You are on page 1of 12

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, INFLASI DAN

RASIO GINI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA


DI PROVINSI DKI JAKARTA
Sri Mahendra Satria Wirawan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi DKI Jakarta,
One_mahendra@yahoo.com

Abstract

Gross Regional Domestic Product (GRDP) which provides a comprehensive picture of the economic
conditions of a region is indicator for analyzing economic region development. Another indicator that is
no less important is inflation as an indicator to see the level of changes in price increases due to an increase
in the money supply that causes rising prices. The success of development must also look at the income
inequality of its population which is illustrated by this ratio. One of the main regional development goals
is to improve the welfare of its people, where to see the level of community welfare, among others, can be
seen from the level of unemployment in an area. To that end, in order to get an overview of the effects of
GRDP, inflation and the ratio of gini to unemployment in DKI Jakarta for the last ten years (2007-2016),
an analysis was carried out using multiple linear regression methods. As a result, together the relationship
between GRDP, inflation and the Gini ratio is categorized as "very strong" with a score of 0.936, and has
a significant influence on unemployment. Partially, the GRDP gives a significant influence, but inflation
and gini ratio do not have a significant influence. GDP, inflation and the Gini ratio together for the last
ten years have contributed 81.4% to unemployment in DKI Jakarta, while the remaining 18.6% is
influenced by other variables not included in this research model, so for reduce unemployment in DKI
Jakarta, programs that are oriented to economic growth, suppressing inflation and decreasing this ratio
need to be carried out simultaneously.
Keywords: GRDP, inflation, unemployment, DKI Jakarta, GINI ratio

Abstrak

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kondisi
perekonomian suatu daerah merupakan salah satu indikator makro ekonomi penting untuk menganalisis
pembangunan ekonomi daerah. Indikator lainnya yang tidak kalah penting adalah inflasi sebagai indikator
untuk melihat tingkat perubahan kenaikan harga akibat peningkatan persediaan uang yang penyebabkan
meningkatnya harga. Keberhasilan pembangunan juga harus melihat ketimpangan pendapatan
penduduknya yang digambarkan dengan rasio gini. Salah satu tujuan pembangunan daerah yang utama
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, dimana untuk melihat tingkat kesejahteraan
masyarakat, antara lain dapat dilihat dari tingkat pengangguran terbuka di suatu daerah. Untuk itu, guna
mendapatkan gambaran tentang pengaruh PDRB, inflasi dan rasio gini terhadap pengangguran terbuka di
DKI Jakarta selama sepuluh tahun terakhir (2007-2016), dilakukan analisa dengan menggunakan metode
regresi linier berganda. Hasilnya, secara bersama sama hubungan antara PDRB, inflasi dan rasio gini masuk
kedalam skategori “sangat kuat” dengan skor 0,936, serta memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pengangguran terbuka. Secara parsial, PDRB memberikan pengaruh yang signifikan, tetapi inflasi dan rasio
gini tidak memberikan pengaruh yang signifikan. PDRB, inflasi dan rasio gini secara bersama sama selama
sepuluh tahun terakhir telah memberikan sumbangan pengaruh sebesar 81,4% terhadap pengangguran
terbuka di DKI Jakarta, sementara sisanya sebesar 18,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini, sehingga untuk menekan angka pengangguran terbuka di DKI
Jakarta, program yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, penekanan inflasi dan penurunan rasio gini
perlu dilakukan secara simultan.

Kata kunci: PDRB , inflasi, pengangguran terbuka, DKI Jakarta, Rasio GINI
.
Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi dan Rasio Gini Terhadap Pengangguran Terbuka di Provinsi DKI
Jakarta

1. PENDAHULUAN
Disamping pertumbuhan, indikator
a. Latar Belakang
makro ekonomi yang biasa dipakai adalah
Kondisi perekonomian suatu daerah inflasi sebagai indikator untuk melihat
secara umum dapat dilihat dari Produk tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
Domestik Regional Bruto (PDRB) yang proses kenaikan harga berlangsung secara
merupakan salah satu indikator makro terus-menerus serta saling merpengaruhi,
ekonomi penting untuk menganalisis atau sering juga digunakan untuk
pembangunan ekonomi yang berjalan di mengartikan peningkatan persediaan uang
suatu daerah. PDRB merupakan jumlah nilai sebagai penyebab meningkatnya harga.
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit Angka inflasi DKI Jakarta selama sepuluh
usaha dalam suatu daerah, atau merupakan tahun terakhir juga menunjukkan angka yang
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang sangat fluktuatif sebagaimana dapat dilihat
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB pada Tabel 3.
atas dasar harga konstan digunakan untuk
menghitung pertumbuhan ekonomi secara Tabel 3. Inflasi DKI Jakarta
riil atau pertumbuhan ekonomi yang tidak Tahun Inflasi (%)
2007 6,04
dipengaruhi faktor harga. Selama sepuluh 2008 11,06
tahun terahir (2007-2016) PDRB atas dasar 2009 2,34
2010 6,21
harga konstan Provinsi DKI Jakarta 2011 3,97
cenderung meningkat, sebagaimana terlihat 2012 4,52
pada Tabel 1. 2013 8,00
2014 8,95
2015 3,30
Tabel 1. PDRB DKI Jakarta 2016 2,37
Tahun PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Trilyun Sumber : BPS diolah
Rp)
2007 914,32 Menentukan keberhasilan suatu daerah
2008 1.015,45
2009 1.039,21
tidak hanya dilihat dari pertumbuhan PDRB,
2010 1.103,74 inflasi dan rasio gini semata, tetapi juga harus
2011 1147,56 memperhitungkan ketimpangan pendapatan
2012 1222,53
2013 1296,69 yang diterima oleh masyarakat. Salah satu
2014 1373,39 ukuran ketimpangan yang juga sering
2015 1454,35 digunakan adalah rasio gini dengan skala 0-
2016 1539,38 1. Semakin tinggi nilai ratio gini
Sumber : BPS diolah
menunjukkan ketimpangan yang semakin
tinggi. Jika ratio gini di suatu daerah
Data BPS Provinsi DKI Jakarta (2007- meningkat, diartikan bahwa jurang
2017), memperlihatkan bahwa pertumbuhan ketimpangan pendapatan masyarakat daerah
ekonomi yang merupakan pertumbuhan tersebut semakin melebar. Distribusi
PDRB DKI Jakarta menunjukkan angka yang pendapatan masyarakat di DKI Jakarta tahun
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan rata- 2016 berada pada kondisi yang cukup
rata pertumbuhan ekonomi nasional timpang yaitu 41,1%. Secara lengkap kondisi
sebagaimana pada pada Tabel 2. rasio gini Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat
sebagaimana pada Tabel 4.
Tabel 2. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dan
Nasional
Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%)
Tabel 4. Rasio Gini DKI Jakarta
Jakarta Nasional Tahun Gini Rasio (%)
2007 6,44 6,28 2007 36.7
2008 6,18 6,06 2008 36.2
2009 5,02 4,50 2009 35.6
2010 6,51 6,10 2010 36.1
2011 6,70 6,50 2011 43.8
2012 6,53 6,23 2012 42.1
2013 6,11 5,78 2013 43.3
2014 5,95 5,01 2014 43.1
2015 5,88 4,79 2015 43.1
2016 5,85 5,02 2016 41.1
Sumber : BPS diolah
Sumber : BPS diolah
Jurnal Good Governance Volume 14 No. 2 September 2018

Perekonomian DKI Jakarta belum Dengan menggunakan konsep yang


optimal untuk memperluas lapangan kerja, telah disesuaikan, angka pengangguran
hal ini ditunjukkan dengan lebih besarnya terbuka Provinsi DKI Jakarta selama 2007-
jumlah angkatan kerja daripada jumlah 2016 menunjukan kecenderungan yang terus
kesempatan kerja pada sektor formal. menurun, seperti yang terlihat pada Tabel 5
Kondisi ini berimplikasi pada tingginya dibawah ini.
tingkat pengangguran yang sejak tahun 2007
hingga 2016 mencapai rata-rata 9,94% per Tabel 5. Angkatan kerja dan pengangguran
tahun. Angka ini jauh lebih besar DKI Jakarta
dibandingkan dengan tingkat pengangguran Tahun
Angkatan Pengangguran
Kerja (Ribu) % Jumlah (Ribu)
normal yang sebesar 4%, yakni jumlah
2007 4.400 12,57 553,08
pengangguran yang wajar terjadi dalam 2008 4.770 12,16 580,03
perekonomian (Dimas dan Woyanti, 2009). 2009 4.690 12,15 569,84
2010 5.270 11,05 582,34
Pengangguran bukan semata-mata 2011 5.140 10,80 555,12
2012 5.370 9,87 530,02
hanya masalah bagi mereka yang tidak 2013 5.110 9,02 460,92
memiliki pekerjaan, melainkan masalah 2014 5.060 8,47 428,58
bagi kita semua. Untuk mengurangi 2015 5.090 7,23 368,01
2016 5.180 6,12 317,02
pengangguran, perlu dipahami bahwa Sumber : BPS diolah
pengangguran bukanlah akibat seseorang
yang malas, melainkan masalah struktural
(Swaramarinda, 2014). Pemerintah b. Permasalahan
mempunyai peran dalam menerapkan Sebagaimana telah disampaikan di
kebijakan yang sesuai. Jika pemerintah atas, selama sepuluh tahun terakhir sejak
melakukan investasi dalam penyediaan tahun 2007 hingga tahun 2016, tingkat
lapangan kerja, hal ini tidak hanya akan pengangguran terbuka di DKI Jakarta
menjaga stabilitas perekonomiannya, tetapi menunjukan penurunan baik
juga akan menciptakan banyak pertumbuhannya maupun jumlahnya. PDRB
kesempatan bekerja. tercatat terus meningkat dengan angka rata-
Sejak Survey Tenaga Kerja Nasional rata pertumbuhan rata-rata 6,12%. Inflasi
(Sakernas) 2001, konsep status pekerjaan terjadi fluktuatif rata-rata 5,68% dengan
dan pengangguran mengalami perluasan dan angka terendah 2,34 % dan tertinggi 11,06 %.
penyempurnaan. Status pekerjaan yang pada Sebaran pendapatan yang digambarkan
Sakernas 2000 hanya 5 kategori, mulai tahun dengan rasio gini masih berada pada tingkat
2001 ditambahkan kategori baru yaitu: ketimpangan yang cukup tinggi, yaitu antara
pekerja bebas di pertanian dan pekerja bebas 35,6% hingga 43,8% dengan nilai rata-rata
di non pertanian. Selain itu, dalam rangka 40,11%. Sementara tingkat pengangguran
menyesuaikan dengan konsep international sepuluh tahun terakhir rata-rata 9,94% per
labour organization (ILO), konsep tahun, lebih besar dibandingkan dengan
pengangguran terbuka diperluas yaitu di tingkat pengangguran normal yang wajar
samping mencakup penduduk yang aktif terjadi dalam perekonomian sebesar 4%.
mencari pekerjaan, mencakup pula
kelompok
c. Penelitian Terdahulu
penduduk yang sedang mempersiapkan
usaha/pekerjaan baru, dan kelompok Beberapa penelitian yang terkait
penduduk yang tidak mencari pekerjaan, dengan PDRB, inflasi, pengangguran
karena merasa tidak mungkin mendapatkan terbuka, kemiskinan maupun terhadap
pekerjaan serta kelompok penduduk yang indikator pembangunan daerah lainnya telah
tidak aktif mencari pekerjaan dengan alasan banyak dilakukan . Safitri (2011) dalam
sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum penelitiannya tentang Pengaruh Inflasi dan
mulai bekerja. Sedangkan angkatan kerja PDRB Terhadap Pengangguran Terbuka di
adalah penduduk usia kerja yang bekerja, Provinsi Jawa Tengah Tahun 1993-2009
atau punya pekerjaan namun sementara tidak menyimpulkan bahwa inflasi secara parsial
bekerja dan pengangguran. memberikan pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap pengangguran terbuka,
Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi dan Rasio Gini Terhadap Pengangguran Terbuka di Provinsi DKI
Jakarta

PDRB secara parsial memberikan pengaruh pengaruh negatif terhadap pengangguran


negatif dan signifikan terhadap terbuka, Investasi pun juga mempunyai
pengangguran terbuka, serta inflasi dan pengaruh negatif terhadap pengangguran
PDRB secara bersama-sama berpengaruh terbuka, tingkat bunga ternyata mempunyai
signifikan terhadap pengangguran terbuka di pengaruh positif terhadap pengangguran
Jawa Tengah. terbuka, serta industri ternyata mempunyai
pengaruh negatif terhadap pengangguran
Penelitian lain yang dilakukan oleh
terbuka.
Faturrohmin (2011) tentang Pengaruh
PDRB, Harapan Hidup dan Melek Huruf Melalui penelitian yang dilakukan
Terhadap Tingkat Kemiskinan (studi kasus oleh Alif (2014) tentang Analisis Pengaruh
35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah), Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi Dan Upah
menyimpulkan bahwa antara PDRB dengan Minimum Regional Terhadap Pengangguran
kemiskinan terdapat pengaruh yang di DKI Jakarta Tahun 1997-2012,
signifikan dan memiliki hubungan yang disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan
negatif. Untuk harapan hidup dengan ekonomi dan upah minimum regional
kemiskinan terdapat pengaruh yang memiliki hubungan negatif dan berpengaruh
signifikan dan memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat pengangguran di
negatif, namun antara melek huruf dan DKI Jakarta, sedangkan variabel tingkat
kemiskinan tidak terdapat pengaruh yang inflasi memiliki hubungan positif dan
signifikan. Sementara secara bersama sama signifikan terhadap tingkat pengangguran di
pengaruh PDRB, harapan hidup dan melek DKI Jakarta pada periode 1997-2012.
huruf berpengaruh terhadap penurunan
Dalam penelitian tentang Pengaruh
tingkat kemiskinan di 35 Kabupaten/Kota di
PDRB, UMK, Inflasi, dan Investasi Terhadap
Jawa Tengah.
Pengangguran Terbuka di Kabupaten/Kota
Kemudian Permana (2012) juga telah Provinsi Jawa Timur Tahun 2007 – 2011
melakukan penelitian terkait dengan Analisis yang dilakukan oleh Sarimuda dan
Pengaruh PDRB, Pengangguran, Pendidikan, Soekarnoto (2014), dihasilkan bahwa PDRB
dan Kesehatan terhadap Kemiskinan di Jawa mempunyai hubungan negatif dan
Tengah Tahun 2004-2009. Hasil penelitian berpengaruh signifikan terhadap tingkat
tersebut menyatakan bahwa terdapat pengangguran terbuka, upah minimum
pengaruh signifikan dan negatif variabel laju Kabupaten/Kota mempunyai hubungan
pertumbuhan PDRB secara individu terhadap negatif dan berpengaruh signifikan terhadap
variabel tingkat kemiskinan, terdapat tingkat pengangguran terbuka, Inflasi
pengaruh signifikan dan positif variabel mempunyai hubungan positif dan tidak
tingkat pengangguran secara individu berpengaruh signifikan terhadap tingkat
terhadap variabel tingkat kemiskinan, pengangguran terbuka, serta investasi
terdapat pengaruh signifikan dan negatif mempunyai hubungan negatif dan tidak
variabel pendidikan secara individu terhadap berpengaruh signifikan terhadap tingkat
variabel tingkat kemiskinan, serta terdapat pengangguran terbuka.
pengaruh signifikan dan negatif variabel
Penelitian yang dilakukan oleh Putri
kesehatan secara individu terhadap variabel
(2005) tentang Analisis Pengaruh Inflasi,
tingkat kemiskinan.
Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah Terhadap
Kurniawan (2013) dalam penelitinnya Pengangguran Terdidik, menyimpulkan
yang berjudul Analisis Pengaruh PDRB, bahwa inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan
Upah Minimum Kabupaten/Kota dan Inflasi upah secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Pengangguran Terbuka di Kota secara signifikan terhadap pengangguran
Malang Tahun 1980-2011, menyimpulkan terdidik di Provinsi Jawa Tengah,
bahwa Produk Domestik Regional Bruto inflasi berpengaruh negatif dan signifikan,
(PDRB) mempunyai pengaruh negatif pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif
terhadap pengangguran terbuka, Upah dan tidak signifikan, sementara upah
Minimum Kota (UMK) yang mempunyai berpengaruh negatif dan signifikan.
pengaruh yang positif terhadap
Azizah (2016) dalam penelitiannya
pengangguran terbuka, Inflasi mempunyai
tentang Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,
Jurnal Good Governance Volume 14 No. 2 September 2018

Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Terhadap pengangguran terbuka, agar dapat dijadikan
Pengangguran Terbuka di Kabupaten/Kota rekomendasi untuk pengambilan keputusan
Provinsi Jawa Tengah Periode 2010 – 2014, dalam rangka penyusunan program yang
menyimpulkan bahwa jumlah penduduk terkait dengan peningkatan kesempatan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap bagi masyarakat.
jumlah pengangguran, PDRB mempunyai
hubungan positif dan signifikan terhadap
pengangguran terbuka, serta inflasi d. Tujuan Penelitian
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Berdasarkan permasalahan yang dan
pengangguran terbuka. penelitian terdahulu yang pernah dilakukan,
Wasilaputri (2016) dalam tujuan penelitian ini adalah untuk
penelitiannya yang berjudul Pengaruh Upah mengidentifikasi seberapa besar pengaruh
Minimum Provinsi, PDRB dan Investasi PDRB, inflasi dan rasio gini terhadap
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau pengangguran terbuka yang terjadi di DKI
Jawa Tahun 2010-2014, menghasilkan Jakarta, sehingga hasil analisanya akan dapat
kesimpulan bahwa upah minimum provinsi dibandingkan dengan hasil yang diperoleh
memiliki pengaruh negatif dan signifikan dari penelitian terdahulu
terhadap penyerapan tenaga kerja, PDRB
memiliki pengaruh positif dan signifikan sehingga dapat menjadi masukan
terhadap penyerapan tenaga kerja, investasi untuk perencanaan pembangunan khususnya
berpengaruh tidak signifikan terhadap pembangunan ekonomi
penyerapan tenaga kerja, serta upah pengangguran terbuka, di
minimum provinsi, PDRB dan investasi DKI Jakarta.
memiliki pengaruh positif dan signifikan
secara bersama-sama terhadap penyerapan
tenaga kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2014. 2. METODOLOGI
Hartanto dan Masjkuri (2017) dalam a. Kerangka Pemikiran
penelitiannya tentang Analisis Pengaruh
Berdasarkan kondisi diatas ditengarai
Jumlah Penduduk, Pendidikan, Upah
bahwa PDRB, inflasi dan rasio gini
Minimum Dan Produk Domestik Regional
ditengarai akan membawa dampak terhadap
Bruto (PDRB) Terhadap Jumlah
besarnya angka pengangguran terbuka.
Pengangguran Di Kabupaten Dan Kota
Perubahan yang terjadi baik pada PDRB,
Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014,
inflasi dan rasio gini akan mengakibatkan
menyimpulkan bahwa jumlah penduduk,
perubahan yang terjadi pada angka
pendidikan dan PDRB menunjukkan arah
pengangguran terbuka di DKI Jakarta.
positif dan berpengaruh signifikan terhadap
Kerangka pikir ini secara skematis dapat
variabel jumlah pengangguran, serta upah
dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
minimum terhadap jumlah pengangguran
menunjukkan arah negatif dan tidak
PDRB
berpengaruh signifikan terhadap jumlah
orang menganggur.
Pengangguran
Gini Rasio
Walaupun telah banyak penelitian Terbuka
yang dilakukan, namun belum ada penelitian
yang dilakukan terkait dengan PDRB, inflasi, Inflasi

rasio gini dan pengangguran terbuka di DKI


Jakarta, walaupun angka pengangguran di Gambar 1. Kerangka pemikiran
DKI Jakarta masih jauh lebih besar
dibandingkan dengan tingkat pengangguran b. Metode Penelitian
normal yang wajar terjadi dalam Penelitian ini dilakukan di Jakarta
pembangunan perekonomian. Dengan pada bulan Januari - Maret 2018 dengan
demikian, penelitian ini menjadi perlu untuk menggunakan data sekunder Jakarta Dalam
dilakukan agar diketahui sejauh mana Angka Tahun 2007 sampai dengan Tahun
pengaruh PDRB, inflasi, rasio gini terhadap 2016, menggunakan analisis regresi linier
Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi dan Rasio Gini Terhadap Pengangguran Terbuka di Provinsi DKI
Jakarta

berganda, dengan persamaan sebagaimana Analisis determinasi yang juga


berikut. dilakukan dalam regresi linear berganda
digunakan untuk mengetahui prosentase
Y = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn sumbangan pengaruh variabel independen
secara bersama sama terhadap variabel
dimana: dependen. Koefisien ini menggambarkan
Y = Variabel dependen seberapa besar prosentase variasi variabel
a = Konstanta independen yang digunakan dalam model,
X1, X2…..Xn = Variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel
b1,b2…..bn = Koefisien regresi dependen. Untuk R2 sama dengan 0,
bermakna bahwa tidak ada pengaruh sama
Untuk mengetahui apakah model sekali yang diberikan variabel independen
regresi liner berganda yang dihasilkan dapat terhadap variabel dependen, atau variasi
dinyatakan valid sebagai alat peramalan variabel independen yang digunakan dalam
harus memenuhi syarat klasik, sehingga model tidak menjelaskan apapun variasi
model regresi linear tersebut dikatakan variabel dependen. Sebaliknya untuk
BLUE atau dari best linear unbiased R2 sama dengan 1, memberikan makna
estimation. Adapun syarat klasik dimaksud bahwa sumbangan pengaruh yang diberikan
antara lain adalah: (1) linearitas, yaitu sifat variabel independen terhadap variabel
hubungan yang linear antar variabel, artinya dependen adalah sempurna, atau variasi
setiap perubahan yang terjadi pada satu variabel independen yang digunakan dalam
variabel akan diikuti perubahan dengan model menjelaskan 100% variasi variabel
besaran yang sejajar pada variabel lainnya. dependen.
(2) normalitas, untuk melihat apakah data Untuk menguji pengaruh variable
sampel yang digunakan mengikuti distribusi independen terhadap variable dependen
normal. (3) multikollinearitas, yaitu sebuah secara bersama sama dapat diuji dengan
situasi yang menunjukkan adanya korelasi menggunakan uji F (Matjik dan Sumertajaya,
atau hubungan kuat antara dua variabel bebas 2013). Signifikan berarti hubungan yang
atau lebih, dimana hal ini dalam sebuah terjadi dalam sampel dapat digeneralisasikan
model regresi berganda tidak diperkenankan. atau dapat berlaku untuk populasi. Dalam
(4) autokorelasi, untuk mengetahui apakah melaksanakan uji F, dilakukan tahapan (1)
ada korelasi variabel yang ada di dalam menentukan hipotesis H0(bersama) dan H1(bersama)
model prediksi dengan perubahan waktu. (2) menentukan tingkat signifikansi α
Dalam analisis regresi linier berganda, (3) menentukan F(hitung) (4) menentukan F(tabel)
dilakukan analisis korelasi ganda yang (5) membandingkan F(hitung) dengan
dinyatakan dengan R, yang digunakan untuk F(tabel) dengan kriteria, tolak H0(bersama) jika
mengetahui hubungan antara dua atau lebih F(hitung) lebih besar dari
variabel independen terhadap variabel F(tabel) (7) menyimpulkan hasilnya.
dependen secara bersamaan. Koefisien ini Uji t dilakukan dalam analisis regresi
menunjukkan seberapa besar hubungan yang linier digunakan untuk mengetahui apakah
terjadi dengan nilai R antara 0 sampai 1. dalam model regresi yang digunakan,
Semakin mendekati 1 berarti hubungan yang masing-masing variabel independen secara
terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai parsial berpengaruh signifikan terhadap
semakin mendekati 0 maka hubungan yang variabel dependen. Pengujian ini akan
terjadi semakin lemah. Dalam memberikan berguna jika pada pengujian analisis ragam
interpretasi, koefisien korelasi menurut (uji F) diperoleh kesimpulan bahwa terdapat
Sugiyono (2007) dapat dibagi sebagaimana paling sedikit satu variable independen yang
tersaji dalam Tabel 6 berikut. berpengaruh terhadap variable dependen
(Matjik dan Sumertajaya, 2013).
Tabel 6. Koefisien korelasi Adapun langkah yang dilaksanakan
Koefisien Korelasi dalam melakukan uji t adalah (1)
0,000 - 0,199 Sangat Rendah menentukan hipotesis H0(parsial) dan H1(parsial)
0,200 - 0,399 Rendah (2) menentukan tingkat signifikansi α
0,400 - 0,599 Sedang
0,600 - 0,799 Kuat
(3) menentukan t(hitung) (4) menentukan t(tabel)
0,800 - 1,000 Sangat Kuat (5) membandingkan t(hitung) dengan
Jurnal Good Governance Volume 14 No. 2 September 2018

t(tabel) dengan kriteria, tolak H0(parsial) jika korelasi yang berada pada interval 0,80–
-t(tabel) < t(hitung) > t(tabel) (7) menyimpulkan 1,00, sehingga masuk dalam kategori
hasilnya. hubungan antar variabel independen, PDRB,
inflasi dan rasio gini serta variabel dependen
c. Alur Penelitian pengangguran yang “sangat kuat”
Untuk meneliti hubungan dan pengangguran terbuka yang sangat kuat.
pengaruh PDRB, inflasi dan rasio gini Sedangkan untuk melihat pengaruh variable
terhadap pengangguran terbuka di DKI independen dengan variable dependen dapat
Jakarta, dibangun hipotesa (1) tidak ada menggunakan angka R square dan adjusted
pengaruh PDRB, inflasi dan rasio gini secara R square. Namun karena variable
bersama-sama terhadap pengangguran independennya lebih dari dua, maka
terbuka (2) tidak ada pengaruh antara PDRB digunakan angka adjusted R square sebesar
terhadap pengangguran terbuka (3) Tidak ada 0,814. Angka ini menunjukkan bahwa
pengaruh negatif antara inflasi terhadap prosentase sumbangan pengaruh PDRB,
pengangguran terbuka. Dalam analisis ini inlfasi dan rasio gini terhadap pengangguran
digunakan tingkat signifikansi α=5% atau terbuka adalah sebesar 81,4%. Adapun
tingkat keyakinan 95%. Selanjutnya sisanya sebesar 18,6% dipengaruhi atau
dilakukan analisis regresi linier berganda. dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
Setelah didapatkan hasilnya, dilakukan dimasukkan dalam model penelitian ini.
interpretasi terhadap hasil analisa untuk Sementara standard error dari hasil regresi
menarik kesimpulan seberapa kuat hubungan mendapat hasil 41,209. Hal ini berarti bahwa
serta seberapa besar pengaruh PDRB, inflasi banyaknya kesalahan dalam prediksi jumlah
dan rasio gini terhadap pengangguran pengangguran terbuka adalah 41,209 orang.
terbuka. Persamaan regresi yang terbentuk
berdasarkan Tabel 8 dengan konstanta
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 918,760, koefisien PDRB sebesar -0,481,
Dari hasil analisis regresi linier koefisien inflasi sebesar 0,718 dan koefisien
berganda yang dilakukan terhadap PDRB, rasio gini sebesar 3,845 adalah sebagaimana
Inflasi dan pengangguran terbuka, persamaan berikut.
didapatkan hasil analisis sebagaimana
disajikan dalam Tabel 7 dan Tabel 8. Y = 918,760- 0,481X1 + 0,718X2 + 3,845X3

Tabel 7. Hasil analisis korelasi ganda dimana:


Regression statistics Y = Pengangguran terbuka (Ribu orang)
Multiple R 0.936 X1 = PDRB (Trilyun Rp)
R Square 0.876
Adjusted R Square 0.814 X2 = Inflasi (%)
Standard Error 41.209 X3 = Rasio Gini (%)
Observations 10.000
Durbin-Watson 1.031
Konstanta sebesar 918,760; artinya
Tabel 8. Hasil analisa regresi jika PDRB (X1) dan inflasi (X2) nilainya
Coefficients
Standard
t Stat P-value
adalah 0, maka pengangguran terbuka (Y)
Error
Intercept 918.760 168.044 5.467 0.002 jumlahnya adalah 918.760 orang. Dengan
PDRB (Trilyun Rp)
Inflasi (%)
-0.481
0.718
0.101
4.904
-4.782
0.146
0.003
0.888
koefisien regresi variabel PDRB (X1) sebesar
Gini Rasio (%) 3.845 5.669 0.678 0.523 -0,481; artinya jika inflasi dan rasio gini
Lower Upper
Coefficients Lower 95% Upper 95%
95.0% 95.0% nilainya tetap sementara PDRB mengalami
Intercept 507.571 1329.948 507.571 1329.948 kenaikan Rp. 1 Triyun, maka pengangguran
PDRB (Trilyun Rp) -0.727 -0.235 -0.727 -0.235
Inflasi (%) -11.281 12.716 -11.281 12.716 terbuka akan mengalami penurunan sebesar
Gini Rasio -10.025 17.716 -10.025 17.716
481.000 orang. Koefisien bernilai negatif
artinya terjadi hubungan negatif antara
Angka multiple R sebesar 0,936 PDRB dengan pengangguran terbuka,
menunjukkan bahwa terdapat hubungan semakin naik PDRB maka pengangguran
yang sangat kuat antara PDRB, inflasi dan terbuka akan semakin turun
rasio gini secara bersama sama terhadap jumlahnya. Untuk koefisien regresi variabel
jumlah pengangguran terbuka, sebagaimana inflasi sebesar 0,718; artinya jika PDRB dan
yang disajikan pada Tabel 6 bahwa koefisien rasio gini nilainya tetap sementara inflasi
Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi dan Rasio Gini Terhadap Pengangguran Terbuka di Provinsi DKI
Jakarta

mengalami kenaikan 1%, maka  H1(PDRB) : ada pengaruh signifikan antara


pengangguran terbuka akan mengalami PDRB secara parsial terhadap
peningkatan sebesar 718 orang, sedangkan pengangguran terbuka.
koefisien yang bernilai positif mempunyai  H0(Inflasi) : tidak ada pengaruh signifikan
arti terjadi hubungan positif antara inflasi antara Inflasi secara parsial terhadap
dengan pengangguran terbuka, semakin naik pengangguran terbuka.
inflasi maka pengangguran terbuka semakin  H1(Inflasi) : ada pengaruh signifikan antara
meningkat jumlahnya. Sedangkan rasio gini Inflasi secara parsial terhadap
sebesar 3,845 berarti jika PDRB dan inflasi pengangguran terbuka.
nilainya tetap sementara rasio gini  H0(Rasio Gini) : tidak ada pengaruh signifikan
mengalami kenaikan 1%, maka antara rasio gini secara parsial terhadap
pengangguran terbuka akan mengalami pengangguran terbuka.
peningkatan sebesar 3.845 orang, sedangkan  H1(Rasio Gini) : ada pengaruh signifikan antara
koefisien yang bernilai positif mempunyai rasio gini secara parsial terhadap
arti terjadi hubungan positif antara inflasi pengangguran terbuka.
dengan pengangguran terbuka, semakin naik Mengacu pada hasil sebagaimana
inflasi maka pengangguran terbuka semakin Tabel 5, dengan tingkat signifikansi α = 5 %
meningkat jumlahnya. atau tingkat keyakinan 95 %, dengan
pengujian dua sisi, untuk variable PDRB
a. Uji Statistik Klasik dihasilkan t(hitung) sebesar -4,782 sementara
Hasil uji statistik yang dilakukan t(table) yang dicari berdasarkan derajat
terhadap, (1) linieritas terpenuhi karena nilai- kebebasan (df) n-k-1 (n adalah jumlah tahun
nilai pada plot membentuk suatu pola acak pengamatan dan k adalah jumlah variabel
(Neter et al, 1989); (2) normalitas residual independen) atau 10-3-1 = 6. Dengan
dari regresi, melalui uji Kolmogorov- pengujian 2 sisi (uji dua sisi, α = 2,5%) hasil
Smirnov (Sunyoto, 2013), terpenuhi karena diperoleh untuk t(tabel) sebesar 2,969,
asymp. sig. (2-tailed)=0,20 > α=0.05; (3) sehingga t(hitung) = -4,782 < -t(table) = -2,969,
multikolonieritas, untuk melihat ada maka kesimpulannya adalah tolak H0 atau
tidaknya hubungan linear antara variabel dapat dikatakan bahwa ada pengaruh
independen satu dengan variabel independen signifikan antara PDRB secara parsial
lainnya (Ghozali, 2006), karena tidak tidak terhadap pengangguran terbuka. Hal ini
ada variabel independen yang memiliki nilai sesuai dengan hasil penelitian yang
variance inflation factor (VIF) lebih dari 10, dilakukan oleh Safitri (2011), Alif (2014),
maka variabel independen yang digunakan serta Sarimuda dan Sukarnoto (2014).
tidak menunjukkan adanya gejala Untuk variable inflasi dihasilkan t(hitung)
multikolinearitas; (4) autokorelasi, dengan sebesar 0,146, sementara t(table) sebesar 2,969,
nilai statistik hitung Durbin-Watson (DW) atau t(hitung) = 0,146 < t(table) = 2,969, maka H0
sebesar 1.031, lebih kecil dari tabel Durbin – diterima atau dapat dikatakan bahwa tidak
Watson Test Bounds (Neter, 1989), ada pengaruh signifikan antara inlfasi secara
dU=2,016, maka tidak terdapat korelasi parsial terhadap pengangguran terbuka.
variabel yang ada di dalam model prediksi Sedangkan Untuk variable rasio gini
dengan perubahan waktu. dihasilkan t(hitung) sebesar 0,678, sementara
t(table) sebesar 2,969, atau t(hitung) = 0,678 <
b. Uji t t(table) = 2,969, maka H0 diterima atau dapat
Melalui model regresi yang dikatakan bahwa tidak ada pengaruh
digunakan, masing-masing variabel PDRB, signifikan antara rasio gini secara parsial
inflasi dan rasio gini secara parsial terhadap pengangguran terbuka.
berpengaruh signifikan terhadap
pengangguran terbuka digunakan uji c. Uji F
koefisien regresi secara parsial atau uji t, Untuk mengetahui apakah PDRB,
dengan hipotesa sebagai berikut. inflasi dan rasio gini secara bersama-sama
 H0(PDRB) : tidak ada pengaruh signifikan berpengaruh signifikan terhadap
antara PDRB secara parsial terhadap pengangguran terbuka, digunakan uji
pengangguran terbuka. koefisien regresi secara bersama sama atau
uji F. Untuk melakukan uji F, digunakan
Jurnal Good Governance Volume 14 No. 2 September 2018

F(hitung) berdasarkan hasil Analysis of rasio gini tidak memberikan pengaruh yang
variance (Anova) dengan Ms Excel signifikan.
sebagaimana Tabel 12 berikut ini. Dengan demikian, untuk menekan
angka pengangguran, perlu disusun program
Tabel 12. Analysis of variance yang berorientasi pada pertumbuhan
df SS MS F
Signifi
cance ekonomi, penekanan inflasi dan penurunan
Regression 3 71858.863 23952.954 14.105 0.004
F rasio gini secara simultan.
Untuk itu, guna meningkatkan PDRB
Residual 6 10188.923 1698.154
dan pertumbuhan ekonomi, dapat dilakukan
melalui (1) kontinuitas percepatan
Total 9 82047.786 penyerapan belanja daerah untuk
pembangunan infrastruktur agar keinginan
Sesuai dengan hipotesa yang telah di investor untuk berinvestasi meningkat,
tetapkan bahwa : sehingga dapat meningkatkan kesempatan
 H0(PDRB,Inflasi,Rasio Gini) : tidak ada pengaruh kerja dan belanja masyarakat; (2)
signifikan PDRB, inflasi dan rasio gini pengendalian inflasi, melalui kepastian dan
secara bersama-sama terhadap pengendalian suplai bahan kebutuhan hidup
pengangguran terbuka masyarakat; serta (3) penurunan rasio gini
 H1((PDRB,Inflasi,Rasio Gini) : ada pengaruh dengan melaksanakan program yang
signifikan antara PDRB, inflasi dan rasio memberikan kesempatan kerja dan berusaha
gini secara bersama-sama terhadap bagi masyarakat menengah dan bawah,
pengangguran terbuka. termasuk melakukan fasilitasi dan supervisi
Dengan melihat hasil anova dengan tingkat dalam rencana pengembangan pelatihan bagi
signifikansi α = 5 % atau tingkat keyakinan masyarakat secara terpadu untuk mendukung
95 %, diperoleh F(hitung) sebesar 14,105, pelaksanaan program Pemerintah Provinsi
sedangkan F(table) yang diperoleh dengan df 1 DKI Jakarta seperti program “One
(jumlah variable - 1) = 2, dan df 2 = n-k-1 (n Kelurahan – One Centre of
adalah jumlah tahun pengamatan dan k Entrepreneurship” (OK-OCE).
adalah jumlah variabel independen) atau 10-
3-1 = 6, hasil untuk F(table) sebesar 4,757. 5. DAFTAR PUSTAKA
Karena F(hitung) = 14,105 > F(table) = 4,757,
maka H0(PDRB,Inflasi,Rasio Gini) ditolak, sehingga Alif, F. (2014). Analisis Pengaruh
dapat dikatan bahwa ada pengaruh PDRB, Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi Dan
inflasi dan rasio gini secara bersama-sama Upah Minimum Regional Terhadap
terhadap pengangguran terbuka secara Pengangguran di DKI Jakarta Tahun
signifikan. 1997-2012 (Skripsi). Yogyakarta, ID :
Universitas Gajah Mada. Diunduh dari
4. SIMPULAN DAN SARAN http://etd.repository.ugm.ac.id/index.p
Berdasarkan pembahasan yang telah hp?mod=penelitian_detail&sub=Penel
dilakukan dapat disimpulkan bahwa itianDetail&act=view&typ=html&buk
hubungan antara PDRB, inflasi dan rasio gini u_id=72324.
secara bersama sama masuk kedalam Azizah, FIN. (2016). Analisis Pengaruh
kategori “sangat kuat” dengan nilai 0.936, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan
sehingga memberikan pengaruh yang Ekonomi dan Inflasi Terhadap
signifikan terhadap pengangguran terbuka. Pengangguran Terbuka di
PDRB, inflasi dan rasio gini secara bersama Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
sama selama sepuluh tahun terakhir telah Tengah Periode 2010 – 2014 (Skripsi).
memberikan sumbangan pengaruh sebesar Yogyakarta, ID : Universitas Islam
81,4% terhadap pengangguran terbuka di Sunan Kalijaga. Diunduh dari
DKI Jakarta, sementara sisanya sebesar http://digilib.uinsuka.ac.id/23260/1/1
18,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang 2810003_BAB-I_IV-atauV_
tidak dimasukkan dalam model penelitian DAFTAR -PUSTAKA.pdf.
ini. Secara parsial, PDRB memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
pengangguran terbuka, sementara inflasi dan
Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi dan Rasio Gini Terhadap Pengangguran Terbuka di Provinsi DKI
Jakarta

Badan Pusat Statistik. (2017). Gini Rasio https://core.ac.uk/download/


Provinsi 2002 – 2017. Diunduh dari pdf/11734654.pdf.
https://www.bps.go.id/linkTableDina Putri (2005). Analisis Pengaruh Inflasi,
mis/view/id/1116. Pertumbuhan Ekonomi dan Upah
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. Terhadap Pengangguran Terdidik.
(2012). Jakarta Dalam Angka Tahun Economics Development Analysis
2011. Jakarta, ID: Badan Pusat Journal. 4(2) : 175-181. doi.org/
Statistik Provinsi DKI Jakarta. 10.15294/edaj.v4i2.14821.
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. Wasilaputri, R. (2016). Pengaruh Upah
(2017). Jakarta Dalam Angka Tahun Minimum Provinsi, PDRB dan
2016. Jakarta, ID: Badan Pusat Investasi Terhadap Penyerapan
Statistik Provinsi DKI Jakarta. Tenaga Kerja Di Pulau Jawa Tahun
Kurniawan, RC. (2013) Analisis Pengaruh 2010-2014 (Skripsi). Yogyakarta, ID :
PDRB, UMK, dan Inflasi Terhadap Universitas Negeri Yogyakarta.
Tingkat Pengangguran Terbuka di Diunduh dari http://eprints.uny.ac.id/
Kota Malang Tahun 1980-2011 Jurnal 38985/1/SKRIPSI_FEBRI_12804241
Ilmiah Mahasiswa FEB Unibraw. 1(1) 037.pdf.
: 3-23. Diunduh dari http://jimfeb. Safitri, DS. (2011). Pengaruh Inflasi dan
ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/vie PDRB Terhadap Pengangguran
w/190. Terbuka di Provinsi Jawa Tengah
Dimas, Woyanti, N., Penyerapan Tenaga Tahun 1993-2009 (Skripsi).
Kerja di DKI Jakarta. Jurnal Bisnis Semarang, ID: Universitas Negeri
dan Ekonomi. 16(1) : 32-41. Diunduh Semarang. Diunduh dari
dari https://www.unisbank.ac.id/ojs/ http://lib.unnes.ac.id/ 5869/1/7579.
index. php/fe3/article/view/313/198. Pdf.
Faturrohmin, R. (2011). Pengaruh PDRB, Sarimuda, TRB., Soekarnoto. (2014).
Harapan Hidup dan Melek Huruf Pengaruh PDRB, UMK, Inflasi, dan
Terhadap Tingkat Kemiskinan (studi Investasi Terhadap Pengangguran
kasus 35 Kabupaten/Kota di Jawa Terbuka di Kabupaten/Kota Provinsi
Tengah) (Skripsi),Jakarta, ID: Jawa Timur Tahun 2007 – 2011.
Universitas Islam Negeri Syarief Jurnal Ekonomi dan Bisnis Unair.
Hidayatullah. Diunduh dari 24(2): 108-119. Diunduh dari https://
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bi media.neliti.com/media/ publications/
tstream/ 123456789 /501 /1 /103249- 4154-ID-pengaruh-pdrb- umkinflasi
RAHMAWATI%20FUTURROHMI dan-investasi-terhadap-
N-FEB.PDF pengangguran-terbuka-di-
kabkota.pdf.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis.
Semarang, ID: Badan Penerbit Bandung, ID: CV. Alfabeta.
Universitas Diponegoro. Sunyoto, D. (2013). Analisis Regresi dan Uji
Matjik, AA., Sumertajaya, IM. (2013). Hipotesis. Cetakan Pertama. Jakarta,
Perancangan Percobaan dengan ID : PT. Buku Kita.
Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor, ID : Swaramarinda, DR. (2014). Analisis
IPB Press. Dampak Pengangguran Terhadap
Neter, J., Wasserman, W., Kutner, MH. Kemiskinan di DKI Jakarta. Jurnal
(1989) Applied Linear Regression Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Models. Australia : Homewood. UNJ. 2(2) : 63-70.
doi.org/10.21009/JPEB.002.2.5.
Permana, AY. (2012). Analisis Pengaruh
Hartanto, TB., Masjkuri, SU., (2017)
PDRB, Pengangguran, Pendidikan,
Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,
dan Kesehatan terhadap Kemiskinan
Pendidikan, Upah Minimum Dan
di Jawa Tengah Tahun 2004-2009
Produk Domestik Regional Bruto
(Skripsi). Semarang, ID : Universitas
(PDRB) Terhadap Jumlah
Diponegoro. Diunduh dari
Jurnal Good Governance Volume 14 No. 2 September 2018

Pengangguran di Kabupaten dan Kota


Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-
2014, Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan
Unair. 02(1): 21-30. Diunduh dari
https://ejournal.unair.ac.id/JIET/articl
e /view/5502/3393.
Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi dan Rasio Gini Terhadap Pengangguran Terbuka di Provinsi DKI
Jakarta

You might also like