You are on page 1of 16

ISSN 2088 - 5369

UPAYA PERBAIKAN METODE KERJA BERUPA PERBAIKAN TATA LETAK


DAN ELEMEN GERAKAN KERJA DARI ASPEK ERGONOMIS

IMPROVEMENT LAYOUT AND ELEMENTS WORK


IN ERGONOMIC ASPECTS

Beci Sariani*, Meizul Zuki dan Yusril Dany


Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
*E-mail: beci_sariani@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to describe layout and elements of the movement labor, determine cake
making job completion time before and after repair, complaints of pain workers and recomendation
improved layout and elements work in ergonomic aspects. Layout and elements of the cake making
job is less visible than ergonomic working conditions with temperatures as high as 290C and 300C,
total distance moving much material for the production namely 2407 cm, manufacture molen 180
cm, 2926 cm baking and packaging 626 cm. Percentage of use right and left hand at creation pia
cake is 50.11% and 54.4%. Making molen is 100% and 76.69%. Pia cake making is 12.76% and
12.21%. Packaging is 100% and 84.8%. Cycle time, normal time and standard time of content
creation, namely 17004.15, 18.534.52 and 25.577.64 seconds (2 basins). Making molen is 560.23,
616.25 and 751.82 seconds (1 basin). Pia cake making is 1.165,45, 1314.63 and 1.603,85 seconds
(2 trays), and packaging is 15,40, 16,79 and 23.17 seconds (2 pack). The application of ergonomics
: 8 types of grievances felt a bit sick and 1 type of grievances felt sick. Station molen manufacture,
workers felt no pain. Baking station pia (sub-stations) only complaint molen rolling on his back felt
a little sore. Sub-station charging only 3 workers who feel a little pain complaints and pain. In the
sub-station : 6 types pengovenan grievances felt a little sick. The packing station after repairs only
felt a little pain in the waist.
Key words : ergonomics, layout, elements of the movement and complaints of pain.

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk menggambarkan tata letak, menguraikan elemen-elemen gerakan kerja,
mengetahui waktu penyelesaian pekerjaan, keluhan sakit pekerja dan memberikan perbaikan tata
letak dan elemen gerakan kerja dari aspek ergonomis. Tata letak dan elemen-elemen kerja yang
diterapkan selama ini kurang ergonomis dengan temperatur lingkungan kerja yang tinggi yaitu 290C
dan 300C, total jarak perpindahan material stasiun pembuatan isi 2.407 cm, pembuatan molen 180
cm, pembuatan kue 2.926 cm dan pengemasan 626 cm. Persentase penggunaan tangan kanan dan
kiri pada pembuatan isi 54,4% dan 50,11%; pembuatan molen 100% dan 76,69%; pembuatan kue
pia 12,76% dan 12,21%; pengemasan 100% dan 84,8%. Waktu siklus, normal dan baku pembuatan
isi 17.004,15; 18.534,52 dan 25.577,64 detik (2 baskom). Pembuatan molen 560,23; 616,25 dan
751,82 detik (1 baskom). Pembuatan kue pia 1.165,45; 1.314,63 dan 1.603,85 detik (2 nampan)
sedangkan pengemasan 15,40; 16,79 dan 23,17 detik (2 pak). Perbaikan tata letak dan elemen
gerakan kerja menurunkan keluhan pekerja; yaitu : Stasiun pembuatan isi : 8 jenis keluhan agak
sakit dan 1 jenis keluhan sakit; stasiun pembuatan molen tidak ada keluhan; stasiun pembuatan kue
pia (sub-stasiun penggulungan molen) hanya keluhan pada punggung agak sakit, sub-stasiun
UPAYA PERBAIKAN METODE KERJA

pengisian : 3 pekerja dengan keluhan agak sakit dan sakit, sub-stasiun pengovenan : 6 jenis keluhan
agak sakit; Pada stasiun pengemasan dirasakan agak sakit pada pinggang.
Kata kunci : ergonomi, tata letak, elemen kerja dan keluhan rasa sakit.

PENDAHULUAN dengan gerakan yang diperlukan, tetapi


adakalanya pula seorang pekerja
Stasiun kerja merupakan bagian melakukan gerakan yang tidak ergonomis
penting bagi sebuah industri. Jika stasiun atau tidak diperlukan yang akan
kerja ergonomis maka pekerja dapat mengakibatkan keluhan rasa sakit yang
melaksanakan kegiatan kerja dengan dialami pekerja. Untuk merancang suatu
didukung oleh keserasian hubungan antara metode kerja yang ergonomis dan
pekerja dengan sistem kerja yang menghilangkan atau mengurangi gerakan-
dikendalikannya. Apabila stasiun kerjanya gerakan yang tidak efektif dapat dilakukan
tidak ergonomis maka akan timbul postur- dengan menganalisis peta kerja
postur yang tidak benar, sehingga berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi
performance kerja akan menurun, tidak gerakan (Wignjosoebroto, 1995). Menurut
efektif dan efisien. Hal ini disebabkan Manurung (2010) perbaikan metode kerja
postur tersebut dapat menyebabkan pada proses sortasi rubber smoke sheet di
kelelahan yang lebih cepat dibanding Pabrik Karet Perkebunan Nusantara III
kondisi yang ergonomis. Stasiun kerja dilakukan dengan cara mengeliminasi
tidak ergonomis memerlukan pengaturan elemen-elemen gerakan kerja yang tidak
kerja yang berisi prinsip–prinsip yang produktif, mengurangi jarak benda kerja,
mengatur komponen-komponen sistem merubah tata letak peralatan kerja dan
kerja untuk mendapatkan alternatif sistem merancang layout yang lebih ergonomis.
kerja yang terbaik. Menurut Sutalaksana Menurut Sari (2006) perbaikan metode
dkk (1979) suatu sistem kerja terdiri dari kerja di stasiun pengeritingan PT. TUM
elemen manusia, material, mesin, metoda Kepahiang dengan cara penyeimbangan
kerja, dan lingkungan. penggunaan tangan kiri dan kanan dalam
Ergonomi adalah suatu cabang melakukan pekerjaan, pengurangan jarak
ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan perpindahan material, menggabungkan dan
informasi mengenai sifat, kemampuan dan mengeliminasi elemen-elemen kerja yang
keterbatasan manusia untuk merancang tidak efektif. Menurut Simbolon (2009)
suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat pada bagian sortasi grade udang di PT.
bekerja pada sistem yang baik yaitu CWS kegiatan dapat dimaksimalkan
mencapai tujuan yang diinginkan dengan dengan penyeimbangan tangan kanan dan
efektif, efisien, aman, dan nyaman kiri dan meminimalkan jarak jangkauan
(Purnomo, 2004). Fokus dari ergonomi tangan dari 30 cm menjadi 20 cm dapat
adalah manusia dan interaksinya dengan mempersingkat waktu penyelesaian
peralatan, fasilitas kerja, prosedur, tata pekerjaan dan memperlambat timbulnya
letak dan lingkungan. Pekerjaan dikatakan keluhan rasa sakit pekerja.
ergonomis dan tepat waktu apabila ditinjau Industri rumah tangga “Barokah”
dengan adanya gerakan yang membentuk merupakan salah satu usaha pembuatan kue
kerja tersebut. Tata letak merupakan salah pia di Provinsi Bengkulu. Industri ini
satu faktor yang mempengaruhi gerakan memproduksi kue pia 4000-5000
pekerja dan waktu penyelesaian pekerjaan. pak/minggu; dalam 1 pak berisikan 12
Gerakan–gerakan yang dilakukan seorang buah kue yang akan dipasarkan di dalam
pekerja adakalanya sudah tepat atau sesuai dan luar Kota Bengkulu. Jumlah karyawan

Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99 | 85


B. Sariani, M. Zuki dan Y. Dany

yaitu 10-12 karyawan dengan 9 jam kerja, dilakukan wawancara dan penyebaran
dan jumlah hari produksi 5-6 hari/minggu. body map kuisioner sehingga dapat
Stasiun kerja proses pembuatan kue pia di diketahui perubahan keluhan yang
industri ini yaitu stasiun pembuatan isi, dirasakan antara sebelum dan sesudah
pembuatan molen, pembuatan kue pia dan perancangan ulang (Wignjosoebroto dkk,
pengemasan. 2000b). Dari permasalahan diatas perlu
Melalui pengamatan pendahuluan dilakukan penelitian mengenai analisa
didapatkan bahwa posisi pekerja dalam metode kerja di industri rumah tangga kue
melakukan pekerjaannya tidak sesuai pia “Barokah” guna mendapatkan metode
dengan prinsip-prinsip ergonomi yaitu kerja yang ergonomis.
jangkauan tangan pekerja, posisi badan METODE PENELITIAN
membungkuk dan berjalan terlalu sering.
Hal ini disebabkan tata letak proses kurang Alat-alat yang digunakan sebagai
tertata dan teratur. Terlihat dari jarak tata berikut : 1) Alat Tulis (Pena, Kertas/Buku
letak yang berjauhan yaitu letak mesin dan lain-lain) yang digunakan untuk
penggiling kacang kedelai dengan tempat mencatat keterangan yang diperoleh dalam
perebusan, ruangan pembuatan isi dan melakukan penelitian; 2) Stop Watch
ruangan pembuatan kue pia, ruangan digunakan untuk mengukur waktu
pengisian dan ruangan pengovenan serta penyelesaian pekerjaan; 3) Meteran yang
ruangan pengovenan dan pengemasan. digunakan untuk mengukur jarak tata letak
Sehingga mengakibatkan timbulnya kerja; 4) Kuisioner Peta Tubuh (Body Map
berbagai permasalahan yaitu kelelahan dan Quesioner) untuk pengumpulan data
keluhan rasa sakit yang dirasakan oleh keluhan rasa sakit yang dialami oleh
pekerja. Timbulnya keluhan rasa sakit ini pekerja.
akibat ketidak sesuaian antara pekerja Variabel-variabel yang diamati
dengan tata letak dan gerakan kerja, jarak dalam penelitian ini yaitu : 1) Elemen-
jangkauan dan jarak gerakan pekerja elemen gerakan kerja operator; 2) Waktu
berjalan yang jauh, serta pekerja belum yang dibutuhkan pekerja dalam melakukan
menggunakan keseimbangan penggunaan pekerjaannya; 3) Jarak dan tata letak; 4)
tangan kiri dan kanan. Selain menyebabkan Keluhan rasa sakit yang dialami pekerja.
kelelahan dan keluhan rasa sakit juga Tahapan penelitian yang dilakukan
menyebabkan terjadinya waktu tunggu adalah : 1) Studi literatur; 2) Observasi dan
(delay) yang lama dan adanya waktu 3) Identifikasi masalah dan penetapan
penyelesaian pekerjaan lebih lama. tujuan.
Permasalahan ini merupakan objek
kajian keilmuan khususnya yang bertujuan Pengumpulan Data
untuk menciptakan tata letak dan elemen Data yang dikumpulkan adalah
kerja yang lebih ergonomis serta primer dan sekunder. Adapun data primer
mengurangi keluhan rasa sakit yang yang dikumpulkan yaitu sebagai berikut :
dialami pekerja dan waktu penyelesaian 1) Pengukuran Waktu Kerja dengan
pekerjaan. Menurut (Pheasant, 1986) prosedur (Sutalaksana dkk, 1979)
dalam Wignjosoebroto dkk (2000a) melalui sebagai berikut :
pendekatan Nordic Body Map dapat a. Menginfomasikan tujuan dari
diketahui bagian-bagian otot yang pengukuran kerja kepada pekerja.
mengalami keluhan dengan tingkat keluhan b. Menguraikan pekerjaan menjadi
mulai dari rasa tidak nyaman, agak sakit, elemen-elemen pekerjaan.
sampai sangat sakit. Untuk mengetahui c. Melakukan pengukuran waktu
keluhan yang terjadi pada tubuh pekerja penyelesaian.

86 | Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99


UPAYA PERBAIKAN METODE KERJA

d. Mencatat waktu penyelesaian mengkombinasikan elemen gerakan


hasil pengukuran pada lembar kerja sehingga diperoleh gerakan kerja
pengamatan. tangan kiri dan kanan yang seimbang
2) Pengukuran Jarak, Tata Letak Kerja (PTKTK) dan Peta Aliran Proses
dan Elemen Gerakan Kerja Operator. (PAP). Metode kerja didokumentasi
Pekerjaan diuraikan menjadi elemen sesuai dengan urutan kerja yang
pekerjaan yang merupakan gerakan sistematis dan logis dengan bantuan
bagian dari pekerja yang bersangkutan. peta kerja. Urutan proses produksi, tata
Pengukuran Jarak tata letak kerja cara penyelesaian pekerjaan dan
diukur dengan menggunakan meteran. perbaikan tata letak pabrik cara kerja
Tata letak kerja digambarkan dalam digambarkan PAP, peta proses operasi
bentuk layout industri kue pia (PPO) dan diagram alir (Render, B dan
“Barokah”. J. Heizer, 2001).
3) Keluhan Rasa Sakit Yang Dialami 3) Keluhan Rasa Sakit yang dialami
Pekerja dilakukan dengan pengisian pekerja diperoleh dengan pengisian
body map questioner oleh pekerja kuisioner sebelum dan sesudah
sebelum dan setelah perbaikan metode perbaikan tata letak dan elemen
kerja (Wignjosoebroto (2000c). gerakan kerja. Pengisian kuisioner
Keluhan rasa sakit timbul pada bagian dilakukan sebelum bekerja di pagi hari
tubuh pekerja akibat penyesuaian (pukul 08.00 WIB), sebelum makan
sikap kerja terhadap metode kerja. siang (pukul 12.00 WIB) dan sebelum
pulang kerja (pukul 16.00 WIB).
Pengolahan Data Pengisian kuisioner dilakukan.
1) Waktu penyelesaian pekerjaan
ditentukan dengan pengukuran Analisa dan Evaluasi
langsung (stop watch time study). Analisis subjektif dilakukan untuk
2) Tata Letak dan Penguraian Elemen- mengetahui dan membandingkan
Elemen Kerja dan Elemen Kerja Yang perubahan terhadap keluhan-keluhan yang
Ergonomis. Data diolah untuk dirasakan oleh operator antara metode
mendapatkan gambaran perbaikan tata kerja lama dengan baru. Kegiatan analisis
letak kerja dan elemen-elemen gerakan menggunakan dot and check technique
kerja. Pengolahan data dilakukan (Sutalaksana dkk, 1979). Dot and check
dengan mengatur atau menyusun technique merupakan cara analisis peta
fasilitas kerja, mengeliminir elemen kerja dengan mengajukan lima pertanyaan
gerakan kerja yang tidak perlukan, pada setiap peta kerja terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Lima Pertanyaan Dot and check technique.


Pertanyaan Berikutnya Tindakan Yang Mungkin Dilakukan
Apa Tujuannya? Mengapa? Menghilangkan aktivitas yang tidak perlu.
Dimana Dikerjakan? Mengapa? Menggabungkan atau merubah tempat kerja.
Kapan Dikerjakan? Mengapa? Menggabungkan atau merubah waktu atau urutan proses.
Siapa Yang Mengerjakan? Mengapa? Menggabungkan atau merubah orang.
Bagaimana Mengerjakannya? Mengapa? Menyederhanakan atau memperbaiki metoda.

HASIL DAN PEMBAHASAN perancangan tempat kerja yang baik adalah


lingkungan kerja (Purnomo, 2004) karena
A. Kondisi Lingkungan Kerja akan menunjang pelaksanaaan kegiatan
Faktor yang perlu diperhatikan pekerja (Wignjosoebroto, 1995). Menurut
dalam usaha untuk mendapatkan Adiputra (2008) Lingkungan yang tidak

Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99 | 87


B. Sariani, M. Zuki dan Y. Dany

kondusif untuk bekerja akan memberikan mempengaruhi pekerja untuk melihat


beban tambahan bagi tubuh. Padahal tubuh obyek-obyek secara jelas dan cepat tanpa
sedang melaksanakan beban utama yaitu menimbulkan kesalahan (Wignjosoebroto,
tugas yang sedang dilaksanakan. 1995).
Temperatur di setiap stasiun Sumber kebisingan terjadi hanya
pembuatan kue pia “Barokah” berbeda- ketika melakukan proses penggilingan
beda. Pada stasiun pembuatan isi yaitu kacang kedelai dengan waktu 30
300C, di stasiun pembuatan molen, menit/hari. Hal ini dirasakan pekerja tidak
pembuatan kue pia dan pengemasan yaitu mengganggu ketenangan atau merusak
290C sedangkan di ruangan pengovenan pendengaran dalam melakukan
kue pia yaitu 300C. Hal ini dapat pekerjaannya, serta tidak menyebabkan
dikategorikan temperatur tinggi, tetapi kesalahan komunikasi oleh pekerja.
hanya pada stasiun pembuatan molen, Sirkulasi udara sangat penting
pembuatan kue pia dan pengemasan yang dalam pembentukan lingkungan kerja yang
dilengkapi dengan kipas angin (masing- baik karena menjamin udara di sekitar
masing berjumlah 1 buah berukuran sedang tempat kerja tetap sehat dalam arti cukup
yang di letakkan di dinding). Temperatur mengandung oksigen dan bebas dari zat-zat
ruangan disetiap stasiun yang yang dapat mengganggu kesehatan
dikategorikan cukup tinggi menyebabkan (Purnomo, 2004). Sirkulasi udara di stasiun
rasa tidak nyaman pada pekerja dan pembuatan kue pia “Barokah” sudah baik
menyebabkan mereka lebih cepat karena setiap ruangan dilengkapi dengan
merasakan haus, lelah dan keluhan sakit ventilasi, jendela dan pintu yang selalu di
pada kepala. Menurut Haeruman (2005), buka pada saat proses produksi dan tidak
suhu ruangan di bagian packaging 30-330C memberikan dampak negatif terhadap
dapat menyebabkan semua pekerja kesehatan (gangguan pernapasan) pekerja.
merasakan suhu tubuh panas bahkan 7,5%
pekerja merasakan sakit kepala. Menurut B. Metode Kerja Lama
Purnomo dan Rizal (2000) dan Purnomo 1. Tata Letak dan Uraian Elemen-
(2004), tingginya temperatur dapat Elemen Kerja
membuat kelelahan dalam bekerja dan Ruangan pada industri kue pia
cenderung banyak membuat kesalahan, “Barokah” terdiri dari : 1) gudang bahan,
juga berpengaruh langsung terhadap 2) ruangan pencucian, 3) ruangan
kondisi faal tubuh manusia dan pembuatan isi, 4) ruangan pembuatan
menimbulkan perasaan tidak nyaman. Oleh molen dan pembuatan kue pia serta 5)
karena itu untuk menambah kenyamanan ruangan pengovenan. Pekerjaan di industri
kerja, sebaiknya ditambah penggunaan kue pia barokah terdiri dari 4 stasiun yaitu :
kipas angin supaya temperatur ruangan a) Stasiun pembuatan isi; memiliki elemen
bisa mencapai kondisi optimum yaitu 24- kegiatan menunggu yang tidak diperlukan
27oC (Sutalaksana, 1979). yaitu menunggu kacang kedelai dingin
Pencahayaan di stasiun pembuatan sebelum digiling dengan waktu 604,18
kue pia berasal dari cahaya lampu (bola detik. Ruang pembuatan isi kue pia
lampu hemat energi 20 watt) dan cahaya terletak di paling belakang, berukuran 500
matahari. Cahaya matahari masuk dari x 180 cm dan berdekatan dengan ruang
jendela pada setiap ruang kerja dan ini pencucian dan pembuatan kue pia. Jarak
sudah memenuhi kebutuhan penerangan antara ruang pembuatan isi dan pencucian
pekerja dalam melakukan aktivitas serta yaitu 228 cm. Jarak antara ruangan
tidak menimbulkan kesalahan dalam pembuatan isi dengan meja pengisian kue
melakukan aktivitas. Pencahayaan sangat pia yaitu 475 cm sehingga jarak membawa

88 | Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99


UPAYA PERBAIKAN METODE KERJA

isi kue pia ke meja pengisian jauh. yang telah berisi kue pia sedikit demi
Peralatan di ruangan pembuatan isi perlu sedikit ke ruangan pengovenan dengan
ditata ulang karena jarak antara tempat jarak 540 cm akibatnya pekerja harus
perebusan kacang kedelai dengan mesin bergerak dan berjalan dengan frekuensi
penggiling 186 cm menyebabkan yang sering. Hal ini akan mengakibatkan
jangkauan tangan pekerja mengambil timbulnya keluhan rasa sakit yang lebih
kacang kedelai untuk dimasukan ke mesin cepat dirasakan oleh pekerja. d) Stasiun
penggiling agak jauh, harus sambil berjalan pengemasan; berada di dalam ruangan
serta sedikit membungkuk ketika pembuatan kue pia. Jarak antara rak kue
memasukan kacang kedelai ke mesin pia di ruangan pengovenan dengan tempat
penggiling selama 1985,93 detik. Hal ini pengemasan yaitu 485 cm. Gerakan
dapat mengakibatkan timbulnya keluhan pekerja pengemasan berjalan dengan jarak
rasa sakit yang dialami oleh pekerja pada yang jauh dan frekuensi yang sering yaitu
pinggang, punggung dan sebagainya. b) gerakan mendorong rak kue pia dari
Stasiun pembuatan molen; berada 1 ruangan pengovenan ke tempat
ruangan dengan pembuatan kue pia. Jarak pengemasan dengan jarak 485 cm untuk
antara tempat pembuatan molen dengan setiap rak. Hal ini mengakibatkan
meja pengisian kue pia yaitu 132 cm. c) dirasakan keluhan sakit oleh bekerja dan
Stasiun pembuatan kue pia; merupakan waktu menyelesaikan pekerjaan menjadi
stasiun pengisian gulungan molen dengan lebih lama. Pengemasan kue pia dilakukan
isi. Luas ruangan yaitu 800 cm x 450 cm. 2 kali dalam satu hari produksi yaitu pada
Pembuatan kue pia dilakukan di meja pukul 13.00-13.45 wib dan pukul 16.15-
pengisian yang berukuran 360 cm x 150 17.15 wib. Waktu untuk mendorong semua
cm x 80 cm. Meja pengisian diletakkan rak kue pia ke ruangan pengemasan yaitu
dekat dinding antara ruangan pengisian dan 450,6 detik (75,10 detik/ rak). Waktu
ruangan istirahat sehingga jarak meja mengemas kue pia pada metode lama yaitu
pengisian dengan ruangan pembuatan isi 5.390 detik atau 1,5 jam per hari. Sehingga
dan ruangan pengovenan berjauhan total waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
akibatnya jarak perpindahan material akan di stasiun pengemasan dalam 1 hari
semakin jauh. Jarak antara meja pengisian produksi yaitu 5.840,6 detik (97,2 menit)
dengan ruangan pembuatan isi yaitu 475 Hal ini mengakibatkan jam kerja pekerja
cm dan jarak antara meja pengisian dengan lebih lama 15 menit dibandingkan dengan
ruangan pengovenan yaitu 570 cm. Untuk pekerja lain sehingga perlu pengaturan
mengangkut nampan dari meja pengisian waktu pengemasan yang lebih tepat.
ke ruangan pengovenan dibantu dengan rak Dari tata letak dan uraian kerja
penyusun. Namun hal ini kurang memadai tersebut dapat diketahui bahwa metode
dikarenakan pekerja harus mendorong rak kerja yang diterapkan kurang ergonomis.
yang sudah berisi penuh ke ruangan Hal ini dapat diketahui dari jarak
pengovenan dan sebaliknya melewati pintu perpindahan material dan keseimbangan
yang agak sempit sehingga menyulitkan beban tangan kiri dan kanan.
pekerja. Selain itu pekerja pengovenan Jarak perpindahan material pada
harus menunggu rak penuh terlebih dahulu setiap stasiun kerja di industri kue pia
untuk memulai proses pengovenan hal ini “Barokah” terlihat pada Gambar 2. Jarak
menyebabkan waktu penyelesaian perpindahan material selama produksi
pekerjaan menjadi lebih lama. Apabila pembuatan isi 2.407 cm, pembuatan molen
pekerja pengovenan memulai proses 180 cm, pembuatan kue 2.926 cm dan
pengovenan sebelum rak penuh maka pengemasan 626 cm. Hal ini
pekerja juga harus mengangkut nampan mengakibatkan penyelesaian pekerjaan

Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99 | 89


B. Sariani, M. Zuki dan Y. Dany

menjadi lebih lama dan gerakan berjalan posisi yang mudah dijangkau atau jarak
pekerja dengan jarak yang jauh sehingga perpindahan material lebih pendek. Bahan-
pekerja lebih cepat lelah. Oleh karena itu, bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan
perlu penataan tata letak kerja sebaik sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan
mungkin dengan meletakkannya pada dapat dilakukan dengan urutan-urutan

Gambar 2. Jarak perpindahan material setiap stasiun

terbaik yang mudah, cepat dam enak bagi jarak berjalan pekerja yang jauh, terdapat
pekerja (Sutalaksana, 1979). elemen dan gerakan yang tidak diperlukan
Analisis persentase penggunaan misalnya gerakan bolak-balik yang sering
tangan kanan dan kiri pada pembuatan isi untuk meletakkan nampan ke rak setiap 2
yaitu 54,4% dan 50,11%, pembuatan nampan terisi penuh.
molen yaitu 100% dan 76,69%, pembuatan Waktu untuk mengemas kue pia
kue pia yaitu 12,76% dan 12,21% dan yaitu 15,40 detik/2 pak. Per hari pekerja
pengemasan yaitu 100% dan 84.8%. mengemas ±700 pak kue pia. Waktu untuk
Ketidakseimbangan beban tangan kiri dan mendorong semua rak kue pia ke ruang
kanan mengakibatkan waktu kerja menjadi pengemasan yaitu 450,6 detik (75,10
lebih lama dan pekerja akan lebih cepat detik/rak). Waktu mengemas kue pia yaitu
mengalami kelelahan dan keluhan sakit. 5.390 detik atau 1,5 jam per hari. Total
waktu menyelesaikan pekerjaan di stasiun
2. Waktu Penyelesaian Pekerjaan pengemasan dalam 1 hari produksi yaitu
Waktu menyelesaikan pekerjaan di 5.840,6 detik (97,2 menit).
stasiun pembuatan isi adalah 17.004,15
detik/2 baskom. Pekerja bertugas membuat C. Metode Kerja Baru/Usulan
4 baskom kue pia/hari. Lama penyelesaian 1. Perbaikan Tata Letak dan Uraian
pekerjaan disebabkan jarak perpindahan Elemen-Elemen Kerja
material yang jauh dan terdapat elemen- Perancangan ulang tata letak dan
elemen kerja menunggu yang tidak tata tata cara penyelesaian pekerjaan
diperlukan. dilakukan dengan memperbaiki tata letak
Waktu menyelesaikan pekerjaan di atau tempat kerja dan memperbaiki atau
stasiun pembuatan molen kue pia adalah mengurangi elemen-elemen pelaksanaan
560,23 detik/baskom. Pekerja harus pekerjaan, jarak perpindahan material,
membuat adonan isi 15 baskom/hari. gerakan pekerja dengan menyeimbangkan
Waktu menyelesaikan pekerjaan di penggunaan tangan kanan dan kiri
stasiun pembuatan kue pia adalah 1.165,45 sehingga mengurangi keluhan pekerja.
detik/9 nampan. Pekerja menyelesaikan Penghilangan elemen kegiatan
±240 nampan (±700 pak) per hari. Lama menunggu kacang kedelai dingin sebelum
penyelesaian pekerjaan pembuatan kue pia digiling perlu dilakukan. Selain itu menata
disebabkan jarak perpindahan material dan peralatan yang ada di stasiun pembuatan isi

90 | Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99


UPAYA PERBAIKAN METODE KERJA

dengan mendekatkan mesin penggiling berisi penuh. Pekerja tetap berada diposisi
kacang kedelai berhadapan dengan tempat antara meja pengisian dan meja tempat
perebusan agar mengurangi jarak sehingga nampan saja yang meletakkan nampan
pekerja dapat bekerja dengan posisi dimeja karena jarak antara pekerja dengan
ergonomis, posisi menjangkau tidak sambil meja penempatan nampan berdekatan.
membungkuk. Jarak antara tempat Selain itu pekerja pengovenan dapat
perebusan dengan mesin penggiling 92 cm. langsung mengambil nampan kue pia di
Hal ini dapat mengurangi terjadi keluhan meja melalui jendela tanpa harus jalan
rasa sakit yang terlalu cepat dirasakan oleh mendorong rak masuk ruang pengovenan
pekerja dan waktu penyelesaian pekerjaan. sehingga gerakan menjadi sedikit, waktu
Berdasarkan PAP, peta tangan kiri dan jarak semakin singkat serta pekerja
dan kanan (PTKTK), tidak perlu tidak cepat merasakan keluhan sakit.
menghilangkan aktivitas kerja yang ada, Pada kegiatan pembuatan isi,
menggabungkan atau merubah tempat perbaikan yang dilakukan yaitu kegiatan
kerja dan urutan proses penyelesaian pengemasan dilakukan di ruang
pekerjaan. pengovenan agar gerakan mendorong rak
Pada kegiatan pembuatan kue pia, ke ruang pengemasan dan mengembalikan
maka perbaikan yang dilakukan adalah lagi rak kosong ke ruangan pengovenan
memindahkan meja pengisian ke sudut dapat dieliminasi. Kegiatan pengemasan
ruangan pembuatan kue yang berdekatan pada metode baru dilakukan pada pukul
dengan ruang pengisian dan pengovenan 15.00 wib-16.20 wib.
sehingga jarak untuk membawa isi kue pia Setelah dilakukan perbaikan
ke meja pengisian dan membawa nampan metode kerja terjadi pengurangan total
kue pia ke ruang pengovenan semakin jarak perpindahan material dan terciptanya
pendek. Jarak antara ruangan pembuatan keseimbangan penggunaan tangan kiri dan
isi dengan meja pengisian menjadi 304 cm. kanan. Total jarak perpindahan material
Selain itu cara kerja meletakkan nampan selama produksi pembuatan isi yaitu 1.823
berisi kue pia ke rak dihilangkan dan cm, pembuatan molen yaitu 180 cm,
diganti dengan meletakkan nampan di meja pembuatan kue yaitu 1.598 cm dan
yang diletakkan dekat jendela penghubung pengemasan 86 cm.
antara ruang meja pengisian dan Pada Gambar 4 terjadi pengurangan
pengovenan sehingga pekerja pengisian jarak perpindahan material, yaitu selama
tidak harus bolak-balik meletakkan produksi pembuatan isi 584 cm, pembuatan
nampan ke rak setiap kali nampan sudah molen tidak terjadi perubahan jarak

Gambar 3. Perbandingan Total Jarak Perpindahan Material pada Metode Lama dan Baru

Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99 | 91


B. Sariani, M. Zuki dan Y. Dany

Tabel 2. Persentase Penggunaan Tangan Kanan dan Kiri


Stasiun Kerja Metode Lama Metode Baru
Tangan Kanan Tangan Kiri Tangan Kanan Tangan Kiri
Pembuatan isi 54,40 % 50,11 % 54,0% 53,0%
Pembuatan molen 100 % 76,69 % 100% 76,69%
Pembuatan kue pia 12,76 % 12,21% 38,74% 38,82%
Pengemasan 100 % 84,80 % 100% 100%
Rata-rata 66,8% 55,9% 72,18% 67,13%
karena pada stasiun kerja ini tidak sehingga gerakan mendorong rak ke tempat
dilakukan perubahan tata letak dan tata pengemasan dan gerakan mengembalikan
cara proses produksi. Pengurangan jarak rak kosong ke ruang pengovenan dapat
perpindahan material selama produksi dieliminasi. Total waktu menyelesaikan
pembuatan kue pia yaitu 1.328 cm. pekerjaan mengemas dalam 1 hari produksi
Pengurangan jarak perpindahan material pada metode baru yaitu 4.340 detik (72,3
selama pengemasan yaitu 540 cm. menit).
Setelah dilakukan penyeimbangan
beban kerja tangan kanan dan kiri terjadi D. Keluhan Rasa Sakit Pekerja
pembagian kerja yang lebih proposional Pekerja di industri “Barokah”
antara tangan kanan dan kiri sehingga memiliki umur berkisar 25 - 42 tahun, ini
dapat memperlambat timbul keluhan rasa merupakan umur produktif. Menurut
sakit pada pekerja. Grandjean (1988) kondisi umur
berpengaruh terhadap kemampuan kerja
2. Waktu Penyelesaian Pekerjaan fisik atau kekuatan otot seseorang.
Waktu pembuatan isi pada metode Kemampuan fisik maksimal seseorang
baru lebih cepat dibandingkan metode dicapai pada umur 25 – 39 tahun dan akan
lama. Hal ini dikarenakan kegiatan terus menurun seiring dengan
menunggu kacang kedelai dingin sudah bertambahnya umur. Umur semua pekerja
dihilangkan dan perbaikan tata letak dapat dikatakan memiliki kapasitas kerja
sehingga jarak antara ruangan pembuatan yang optimal karena rata-rata umur dari
isi dan meja pengisian menjadi lebih dekat. semua pekerja yaitu 32,78 tahun.
Waktu pembuatan isi kue pia yaitu Pekerja di industri “Barokah”terdiri
16.383,58 detik/ 2 baskom. dari 1 pekerja laki-laki dan 8 pekerja
Berdasarkan PAP, peta tangan kiri perempuan. Pekerja laki-laki ditugaskan
dan kanan tidak diperlukan kegiatan membuat isi kue pia karena elemen
menghilangkan aktivitas, merubah tempat gerakan kerja membutuhkan tenaga yang
kerja dan urutan proses penyelesaian lebih untuk mengangkat bahan-bahan yang
pekerjaan. Waktu penyelesaian pekerjaan berat serta mengaduk adonan yang banyak
pembuatan kue pia pada metode baru sama dan berat. Sedangkan pekerjaan lainnya
dengan metode lama. dikerjakan oleh pekerja perempuan.
Waktu pembuatan kue pia yaitu Lama kerja merupakan faktor yang
1.075,26 detik/2 nampan Hal ini berpengaruh terhadap ketrampilan
dikarenakan telah dilakukan perbaikan tata pembuatan kue pia. Kisaran lama kerja
letak, pengurangan jarak dan perbaikan pekerja yaitu 1 - 7 tahun, sehingga dapat
elemen kerja serta mengeliminasi gerakan dinyatakan bahwa subyek sudah
yang tidak diperlukan. berpengalaman, dan dapat beradaptasi
Waktu pengemasan kue pia pada dengan kondisi kerja yang dihadapinya.
metode baru lebih cepat dibanding metode Pengalaman kerja juga akan dapat
lama karena proses pengemasan dilakukan membedakan pengaruh kondisi kerja
dekat rak penyusun di ruang pengovenan

92 | Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99


UPAYA PERBAIKAN METODE KERJA

terhadap dampak yang mungkin timbul Masing-masing pekerja di stasiun


terhadap dirinya sendiri (Manuaba, 1992). pembuatan kue pia merasakan keluhan
yang berbeda. Pekerja yang bertugas
1. Keluhan Rasa Sakit Pekerja Pada menggulung adonan molen merasakan 2
Metode Lama jenis keluhan agak sakit dan sakit. Adapun
Jenis keluhan yang dirasakan keluhan yang dirasakan dapat dilihat pada
pekerja setiap stasiun berbeda-beda. Gambar 6. Gambar 6 menunjukkan pukul
Pekerjaan di stasiun pembuatan isi 08.00 wib tidak ada jenis keluhan sakit.
dilakukan oleh 1 pekerja laki-laki. Dari 23 Pukul 12.00 wib pekerja merasakan agak
jenis keluhan terdapat 9 jenis keluhan yang sakit pada punggung. Pukul 16.00 wib
dirasakan agak sakit dan sakit oleh pekerja dirasakan agak sakit pada pinggang dan
pembuatan isi. Adapun keluhan yang punggung. Hal ini disebabkan pekerja
dirasakan oleh pekerja terlihat pada membungkuk dengan frekuensi yang
Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan pada sering ketika mengambil adonan molen dan
pukul 8.00 wib tidak ada jenis keluhan adonan keju yang diletakkan disamping
sakit dirasakan pekerja. Pukul 12.00 wib meja penggulungan.
terdapat 6 jenis keluhan yang dirasakan Pekerja pada sub stasiun pengisian
agak sakit yaitu pada kaki bagian kanan, kue pia terdiri dari 6 pekerja. Keluhan agak
tangan kiri, lengan kanan, pinggang, sakit dan sakit dirasakan oleh 4 pekerja
punggung dan bahu serta dirasakan sakit sedangkan 2 pekerja lainnya tidak
pada pinggang. Pada pukul 16.00 wib merasakan sakit pada semua jenis keluhan.
terdapat 6 jenis keluhan yang dirasakan Gambar 7 menunjukkan pukul 08.00 wib
agak sakit yaitu pada kaki bagian kanan, tidak keluhan sakit dirasakan pekerja.
betis kanan, tangan kiri, lengan kiri, bahu Pukul 12.00 wib pekerja 1 merasakan agak
dan kepala serta 3 jenis keluhan yang sakit pada kaki kiri dan betis kanan serta
dirasakan sakit yaitu pada lengan kanan, sakit pada pergelangan tangan kanan.
pinggang dan punggung. Pekerja 3 merasakan agak sakit pada lutut
Pekerja di stasiun pembuatan molen kanan. Pekerja 5 merasakan agak sakit
kue pia mengalami jenis keluhan yang pada kaki bagian kanan dan betis kiri.
terlihat pada Gambar 5. Gambar 5 Pukul 16.00 wib pekerja 1 merasakan agak
menunjukkan pada pukul 08.00 wib, pukul sakit pada betis kanan dan punggung serta
12.00 wib dan pukul 16.00 wib tidak ada keluhan sakit pada kaki kanan dan
jenis keluhan sakit dirasakan pekerja. pergelangan tangan kanan.

Gambar 4. Jenis Keluhan Pekerja (Metode lama)

Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99 | 93


B. Sariani, M. Zuki dan Y. Dany

Gambar 5. Jenis Keluhan Pekerja Pembuatan Molen (Metode Lama)

Gambar 6. Jenis Keluhan Pekerja Penggulungan Molen (Metode Lama)

Pekerja 3 merasakan agak sakit pada nampan di rak bawah dan ketika
lengan kanan serta sakit pada lutut kanan mengambil gulungan molen.
dan punggung. Pekerja 5 merasakan agak Terdapat 7 jenis keluhan dirasakan
sakit pada kaki kanan, betis kanan, betis sakit oleh pekerja pengovenan. Gambar 8
kiri dan punggung. Pekerja 6 merasakan menunjukkan pukul 08.00 wib tidak ada
sakit pada betis kanan. Keluhan agak sakit jenis keluhan pekerja. Pukul 12.00 wib
dan sakit disebabkan pekerja harus berjalan terdapat 3 jenis keluhan agak sakit yaitu
meletakkan nampan ke rak penyusun pada betis kanan, lutut kiri dan tangan
dengan frekuensi sering sebagai berikut : kanan, tetapi ada pekerja yang belum
pekerja 1 yaitu 302 cm, pekerja 3 yaitu 241 merasakan sakit. Pada pukul 16.00 wib
cm, pekerja 5 yaitu 182 cm dan pekerja 6 terdapat 6 jenis keluhan agak sakit yaitu
yaitu 140 cm. Keluhan juga disebabkan pada kaki bagian kiri, lutut kiri, tangan
adanya gerakan yang mengharuskan kanan dan kiri, punggung dan kepala serta
pekerja membungkuk ketika meletakkan sakit pada betis kanan.

Gambar 7. Jenis Keluhan Pekerja Pengisian Kue Pia (Metode Lama)

94 | Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99


UPAYA PERBAIKAN METODE KERJA

Gambar 8. Jenis Keluhan Pekerja Pengovenan (Metode Lama).

Gambar 9. Jenis Keluhan Pekerja Pengemasan (Metode Lama)

Keluhan agak sakit dan sakit betis kanan dan setelah pukul 17.15 wib
disebabkan gerakan pekerja harus berjalan dirasakan agak sakit pada betis kanan dan
dengan frekuensi yang sering yaitu pinggang. Keluhan yang dirasakan oleh
mendorong rak penyusun ke ruangan pekerja pengemasan disebabkan gerakan
pengovenan dengan jarak 500 cm dan berjalan pekerja mendorong rak kue pia
gerakan mendorong rak berisi kue pia yang dari ruang pengovenan ke ruang
sudah masak ke ruang pengemasan dengan pengemasan sebanyak 6 rak dan gerakan
jarak 540 cm untuk setiap rak. Pekerja pekerja menjangkau nampan kue pia dirak
membungkuk ketika meletakkan dan bagian atas.
mengambil kue pia dari rak bagian bawah. 2. Keluhan Rasa Sakit Pekerja dengan
Pekerja harus mendorong dan menahan rak Metode Baru
kue pia pada saat membelokan rak Keluhan rasa sakit yang dialami
melewati pintu yang agak sempit ketika pekerja pada metode baru semakin
memasukkan dan mengeluarkan rak berkurang. Menurut Wignjosoebroto dkk
penyusun. Selain itu keluhan juga (2000b) setelah dilakukan perbaikan
disebabkan gerakan tangan pekerja yang peralatan kerja terjadi penurunan keluhan
terlalu sering yaitu membuka dan menutup rasa sakit dan biomekanik. Perbaikan
pintu oven, memasukan dan mengeluarkan metode kerja bertujuan untuk menciptakan
nampan dari oven serta kondisi kerja sistem kerja ergonomis yang efektif,
dengan temperatur yang tinggi yaitu 300C. efisien, nyaman, aman dan sehat sehingga
Ada 5 jenis keluhan yang dirasakan dapat mengurangi keluhan rasa sakit yang
agak sakit dan sakit oleh pekerja dialami oleh pekerja. Perbaikan metode
pengemasan, dapat dilihat pada Gambar 9. kerja dilakukan dengan merubah tata letak,
Pada Gambar 9 pada pukul 13.00 wib dan mengurangi jarak perpindahan material,
pukul 13.45 wib dirasakan agak sakit pada mengeliminasi gerakan-gerakan kerja yang
pinggang. Pengemasan tahap kedua pada tidak diperlukan dan menyeimbangkan
pukul 16.30 wib dirasakan agak sakit pada penggunaan tangan kanan dan kiri.

Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99 | 95


B. Sariani, M. Zuki dan Y. Dany

Terdapat 9 jenis keluhan yang lengan kanan, pinggang, bahu dan kepala
dirasakan sakit oleh pekerja pembuatan isi. serta 1 jenis keluhan sakit yaitu pada
Gambar 10 terlihat bahwa pukul 08.00 wib punggung.
tidak ada jenis keluhan dirasakan pekerja. Pada stasiun pembuatan molen
Pukul 12.00 wib terdapat 3 jenis keluhan dengan metode lama sama dengan metode
agak sakit yaitu pada tangan kiri, lengan baru yaitu tidak ada jenis keluhan sakit
kanan dan pinggang. Pada pukul 16.00 wib oleh pekerja.
terdapat 8 jenis keluhan agak sakit yaitu Pada stasiun pembuatan kue, terdiri
pada kaki kanan, betis kanan, tangan kiri, dari 3 sub stasiun, yaitu : 1) Sub-stasiun

Gambar 10. Jenis Keluhan Pekerja Pembuatan Isi Kue Pia (Metode Baru)

Gambar 11. Jenis Keluhan Pekerja Pembuatan Kue Pia (Metode Baru)

Gambar 12. Jenis Keluhan Pekerja Pengisian Kue Pia (Metode Baru)

Penggulungan Molen; terdapat 1 jenis pekerja (Gambar 11). Pada Gambar 11


keluhan yang dirasakan agak sakit oleh terlihat bahwa hanya keluhan pada

96 | Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99


UPAYA PERBAIKAN METODE KERJA

punggung yang dirasakan agak sakit oleh material pembuatan isi yaitu 2.407 cm,
pekerja pada pukul 16.00 wib. 2) Sub- pembuatan molen 180 cm, pembuatan kue
stasiun Pengisian kue pia; dari 6 pekerja 2.926 cm dan pengemasan 626 cm.
hanya 3 pekerja yang merasakan keluhan Ketidakseimbangan beban tangan
agak sakit dan sakit. Pada Gambar 12 pada kanan dan kiri yaitu pada pembuatan isi
pukul 08.00 wib semua jenis keluhan 54,4% dan 50,11%; pembuatan molen
dirasakan tidak sakit oleh pekerja. Pukul 100% dan 76,69%; pembuatan kue pia
12.00 wib dirasakan agak sakit pada lutut 12,76% dan 12,21% dan pengemasan
kanan oleh pekerja 3. Pukul 16.00 wib 100% dan 84,8%.
terdapat 3 jenis keluhan agak sakit oleh Analisis peta kerja dan prinsip
pekerja 1 yaitu pada kaki bagian kiri, betis ekonomi gerakan terdapat elemen-elemen
kanan dan pergelangan tangan kanan; gerakan dan menunggu yang tidak
dirasakan agak sakit oleh pekerja 3 yaitu diperlukan. Waktu pembuatan isi yaitu
lutut kanan dan punggung sedangkan 17.004,15 detik/2 baskom. Pembuatan
pekerja 5 yaitu agak sakit pada betis kiri, molen yaitu 560,23 detik/baskom.
siku kiri dan pinggang. 3) Sub-stasiun Pembuatan kue pia yaitu 1.165,45 detik/ 9
Pengovenan terdapat 7 jenis keluhan agak nampan dan pengemasan yaitu 15,40 detik.
sakit oleh pekerja. Pada Gambar 13 Keluhan pekerja semakin berkurang
menunjukkan pukul 08.00 wib tidak ada pada metode baru. Stasiun pembuatan isi
keluhan. Pukul 12.00 wib dirasakan agak terdapat 8 jenis keluhan agak sakit yaitu
sakit pada lutut kiri. Pada pukul 16.00 wib agak sakit pada kaki kanan, betis
terdapat 6 jenis keluhan agak sakit pada kanan,tangan kiri, lengan kanan,pinggang,
kaki kiri, betis kanan, lutut kiri, tangan bahu dan kepala serta 1 jenis keluhan yang
kanan dan kiri, kepala. dirasakan sakit yaitu sakit pada punggung.
Pada Gambar 14 terdapat 2 jenis Pada stasiun pembuatan molen semua jenis
keluhan yang dirasakan agak sakit oleh keluhan dirasakan tidak sakit oleh pekerja.
pekerja pengemasan kue pia. Pada pukul Pada stasiun pembuatan kue pia terdiri dari
15.30 wib semua jenis keluhan dirasakan sub-stasiun penggulungan molen hanya
tidak sakit oleh pekerja. Pukul 17.00 wib keluhan pada punggung yang dirasakan
dirasakan agak sakit pada pinggang. agak sakit. Pada sub-stasiun pengisian dari
6 pekerja pengisian hanya 3 pekerja yang
KESIMPULAN merasakan keluhan agak sakit dan sakit.
Pada sub-stasiun pengovenan terdapat 6
Kondisi temperatur lingkungan jenis keluhan agak sakit yaitu pada kaki
kerja tergolong tinggi yaitu 290C dan 300C, kiri, betis kanan, lutut kiri, tangan kanan,
jarak perpindahan material selama tangan kiri dan kepala. Pada stasiun
produksi jauh yaitu jarak perpindahan pengemasan agak sakit pada pinggang.

Gambar 13. Jenis Keluhan Pekerja Pengovenan (Metode Baru)

Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99 | 97


B. Sariani, M. Zuki dan Y. Dany

Gambar 14. Jenis Keluhan Pekerja Pengemasan (Metode Baru)

Perbaikan tata letak dan elemen- Ariyoko, K. 2001. Prinsip-prinsip


elemen gerakan kerja diwujudkan dengan: Manajemen Operasi. Salemba
a) Perbaikan tata letak kerja dan Empat. Jakarta.
merancang layout yang baru yang lebih Sari, E.R. 2006. Perancangan Ulang
ergonomis. b) Pengurangan jarak Metode Kerja di Stasiun
perpindahan material. c) Mengeleminasi Pengeritingan PT. Trisula
elemen gerakan dan elemen menunggu Ulung Megasurya Kepahiang.
yang tidak efektif. d) Menyeimbangkan [Skripsi]. Universitas Bengkulu.
penggunaan tangan kiri dan kanan. e) Bengkulu
penurunan waktu penyelesaian pekerjaan Simbolon, H.P. 2009. Perancangan
pada stasiun pembuatan isi sebesar 620,57 Fasilitas berdasarkan Prinsip-
detik/2 baskom, stasiun pembuatan kue pia Pprinsip Ergonomi pada
sebesar 90,19 /9 nampan dan stasiun Bagian Sortasi Udang di PT.
pengemasan 3 detik/2 pak. Sentral Windu Sejati. [Skripsi].
Universitas Sumatera Utara.
DAFTAR PUSTAKA Medan.
Sutalaksana, I.Z., Ruhana, A., John, H.T.
Adiputra, N. 2008. Pelatihan Upaya 1979. Teknik Tata Cara Kerja.
Kesehatan Kerja Tenaga Departemen Teknik Industri.
KesehatanKabupaten/Kota dan Institiut Teknologi Bandung.
Puskesmas Propinsi Bali. Jurnal Bandung.
Permukiman Natah 3(1):3 Manurung, W.J.E. 2010. Usulan
Haeruman, N.E. 2005. Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada
Perbaikan Sistem dan Lingkungan Proses Sortasi Rubber
Kerja Bagian Printing Di Pt. Alcan Smoke Sheet di Pabrik Karet PT.
Packaging Flexipack. Jurnal Perkebunan Nusantara III Gunung
inovisiTM. Vol 4, No. 2, Oktober Para. [Skripsi]. Universitas
2005. Sumatera Utara. Medan.
Purnomo, H. 2004. Pengantar Teknik Wignjosoebroto, S., Sri G., A. Pawennari.
Industri. Cetakan kedua. Graha 2000a. Analisis Ergonomi
Ilmu. Yogyakarta. Terhadap Rancangan Fasilitas
Purnomo, H dan Rizal. 2000. Pengaruh Kerja Pada Stasiun Kerja di Bagian
Kelembaban,Temperatur Udara Skiving dengan Antropometri
dan Beban Kerja terhadap Orang Indonesia (Studi Kasus di
Kondisi Faal Tubuh Manusia. Pabrik Vulkanisir Ban). Proceeding
Logika, Volume 4, Nomor 5, 2000. Seminar Nasional Ergonomi.
Render, B dan J. Heizer. 2001. Operation Laboratorium Ergonomi &
Management. Prentice Hall Inc., Perancangan Sistem Kerja Jurusan
New Jersey. Diterjemahkan oleh Teknik Industri FTI-ITS.

98 | Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99


UPAYA PERBAIKAN METODE KERJA

Wignjosoebroto.S, Dewi. DS. dan Kerja Jurusan Teknik Industri FTI-


b
Yusuf.M. 2000 . Evaluasi ITS.
Ergonomi Biomekanika terhadap Wignjosoebroto, S. 2003. Tata Letak
Kenyamanan Kerja Pada Perajin Pabrik dan Pemindahan Bahan.
Gerabah Kasongan Yogyakarta. Edisi III. PT. Guna Widya.
Proceeding Seminar Nasional Surabaya.
Ergonomi. Laboratorium Wignjosoebroto, S. 1995. Ergonomi Studi
Ergonomi & Perancangan Sistem Gerak dan Waktu. Cetakan I. PT.
Guna Widya. Surabaya.
.

Jurnal Agroindustri, Vol. 2 No. 2, September 2012: 84-99 | 99

You might also like