin, usia, riwayat motion sickness dan/atau riwayat
postoperative nausea and vomiting (PONV), riwayat merokok, jenis operasi, durasi
operasi, teknik anestesi dan penggunaan opioid. Penelitian ini merupakan penelitian
analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sample penelitian berjumlah
86 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan teknik
pengambilan accidental sampling. Analisis data yang dilakukan dengan uji Chi Square
dan uji Fisher serta uji Kolmogorov-Smirnov sebagai uji alternative. Hasil analisis
bivariat dari penelitian ini, jenis kelamin, riwayat merokok, riwayat motion sickness
dan/atau riwayat postoperative nausea and vomiting, teknik anestesi dan durasi operasi
mendapatkan nilai p<0,05, sedangkan faktor usia, penggunaan opioid mendapatkan nilai
p>0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara faktor jenis
kelamin, riwayat merokok, riwayat motion sickness dan/atau riwayat postoperative
nausea and vomiting, teknik anestesi, dan durasi operasi dengan postoperative nausea and
vomiting pada pasien anestesi umum di RSU Cut Meutia dan tidak terdapat hubungan
antara faktor usia dan penggunaan opioid dengan postoperative nausea and vomiting pada
pasien anestesi umum di RSU Cut Meutia Aceh Utara.(Millizia, Sayuti et al. 2021)

Penggunaan anestesi umum dapat menyebabkan pasien mengalami mual, muntah (sering
dikenal dengan istilah PONV). Insidensi PONV mencapai 30% dari 100 juta lebih pasien
bedah di seluruh dunia. Di Indonesia insiden terjadinya PONV belum tercatat jelas.
Penanganan PONV dapat menggunakan terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Salah
satu terapi non farmalkologi yaitu pemberian aromaterapi peppermint secara inhalasi.
(Rihiantoro, Oktavia and Udani 2018)
enelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dominan yang berhubungan dengan
waktu pulih sadar pasien laparatomi, anestesi umum di Recovery Room RS Bhayangkara
Tk I Jakarta. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan
pendekatan crosssectional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan usia dengan
waktu pulih sadar post laparatomi anestesi umum (p=0,028). Ada perbedaan antara jenis
kelamin dengan waktu pulih sadar pasien laparatomi anestesi umum (p=0,04). Ada
perbedaan antara ASA dengan waktu pulih sadar pasien laparatomi anestesi umum
(p=0,01). Ada hubungan antara IMT dengan waktu pulih sadar pasien laparatomi anestesi
umum (p=0,0005). Tidak ada hubungan antara suhu tubuh, lama puasa dan lama operasi
dengan masing-masing nilai p (0,59, 0,6 dan 0,94). (Risdayati, Rayasari and Badriah
2021)

Keganasan yang menyerang wanita yaitu kanker payudara. Kanker yang terbatas pada
payudara, pengobatannya hampir selalu pembedahan untuk mengangkat sebanyak
mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah
mastektomi yaitu pengangkatan seluruh payudara. Untuk memfasilitasi operasi ini,
anestesi umum merupakan teknik yang paling sering dipilih. Untuk menentukan
prognosis ASA (American Society of Anesthesiologists) membuat klasifikasi
berdasarkan status fisik pasien pra anestesi yang membagi pasien ke dalam 5 kelompok
atau kategori dari ASA I – V. Evaluasi pra anestesi pada dasarnya bertujuan untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas perioperatif dan untuk menghilangkan kecemasan
pasien. (Sommeng 2018)

Teknik anestesi spinal atau anestesi umum pada seksio sesarea menyebabkan penurunan
tekanan darah berbeda, demikian pula nilai APGAR bayi. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kejadian hipotensi, nilai APGAR 1 menit dan 5 menit antara tindakan
anestesi spinal dan anestesi umum. Penelitian dilakukan dengan cara randomized cross
sectional pada 70 pasien di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung pada Februari–
Maret 2011. Setelah dilakukan randomisasi, pasien dibagi dalam dua kelompok, yaitu
kelompok I (anestesi spinal) dan kelompok II (anestesi umum). (Flora, Redjeki and
Wargahadibrata 2014)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, S., et al. (2013). "Terdapat Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Tingkat Nyeri pada Pasien Post Operasi dengan Anestesi Umum di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta." Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 3(1).

Flora, L., et al. (2014). "Perbandingan efek anestesi spinal dengan anestesi umum terhadap
kejadian hipotensi dan nilai Apgar bayi pada seksio sesarea." Jurnal Anestesi Perioperatif 2(2):
105-116.

Hidayah, E. S., et al. (2021). "Perbandingan Insiden Shivering Pasca Operasi dengan Anestesi
Umum dan Anestesi Spinal di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda: Comparison of
Postoperative Shivering Incidence with General Anesthesia and Spinal Anesthesia at RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda." Jurnal Sains Dan Kesehatan 3(4): 525-530.

Karnina, R. and M. N. Ismah (2021). "Gambaran Kejadian Postoperative Nausea and Vomiting
(PONV) pada Pasien Pasca Tindakan Dilatasi Kuretase dengan Anestesi Umum di RSIA B pada
Tahun 2019." Muhammadiyah Journal of Midwifery 2(1): 10-20.

Kinasih, A. R., et al. (2018). "Pengaruh aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada pasien
paska operasi dengan anestesi umum." Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik 14(2): 171-175.

Millizia, A., et al. (2021). "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Postoperative
Nausea and Vomiting pada Pasien Anestesi Umum di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh
Utara." AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 7(2): 13-23.

Oliveira, C. R., et al. (2017). "Benefit of general anesthesia monitored by bispectral index
compared with monitoring guided only by clinical parameters. Systematic review and meta-
analysis." Braz J Anesthesiol 67(1): 72-84.

Rihiantoro, T., et al. (2018). "Pengaruh Pemberian Aromaterapi Peppermint Inhalasi terhadap
Mual Muntah pada Pasien Post Operasi dengan Anestesi Umum." Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai
Betik 14(1): 1-10.

Risdayati, R., et al. (2021). "Analisa Faktor Waktu Pulih Sadar Pasien Post Laparatomi Anestesi
Umum." Jurnal Keperawatan Silampari 4(2): 480-486.
Sommeng, F. (2018). "Hubungan Status Fisik Pra Anestesi Umum dengan Waktu Pulih Sadar
Pasien Pasca Operasi Mastektomi di RS Ibnu Sina Februari-Maret 2017." UMI Medical Journal
3(1): 47-58.

You might also like