Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The movement of the development paradigm causes development direction not only focuses on growth but
also as an effort in reducing poverty and unemployment level and also in improving the quality of human life.
The priorities of the economic development should be directed to the leading sector development which has
strong relevance to other sectors, so that the sector development will provide a great multiplier effect on the
economy. Food and beverages industry is one of the leading sector that contributes greatly to the GRDP of
Central Java. The purposes of this research were to analyze the role of the food and beverages industrial
sector for the economy of Central Java by using input and output analysis, and to analyze the impact of
the increasing budget allocation through government consumption in this sector by using a system dynamic
analysis. The results of this research showed that the food and beverages industrial sector had a forward
linkage coefficient of 2.42 and backward linkage coefficient of 2.18, and also forward dan backward linkage
indexes above 1 which meant that the sector was the key sector in the economy of Central Java because it had
strong linkage with other sectors. Simulations on increasing of the allocation of government consumption
in that sector had a positive impact on the increase of GRDP and IPM and in reducing poverty in Central Java,
but the increase in budget allocation actually causes open unemployment rate in Central Java to increase.
Keywords: budget allocation, government consumption, GRDP, poverty, unemployment,
ABSTRAK
Pergeseran paradigma pembangunan menyebabkan arah pembangunan tidak lagi hanya berfokus pada
pertumbuhan, tetapi juga sebagai sebuah usaha dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran serta
dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Prioritas pembangunan ekonomi hendaknya diarahkan pada
pengembangan sector unggulan yang mempunyai keterkaitan yang besar kepada sektor lainnya, sehingga
pengembangan sektor tersebut akan memberikan multiplier effect yang besar terhadap perekonomian. Industri
makanan dan minuman merupakan salah satu sektor unggulan yang memberikan kontribusi besar terhadap
PDRB Jawa Tengah, sehingga pengembangan sektor tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan
pembangunan ekonomi Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran sektor
industri makanan dan minuman bagi perekonomian Jawa Tengah dengan menggunakan analisis input output,
serta menganalisis dampak peningkatan alokasi anggaran melalui konsumsi pemerintah pada sektor tersebut
dengan menggunakan analisis sistem dinamik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor industri makanan
dan minuman memiliki koefisien forward linkage sebesar 2.42 dan koefisien backward linkage sebesar 2.18,
serta indeks forward dan backward linkage diatas 1 yang berarti bahwa sektor tersebut merupakan sektor kunci
dalam perekonomian Jawa Tengah karena memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor lainnya. Simulasi
terhadap peningkatan alokasi konsumsi pemerintah pada sektor tersebut memberikan dampak yang positif
terhadap peningkatan PDRB dan IPM serta dalam menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah, namun
peningkatan tersebut menyebabkan tingkat pengangguran terbuka bertambah.
Keywords: alokasi anggaran, konsumsi pemerintah, PDRB, kemiskinan, pengangguran
pada tahun 1983 naik menjadi 31.19 persen pengeluaran pemerintah mempunyai peran
pada tahun 2003 (Sudarmono 2006). penting dalam mempengaruhi permintaan
Sampai dengan saat ini sektor agregrat, yaitu sebagai komponen
pertanian masih tetap menjadi fokus pengeluaran pemerintah melalui konsumsi
pembangunan di Jawa Tengah mengingat pemerintah dan sebagai komponen
ketahanan pangan merupakan salah satu investasi dalam pembentukan modal.
faktor penentu stabilitas ekonomi sehingga Nazara (1997) mengemukakan
upaya kecukupan pangan menjadi kerangka bahwa pengeluaran pemerintah merupakan
pembangunan yang mampu mendorong variabel yang besarnya diatur sepenuhnya
pembangunan sektor lainnya (Pemprov. oleh pemerintah sendiri serta dapat
Jawa Tengah 2014). Alternatif mempengaruhi peningkatan faktor-faktor
pembangunan sektor pertanian dapat lainnya melalui kebijakannya. Dalam
dilakukan dengan melakukan keterpaduan konteks inilah, maka permintaan akhir
antara sektor pertanian dengan sektor lain dapat menjadi salah satu alat kebijakan
yang lebih unggul dalam penciptaan pemerintah. Dalam pencapaian tujuan
pertumbuhan ekonomi dan memiliki pembangunan ekonomi, pemerintah dapat
keterkaitan dengan sektor pertanian, yaitu memilih instrumen ekonomi yang akan
sektor industri pengolahan (Jhingan 2007). digunakan untuk mendorong permintaan
Keterkaitan industri dengan sektor akhir suatu sektor ekonomi, dan sekaligus
pertanian amat kuat apabila sektor industri melihat bagaimana dampak dari perubahan
mempunyai keterkaitan kebelakang yang permintaan akhir tersebut bagi
tinggi (King dan Byerlee dalam Kuncoro perkembangan sektor ekonomi lainnya.
2007). Salah satu industri pengolahan Selama ini peran belanja
yang mempunyai keterkaitan tinggi pemerintah sebagai faktor pendorong
terhadap sektor pertanian yaitu agroindustri, pertumbuhan ekonomi relatif kecil karena
dimana salah satunya adalah industri selain kecilnya porsi belanja modal
makanan dan minuman. dibandingkan porsi belanja rutin, juga
Berdasarkan data BPS (2016e), sebagai akibat dari metode penyerapan
produksi industri makanan dan minuman anggaran yang terlalu terkonsentrasi di
terhadap total produksi sektor industri akhir tahun anggaran. Disisi lain,
pengolahan Tahun 2015 tertinggi ketidaktepatan dalam mengalokasikan
dibandingkan jenis industri lainnya yaitu anggaran menimbulkan inefisiensi
sebesar 32.89 persen, dengan laju anggaran, karena dampak yang diharapkan
pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 9.45 dari setiap belanja pemerintah tidak terlalu
persen. Kemajuan perkembangan industri berdampak multiplier terhadap
makanan dan minuman tidak lepas dari perekonomian daerah. Keberhasilan
perannya dalam menghasilkan produk yang pembangunan menuntut ketersediaan
merupakan kebutuhan pokok manusia. sumber daya yang memadai.
Oleh sebab itu, penyebaran industri Kondisi pembangunan suatu
makanan dan minuman merata hampir di wilayah dengan keterbatasan sumber daya
semua wilayah Jawa Tengah. Berdasarkan mengakibatkan harus difokuskannya
data Dinas Perindustrian dan Perdagangan pembangunan pada sektor-sektor yang
Provinsi Jawa Tengah (2014), jumlah memiliki keterkaitan kuat dengan sektor
industri makanan dan minuman di Jawa lainnya sehingga akan memberikan
Tengah pada tahun 2014 sebanyak 8 763 dampak pengganda (multiplier effect)
industri, yang merupakan jenis industri besar terhadap sektor-sektor lainnya atau
agro, kimia dan hasil hutan terbanyak di perekonomian secara keseluruhan. Atas
Jawa Tengah setelah industri mebel yang dasar tersebut diatas, tujuan penelitian ini
berjumlah 2 256 industri dan industri rokok adalah menganalisis peran industri 35
sebanyak 1 840 industri. makanan dan minuman dalam
Dalam teori permintaan agregrat, perekonomian Jawa Tengah, serta
menganalisis dampak peningkatan alokasi Jawa Tengah 2015 diagregrasi dari semula
anggaran pada sektor industri makanan dan 88 sektor dengan matriks 88x88 menjadi
minuman terhadap pembangunan ekonomi 9 sektor dengan matriks 9x9. Output dari
Jawa Tengah. analisis input output adalah :
1. Forward dan backward linkage
METODE P ENELI TI AN sektor-sektor ekonomi.
2. Koefisien multiplier output, NTB,
Jenis dan Sumber Data
upah/gaji dan tenaga kerja.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan data sekunder. Data Analisis Sistem Dinamik
sekunder bersumber dari : (1) Badan Pusat Sistem dinamik merupakan suatu metode
Statistik Provinsi Jawa Tengah; (2) Badan sederhana yang menggunakan causal- loop
Pusat Statistik RI; (3) Dinas Perindustrian dan stock flow untuk menjelaskan
dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. hubungan diantara sistem (Kusumo 2012).
Metode Analisis Data Causal loop merupakan gambaran
hubungan antar variabel dalam suatu
Analisis Input Output sistem yang menunjukkan suatu hubungan
Analisis input output adalah suatu sebab akibat. Selain itu, causal loop juga
analisis atas perekonomian wilayah secara digunakan untuk membatasi sistem yang
komprehensif karena melihat keterkaitan akan dikaji (Muhammadi et al. 2001).
antar sektor ekonomi di wilayah tersebut Sistem dinamik digunakan untuk
secara keseluruhan (Tarigan 2005). mengetahui dan menguji kebijakan yang
Penelitian ini menggunakan tabel input diperlukan di masa mendatang (Prasodjo
output Jawa Tengah tahun 2013 yang 2015). Analisis secara teknis dilakukan
kemudian dilakukan updating data menjadi dengan membangun struktur (Stock Flow
tabel input output tahun 2015. Metode Diagram) untuk melakukan simulasi,
yang digunakan untuk melakukan dimana pengelompokan data dan input
updating data adalah dengan metode RAS. data dilakukan dalam struktur model
Dalam penenlitian ini, tabel input output (Firmansyah 2016). Diagram causal- loop
penelitian ini seperti pada Gambar 1.
36
Gambar 1 Diagram Causal-Loop Pembangunan Ekonomi Jawa Tengah
Batasan dalam model sistem dinamik ini sektor ekonomi dalam penyediaan bahan
adalah : baku yang akan digunakan dalam proses
produksi (BPS 2008). Pengembangan
1. Peningkatan alokasi anggaran sektor ekonomi yang mempunyai forward
pemerintah daerah hanya pada dan backward linkage tinggi akan
variabel konsumsi pemerintah di sektor mempunyai dampak yang lebih besar
industri makanan dan minuman. terhadap pengembangan sektor ekonomi
2. Nilai variabel ekonomi lainnya seperti lainnya dibandingkan dengan apabila
konsumsi masyarakat, investasi, ekspor melakukan pengembangan sektor ekonomi
impor dan konsumsi pemerintah pada yang memiliki forward dan backward
sektor lainnya diasumsikan sebesar laju linkage rendah.
pertumbuhan output/PDRB. Berdasarkan Tabel 1, sektor
3. Faktor sumber daya manusia industri makanan dan minuman
diabaikan, sehingga setiap mempunyai koefisien backward linkage
peningkatan kesempatan kerja yang paling besar yaitu sebesar 2.18,
diasumsikan akan selalu diserap oleh sedangkan untuk koefisien forward
angkatan kerja di Jawa Tengah linkage sebesar 2.87 atau berada pada
posisi kedua setelah industri pengolahan
HASIL DAN PEMBAHASAN lainnya. Indeks forward dan backward
Peran Industri Makanan dan Minuman linkage sektor industri makanan dan
Dalam Perekonomian Jawa Tengah minuman memiliki indeks masing-masing
Koefisien Forward dan Backward diatas 1 yang berarti bahwa daya
Linkage penyebaran dan derajat kepekaan di atas
rata-rata keseluruhan sektor. Tingginya
Forward linkage atau daya indeks forward dan backward linkage
penyebaran menunjukkan hubungan antar industri makanan dan minuman
sektor dalam penjualan output dari suatu menandakan bahwa sektor tersebut
sektor ekonomi yang akan digunakan merupakan sektor kunci (key sector) yang
sebagai input bagi sektor ekonomi lainnya, harus dikembangkan kaitannya dalam
sedangkan backward linkage atau derajat meningkatkan pembangunan ekonomi di
kepekaan menunjukkan hubungan antara Jawa Tengah.
Tabel 1. Koefisien Forward Dan Backward Linkage Sektor Ekonomi Jawa Tengah
Backward Forward
SEKTOR
Jumlah Koef Rank Jumlah Koef Rank
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1.26 0.78 9 1.49 0.91 4
Pertambangan dan Penggalian 1.27 0.78 8 1.10 0.67 9
Industri Makanan dan Minuman 2.18 1.34 1 2.42 1.48 2
Industri Pendolahan Lainnya 1.67 1.03 4 2.87 1.76 1
Konstruksi, Listrik, Gas dan Air Bersih 1.94 1.19 2 1.11 0.68 8
Perdagangan,hotel dan Restauran 1.58 0.97 6 1.38 0.85 7
Pengangkutan dan Komunikasi 1.80 1.11 3 1.39 0.85 5
Lembaga Keuangan, Real Estate dan Jasa Keuangan 1.35 0.83 7 1.39 0.85 6
Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 1.61 0.99 5 1.53 0.94 3
akan meningkatkan output sektor tersebut tenaga kerja, submodel pengangguran dan
sebesar 2184 rupiah, NTB sebesar 864 kemiskinan, submodel IPM dan submodel
rupiah dan upah/gaji sebesar 237 rupiah. konsumsi pemerintah (Gambar 3).
Sedangkan untuk penyerapan tenaga kerja, Validasi Model
peningkatan permintaan akhir sebesar 1
Validasi model merupakan suatu proses
milyar rupiah akan meningkatkan
tahapan dalam analisis sistem dinamik
penyerapan tenaga kerja sebanyak 12 orang.
yang bertujuan untuk menilai kesesuaian
antara model yang dibangun dengan dunia
Pembangunan Model Sistem Dinamik
nyata yang ditunjukkan dengan sejauh
Struktur model yang dibangun adalah mana data simulasi dan pola simulasi
untuk mengetahui bagaimana dampak dapat menirukan data statistik dan
peningkatan permintaan akhir pada sektor informasi aktul (fakta). Validasi model
industri makanan dan minuman melalui dilakukan dengan membandingkan antara
peningkatan konsumsi pemerintah besar dan sifat kesalahan (muhammadi et
terhadap pembangunan ekonomi, meliputi al. 2001), dengan menghitung Absolute
PDRB, IPM, tingkat pengangguran dan Mean Error (AME) dan Absolute Variation
tingkat kemiskinan di Jawa Tengah. Model Error (AVE). Model dapat dikatakan valid
dalam penelitian ini terbagi menjadi 4 apabila nilai AME ≤ 5 persen dan AVE ≤ 30
submodel, yaitu submodel PDRB dan persen.
bahwa model yang dibangun valid perubahan- perubahan yang terjadi terkait
sehingga mampu mensimulasikan pembangunan ekonomi di Jawa Tengah.
SUBMODEL IPM
SUBMODEL PDRB DAN TENAGA KERJA
~ IPM AWAL
ANGKA INDEKS KESEHATAN
~ OUTPUT S 10 HARAPAN HIDUP
~ LAJU S1 INFLOW IPM
PRODUKTIFITAS TK S1 TAMBAHAN ~
OUTPUT S1 PROP O 1 RATA LAMA
INDEKS RLS
SEKOLAH
TK S 1 PDRB S1
INFLOW 1
~ INDEKS PENDIDIKAN
~ OUTPUT S 11 HARAPAN
~ PDRB GROWTH INDEKS HLS
LAJU S2 LAMA SEKOLAH
PRODUKTIFITAS TK S2 IPM IPM GROWTH
PROP O 2
TAMBAHAN
PDRB S2 LAJU PORSI PORSI PPD
TK S 2 INFLOW 2 OUTPUT S2 PDRB AWAL PDRB PERKAPITA
INDEKS PENGELUARAN
~
INFLOW PORSI PPD
OUTPUT S 12
~ LAJU S3 PP DISESUAIKAN
PRODUKTIFITAS TK S3 PROP O 3 INFLOW PDRB
TK S 6 TAMBAHAN
INFLOW 6 INDEKS HARGA SU BMODEL KON SU MSI PEMER INTAH
OUTPUT S6 PDRB S6 LAJU IMPLISIT
~ OUTPUT S 16 TAMBAH AN KOEF MUL S1
~ OU TPU T S1
LAJU S7
PRODUKTIFITAS TK S7
PROP O 7 TAMBAH AN KOEF MUL S2
INFLOW OU TPU T S2
TK S 7 TAMBAHAN POR SI GE S3 Y D I
GE S3 Y DI
INLOW 7 OUTPUT S7 TAMBAH AN KOEF MUL S3
PDRB S7 OU TPU T S3
INF LOW GE S3 Y DI
~ OUTPUT S 17
~ TAMBAH AN KOEF MUL S4
LAJU S8 OU TPU T S4
Hasil simulasi terhadap IPM Jawa Tengah Tengah masuk pada kategori tinggi pada
menunjukkan peningkatan yang positif. tahun 2017 dengan nilai indeks sebesar
Peningkatan IPM Jawa Tengah mengalami 70.38 dan pada tahun 2030, IPM Jawa
peningkatan sebesar 19.05 persen sejak Tengah sudah mencapai 79.32 (Gambar 5).
tahun 2011 hingga 2030. IPM Jawa
Gambar 6 Tingkat pengangguran terbuka Jawa Tengah tahun 2011-2030 hasil simulasi
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Nazara S. 1997. Analisis Input Output.
Tengah. 2016d. Profil Rahardja P, editor. Jakarta (ID):
Ketenagakerjaan Jawa Tengah Fakultas Ekonomi Universitas
Hasil Sakernas Agustus 2015. Indonesia.
Semarang (ID): Badan Pusat [Pemprov. Jawa Tengah] Pemerintah
Statistik Provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah. 2014.
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah. 2016e. Produk Domestik Tengah Nomor 5 Tahun 2014
Regional Bruto Menurut Lapangan tentang Rencana Pembangunan
Usaha Jawa Tengah 2011-2015. Jangka Menengah Daerah
Semarang (ID): Badan Pusat (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah
Statistik Provinsi Jawa Tengah. Tahun 2013-2018. Semarang (ID):
[Disperindag Prov. Jawa Tengah] Dinas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Perindustrian dan Perdagangan Prasojo E. 2015. Model Kebijakan
Provinsi Jawa Tengah. 2014. Buku Pengelolaan Lingkungan
Rekapitulasi Data Industri Agro, Pertambangan Batubara
Kimia dan Hasil Hutan Provinsi Berkelanjutan (Studi Kasus
Jawa Tengah 2014. Semarang (ID): Pertambangan Batubara di Sekitar
Dinas Perindustrian dan Kota Samarinda, Kalimantan
Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Timur) [disertasi]. Bogor (ID):
Fadlillah N, Sukiman, Dewi AS. 2016. Institut Pertanian Bogor.
Analisis Pengaruh Pendapatan Per Puspita DW. 2015. Analisis Determinan
Kapita, Tingkat Pengangguran, Kemiskinan di Provinsi Jawa
IPM dan Pertumbuhan Penduduk Tengah. JEJAK.
Terhadap Kemiskinan di Jawa 8(1):100-107.
Tengah Tahun 2009-2013. Eko- doi:10.15294/jejak.v8i1.3858.
Regional. 11(1):18-26. Rusdarti, Sebayang LK. 2013. Faktor-
Firmansyah I. 2016. Model Pengendalian Faktor Yang Mempengaruhi
Konversi Lahan Sawah di Dalam Tingkat Kemiskinan di Provinsi
DAS Citarum [disertasi]. Bogor Jawa Tengah. Jurnal Economia.
(ID): Institut Pertanian Bogor. 9(1):1-9.
Jhingan ML. 2007. Ekonomi Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuiu DR.
Pembangunan dan Perencanaan. 2011. Perencanaan dan
Jakarta (ID): RajaGrafindo Pengembangan Wilayah.
Persada. Pravitasari, AE, editor. Jakarta (ID):
Kuncoro M. 1997. Ekonomi Crestpent Press dan Yayasan
Pembangunan : Teori, Masalah Pustaka Obor Indonesia.
dan Kebijakan. Sudarmono M. 2006. Analisis Transformasi
Yogyakarta (ID): UPP AMPYKPN. Struktural, Pertumbuhan Ekonomi
Kuncoro M. 2007. Ekonomika Industri dan Ketimpangan Antar Daerah di
Indonesia. Sudiyarto OH, editor. Wilayah Pembangunan I Jateng
Yogyakarta (ID): Andi Offset. [tesis]. Semarang (ID): Universitas
Muhammadi, Aminullah E, Soesilo B. Diponegoro.
2001. Analisis system Dinamis Sukirno S. 2006. Ekonomi Pembangunan
Lingkungan Hidup, Sosial, : Proses, Masalah dan Dasar
Ekonomi, Manajemen. Jakarta (ID): Kebijakan.
UMJ Press. Jakarta (ID): Kencana.
Nazara S. 1997. Analisis Input Output. Tarigan R. 2005. Ekonomi Regional Teori
Rahardja P, editor. Jakarta (ID): dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta 45
Fakultas Ekonomi Universitas (ID): Bumi Aksara.
Indonesia.